Anda di halaman 1dari 10

TEORI ILMU PEMERINTAHAN

Secara etimologis, definisi pemerintahan berasal dari perkataan pemerintah, sedangkan


pemerintah berasal dari perkataan perintah. Menurut kamus kata-kata tersebut mempunyai arti :
perintah adalah perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu; pemerintah adalah
kekuasaan memerintah sesuatu negara (daerah-negara) atau badan yang tertinggi yang
memerintah sesuatu negara (seperti kabinet merupakan suatu pemerintah); pemerintahan adalah
perbuatan (cara, hal urusan dan sebagainya) memerintah. (Pamudji, 1983 : 3)

Taliziduhu (2000:7) mengatakan bahwa Ilmu Pemerintahan dapat didefinisikan sebagai ilmu
yang mempelajari bagaimana pemerintah (unit kerja publik) bekerja memenuhi dan melindungi
tuntutan (harapan, kebutuhan) yang diperintah akan jasa publik dan layanan publik, dalam
hubungan pemerintahan.

Dari uraian di atas diperoleh pokok pemahaman tentang Ilmu Pemerintahan sebagai berikut :

1. Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari persoalan-persoalan organisasi,


administrasi, manajemen dan kepemimpinan dalam penyelenggaraan organisasi publik
atau badan-badan publik yang bertugas melaksanakan kekuasaan negara sebagaimana
diatur dalam peraturan perundang-undangan. Obyek dan subyek organisasi ini meliputi
lembaga eksekutif, lembaga legislatif, lembaga yudikatif, dan lembaga-lembaga lain
diatur dalam peraturan perundang-undangan.
2. Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari struktur, prosedur dan rangkaian
kegiatan badan-badan publik dalam melaksanakan tugas dan fungsi kelembagaan dalam
rangka mencapai tujuan penyelenggaraan negara.
3. Ilmu Pemerintahan adalah ilmu yang mempelajari proses pencapaian tujuan
penyelenggaraan negara yang didasarkan atau merujuk pada kepentingan dan harapan
warga negara yaitu masyarakat, dan oleh sebab itu Ilmu Pemerintahan juga mempelajari
kegiatan pemerintahan sebagai kegiatan pengaturan masyarakat dan kegiatan pelayanan
kepada masyarakat. Dalam konteks ini, Ilmu Pemerintahan dapat dijadikan instrumen
untuk mendeskripsikan fenomena pengaturan masyarakat yang dilakukan dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang tertib, terarah dan teratur dalam mewujudkan
kesejahteraan dan kepentingan bersama; fenomena pelayanan publik dalam
mengaktualisasikan atau memenuhi hak masyarakat yang menjadi tugas dan
tanggungjawab masing-masing badan publik; dan fenomena pelayanan publik dalam
mengaktualisasikan atau memenuhi kewajiban masyarakat yang menjadi hak negara yang
dikelola oleh badan-badan publik.
Sejarah Pertumbuhan Pemerintahan,

Ilmu Pemerintahan

dan Teori-teori Kekuasaan

Sejarah Pemerintahan

Pada hakikatnya pemerintahan merupakan suatu gambaran tentang bagaimana pada


permulaan pemerintahan setelah terbentuk dan bagaimana pemerintahan itu telah
berkembang melalui perkembangan dari 3 tipe masyarakat yaitu masyarakat setara,
masyarakat bertingkat dan masyarakat berlapis.

Perkembangan pemerintahan itu juga ditentukan oleh perkembangan masyarakatnya yang


disebabkan oleh faktor-faktor lain yang melandasinya seperti pertambahan dan tekanan
penduduk, ancaman atau perang dan penjarahan yang dilakukan oleh suatu kelompok
masyarakat terhadap kelompok masyarakat yang lain dan telah menjadi faktor-faktor yang
memacu perkembangan pemerintahan yaitu penguasaan oleh suatu pemerintah atau negara.

Pemerintahan di zaman purba ditandai oleh banyaknya sistem pemerintahan dan sistem yang
lebih dikenal adalah polis Yunani. Selain polis Yunani, kerajaan Inka yang berdiri antara
tahun 1200-1500 Masehi telah memiliki sistem pemerintahan yang despotisme yaitu suatu
bentuk pemerintahan yang ditandai oleh kekuasaan sewenang-wenang dan tak terbatas dari
pihak penguasa.

Plato dan Aristoteles lah yang memperkenalkan bentuk-bentuk pemerintahan yang baik dan
buruk dengan alasan pembagian tersebut. Konsep-konsep tentang pemerintahan yang baik
dan buruk menurut Plato dan Aristoteles masih terefleksi sepanjang sejarah pemerintahan di
dunia hingga dewasa ini.

Awal pemerintahan Romawi merupakan suatu wujud dari kombinasi bentuk pemerintahan
baik menurut konsep Plato dan Aristoteles. Pada abad pertengahan pengaruh agama Kristen
masuk ke dalam sistem pemerintahan yang lebih dikenal dengan teori dua belah pedang.

Di zaman baru sekalipun pemerintahan tidak menjadi jelas setelah runtuhnya polis Yunani
serta konflik antara Paus dan Raja berkepanjangan namun pada akhir abad pertengahan
muncul pemerintahan di zaman baru dengan pengalaman perjalanan sejarah yang panjang
dari masing-masing negara sehingga lahirlah konsep tentang adanya kemandirian serta
kekuatan pemerintahan.
Untuk itu Machiavelli muncul dengan sebelas dalil dalam karyanya Sang Raja yang
mengajarkan tentang bagaimana seorang raja harus mempertahankan serta memperbesar
kekuasaan pemerintah sebagai tujuannya melalui menghalalkan segala cara.

Kameralistik

Awal dari ilmu pemerintahan modern ditandai dengan lahirnya kameralistik (Ilmu
Perbendaharaan) yang telah berkembang di Prusia pada awal abad ke-18. Landas tolaknya
adalah bahwa negara harus mengurusi lapangan pekerjaan dan pangan sehingga
berdasarkan hal itu perlu mengusahakan agar di dalam setiap jabatan yang ada sebanyaknya
orang sebagaimana dibutuhkan untuk kesejahteraan umum.

Dalam hal ini bahanbahan dari statistik mempunyai nilai yang besar dan dapat iandalkan.

Dalam abad ke-19 dengan munculnya pemikiran negara hukum maka merosotlah
kameralistik seraya memberikan perkembangan hukum pemerintah.

Hampir di seluruh daratan Eropa Barat perkembangan studi negara dan ajaran negara
menjadi abad ke-19 dan pada abad ke-20 menambahkan nama studi hukum administrasi.

Pada bidang ilmu pemerintahan Burke dan Benthan menganjurkan perlu diadakan
perbaikan terhadap kelalaian dari dinas pemerintah, kelebihan staf, inaktif dan inkompeten.

Di Amerika Serikat ilmu pemerintahan berkembang sebagai suatu bidang otonom yang
dipelopori oleh Profesor Wodroow Wilson (kemudian menjadi Presiden Amerika Serikat). Ia
menganjurkan adanya studi khusus tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan tugas-tugas pemerintah yang berhasilguna dan berdayaguna.

Ilmu pemerintahan dipengaruhi oleh ilmu-ilmu humaniora (sosiologi, psikologi, psikologi-


sosial, antropologi, ekonomi, politikologi).

Dan ditandai dengan penanganan antar disiplin, dengan pendayagunaan dari teori-teori,
istilah-istilah serta metode-metode dari semua ilmu tadi, selain dipercaya dengan filsafat.

Lahirlah sebuah teori pemerintahan liberal dari John Locke pada tahun 1690 yaitu ajaran
tentang pemerintahan demokrasi modern. John Locke

memandang kekuasaan legislatif sebagai yang tertinggi dan eksekutif berada di bawahnya.
Dia mengatakan bahwa kekuasaan pemerintahan mesti dibatasi oleh kewajiban menunjang
hak-hak azasi manusia antara lain: hak atas keselamatan pribadi, hak kemerdekaan dan hak
milik.

Sementara itu di Inggris pada sekitar tahun 1700 berdirilah pemerintahan monarki
parlementer di mana kedaulatan negara berada di tangan perwakilan rakyat dan pemerintah
bertanggung jawab kepada rakyat.

Revolusi Amerika pada tahun 1776 dan Revolusi Perancis pada tahun 1789 mempercepat
proses demokratisasi dan pengakuan terhadap hak-hak azasi manusia.

Terhadap itu semua muncul lagi reaksi konservatisme terutama dari Burke dan Hegel.

Birokrasi lahir di istana raja dan merupakan perwujudan dari orang-orang kepercayaan yang
memerintah bersama raja yang diberikan pembagian tugas satu sama lain didasarkan pada
selera pribadi dan tradisi.

Pemerintahan di Indonesia berawal dengan suatu pembentukan pemerintahan swasta pada


tahun 1602 oleh Belanda yang bernama VOC terutama di pulau Jawa lebih dikenal dengan
Kompeni.

VOC kemudian runtuh pada tahun 1795 dan didirikanlah pemerintahan Hindia Belanda
dengan Gubernur Jenderal yang pertama adalah Deandels.

Sejarah modern ilmu pemerintahan dan politik berawal dalam abad ke-19.

Pemerintahan negara berkembang menjadi suatu pemerintahan yang memberikan pelayanan


dan pemeliharaan terhadap para warganya.

Pemerintah lebih banyak mengurusi kesejahteraan dan penghidupan, pendidikan dan


perawatan kesehatan serta kesempatan kerja dan tunjangan sosial atau jaminan hidup bagi
warga yang menganggur.

Perkembangan pemerintahan secara berawal mulai dari tahap prasejarah hingga tahun 1993,
Ilmu pemerintahan telah menjadi ilmu yang multi disiplin dan mono disiplin dengan
penekanan pada umum, organisasi dan pengambilan keputusan, perencanaan dan
pelaksanaan serta prinsip swastanisasi dalam pemerintahan.

Ilmu Pemerintahan sebagai Displin Ilmu


1. Dalam penerapannya Ilmu dapat dibedakan atas Ilmu Murni ( pure science), Ilmu
Praktis ( applied science) dan campuran. Sedangkan dalam hal fungsi kerjanya Ilmu
juga dapat dibedakan atas Ilmu teoritis nasional, Ilmu empiris praktis dan Ilmu teoritis
empiris.

2. Ilmu Pemerintahan adalah Ilmu yang mempelajari bagaimana melaksanakan


koordinasi dan kemampuan memimpin bidang legislasi, eksekusi dan yudikasi, dalam
hubungan Pusat dan Daerah, antar lembaga serta antar yang memerintah dengan
yang diperintah.

3. Paradigma adalah corak berfikir seseorang atau sekelompok orang karena Ilmu
pengetahuan itu sifatnya nisbi, walaupun salah satu persyaratannya dapat diterima
secara universal, namun dalam kurun waktu tertentu tetap memiliki perubahan,
termasuk ilmu-ilmu eksakta.

4. Pendapat bahwa pemerintahan hanyalah suatu seni dapat ditolerir, yaitu bagaimana
kemampuan menggerakan organisasi-organisasi dalam kharismatis retorika,
administrator dan kekuasaan kepemimpinan, serta bagaimana kemampuan
menciptakan, mengkarsakan dan merasakan surat-surat keputusan yang
berpengaruh, atau juga bagaimana kemampuan mendalangi bawahan serta mengatur
lakon yang harus dimiliki pemerintah sebagai penguasa.

5. Munculnya disiplin ilmu pemerintahan di Eropa yang bersumber dari ilmu politik,
dimulai dari adanya anggapan bahwa meningkatnya perhatian berbagai pihak akan
isi, bentuk, efek dan faktor pemerintahan bertitik berat pada pengambilan
kebijaksanaan pemerintahan yang berusaha untuk menganalisa masalah
kebijaksanaan pemerintah tersebut sebagai bagian dari berbagai proses dalam ilmu
politik.

6. Ilmu pemerintahan merupakan ilmu terapan karena mengutamakan segi penggunaan


dalam praktek, yaitu dalam hal hubungan antara yang memerintah (penguasa)
dengan yang diperintah (rakyat).

7. Objek forma ilmu pemerintahan bersifat khusus dan khas, yaitu hubunganhubungan
pemerintahan dengan sub-subnya (baik hubungan antara Pusat dengan Daerah,
hubungan antara yang diperintah dengan yang memerintah, hubungan antar lembaga
serta hubungan antar departemen),ermasuk didalamnya pembahasan output
pemerintahan seperti fungsifungsi, sistem-sistem, aktivitas dan kegiatan, gejala dan
perbuatan serta peristiwa-peristiwa pemerintahan dari elit pemerintahan yang
berkuasa.

8. Objek materia ilmu pemerintahan secara kebetulan sama dengan objek materia ilmu
politik, ilmu administrasi negara, ilmu hukum tata negara dan ilmu negara itu sendiri,
yaitu negara.
9. Asas adalah dasar, pedoman atau sesuatu yang dianggap kebenaran, yang menjadi
tujuan berpikir dan prinsip-prinsip yang menjadi pegangan.Ada beberapa asas
pemerintahan, antara lain : asas aktif, asas “Mengisi yang kosong” Vrij Bestuur, asas
membimbing, asas Freies Eremessen,asas “dengan sndirinya, asas historis, asas etis,
dan asas Detrournement de Pouvoir.
10. Teknik-teknik pemerintahan adalah berbagai pengetahuan, kepandaian dan keahlian
tertentu dalam cara yang dapat ditempuh atau digunakan untuk melaksanakan dan
menyelenggarakan berbagai peristiwa-peristiwa pemerintahan. Untuk teknik
pemerintahan di Indonesia ada beberapa teknik yaitu : Diferensiasi, Integrasi,
Sentralisasi, Desentralisasi, Konsentrasi,Dekonsentrasi, Delegasi, Perwakilan,
Pembantuan, Kooperasi, Koordinasi dan Partisipasi.
11. Menurut Taliziduhu Ndraha, pemerintahan dapat digolongkan menjadi 2 golongan
besar yaitu pemerintahan konsentratif dan dekonsentratif. Pemerintahan
dekonsentratif terbagi atas pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan luar negeri.
Pemerintahan dalam negeri terbagi atas pemerintahan sentral dan desentral.
Pemerintahan sentral dapat diperinci atas pemerintahan umum dan bukan
pemerintahan umum. Yang termasuk ke dalam pemerintahan umum adalah
pertahanan keamanan,peradilan, luar negeri dan moneter.
12. Metodologi merupakan ilmu pengetahuan tentang cara untuk mengerjakan sesuatu
agar diperoleh pengertian ilmiah terhadap suatu pengertian yang benar. Beberapa
metode yang dipakai dalam ilmu pemerintahan adalah : metode induksi, metode
deduksi, metode dialektis,metode filosofis, metode perbandingan, metode sejarah,
metode fungsional, metode sistematis, metode hukum dan metode sinkretis.
13. Hubungan pemerintahan vertikal adalah hubungan atas bawah antara pemerintah
dengan rakyatnya, di mana pemerintah sebagai pemegang kendali yang memberikan
perintah kepada rakyat, sedangkan rakyat menjalankan dengan penuh
ketaatan.Dalam pola ini dapat pula rakyat sebagai pemegang otoritas yangn diwakili
oleh parlemen, sehingga kemudian pemerintah bertanggungjawab kepada rakyat
tersebut.
14. Hubungan pemerintahan horisontal adalah hubungan menyamping kirikanan antara
pemerintah dengan rakyatnya, di mana pemerintah dapat saja berlaku sebagai
produsen sedangkan rakyat sebagai konsumen karena rakyatlah yang menjadi
pemakai utama barang-barang yang diproduksi oleh pemerintahnya sendiri. Misal :
negara-negara komunis.Sebaliknya, rakyat yang menjadi produsen sedangkan
pemerintah menjadi konsumennya, karena seluruh industri raksasa milik rakyat
dipakai sendiri oleh pemerintahan sendiri. Misalnya Jepang.

Hubungan Ilmu Pemerintahan dan Ilmu-Ilmu Kenegaraan

1. Pada dasarnya politik mempunyai ruang lingkup negara, membicarakan politik pada
hakikatnya adalah membicarakan negara, karena teori politik menyelidiki negara
sebagai lembaga yang mempengaruhi hidup masyarakat.

2. Secara umum dapat dikatakan bahwa ilmu pemerintahan menekankan pada tungsi
output daripada mutu sistem politik, sedangkan ilmu politik menitikberatkan pada
fungsi input. Dengan perkataan lain ilmu pemerintahan lebih mempelajari komponen
politik sebagai suatu sistem politik, sedangkan ilmu politik mempelajari society dari
suatu sistem politik. Kebijaksanaan pemerintahan ( public policy) dibuat dalam arena
politik, tetapi hampir semua perencanaan dan pelaksanaannya diselenggarakan dalam
arena birokrasi pemerintahan tersebut.

3. Ilmu negara bersifat statis dan deskriptif, karena hanya terbatas melukiskan lembaga-
lembaga politik. Sedangkan ilmu pemerintahan itu dinamis, karena dapat
menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi setempat. Oleh karena itu selain
merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri, ilmu pemerintahan
juga merupakan suatu seni memerintah, yang selain diperoleh melalui kegiatan
belajar mengajar, juga karena dilahirkan berbakat.

4. Syarat-syarat negara antara lain harus adanya wilayah, harus adanya


pemerintah/pemerintahan, harus adanya penduduk dan harus adanya pengakuan dari
dalam dan luar negeri. Adanya pemerintah yang sah dan diakui baik dari dalam dan
luar negeri berarti pemerintah tersebut mempunyai wewenang untuk memerintah
secara legitimasi

5. Ilmu pemerintahan adalah suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri,
namun sangat dekat hubungannya dengan administrasi negara,karena memiliki obyek
materia yang sama yaitu negara itu sendiri.Adapun yang membedakan ilmu
pemerintahan dengan administrasi negara adalah pada pendekatan ( technical
approach)nya masing-masing yaitu ilmu pemerintahan cenderung lebih
melaksanakan pendekatan legalistik, empirik dan formalistik, sedangkan administrasi
negara cenderung lebih melaksanakan pendekatan ekologikal, organisasional dan
struktural.

6. Yang membedakan ilmu pemerintahan dengan hukum tata negara adalah sudut
pandangnya masing-masing, yaitu bila ilmu pemerintahan cenderung lebih mengkaji
hubungan-hubungan pemerintah dalam arti perhatian utama adalah pada gejala yang
timbul pada peristiwa pemerintah itu sendiri. Sedangkan hukum tata negara
cenderung mengkaji hukum serta peraturan yang telah ditegakkan dalam hubungan
tersebut.

Hubungan Ilmu Pemerintahan dan Ilmu-Ilmu Non-Kenegaraan

1. Ilmu hukum adalah pengetahuan mengenai masalah yang bersifat ilmiah tentang
asas-asas surgawi dan manusiawi, pengetahuan yang benar dan yang tidak benar
(Ulpian). Ilmu hukum adalah ilmu yang formal tentang hukum positif (Holland). Ilmu
hukum adalah sintesa ilmiah tentang asasasas yang pokok dari hukum (Allen). Ilmu
hukum adalah penyelidikan oleh para ahli hukum tentang norma-norma, cita-cita dan
teknik-teknik hukum dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh dari berbagai
disiplin ilmu di luar hukum yang mutakhir (Stone). Ilmu hukum adalah pengetahuan
tentang hukum dalam segala bentuk dan manifestasinya(Cross). Teori ilmu hukum
menyangkut pemikiran mengenai hukum atas dasar yang paling luas (Dias).

2. Fungsi administrasi adalah pelaksanaan kebijaksanaan negara yang dijalankan oleh


para aparat (pejabat) pemerintah, karena administrasi sebagai suatu hal yang harus
berhubungan dengan penyelenggaraan dari kebijaksanaan-kebijaksanaan kehendak
negara tersebut.

3. Sejarah adalah deskripsi kronologis dari peristiwa-peristiwa zaman yang lampau,


karena itu ilmu sejarah merupakan perhimpunan kejadiankejadian konkrit di masa
lalu. Bagi para ahli sejarah dalam menanggapi ilmu pemerintahan, melihat bahwa
gejala-gejala dan peristiwa-peristiwa pemerintahan yang timbul dalam setiap
hubungan pemerintahan penekanannya hanyalah pada fungsi dan pengorganisasian
terutama dalam perjalanan ruang dan waktu yang senantiasa berubah.

4. Hubungan llmu Pemerintahan dengan ilmu ekonomi tampak sangat erat.Hal ini dapat
dilihat dari munculannya merkantilisme sebagai aliran perekonomian yang bertujuan
memperkuat negara dengan jalan mengkonsolidasi kekuatan dalam bidang
perekonomian.
5. Filsafat dapat diartikan sebagai suatu kecintaan kepada kebijaksanaan.Filsafat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terakhir, tidak dangkal dan dogmatis,
melainkan kritis sehingga kita sadar akan kekaburan dan kekacauan pengertian
sehari-hari.Substansi filsafat tidak berubah, tetapi dialah yang memberikan
performance sesuatu itu. Sub komponennya yaitu kuantitas, kualitas, kedudukan,
wujud, ruang, waktu, aksi, dan relasi.

Teori-Teori Kekuasaan Negara

1. Negara adalah organisasi kekuasaan, oleh karenanya dalam setiap organisasi yang
bernama negara selalu dijumpai adanya organ atau alat perlengkapan yang
mempunyai kemampuan untuk memaksakan kehendaknya kepada siapapun juga yang
bertempat tinggal dalam wilayah kekuasaannya.

2. Beberapa teori yang mengemukakan tentang asal-usul negara di antaranya, teori


kenyataan, teori ketuhanan, teori perjanjian, teori penaklukan, teori daluwarsa, teori
alamiah, teori filosofis dan teori historis.

3. Dilihat dari terbentuknya kedaulatan yang menyebabkan orang-orang tertentu


didaulat menjadi penguasa (pemerintah), menurut Inu Kencana ada 4 teori
kedaulatan yaitu: Teori kedaulatan Tuhan, teori kedaulatan rakyat, teori kedaulatan
negara dan teori kedaulatan hukum.

4. Secara umum ada 2 pembagian bentuk negara yang dikemukakan oleh Inu Kencana,
yaitu negara kerajaan dan negara republik. Negara kerajaan terdiri atas negara
kerajaan serikat dan negara kerajaan kesatuan, di mana negara-negara tersebut
terbagi atas negara kerajaan serikat parlementer dan negara kerajaan kesatuan non
Perdana Menteri.Sedangkan negara republik terdiri atas negara republik serikat dan
negara republik kesatuan, yang terbagi lagi atas negara republik serikat parlementer
dan negara republik serikat presidensil, serta negara republik kesatuan parlementer
dan negara kesatuan presidensil.

5. Syarat-syarat berdirinya suatu negara meliputi adanya pemerintah, adanya wilayah,


adanya warganegara dan adanya pengakuan kedaulatan dari negara lain.

Legitimasi Kekuasaan Dalam Pemerintahan

1. Menurut Inu Kencana, seseorang memperoleh kekuasaan dalam beberapa cara yaitu
melalui legitimate power, coersive power, expert power, reward power dan revernt
power.
2. Kekuasaan dapat dibagi dalam istilah eka praja, dwi praja, tri praja, catur praja dan
panca praja. Sedangkan pemisahan kekuasaannya secara ringkat dibagi dalam rule
making function, rule application function, rule adjudication function (menurut
Gabriel Almond); kekuasaan legislatif,,kekuasaan eksekutif dan kekuasaan yudikatif
(menurut montesquieu);kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan
federatif (menurut John Locke); wetgeving, bestuur, politie, rechtsspraak dan bestuur
zorg (menurut Lemaire); kekuasaan konstitutif, kekuasaan eksekutif, kekuasaan
legislatif, kekuasaan yudikatif, kekuasaan inspektif dan kekuasaan konstultatif
(menurut UUD 1945).

Sumber buku Ilmu Pememrintahan Karya Jrg. Djopari

Anda mungkin juga menyukai