Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah tafsir ayat – ayat konseling
Dosen Pengampu : Irwan S, S. Ag, Ma
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunianya serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini untukm tugas
mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Konseling yang berjudul Pribadi Tidak Sehat Menurut
Al – Qur’an.
Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan serta
arahan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Makad
kesempatan ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Irwan S,
S.Ag, MA selaku dosen mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Konseling yang telah banyak
membantu dan membimbing dalam menyelesaikan makalah ini.
Adapun makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas makalah pada mata
kuliah Tafsir Ayat- Ayat Konseling, kami berharap hasil kerja kami dapat bermanfaat
bagi pembaca, kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca
supaya dapat memaksimalkan hasil kerja kami dan kami dapat menyempurnakan
dimasa yang akan datang.
Kelompok 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kepribadian erat kaitannya dengan tingkah laku dan bersifat
kompleks. Tiyarestu dan Cahyono (dalam Dominika dan Stefani, 2018,
hlm. 31-39) menyatakan bahwa kepribadian merupakan karakteristik
individu yang berkontribusi dalam membedakan perilaku, konsistensi
perilaku dalam waktu yang berbeda, dan stabilitas perilaku dalam
berbagai situasi. Oleh karena itu, menjadi hal penting bagi seseorang,
apalagi orang tua atau pendidik untuk memahami kepribadian karena
berbagai fenomena tentang dunia remaja yang ada bisa dipelajari.
kepribadian dapat dibagi ke dalam dua bagian, yaitu sehat dan tidak
sehat. Kepribadian yang sehat ditandai di antaranya dengan mampu
menilai diri secara realistik, mampu menilai situasi, menerima tanggung
jawab dan konsekuensi. Sementara itu, kepribadian tidak sehat ditandai
dengan munculnya sikap yang mudah marah atau Tersinggung,
menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan, sering merasa tertekan (stres
atau Depresi), dan ketidakmampuan diri untuk menghindar dari perilaku
menyimpang meskipun Sudah diperingati atau dihukum. Kepribadian
yang tidak sehat tersebut jika dibiarkan akan Menjadi perilaku yang
menyimpang seperti penyalahgunaan NAPZA, dan minuman keras.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pribadi tidak sehat menurut Al – Qur’an surah
Al -baqarah ayat 10?
2. Bagaimana pribadi tidak sehat menurut Al – Qur’an surah al
– Anfal ayat 49?
3. Bagaimana pribadi tidak sehat menurut Al – Qur’an surah at
– Taubah ayat125?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui pribadi tidak sehat menurut Al ,- Qur’an
surah Al – Baqarah ayat 10
2. Agar mengetahui pribadi tidak sehat menurut Al ,- Qur’an
surah al – Anfal ayat 49
iii
3. Agar mengetahui pribadi tidak sehat menururt Al – Qur’an
surah at – Taubah ayat 125
BAB II
PEMBAHASAN
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka
mendapat azab yang pedih karena mereka berdusta."
Bahwa yang dimaksud dengan Qulub pada ayat di atas adalah 'Uqul, jamak dari
‘aql. Sebuah ungkapan yang dikenal oleh masyarakat Arab untuk menunjukkan atsar
atau wujud nyata sebuah tindakan hasil olah hati dan pikiran. Adapun mengenai hati
atau akal yang sakit, menurut Al- Maraghi disebabkan oleh kebodohan, kemunafikan,
keraguan, serta kedengkian (hasad). Pada gilirannya, keempat hal tersebut akan
merusak akidah dan akhlak seseorang.
Dari sejumlah keterangan para mufasir di atas, jelaslah bahwa hati yang sakit itu
disebabkan oleh sejumlah penyakit dalam diri seseorang, seperti keraguan,
kemunafikan, kebodohan, serta kedengkian.
Untuk mengobati hati yang sakit ini, menurut sejumlah keterangan para ulama
tasawuf (sufi), mula-mula seseorang harus melakukan proses takhalli, yaitu
mengosongkan hati atau membersihkannya dari penyakit-penyakit yang dideritanya.
Caranya adalah melakukan sesuatu atau bersikap yang sebaliknya.
Jika kita sering dihinggapi keraguan, maka kita harus berusaha untuk menguatkan
keyakinan dalam diri. Jika di dalam diri kita ada sikap iri dan dengki, maka yang harus
iv
kita lakukan adalah berusaha menghadirkan rasa syukur setiap saat. Jika masih
tersimpan dendam dalam dada, maka yang harus kita lakukan adalah membuka pintu
hati untuk memaafkan orang lain.
Jika di dalam diri ini masih terdapat kesombongan (takabur), maka yang harus
kita lakukan adalah menghadirkan sikap rendah hati (tawaduk). Jika diri ini masih
dihinggapi keengganan untuk berbagi (bakhil), maka yang harus kita lakukan adalah
berusaha untuk selalu berbagi dengan orang lain.
Inilah menurut cara mengobati penyakit hati para ulama. Dengan cara melakukan
sesuatu yang sebaliknya dari sikap yang membuat hati sakit, maka lambat laun
penyakit-penyakit di dalam hati akan berangsur-angsur pulih. Walhasil, hati pun
kembali sehat.
ٰۤ
َ َسا َّم َرضْ قُلُوبِ ِهمْ فِيْ الَّذِينَْ فَت
ـرى َ ُّعونَْ يُ صيبَـنَا اَنْ نَخشى يَقُولُونَْ فِي ِهمْ ِر ِ ُ ۗ َدآئِ َرةْ ت
سى ْٰ ْي اَن
َ َّللاُ فَع ِْ س ُّروا َمْٰۤا َعلى فَيُصبِ ُحوا ِعندِهْ ِمنْ اَمرْ اَوْ لفَت
َْ ِح بِا يَّأت َ َي ا ْٰۤ ِف
ْند ِِمينَْ اَنفُ ِس ِْهم
Artinya :
“Maka, kamu akan melihat orang-orang yang hatinya berpenyakit segera mendekati
mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata, "Kami takut akan mendapat bencana."
Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada rasul-Nya), atau
sesuatu keputusan dari sisi-Nya, sehingga mereka menjadi menyesal terhadap apa
yang mereka rahasiakan dalam diri mereka."
2
Allah menerangkan bahwa segolongan dari orang-orang yang lemah imannya
melakukan hal yang demikian, Allah berfirman: ada kebaikan dan kepada yang orang
tempatnya.
Lalu, kamu melihat orang-orang munafik yang keimanannya meng idap penyakit dan
tidak sampai kepada derajat yakin, seperti Abdullah bin Ubay dan orang-orang
munafik lainnya, mengadakan pendekatan kepada orang-orang Yahudi untuk meminta
pertolongan dan mengadakan perjanji- an Setiap kali mereka mempunyai kesempatan
untuk memperkuat perjan jan saling menolong, mereka segera menyambutnya.
Ringkasnya mereka takut jika orang-orang Yahudi atau musyrik ber kuasa atas
orang-orang mu'min, lalu menimpakan siksa kepada mereka. karena mereka ragu akan
pertolongan Allah kepada nabi-Nya, dan akan dimenangkannya Islam atas seluruh
agama, mereka tidak yakin akan kenabian dan kebenarannya. Demikianlah keadaan
orang-orang munafik di setiap tempat dan masa. Banyak para menteri dari beberapa
negara lemah yang mengangkat seorang pelindung dari negara kuat. Apabila dia
ditimpa musibah, maka wibawa negara-negara lemah digerogoti oleh negera kuat, dan
melemahkan kemerdekaannya di dalam negeri sesudahnya urusan di- kembalikan.
3
Al-Fath: Kemenangan di sini bisa berupa penaklukan kota Makkah yang
karenanya tampaklah kejayaan Islam, kepercayaan akan kekuatannya. dan
dipenuhinya janji Allah bagi rasul-Nya. Bisa pula berupa penaklukan negeri-negeri
Yahudi untuk dimasukkan ke dalam negeri Arab, seperti Khaibar dan sebagainya.
Al-Amr: Keputusan di sini bisa berupa penyerbuan terhadap orang- orang Yahudi,
pengusiran mereka dari dalam negerinya sendiri, dan peng halauan mereka dari
benteng-bentengnya. Bisa pula dengan mengalahkan dan menyerbu mereka dengan
kuda dan pasukan berkendaraan, seperti Bani Quraizah, bisa dengan membuat hati
mereka takut, sehingga mereka me nyerahkan dirinya. Bisa juga dengan mewajibkan
orang-orang Yahudi dan Nasrani untuk membayar upeti, sehingga putuslah harapan
orang-orang munafik dan menyesal atas apa yang mereka rahasiakan, yaitu
pengangkat- an wali dari selain orang-orang yang beriman.
Bahwa yang dimaksud dengan Qulub pada ayat di atas adalah 'Uqul, jamak dari
‘aql. Sebuah ungkapan yang dikenal oleh masyarakat Arab untuk menunjukkan atsar
atau wujud nyata sebuah tindakan hasil olah hati dan pikiran. Adapun mengenai hati
atau akal yang sakit, menurut Al- Maraghi disebabkan oleh kebodohan, kemunafikan,
keraguan, serta kedengkian (hasad). Pada gilirannya, keempat hal tersebut akan
merusak akidah dan akhlak seseorang.
4
Maka ketika itulah muncul kemunafikan dan orang-orang yang di hatinya ada
penyakit mulai mengungkapkan apa-apa yang ada di dalam hati-hati mereka. "Dan
(ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang hatinya berpenyakit
berkata, "Yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kami hanya tipu daya belaka."
Adapun orang yang munafik, maka kemunafikannya semakin jelas. Sedangkan orang
yang di dalam hatinya terdapat syubhat (kesamaran) dan keraguan lantaran kelema-
han kondisinya, maka rasa waswas yang ada di dalam hatinya semakin besar lantaran
imannya yang lemah dan dahsyatnya kesusahan yang me- landa dirinya.
ْسا ٓ َء
َ ِي ِ ين َّْ ُ سا ٓ ِْء ِمنَْ َحدْ َكْا َ لَست
ْ ن النَّ ِب َّْ ُ ل اتَّقَيت
ِْ ِْن ا
َ ِن الن َْ َضعنَْ ف
َ ل ِبا تَخ ِْ لقَو
ّل َّوقُلنَْ َم َرضْ َقل ِبهْ فِيْ الَّذِيْ َف َيـط َم َْع ًْ َّمع ُرو ًفا َقو
"Wahai istri-istri Nabi! Kamu tidak seperti perempuan-perempuan yang lain, jika
kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk (melemah-lembutkan suara) dalam
berbicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan
ucapkanlah perkataan yang baik."
Semua yang disebutkan di atas adalah adab-adab yang diperintah- kan oleh
Allah Ta'ala kepada istri-istri Nabi Shallallahu Alaihi wa sallam, dan kaum wanita di
kalangan umat Islam pun harus mengikuti mereka dalam adab-adab tersebut. Allah
Ta'ala berfirman berbicara kepada istri- istri Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa
apabila mereka bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla sebagaimana yang telah
diperintahkan ke- pada mereka, maka sesungguhnya tidak ada seorang pun dari
kalangan kaum wanita yang dapat menyerupai mereka dan menyusul mereka da- lam
keutamaan dan kedudukan.
5
berbicara dengan kaum lelaki." Oleh karena itu Allah Ta'ala berfirman, "Sehingga
bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya." [32] Yaitu kedengkian hati.
"Dan ucapkanlah perkataan yang baik." [32] Ibnu Zaid berkata, "Perkataan yang
bagus, indah, dan makruf dalam kebaikan." Maksudnya bahwa mereka harus bicara
dengan lelaki-lelaki asing dengan perkataan yang tidak mengandung kelembutan.
Yaitu hendaknya seorang wanita tidak berbicara dengan lelaki-lelaki asing
sebagaimana dia berbicara dengan suaminya.
ب َج َعلنَْٰۤا َو َما َّْ ِّل ِع َّدت َ ُهمْ َج َعلنَا َّو َما ۖ َملٓئِ َك ْةً ا
َْ ِّل ِْر النَّا اَصح َّْ َكفَ ُروا ِللَّذِينَْ فِتنَ ْةً ا
َْب اُوتُوا الَّذِينَْ ِليَستَي ِقن
َْ ّل نًا اِي َما ا َمنُ ٰۤوا الَّ ِْذينَْ َْد َويَز َدا ال ِكت َْ َْالَّذِين
َْ ب يَرتَا َّو
ب اُوتُوا
َْ ل ل ُمؤ ِمنُونَْ َوا ال ِكت َْ َما لك ِف ُرونَْ َّوا َّم َرضْ قُلُوبِ ِهمْ فِيْ الَّذِينَْ َو ِليَقُو
ّللاُ َْد ا َ َرا ذَْٰۤا ْ ً َل َكذ ِلكَْ ۗ َمث
ْٰ ل بِهذَا ُّْ ض ْٰ ْشا ٓ ُْء َمن
ِ ُّللاُ ي َ َّشا ٓ ُْء َمنْ َويَهْدِيْ ي
َ َّۗ ي
َّْ ِي َو َما ۗ ه َُْو ا
ِّل َربِكَْ ُجنُو َْد يَعلَ ُْم َو َما َّْ َر ذِكرى ا
َْ ِّل ه ِْ ِللبَش
Artinya :
“Dan yang Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat dan Kami menentukan
bilangan mereka itu hanya sebagai cobaan bagi orang-orang kafir, agar orang-orang
yang diberi kitab menjadi yakin, agar orang yang beriman bertambah imannya, agar
orang- orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu- ragu; dan agar
orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir (berkata),
"Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu perumpamaan?"
Demikian- lah Allah membiarkan sesat orang-orang yang Dia kehendaki dan memberi
petunjuk kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui
bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri. Dan Saqar itu tidak lain hanyalah peringatan
bagi manusia”.
6
Allah Ta'ala berfirman, "Dan Kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari
malaikat." Yakni, malaikat Zabaniyyah yang kasar lagi keras. Ini adalah bantahan
terhadap kaum musyrikin Quraisy ketika mereka menyebutkan tentang jumlah para
penjaga. Abu Jahal berkata, "Wahai kaum Quraisy! Tidakkah setiap sepuluh orang dari
kalian berhadapan dengan seorang dari mereka hingga kalian bisa mengalahkan
mereka?"
Maka Allah Ta'ala berfirman, "Dan Kami jadikan penjaga neraka itu hanya
dari malaikat." Maksudnya, para penjaga yang berperangai kasar, tidak bisa dilawan
dan dikalahkan. Ada yang mengatakan, "Se- sungguhnya Abu Al-Asyadin namanya
adalah Kaladah bin Usaid bin Khalaf- berkata, "Wahai sekalian Quraisy! Cukuplah
kalian berbanding dua dengan mereka, sedangkan aku bisa mengalahkan tujuh belas
dari mereka." Ia membanggakan dirinya; karena saat itu ia sampai pada kekuatan di
mana orang-orang mengklaim bahwa ia bisa berdiri di atas kulit sapi yang ditarik oleh
sepuluh orang untuk dicabut dari bawah kedua kakinya, namun kulit itu terkoyak
sementara dirinya tetap berdiri tanpa berguncang.
As-Suhaili berkata, "Dia (Abu Al-Asyadin) adalah orang yang per- nah diajak
oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk bergulat (bertanding). Ia berkata,
"Jika engkau (Muhammad) bisa mengalahkan aku, maka aku akan beriman
kepadamu." Maka Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berkelahi dengannya dan bisa
mengalahkannya berkali-kali, namun ia tetap tidak mau beribergunca
Ibnu Ishaq menisbatkan kabar tentang pertandingan ini kepada Rukanah bin Abd
Yazid bin Hasyim bin Muththalib. Aku katakan, "Tidak ada pertentangan antara kedua
hal yang telah disebutkan itu." Wallahu A'lam.
7
Shallallahu Alaihi wa Sallam. "Agar orang-orang yang diberi Kitab dan orang-orang
mukmin itu tidak ragu-ragu, dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada
penyakit." Yakni, dari kalangan orang-orang munafik. "Dan orang-orang kafir
(berkata). "Apakah yang dikehendaki Allah dengan (bilangan) ini sebagai suatu
perumpamaan?"
Firman Allah Ta'ala, "Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu
kecuali Dia sendiri," Yakni, tidak ada yang mengetahui jumlah dan bilangan mereka
kecuali Allah Ta'ala, agar orang tidak me- nyangka bahwa jumlahnya hanya sembilan
belas saja, sebagaimana yang dikatakan pengikut kesesatan dan kebodohan dari
kalangan ahli filsa- fat Yunani, dan juga cabang-cabang yang semisal dengan mereka
dari sekte-sekte yang mendengar ayat ini, mereka hendak menempatkannya kepada
sepuluh logika dan sembilan jiwa, mereka membuat kedustaan dalam pengakuan,
namun tidak mampu mempertahankannya dengan dalil yang kuat, mereka mencoba
memahami permulaan ayat ini namun mengingkari akhirnya, yaitu firman Allah
Ta'ala. "Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara Tuhanmu kecuali Dia sendiri."
Firman Allah Ta'ala, "Dan Sagar itu tiada lain hanyalah peringatan bagi
manusia." Mujahid dan tidak hanya satu ulama lainnya me- ngatakan bahwa dhamir
(kata ganti) dalam kalimat, "Dan...itu tiada lain." adalah kepada neraka yang
dimaksud, yaitu Saqar. "...Tiada lain hanyalah peringatan bagi manusia."
8
6. Pribadi tidak sehat menurut Al - Qur’an surah Muhammad ayat : 20
Artinya :
“ Dan orang-orang yang beriman berkata, "Mengapa tidak ada suatu utah tentang
perintah jihad yang diturunkan Maka apabila ada suatu surah diturunkan yang jelas
maksudnya dan di dalamnya tersebut (perintah) perang engkau melihat orang-orang yang
di dalam hatinya ada penyakit akan memandang kepadamu seperti pandangan orang
yang pingsan karena takut mati. Tetapi ini lebih pantas bagi mereka”.
Pada ayat-ayat yang lalu disebutkan sikap orang munafik, orang kafir, dan orang yang
beriman ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an tentang akidah, seperti ketauhidan, hari
kebangkitan, dan sebagainya. Pada ayat-ayat berikut disebutkan sikap mereka pada waktu
mendengar ayat-ayat Allah tentang perintah untuk berjihad di jalan Allah. Orang-orang
beriman selalu menunggu-nunggu perintah berjihad, bahkan mereka ingin perintah itu
dinyatakan dengan tegas. Sedangkan orang-orang munafik bila diturunkan ayat yang
mewajibkan mereka berjihad, mereka melihat dengan pandangan ingkar dan penuh rasa
takut, seakan-akan mereka orang yang sedang menghadapi sakaratul maut.
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dengan setulus hati bersedia
mengorbankan harta dan jiwanya di jalan Allah Mereka menunggu-nunggu turunnya
wahyu Allah, terutama wahyu yang berhubungan dengan perintah jihad. Akan tetapi,
9
perintah perang itu pada dasarnya bukan untuk menyerang, melainkan untuk
mempertahankan diri dari serangan musuh, seperti yang terjadi dengan Perang Badar,
Perang Uhud. Tidakng Khandak, dan lain-lain. Mereka berkata, “Mengapa Allah
menurunkan kepada kita ayat-ayat yang tegas dan jelas maksudnya adalah suatu perintah
wajih yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang di dalamnya disebutkan bahwa
berperang membela agama Allah beriman. Sebaliknya orang-orang munafik bersikap lain.
Bila diturunkan ayat yang tegas dan jelas maknanya yang berisi perintah jihad, melihat
kepada Nabi dengan pandangan keingkaran dan ketakutan. Hati mereka kecut, tubuh
mereka gemetar mendengarnya, dan mereka bungkam, seperti orang yang sedang
menghadapi kematian.
ب اَ ْم
َْ س َْ ج لَّنْ اَنْ َّم َرضْ قُلُوبِ ِهمْ فِيْ الَّذِي
ِ ن َح ْٰ ْاَضغَانَ ُهم
َْ ّللاُ يُّخ ِر
Artinya :
“Atau apakah orang- orang yang dalam hatinya ada penyakit mengira bahwa Allah tidak
akan menampakkan kedengkian mereka?”.
Apakah orang munafik mengira bahwa dalam permusuhan, dan niat jahat
terhadap orang-orang yang beriman yang terpendam dalam hati mereka tidak akan
diketahui? Apakah mereka mengira bahwa Allah tidak mengetahuinya sehingga Dia
tidak memberitahukannya kepada Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman? Allah
Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, akan memberitahukan kepada hamba-
hamba-Nya yang beriman Kepribadian erat kaitannya dengan tingkah laku dan
bersifat kompleks.
سا فَزَ ا َدت ُهمْ َّم َرضْ قُلُو ِب ِهم ِفى ٱلَّذِينَْ َوأَ َّما
ً َك ِف ُرونَْ َوهُمْ َو َماتُواْ ِرج ِس ِهمْ ِإلَىْ ِرج
10
Artinya : “Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka
dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada)
dan mereka mati dalam keadaan kafir”.
ُْ َر َّم َرضْ قُلُوبِ ِهم فِى َوٱلَّذِينَْ ٱل ُمنَ ِفقُونَْ يَقُو
ْل إِذ ٓ َ ٱّلل َعلَى يَتَ َو َّكلْ َو َمن ْۗدِينُ ُهمْ َٓهؤ
َّْ ُّل ِْء غ َّْ ِفَإ
َِّْ ن
َْٱّلل
َّ َْح ِكيمْ َع ِزيز
Artinya : “ (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di
dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya". (Allah
berfirman): "Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana".
Dan ketika setan menghiasi amal mereka sehingga orang-orang munafik dan
orang-orang yang serupa dengan mereka berkata: "Tidaklah ada yang membuat orang-
orang beriman memiliki keberanian seperti itu padahal jumlah mereka sangat sedikit
dan musuh mereka sangat banyak, melainkan karena mereka tertipu oleh agama
mereka." Dan barangsiapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah dan beriman
11
bahwa Dia adalah penolongnya yang tidak terkalahkan oleh apapun dan tidak ada yang
dapat menghalangi kehendak-Nya, maka Allah akan mengabulkan harapannya dan
menolongnya atas musuh-musuh, meskipun mereka memiliki jumlah dan bekal yang
banyak. Dia Maha Perkasa dan Kuasa atas urusan-Nya, dan Maha Bijaksana yang
menetapkan segala urusan sesuai dengan sunnah kauniyah-Nya, yang di antaranya
adalah menolong kebenaran atas kebatilan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pribadi yang tidak sehat menurut Al-Qur'an sangat banyak dan memiliki banyak
artian kata dan makna antara lain dalan surah al baqarah ayat 10 yaitu Bahwa yang
dimaksud dengan Qulub pada ayat di atas adalah 'Uqul, jamak dari ‘aql. Sebuah
ungkapan yang dikenal oleh masyarakat Arab untuk menunjukkan atsar atau wujud
nyata sebuah tindakan hasil olah hati dan pikiran. Adapun mengenai hati atau akal
yang sakit, menurut Al- Maraghi disebabkan oleh kebodohan, kemunafikan, keraguan,
serta kedengkian (hasad). Pada gilirannya, keempat hal tersebut akan merusak akidah
dan akhlak seseorang.
dalam surah al ajzab ayat 12 juga menyatakan bahwa Bahwa yang dimaksud
dengan Qulub pada ayat di atas adalah 'Uqul, jamak dari ‘aql. Sebuah ungkapan yang
dikenal oleh masyarakat Arab untuk menunjukkan atsar atau wujud nyata sebuah
tindakan hasil olah hati dan pikiran. Adapun mengenai hati atau akal yang sakit,
12
menurut Al- Maraghi disebabkan oleh kebodohan, kemunafikan, keraguan, serta
kedengkian (hasad). Pada gilirannya, keempat hal tersebut akan merusak akidah dan
akhlak seseorang.
dan masih banyak tafsir lainnya mengenai pribadi yang sehat didalam alquran.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
13
Al Maraghi Ahmad Musthafa, 1986. Tarjamah Tafsir juz 1.Bandung: CV Rosda
Departemen Agama RI, 2010. Al – Qur’an dan Tafsirnya juz 22 – 24. Jakarta:
Lentera Abadi
Syakir Syaikh Ahmad, 2014. Mukhtasar tafsir Ibnu Katsir l. Jakarta Timur: Darus
Press
https://tafsirweb.com/2915-surat-al-anfal-ayat-49.html
https://tafsirweb.com/5789-surat-al-hajj-ayat-53.html
https://tafsirweb.com/3141-surat-at-taubah-ayat-
125.html#:~:text=Artinya%3A%20Dan%20adapun%20orang%2Dorang,mereka%20
mati%20dalam%20keadaan%20kafir.
14