Anda di halaman 1dari 5

Fakultas : FISIP (Universitas Pramita Indonesia)

Jurusan : Ilmu Pemerintahan


Materi : Sistim Ekonomi Indonesia
Dosen : RUDI HUTAGALUNG SH

I. SEJARAH PEREKONOMIAN DI INDONESIA

Dinamika pembangunan suatu Negara dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

1. FAKTOR INTERNAL, seperti :


Iklim, lokasi geografis, jumlah dan kualitas sumber daya alam (SDA),sumber daya
manusia(SDM),kondisi ekonomi, social, budaya, sistim politik dan peranan
Pemerintah.
2. FAKTOR EKSTERNAL,seperti :
Perkembangan tehnologi, kondisi perekonomian dan politik dunia serta keamanan
global

II. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTIM PEREKONOMIAN DI INDONESIA

A. PEMERINTAH ORDE LAMA

Bangsa Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Sejak kemerdekaan perekonomian


di Indonesia mengalami Stagflasi, Pembangunan sektor pertanian dan industri
berhenti,Tingkat inflasi sangat tinggi,Menganut sistim ekonomi liberal yang terpimpin,Sistim
politik yang tidak stabil dengan banyak partai sehingga setiap kabinet hanya bertahan sekita
2 tahun, Perusahaan raksasa dikuasai pengusaha asing orientasi eksport dan banyak terjadi
pemberontakan.

B. PEMERINTAH ORDE BARU

Dibawah pimpinan Presiden Soeharto ada perkembangan kesejahtraan masyarakat dan


terjalin hubungan dengan pihak barat. Indonesia kembali masuk anggota PBB,menjalin
kerjasama dengan bank dunia,bank asia dan IMF,stabilitas ekonomi,sosial dan politik mulai
stabil.

Pemerintah berusaha menekan tingkat Inflasi,mengurangi defesit


keuangan,menghidupkan kembali kegiatan produksi dan peningkatan eksport,peningkatan
pembangunan melalui REPELITA,Pembangunan sektor pertanian agroindustri dan
peningkatan eksport minyak serta banyaknya penanaman modal asing

Dengan REPELITA perkembangan ekonomi cukup pesat dilihat dari tingkat makro
khususnya sektor pertanian menyumbang sekitar 50 %. Pembangunan secara makro
berhasil tetapi secara mikro tidak terlalu berhasil terbukti jumlah kemiskinan absolute dan
relative semakin besar.

Oleh karena itu Pemerintahan Soeharto pada Repelita V diarahkan pada pemerataan
pembangunan dengan program Inpres desa tertinggal(IDT),program KB,,program pembinaan
usaha kecil.

Pada masa Pemerintahan Soeharto,kebijaksananya lebih terfokut pada industry hulu dan
hilir(Assembling),perkembangan pada industrri tengah(middle industries) lemah,serta
kebijaksanaan kawasan Barat dan kawasan Timur.

Agar Pembangunan berjalan lancar perlu diperhatikan ha-hal sebagai


berikut :
1. Keamanan yang kuat(Political will)
Jaman Presiden Soekarno lebih menonjolkan kebesaran bangsa sedangkan Jaman
Presiden Soeharto lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan.
2. Stabilitas Politik dan Ekonomi
a. Pemerintah Orde baru berhasil menekan tingat inflasi 500 %,tahun 1996 tingkat
inflasi menjadi 50 % dan tahun 1970 menjadi 70 %.
b. Berhasil menyatukan bangsa dan kelompok masyarakat serta menjalankan
pembangunan ekonomi dan sosial untuk mensejahtrakan masyarakat.
3. Sumber daya manusia(SDA)
Perlu sumber daya manusia yang dapat menciptakan manajemen ekonomi secara
makro.
4. Sistim Politik dan Ekonomi terbuka yang Westers Oriented
Pemerintah orde baru banyak menerapkan sistim Politik dan Ekonomi terbuka yang
westers oriented,sehingga banyak mendapat pinjaman luar negeri,PMA ,transfers
Tehnologi dan ilmu pengetahuan.
5. Kondisi ekonomi dan politik dunia yang semakin baik.
Selain oil boom, perang Vietnam dan perang dingin telah berakhir.

Kebijakan ekonomi orde baru menghasilkan Tranformasi ekonomi yang cukup pesat
tetapi dengan biaya yang sangat mahal (Hight cost economy) dan fundamental yang
rapuh,terbukti kondisi Perbankan nasional rapuh dan sangat tergantung akan modal asing
termasuk pinjaman dan imfort yang akhirnya Indonesia dilanda krisis tahun 1997 terbukti
lemahnya nilai tukar rupiah ke dollar sangat lemah.

C. PEMERINTAHAN TRANSISI

Pemerintahan transisi dipimpin Presiden BJ.Habibie,dimana nilai tukar rupiah sangat


lemah antara 2500-2650/US dollar. Untuk Mengatasi keadaan tersebut Pemerintah meminta
bantuan IMF dan mengumumkan paket bantuan dana 40 M US dollar,23 M diantaranya
untuk mempertahankan keadaan krisis dengan cara mencabut ijin usaha 16 bank swasta
yang dinilai tidak sehat.

Pada bulan November 1997 IMF kembali mengucurkn pinjaman sebesar 3 M.

Untuk mengatasi krisis tersebut Pemerintah mengambil


langkah-langkah sbb:
a. Membuat nota kesepakatan (Letter of Intens dengan IMF mencakup 50 butir
kebijakan mencakup ekonomi makro,fiscal dan moneter,restrukturusasi sector
keuangan dan reformasi structural.
b. Memakai prinsip anggaran berimbang dimana pemgeluaran Pemerintah harus sama
dengan pendapatanya,meliputi usaha :
*Menghilangkan subsidi bahan bakar dan listrik.
*Membatalkan sejumlah proyek insfrastruktur
*Peningkatan pendapatan Pemerintah seperti :
*menaikkan cukai terhadap barang-barang tertentu
*mencabut semua fasilitas kemudahan pajak seperti penangguhan pajak
pertambahan nilai(PPN)
*pencabutan bea masuk ke industry mobil timor
*pengurangan pajak tambahan terhadap bensin
*memperbaiki audit PPN
*memperbanyak objek pajak.

Tahun 1998 pinjaman IMF ke II sebanyak 3 M ditunda karena kesepakatan dengan IMF
tidak sesuai yang sebenarnya Indonesia sangat membutuhkan 22,4 M US dollar dan sekitar
119 M US dollar untuk kebutuhan :

*membayar utang luar negeri


*memacu pertumbuhan dalam negeri
*membayar bunga pinjaman jangka panjang

Pada bulan April 1998 Indonesia mencapai kesepakatan “memorandum tambahan


tentang kebijakan ekonomi keuangan(MTKEK),sebagai pelengkap 50 butir letter of
intens,dimana ada beberapa perubahan seperti ; penundaan penghapusan subsidi BBM dan
listrik.

Isi Memorandum ke II adalah :


1. Program Stabilitasasi
Mensetabilkan pasar uang dan mencegah hiper inflasi
2. Restrukturisasi Perbankan
3. Reformasi struktural
4. Penyelesaian hutang luar negeri
5. Bantuan untuk rakyat kecil (kelompok ekonomi menengah)

D. PEMERINTAHAN REFORMASI

Tanggal 20 Oktober 1999 GUSDUR dan MEGAWATI terpilih sebagai Presiden dan
Wapres . Pada Pemerintahan ini masyarakat sangat berharap ada perubahan
seperti,pemberantasan KKN, peningkatan supremasi hukum, dan penyelesaian kasus HAM
seperti kasus Trisakti, dan kasus Semanggi I dan II dimana peranan ABRI dalam politik
terlalu besar serta masalah desintegrasi seperti Irian barat melepaskan diri dari Indonesia. Di
sisi ekonomi proses pemulihan ekonomi jauh lebih baik sekitar 5 % serta laju inflasi dan suku
bunga rendah,

Keadaan ekonomi yang cukup membaik tidak lama bertahan,sebab GUSDUR


menunjukkan sikap dan kata-kata yang kontroversial dan terjadi perseteruan dengan DPR
yang menyebabkan DPR mengeluarkan Memorandum I dan ke II dan akan diturunkan pada
sidang istimewa MPR pada bulan Agustus 2001. Serta hubungan dengan IMF buruk dan
Indonesia dinyatakan bangkrut oleh Paris Club(Negara donor).

E. PEMERINTAHAN Presiden SBY-Sekarang

Sampai saat ini pemerintah tidak dapat mengatasi krisis dimana banyak perusahaan
raksasa keluar dari Indonesia, penuntasan masalah hukum tidak maksimal, pengangguran
semakin banyak, perdagangan bebas yang tidak bisa dikontrol Pemerintah.

III. FAKTOR-FAKTOR PENENTU PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI


INDONESIA

Secara umum untuk menentukan prospek pertumbuhan ekonomi suatu Negara


berdasarkan teori konvensional dibagi 2 yaitu :

1. JANGKA PANJANG
Kesediaan dan kualitas faktor produksi seperti: sumber daya manusia, capital
(modal), tehnologi, bahan baku, enterpreuner dan energi

2. JANGKA PENDEK
Faktor Internal seperti : Faktor Ekonomi dan Faktor Non Ekonomi khusus politik dan
social,dan Faktor Eksternal seperti Faktor Ekonomi khususnya : Perdagangan
Internasional,pertumbuhan Ekonomi kawasan dunia.

Di Indonesia Faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi sebagai


berikut :

Faktor Internal seperti:


 Buruknya fundamental ekonomi nasional terbukti terjadi krisis rupiah tahun 1998.
 Lambatnya proses pemulihan ekonomi nasional sejak Mei 1998-1999 disebabkan
kondisi politik, social, dan keamanan.
 Penyelesaian konplik nasional yang lambat
 Kurangnya kepastian hukum

Faktor Eksternal seperti :


* kurangnya perdagangan, investasi, pinjaman dan bantuan luar negeri.

* Faktor Negara tetangga seperti Jepang, Amerika, Eropa barat dan Australia

IV. PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI

Menurut KUZNETS,perubahan struktur ekonomi secara umum disebut”Transformasi


Struktural” yaitu:” rangkaian perubahan yang saling terkait satu dan lainya dalam komposisi
permintaan agregat perdagangan luar negeri (ekspor import) dan penawaran agregat
(produksi, tenaga kerja dan modal).

TEORI DAN EMPIRIS

Secara umum ada 2 teori yang digunakan untuk menganalisa perubahan struktur ekonomi
antara lain :

1. Teori Migrasi oleh Athur Lewis


2. Teori Transformasi structural oleh Hollin Chenery

TEORI MIGRASI

Transformasi structural di titik beratkan pada pembangunan ekonomi di daerah perkotaan


dan pedesaan. Menurut beliau bahwa perekonomian suatu Negara terbagi atas :

a. Perekonamian Tradisional di dominasi sector pertaniaan.


- Terjadi pertambahan penduduk tinggi sehingga terjadi kelebihan suplai tenaga kerja.
- Over suplai dimana nilai produksi marjinalnya nol dan tingkat upah riil rendah
- Permintaan tenaga kerja rendah dan upah sangat rendah
- Ada diministing retur artinya semakin banyak orang di sektor pertanian semakin
rendah tingkat produktifitas
- Kurangnya pemodal/investor
- Tingkat pendapatan di pedesaan sangat rendah.
b. Perekonomian modern di perkotaan di dominasi sector industry dimana produktifitas
sangat tinggi, tenaga kerja sangat kurang sehingga tingkat upah sangat tinggi.

Perbedaan keadaan tersebut menyebabkan terjadinya migrasi dan urbanisasi.

TEORI TRANSFORMASI STRUKTURAL

Teori ini disebut dengan istilah”Pattern of development” memfokuskan pada


perubahan structural dalam tahapan proses perubahan ekonomi khususnya transformasi di
bidang pertanian,sektor industri.

Negara-negara berkembang banyak menengah pertumbuhan mengalami transisi ekonomi


yang pesat yang dipengaruhi factor Internal antara lain :

1. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri


Suatu Negara sejak berdiri sudah memiliki industry besar seperti:mesin,besi, dan baja
yang relative kuat dibandingkan Negara yang baru berdiri dan memiliki industry ringan
seperti,tekstil,alas kaki,dan pakaian jadi.
2. Besarnya pasar dalam negeri
Besarnya pasar dalam negeri ditentukan kombinasi antara jumlah populasi dan
tingkat pendapatan riil perkapita. Indonesia dengan pertumbuhan penduduk lebih 200
juta merupakan pangsa pasar yang sangat bagus.
3. Pola distribusi pendapatan harus merata
4. Karakteristik industry
5. Keberadaan sumber daya manusia
6. Kebijakan perdangangan luar negeri

KASUS INDONESIA
 Sejak 1983 krisis ekonomi di sector primer cendrung menurun dan sector sekunder
seperti industry manufaktur,listrik, gas dan air serta konstruksi.
 Sektor tersier(perdangangan ,hotel,restoran,transfortasi,komunikasi,bank dan
keuangan cendrung meningkat.
 Sejak tahun 1995 output pertanian terus menurun kecuali listrik,gas,air minum stabil
 Tinggginya suku bunga pinjaman
 Terbatasnya dana kredit dan perbankan nasional
 Mahalnya bahan baku import
 Ditolaknya Letter of credit(LC) bank nasional oleh bank luar neger

Kemiskinan dan kesenjangan


Besarnya kemiskinan suatu Negara diukur tanpa harus mengacu kepada garis
kemiskinan(poverty line)

Ada 2 konsep kemiskinan yaitu :

 Konsep yang mengacu pada garis kemiskinan disebut Kemiskinan absolute


 Konsep yang pengukurannya tidak didasarka pada garis kemiskinan disebut
kemiskinan non absolute

KEMISKINAN ABSOLUT

adalah suatu ukuran kesenjangan di dalam distribusi pendapatan rata-rata perkapita

KEMISKINAN RELATIF

Adalah derajat kemiskinan dibawah kebutuhan minimum untuk dapat bertahan dan
memenuhi kebutuhanya

HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN DAN KESENJANGAN

Secara umum :

Semakin besar pendapatan perkapita semakin besar perbedaan kaum Miskin dan Si
Kaya.Berdasarkan Hipotetis dengan memakai data antara Negara (Cross Section) dari
sejumlah Observasi di setiap Negara (Bnc,series) menemukan relasi antara kesenjangan
pendapatan dan tingkat pendapatan perkapita berbentuk U terbalik dimana terjadi proses
Transisi dari suatu ekonomi pedesaan (Rural) ke suatu ekonomi perkotaan (Urban) Industri.

TEMUAN EMPIRIS

 Distribusi pendapatan
Di Indonesia untuk mengutir distribusi pendapatan menggunakan data BPS mengenai
pengeluaran konsumsi rumah tangga dari survey social ekonomi nasional (Susenasi)
dengan suatu pendekatan (Pruksi) untuk hal ini banyak menimbulkan pendapatan
yang undur ekstuata. Pemiklanan juga terdapat (Incone) yang di dapat oleh si
pemberi dengan pengertian “KEKAYAAN”atau yang sering di sebut (WEALTH).

Anda mungkin juga menyukai