Anda di halaman 1dari 6

KHUTBAH

Khutbah Jumat: Syawal, Bulan Peningkatan


Ibadah
Muhammad Faizin  Kamis, 27 April 2023 | 09:30 WIB

Khutbah Jumat ini mengingatkan kepada jamaah untuk senantiasa melakukan upaya untuk
mempertahankan dan meningkatkan ibadah pasca-Ramadhan dari sisi kuantitas dan
kualitas ibadah yang telah dilakukan di bulan Ramadhan. Di bulan Syawal, setiap individu
umat Islam diharapkan tetap mampu menjaga predikat ketakwaan dan kesucian yang telah
diraih setelah berpuasa.

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Syawal, Bulan Peningkatan
Ibadah." Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna
merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
(Redaksi).

Khutbah I

‫ َأ ْشَهُد َأ ْن ِإ‬.‫الَحْمُد ِلّٰلِه اَّلِذْي َحَّر َم الِّص يَاَم َأ ّيَاَم الَأ ْعيَاِد ِض َياَفًة ِلِعبَاِدِه الَّص اِل ِحْيَن‬
‫لَاٰلَه ِإ لَّا اللُه لَاَشِرْيَك َلُه اَّلِذْي َجَعَل الَّجَّن َة‬

‫ الّٰلُهَّم َص ِّل َوَسِّلْم َوبَاِرْك َعلَى‬.‫ْلُم ِقْيَن َوَأ ْشَهُد َأ َّن َسِّيَدنَا َوَمْولَاَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه الَّد اِع ْي ِإ لَى الِّصَراِط الُمْس َتِقْيِم‬
‫ِل َّت‬
‫َفَيآَأ ُّي َهاالُمْؤِمُنْوَن ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه‬. ‫ َأ َّم ا َبْعُد‬.‫َسِّيِدَنا ُم َّمَح ـٍد َوَعَلى آِلِه َوَأ ْص حَاِبِه َوَمْن َتِبَعُهْم ِإِب ْح َساٍن ِإ لَى َيْوِم الِّدْيَن‬

‫ٰٓي ُّيَا َها اَّلِذْيَن ٰاَمُنوا اَّت ُقوا الّٰلَه َوْلَتْنُظْر‬  :‫ َقاَل اللُه َتَعاَلى‬. ‫ْوُت ِإ َّل ا َوَأ ْنُتْم ُمْس ِلُمْوَن‬
‫ َواَّت ُقْوا اللَه َحَّق ُتقَاِتِه َولَاَتُم َّن‬.‫الُمُقْوَن‬
‫َفَقْد َفاَز َّت‬

‫َنْفٌس َّم ا َقَّد َمْت ِلَغٍۚد َواَّت ُقوا الّٰلَۗه ِاَّن الّٰلَه َخِبْيٌرۢ ِبَما َتْعَمُلْوَن‬

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah


Menjadi keniscayaan bagi kita semua untuk senantiasa mengungkapkan rasa syukur
kepada Allah swt yang telah memberi karunia kesehatan dan umur panjang sehingga kita
bisa menikmati manisnya ibadah di bulan Ramadhan dan bisa merayakan hari raya Idul
Fitri tahun ini. Tidak semua orang bisa menikmati anugerah ini karena sudah dipanggil
terlebih dahulu ke haribaan-Nya. Oleh karenanya, wajib bagi kita untuk mengucapkan
Alhamdulillahirabbil alamin, mudah-mudahan kita senantiasa diberi kesehatan dan umar
panjang untuk terus bisa menjalankan misi utama kita di dunia yakni beribadah kepada
Allah swt.

Baca Juga:
Khotbah di Akhir Bulan Syawal

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat 56:

‫َوَما َخَلْقُت اْل ِجَّن َواْلِاْنَس َّلِا ا ِلَيْعُبُدْوِن‬

Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”

Baca Juga:
Keutamaan Puasa Enam Hari di Bulan Syawal

Selain syukur, kita juga wajib untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah
swt dengan menguatkan komitmen menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya. Ketakwaan ini sudah semestinya terus menguat pada diri kita karena menjadi muara
atau tujuan utama dari diwajibkannya puasa pada bulan Ramadhan. Hal ini sudah
ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 183:

١٨٣ ‫ٰٓي ُّيَا َها اَّلِذْيَن ٰاَمُنْوا ُكِتَب َعَلْيُكُم الِّص َياُم َك َما ُكِتَب َعَلى اَّلِذْيَن ِمْن َقْبِلُكْم َلَعَّل ُكْم َّتَتُقْوَۙن‬
‫۝‬

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Seiring bulan suci Ramadhan terlewati, kita tidak boleh dengan serta merta melupakannya
seolah tiada kebaikan yang membekas dalam diri kita. Kita harus melakukan muhasabah
atau introspeksi diri terhadap semua proses yang telah kita lewati selama Ramadhan.
Sebagai bulan penuh dengan keberkahan dan memotivasi kita untuk beribadah lebih, kita
harus bertanya kepada diri sendiri: Sudahkah kita maksimal dalam beribadah di bulan
Ramadhan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas? Selanjutnya, apakah kita bisa
meningkatkan, atau minimal mempertahankan semangat kita beribadah di bulan-bulan
setelah Ramadhan?

Pertanyaan ini sangat penting sebagai upaya mengingat kekurangan-kekurangan pada masa
lalu untuk diperbaiki pada masa yang akan datang. Allah sudah memerintahkan kita untuk
senantiasa melakukan upaya introspeksi diri dalam proes perjalanan hidup kita dengan
sebuah firman-Nya: 

‫ٰٓي ُّيَا َها اَّلِذْيَن ٰاَمُنوا اَّت ُقوا الّٰلَه َوْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َمْت ِلَغٍۚد َواَّت ُقوا الّٰلَهۗ ِاَّن الّٰلَه َخِبْيٌرۢ ِبَما َتْعَمُلْوَن‬ 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah
setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).
Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.” (Al-Ḥasyr :18)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Dengan spirit yang dibawa oleh ayat ini, sudah semestinya kita tidak mengendurkan
semangat kita dalam beribadah dari sisi kuantitas maupun kualitas. Terlebih memasuki
bulan Syawal yang menjadi tonggak pertama perjuangan untuk mempertahankan dan
meningkatkan semangat beribadah pasca-Ramadhan. Hal ini pun tergambar dari makna
kata Syawwal itu sendiri. Dari segi bahasa, kata “Syawal” (‫ )َش َّو اُل‬berasal dari kata “Syala”
(‫ )َشاَل‬yang memiliki arti “irtafaá” (‫ )ِاْرَتَفَع‬yakni meningkatkan. Makna ini seharusnya
menjadi inspirasi kita untuk tetap mempertahankan grafik kualitas dan kuantitas ibadah
pasca-Ramadhan. 

Peningkatan amal ibadah ini juga tidak harus dilakukan dengan kuantitas yang dipaksakan
secara tiba-tiba. Namun akan lebih baik jika ibadah dilakukan dengan istiqamah dan rutin
walaupun dalam kuantitas yang sedikit. Istiqamah dalam ibadah ini telah diingatkan oleh
Rasulullah saw dalam haditsnya: 

‫ َأ َحُّب الَأ ْعَماِل ِإ َلى اللِه َأ ْدَوُمَها ِإَو ْن َقَّل (َأ ْخَرَجُه اْلُبَخاِرُّي َوُمْسِلٌم)ـ‬  

Artinya: “Sebaik-baik perbuatan menurut Allah adalah yang dirutinkan meskipun sedikit”
(HR al-Bukhari dan Muslim).

Bulan Syawal menjadi momentum tepat untuk menjaga diri dari predikat dan status yang
telah kita raih setelah berjuang di bulan Ramadhan. Selain predikat ketakwaan yang telah
dijanjikan Allah bagi orang-orang beriman yang benar-benar menjalankan ibadah puasa
dengan baik, kesucian diri seperti bayi yang terlahir kembali ke dunia, juga akan diraih
orang yang berpuasa. Hal ini sudah ditegaskan oleh Nabi Muhammad dalam sabdanya:

‫َمْن َصاَم َرَمَضاَن ِإ يَماًنا َواْحِتَساًبا ُغِفَر َلُه َما َتَقَّد َم ِمْن َذْنِبِه‬
Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan  dilandasi oleh iman dan
introspeksi diri, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni oleh Allah SWT.” (HR.
Bukhari Muslim).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Alangkah mulianya dua status yang didapat seseorang setelah berpuasa di bulan Ramadhan.
Alangkah sayangnya jika status ini tidak dipertahankan dengan baik dan disia-siakan
begitu saja. Sangatlah rugi bagi kita yang tidak bisa mempertahankan ketakwaan dan
kesucian pasca-Ramadhan ini. Ketakwaan sendiri merupakan status yang paling mulia yang
disematkan kepada hamba-Nya di sisi-Nya. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-
Hujurat Ayat 13:

‫ٰٓي ُّيَا َها الَّن اُس ِاَّن ا َخَلْقٰنُكْم ِّمْن َذَكٍر َّو ُاْنٰثى َوَجَعْلٰنُكْم ُش ُعْوًبا َّو َقَبۤا ِٕى َل ِلَتَعاَرُفْوۚا ِاَّن َاْكَرَمُكْم ِعْنَد الّٰلِه َاْتٰقىُكْۗم ِاَّن الّٰلَه َعِلْيٌم‬

‫۝‬
١٣ ‫َخِبْيٌر‬

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi
Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Mahateliti.”.

Selain menjaga ketakwaan, kesucian diri juga harus dipertahankan, jangan sampai dikotori
kembali oleh perbuatan-perbuatan maksiat yang akan menjauhkan diri dari Allah swt.
Allah menggolongkan orang-orang yang mampu menjaga kesucian diri sebagai orang yang
beruntung dan sebaliknya menyebut orang-orang yang mengotori kesucian diri sebagai
orang yang merugi. Ditegaskan dalam Al-Qur’an:

١٠ ‫۝ َوَقْد َخاَب َمْن َدّٰس ىَهۗا‬


‫۝‬ ٩ ‫َقْد َاْفَلَح َمْن َزّٰك ىَهۖا‬

Artinya: “Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). Dan sungguh rugi
orang yang mengotorinya.” (As-Syams: 9-10).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,


Dari paparan materi khutbah ini, kita bisa menyimpulkan bahwa semangat ibadah di bulan
Ramadhan harus terus kita pertahankan dan lanjutkan di bulan-bulan selanjutnya. Terlebih
dengan status ketakwaan dan kesucian yang telah menjadi bagian dari hasil puasa, harus
dipertahankan agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.
‫‪Rasulullah bersabda:‬‬

‫َمْن َكاَن َيْوُمُه َخْيًرا ِمْن َأ ْمِسِه َفُهَو َراِب ٌح‪َ .‬وَمْن َكاَن َيْوُمُه ِمْثَل َأ ْمِسِه َفُهَو َمْغُبْوٌن‪َ .‬وَمْن َكاَن َيْوُمُه َشًّر ا ِمْن َأ ْمِسِه َفُهَو‬
‫‪َ ‬مْلُعْوٌن‬

‫‪Artinya: “Siapa saja yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka ia (tergolong) orang‬‬
‫)‪yang beruntung. Siapa saja yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia (tergolong‬‬
‫‪orang yang merugi. Siapa saja yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin, maka ia orang‬‬
‫‪yang dilaknat (celaka).” (HR Al-Hakim).‬‬

‫‪Ya Allah... berikan kami kekuatan untuk terus dapat menjalankan ibadah kami dengan‬‬
‫‪semangat karena-Mu. Berikanlah kami kesucian hati dalam mengemban dan melaksanakan‬‬
‫‪tugas beribadah kepada-Mu. Berilah kami keistiqamahan dalam beribadah untuk meraih‬‬
‫‪ridha-Mu. Amin.‬‬

‫باَرَك اللُه ِلْي َوَلُكْم ِفي اْلُقْرٰاِن اْلَعِظْيِم َوَنَفَعِني َوِاَّي اُكْم ِبَما ِفْيِه ِمَن اْلٰاَياِت َوالِّذْكِر اْل َحِكْيِم َوَتَقَّب َل ِمِّنْي َوِمْنُكْم ِتَلاَوَتُه ِاَّن ُه‬
‫ُهَو الَّس ِمْيُع اْلَعِلْيُم‪َ .‬وَأ ْس َتْغِفُر اللَه اْلَعِظْيَم ِلْي َوَلُكْم َوِلَساِئِر اْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت َفَيا َفْوَز اْلُمْس َتْغِفِر ْيَن َوَيا َن َجاَة الَّت اِئِبْيَن‬

‫‪Khutbah II‬‬
‫َاْل َحْمُد للِه اَّلِذْي َأ ْنَعَمَنا ِبِنْعَمِة اْلِاْيَماِن َواْلِاْس َلاِم ‪َ .‬والَّص َلاُة َوالَّس َلاُم َعٰلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َخْيِر اْلَأ َناِم ‪َ .‬وَعٰلى ٰاِلِه َوَأ ْص َحاِبِه‬

‫اْلِكَراِم ‪َ .‬أ ْشَهُد َاْن َلا ِاٰلَه َّلِا ا اللُه اْلَمِلُك اْلُقُّد ْوُس الَّس َلاُم َوَأ ْشَهُد َاَّن َسِّيَدَنا َوَحِبْيَبَنا ُم َّمَح ًدا َعْبُدُه َوَرُسْوُلُه َصاِحُب‬

‫الَّش َرِف َواْلِإ ْحِتَراِم َأ َّم ا َبْعُد‪َ .‬فَياَأ ُّي َها الَّن اُس ُأ ْوِصْيُكْم َوَنْفِسْي ِبَتْقَوى اللِه َفَقْد َفاَز اْلُمَّت ُقْوَن‪َ .‬فَقاَل اللُه َتَعاَلى ِاَّن اللَه َو‬

‫‪َ.‬مَلاِئَكَتُه ُيَص ُّل ْوَن َعَلى الَّن ِبِّي ٰيَأ ُّي َها اَّلِذْيَن ٰأَمُنْوا َص ُّل ْوا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْوا َتْس ِلْيًما‬

‫لَاّٰلُهَّم َص ِّل َوَسِّلْم َعٰلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َو َعٰلى ٰأِل َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َص َّل ْيَت َعٰلى َسِّيِدَنا ِاْبَراِهْيَم َوَباِرْك َعٰلى َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َوَعٰلى ٰاِل‬
‫َسِّيِدَنا ُم َّمَح ٍد َك َما َباَرْك َت َعٰلى َسِّيِدَنا ِاْبَراِهْيَم َوَعٰلى ٰاِل َسِّيِدَنا ِاْبَراِهْيَم ْفي اْلَعاَلِمْيَن ِاَّن َك َحِمْيٌد َمِجْيٌد لَاّٰلُهَّم َواْرَض َعِن اْل ُخَلَفاِء‬

‫‪.‬الَّر اِشِدْيَن‪َ .‬وَعْن َاْص َحاِب َنِبِّيَك َاْج َمِعْيَن‪َ .‬والَّت اِبِعْبَن َوَتاِبِع الَّت اِبِعْيَن َو َتاِبِعِهْم ِاٰلى َيْوِم الِّدْيِن‬

‫لَاّٰلُهَّم اْغِفْر ِلْلُمْس ِلِمْيَن َواْلُمْس ِلَماِت َواْلُمْؤِمِنْيَن َواْلُمْؤِمَناِت ‪ .‬لَاّٰلُهَّم اْدَفْع َعَّن ا اْلَغَلاَء َواْلَوَباَء َوالَّط اُعْوَن َواْلَاْمَراَض َواْلِفَتَن َما‬

‫َلا َيْدَفُعُه َغْيُرَك َعْن َبَلِدَنا ٰهَذا ِاْنُدْوِنْيِس َّي ا َخاَّص ًة َوَعْن َساِئِر ِبَلاِد اْلُمْس ِلِمْيَن َعاَّم ًة َيا َرَّب اْلَعاَلِمْيَن‪َ .‬رَّب َنا ٰاِتَنا ِفي الُّد ْنَيا‬

‫َحَسَنًة َو ِفي اْلٰاِخَرِة َحَسَنًة َو ِقَنا َعَذاَب الَّن اِر‬


‫ َفاْذُكُروا اللَه اْلَعِظْيَم‬.‫ َيِعُظُكْم َلَعَّل ُكْم َتَذَّك ُرْوَن‬.‫ِعَباَد اللِه ِاَّن اللَه َيْأ ُمُر ِباْلَعْدِل َواْلِاْح َساِن َوَيْنَه ى َعِن اْلَفْح َشاِء َواْلُمْنَكِر‬

‫ َوَلِذْكُر اللِه َاْك َبُر‬.‫ َو اْش ُكُرْوُه َعٰلى ِنَعِمِه َيِزْدُكْم‬.‫َيْذُكْرُكْم‬

H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung

Download segera! NU Online Super App, aplikasi keislaman terlengkap. Aplikasi yang memberikan layanan
informasi serta pendukung aktivitas ibadah sehari-hari masyarakat Muslim di Indonesia.

TAGS: Syawal khutbah jumat Amal Ibadah ibadah

Anda mungkin juga menyukai