1. Perekonomian Indonesia memiliki ciri yang khas yang berbeda dengan negara
yang lain, dimana peran pemerintah dalam mengendalikan lini kehidupan
masyarakatnya terlalu besar terutama dimulai sejak rezim orde baru berkuasa.
perindustian besar)
9
Program Jangka Panjang terdiri atas rangkaian Rencana
Pembangunan Lima Tahun (REPELITA) yang dimulai
April 1969.
Dalam rangka mendukung kebijakan jangka pendek :
- Kebijakan anggaran berimbang ( balanced budget
policy)
- Inter – Govermental Group on Indonesia (IGGI) sebuah
konsorsium negara-negara Donatur
- CGI (Consultative Group on Indonesia ) sebagai
pengganti IGGI
- IMF (International Monetary Fund)
- Peranan bank-bank dan lembaga keuangan lain
sebagai “agen pembangunan” diperbesar.
10
Tahun 1969 merupakan Masa Pembangunan
Ekonomi.
Pembangunan Jangka Panjang dimulai
sejak 1 April 1969 REPELITA.
Pelita I : 1969 – 1974
Pelita II : 1974 – 1979
Pelita III : 1979 – 1984
Pelita IV : 1984 -1989
Pelita V : 1989 – 1994
Pelita VI : 1994 – 1999
11
Nasionalisasi perusahaan asing
Kemiskinan,
Keterbelakangan,
Pengangguran dan keterbatasan kesempatan kerja
Kekurangan modal
Pemerataan pendapatan
Ukuran Keberhasilan
Pembangunan nasional
2. Mencari keuntungan
Maksud dan tujuan Persero adalah adalah menyediakan barang atau jasa
yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta mengejar keuntungan
guna meningkatkan nilai badan usaha.
Perum adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak
terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa
penyediaan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan badan usaha.
Pembinaan Usaha,
Usaha skala mikro dibina oleh kabupaten dan kota,
Usaha kecil dibina oleh provinsi,
Usaha menengah dibina berskala nasional.
UMKM sangat penting karena ciri khas mereka, antara lain sebagai
berikut(Tambunan, 2018):
1.Jumlah perusahaan sangat banyak sekali (jauh melebihi UB) dan
tersebar di pelosok pedesaan.
2. Karena sangat padat karya, yang berarti mempunyai suatu potensi
pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, menciptakan
pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin.
3. UMKM memakai teknologi-teknologi yang lebih cocok terhadap
proporsi-proporsi dari faktor-faktor produksi dan kondisi lokal yang ada,
yakni SDA dan tenaga kerja berpendidikan rendah yangberlimpah.
4. Banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan banyak UMKM bisa
bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis besar pada
tahun 1997/1998.
5. Walaupun pada umumnya masyarakat pedesaan miskin, banyak bukti
yang menunjukkan bahwa orang-orang desa yang miskin bisa
menabung dan mereka mau mengambil risiko dengan melakukan
investasi.
Peran Pelaku Badan Usaha Koperasi
Tugas Individu :
1. Membuat rangkuman tentang Koperasi
Definisi, Bentuk dan Jenis
Perkembangan Koperasi di Indonesia
Sejumlah Kendala
Solusi dalam Mengatasi Masalah koperasi
2.Ditulis tangan
3.Hanya dua lembar
4.Dikumpulkan Minggu depan
PERTEMUAN KE 5
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN TRANSFORMASI STRUKTURAL
PEREKONOMIAN INDONESIATRANSFORMASI
Struktural Perekonomian Indonesia
ran Indonesia
Pelaku dan
Gross Domestic Product (GDP) dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai
Produk Domestik Bruto (PDB). Pengertian dari GDP/PDB adalah jumlah produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit – unit produksi di dalam batas
wilayah suatu negara selama setahun. Jumlah tersebut juga meliputi produk
yang dihasilkan oleh perusahaan asing.
Net National Product (NNP). Nama lain dari Net National Product (NNP) adalah
Produk Nasional Neto (PNN).
NNP/PNN adalah nilai dari GNP setelah dikurangi penyusutan modal dalam
proses produksi. Nilai NNP/PNN digunakan untuk melihat laba yang diperoleh
dari suatu proses produksi. Persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung
NNP/PNN adalah sebagai berikut.
NET NATIONAL INCOME (NNI)
Net National Income (NNI) yang juga memiliki arti pendapatan nasional neto. Besar nilai
NNI diperoleh melalui perhitungan pendapatan nasional berdasarkan jumlah balas jasa
yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi.Persamaan menghitung
NNI dapat diperoleh melalui persamaan di bawah.
PERSONAL INCOME (PI)
Persamaan yang dapat digunakan untuk memperoleh besar nilai PI adalah sebagai
berikut.
Teori Pertumbuhan Ekonomi
PDB = C + I + G + X - M
C+I+G+(X-M) = PDB
• PDB adalah Produk Domestik Bruto.
• C adalah konsumsi pihak rumah tangga.
• I adalah investasi.
• G adalah konsumsi pemerintah.
• M adalah impor.
• X adalah ekspor.
Contoh Soal :
1998 640
1999 580
Negara Tahun
1999 2000 2001 2002
Korea Selatan 3,8 5,9 1,9 3,4
Philipina 3,4 4 3,4 4
Indonesia 0,8 4,9 3,3 3,7
Malaysia 6,1 8,3 0,4 4,2
Singapura 6,9 10,3 2 3,7
Thailand 4,4 4,6 1,8 2,5
Vietnam 4,7 6,1 5,8 6,2
Gross Nasional Product (GNP) beberapa negara sebelum dan
sesudah krisis.
a. Faktor-faktor Internal
- Kesetabilan politik.
- Investasi dalam negeri
- Nilai tukar rupiah.
b. Faktor-faktor Eksternal
- Kondisi perdagangan Regional dan dunia.
- Investasi, pinjaman dan bantuan luar negeri.
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Pengertian APBN
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah suatu daftar atau penjelasan
terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran Negara untuk suatu jangka
waktu tertentu bisanya satu tahun.
Tujuan APBN
adalah untuk memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya anggaran
yang defiSit.
a.Fungsi alokasi
b.Fungsi distribusi
c.Fungsi stabilitas
a. Fungsi alokasi
Anggaran pendapatan Negara merupakan sumber anggaran biaya yang
harus dikeluarkan oleh Negara. Dengan masuknya sumber pendapatan ke
kas Negara maka Negara atau pemerintah dapat menggunakan pendapatan
ini untuk pembiayaan program pembangunan dan mengalokasikan dana
tersebut sesuai dengan sasaran – sasaran yang dituju.
b. Fungsi distribusi
Sumber pendapatan Negara yang berasal dari rakyat harus digunakan untuk
kepentingan umum, namun dapat juga disalurkan kembali kepada
masyarakat. Misalnya subsidi pupuk, subsidi BBM dan listrik.
c. Fungsi stabilitas
Anggaran pendapatan Negara dilaksanakan untk mengatur perekenomian
dan pemerintahan dengan baik. Pelaksanaan anggaran sebaiknya
dilaksanakan sesuai dengan disiplin anggaran. Apabila semua yang
tercantum dalam anggaran itu tidak dilaksanakan maka penyusunan APBN
tidak ada artinya.
Pengertian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN),
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara
Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang memuat
rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu
tahun anggaran (1 Januari – 31 Desember). APBN,
Perubahan APBN, dan Pertanggungjawaban APBN setiap
tahun ditetapkan dengan Undang-Undang.
Belanja Negara ;Belanja terdiri atas dua jenis:
Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk
membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang
dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas
pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi:
Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang,
Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk
Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah,
untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang
bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum:
Dana Alokasi Khusus
Dana Otonomi Khusus.
Adapun contoh Dana Alokasi Umum (DAU) yaitu belanja pegawai, pembiayaan
pembangunan infrastruktur, dll. Sumber keuangan lainnya untuk pemerintah
daerah berasal dari dana alokasi yang berasal dari pemerintah pusat yang
dulunya disebut sebagai dana subsidi atau ganjaran.
Dana Bagi Hasil (DBH) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi.Tujuan DBH adalah untuk memperbaiki keseimbangan vertikal
antara pusat dan daerah dengan memperhatikan potensi daerah penghasil.
DBH meliputi DBH Pajak dan DBH Sumber Daya Alam. DBH Pajak meliputi Pajak Bumi dan
Bangunan, Pajak Penghasilan dan Cukai Hasil Tembakau. Sedangkan DBH SDA meliputi
Kehutanan, Mineral dan Batu Bara, Minyak Bumi dan Gas Bumi, Pengusahaan Panas Bumi dan
Perikanan.
Pembiayaan meliputi:
Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan
Perbankan, Privatisasi, Surat Utang Negara, serta
penyertaan modal negara.
Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program
dan Pinjaman Proyek.
Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh
Tempo dan Moratorium.
Komponen-komponen APBN yaitu:
1.Penerimaan Negara dan Hibah, yang meliputi penerimaan
pajak, penerimaan bukan pajak, dan hibah.
2.Pengeluaran/Belanja Negara, yang digunakan untuk
keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat dan
pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
dan daerah.
3.Pembiayaan Defisit (Pembiayaan Anggaran), yaitu setiap
penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya.
Tujuan-tujuan Penyusunan APBN yaitu:
1.Meningkatkan produksi nasional dan pertumbuha ekonomi
2.Meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi
pengangangguran
3.Menstabilkan harga barang- barang
Fungsi-fungsi APBN
1.Fungsi otorisasi,
2.Fungsi perencanaan,
3.Fungsi pengawasan,
4.Fungsi alokasi,
5.Fungsi distribusi, dan
6.Fungsi stabilisasi
Jenis-jenis Anggaran
1.Anggaran defisit: bila jumlah penerimaan negara lebih kecil
daripada jumlah belanja/pengeluaran negara
2.Anggaran surplus: bila jumlah penerimaan negara lebih
besar daripada jumlah belanja/pengeluaran negara
3.Anggaran berimbang: bila jumlah penerimaan negara sama
dengan jumlah belanja/pengeluaran negara
Kebijakan Fiskal
Adalah kebijakan ekonomi makro yang implementasinya melalui penyusunan
“anggaran” pemerintah (APBN di Indonesia).
Secara garis besar terdiri 3 pos utama pada sisi pengeluaran “anggaran”;
1. Belanja barang dan jasa (G),
2. Gaji pegawai (W),
3. Transfer payment/subsisi (Tr).
Sedangkan pada sisi pendapatan terdiri 4 pos yang penting, yaitu:
1. Penerimaan pajak (Tx),
2. Kredit likuiditas bank sentral (U),
3. Pinjaman/obligasi dalam negeri (B),
4. Pinjaman/hutang luar negeri (F)
Masing-masing pos mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap
perekonomian.
Tujuan kebijakan fiskal adalah kestabilan ekonomi yang
lebih mantap artinya tetap mempertahankan laju
pertumbuhan ekonomi yang layak tanpa adanya
pengangguran yang berarti atau adanya ketidakstabilan
harga-harga umum. Dengan kata lain,
tujuan kebijakan fiskal adalah pendapatan nasional riil terus
meningkat pada laju yang dimungkinkan oleh perubahan
teknologi dan tersedianya faktor-faktor produksi dengan
tetap mempertahankan kestabilan harga-harga umum
(Sumarmoko, 1992).