Anda di halaman 1dari 3

ِ ‫ َوَأ ْفهَ َمنَا بِ َش ِر ْي َع ِة النَّبِ ّي ال َك‬،‫لح ْم ُد هللِ الّذي هَ َدانَا ُسب َُل ال ّسالَ ِم‬

،‫ريم‬ َ ‫لح ْم ُد هللِ ْا‬


َ ‫ْا‬ (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah). Maksudnya, mulai
awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah kepada
‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ ّن‬،‫الل َواإل ْكرام‬
ِ ‫لج‬ َ ‫ ُذو ْا‬،‫َأ ْشهَ ُد َأ ْن اَل اِلَهَ ِإاَّل هللا َوحْ َدهُ ال َش ِريك لَه‬ hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah

َ ‫ اللّهُ َّم‬،‫َسيِّ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬


ِ ‫صلِّ و َسلِّ ْم َو‬
‫بار ْك َعلَى َسيِّ ِدنا‬ SWT. Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab. 
Kemuliaan bulan Rajab semakin bertambah dengan peristiwa monumental  isra’ dan
‫ فَيَايُّهَا‬:‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬،‫عين بِإحْ سا ِن إلَى يَ ْو ِم الدِّين‬ َ ِ‫ُم َح ّم ٍد َو َعلَى الِه َوأصْ حابِ ِه َوالتَّاب‬ mi’raj Nabi Muhammad SAW dari dari Masjidil haram  Makkah menuju masjidil

َ ‫ال هللاُ تَ َع‬


‫الى‬ َ َ‫ ق‬،‫ص ْي ُك ْم َو نَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ َوطَا َعتِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِح ُْو ْن‬ ْ ،‫اِإل ْخ َوان‬
ُ ‫أو‬ Aqsho Palestina. Kemudian dilanjutkan dari masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha
untuk menghadap Allah SWT sang pencipta Alam semesta. Sebagaimana firman
َ ‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذ‬:‫َّح ْي ْم‬
‫ين َآ َمنُوا اتَّقُوا هللا‬ ِ ‫ بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم‬:‫ان ْال َك ِري ْم‬
ِ ‫ان الر‬ ِ ْ‫فِي ْالقُر‬ Allah SWT dalam surat Isra’ ayat 1:

‫ يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن ي ُِط ِع هللا‬،‫َوقُولُوا قَ ْواًل َس ِديدًا‬ َ ‫ْج ِد ْال َح َر ِام اِلَى ْال َم ْس ِج ِد ااْل َ ْق‬
ْ‫صا الَّ ِذي‬ ِ ‫ُسب ْٰح َن الَّ ِذيْٓ اَس ْٰرى بِ َع ْب ِد ٖه لَ ْياًل ِّم َن ْال َمس‬
َّ ‫َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَ ْو ًزا َع ِظي ًما وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا اتَّقُ ْوا هللاَ َح‬
‫ق‬ ‫ص ْي ُر‬ِ َ‫ٰب َر ْكنَا َح ْولَهٗ لِنُ ِريَهٗ ِم ْن ٰا ٰيتِنَ ۗا اِنَّهٗ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْالب‬
ُ ِ‫ُم ْسل‬
َ‫م ْون‬ ‫تُقَاتِ ِه َوالَ تَ ُم ْوتُ َّن ِإالَّ َوَأ ْنتُ ْم‬. Artinya: Maha-Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam
dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar
Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.    Peristiwa tersebut
  Alhamdulillah, pada bulan ini kita masih berada di bulan mulia, yaitu bulan Rajab
juga mendapat penjelasan dalam Shahih Bukhari,  juz 5 halaman 52. Nabi
1441 H. Perlu kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata Rajab
Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT.  Allah SWT memerintahkan Nabi
berasal dari kata “tarjib” yang bermakna agung dan mulia. Allah SWT memberikan
untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi
keistimewaan terhadap Rajab di antara bulan-bulan lain yang juga menyandang
menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW
predikat mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Bulan Rajab
bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi
adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah SWT.   Menurut
Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi
Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf,
Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi
yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh
Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan untuk umatmu.
Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh adalah sunnah.  Kedua, perintah Nabi yang menganjurkan puasa di bulan-bulan
kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mulia, bulan Rajab adalah salah satunya.  Imam ats-Tsauri sebagaimana dikutip Ibnu
mengingatkan sebagiamana yang pertama.  Kembali Nabi menghadap Allah hingga Rajab dalam kitab Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 119 menyatakan: “Aku amat
dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad menyukai amalan puasa di bulan-bulan haram (mulia).  Hal ini telah dipraktikkan
kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan oleh sebagian ulama salaf yang berpuasa di setiap bulan yang mulia, seperti Ibnu
kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq as-Sabi’i.”   Jamaah shalat
menghadap pada Allah SWT. Saya ridho dan pasrah kepada Allah SWT.    Peristiwa Jumat hafidhakumullah,   Kedua, selalu menjalankan kewajiban shalat lima waktu
isra’ dan mi’raj yang terjadi di bulan Rajab semakin menambah terhadap kemuliaan tepat pada waktunya. Musthafa As Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus
bulan ini, lalu amalan apa yang perlu dilakukan dalam bulan Rajab yang mulia ini?   wa ‘Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan isra’ dan mi’raj
Pertama adalah melakukan puasa sunnah di bulan Rajab. Terkait kesunahan puasa di dengan ruh dan jasadnya sebagai mu’jizat, maka sebuah keharusan bagi tiap Muslim
bulan Rajab ini terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab menghadap (mi’roj) kepada Allah SWT lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang
Sahih Muslim juz 2 halaman 811: khusyu’. Dengan shalat yang khusyu’, seseorang akan merasa diawasi oleh Allah
SWT, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata
َ •َ‫ب فَق‬
:‫•ال‬ ٍ ‫ب َونَحْ نُ يَوْ َمِئ ٍ•ذ فِي َر َج‬
ٍ ‫ص•وْ ِم َر َج‬ َ ‫ ع َْن‬،‫•ر‬ ُ ‫ َس•َأ ْل‬:‫ قَ••ا َل‬، ُّ‫اري‬
ٍ •‫ت َس• ِعي َد ْبنَ ُجبَ ْي‬ َ ‫َح• َّدثَنَا ع ُْث َم••انُ بْنُ َح ِك ٍيم اَأْل ْن‬
ِ •‫ص‬ kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya
،ُ‫ اَل يُ ْف ِط• ر‬:‫•ول‬
َ ُ‫ص•و ُم َحتَّى نَق‬ ُ َ‫ص•لَّى هللاُ َعلَيْ• ِه َو َس•لَّ َم ي‬
َ ِ‫ " َكانَ َر ُس•و ُل هللا‬:ُ‫ يَقُول‬،‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما‬ ِ ‫س َر‬ ٍ ‫ْت ا ْبنَ َعبَّا‬ ُ ‫َس ِمع‬ lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan.  Hal tersebut demi untuk
َ ُ‫" َويُ ْف ِط ُر َحتَّى نَق‬
‫ اَل يَصُو ُم‬:‫ول‬ mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk
Artinya: “Utsman bin Hakim berkata: saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang Allah yang terbaik di muka bumi ini.     Ketiga, Rajab adalah bulan yang tepat untuk
puasa Rajab, ketika itu kami berada di bulan Rajab. Sa’id menjawab: saya mendengar bertobat dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1
Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah SAW berpuasa (berturut-turut) hingga kami halaman 122 menganjurkan umat manusia untuk bertobat di bulan Rajab yang mulia
menduga beliau berpuasa, dan beliau tidak berpuasa (berturut-turut) hingga kami ini. Beliau mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal
menduga beliau tidak puasa.”    Menurut Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah An- baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.”    Syekh Abdul Qadir Al-Jilani
Nawawi ‘ala Muslim juz 8 halaman 38, hadits di atas tidak menunjukkan larangan dalam kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat agar tobat kita diterima oleh
khusus atau kesunahan khusus puasa di bulan Rajab. Karena itu, kesunahan puasa di Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita perbuat.
bulan Rajab melihat terhadap dua aspek, pertama  hukum asal puasa hukumnya Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji
untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita ،‫ْطان ال • َّر ِجي ْم‬
ِ ‫الش •ي‬ َّ َ‫ أ ُع••و ُذ بِاهللِ ِمن‬: َ‫• َوأدْخَ لَنَا وِإيَّاكم فِي ُز ْم َر ِة ِعبَا ِد ِه ال ُمْؤ ِمنِ ْين‬،‫َج َعلَنا هللاُ َوإيَّاكم ِمنَ الفَاِئ ِزين اآل ِمنِين‬
laksanakan agar tobat kita benar-benar diterima oleh Allah SWT.   Jamaah shalat ،‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُ••وا قَ••وْ اًل َس• ِدي ًدا• ب•ا َ َركَ هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُ••رْ آ ِن ال َع ِظي ِْم‬:‫َّحي ْم‬
ِ ‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ ما ِن الر‬
Jumat hafidhakumullah,   Mengapa kita perlu memperhatikan bulan Rajab yang mulia ٌ ِ‫ إنّهُ تَعاَلَى َجوّا ٌد َك ِر ْي ٌم َمل‬.‫ت و ِذ ْك ِر ال َح ِكي ِْم‬
ٌ ْ‫ك بَرٌّ َرُؤ و‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ِ ‫َونَفَ َعنِ ْي َوِإيّا ُك ْم بِاآليا‬
ini? Karena Bulan Rajab adalah bulan yang mulia. Berdoa pada Allah di bulan ini
tidak akan sia-sia. Sungguh beruntung seseorang yang memperbaiki amalan,
menjauhkan diri dari perbuatan keji dan kemungkaran. Beramal di bulan ini bagaikan
mendapatkan emas mulia, memanfaatkan waktu dengan taat merupakan hal yang
utama.    Khatib berwasiat kepada diri sendiri dan para jamaah sekalian. Wahai
hamba Allah, raihlah (kebaikan) bulan Rajab dan kembalilah ke jalan Allah,
Ampunan Allah akan diberikan pada hamba yang bertobat.  Di bulan ini pintu-pintu
ampunan Allah telah terbuka, segeralah bertobat dan menyambutnya.   Syekh
Dzunnun Al-Mishri sebagaimana dikutip Syekh Abdul Qadir dalam kitab al-
Ghuniyah juz 1 halaman 326 mengatakan, Rajab adalah bulan untuk meninggalkan
kejelekan, Sya’ban adalah bulan untuk menambah ketaatan, Ramadhan adalah bulan
untuk menjemput kemuliaan. Seseorang yang tidak meninggalkan kejelekan, tidak
melaksanakan ketaatan, tidak menjemput kemuliaan, maka ia adalah pengikut setan. 
Na‘ûdzu billâhi min dzâlik.   Selain itu, Rajab adalah bulan bercocok tanam, Sya’ban
bulan untuk menyiram, dan Ramadhan adalah bulan panen hasil bertanam. Setiap
orang akan menuai apa yang ia tanam, setiap orang akan menuai perbuatannya. Siapa
pun yang tidak menghiraukan tanamannya, ia akan menyesal di hari pembalasan.   Di
Bulan Rajab ini, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan
kemaksiatan, selalu beruntung dengan melakukan banyak ladang amal ibadah,
mendapatkan pahala amal ibadah yang berlipat dan selalu mendapatkan ridha dari
Allah SWT.  Aamiin ya rabbal ‘alamiin.

Anda mungkin juga menyukai