Dosen Pengampu :
Oleh : Kelompok 9
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
nantikan syafa’atnya di akhir nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa
sehat fisik maupun akal pikitan, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Aswaja dengan judul Amaliah NU pada kehamilan,
kelahiran dan kematian.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis menhgarapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besatnya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang yang berdoa dianjurkan untuk mendoakan dirinya sendiri, kedua orang tuanya
dan cucunya. Budaya memiliki kaitan yang sangat erat dengan kehidupan dalam
masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini masyarakat Nahdlatul Ulama memiliki tradisi yang
cukup unik yang tentunya tidak ada dalam masyarakat lain. Anak merupakan suatu karunia
Allah SWT yang tidak ternilai bagi setiap pasangan suami istri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana doa saat hamil ?
2. Mengapa harus azan saat bayi lahir ?
3. Mengapa semua bayi dianjurkan untuk di aqiqah ?
4. Bagaimana hukum merayakan ulang tahun dalam islam ?
5. Apa tradisi seputar kematian ?
6. Mengapa harus azan saat mengubur jenazah ?
7. Bagaimana tawasuh dalam pandangan islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui doa apa yang harus dipanjatkan ketika hamil
2. Mengetahui alasan adanya azan saat bayi lahir
3. Mengetahui jimat untuk anak kecil
4. Mampu mendefinisikan kematian
5. Faham tentang tradisi seputar kematian
6. Mendapatkan penjelasan mengenai azan saat mengubur jenazah
7. Mengerti tentang definisi qadha’ sholat bagi mayit
BAB 2
PEMBAHASAN
Selama masa kehamilan ada beberapa tradisi selamatan dan do’a. Ada tingkeban
(selamatan 130 hari, 4 bulan) dan pitonan (selamatan 7 bulan) amaliyah ini masuk dalam
ayat al-A’raf ayat 189
Artinya:
Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan
isterinya, agar Dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu
mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah Dia merasa ringan (Beberapa waktu).
kemudian tatkala Dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah,
Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi Kami anak yang saleh,
tentulah Kami termasuk orang-orang yang bersyukur" (QS. Al-A’raf: 189).
Thalhah: “Bab tentang riwayat do’a Nabi Saw dengan keberkahan untuk kehamilan
Ummu Sulaim dan Abu Thalhah, Abu Thalhah bersetubuh dengannya, kemudian Nabi
mendoa’kan: “Semoga Allah memberkati kalian berdua di malam kalian”. Ummu Sulaim
melahirkan anak untuk Abu Thalhah, bernama Abullah. Mereka menyebutkan Abdullah
َْم َع ْال ُغالَ ِم َعقِ ْيقَةٌ فَأ َ ْه ِر ْيقُوْ ا َع ْنهُ َد ًما َوأَ ِم ْيطُوْ ا َع ْنهُ ْاألَ َذى
“Bersama anak laki-laki ada aqiqah, maka tumpahkan (penebus) darinya darah
(sembelihan) dan bersihkan darinya kotoran (Maksudnya cukur rambutnya)”. (HR.
Ahmad, Al Bukhari dan Ashhabus Sunan)
“Barangsiapa di antara kalian ada yang ingin menyembelihkan bagi anaknya, maka
silahkan lakukan”. (HR. Ahmad, Abu Dawud dan An Nasai dengan sanad yang hasan).
D. Hukum Merayakan Ulang Tahun dalam Islam
Hari ulang tahun merupakan hal yang lumrah saat ini. Biasanya sebagian orang
merayakannya dengan berbagai cara, seperti menyajikan kue ritual meniup lilin, hingga
berbagi kepada yang membutuhkan sebagai bentuk rasa syukur. bagi umat Islam yang
memperingati dan merayakan ulang tahun sah-sah saja asalkan tidak keluar dari kaidah
agama. Bisa juga mengikuti cara Nabi Muhammad SAW, yaitu dengan cara berpuasa.
Adapun doa ketika merayakan ulang tahun, yaitu sebagai berikut:
ِّت إِ ْي َمانَنَا َوأَحْ ِس ْن أَ ْع َمالَنَا َو َو ِّس ْع أَرْ زَ قَنَا َوإِلَى الخَ ي ِْر قَ ِّر ْبنَا َو َع ِن
ْ صحِّحْ أَجْ َسا َدنَا َونَ ِّورْ قُلُوْ بَنَا َوثَب َ ط ِّولْ ُع ُمو َرنَا َوَ اَللَّهُ َّم
ك َعلَى ُك ِّل َش ْى ٍء قَ ِد ْي ٌر َ َّض َح َوائِ َجنَا فِى ال ِّد ْي ِن َوال ُّد ْنيَا َوااۤل ِخ َر ِة إِن
ِ ال َّش ِّر اَ ْب ِع ْدنَا َوا ْق
Artinya: "Ya Allah, panjangkan umur kami, sehatkan badan kami, terangi hati kami,
tetapkan iman kami, baikkan amalan kami, luaskan rezeki kami, dekatkan kami pada
kebaikan, dan jauhkan kami dari kejahatan, kabulkan segala kebutuhan kami, baik dalam
agama, dunia, maupun akhirat. Sesungguhnya Kau adalah Zat Yang Maha Kuasa atas
segala sesuatu,"
II . TRADISI KEMATIAN
A. Mengiringi Jenazah Dengan Bacaan Tahlil
Mengiringi jenazah dengan bacaan tahlil hukumnya boleh, bahkan ada riwayat yang
menyebutkan hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah Saw berdasarkan hadist :
"Ibn Umar berkata: "Tidak pernah terdengar dari Rasulullah Saw ketika
mengantarkan jenazah kecuali ucapan laa illaha illallaah, pada waktu berangkat dan
pulangnya."
B. Adzan Saat Mengubur Jenazah
Pakar biografi tokoh, Khairuddin az-Zirikli, menyebutkan ulama yang pertama kali
menganjurkan azan di kubur :
"Al-Ishabi (577-657 H/ 1181-1257 M), Ali bin al-Husain al-Ishabi, Abu al Hasan,
adalah ahli fikih, ahli ushul fikih, berkebangsaan Yaman. Dia yang pertama kali
menganjurkan azan terhadap orang yang memasukkan mayit ke liang lahat."