Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dalam setiap negara tentunya butuh yang namanya suatu


perencanaan dalam membangun negaranya sendiri yang tujuannya
agar membuat negaranya menjadi negara yang lebih maju. Sama
halnya dengan Indonesia, pada awal kemerdekaan hingga saat ini
setiap pemimpin/presiden bersama dengan mentri-mentri nya
membuat suatu perencanaan ekonomi agar dapat memajukan negara
Indonesia ini menjadi negara maju yang mulanya sebagai negara
miskin.
Pasca PD ke II perkembangan perhatian terhadap perencanaan
pembangunan meningkat pesat. Perkembangan tersebut diakibatkan
oleh 3 faktor utama. Pertama, adanya hasrat dan ambisi dari NSB
(Negara sedang Berkembang) untuk segera membangun ekonomi
negaranya,meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan mengejar
ketertinggalannya dari negara-negara maju. Faktor Kedua, adanya
faktor perkembangan ekonomi di negara-negara sosialis pada pasca
PDII tersebut. Faktor ke tiga adanya pengalaman perencanaan di
eropa dan Amerika Serikat selama PD II berlangsung.
Oleh karena itu, dibutuhkan analisis-analisis dan pengetahuan
serta teori yang mendukung agar membuat perancangan
perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia ini dapat terwujud
untuk mencapai tujuan yaitu menjadi negara maju yang dapat
dipandang negara lain.
1.2 Perumusan masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan, dapat disimpulkan rumusan
masalah yang didapat adalah sebagai berikut:
1. Apa Sejarah Perkembangan Perencanaan Ekonomi di Indonesia?
2. Apa Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan?
3. Apa Perlunya Perencanaan di Negara Sedang Berkembang?
4. Babaimana Proses Perencanaan Ekonomi?
5. Bagaimana Perencanaan Pembangunan diIndonesia?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Perencanaan Ekonomi
di Indonesia?
2. Untuk Mengetahui Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan?
3. Untuk Mengetahui Perlunya Perencanaan di Negara Sedang
Berkembang?
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Perencanaan Ekonomi?
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Perencanaan Pembangunan
diIndonesia?

1.4 Manfaat Penulisan


Manfaat yang di dapatkan dari penulisan ini antara lain:
1. Untuk pemerintah agar dapat lebih memahami dan membuat
perubahan lebih baik terhadap apa yang terjadi.
2. Untuk para peneliti sebagai bahan acuan dan informasi agar dapat
menyelesaikan penelitiannya.
3. Untuk para Mahasiswa/Pelajar sebagai bahan untuk pembelajaran
agar lebih mengetahui tentang materi ini.
4. Sebagai informasi bagi suapapun yang membaca makalah
Perencanaan Pembangunan Ekonomi
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Sejarah Perkembangan Perencanaan Ekonomi di Indonesia

Pada awal kemerdekaan Indonesai, karena keterbatasan data yang


tersedia, pada awal kemerdekaan pemerintah belum mampu untuk
menyusun perencanaan yang baik. Namun demikian, pemerintah terus
berusaha untuk memperbaiki perekonomian yang berantakan akibat
perang. Usaha itu dicerminkan dengan pembentukan Panitia Pemikir
Siasat Ekonomi pada tanggal 12 April 1947.

Panitia Pemikir Siasat Ekonomi yang dibentuk dengan Penetapan


Presiden (Penpres) No. 3 Tahun 1947 yang diketuai oleh Drs. Mohammad
hatta, dengan anggota A. K. Gani, Muhammad Roem, Sjafroedin
Prawinegara menghasilkan suatu dokumen perencanaan yang disebut
Dasar Pokok daripada Plan Mengatur Ekonomi Indonesia. Perencanaan
tersebut merupakan awal dari perencanaan- perencanaan jangka pendek
dan jangka panjang selanjutnya kita kenal dalam sejarah perencanaan
kita, seperti Rencana kasimo (1948-1950), Rencana urgensi
perkembangan industry dan industry kecil (1951-1952), Rencana
pembangunan 5 tahun (1956-1969), rencana pembangunan semesta
berencana (1961-1969), dan Repelita-repelita selama PJP I (1969/70
sampai dengan 1993/94).

2.1.1 Rencana kasimo (1948-1950)

Dalam kedudukannya sebagai Menteri Muda Kemakmuran, I.J.Kasimo


menyusun rencana pertama yang berdimensi waktu, yaitu rencana
produksi jangka menengah ( 3 tahun ) dari tahun 1948 – 1950.

Konsep perencanaan yang sangat sederhana ini bertujuan untuk


menanggulangi kedaan darurat pada waktu itu, mengingat perang masih
terus berkecamuk.
Menurut rencana kasimo, swasembada pangan dilakukan melalui usaha
intensifikasi dengan menggunakan bibit unggul maupun usaha
ekstensifikasi di daerah-daerah yang masih banyak lahan tidurnya. Selain
itu I.J Kasimo juga menyarankan penanaman jagung dan ketela guna
menanggulangi masalah kekurangan pangan yang mendesak pada waktu
itu. Sedangkan usaha untuk meningkatkan produksi peternakan ditempuh
dengan melarang penyembelihan ternak dan penggunaannya yang
kurang perlu. Sedangkan produksi sandang, yang keadaan pada waktu itu
sangat sulit dipenuhi sendiri melalui penannaman kapas oleh petani.

Walaupun perencanaan Rencana Kasimo ini sangat tidak menentu


disebabkan karena sebagian besar wilayah Republik Indonesia masih
diduduki oleh Belanda, tetapi didalam rencana ini sebenarnya banyak
petunjuk-petunjuk praktis yang mudah dilaksanakan.

2.1.2 Rencana urgensi perkembangan industry dan industry kecil


(1951-1952)

Konsep dasar rencana ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Memperbaiki dan memperluas balai-balai penelitian dan pendidikan


untuk mempercepat perkembangan industry

b. Menambah pinjaman kepada perusahaan kerajinan rumah tangga dan


industri kecil untuk memperkuat kedudukan ekonomi mereka dan
memungkinkan meningkatkan mekanisme perusahaan

c. Mendirikan induk-induk perusahaan dengan bantuan langsung dari


pemerintah di pusat-pusat industri di daerah-daerah agraria.

d. Mendirikan perusahaan-perusahaan industry besar pada sektor-sektor


yang dipandang penting dengan biaya pemerintahan dan swasta.

Walaupun secara keseluruhan rencana urgensi perkembangan Indonesia


dan industri kecil ini gagal, namun rencana ini merupakan titik awal dalam
perkembangan perencanaan industri di Indonesia secara terkoordinasi
dan terpadu.

2.1.3 Rencana pembangunan 5 tahun (1956-1969)

Dalam periode Perdana Menteri Juanda telah dicanangkan rencana


pembangunan jangka menengah yang pertama yaitu Rencana
Pembangunan Lima Tahun (RPLT) 1956 – 1960.

Dalam rencana jangka menengah ini mencakup aspek pembangunan


yang lebih luas daripada rencana-rencana sebelumnya. Dilihat dari
metode perencanaan, maka RPLT disusun lebih jelas dan sistematis.
Namun demikian masalah yang dihadapi dalam rencana pembangunan ini
adalah masalah klasik yaitu pembiayaan. Pembiayaan pembangunan
direncanakan untuk digali dari sumber dalam negeri dan pinjaman-
pinjaman luar negeri termasuk hibah dan rampasan perang jepang.

Walaupun rencana Undang-Undang tentang RPLT telah disetujui oleh


DPR pada tanggal 1 november 1958 ternyata didalam perjalanannya
memerlukan perubahan-perubahan.

Kegagalan RPLT kecuali disebabkan oleh kedaan dalam negeri yang


disebutkan diatas juga dipengaruhi oleh kedaan luar negeri yang tidak
menguntungkan karena adanya resisi di Amerika Serikat dan Eropa Barat
selama tahun 1957 dan 1958. Keadaan ini mengakibatkan cadangan
devisa Indonesia mengalami penurunan. Untuk itu pemerintah terpaksa
memperketat impor barang-barang komsumsi tetapi juga barang-barang
modal. Kekurangan impor barang-barang modal ini menambah makin
parahnya pelaksanaan RPLT.

Keadaan politik dalam negeri juga mempengaruhi RPLT . adanya


ketegangan antara pusat dan daerah yang mengakibatkan daerah
menentukan kemauannya sendiri, misalnya dengan melakukan barter
gelap dengan luar negeri. Untuk memulihkan kestabilan politik dalam
negeri, terpaksa dikelurkan biaya-biaya yang besar terutama di sektor
keamanan dalam negeri, yang mengakibatkan pemerintah mengalami
deficit anggaran belanjanya.

2.1.4 Garis-garis besar pola pembangunan nasional semesta


berencana tahapan pertama (1961-1969)

Rencana pembangunan yang akan disusun oleh Depernas ini adalah :

a. Mempersiapkan rancangan Undang-Undang Pembangunan Nasional


yang berencana

b. Menilai penyelenggaraan pembangunan yang bersangkutan.

Pembangunan semesta berencana ini adalah rencana jangka menengah


yang terpanjang dalam sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia.
Jangka waktu 8 tahun, suatu jangka waktu yang cukup panjang dalam
kondisi perekonomian yang tidak menentu. Rencana pembangunan
jangka menengah ini ditetapkan melalui ketetapan MPRS
No.II/MPRS/1960 tentang Garis – Garis Besar Pola Pebangunan
Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama (1961 – 1969)

Proyek-proyek itu di bagi dalam 8 bidang, yaitu :

1. Bidang mental dan rohani (pendidikan dan kebudayaan)

2. Bidang penelitian

3. Bidang kesejahteraan rakyat

4. Bidang pemerintahan

5. Bidang pembangunan khusus

6. Bidang produksi (pangan, sandang, industry dan perobatan)

7. Bidang distribusi (distribusi dan komunikasi)

8. Bidang keuangan, termasuk turisme


Tingginya tingkat inflasi ini sangat menyulitkan pembangunan di proyek-
proyek yang direncanaka, mengingat harga-harga barang konsumsi
maupun barang modal yang tidak menentu. Keadaan ini ditambah lagi
dengan pemberontakan G 30-S PKI yang memporak-porandakan seluruh
sitem perekonomian yang ada. Akhirnya rencana pembangunan semesta
berencana ini menghadapi kegagalan total.

Kegagalan orde lama dalam perencanaan pembangunan serta


kebijaksanaan-kebijaksanaan yang mengakibatkan hancurnya
perekonomian Indonesia, memaksa para mahasiswa bergerak untuk
menuntut turunnya orde lama yang diahiri dengan surat pemerintah 11
Maret 1966 (supersemar). Sejak itu sebuah penitia telah dibentuk oleh
pemerintah untuk memikirkan usaha rehabilitasi dan stabilitasi
perekonomian Indonesia dalam masa transisi orde lama ke orde baru.

Dengan kebijaksanaan rehabilitasi dan stabilisasi ekonomi , keadaan


Indonesia lebih baik dan inflasi mulai menurun keadaan ini terus menurun
yang memungkinkan dapat dicanangkan perencanaan jangka menengah
yang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.

2.2 Pengertian, Unsur, dan Fungsi Perencanaan Ekonomi

2.2.1 Pengertian Perencanaan Ekonomi


Perencanaan pembangunan merupakan suatu proses yang
bersinambungan yang mencakup proses pengambilan keputusan atau
memilih alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu pada masa yang akan datang (conyers dan hills, 1994).
Perbedaan antara perencanaan dan rencana, perencanaan merupakan
suatu kegiatan sosial atau organisasional yang disengaja untuk
mengembangkan suatu strategi optimal dari tindakan nyata di masa
depan untuk mencapai suati kumpulan tujuan yang diinginkan untuk
memecahkan masalah-masalah dalam konteks yang komplek disertai
kekuatan dan keinginan untuk menjalankan sumber daya yang ada dan
bertindakuntuk mengimplementasikan strategi terpilih,
Sedangkan rencana merupakan produk dari suatu kegiatan perencanaan
yaitu sesuatu yang akan menjadi pedoman dan arahan untuk mencapai
cita-cita yangsasaran jangkauannya telah digariskan terlebih dahulu dari
definisi diatas dapat disimpulkan empat elemen dasar suatu perencanaan :
1. Merencanakan berarti memilih
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan
4. Perencanaan untuk masa depan
Menurut mohammad hatta tujuan perencanaan adalah untuk menciptakan
perekonomian nasional yang serba diatur, yang direncanakan tujuan dan
jalannya

2.2.2 Unsur-unsur Perencanaan Ekonomi


Setiap perencanaan pembangunan harus mengandung unsur-unsur
pokok sbb :
a. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan. Unsur
ini merupakan dasar dari seluruh rencana, yang kemudian dituangkan
dalam unsur-unsur pokok perencanaan pembangunan lainnya.
b. Adanya kerangka rencana makro. Dalam kerangka ini dihubungkan
berbagai variabel-variabel pembangunan serta implikasi hubungan
tersebut.
c. Perkiraan sumber-sumber pembangunan khususnya sumber-sumber
pembiayaan pembangunan. Sumber-sumber pembiayaan pembangunan
merupakan keterbatasan yang strategis, sehingga perlu diperkirakan
dengan seksama.
d. Uraian tentang kerangka kebijaksanaan yang konsisten seperti
misalnya kebijaksanaan fiskal, penganggaran, moneter, harga serta
kebijaksanaan sektoral lainnya. Berbagai kebijaksanaan itu perlu
dirumuskan dan kemudian dilaksanakan.
e. Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan
secara sektoral. Penyusunan program investasi secara sektoral ini
dilakukan bersama-sama dengan penyusunan rencana-rencana sasaran.
f. Perencanaan pembangunan adalah administrasi pembangunan yang
mendukung usaha perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut.

2.2.3 Fungsi Perencanaan Ekonomi


Sementara itu, fungsi-fungsi perencanaan adalah sebagai berikut :
a. Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan
kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditu-
jukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.
b. Dengan perencanaan dapat dilakukan suatu perkiraan potensi-potensi,
prospek-prospek perkembangan, hambatan serta resiko yang mungkin
dihadapi pada masa yang akan datang.
c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk mengadakan pilihan yang
terbaik.
d. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi
pentingnya tujuan.
e. Perencanaan sebagai alat untuk mengukur atau standar untuk
mengadakan pengawasan evaluasi.

2.3 Perlunya Perencanaan di Negara Sedang Berkembang


Sudut pandang ekonomi alasan perlunya perencanaan adalah :
1. Agar penggunaan alokasi sumber-sumber pembangunan yang terbatas
bisa lebih efisien dan efektif sehingga dapat dihindari adanya
pemborosan-pemborosan.
2. Agar perkembangan ekonomi atau pertumbuhan ekonomi menjadi
lebih mantap.
3. Agar tercapai stabilitas ekonomi dalam menghadapi siklus konjungtur.

Dalam ilmu ekonomi kita mengenal teori keseimbangan yang stabil


(stable equilibrium). Teori ini menyebutkan bahwa jika terjadi perubahan
dari keadaan seimbang, maka akan timbul suatu reaksi dalam bentuk
perubahan ke arah yang berlawanan dengan keadaan yang pertama,
sehingga akhirnya keadaan akan kembali kepada keseimbangan semula.
Teori ini ternyata tidak dapat diterapkan pada sistem sosial. Dalam
sistem sosial tidak terdapat kekuatan yang secara otomatis
mengembalikan keadaan yang tidak stabil ke keadaan yang stabil. Dalam
kenyataan dapat kita lihat bahwa jika terjadi suatu perubahan dalam
sistern sosial, maka perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan
lain yang membawa sistem tersebut semakin jauh dari keadaan semula.
Hal ini menunjukkan bahwa suatu proses sosial cenderung kumulatif,
bahkan dengan laju yang semakin cepat.
Suatu contoh dari proses kumulatif ini adalah lingkaran setan
kemiskinan (vicious circle of poverty). Seperti kita ketahui, salah satu
tujuan penting perencanaan ekonomi di NSB adalah untuk meningkatkan
laju pertumbuhan ekonomi. Untuk meningkat kan pertumbuhan tersebut
berarti kita perlu meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara
meningkatkan tingkat pendapatan, tabungan, dan investasi. Tetapi
peningkatan laju pembentukan modal ini menghadapi berbagai kesulitan,
di antaranya kemis kinan masyarakat itu sendiri. Tingkat tabungan yang
rendah dikarenakan tingkat pendapatan yang rendah pula. Akibatnya laju
investasi rendah dan berpengaruh pada rendahnya modal dan
produktivitas. Keadaan inilah yang sering disebut sebagai lingkaran setan
kemiskinan. Untuk memotong lingkaran setan ini Zweig menyarankan
perlunya suatu pembangunan yang terencana. Dengan kata lain, di sinilah
letak penting perencanaan di NSB.
Ada dua metoda untuk memotong lingkaran setan kemiskinan tersebut
yaitu:
1. melakukan pembangunan yang terencana dengan mencari modal
dari luar negeri yang disebut industrialisasi yang diproteksik.
2. Dan selanjutnya adalah dengan cara menghimpun tabungan wajib
yang disebut industrialisasi dengan kemampuan sendiri.

Dasar pemikiran timbulnya perencanaan di NSB itu adalah untuk


memperbaiki dan memperkuat mekanisme pasar. Mekanisme pasar di
NSB biasanya belum sempurna karena ketidaktahuan dan ketidakbiasaan
NSB-NSB dengan mekanisme seperti itu, sehingga perekonomian
dldominasi oleh sektor non-uang. Pasar produk, faktor produksi, modal,
dan uang tidak terorganisir dengan baik sehingga keseimbangan antara
permintaan dan penawaran agregat atas barang dan biasa tidak terjadi.
Untuk menghapuskan ketidaksempurnaan pasar tersebut, yakni agar
mobilisasi dan pemanfaatan sumber-sumber dapat lebih efisien, maka
diperlukan suatu perencanaan.
Kebutuhan perencanaan di NSB juga didorong oleh keinginan
untuk mengurangi pengangguran. Oleh karena langkanya modal dan
melimpahnya tenaga kerja, maka masalah penyediaan lapangan kerja
menjadi masalah yang sulit dipecahkan di NSB. Oleh karena itu, perlu
adanya badan perencana yang terpusat yang diharapkan dapat mengatasi
kesulitan ini. Pembangunan ekonomi yang cepat membutuhkan
pembangunan sektor pertanian dan industri yang kuat, pembangunan
infrastruktur sosial dan ekonomi, dan pengembangan sektor perdagangan
luar negeri dan domestik yang harmonis. Semua ini memerlukan investasi
yang serentak di berbagai sektor, dan hal tersebut hanya mungkin
dilakukan melalui perencanaan pembangunan.
Kebutuhan pengembangan sektor pertanian bersama-sama
dengan sektor industri tersebut timbul dari kenyataan bahwa pertanian
dan industri saling terkait satu sama lain. Reorganisasi pertanian akan
mengurangi surplus tenaga kerja yang pada gilirannya tenaga kerja
tersebut akan dapat diserap oleh sektor industri. Lebih dari itu,
pembangunan pertanian juga penting untuk memasok kebutuhan bahan
mentah sektor industri tersebut.
Sektor pertanian dan industri tidak akan dapat berkembang tanpa
adanya faktor penunjang yang berupa infrastruktur, misalnya
pembangunan jaringan transportasi: jalan raya, rel kereta api, dan
jembatan; jaringan telekomunikasi: telepon, fax; listrik, waduk, dan
sebagainya. Begitu pula lembaga pendidikan dan latihan, kesehatan
masyarakat, dan perumahan diperlukan untuk tersedianya tenaga yang
trampil dan terlatih. Perusahaan swasta tidak akan tertarik untuk
membangun infrastruktur seperti itu karena kurang "menguntungkan",
sehingga pihak pemerintahlah yang harus membangunnya.
Pengembangan perdagangan selain memerlukan pembangunan
sektor per-tanian dan industri juga memerlukan adanya lembaga
keuangan. Belum ber-kembangnya pasar uang dan pasar modal di
kebanyakan NSB menjadi salah satu kendala pertumbuhan industri dan
perdagangan. Oleh karena itu peme-rintahlah yang diharapkan mengatasi
ketidaksempurnaan keadaan perekonomian ini dengan membangun suatu
pasar uang dan lembaga keuangan lainnya. Pengawasan dan pengaturan
aspek perdagangan ini dapat dilakukan oleh Badan Perencana.
Singkat kata, perencanaan pembangunan sangat diperlukan dan
merupakan jalan terbaik untuk mengatasi kemiskinan di NSB.
Perencanaan yang baik diperlukan untuk mengatasi ketimpangan
distribusi pendapatan dan kesejahteraan, meningkatkan pendapatan
nasional dan pendapatan per kapita, me-ningkatkan kesempatan kerja,
dan untuk pembangunan secara keseluruhan.

2.4 Proses perencanaan Ekonomi


Proses pembangunan bisa dibagi menjadi 4 tahap. Biasanya ke
empat tahap tersebut itu ditetapkan dalam suatu rangkaian yang dimulai
pada saat tujuan ditetapkan oleh pemimpin.
Tahan Pertama para pemimpin politik harus mene-tapkan prioritas-
prioritas tujuan untuk mengarahkan para perencana jika terjadi beberapa
konflik tujuan. Hasilnya adalah suatu fungsi kesejahteraan yang
memberikan suatu ukuran apakah perencanaan (dan para perencana)
akan memenuhi tujuan nasional atau tidak.Umumnya orang menetapkan
target kenaikan untuk suatu tujuan atau lebih, misalnya kenaikan GNP 6
persen per tahun dan kenaikan tingkat pengerjaan (employment) sebesar
4 persen per tahun, dan kemudian memerintahkan kepada perencana
untuk mengembangkan program-pro¬gram untuk mencapai tujuan
tersebut.
Tahap kedua adaiah mengukur ketersediaan sumberdaya-
sumberdaya yang langka selama periode perencanaan tersebut: tabungan,
bantuan luar negeri, penerimaan pemerintah, penerimaan ekspor, tenaga
kerja yang terlatih, dan lain-lain. Kesemuanya itu, bersama dengan
keterbatasan administrasi dan organisasi, merupakan kendala (constraints)
yang mengendalai kemampuan perekonomian tersebut untuk mencapai
target-targetnya.
Pada tahap ketiga hampir semua dari upaya ekonomi ditujukan
untuk memilih berbagai cara (kegiatan dan alat) yang bisa digunakan
untuk mencapai tujuan nasional. Pada tahap ini ditetapkan proyek-proyek
investasi-seperti jalan-jalan raya, jaringan irigasi, pabrik-pabrik, pusat-
pusat kesehatan-yang termasuk dalam perencanaan nasional;
kebijaksanaan-kebijaksanaan harga, seperti nilai kurs, tingkat bunga,
upah, pengaturan pajak, atau subsidi yang semuanya ini bisa merangsang
perusahaan-perusahaan swasta untuk mengembangkan tujuan-tujuan
pembangunan nasional, dan perubahan keuangan (perbankan) atau
penataan kembali sektor pertanian, yang bisa mengurangi hambatan-
hambatan untuk mengubah dan mendukung kegiatan-kegiatan
pembangunan lainnya.
Hasil dari proses ini adalah strategi pembangunan (development
strategy) atau rencana yang mengatur kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan selama beberapa tahun (biasanya 5 tahun). Rangkaian
perencanaan sperti ini hanya akan dapat berjalan dengan baik jika para
pemimpin politik mampu menetapkan tujuan-tujuan sosial dan prioritas-
prioritas secara cukup jelas bagi para perencana.

2.5 Perencanaan Pembangunan di Indonesia


Perencanaan pembangunan di Indnesia telah mengalami perubahan dari
masa ke masa, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi bangsa.
2.5.1 Masa orde lama dan baru
a. Tahun 1947,dimulai suatu perencanaanpada beberapasektor ekonomi
selama 3 tahun kedepan (1948, 1949 dan 1950), perencanaan
tersebut diberi nama plain 3 tahun RI.
b. Tahun 1952, dimulai suatu perencanaan yang lebih bersifat
menyeluruh, meskipun pada intinya sasarannya masih berkisar pada
sektor pablik.
c. Tahun 1956-1950 telah berhasil disusun sebuah rencana
pembangunan 5 tahun.
d. Tahun 1961-1969 telah berhasil disusun sebuah rencana
pembangunan nasional semesta berencana yang memiliki jangka
waktu 8 tahun dan terbagi dalam2 bagian yaitu rencana tahap 3 tahun
dan rencana tahap 5 tahun.

Pada masa orde baru program stabilisasi dan rehabilitasi


pembangunan yang ada pada masa ini sebenarnya berpangkal pada
pendekatan pembangunan bangsa (nation building approach) dalam
kerangka :
a. Dalam kerangka panjang. Pendekatan pembangunan bangsa yang
didasarkan pada pembangunan secara utuh dan terpadu antar berbagai
aspek kehidupan masyarakat.
b. Dalam jangka menengah. Pendekatan pembangunan ekonomi dan
sosial dengan lebih menitikberatkan pada pembangunan sektor
pembangunan danpengembangan sektor sosial serta kelembagaan
sehingga diharapkan tercipta suatu kesejahteraan dan keadilan sosial.

Dalam perumusan dan pelaksanaan suatu teori maupun dalam


penyusuanan suatu strategi pembangunan ekonomi nasional pemerintah
indonesia tidak melepaskan diri dari akses politik ekonomi yang dianut.
Sebagai gambaran sekarang ini proses perencanaan Indonesia harus
mengacu kepada rencana pembangunan jangka panjang Nasional sesuai
dengan UU No. 17 tahun 2007 tentang rencana pembangunan nasional
jangka panjang sebgai pola umum pembangunan Indonesia berdasrkan
atas pendekatan perencanaan pembangunan bangsa. Dalam
pelaksanaan strategi pembangunan tersebut telah banyak dicapai
kemajuan-kemajuan yang berarti tapi sayangnya masih banyaktujuan
dasar yang belumterwujud.

2.5.2 Sistem perencanaan pembangunan nasional


Menurut UUD tujuan sistem perencanaan pembangunan Nasional adalah:
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan
2. Menjamin terciptanya integrasi sinkronisasi dan sinergi baik antar
daerah, antar ruang, antar waktu, antar fungsi pemerintah maupun antar
pusat dan daerah.
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan
penganggaran pelaksanaan dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan dan berkelanjutan.

Menurut UUD No. 25 tahun 2004 tentang SPBN ada 4 tahap didalam
perencanaan pembangunan nasional yaitu:
1. Penyusunan rencana
2. Penetapan rencana
3. Pelaksanaan rencana
4. Evaluasi atas evaluasi rencana

2.5.3 Perencanaan Pembangunan Ekonomi Saat Ini


Target-target ini mencakup:
• masyarakat yang tertib, maju, damai dan berkeadilan sosial
• populasi yang kompetitif dan inovatif
• demokrasi yang adil
• perkembangan sosial dan kesetaraan antara semua orang dan daerah
• menjadi kekuatan ekonomi dan diplomatik yang berpengaruh di skala
global
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah Indonesia menyusun tiga
rencana pembangunan yaitu:
♦ Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
♦ Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
♦ Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia (MP3EI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG NASIONAL (RPJPN


2005-2025)
Rencana jangka panjang pemerintah RPJPN yang ambisius ini digunakan
sebagai titik tolak untuk seluruh Indonesia (termasuk pemerintah,
masyarakat dan bisnis) untuk mencapai tujuan nasional seperti yang telah
direncanakan dan diformulasikan oleh pemerintahan terpilih di Indonesia.
Rencana pembangunan jangka panjang ini berjalan hingga tahun 2025
dan dibagi dalam beberapa rencana berjangka menengah serta ditunjang
oleh MP3EI.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN


2015-2019)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2015-2019)
adalah tahap yang ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (atau RPJPN 2005-2025). Rencana ini
merupakan asas tunggal untuk kementerian dan lembaga pemerintah
menyangkut perumusan Rencana Strategis mereka. Pemerintah daerah
harus mempertimbangkan rencana ini ketika merumuskan rencana
pengembangan daerah.
MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN
EKONOMI INDONESIA (MP3EI)
MP3EI adalah sebuah masterplan yang diluncurkan oleh pemerintah
Indonesia pada tahun 2011. Dalam rencana tersebut, pemerintah
sebenarnya menargetkan pertumbuhan ekonomi pada kisaran tujuh
hingga delapan persen per tahun mulai 2013 (target yang gagal). MP3EI
itu juga bertujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara
dengan ekonomi terbesar pada 2025. Masterplan ini mencakup investasi
senilai USD $470 miliar yang sebagian besar akan ditawarkan kepada
swasta melalui program kerja sama pemerintah-swasta
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
1. Setiap negara harus memiliki sebuah perencanaan ekonomi agar
dapat memajukan perekonomiannya dan membuah negaranya menjadi
negara maju, itulah cita-cita setiap negara.
2. perencanaan ekonomi di Indonesia dari waktu kewaktu mengalami
perubahan diantaranya yaitu Rencana kasimo (1948-1950), Rencana
urgensi perkembangan industry dan industry kecil (1951-1952), Rencana
pembangunan 5 tahun (1956-1969), rencana pembangunan semesta
berencana (1961-1969), dan Repelita-repelita selama PJP I (1969/70
sampai dengan 1993/94).
3. Perencanaan yang baik diperlukan untuk mengatasi ketimpangan
distribusi pendapatan dan kesejahteraan, meningkatkan pendapatan
nasional dan pendapatan per kapita, me-ningkatkan kesempatan kerja,
dan untuk pembangunan secara keseluruhan.

3.2 SARAN
Perencanaan pertumbuhan ekonomi selama merupakan proses
pendidikan bagi para pemimpin poiitik tentang ekonomi secara umum dan
perekonomian negaranya sendiri secara khusus. Dengan menunjukkan
dan menjelaskan trade-off dalam pilihan-pilihan di antara proyek-proyek
alternatif dan strategi-strategi, perencana bisa membantu para politisi
untuk memehaminya lewat implikasi¬implikasi ekonomi dari keputusan-
keputusan perencanaan dan kendala-kendala serta peluang-peluang yang
diberikan sistem ekonomi tersebut. Akhirnya, proses pendidikan bagi para
politisi melalui perencanaan tersebut akan dapat mengarah kepada
kebijak-sanaan-kebijaksanaan politik yang lebih terbuka dan pada
akhirnya memperbaiki kinerja (performance) ekonomi yang merupakan
tujuan akhir dan perencanaan pembangunan.
BAB IV
PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang telah


menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak
kekurangan serta kelemahan dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya sumber atau referensi yang berkaitan dengan proses
penyusunan makalah ini.
Harapan kami dari selesainya penyusunan makalah ini untuk
mendapatakn nilai tertinggi di mata kulah Ekonomi Pembangunan. Kami
juga berharap kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang
membangun sehingga dapat membuat penulisan makalah yang sempurna
di kesempatan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan pembaca pada umumnya. Sekian.

Wassalamualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai