Anda di halaman 1dari 5

.

ْ‫ب َواِإْلعْ ِت َبار‬ ِ ‫ َو َتبْصِ َر ًة لِّ َذ ِوي اَأْل ْل َبا‬، ْ‫صار‬ َ ‫ب َواَأْل ْب‬ِ ‫ َت ْذك َِر ًة ُأِلولِى ْالقُلُ ْو‬، ْ‫ ُم َكوِّ ِر اللَّي ِْل َعلَى ال َّن َهار‬، ْ‫ اَ ْل َع ِزي ِْز ْال َغ َّفار‬، ْ‫هلل ْال َوا ِح ِد ْال َقهَّار‬ِ ‫اَ ْل َحمْ ُد‬
‫ص ِّل َو َسلِّ ْم َع ٰلى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد‬ َ ‫ اَل ٰلّ ُه َّم‬. ْ‫ِئق َو ْال َب َشر‬
ِ َ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُحم ًَّدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه َس ِّي ُد ْال َخال‬،ْ‫ك لَه‬ َ ‫َأ ْش َه ُد َأنْ اَل ۧ ِٰإ ل َه ِإالَّ هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬
ُ‫ َف َقا َل هللا‬.‫از َم ِن ا َّت َقى‬ َ ‫هللا َو َطا َع ِت ِه َف َق ْد َف‬ ِ ‫د َف َيٓاَأ ُّي َها ْالمُسْ لِم ُْو َن! ُأ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬Dُ ْ‫ َأمَّا َبع‬. ْ‫صحْ ِب ِه اَأْل ْط َهار‬ َ ‫ َو َعلَى ٰأ لِ ِه َو‬، ْ‫ُن ْو ِر اَأْل ْن َوار‬
‫هللا الرَّ حْ ٰم ِن الرَّ ِحي ِْم‬
ِ ‫ ِبسْ ِم‬،‫ان الرَّ ِجي ِْم‬ ِ ‫ْط‬ َ ‫هلل م َِن ال َّشي‬ ِ ‫ َأع ُْو ُذ ِبا‬:ِ‫َت َعالَى فِيْ ِك َت ِاب ِه ْال َك ِري ِْم فِيْ س ُْو َر ِة ْال َب َق َرة‬
َ ‫َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ اعْ ُبدُوا َر َّب ُك ُم الَّذِي َخلَ َق ُك ْم َوالَّذ‬
َ ُ‫ِين مِنْ َق ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َّتق‬
 ‫ون‬
Kesempatan yang baik ini marilah kita senantiasa meningkat kan keimanaan dan
ketaqwaan kita terhadap Allah dan Rasul Nya, taqwa yang sebaik baiknya yaitu dengan
menjalankan segala perintah dan menjauhi segala larangan Allah dan rasulNya SAW.

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah...


Bulan Sya’ban adalah bulan ke delapan dalam Islam. Para ulama mengatakan
bahwa bulan ini dinamakan Sya’ban karena berasal dari kata sya’b atau syi’b yang kadang
disebut dengan lembah. Manusia berpencar untuk mencari air setelah berlalunya bulan
Rajab.
Sya’ban adalah salah satu bulan istimewa, bulan yang dihormati dalam agama
Islam, selain Muharram, Dzulhijjah dan Rajab. Keistimewaan bulan ini dimulai semenjak
dari awal bulan hingga akhir bulan. Akan tetapi keistimewaan yang lebih terdapat pada
malam Nisfu Sya’ban, yaitu malam ke lima belas pertengahan bulan sya’ban.
Bulan Sya’ban di satu sisi bagi kebanyakan orang tidak memiliki keistimewaan
tersendiri, namun ternyata Nabi Muhammad saw mengistimewakannya dengan
melakukan berbagai amalan di dalamnya, di antaranya adalah dengan berpuasa.
Imam Ahmad dan Imam Nasai rahimahumallahu meriwayatkan dari sahabat yang
mulia Usamah bin Zaid radhiyallahu anhu,

Rasulullah bersabda:

‫ان َقا َل َذل َِك َش ْه ٌر َي ْغ ُف ُل ال َّناسُ َع ْن ُه َبي َْن‬


َ ‫ُور َما َتصُو ُم مِنْ َشعْ َب‬ِ ‫ك َتصُو ُم َشهْرً ا مِنْ ال ُّشه‬ ُ ‫عن ُأ َسا َم ُة بْنُ َز ْي ٍد َقا َل قُ ْل‬
َ ‫ت َيا َرسُو َل هَّللا ِ َل ْم َأ َر‬
‫َأ‬ ‫َأ‬
‫ِين َف حِبُّ نْ يُرْ َف َع َع َملِي َو َنا صَاِئ ٌم‬ ‫ُأ‬ َ ْ َ ‫َأْل‬ ُ
َ ‫ان َوه َُو َش ْه ٌر ترْ َف ُع فِي ِه ا عْ َما ُل ِإلى َربِّ ال َعالم‬
َ ‫ض‬َ ‫ب َو َر َم‬ ٍ ‫َر َج‬

”Usamah bin Zaid berkata, ‘Wahai Rasululllah aku tidak pernah melihat engkau berpuasa
sebagaimana engkau berpuasa pada bulan Sya’ban. Nabi membalas, “Bulan Sya'ban
adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan
bulan Ramadan. Bulan Sya’ban adalah bulan diangkatnya amal-amal. Karenanya, aku
menginginkan pada saat diangkatnya amalku, aku dalam keadaan sedang berpuasa.” (HR
Nasa'i).
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan bahwa bulan Sya’ban merupakan
bulan di mana amal-amal shaleh diangkat dan dilaporkan kepada Allah Rabbul ‘Alamin.
Dan beliau suka ketika amalannya diangkat ke langit dan malaikat membawa catatan
amalannya di sisi Allah. malaikat berkata, “Wahai Allah hamba-Mu Muhammad dalam
keadaan berpuasa, ketika saya membawa catatan-catatan malam ini.”
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah....
Hal tersebut juga mengingatkan kita tentang alasan mengapa beliau Shallallahu
alaihi wa sallam berpuasa Senin Kamis. Beliau menjelaskan alasannya adalah karena
hari-hari tersebut adalah waktu diangkatnya amal-amal shaleh kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala.
Bulan Sya’ban yang banyak dilalaikan ini, ternyata Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
justru memperbanyak beribadah di dalamnya dengan dua alasan tadi. Karena manusia
banyak melalaikannya. Ini merupakan isyarat bahwa ketika banyak manusia yang lalai dan
lupa kepada Allah pada suatu waktu, lalu ada hamba yang memanfaatkan waktu tersebut,
maka hamba itu menjadi mulia di sisi Allah ‘Azza wa Jalla.
Bukankah kita masih ingat bahwa di antara shalat-shalat yang begitu dianjurkan
kepada kita adalah shalat lail yang merupakan shalat yang paling afdhal? Di antara alasan
mengapa dia menjadi afdhal adalah karena pada waktu shalat lail itulah banyak manusia
yang lalai. Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
َ ‫ َو‬،‫ َوصِ لُوا ْاَألرْ َحـا َم‬،‫الط َعا َم‬
‫ َت ْد ُخلُوا ْال َج َّن َة ِب َسالَ ٍم‬،‫صلُّ ْوا ِباللَّي ِْل َوال َّناسُ ِن َيا ٌم‬ َّ ‫ َوَأ ْط ِعمُوا‬،‫شوا ال َّسالَ َم‬
ُ ‫ َيا َأ ُّي َها ال َّناسُ َأ ْف‬.
“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali silaturahim dan
shalatlah di malam hari saat manusia tertidur, niscaya kalian akan masuk ke dalam surga
dengan selamat.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Ad-Darimi).
Hadits di atas mengisyaratkan kepada kita bahwa siapa yang bangkit dan
beribadah pada waktu di mana kebanyakan manusia lalai, maka dia akan mendapatkan
keutamaan di sisi Allah Subahanahu wa Ta’ala.
Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ditanya bagaimana puasa Nabi shallallahu alaihi
wasallam pada bulan Sya’ban? Beliau mengatakan,
‫ان ُكلَّ ُه‬ َ ‫لَ ْم َي ُك ِن ال َّن ِبىُّ – صلى هللا عليه وسلم – َيصُو ُم َشهْرً ا َأ ْك َث َر مِنْ َشعْ َب‬
َ ‫ َفِإ َّن ُه َك‬، ‫ان‬
َ ‫ان َيصُو ُم َشعْ َب‬
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah berpuasa dalam satu bulan lebih banyak
dari bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada bulan Sya’ban
seluruhnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Walaupun yang dimaksud dengan puasa satu bulan penuh adalah memperbanyak
puasa, sebagaimana dikatakan oleh para ulama berdasarkan informasi dari istri-istri Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam yang lainnya. Jadi dikatakan bahwa beliau berpuasa sebulan
penuh karena beliau memperbanyak puasa di bulan tersebut.
Sekalipun bulan Muharram adalah bulan yang paling afdhal untuk berpuasa sunnah
namun puasa sunnah yang paling banyak dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam
adalah di bulan Sya’ban.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah....
Lalu apa hikmahnya?
Para ulama menyebutkan bahwa hikmah terbesar mengapa beliau memperbanyak
puasa di bulan Sya’ban adalah sebagai persiapan, latihan, dan pemanasan sebelum
memasuki musabaqah atau perlombaan yang hakiki. Yaitu perlombaan hamba-hamba
Allah di bulan Ramadhan untuk menuju predikat yang paling tinggi bagi seorang hamba
yaitu predikat takwa. Maka marilah kita memanfaatkan waktu ini untuk melatih diri kita
berpuasa.
Mungkin sebagian kita, sejak perginya bulan Ramadhan yang lalu tidak lagi pernah
merasakan bagaimana indahnya berpuasa karena Allah. Maka saatnya kita mencoba
berpuasa di bulan Sya’ban ini agar tubuh kita tidak kaget dengan kedatangan bulan
Ramadhan, di mana kita akan berlapar-lapar dan berhaus-haus karena Allah selama satu
bulan penuh. Untuk itu kita jadikan Sya’ban sebagai latihan dan pemanasan bagi kita.
Para ulama memahami bahwa bukan hanya puasa yang harus kita biasakan
sebelum datangnya bulan Ramadhan. Di antara ibadah yang mereka anjurkan untuk
dibiasakan sejak sekarang adalah membaca Alquran. Karena Ramadhan adalah bulannya
Alquran sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
‫ان‬ ٍ ‫اس َو َبي ِّٰن‬
ِ ‫ت م َِّن ْاله ُٰدى َو ْالفُرْ َق‬ ِ ‫ِي ا ُ ْن ِز َل فِ ْي ِه ْالقُرْ ٰانُ ه ًُدى لِّل َّن‬
ْٓ ‫ان الَّذ‬
َ ‫ض‬َ ‫ۚ َش ْه ُر َر َم‬
“Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk
bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara
yang benar dan yang batil).” (QS. Al-Baqarah: 185).
Dia adalah bulan untuk membaca Alquran dan mengkhatamkannya berkali-kali, tiga
kali, sepuluh kali, bahkan ada dari kalangan ulama kita yang mengkhatamkannya
sebanyak enam puluh kali. Tapi tidak mungkin kita bisa membaca Al-Quran sebanyak itu,
jika kita tidak pernah menyentuh Al-Quran sejak perginya Ramadhan yang lalu.
Maka bulan Sya’ban adalah bulannya membaca Alquran. Kata Salamah bin Suhail,
“Bulan Sya’ban adalah bulannya para qurro‘ (pembaca Alquran)”.
Amr bin Qais Al-Mula’i beliau bahkan menutup kedai-kedai beliau setelah datangnya bulan
Sya’ban untuk mengonsentrasikan diri khusus untuk membaca Al-Quran.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah....
Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan suci, bulan yang bersih. Maka
mari kita bersihkan hati-hati kita dengan memperbanyak taubat kepada Allah dan
menghentikan maksiat-maksiat yang selama ini kita lakukan. Bulan Ramadhan adalah
bulan yang suci dan bersih, maka kita sambut dengan sebaik-baiknya dengan hati yang
bersih pula. Dan cara membersihkan hati adalah dengan banyak taubat kepada Allah
serta memperbanyak amal shaleh, karena amal shaleh bisa menghilangkan noda-noda
kemaksiatan dan dosa kita.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
‫ت ي ُْذ ِهب َْن ال َّسي ِّٰاِؕت ٰذ ل َِك ذ ِْك ٰرى ل ٰ ِّلذك ِِري َْن‬
ِ ‫ار َو ُزلَـ ًفا م َِّن الَّ ْياِؕل ِنَّ ْال َح َس ٰن‬ ٰ
ِ ‫َواَق ِِم الصَّلو َة َط َر َفيِ ال َّن َه‬
‫‪“Dan laksanakanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang) dan pada bagian‬‬
‫‪permulaan malam. Perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan. Itulah‬‬
‫‪peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah).” (QS. Hud: Ayat 114).‬‬
‫‪Sya’ban secara keseluruhan adalah momen untuk memperbanyak ibadah dan tidak‬‬
‫‪khusus hanya di lima belas Sya’ban saja.‬‬
‫‪Tentu saja yang terpenting dari semua ini adalah kita perlu memperbanyak doa‬‬
‫‪kepada Allah, karena sekalipun Ramadhan sudah sangat dekat, namun tidak ada jaminan‬‬
‫‪bahwa kita masih hidup ketika hilal Ramadhan terlihat. Padahal kita begitu butuh dengan‬‬
‫‪Ramadhan. Maka mari kita memperbanyak doa agar Allah kembali mempertemukan kita‬‬
‫‪dengan bulan Ramadhan.‬‬
‫‪Dan yang lebih penting dari itu adalah semoga kita bisa menjadi orang-orang yang‬‬
‫‪memanfaatkan bulan Ramadhan dengan banyak beribadah sebagaimana yang Allah‬‬
‫‪inginkan dari kita dan dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shallallah alaihi wa sallam.‬‬
‫هللا لِيْ َولَ ُك ْم‬
‫ت َما َسمِعْ ُت ْم َوأسْ َت ْغفِرُوا َ‬ ‫ت َو ِّ‬
‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪ .‬قُ ْل ُ‬ ‫آن ْال َعظِ ي ِْم‪َ .‬و َن َف َعنِي ِب َما فِ ْي ِه م َِن اآل َيا ِ‬ ‫ك هللا ُ لِي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ِ‬ ‫ار َ‬
‫َب َ‬
‫اِئر ْالمُْؤ ِم ِني َْن َفاسْ َت ْغفِر ُْوهُ إ َّن ُه ه َُو ْال َغفُ ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬
‫َولِ َس ِ‬
‫‪Khutbah Kedua‬‬
‫ْك لَهُ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُح َّم َداً‬
‫هلل َعلَىْ ِإحْ َساْ ِن ِه ‪َ ،‬و ْال ُّش ْك ُر لَ ُه َعلَىْ َت ْوفِ ْيقِ ِه َوا ْم ِت َناْ ِن ِه ‪َ ،‬وَأ ْش َه ُد َأنْ اَل ْ ِإلَ َه ِإاَّل ْ هللا ُ ‪َ ،‬وحْ دَ هُ اَل ْ َش ِري َ‬‫ْال َح ْم ُد ِ‬
‫َع ْب ُدهُ َو َرس ُْول ُ ُه ْال َّد ْاعِ يْ ِإلَىْ ِرضْ َو ْا ِن ِه‬
‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد ِو َعلَى اَلِ ِه َوَأصْ َح ِاب ِه َو َسلِّ ْم َتسْ لِ ْيمًا كِثيْرً ا َأمَّا َبعْ ُد‪...‬‬
‫الل ُه َّم َ‬
‫مْر َبدَ َأ فِ ْي ِه ِب َن ْفسِ ِه َو َثـ َنى ِب َمآل ِئ َك ِت ِه ِبقُ ْدسِ ِه َو َقا َل‬
‫هللا َأ َم َر ُك ْم ِبَأ ٍ‬
‫هللا فِ ْي َما َأ َم َر َوا ْن َته ُْوا َعمَّا َن َهى َواعْ لَم ُْوا َأنَّ َ‬ ‫َفيا َ اَ ُّي َها ال َّناسُ ِا َّتقُوا َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‬
‫لى ال َّن ِبى يآ اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا َ‬
‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬ ‫‪َ .‬تعاَلَى ِإنَّ َ‬
‫هللا َومَآلِئ َك َت ُه ي َ‬

‫ك َومَآلِئ َك ِة ْال ُم َقرَّ ِبي َْن َوارْ َ‬


‫ض‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫آل َس ِّيدِنا َ م َُح َّم ٍد َو َعلَى اَ ْن ِبيآِئ َ‬‫صلَّى هللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى ِ‬
‫ص ِّل َعلَى َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َ‬
‫الل ُه َّم َ‬
‫اللّ ُه َّم َع ِن ْال ُخلَ َفا ِء الرَّ اشِ ِدي َْن َأ ِبى َب ْك ٍر َو ُع َمر َوع ُْث َمان َو َعلِى َو َعنْ َبقِ َّي ِة الص ََّحا َب ِة َوال َّت ِاب ِعي َْن َو َت ِابعِي ال َّت ِاب ِعي َْن لَ ُه ْم ِباِحْ َس ٍ‬
‫ان‬
‫ِك َيا َأرْ َح َم الرَّ ا ِح ِمي َْن‬
‫ض َع َّنا َم َع ُه ْم ِب َرحْ َمت َ‬ ‫ِالَى َي ْو ِم ال ِّدي ِ‬
‫ْن َوارْ َ‬

‫اركْ َعلَى م َُح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬


‫آل م َُح َّم ٍد‬ ‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم ‪َ .‬و َب ِ‬ ‫صلَّي َ‬
‫ْت َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫اَللَّ ُه َّم َ‬
‫ص ِّل َعلَى م َُح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬
‫آل م َُح َّم ٍد َك َما َ‬
‫آل ِإب َْرا ِه ْي َم‪ِ ،‬إ َّن َ‬
‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‬ ‫ار ْك َ‬
‫ت َعلَى ِإب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫َك َما َب َ‬

‫ت ْاَألحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم َو ْاَألم َْواتِ‪َ ،‬يا َس ِم ْي ٌع َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ الد َّع َوا ِ‬
‫ت‬ ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َماتِ‪َ ،‬و ْالمُْؤ ِم ِني َْن َو ْالمُْؤ ِم َنا ِ‬ ‫‪.‬اَللَّ ُه َّم ْ‬
‫‪.‬ر َّب َنا َظلَمْ َنا َأ ْنفُ َس َنا َوِإنْ لَ ْم َت ْغفِرْ لَ َنا َو َترْ َحمْ َنا َل َن ُكو َننَّ م َِن ْال َخاسِ ِر َ‬
‫ين‬ ‫َ‬
‫ِّت َأ ْقدَ ا َم َنا َوا ْنصُرْ َنا َعلَى ْال َق ْو ِم ْال َكاف ِِر َ‬
‫ين‬ ‫مْر َنا َو َثب ْ‬ ‫َأ‬ ‫ُ‬
‫اغفِرْ لَ َنا ذ ُنو َب َنا َوِإسْ َرا َف َنا فِي ِ‬ ‫‪.‬ر َّب َنا ْ‬‫َ‬
‫ِّت َأ ْقدَ ا َم َنا َوا ْنصُرْ َنا َعلَى ْال َق ْو ِم ْال َكاف ِِر َ‬
‫ين‬ ‫صبْرً ا َو َثب ْ‬ ‫‪.‬ر َّب َنا َأ ْف ِر ْغ َعلَ ْي َنا َ‬‫َ‬
‫وب َنا غِ اًّل لِلَّذ َ‬
‫ِين آ َم ُنوا َر َّب َنا ِإ َّن َ‬
‫ك َرءُوفٌ َرحِي ٌم‬ ‫ان َواَل َتجْ َع ْل فِي قُل ُ ِ‬ ‫اغفِرْ لَ َنا َوِإِل ْخ َوا ِن َنا الَّذ َ‬
‫ِين َس َبقُو َنا ِباِإْلي َم ِ‬ ‫َر َّب َنا ْ‬

‫اب ال َّن ِ‬
‫ار‬ ‫‪.‬ر َّب َنا آتِنا َ فِى ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِى ْاآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ َ‬ ‫َ‬
‫بى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‬ ‫ان َوِإيْتآ ِء ذِي ْالقُرْ َ‬ ‫ْأ‬
‫ِ‬ ‫هللا ! ِإنَّ هللاَ َي ُم ُر ِباْ َلع ْد ِل َو ْاِإلحْ َس ِ‬
‫عِ َبا َد ِ‬
‫هللا َأ ْك َب ُر‬ ‫هللا ْالعَظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َع َ‬
‫لى ن َِع ِم ِه َي ِز ْد ُك ْم َولَذ ِْك ُر ِ‬ ‫َو ْاذ ُكرُوا َ‬

Anda mungkin juga menyukai