Anda di halaman 1dari 5

RESUME KETERAMPILAN OBSERVASI

Keterampilan observasi merupakan suatu keterampilan yang berguna untuk


menghasilkan komunikasi efektif, dengan menggunakan kepekaan yang dimilikinya melalui
observasi terhadap klien baik secara verbal maupun non verbal. Sedangkan observasi adalah
metode atau cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah
laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.

Tujuan dari keterampilan observasi yaitu :

- Untuk mengetahui bahwa ada beberapa konflik atau ketidaksesuaian antara perilaku verbal
dan non verbal.

Hal yang perlu diobservasi adalah :

1. Tingkah laku verbal


2. Non verbal
3. Kesenjangan antara tingkah laku verbal dan non verbal

TINGKAH LAKU / KOMUNIKASI NON VERBAL

Adalah pesan yang disampaikan memberi arti pada komunikasi verbal. dengan kata lain
komunikasi non verbal ini dikemas dalam bentuk tanpa kata-kata. Komunikasi non verbal dapat
berbentuk bahasa tubuh,tanda,tindakan,perbuatan atau objek.

Bentuk komunikasi non verbal adalah :

a. Bahasa tubuh : meliputi lambaian tangan,ekspresi wajah,kontak mata,sentuhan,postur


tubuh, gerakan kepala, gaya berjalan, gerak isyarat.
b. Tanda : tanda dalam komunikasi non verbal ini berperan dalam menggantikan kata-kata
misalnya bendera,rambu-rambu lalu lintas,dan lain-lain
c. Tindakan atau perbuatan : tindakan atau perbuatan secara khusus tidak menggantikan
kata-kata tetapi mengandung makna. Misalnya menggebrak meja berarti marah, melihat
pakaian atau aksesoris dandanan maka bisa kita ketahui social ekonomi atau gaya orang
tersebut.
d. Warna : guna untuk menunjukkan suasana emosional, cita rasa, keyakinan agama, politik,
dan lain-lain.

FUNGSI KOMUNIKASI NON VERBAL

 Melengkapi komunikasi verbal


Komunikasi non verbal akan melengkapi komunikasi verbal misalkan ada anak kecil yang
bertengkar maka, selain dengan kata- kata kita melerai biasanya diikuti dengan mata yang
melotot.
 Menekankan komunikasi verbal
komunikasi non verbal akan menekankan komunikasi verbal misalkan dalam suatu rapat
ada orang yang tidak sependapat maka dia berkata saya akan out dari ruangan sambil
menutup pintu keras- keras.
 Membesar- besarkan komunikasi non verbal
komunikasi non verbal akan membesar-besarkan komunikasi verbal misalkan bercerita
tentang gurila yang tubuhnya besar sambil melebar- lebarkan tangannya kesamping.
 Melawan komunikasi verbal
komunikasi non verbal akan melawan komunikasi verbal misalnya saat orang mengatakan
tidak malu tetapi ternyata pipi dan wajahnya memerah.
 Meniadakan komunikasi non verbal

KOMUNIKASI VERBAL

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata- kata, baik lisan maupun
tertulis. Bahasa verbal merupakan sarana untuk menyampaikan perasaan, pikiran dan maksud
tujuan. Dalam komunikasi verbal ini bahasa memegang peranan penting.

JENIS-JENIS OBSERVASI

Dari keterlibatan subjek terhadap obyek yang sedang diobservasi

1. Observasi partisipan
bila observer turut serta atau berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang diobservasi
(observee).
2. Observasi non-partisipan
bila observer tidak secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam aktifitas yang sedang
dilakukan oleh observee.
3. Observasi kuasi-partisipan
bila observer terlibat pada sebagian kegiatan yang sedang dilakukan oleh observee,
sementara pada sebagian kegiatan lain observer tidak melibatkan diri.

Dilihat dari segi situasi lingkungan :

1. Observasi naturalistic
observasi dilakukan secara alamiah atau dalam kondisi apa adanya.
2. Observasi eksperimental
jika observasi itu dilakukan terhadap subjek dalam suasana eksperimen atau kondisi yang
diciptakan.
3. Metode survai
ketika seseorang mensurvai (mengobservasi) contoh – contoh tertentu dari perilaku
individu yang ingin kita nilai.
4. Eksperimentasi
ketika sesorang tidak hanya mengobservasi tetapi memaksakan kondisi – kondisi spesifik
terhadap subjek yang diobservasi.
Berdasarkan pada tujuan dan lapangannya :

1. Finding observasi
yaitu kegiatan observasi untuk tujuan penjajagan. Dalam melakukan observasi ini observer
belum mengetahui dengan jelas apa yang harus diobservasi, ia hanya mengetahui bahwa ia
akan mengahadapi suatu situasi saja.
2. Direct observation
, yaitu observasi yang menggunakan “daftar isi” sebagai pedomannya. Daftar ini bisa
berupa checklist kategori tingkah laku yang diobservasi.

Berdasarkan pada tingkat kesempurnaannya dan pelatihan yang disyaratkan :

1. Level pertama
observasi informasi kasual (casual information observation ). Observasi jenis ini banyak
dilakukan dalam kehidupan sehari – hari dengan tidak terstruktur, dan biasanya observasi
– observasi yang tidak terencana.
2. Level kedua
observasi terstruktur (guided observation). Terencana, diarahkan pada sebuah maksud atau
tujuan.
3. Level ketiga
level klinis. Observasi, selalu diperpanjang, dan sering dengan kondisi – kondisi yang
terkontrol.

KETRAMPILAN MEMBINA HUBUNGAN BAIK

Keterampila membina hubungan baik merupakan pondasi atau dasar dalam melakukan
komunikasi interpersonal. Membina hubungan baik dilakukan oleh bidan sejak kontak awal
dengan klien dan harus dipertahankan. Yang harus dimiliki oleh bidan membina hubungan baik
dengan klien adalah :

 Perilaku respons positif


Guna mendukung terciptanya hubungan baik

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBINA HUBUNGAN BAIK

 Menunjukkan tanda perhatian verbal.


 Menjalin kerjasama.
 Memberikan respon positif berupa pujian, dukungan.
SIKAP DAN PERILAKU SOLER

S: Face your clients squarely (menghadap klien) dan smile/nod at clients (senyum/
mengganggukkan kepala).

O: Open and Non Judgemental Facial Expression (ekspresi muka menunjukkan sikap terbuka dan
tidak menilai).

L: Lean Towards Client (tubuh condong kearah klien).

E: Eye Contact in a culturally- Acceptable Manner (kontak mata/tatap mata sesuai dengan cara
yang diterima budaya setempat).

R: Relaxed and Friendly Manner (santai dan sikap bersahabat).

KETRAMPILAN MENDENGAR AKTIF

TEKNIK MENDENGAR AKTIF

1. FUNGSI
 Mendorong klien untuk berbicara.
 Menunjukkan minat dan perhatian kita terhadap klien.
 Meningkatkan kesadaran kita terhadap perasaan klien.
 Untuk memperoleh informasi.
 Memberi arahan percakapan terhadap klien.
2. PRINSIP MENDENGAR
 Hal-hal yang perlu dilakukan dalam mendengar aktif
 Kesalahan yang terjadi saat mendengar aktif
3. KEUNTUNGAN MENDENGAR AKTIF
 Pasien dan keluarga merasa didengar dan dipahami.
 Pasien dan keluarga merasa dirinya berharga dan penting.
 Pasien dan keluarga menjadi mudah untuk mendengarkan apa yang kita sampaikan.
 Pasien dan keluarga merasa nyaman.
 Pasien dan keluarga mampu berkomunikasi.
4. TIPS MENDENGAR AKTIF
 Menerima klien apa adanya.
 Menempatkan diri pada posisi klien selama mendengarkan
 Mendengarkan klien dengan seksama.
 Duduk menghadap klien dengan nyaman, menghindari gerakan yang mengganggu.
 Melakukan pengulangan/refleksi yang anda dengar supaya ada pemahaman.
5. SIKAP YANG BAIK
 Pandang pasien dan keluarga saat sedang bicara.
 Tidak menyilangkan kaki dan tangan.
 Hindari gerakan yang tidak perlu.
 Anggukkan kepala jika klien membicarakan hal yang penting atau memerlukan
umpan balik
Nama : Nadiah Eka Ariani

NIM : 1230020042

Anda mungkin juga menyukai