Dengan selalu memiliki sikap percaya diri, seseorang akan selalu memiliki prasangka
baik kepada dirinya sendiri. Sehingga akan selalu percaya dengan kemampuan yang
dimilikinya. Bahkan hadits tentang percaya diri akan meyakinkan seseorang untuk
selalu terus berjalan sesuai yang telah diteladankan Nabi Muhammad SAW.
Memiliki percaya diri juga akan selalu mendorong setiap orang untuk terus bersyukur
atas semua karunia nikmat yang sudah diberikan Allah SWT. Akan muncul banyak
efek positif sehingga pada akhirnya manusia akan terus bersyukur atas apa yang
didapatkannya setiap hari.
Orang yang mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri kemudian
mereka segera meminta ampun kepada Allah dan tidak mengulangi lagi perbuatan
itu. Para mufasir membedakan antara perbuatan keji (fahisyah) dengan menganiaya
diri sendiri (dhulm). Mereka mengatakan, perbuatan keji ialah perbuatan yang
bahayanya tidak saja menimpa orang yang berbuat dosa tetapi juga menimpa orang
lain dan masyarakat. Menganiaya diri sendiri ialah berbuat dosa yang bahayanya
hanya dirasakan oleh orang yang mengerjakan saja. Perbuatan keji seperti berzina,
berjudi, memfitnah dan sebagainya. Perbuatan menganiaya diri sendiri seperti
memakan makanan yang haram, memboroskan harta benda, menyia-nyiakannya dan
sebagainya.
Mungkin seorang Muslim telanjur mengerjakan dosa besar karena kurang kuat
imannya, karena godaan setan atau karena sebab-sebab lain, tetapi ia segera insaf
dan menyesal atas perbuatannya kemudian ia memohon ampun kepada Allah dan
bertobat dengan sebenar-benar tobat serta berjanji kepada diri sendiri tidak akan
mengerjakannya lagi. Maka Allah akan menerima tobatnya dan mengampuni dosanya
karena Allah adalah Maha Penerima tobat dan Maha Pengampun.
Bila seseorang berbuat dosa meskipun yang diperbuatnya itu bukan dosa besar tetapi
mengerjakan terus menerus tanpa ada kesadaran hendak menghentikannya dan tidak
ada penyesalan serta keinginan hendak bertobat kepada Allah, maka dosanya itu
menjadi dosa besar. Nabi Muhammad saw pernah bersabda: "Dosa besar tidak
menjadi dosa besar bila segera meminta ampun (kepada Allah). Dan dosa kecil akan
menjadi dosa besar bila selalu dikerjakan." (Riwayat ad-Dailami dari Ibnu Abbas).
Meminta ampun kepada Allah bukan sekadar mengucapkan kalimat "Aku memohon
ampunan kepada Allah", tetapi harus disertai dengan penyesalan serta janji kepada
diri sendiri tidak akan mengerjakan dosa itu lagi. Inilah yang dinamakan tobat nasuha,
tobat yang diterima oleh Allah.
Ayat dan hadits tentang percaya diri di atas menjelaskan jika setiap manusia harus
selalu percaya pada kemampuan sesuai dengan anjuran agama Islam. Setiap
manusia harus selalu meyakini dengan sepenuh hati mereka, jika Islam merupakan
salah satu agama yang paling benar didunia ini. Manusia juga harus selalu berpegang
teguh kepada agama Islam sampai akhir hayatnya.