Anda di halaman 1dari 4

‫ َو ُه َو اِذَّل ْي اْص َط َفى َنِب َّيَنا ُم َح َّم ًد ا ﷺ‬، ‫َاْلَح ْم ُد ِهلل اِذَّل ْي َفَّض َلَنا ِبَش ْهِر َر َجَب‬

Melalui mimbar ini, khatib berpesan kepada kita semua terkhusus kepada
diri khatib sendiri, marilah senantiasa kita meningkatkan kadar iman dan
‫ َالَّلُهَّم َفَص ِّل َو َس َمِّل َو اَب ِر ْك َو َتَر َّح ْم َو َحَتْنَّن َعىَل َمْن ِبِه ُتْر ىَج َش َفاَع ُتُه َيْو َم‬.‫اْلُم ْج َتىَب اْلُم َؤ َّيد‬ ketaqwaan kita kepada Allah swt. dengan memperbanyak ibadah dan
kebajikan, serta menjauhi semua larangan-Nya. Sebab, tidak ada bekal
‫ َو َأْش َهُد َأَّن َس ِّيَد اَن ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُهُل‬، ‫ َأْش َهُد َأْن َال ِاَهَل َّال ُهللا َر ُّب اْلِع َباِد‬. ‫اْلَم آِب‬ yang lebih baik untuk dibawa menuju akhirat selain ketakwaan kita kepada
‫ِإ‬ Allah Swt.
‫َ لَّلُهَّم َفَص ِّل َو َس ْمِّل َعىَل َس ِّي ِد اَن ُم َح َّم ٍد اَك َن َص اِد َق‬.‫اْلَمْب ُع ْو ُث ىَل َس اِئِر اَأْلَعاِج ِم َو اْلَع َر ب‬
‫َف‬ ‫َش‬ ‫ُل‬ ‫ْف‬ ‫َل‬ ‫َال‬ ‫ِس‬ ‫ْحُي‬ ‫ِذَّل‬ ‫ِه‬ ‫ْحَص‬ ‫ِهِل‬
‫آ‬ ‫ىَل‬ ‫ًال‬ ‫ْل ِد اَك ِإ‬
‫ا‬ ‫ْي‬ ‫ا‬
‫ْيَن ُنْو َن ْس َم ْم َو ْم َي َع ْو ًئ ِر اًّي‬ ‫ُه‬ ‫ا‬ ‫ِب‬ ‫َو‬ ‫َن‬
‫ا َو ْع َو َن َر ُس ْو ًّي َو َع‬
،‫ا‬ ‫ِب‬ Jamaah shalat jumat seiman seakidah yang dirahmati Allah
‫ِإ‬
‫ اِب ْم ِتَثاِل َأَو اِم ِر ِه َو اْج ِتَناِب‬، ‫ َأَهُّيا اِاْلْخ َو اُن ُأْو ِص ْي ْمُك َو ِا اَي َي ِبَتْقَو ى ِهللا َو َط اَعِتِه‬، ‫َأَّم ا َبْع ُد‬ Tema : Memaknai Pertistiwa Isra’ Mikraj
‫ ُس ْب َح اَن اِذَّل ي َأَرْس ى ِبَع ْب ِدِه َلْي اًل ِم َن اْلَمْس ِج ِد‬:‫ َقاَل ُهللا َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِبِه اْلَكِر ِمْي‬. ‫َنَو اِه ْي ِه‬
Alhamdulillah, sebagai hamba Allah kita perlu mensyukuri diri kita masing-
‫اْلَح َر اِم ىَل اْلَمْس ِج ِد اَأْلْقىَص اِذَّل ي اَب َر ْكَنا َح ْو ُهَل ِلِرُن َيُه ِم ْن آاَي ِتَنا َّنُه ُه َو الَّس ِم يُع اْلَبِص ُري‬ masing karena sampai hari ini kita masih dipertemukan Allah dengan bulan
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ yang agung dan mulia. Bulan yang penuh rahmat, anugerah dan kebaikan
dari Allah swt. Nabi muhammad saw dalam memperhatikan bulan rajab
Sebagai makhluk ciptaan Allah yang diciptakan paling sempurna di antara sampai memanjatkan doa sebagaimana yang diriwayatkan oleh Anas bin
makhluk-makhluk ciptaan lainnya, maka sudah sepatutnya kita sebagai Malik dalam musnad Ahmad.
manusia selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahi Allah
SWT. ‫الَّلُهَّم اَب ِر ْك َلَنا ْيِف َر َجَب َو َش ْع َباَن َو َبِّلْغَنا َر َم َض اَن‬
Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan
Ada begitu banyak nikmat dan anugerah yang telah Allah berikan kepada Syakban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadhan."
kita, bahkan ketika Allah memberikan cobaan dan musibah, terselip karunia
dan berkah yang terkadang tidak kita sadari. Salah satu cara paling mudah Bulan Rajab menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada
yang bisa kita lakukan untuk mensyukuri nikmat Allah SWT adalah dengan bulan yang jatuh setelahnya, yaitu bulan Syakban dan Ramadhan. Sebagian
selalu mengucap Alhamdulillah dalam setiap kondisi dan keadaan yang kita ulama berkata:
terima, entah itu saat senang maupun ketika mendapatkan cobaan hidup.
Jika ingin menghitung berapa banyak nikmat yang telah kita terima semasa
hidup, sudah tentu nikmat tersebut tidak terhitung jumlahnya. Oleh karena
‫ َو َر َم َض اُن َش ْهُر اْلَحَص اِد‬، ‫ َو َش ْع َباُن َش ْهُر الَّس ْقِي‬،‫َر َج ٌب َش ْهُر الَّز ْر ِع‬
itu, apabila kita selalu bisa bersyukur dalam berbagai kondisi yang kita
terima, insya Allah, Allah SWT juga akan selalu menyayangi kita dan "Rajab adalah bulan menanam, Syakban adalah bulan untuk menyirami,
nikmat-Nya akan terus mengalir dalam kehidupan kita. dan Ramadhan adalah bulan memanen."

Shalawat dan salam mari sama kita haturkan keharibaan Baginda Nabi selain itu, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa yang sangat
Muhammad saw, mudah-mudahan dengan memperbanyak shalawat monumental yakni Isra’ wal mikraj Nabi Muhammad saw.
kepada beliau, kita akan mendapatkan syafaatnya kelak di yaumil akhir.
Amin Jamaah shalat jumat seiman seakidah yang dirahmati Allah
Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan Pertama, Nabi Muhammad adalah satu-satunya Nabi dari golongan Ibrahim
“wisata” biasa bagi Rasul. Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah AS yang berasal dari Ismail AS, sedangkan Nabi lainnya adalah berasal dari
sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW. Ishaq AS. Hikmah lainnya adalah, bahwa Nabi Muhammad berdakwah di
Jika perjalanan hijrah dari Mekah ke Madinah pada 662 M menjadi Makkah, sedangkan Nabi yang lain berdakwah di sekitar Palestina. Kalau
permulaan dari sejarah kaum Muslimin, atau perjalanan Haji Wada yang dibiarkan begitu saja, maka orang lain akan menuduh Muhammad SAW
menandai penguasaan kaum Muslimin atas kota suci Mekah, maka Isra sebagai orang yang tidak ada hubungannya dengan "golongan" Ibrahim dan
Mi’raj menjadi puncak perjalanan seorang hamba (al-abd) menuju sang merupakan sempalan. Bagi kita sebagai muslim, tidaklah melihat orang itu
pencipta (al-Khalik). Isra Mi’raj adalah perjalanan menuju kesempurnaan dari asal usulnya, tapi dari ajarannya.
ruhani (insan kamil).
Kedua, Allah ingin memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya
Menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa kepada Nabi SAW. Pada Al Qur'an surat An Najm ayat 12, terdapat kata
Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT. "Yaro" dalam bahasa Arab yang artinya "menyaksikan langsung". Berbeda
Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul dengan kata "Syahida", yang berarti menyaksikan tapi tidak mesti secara
mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”; “Segala penghormatan, langsung.
kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”.
Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga,
wabarakaatuh”. karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain
yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini.
Seyyed Hossein Nasr dalam bukunya: ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai hal yang
mengungkapkan : bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW membuat Rasullullah SAW sedih.
saat Mi’raj mencerminkan hakikat spiritual dari salat yang dijalankan umat
Islam sehari-hari. Dalam artian, salat adalah mi’raj-nya orang-orang Dari ajaran tersebut terdapat nilai-nilai signifikan bagi sebuah
beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan kepemimpinan. Pertama, sebagaimana tercermin dari ayat yang
dalam perjalanan Rasulullah SAW ini. mengemukakan peristiwa Isra' Mi'raj, yang dimulai dengan ''tasbih'', juga
peristiwa pembersihan dada Nabi dengan air zamzam ditambah dengan
Peristiwa Isra Mi'raj terbagi dalam dua peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, wudlu, maka dalam sebuah kepemimpinan, hal pertama yang harus
Nabi Muhammad SAW "diberangkatkan" oleh Allah SWT dari Masjidil dilakukan adalah menjaga integritas moral. Dalam konteks keindonesiaan,
Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi'raj Nabi Muhammad SAW hal ini dapat diwujudkan dengan reformasi moral (revolusi mental) yang
dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat dimulai dari tingkat aparaturnya.
tertinggi. Di sini, Nabi mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk
menunaikan salat lima waktu. Kedua, selain integritas moral (akhlaqul karimah), yang tidak kalah
pentingnya adalah belajar kepada sejarah. Ia bisa berupa nilai-nilai yang
Ada beberapa pertanyaan mengenai peristiwa Isra' Mi'raj. Salah satunya, berkenaan dengan masa lampau, dapat pula berupa pengalaman dari orang
mengapa dalam peristiwa itu Rasul diperjalankan ke Masjidil Aqsa? Kenapa per-orang yang pernah menjalankan sebuah kepemimpinan. Dengan
tidak langsung saja ke langit? Untuk jawaban ini ada beberapa hikmah yang demikian kontinuitas kesejarahan dapat terus dipertahankan dan
kita bisa petik. dikembangkan. Dalam ungkapan kaidah fiqh, ''Memelihara nilai lama yang
baik dan mengambil nilai baru yang lebih baik'' (Al-muhafazah 'ala al-qadim manusia dengan sesamanya. Dalam ajaran salat, seseorang yang hendak
al-shalih wa al-akhzu bi al-jadid al-ashlah). melaksanakannya, diwajibkan terlebih dahulu berwudlu atau dalam keadaan
suci. Pelaksanaan salat itu sendiri, dimulai dengan mengagungkan Asma
Ketiga, dengan integritas moral serta nilai-nilai kesejahteraan itu, diharapkan Allah (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan doa keselamatan bagi segenap
sebuah kepemimpinan dapat berjalan dengan benar dan tidak mudah umat manusia (salam).
terpincut godaan, sebagaimana keteladanan Nabi ketika melakukan Mi'raj-
nya. Kepemimpinan yang demikian, hanya dimungkinkan manakala seluruh Jamaah shalat jumat seiman dan seakidah yang dirahmati Allah
aparaturnya tegak lurus dalam melaksanakan keadilan (al-'adallah), dengan
didasari oleh nilai-nilai persamaan di muka hukum (al- musawwah). Hal ini Demikianlah khutbah yang singkat yang dapat khatib sampaikan. Mudah-
pun akan dapat berjalan baik, manakala aparatur tersebut bersikap mudahan dapat memperkokoh aqidah dan keimanan kita kepada Allah swt.
konsisten dan disiplin (istiqamah), dapat dipercaya (amanah) serta mau Dan melalui perenungan peristiwa Isra’ Mi’raj tahun 1444 H ini, kita dapat
merundingkan segala persoalan -- yang menyangkut kepemimpinan - menemukan urgensitas kita yang terpenting, yakni semakin menguatkan
secara bersama (musyawarah). Dan satu hal yang tidak boleh dilupakan, keimanan kepada Allah SWT dan semakin meningkatkan spirit perjuangan
yakni jangan sampai ia berlagak atau bersikap sok pintar atau merasa untuk menggapai cinta dan ridha Allah swt. amin ya rabbal alamin.
paling tahu terhadap semua urusan (tanatthu'). Terhadap yang dipimpin
jangan sampai mempersulit (tasydid), dan kebijakannya tidak melewati
‫َط‬ ‫َأ ُذ‬
batas kemampuan yang ada (ghuluw), baik bagi yang dipimpin atau pun
sang pemimpin itu sendiri. ‫ُعو ِباِهَّلل ِمَن الَّش ْي اِن الَّر ِج يِم‬
‫ِاَّن ٰه َذ ا اْل ُقْر ٰا َن َي ْه ِد ْي ِلَّلِتْي ِهَي َاْق َو ُم َو ُيَب ِّش ُر اْلُمْؤ ِم ِنْي َن اَّلِذ ْي َن َي ْع َم ُلْو َن‬
Keempat, hendaknya kebijakan seorang pemimpin membumi kepada hati ‫الّٰص ِلٰح ِت َاَّن َلُهْم َاْج ًر ا َك ِبْيًر ۙا‬
dan kebutuhan (rakyat) yang dipimpinnya. Dalam peristiwa Isra' Mi'raj, hal Shadaqallahul adzim.
itu telah diteladankan Nabi saw, ketika beliau sudi kembali (turun) ke bumi
setelah bertemu Allah. Padahal pertemuan dengan Allah-lah cita-cita dan
tujuan umat manusia. Kembalinya Rasulullah ini, dimaksudkan untuk ‫ َو َنَفَع ِني َو ِإَّي اُك ْم ِبَم اِفْي ِه ِمن‬، ‫َب اَر َك هللا ِلي َو َلُك ْم ِفى ْالُق ْر آِن ْالَعِظ ْي ِم‬
menyelamatkan nasib umat manusia (rahmatan lil'alamin). Maka dalam
konteks ini, kebijakan yang membumi mutlak diperlukan. Sebagaimana ‫اآلَيِة َو ِذ ْك ِر اْلَح ِك ْي ِم َو َت َقَّب َل ُهللا ِم َّن ا َو ِم ْنُك ْم ِتَالَو َت ُه َو ِإَّن ُه ُه َو الَّس ِمْيُع‬
kaidah fiqh yang mengatakan, ''Kebijakan pemimpin itu akan senantiasa
berlandaskan pada kemaslahatan untuk rakyat'' (Tasharrufu al-imam 'ala ar- ‫ َو َأُقْو ُل َقْو ِلي َه َذ ا َفأْس َتْغ ِفُر َهللا الَعِظ ْي َم ِإَّن ُه ُه َو الَغ ُفْو ُر الَّر ِحْيم‬،‫الَع ِلْي ُم‬
raiyyah manutun bi al-mashlahah).

Kelima, amanat Rasulullah saw untuk menegakkan salat, pada dasarnya


merupakan suatu simbolisme yang mengajarkan prinsip kepemimpinan,
yakni pola hubungan antara hamba (manusia) kepada Tuhannya dan antara
‫اْلَح ْم ُد ِهلل َع لَى ِإْح َس اِنِه َو الُّشْك ُر َلُه َع لَى َت ْو ِفْي ِقِه َو ِاْم ِتَن اِنِه‪َ .‬و َأْش َه ُد َأْن َال ِاَلَه ِإَّال ُهللا َو ْح َد ُه َال َش ِر ْي َك َلُه َو َأْش َه ُد أَّن‬
‫َس ِّيَد َن ا ُم َح َّم ًد ا َع ْب ُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّد اِع ى إلَى ِر ْض َو اِنِه ‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َن ا ُم َح َّمٍد ِو َع َلى َاِلِه َو َأْص َح اِبِه َو َس ِّلْم َت ْس ِلْيًما‬
‫ِك ثْيًر ا‬
‫َأَّما َب ْع ُد َفيَا َاُّي َه ا الَّن اُس ِاَّتُقواَهللا ِفْي َم ا َأَمَر َو اْن َت ُهْو ا َع َّما َن َه ى َو اْع َلُمْو ا َأَّن َهللا َأَمَر ُك ْم ِبَأْم ٍر َب َد َأ ِفْي ِه ِبَن ْف ِس ِه َو َث ـَن ى‬
‫ِبَم آلِئَك ِتِه اْل ُم َس ِّب َح ِة ِبُقْد ِس ِه َو َقاَل َت عَاَلى ِإَّن َهللا َو َم آلِئَكَت ُه ُيَص ُّلْو َن َع لَى الَّن ِبى يآ َاُّي َه ا اَّلِذ ْي َن آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َع َلْي ِه َو َس ِّلُمْو ا‬
‫َت ْس ِلْيًما‪ .‬اللُهَّم َص ِّل َع َلى َس ِّي ِد َن ا ُم َح َّمٍد َص َّلى ُهللا َع َلْي ِه َو َس ِّلْم َو َع َلى آِل َس ِّي ِد نَا ُم َح َّمٍد َو َع َلى َاْن ِبيآِئَك َو ُر ُس ِلَك َو َم آلِئَك ِة‬
‫ْالُم َقَّر ِبْي َن َو اْر َض الّلُهَّم َع ِن ْالُخَلَفاِء الَّر اِش ِد ْي َن َأِبى َب ْك ٍر َو ُع َم ر َو ُع ْث َم ان َو َع لي َو َع ْن َب ِقَّيِة الَّص َح اَب ِة َو الَّت اِبِع ْي َن‬
‫َو َت اِبِع ي الَّت اِبِع ْي َن َلُهْم ِبِاْح َس اٍن ِاَلى َي ْو ِم الِّد ْي ِن َو اْر َض َع َّن ا َمَع ُهْم ِبَر ْح َم ِتَك َي ا َأْر َح َم الَّر اِحِم ْي َن‬
‫َاللُهَّم اْغ ِفْر ِلْلُمْؤ ِم ِنْي َن َو ْالُمْؤ ِم َن اِت َو ْالُمْس ِلِم ْي َن َو ْالُمْس ِلَم اِت َاَالْح يآء ِم ْن ُهْم َو ْاَالْم َو اِت‬
‫ِل ِه‬ ‫ِق‬ ‫ِخ‬ ‫ِت‬
‫َر َّبنَا آ نَا ْيِف الُّد ْنيَا َح َس َنًة َو ْيِف اآل َر ِة َح َس َنًة َو نَا َعَذ اَب الَّناِر َو اَحلْم ُد ّل َر ِّب العَاَملَنِي‬
‫ِظ‬ ‫ِع‬ ‫ِء‬ ‫ِن ِإ ِء ِذ‬ ‫ِب ِل‬ ‫ِع ِهلل ِإ‬
‫َباَدا ! َّن اَهلل َيْأُمُر َنا ْالَعْد َو ْاِإل ْح َس ا َو ْيتآ ي ْالُقْر َىب َو َيْنَه ى َعِن ْالَف ْح شآ َو ْاُملْنَك ِر َو ْالَبْغي َي ُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن َو اْذُك ُر وا اَهلل ْالَع ْيَم َيْذ ُك ْر ُك ْم‬
‫ِذ ِهلل‬ ‫ِن ِمِه‬
‫َو اْش ُك ُر ْو ُه َعلَى َع َيِز ْد ُك ْم َو َل ْك ُر ا َأْك رَب‬

Anda mungkin juga menyukai