Anda di halaman 1dari 79

PEREKONOMIAN INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


Universitas Muhamadiyah , Bandung
2023
PETEMUAN KE 1
PEREKONOMIAN INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


Universitas Muhamadiyah , Bandung
2023
KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN
INDONESIA

1. Perekonomian Indonesia memiliki ciri yang khas yang berbeda dengan negara
yang lain, dimana peran pemerintah dalam mengendalikan lini kehidupan
masyarakatnya terlalu besar terutama dimulai sejak rezim orde baru berkuasa.

2. Masa awal kemerdekaan Indonesia sangat menentang sistem perekonomian


kapitalis dan liberalisasi dan condong ke ideologi politik dan sosialis

3. Indonesia merupakan negara berpenduduk terbanyak no 5 didunia setelah


negara RRC, India, Rusia dan AS. 2/3 jumlah penduduknya tinggal di Jawa,
Madura dan Bali yang merupakan 7% dari keseluruhan daratan. Tingkat
kepadatan penduduknya di jawa hampir 2 x lipat di bandingkan dengan
kepadatan penduduk di Eropa (belgia)
4. Fakta menunjukkan perekonomian Indonesia mewarisi dualistik
sifat perekonomiannya yaitu

a. Sektor modern (perkebunan, pertambangan dan

perindustian besar)

b. Sektor tradisional (pertanian, kerajinan tangan dan

perdagangan kecil . Aspek pendapatan dan kekayaan Indonesia termasuk


rendah dibandingkan dengan negara lain walau kekayaan alam melimpah .

5.Kemampuan pengadaan dan pembangunan sarana prasarana infrastrukTUR juga


rendah, disebabkan oleh :

a. Rendahnya pendapatan per kapita masyarakat

b. Mismanajamen pembangunan sosial dan politik yang menyebabkan


terbelengkainya agenda pembangunan ekonomi terutama pada saat Orde lama dan
Orde baru
PETEMUAN KE 2
SEJARAH PEREKONOMIAN
INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


Universitas Muhamadiyah , Bandung
2023
B. SEJARAH PEREKONOMIAN
INDONESIA

Sejarah perekonomian indonesia yaitu:

a. 1945 – 1952 : Ekonomi perang dan gerilya. Ditandai


dengan kebijakan penghapusan aset-aset ekonomi negara untuk
menghindari penggunaan oleh penjajah.

b. 1952 – 1959 : Pembangunan ekonomi nasional, ditandai


dengan langkah-langkah konsolidasi ekonomi negara dengan
nasionalisasi perusahaan-prusahaan asing.

c. 1959 – 1966 : Ekonomi terpimpin, di tandai dengan kebijakan


negara yangt lebih berorientasi pd target- target politik jangka pendek
dari pada orientasi pembangunan ekonomi. Politik menjadi panglima
d. 1966 – 1973 : Ekonomi Demokrasi , ditandai dengan perubahan
orientasi kebijakan negara yang lebih menekankan pada
pembangunan ekonomi, ekonomi menjadi panglima

e. 1973 – 1980 : Ekonomi Bonansa Minyak (Oil Boom), ditandai dengan


pertubuhan ekonomi yang cukup pesat dan pemerataan hasil pembangunan
dan melimpahnya pendapatan devisa dari komoditas
migas, industri subtitusi impor. Indonesia menjadi negara industri baru
Asia

f. 1980 – 1987 : Ekonomi Pasca Bonansa Minyak, meredupnya peranan


migas dan lebih berorientasi pd aspek keadilan sosial dan pemerataan. Masa
keperihatinan
g. 1987 – 1996 : Ekonomi Kerakyatan, adanya

kesadaran akan pentingnya membangun unit-unit


UKM & sektor informal, besarnya hutang luar
negeri

h. 1996 – 2003 : Ekonomi Liberal, adanya kebijakan


reformasi di berbagai sektor ekonomi dan
pelayanan publik, liberalisasi perdagangan,
komersialisasi sektor-sektor publik dan privatisasi
BUMN

I. 2003 – Sekarang : Ekonomi Desentralisasi, adanya


kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah &
pembagian keuangan pusat dan daerah secara
proporsional
Dalam Sistem Moneter :
a. Tahun 1946 didirikan Bank Negara Indonesia (BNI)
b. De Javache Bank (Belanda) diambil alih menjadi BI (Bank Sentral) tahun 1953.
Tugasnya :
- Menstabilkan nilai Rupiah
- Mengatur sirkulasi uang
- Mengawasi serta mengembangkan
perbankan dan kredit
- Monopoli peredaran uang kartal cadangan minimum 20 % dalam bentuk
emas dan valuta asing.
c. Instrumen Kebijakan Moneter :
Dalam Negeri :
Penetapan premi impor Persyaratan minimum modal sendiri bagi
permohonan kredit
Luar Negeri :
Pengawasan Devisa secara ketat untuk mencegah devaluasi dan defisit
Neraca Pembayaran.
d. Tahun 1965 Menteri Urusan Bank Sentral (Gubernur BI) menggabungkan semua
bank Pemerintah ke dalam suatu wadah disebut “Bank Berjuang” .
Tujuannya agar otoritas moneter berada dalam satu tangan dalam rangka
melaksanakan Ekonomi Terpimpin dan sebagai pemasokdana proyek-
proyek pemerintah (Presiden) melalui pencetakan uang baru

9
Program Jangka Panjang terdiri atas rangkaian Rencana
Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) yang dimulai
April 1969.
Dalam rangka mendukung kebijakan jangka pendek :
- Kebijakan anggaran berimbang ( balanced budget
policy)
- Inter – Govermental Group on Indonesia (IGGI) sebuah
konsorsium negara-negara Donatur
- CGI (Consultative Group on Indonesia ) sebagai
pengganti IGGI
- IMF (International Monetary Fund)
- Peranan bank-bank dan lembaga keuangan lain
sebagai “agen pembangunan” diperbesar.

10
Tahun 1969 merupakan Masa Pembangunan
Ekonomi.
Pembangunan Jangka Panjang dimulai
sejak 1 April 1969 REPELITA.
Pelita I : 1969 – 1974
Pelita II : 1974 – 1979
Pelita III : 1979 – 1984
Pelita IV : 1984 -1989
Pelita V : 1989 – 1994
Pelita VI : 1994 – 1999

11
Nasionalisasi perusahaan asing

Terutama milik Belanda


Dimulai pada tahun 1951, tetapi secara besar-besaran
1958
Tindakan ini merupakan kelanjutan pemberlakuan
Undang-undang No.78/ 1958 tentang investasi asing,
yang intinya anti investasi asing
Penutupan Bursa Efek Djakarta (1958)
Penarikdirian perusahaan dan investor menyebabkan
pelarian kapital yang sangat substansial
Perdagangan internasional

Selama dasawarsa 1950-an dan pertengahan pertama


1960-an Indonesia kehilangan peranan pentingnya
dalam perdagangan internasional.
Kedudukan sebagai produsen utama gula terlepas.
Kedudukan sebagai produsen utama karet alam
digantikan Malaysia.
Ekspor komoditas tradisional seperti kopra, teh, biji
kelapa sawit, lada dan tembakau jauh lebih rendah
dari sebelumnya
Sistem Moneter

 Bank-bank pertama yang membentuk sistem


moneter Indonesia adalah bank-bank asing hasil
nasionalisasi termasuk Bank Indonesia (De
Javasche Bank- milik Belanda), kecuali BNI.
 1950  berdiri 100 bank swasta nasional, tetapi
tidak banyak berperan. Peran terbesar ada pada
Bank pemerintah.
 Dibentuk Bank Berjuang (dalam rangka
melaksankan ekonomi terpimpin
SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

1. Sistem Ekonomi Indonesia memiliki ciri khas yang dapat


dibedakan dengan sistem ekonomi yang berkembang
karena perbedaan latar belakang sejarah, sosial,
kultural, dan kondisi geografis.
2. Menurut catatan sejarah dan hasil diskusi para ahli
diketahui bahwa sistem ekonomi indonesia adalah
sistem ekonomi pancasila karena diturunkan dari nilai-
nilai pancasila, sesuai yang dirumuskan dalam pasal 33
UUD 1945. Tokoh yang merumuskannya adalah
Muhammad Hatta.
3. Rumusan operasional Sistem Ekonomi Indonesia adalah
a. Sistem yang berorientasi pada manusia
b. Perjuangan meletakkan landasan ekonomi kekeluargaan
& koperasi
c. Penguasaan oleh negara yang tidak mengarah pada
etatisme artinya peran negara untuk menguasai cabang-
cabang produksi yang menyangkut hajat hidup orang
banyak.
d. Pengembangan sektor swasta secara terkendali
)
POLITIK PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

1. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional


diperlukan rumusan-rumusan kebijkan antara lain :
a. Peningkatan produktifitas dan efesiensi ekonomi
secara berkelanjutan melalui penggunaan teknologi
tepat guna & ramah lingkungan untuk menghasilkan
produk yg kopentitif.
b. Implementasi tata ruang wilayah secara konsisten
terutama pada sektor pertanian dan perkebunan
c. Program diversifikasi pangan nasional melalui
pengembangan pangan non beras untuk meningkatkan
alternatif pangan rakyat menuju swasembada pangan
 d. Pengembangan industri manufaktur yang
mengandung nilai tambah seperti dapat penyerapan
tenaga kerja
 e. Pengembangan industri pendukung untuk
memperkuat struktur industri nasional yang kokoh
dan stabil
f. Peningkatan kwalitas SDM melalui penguasaan &
penerapan Iptek dalam kegiatan bisnis dan ekonomi
g. Adanya dukungan politik (politik will) dari semua
unsur pemerintah yang terkait untuk mendukung
iklim yang kondusif bagi pengembang ekonomi
h. Meningkatkan etos kerja baik bagi pengusaha dan
pekerja
PETEMUAN KE 3
EKONOMI INDONESIA

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


Universitas Muhamadiyah , Bandung
2023
Sistem Ekonomi Indonesia
Sistem ekonomi yang dianut Indonesia
adalah demokrasi ekonomi yang berdasar-
kan Pancasila dan Pasal 33 UUD 1945.

Sistem demokrasi ekonomi yaitu sistem


ekonomi yang berasal dari rakyat, dikerjakan
oleh rakyat, dan ditujukan untuk kepentingan
rakyat.
UUD 1945 Pasal 33

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama


berdasarkan atas asas kekeluargaan
2. Cabang – cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara
3. Bumi , air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Ciri-ciri Positif Demokrasi Ekonomi

a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan


b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh negara
c. Bumi , air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
d. Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara
e. Setiap warga negara diberi kebebasan untuk memilih dalam menentukan pekerjaan dan
penghidupan yang layak.
f. Hak milik perseorangan diakui, tetapi dalam batas pemanfaatannya tidak bertentangan
dengan kepentingan umum.
g. Penggunaan sumber-sumber keuangan dan kekayaan negara atas permufakatan lembaga-
lembaga perwakilan rakyat, sedangan pengawasan dan kebijakannya ada pada lembaga-
lembaga perwakilan rakyat, dan
h. Potensi inisiatif, serta daya kreasi setiap warga negara dikembangkan sepenuhnya dalam
batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
Ciri-ciri negatif yang harus dihindari
dalam demokrasi ekonomi
A. Sistem persaiangan bebas (free fight liberalism) yang
akan menyebabkan homo homini lupus
B. Sistem etatisme yang memberikan kesempatan bagi
pemerintah untuk mendominasi perekonomian sehingga
akan mematikan potensi dan daya kreasi masyarakat
Ciri-ciri sistem ekonomi etatisme adalah: Kepemilikan hak individu tidak diakui, Seluruh sumber
dayanya dikuasai negara, termasuk faktor produksi, Semua masyarakat adalah karyawan bagi
negara Kebijakan perekonomian disusun serta dilaksanakan langsung oleh pemerintah.

C. Sistem monopoli yang memusatkan kekuasaan ekonomi


pada satu kelompok yang akan merugikan masyarakat
Struktur Ekonomi Indonesia

 Struktur produksi nasional


 Struktur konsumsi masyarakat Indonesia
 Struktur Distribusi
 Struktur ekspor dan impor
 Struktur tenaga kerja
 Struktur investasi
 Struktur upah dan pendapatan regional
Struktur Produksi Nasional
 Sektor produksi primer:
Produksi primer atau industry ekstratif merupakan kegiatan atau proses menghasilkan bahan-bahan baku
atau bahan mentah dengan cara mengambil langsung dari alam atau eksplorasi sumber daya alam. Adapun
contoh dari kelompok ini antara lain; latex dari perkebunan karet, minyak mentah dari pengeboran lepas
pantai, bahan makanan dari sawah dan ladang.

 Sektor produksi sekunder:


 Produksi sekunder merupakan kegiatan atau industri pengolahan dan perakitan bahan baku menjadi barang
setengah jadi dan barang siap pakai. Adapun contoh dari produksi ini antara lain industri pengolahan
gandum menjadi terigu ataupun roti, industri pengolahan bijih besi menjadi rangka dan peralatan
baja.Secara umum, Industri produksi sekunder ini bergerak di sektor manufaktur dan konstruksi, seperti
pembuatan mobil, rekayasa bangunan, parabotan, makanan, pakaian, maupun bahan kimia.

 Kelompok Produksi Tersier


 roduksi tersier merupakan pendukung atau penunjang produksi primer dan sekunder dalam
aktivitasnya, atau bisa didefinisikan sebagai industri layanan yang memungkinkan barang jadi
dan jasa bisa dinikmati oleh konsumen.Adapun, contoh dari kelompok ini seperti industri
kuliner, perbankan, asuransi, transportasi, komunikasi, maupun perdagangan. Selama ini,
kelompok industri tersier ini bergerak di sektor jasa baik komersial maupun public, salah
satunya peran pemerintah dalam penyediaan jasa pendidikan, fasilitas umum, maupun
keamanan.
Struktur ekspor dan Impor

 Ekspor Indonesia, meliputi ekspor migas dan ekspor


non migas
 Secara umum impor Indonesia meliputi jenis barang
konsumsi, impor bahan baku dan penolong, dan
impor barang modal
Struktur Tenaga Kerja
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan perikanan
2. Pertambangan dan penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, gas, dan air minum
5. Konstruksi
6. Perdagangan, hotel dan restoran
7. Perhubungan dan komunikasi
8. Perbangkan dan lembaga keuangan
9. Jasa-jasa lain
Untuk menunjang
pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi, perlu
dilakukan pemanfaatan
sumber daya manusia dan
sumber daya alam
Pola dasar pembangan nasional
dilaksanakan dalam tiga tahapan,
yaitu
Pola umum pembangunan jangka
panjang ( 25 tahun )
Pola umum pembangunan jangka
menengah ( 5 tahun )
Pola umum pembangunan jangka
pendek ( 1 tahun )
Masalah ekonomi yang dihadapi
Indonesia antara lain :

 Kemiskinan,
 Keterbelakangan,
 Pengangguran dan keterbatasan kesempatan kerja
 Kekurangan modal
 Pemerataan pendapatan
Ukuran Keberhasilan
Pembangunan nasional

1. Peningkatan GNP : Produk Nasional Bruto atau Gross National Product


(GNP/PNB) merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan penduduk
suatu negara selama satu tahun. GNP juga termasuk hasil produksi barang dan jasa yang
dihasilkan warga negara tersebut di luar negeri.

2. Peningkatan IPC: Pendapatan Per Kapita adalah ukuran jumlah uang yang


diperoleh per orang di suatu negara atau wilayah geografis. Pendapatan per kapita
dapat digunakan untuk menentukan pendapatan rata-rata per orang untuk suatu daerah
dan untuk mengevaluasi standar hidup dan kualitas hidup penduduk.

3. Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa


4. Nilai-nilai budaya
5. Keluhuran akal budi
TERIMA KASIH
PERTEMUAN KE4
PELAKU DAN PERAN PEREKONOMIAN INDONESIA
ran Indonesia
Pelaku dan

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


Universitas Muhamadiyah , Bandung
2023
Tiga Pilar Penyangga Perekonomian Indonesia
sebagai Pelaku Ekonomi

1. Peran Pelaku Badan Usaha Milik Negara


( BUMN dan BUMD)
2. Peran Pelaku Badan Usaha Milik Swasta (
Perusahaan swasta )
3. Peran Pelaku Badan Usaha Koperasi ( Koperasi)
BUMN tersebut beroperasi di sektor-sektor atau sub
sektor-sub sektor ekonomi yang sangat strategis, seperti
pertambangan, energi dan sejumlah industri manufaktur.
Adanya BUMN yang mencerminkan
keterlibatan langsung pemerintah di dalam ekonomi praktis tersebut
tidak lepasdari UUD 1945 Pasal 33 mengenai sistem perekonomian
Indonesia yang menegaskan (ayat 2) bahwa cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara. Oleh karena itu, selama Pasal 33 UUD
1945 masih tercantum dalam konstitusi Indonesia maka selama itu
pula keterlibatan pemerintah (termasuk BUMN) dalam perekonomian
Indonesia masih diperlukan.
I. Peran Pelaku Badan Usaha Milik Negara ( BUMN dan BUMD)

Berdasarkan Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, maksud dan


tujuan pendirian BUMN adalah sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional

2. Mencari keuntungan

3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan jasa


yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.

4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh


swasta dan koperasi
4.Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
BUMN terdiri atas dua jenis :

1.Badan usaha perseroan (Persero)

Persero adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya


terbagi dalam saham seluruh atau paling sedikit 51 persen
sahamnyadimiliki oleh negara yang tujuan utamanya mengejar
keuntungan.

Maksud dan tujuan Persero adalah adalah menyediakan barang atau jasa
yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan
guna meningkatkan nilai badan usaha.

Contoh BUMN ( Persero)


PT………dalam sektor…….
PT………dalam sektor…….
PT………dalam sektor……
PT………dalam sektor……..
PT………dalam sektor……..
2.Badan usaha umum (Perum).

Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak
terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan badan usaha.

Contoh BUMN ( Perum)


Perum Damri dalam sektor Transportasi
Perum Bulog dalam sektor pangan
Perum Jasatirta dalam sektor Perairan
Peruri dalam sektor percetakan uang
Prum Pegadaian dalam sector keuangan
Menilai kinerja BUMN harus dari dua sisi.

Pertama, dari sisi kontribusinya terhadap ekonomi dan masyarakat sesuai


tujuan atau misinya , seperti sumbangannya terhadap:

(i) Pembentukan atau pertumbuhan PDB,


(ii) Kesempatan kerja,
(iii) Pengadaan barang dan jasa,
(iv) Penerimaan negara
(v) Perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat emah termasuk UMK dan
koperasi lewat antara lain pembiayaan ekonomi mikro dengan kredit usaha
rakyat (KUR), Permodalan Nasional Madani (PNM), dan penyaluran program
kemitraan dan bina lingkungan.
Kedua adalah dari sisi kinerjanya yang dapat diukur dengan berbagai
indicator:
(i) Posisi keuangan serta pendapatan dan laba bersih BUMN.

(i) Return on Assets (RoA)


Pada tahun 2000, BUMN memiliki total asset sebesar Rp. 861,52 triliun
hanya mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 13,34 triliun atau
dengan tingkat Return on Assets (RoA) sebesar 1,55 persen.
I. Peran Pelaku Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Menurut skala usaha, BUMS terdiri atas :


(i). Usaha mikro (UMI),
(ii). Usaha kecil (UK),
(iii). Usaha Menengah (UM),
(iv). Usaha besar (UB).

Usaha mikro ,Kecil dan Menengah (UMKM),


Tenaga Kerja :
Usaha mikro memiliki 1-5 tenaga kerja. 
Usaha kecil memiliki 6-19 tenaga kerja. 
Usaha menengah memiliki 20-99 tenaga kerja

Omzet Usaha (hasil penjualan tahunan)


Usaha mikro memiliki omzet max. Rp300 juta.
Usaha kecil memiliki omzet lebih dari Rp300 jt -Rp2,5 milyar.
Usaha menengah memiliki omzet lebih dari Rp2,5 milyar – Rp 50 miliar

Kekayaan bersih usaha


Usaha mikro paling banyak Rp50 juta.
Usaha kecil berkisar lebih dari Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta.
Usaha menengah berkisar antara Rp500 juta sampai dengan Rp10 milyar.
Semua kekayaan bersih dari ketiga unit usaha ini tidak termasuk dengan tanah
dan bangunan tempat usaha.

Pembinaan Usaha,
Usaha skala mikro dibina oleh kabupaten dan kota,
Usaha kecil dibina oleh provinsi,
Usaha menengah dibina berskala nasional. 
UMKM sangat penting karena ciri khas mereka, antara lain sebagai
berikut(Tambunan, 2018):
1.Jumlah perusahaan sangat banyak sekali (jauh melebihi UB) dan
tersebar di pelosok pedesaan.
2. Karena sangat padat karya, yang berarti mempunyai suatu potensi
pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, menciptakan
pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin.
3. UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih cocok terhadap
proporsi-proporsi dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal yang ada,
yakni SDA dan tenaga kerja berpendidikan rendah yangberlimpah.
4. Banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan banyak UMKM bisa
bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis besar pada
tahun 1997/1998.
5. Walaupun pada umumnya masyarakat pedesaan miskin, banyak bukti
yang menunjukkan bahwa orang-orang desa yang miskin bisa
menabung dan mereka mau mengambil risiko dengan melakukan
investasi.
Peran Pelaku Badan Usaha Koperasi
Tugas Individu :
1. Membuat rangkuman tentang Koperasi
 Definisi, Bentuk dan Jenis
 Perkembangan Koperasi di Indonesia
 Sejumlah Kendala
 Solusi dalam Mengatasi Masalah koperasi
2.Ditulis tangan
3.Hanya dua lembar
4.Dikumpulkan Minggu depan
PERTEMUAN KE 5
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TRANSFORMASI STRUKTURAL

PEREKONOMIAN INDONESIATRANSFORMASI
Struktural Perekonomian Indonesia
ran Indonesia
Pelaku dan

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


Universitas Muhamadiyah , Bandung
2023
Pertumbuhan ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan Gross


Domestic Product (GDP) , sehingga terjadi peningkatan
national income.
National income dapat merujuk pada GDP (Gross Domestic
Product), GNP (Gross National Product), atau NNP (Net
national Product)

GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeri


NNP = GNP – D, dimana D = depresiasi
NP = NNP – Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.
GDP = NP + Ttl + D – F
NP = GDP + F – D- Ttl
GDP: GROSS DOMESTIC PRODUCT

 GDP: GROSS DOMESTIC PRODUCT

 Gross Domestic Product (GDP) dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai
Produk Domestik Bruto (PDB). Pengertian dari GDP/PDB adalah jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit – unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara selama setahun. Jumlah tersebut juga meliputi produk
yang dihasilkan oleh perusahaan asing.

GDP/PDB dapat dihitung sbb :


GROSS NATIONAL PRODUCT (GNP)
Gross National Product (GNP) atau yang sering juga disebut sebagai Produk
Nasional Bruto (PNB). 
GNP/PNB adalah nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
penduduk suatu negara secara nasional selama satu tahun. Nilai produk yang
dihitung dalam GNP/PNB juga termasuk yang dihasilkan oleh warga negara
tersebut yang dihasilkan di luar negeri. Dalam menghitung besar nilai GNP/PNB
menekankan aspek kewarganegaraan atau nationality.
NET NATIONAL PRODUCT (NNP).

Net National Product (NNP). Nama lain dari Net National Product (NNP) adalah
Produk Nasional Neto (PNN). 
NNP/PNN adalah nilai dari GNP setelah dikurangi penyusutan modal dalam
proses produksi. Nilai NNP/PNN digunakan untuk melihat laba yang diperoleh
dari suatu proses produksi. Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung
NNP/PNN adalah sebagai berikut.
NET NATIONAL INCOME (NNI)
Net National Income (NNI) yang juga memiliki arti pendapatan nasional neto. Besar nilai
NNI diperoleh melalui perhitungan pendapatan nasional berdasarkan jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.Persamaan menghitung
NNI dapat diperoleh melalui persamaan di bawah.
PERSONAL INCOME (PI)

Personal Income (PI) adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap


orang. Besar nilai PI sebelumnya harus dikurangi dengan laba yang ditahan, iuran
asuransi, iuran jaminan sosial, dan ditambah dengan pembayaran pindahan/transfer
(transfer payment).

Persamaan yang dapat digunakan untuk memperoleh besar nilai PI adalah sebagai
berikut.
Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pendekatan pengukuran GDP:


a. Pendekatan sisi penawaran agregat yang mencakup:
Pendekatan produksi. PDB=jumlah nilai output (NO) dari semua
sektor ekonomi atau lapangan usaha BPS membagi ekonomi
nasional dalam sektor:
1. Pertanian
2. Pertambangan dan penggalian
3, Industri manufaktur
4. Listrik, gas, dan air bersih
5. Bangunan
6. Perdagangan, hotel dan restoran
7. Pengangkutan dan komunikasi
8. Keuangan, sewa dan jasa perusahaan
9. Jasa-jasa
10. Ekonomi Kreatif
Lanjutan

 Pendekatan pendapatan. PDB=jumlah pendapatan yang diterima FP


untuk proses produksi disetiap sektor yg mencakup gaji untuk TK,
bunga untuk pemilik modal, sewa untuk pemiik tanah, profit untuk
pengusaha sebelum dipotong pajak dan mencakup penyusutan.

PDB = NTB1 + NTB2 + … + NTB10


( dimana NTB = nilai tambah bruto 9 sektor)
 
b. Pendekatan sisi permintaan agregat yakni pendekatan pengeluaran

PDB = C + I + G + X - M

 C+I+G+(X-M) = PDB
• PDB adalah Produk Domestik Bruto.
• C adalah konsumsi pihak rumah tangga.
• I adalah investasi.
• G adalah konsumsi pemerintah.
• M adalah impor.
• X adalah ekspor.
Contoh Soal :

1. Jika diketahui besarnya penghasilan wni di dalam negeri sebesar Rp 80.000.000,


penghasilan wna di dalam negeri sebesar Rp 20.000.000, penghasilan wna di luar
negeri sebesar Rp 50.000.000, penghasilan wni di luar negeri sebesar Rp
30.000.000, pajak tidak langsung sebesar Rp 3.000.000, penyusutan sebesar Rp
5.000.000, dana sosial sebesar Rp 2.000.000, laba yang ditahan sebesar Rp
10.000.000, pajak perseroan sebesar Rp 15.000.000, transfer dari pemerintah
sebesar Rp 4.000.000, dan pajak langsung sebesar Rp 7.000.000.  Hitunglah
besarnya GDP, GNP, NNP, PI, dan DI!
Jawaban : 
a) GDP = Rp 80.000.000 + Rp 20.000.000 = Rp 100.000.000
b) GNP = Rp 100.000.000 - Rp 20.000.000 + Rp 30.000.000 = Rp 110.000.000
c) NNP = Rp 110.000.000 - Rp 5.000.000 = Rp 105.000.000
d) NNI = Rp 105.000.000 - Rp 3.000.000 = Rp 102.000.000
e) PI = Rp 102.000.000 - Rp 2.000.000 - Rp 10.000.000 - Rp 15.000.000 + Rp
4.000.000 = Rp 79.000.000
e) PI = Rp 79.000.000 - Rp 7.000.000 = Rp 72.000.000
Pada soal tersebut, penghasilan wna di luar negeri tidak termasuk dalam
perhitungan pendapatan nasional Indonesia. Penghasilan tersebut akan
diperhitungkan sebagai pendapatan nasional di luar negeri.
Pendapatan Perkapita dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Tahun Pendapatan Perkapita Indonesia


1968 56,7
1973 126,3
1978 260,3
1983 494
1988 467,5
1993 833,1
1997 1088

1998 640
1999 580

Tahun Pertumbuhan Ekonomi


1998 -13.1
1999 0.8
2000 4.9
2001 3.3
2002 3.7
Pertumbuhan ekonomi dan GDP Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Negara 2 ASEAN :

Negara Tahun
1999 2000 2001 2002
Korea Selatan 3,8 5,9 1,9 3,4
Philipina 3,4 4 3,4 4
Indonesia 0,8 4,9 3,3 3,7
Malaysia 6,1 8,3 0,4 4,2
Singapura 6,9 10,3 2 3,7
Thailand 4,4 4,6 1,8 2,5
Vietnam 4,7 6,1 5,8 6,2
Gross Nasional Product (GNP) beberapa negara sebelum dan
sesudah krisis.

Negara 1997 1998 1999 2000 2001


China 710 740 780 840 890
India 420 420 440 450 460
Indonesia 1.088 640 580 570 680
Jepang 39.390 33.720 33.350 35.620 35.990
Korsel 11.390 8.740 8.480 8.960 9.400
Malaysia 4.600 3.360 3.370 3.370 3.640
Pakistan 480 460 450 440 420
Philipina 1.240 1,090 1.050 1.040 1.050
Thailand 2.780 2.110 2.000 2.010 1.970
Vietnam 340 350 370 390 410
Pendapatan Per Kapita nagara ASEAN
( berdasarkan harga berlaku )

NEGARA 1995 1998 1999

Singapore 27,230 30,560 29,610


Korea Selatan 10,250 8,500 8,490
Malaysia 3,890 3,680 3,400
Thailand 2,730 2,070 1.960
Indonesia 1,000 640 580
Cina 520 740 780
Vietnam 250 350 370
Faktor2 penentu Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

a. Faktor-faktor Internal
- Kesetabilan politik.
- Investasi dalam negeri
- Nilai tukar rupiah.

b. Faktor-faktor Eksternal
- Kondisi perdagangan Regional dan dunia.
- Investasi, pinjaman dan bantuan luar negeri.
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA

Teori perubahan struktural menitikberatkan pembahasan pada


mekanisme transpormasi ekonomi, yang semula lebih
menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur
perekonomian yang lebih modern, yang didominasi oleh sektor-
sektor nonprimer.

Ada 2 teori umum yang digunakan dalam penganalisis perubahan


struktur ekonomi.
1. Teori Migrasi (Arthur Lewis).
2. Teori Transformasi Struktural (Hollis Chenery).
TEORI MIGRASI ( ARTHUR LEWIS )

1. Membahas proses pembangunan di pedesaan dan daerah perkotaan


(urban).
2. Diasumsikan dipedesaan (tradisional) didominasi oleh sektor
pertanian dan diperkotaan (modern) didominasi sektor industri
3. Perbedaan upah dipedesaan dan perkotaan menarik banyak tenaga
kerja pindah dari pedesaan ke perkotaan (migrasi dan urbanisasi).
4. Tenaga kerja yang pindah ke perkotaan mendapatkan penghasilan
yang lebih.
5. Mengakibatkan pendapatan nasional meningkat.
6. Perubahan pola konsumsi ini menjadi motor utama pertumbuhan
output dan diversifikasi produksi di sektor pertanian.
TEORI TRANSFORMASI STRUKTURAL
( HOLLIS CHENERY )
 Dikenal dengan teori Pattern of Development
 Fokus pada pertumbuhan struktur perubahan ekonomi di
LCDs yang mengalami transformasi pertanian (tradisional) ke
industri sebagai mesen utama pertumbuhan ekonomi.
 Menurut Chenery (1975) “ sejalan dengan peningkatan
pendapatan per kapita masyarakat membawa pada
perubahan2 sehingga mengeser struktur ekonomi, yang
semula didominasi sektor pertanian dan pertambangan
menuju sektor non primer.
 Menurut Chenery (1992) “proses trasformasi struktural akan
mencapai tingkat paling cepat bila pergeseran permintaan
domestik ke arah output industri manufaktur diperkuat oleh
perdagangan luar negeri ( ekspor)
Kesimpulan

 Dari model diatas kenaikan produksi sektor industri manufaktur sangat


dipengaruhi oleh empat hal :
a. Kenaikan permintaan domestik.
b. Perluasan ekspor atau efek totalnya
c. Substitusi impor atau efek totalnya.
d. Perubahan teknologi dan efek totalnya.
Perubahan struktur ekonomi di beberapa negara berbeda2 kecepatannya, hal
Ini ditentukan oleh :
a. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri.
b. Besarnya pasar dalam negeri.
c. Pola distribusi pendapatan,
d. Karakteristik industrialisasi.
e. Keberadaan Sumber Daya Alam.
f. Kebijaksanaan Perdagangan Luar Negeri.
PERTEMUAN KE 6
APBN DAN KEBIJAKAN FISKAL DAN UTANG LN
Struktural Perekonomian Indonesia
ran Indonesia
Pelaku dan

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


Universitas Muhamadiyah , Bandung
2023
Arti, Tujuan dan Fungsi APBN

Pengertian APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah suatu daftar atau penjelasan
terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran Negara untuk suatu jangka
waktu tertentu bisanya satu tahun.

Tujuan APBN
adalah untuk memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya anggaran
yang defiSit.

Fungsi APBN adalah

a.Fungsi alokasi
b.Fungsi distribusi
c.Fungsi stabilitas
a. Fungsi alokasi
Anggaran pendapatan Negara merupakan sumber anggaran biaya yang
harus dikeluarkan oleh Negara. Dengan masuknya sumber pendapatan ke
kas Negara maka Negara atau pemerintah dapat menggunakan pendapatan
ini untuk pembiayaan program pembangunan dan mengalokasikan dana
tersebut sesuai dengan sasaran – sasaran yang dituju.

b. Fungsi distribusi
Sumber pendapatan Negara yang berasal dari rakyat harus digunakan untuk
kepentingan umum, namun dapat juga disalurkan kembali kepada
masyarakat. Misalnya subsidi pupuk, subsidi BBM dan listrik.

c. Fungsi stabilitas
Anggaran pendapatan Negara dilaksanakan untk mengatur perekenomian
dan pemerintahan dengan baik. Pelaksanaan anggaran sebaiknya
dilaksanakan sesuai dengan disiplin anggaran. Apabila semua yang
tercantum dalam anggaran itu tidak dilaksanakan maka penyusunan APBN
tidak ada artinya.
 Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN),
 adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara
Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember). APBN,
Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap
tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
Belanja Negara ;Belanja terdiri atas dua jenis:
Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk
membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas
pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi:
Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang,
Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk
Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah,
untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang
bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
 Dana Bagi Hasil
 Dana Alokasi Umum:
 Dana Alokasi Khusus
 Dana Otonomi Khusus.
Adapun contoh Dana Alokasi Umum (DAU) yaitu belanja pegawai, pembiayaan
pembangunan infrastruktur, dll. Sumber keuangan lainnya untuk pemerintah
daerah berasal dari dana alokasi yang berasal dari pemerintah pusat yang
dulunya disebut sebagai dana subsidi atau ganjaran.

Dana Alokasi Khusus (DAK), adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN


yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional.

Dana Otonomi Khusus (DANA OTSUS): Dana yang dialokasikan untuk membiayai


pelaksanaan otsus suatu Daerah, sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang
tentang otsus Aceh, Papua, dan Papua Barat.

Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.Tujuan DBH adalah untuk memperbaiki keseimbangan vertikal
antara pusat dan daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil.
DBH meliputi DBH Pajak dan DBH Sumber Daya Alam. DBH Pajak meliputi Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Penghasilan dan Cukai Hasil Tembakau. Sedangkan DBH SDA meliputi
Kehutanan, Mineral dan Batu Bara, Minyak Bumi dan Gas Bumi, Pengusahaan Panas Bumi dan
Perikanan.
Pembiayaan meliputi:
Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan
Perbankan, Privatisasi, Surat Utang Negara, serta
penyertaan modal negara.
Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
 Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program
dan Pinjaman Proyek.
 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh
Tempo dan Moratorium.
Komponen-komponen APBN yaitu:
1.Penerimaan Negara dan Hibah, yang meliputi penerimaan
pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.
2.Pengeluaran/Belanja Negara, yang digunakan untuk
keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan
pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah.
3.Pembiayaan Defisit (Pembiayaan Anggaran), yaitu setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Tujuan-tujuan Penyusunan APBN yaitu:
1.Meningkatkan produksi nasional dan pertumbuha ekonomi
2.Meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi
pengangangguran
3.Menstabilkan harga barang- barang
Fungsi-fungsi APBN
1.Fungsi otorisasi,
2.Fungsi perencanaan,
3.Fungsi pengawasan,
4.Fungsi alokasi,
5.Fungsi distribusi, dan
6.Fungsi stabilisasi
Jenis-jenis Anggaran
1.Anggaran defisit: bila jumlah penerimaan negara lebih kecil
daripada jumlah belanja/pengeluaran negara
2.Anggaran surplus: bila jumlah penerimaan negara lebih
besar daripada jumlah belanja/pengeluaran negara
3.Anggaran berimbang: bila jumlah penerimaan negara sama
dengan jumlah belanja/pengeluaran negara
Kebijakan Fiskal
 Adalah kebijakan ekonomi makro yang implementasinya melalui penyusunan
“anggaran” pemerintah (APBN di Indonesia).
 Secara garis besar terdiri 3 pos utama pada sisi pengeluaran “anggaran”;
1. Belanja barang dan jasa (G),
2. Gaji pegawai (W),
3. Transfer payment/subsisi (Tr).
Sedangkan pada sisi pendapatan terdiri 4 pos yang penting, yaitu:
1. Penerimaan pajak (Tx),
2. Kredit likuiditas bank sentral (U),
3. Pinjaman/obligasi dalam negeri (B),
4. Pinjaman/hutang luar negeri (F)
Masing-masing pos mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
perekonomian.
 Tujuan kebijakan fiskal adalah kestabilan ekonomi yang
lebih mantap artinya tetap mempertahankan laju
pertumbuhan ekonomi yang layak tanpa adanya
pengangguran yang berarti atau adanya ketidakstabilan
harga-harga umum. Dengan kata lain,
 tujuan kebijakan fiskal adalah pendapatan nasional riil terus
meningkat pada laju yang dimungkinkan oleh perubahan
teknologi dan tersedianya faktor-faktor produksi dengan
tetap mempertahankan kestabilan harga-harga umum
(Sumarmoko, 1992).

Anda mungkin juga menyukai