NIM : 19061102112
KELAS : 4B3 Perekonomian Indonesia
Sejarah Perkembangan Perekonomian Indonesia Dari Masa Orde Lama, Orde Baru,
Era Reformasi, Sampai Sekarang
Era Reformasi
Orde reformasi dimulai saat kepemimpinan presiden BJ.Habibie, namun belum
terjadi peningkatan ekonomi yang cukup signifikan dikarenakan masih adanya
persoalan-persoalan fundamental yang ditinggalkan pada masa orde baru. Kebijakan
yang menjadi perhatian adalah cara mengendalikan stabilitas politik. Sampai pada
masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, hingga
masa kepemimpinan presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun masalah-masalah
yang diwariskan dari masa orde baru masih belum dapat diselesaikan secara
sepenuhnya. Bisa dilihat dengan masih adanya KKN, inflasi, pemulihan ekonomi,
kinerja BUMN, dan melemahnya nilai tukar rupiah yang menjadi masalah polemik
bagi perekonomian Indonesia.
Kemudian pemerintahan reformasi yang dipimpin oleh Presiden Wahid,
masyarakat umum menaruh pengharapan besar terhadap kemampuan Gusdur.
Dalam hal ekonomi, perekonomian Indonesia mulai menunjukkan adanya perbaikan.
Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada satupun masalah di dalam
negeri yang dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu hubungan pemerintah
Indonesia di bawah pimpinan Gusdur dengan IMF juga tidak baik. Ketidakstabilan
politik dan sosial yang tidak semakin surut selama pemerintahan Abdurrahman
Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia. Makin rumitnya persoalan ekonomi
ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Seperti pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang negatif dan
rendahnya kepercayaan pelaku bisnis terhadap pergerakan nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS.
Masa Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, masalah yang mendesak untuk
dipecahkan adalah pemulihan ekonomi dan penegakan hukum. Kebijakan yang
dilakukan untuk mengatasi persoalan ekonomi antara lain :
1. Meminta penundaan utang sebesar US$ 5,8 Milyar pada pertemuan paris Club
ke-3 dan mengalokasikan pembayaran utang luar negeri sebesar 116,3 Trilliun.
2. Kebijakan privatisasi BUMN. Privatisasi yaitu menjual perusahaan negara di dalam
periode krisis dengan tujuan melindungi perusahaan negara dari intervensi
kekuatan-kekuatan politik dan mengurangi beban negara. Penjualan tersebut
berhasil menaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia menajadi 4,1%. Namun
kebijakan ini menimbulkan kontroversi yaitu BUMN yang diprivatisasikan dijual
pada perusahaan asing.
Masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, Kebijakan kontroversial
Presiden Yudhoyono yaitu :
1. Kebijakan kontroversi pertama, mengurangi subsidi BBM, yang
dilatarbelakangi oleh naiknya harga minyak dunia. Anggaran subsidi BBM
dialihkan ke subsidi sektor pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang
yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Kebijakan kontroversial yang kedua yakni BLT bantuan langsung tunai bagi
masyarakat miskin. Namun kebanyakan BLT tidak sampai ke tangan yang
berhak, dan pembagiannya juga banyak menimbulkan masalah sosial.
Kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan pendapatan perkapita adalah
mengandalkan pembangunan infrastruktur summit pada 2006 , yang
mempertemukan para investor dengan kepala-kepala daerah.
Ada beberapa strategi utama yang akan terus dilakukan oleh Pemerintah, yakni:
1. Penanganan Covid-19 melalui intensifikasi vaksinasi dalam rangka
melandaikan lonjakan kasus dan menurunkan angka kematian, dan sudah
disiapkan 73 juta dosis di Agustus 2021 ini. Pemerintah juga terus
berkoordinasi secara lebih intensif dengan seluruh stakeholders terkait untuk
mencapai herd immunity.
2. Optimalisasi pemberlakuan PPKM untuk mendukung efektivitas vaksinasi.
Penerapan PPKM dilakukan berdasarkan klasifikasi risiko penyebaran di
masing-masing wilayah, sehingga laju penambahan kasus dapat lebih cepat
ditekan dan risiko perlambatan laju ekonomi dapat diminimalisasi.
3. Mendorong peran serta masyarakat dalam mensukseskan program vaksinasi
dan meningkatkan kepatuhan bersama terhadap protokol kesehatan serta
kebijakan PPKM.