Anda di halaman 1dari 6

1

ُ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن الَِإ ٰلهَ ِإالَّهللا‬.‫ضيَافَةً لِ ِعبا َ ِد ِه الصَّالِ ِحي َْن‬ ِ ‫صيا َ َم َأيّا َ َم اَأل ْعيا َ ِد‬ ِّ ‫الح ْم ُد هّٰلِل ِ الَّ ِذيْ َح َّر َم ال‬
َ
ُ‫ْك لَهُ الَّ ِذيْ َج َع َل ال َّجنَّةَ لِ ْل ُمتَّقِي َْن َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن َسيِّ َدنا َ َو َم ْوالَنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُه‬
َ ‫الَ َش ِري‬
ٰ
‫لى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّمـ ٍد َو َعلَى آلِ ِه‬ َ ‫صلِّ َو َسلِّ ْم َوبا َ ِر ْك َع‬ َ ‫ اللّهُ َّم‬.‫اط ال ُم ْستَقِي ِْم‬ ِ ‫لى الصِّ َر‬ َ ‫ال َّدا ِع ْي ِإ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي‬ِ ‫فَيَآَأيُّهَاال ُمْؤ ِمنُ ْو َن ُأ ْو‬. ‫ َأ َّما بَ ْع ُد‬.‫لى يَ ْو ِم ال ِّدي َْن‬
َ ‫ان ِإ‬ ٍ ‫َوَأصْ حاَبِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِِإحْ َس‬
ُ‫ قَا َل هللا‬. ‫ق تُقاَتِ ِه َوالَتَ ُم ْوتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُم ْو َن‬ َّ ‫ َواتَّقُ ْوا هللاَ َح‬.‫از ال ُمتَّقُ ْو َن‬ َ َ‫بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد ف‬
ۢ ‫ت لِ َغ ۚ ٍد َواتَّقُوا هّٰللا ۗ َ اِ َّن هّٰللا َ َخبِ ْي ٌر‬
ْ ‫ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬:‫تَ َعالَى‬
‫بِ َما تَ ْع َملُ ْو َن‬
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Menjadi keniscayaan bagi kita semua untuk senantiasa mengungkapkan rasa syukur kepada Allah swt
yang telah memberi karunia kesehatan dan umur panjang sehingga kita bisa menikmati manisnya ibadah
di bulan Ramadhan dan bisa merayakan hari raya Idul Fitri tahun ini. Tidak semua orang bisa menikmati
anugerah ini karena sudah dipanggil terlebih dahulu ke haribaan-Nya. Oleh karenanya, wajib bagi kita
untuk mengucapkan Alhamdulillahirabbil alamin, mudah-mudahan kita senantiasa diberi kesehatan dan
umar panjang untuk terus bisa menjalankan misi utama kita di dunia yakni beribadah kepada Allah swt.
Baca Juga: Khotbah di Akhir Bulan Syawal Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat
ayat 56:

َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬


‫س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُد ْو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”

Selain syukur, kita juga wajib untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan
menguatkan komitmen menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ketakwaan ini sudah
semestinya terus menguat pada diri kita karena menjadi muara atau tujuan utama dari diwajibkannya
puasa pada bulan Ramadhan. Hal ini sudah ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 183:
2

‫ب َعلَى الَّ ِذي َْن ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُ ْو ۙ َن‬ َ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ُكت‬
َ ِ‫ب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت‬
‫۝‬١٨٣
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Seiring bulan suci Ramadhan terlewati, kita tidak boleh dengan serta merta melupakannya seolah tiada
kebaikan yang membekas dalam diri kita. Kita harus melakukan muhasabah atau introspeksi diri terhadap
semua proses yang telah kita lewati selama Ramadhan. Sebagai bulan penuh dengan keberkahan dan
memotivasi kita untuk beribadah lebih, kita harus bertanya kepada diri sendiri: Sudahkah kita maksimal
dalam beribadah di bulan Ramadhan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas? Selanjutnya, apakah kita
bisa meningkatkan, atau minimal mempertahankan semangat kita beribadah di bulan-bulan setelah
Ramadhan?

Pertanyaan ini sangat penting sebagai upaya mengingat kekurangan-kekurangan pada masa lalu untuk
diperbaiki pada masa yang akan datang. Allah sudah memerintahkan kita untuk senantiasa melakukan
upaya introspeksi diri dalam proes perjalanan hidup kita dengan sebuah firman-Nya:

‫ت لِ َغ ۚ ٍد َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ َخبِ ْي ٌر ۢبِ َما‬


ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬
‫تَ ْع َملُ ْو َن‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ḥasyr :18)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Dengan spirit yang dibawa oleh ayat ini, sudah semestinya kita
tidak mengendurkan semangat kita dalam beribadah dari sisi kuantitas maupun kualitas. Terlebih
memasuki bulan Syawal yang menjadi tonggak pertama perjuangan untuk mempertahankan dan
meningkatkan semangat beribadah pasca-Ramadhan. Hal ini pun tergambar dari makna kata Syawwal itu

َ ) berasal dari kata “Syala” (‫ال‬


sendiri. Dari segi bahasa, kata “Syawal” (ُ‫ش َّوال‬ َ ‫ ) َش‬yang memiliki arti
3

َ َ‫ )اِرْ تَف‬yakni meningkatkan. Makna ini seharusnya menjadi inspirasi kita untuk tetap
“irtafaá” (‫ع‬
mempertahankan grafik kualitas dan kuantitas ibadah pasca-Ramadhan.

Peningkatan amal ibadah ini juga tidak harus dilakukan dengan kuantitas yang dipaksakan secara tiba-
tiba. Namun akan lebih baik jika ibadah dilakukan dengan istiqamah dan rutin walaupun dalam kuantitas
yang sedikit. Istiqamah dalam ibadah ini telah diingatkan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya:

ِ ‫ال ِإلَى هللاِ َأ ْد َو ُمهَا َوِإ ْن قَ َّل (َأ ْخ َر َجهُ ْالب َُخ‬
‫اريُّ َو ُم ْسلِ ٌم)ـ‬ ِ ‫َأ َحبُّ اَأل ْع َم‬
Artinya: “Sebaik-baik perbuatan menurut Allah adalah yang dirutinkan meskipun sedikit” (HR al-Bukhari
dan Muslim).

Bulan Syawal menjadi momentum tepat untuk menjaga diri dari predikat dan status yang telah kita raih
setelah berjuang di bulan Ramadhan. Selain predikat ketakwaan yang telah dijanjikan Allah bagi orang-
orang beriman yang benar-benar menjalankan ibadah puasa dengan baik, kesucian diri seperti bayi yang
terlahir kembali ke dunia, juga akan diraih orang yang berpuasa. Hal ini sudah ditegaskan oleh Nabi
Muhammad dalam sabdanya:

‫ان ِإي َمانًا َواحْ تِ َسابًا ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
َ ‫ض‬ َ ‫َم ْن‬
َ ‫صا َم َر َم‬
Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dilandasi oleh iman dan introspeksi diri, maka
dosanya yang telah berlalu akan diampuni oleh Allah SWT.” (HR. Bukhari Muslim).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Alangkah mulianya dua status yang didapat seseorang setelah
berpuasa di bulan Ramadhan. Alangkah sayangnya jika status ini tidak dipertahankan dengan baik dan
disia-siakan begitu saja. Sangatlah rugi bagi kita yang tidak bisa mempertahankan ketakwaan dan
kesucian pasca-Ramadhan ini. Ketakwaan sendiri merupakan status yang paling mulia yang disematkan
kepada hamba-Nya di sisi-Nya. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat Ayat 13:

‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل لِتَ َعا َرفُ ْو ۚا اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد‬
‫۝‬١٣ ‫ر‬ ٌ ‫هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ۗ ْم اِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي‬
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling
bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”.
4

Selain menjaga ketakwaan, kesucian diri juga harus dipertahankan, jangan sampai dikotori kembali oleh
perbuatan-perbuatan maksiat yang akan menjauhkan diri dari Allah swt. Allah menggolongkan orang-
orang yang mampu menjaga kesucian diri sebagai orang yang beruntung dan sebaliknya menyebut orang-
orang yang mengotori kesucian diri sebagai orang yang merugi. Ditegaskan dalam Al-Qur’an:

‫۝ َوقَ ْد َخ َـ‬٩ ‫قَ ْد اَ ْفلَ َح َم ْن َز ٰ ّكىهَ ۖا‬


‫۝‬١٠ ‫اب َم ْن َد ٰ ّسىهَ ۗا‬
Artinya: “Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi orang yang
mengotorinya.” (As-Syams: 9-10).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dari paparan materi khutbah ini, kita bisa menyimpulkan bahwa semangat ibadah di bulan Ramadhan
harus terus kita pertahankan dan lanjutkan di bulan-bulan selanjutnya. Terlebih dengan status ketakwaan
dan kesucian yang telah menjadi bagian dari hasil puasa, harus dipertahankan agar kita tidak termasuk
orang-orang yang merugi.

Rasulullah bersabda:

‫ َو َم ْن‬.‫ان يَ ْو ُمهُ ِم ْث َل َأ ْم ِس ِه فَهُ َو َم ْغب ُْو ٌن‬


َ ‫ َو َم ْن َك‬.ٌ‫ان يَ ْو ُمهُ َخ ْيرًا ِم ْن َأ ْم ِس ِه فَه َُو َرابِح‬ َ ‫َم ْن َك‬
‫ان يَ ْو ُمهُ َش ًّرا ِم ْن َأ ْم ِس ِه فَه َُو َم ْلع ُْو ٌن‬
َ ‫َك‬
Artinya: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang beruntung.
Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong) orang yang merugi. Siapa saja
yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang yang dilaknat (celaka).” (HR Al-Hakim).

Ya Allah... berikan kami kekuatan untuk terus dapat menjalankan ibadah kami dengan semangat karena-
Mu. Berikanlah kami kesucian hati dalam mengemban dan melaksanakan tugas beribadah kepada-Mu.
Berilah kami keistiqamahan dalam beribadah untuk meraih ridha-Mu. Amin.

‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬ِ ‫ك هللاُ لِ ْي َولَ ُك ْم فِي ْالقُرْ ٰا ِن ْال َع ِظي ِْم َونَفَ َعنِي َواِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِم َن ااْل ٰ يَا‬ َ ‫با َر‬
‫ َوَأ ْستَ ْغفِ ُر هللاَ ْال َع ِظ ْي َم لِ ْي َولَ ُك ْم َولِ َساِئ ِر‬.‫َوتَقَب ََّل ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ اِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
‫ت فَيَا فَ ْو َز ْال ُم ْستَ ْغفِ ِري َْن َويَا نَ َجاةَ التَّاِئبِي َْن‬ ِ ‫ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما‬
‫‪5‬‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم َع ٰلى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َخي ِْر‬


‫ان َوااْل ِ ْساَل ِم‪َ .‬وال َّ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ الَّ ِذيْ َأ ْن َع َمنَا ِبنِ ْع َم ِة ااْل ِ ْي َم ِ‬
‫ك ْالقُ ُّد ْوسُ ال َّساَل ُم َوَأ ْشهَ ُد‬‫اَأْلنَ ِام‪َ .‬و َع ٰلى ٰالِ ِه َوَأصْ َحابِ ِه ْال ِك َر ِام‪َ .‬أ ْشهَ ُد اَ ْن اَل اِ ٰلهَ اِاَّل هللاُ ْال َملِ ُ‬
‫ف َواِإْل حْ تِ َر ِام َأ َّما بَ ْع ُد‪ .‬فَيَاَأيُّهَا‬ ‫ب ال َّش َر ِ‬‫اح ُـ‬ ‫ص ِ‬ ‫اَ َّن َسيِّ َدنَا َو َحبِ ْيبَنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ َ‬
‫ال هللاُ تَ َعالَى اِ َّن هللاَ َو َماَل ِئ َكتَهُ‬ ‫از ْال ُمتَّقُ ْو َن‪ .‬فَقَ َ‬ ‫النَّاسُ ُأ ْو ِ‬
‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ فَقَ ْد فَ َ‬
‫ٰ‬
‫صلِّ َو َسلِّ ْم َع ٰلى‬ ‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اَللّهُ َّم َ‬ ‫صلُّ ْو َن َعلَى النَّبِ ِّي ٰيَأيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰأ َمنُ ْوا َ‬‫يُ َ‬
‫ار ْك َع ٰلى َسيِّ ِدنَا‬ ‫ْت َعلى َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم َوبَ ِ‬
‫صلَّي َ ٰ‬ ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َع ٰلى ٰأ ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬
‫ت َع ٰلى َسيِّ ِدنَا اِب َْرا ِه ْي َم َو َع ٰلى ٰا ِل َسيِّ ِدنَا اِ ْب َرا ِه ْي َم‬ ‫ار ْك َ‬‫ُم َح َّم ٍد َو َع ٰلى ٰا ِل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ‬
‫ٰ‬
‫َّاش ِدي َْن‪َ .‬و َع ْن اَصْ َحا ِ‬
‫ب نَبِيِّ َ‬
‫ك‬ ‫ض َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الر ِ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد اَللّهُ َّم َوارْ َ‬ ‫ْفي ْال َعالَ ِمي َْن اِنَّ َ‬
‫اَجْ َم ِعي َْن‪َ .‬والتَّابِ ِعب َْن َوتَابِ ِع التَّابِ ِعي َْن َو تَابِ ِع ِه ْم اِ ٰلى يَ ْو ِم ال ِّدي ِْن‪ .‬اَ ٰللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن‬
‫ت‪ .‬اَ ٰللّهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالغَاَل َء َو ْال َوبَا َء َوالطَّا ُع ْو َن‬ ‫ت َو ْال ُمْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُمْؤ ِمنَا ِ‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫صةً َو َع ْن َساِئ ِر بِاَل ِد‬ ‫اض َو ْالفِتَ َن َما اَل يَ ْدفَ ُعهُ َغ ْير َ‬
‫ُك َع ْن بَلَ ِدنَا ٰه َذا اِ ْن ُد ْونِ ْي ِسيَّا َخا َّ‬ ‫َوااْل َ ْم َر َ‬
‫ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َعا َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْن‪َ .‬ربَّنَا ٰاتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َو فِي ااْل ٰ ِخ َر ِة َح َسنَةً َو قِنَا‬
‫ان َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‪.‬‬ ‫ار ِعبَا َد هللاِ اِ َّن هللاَ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َوااْل ِ حْ َس ِ‬
‫اب النَّ ِ‬ ‫َع َذ َ‬
‫يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن‪ .‬فَ ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم‪َ .‬و ا ْش ُكر ُْوهُ َع ٰلى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم‪.‬‬
‫َولَ ِذ ْك ُر هللاِ اَ ْكبَ ُر‬

‫‪Sumber: https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-syawal-bulan-peningkatan-ibadah-uSycI‬‬
6

Anda mungkin juga menyukai