Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN PALIATIF

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF DITINJAU DARI ASPEK SPIRITUAL


Dosen Pembimbing : Bu Aisyah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


DISUSUN OLEH :
Kelas : 5B
Kelompok 1 :

1. Devi Agdela C 8. Aminatuz zanah


2. Fitri Amalia 9. Fitria Damayanti
3. Karina Lestari 10. Jihan Nabillah
4. Nur Nabila P 11. Riska Harmelinda
5. Nuri Oktaviani 12. Silvi Zakia
6. Puji Wulandari 13. Siti Kurniati
7. Ratna Khaerunnisa 14. Windi Sisniah

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI S.1 REGULER KEPERAWATAN
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
karunianya sehingga kita dapat menyelesaikan Tugas Makalah Keperawatan
Paliatif ”Asuhan Keperawatan Paliatif Ditinjau Dari Aspek Spiritual”. Kami
mengucapkan terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang membantu
memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya tugas makalah ini, yaitu
makalah Keperawatan Paliatif ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yaitu Bu
Aisyah yang telah  membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih
mudah menulis makalah ini. Atas bimbingan yang telah diberikan, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang juga membantu kami dalam
penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan
masih kurang sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini. Dan kami
berharap, semoga makalah ini dapat di manfaatkan sebaik mungkin, baik itu bagi
diri sendiri maupun yang membaca makalah ini.

Jakarta, 19 November 2019

Penyusun
KASUS 1
Asuhan Keperawatan Paliatif Ditinjau Dari Aspek Spiritual

Seorang laki-laki, usia 58 tahun pingsan dikantor saat memimpin rapat dan
dibawa ke rumah sakit dengan ambulance. Hasil Ct.Scan, pasien mengalami
perdarahan sub arachnoid yang membuatnya tidak sadarkan diri. Dokter
neurology yang menangani pasien ini sejak awal, menginformasikan kepada
keluarga, bahwa pasien mengalami perdarahan yang cukup luas dan tidak dapat
dilakukan operasi, karena sulitnya area perdarahan yang terjadi. Dokter akan
melaporkan hasil evaluasi kondisi pasien dalam 3-4 hari untuk menentukan
prognosis yang lebih tepat. Saat ini pasien dirawat di ICU, dengan bantuan
ventilator.

Menurut rekan kerjanya, beberapa hari sebelum pasien pada kondisi sekarang,
beliau terlihat lebih ceria dari biasanya, dan selalu meminta maaf setiap kali
bertemu dengan semua rekan kerjanya. Pasien sering lebih lama di musholah
setekah shalat berjama’ah. Rekan kerja nya merasa kehilangan dengan kondisi
pasien saat ini, dan berharap pasien lekas sadar dan pulih seperti sedia kala.

Tugas :
1. Lakukan pengkajian spiritual terkait kasus diatas
2. Berikan data yang perlu ditambahan untuk menegakkan diagnosa spiritual
(Data sekunder)
3. Buat diagnosa spiritual (3 diagnosa)
4. Buat rencana intervensi dan implementasi serta evaluasi (mandiri dan
kolaborasi)
5. Ayat al- qur’an dan hadist yang mendukung implementasi yang dilakukan
ANALISA DATA :
1. Pengkajian Spiritual :
 DS :
1. Keluarga pasien merasa tidak terima atas kondisi penyakit
pasien saat ini
2. Menurut rekan kerja, pasien selalu meminta maaf setiap kali
bertemu dengan semua rekan kerjanya
3. Menurut rekan kerja pasien terlihat lebih ceria dari biasanya
4. Menurut rekan kerja, pasien sering berlama di musolah setelah
shalat berjamaah

 DO :
1. Rekan kerja dan keluarga merasa kehilangan melihat kondisi
pasien seperti ini
2. Keluarga dan rekan kerja keluarga pasien berharap untuk
pasien sembuh seperti sedia kala
3. Keluarga marah karena kondisi pasien yang buruk
4. Keluarga tidak ada upaya untuk memberikan doa/mendoakan
pasien, agar tenang
5. Keluarga menolak untuk berinteraksi dengan pemimpin
spiritual

2. Diagnosa Keperawatan : Distres Spiritual


3. Intervensi Keperawatan :
a. Tindakan keperaawatan untuk pasien distres spiritual
b. Bina hubungan saling percaya dengan pasien
c. Kaji faktor penyebab distres spritual pada pasien
d. Bantu pasien mengungkapkan perasaan dan fikiran tentang
keyakinanya
e. Bantu klien mengembangkan keterampilan untuk mengatasi
perubahan spiritul dalam kehidupan
f. fasilitasi pasien dengan alat alat ibadah seseuai agamanya
g. fasilitasi pasien untuk menjalankan ibadah sendiri atau dengan
orang lain
h. bantu passien untuk ikut serta dalam keadaan keagamaan
i. bantu pasien mengevaluasi perasaan setelah melakukan kegiatan
keagamaan

4. Ayat Al-Qur’an dan Hadist:


Dalam Al-Quran, tepatnya Surat Thaha ayat ke-131,
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman,

‫ ٌر‬I‫ك َخ ْي‬ ُ ‫ ِه ۚ َو ِر ْز‬I‫ ُّد ْنيَا لِنَ ْفتِنَهُ ْم فِي‬I‫ا ِة ال‬IIَ‫ َرةَ ْال َحي‬I‫ا ِّم ْنهُ ْم َز ْه‬II‫ ِه أَ ْز َوا ًج‬Iِ‫ا ب‬IIَ‫ا َمتَّ ْعن‬II‫ك إِلَ ٰى َم‬
َ ِّ‫ق َرب‬ َ ‫َواَل تَ ُم َّد َّن َع ْينَ ْي‬
‫َوأَ ْبقَ ٰى‬

“Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami
berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan
dunia untuk Kami uji mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah
lebih baik dan lebih kekal.”
Perintah prasangka baik (husnudzon), serta larangan prasangka buruk telah
Allah swt tegaskan dalam Firmanya, yaitu surah QS. AI-Hujurat ayat 12.
Berikut ini ayat Alquran tentang husnudzon.

‫ا‬I‫ْض‬ ُ ‫ْض الظَّنِّ إِ ْث ٌم َوال ت ََج َّسسُوا َوال يَ ْغتَبْ بَع‬


ً ‫ ُك ْم بَع‬I‫ْض‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َكثِيرًا ِمنَ الظَّنِّ إِ َّن بَع‬
‫أَيُ ِحبُّ أَ َح ُد ُك ْم أَ ْن يَأْ ُك َل لَحْ َم أَ ِخي ِه َم ْيتًا فَ َك ِر ْهتُ ُموهُ َواتَّقُوا هَّللا َ إِ َّن هَّللا َ تَوَّابٌ َر ِحي ٌم‬

Artinya: "Hai orang orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa, dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing
sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati. Maka tentulak kamu merasa jijik kepadanya.
Dan bertaqwalah kepada Allah Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat,
lagi Maha Penyayang." (Quran Surat Al-Hujurat (49) :12)
Dalam hal ini Allah Swt berfirman yang termuat dalam keempat surat
berikut:
‫ت‬ َ Iِ‫ور َو َذ ِّكرْ هُ ْم بِأَي َِّام هَّللا ِ إِ َّن فِي َذل‬
ٍ ‫ا‬IIَ‫ك آلي‬ ُّ َ‫ك ِمن‬
ِ ‫ا‬II‫الظلُ َم‬
ِ ُّ‫ت إِلَى الن‬ َ I‫ ِرجْ قَوْ َم‬I‫ا أَ ْن أَ ْخ‬IIَ‫َولَقَ ْد أَرْ َس ْلنَا ُمو َسى بِآيَاتِن‬
ٍ ‫َّار َش ُك‬
‫ور‬ ٍ ‫صب‬ َ ‫لِ ُك ِّل‬
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-
ayat Kami (dan Kami perintahkan kepadanya), “Keluarkanlah kaummu
dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang, dan ingatkanlah
mereka kepada hari-hari Allah.” Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi setiap orang penyabar dan
banyak bersyukur” (Q.S. Ibrahim: 5)

ٍ ‫َّار َش ُك‬
‫ور‬ ٍ ‫صب‬ َ ِّ‫ت لِ ُكل‬ َ ِ‫ت هَّللا ِ لِي ُِريَ ُك ْم ِم ْن آيَاتِ ِه ۚ إِ َّن فِي ٰ َذل‬
ٍ ‫ك آَل يَا‬ ِ ‫أَلَ ْم ت ََر أَ َّن ْالفُ ْلكَ تَجْ ِري فِي ْالبَحْ ِر بِنِ ْع َم‬
“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar
di laut dengan nikmat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu
sebahagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang
sangat sabar lagi banyak bersyukur.” (Qs. Luqman: 31)
JURNAL

Judul Jurnal : Gambaran Kebutuhan Spiritualitas Pasien Gagal Jantung Di


Instalasi Elang

Rsup Kariadi Semarang

Penulis : Aidi Abshar Saman dan Henni Kusuma

Latar Belakang : Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang


dibutuhkan oleh setiap manusia kebutuhan spiritual yang baik
dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Pasien gagal
jantung rentan terjadi distress spiritual dari kondisi
penyakitnya dikarenakan resiko kematian tinggi dan berbagai
gajala yang dialaminya. Oleh karena itu, kebutuhan spiritual
pada pasien gagal jantung sangat penting untuk diperhatikan.

Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran


kebutuhan spiritualitas pada pasien gagal jantung di Instalasi
Elang RSUP Kariadi Semarang.

Metode : Penelitian ini menggunakan studi survei. Sampel diambil


menggunakan teknik convenience sampling dan diperoleh 102
responden. Data diambil dengan menggunakan kuesioner
Spiritual Needs Questionnaire (SpNQ) dan dianalisis dengan
analisa univariat.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden


menganggap kebutuhan spiritual sebagai kebutuhan yang
sangat penting (62,7%). Berdasarkan domain kebutuhan
spiritual kedamaian menjadi domain yang paling banyak
dianggap sangat penting oleh responden (62,7%), diikuti oleh
domain kasih sayang (58,8%), domain keagamaan (56,9%),
dan domain keberadaan (42,2%).
Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebutuhan spiritual
merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi penderita
gagal jantung. Kondisi sakit pada pasien gagal jantung
menyebabkan adanya peningkatan kebutuhan kondisi
kedamaian, kasih sayang, keagamaan dan keberadaan akan
Tuhan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk
perawat dan rumah sakit agar lebih memperhatikan kebutuhan
spiritual pasien gagal jantung dengan memberikan intervensi
keperawatan dan fasilitas pemenuhan kebutuhan spiritual.

Anda mungkin juga menyukai