Anda di halaman 1dari 5

SATUAN OPERASIONAL PROSEDUR

PEMASANGAN INFUS PADA PASIEN HIV

DISUSUN OLEH :
Nama : Karina Lestari
Npm: 2017720087

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI S1 REGULER KEPERAWATAN
JAKARTA
2020
SOP PEMASANGAN INFUS

Pengertian Pemasangan infus adalah memasukkan jarum atau kanula ke dalam vena
untuk dilewati cairan infus / pengobatan, dengan tujuan agar sejumlah
cairan atau obat dapat masuk ke dalam tubuh melalui vena dalam jangka
waktu tertentu.
Tujuan 1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang
mengandungair, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang
tidak dapatdipertahankan melalui oral
2. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit
3. Memperbaiki keseimbangan asam basa
4. Memberikan tranfusi darah
5. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena
6. Membantu pemberian nutrisi parenteral
Indikasi 1. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg
memungkinkan untuk pemberian obat secara langsung ke dalam
pembuluh darah Intra Vena
2. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap pemberian obat
(seperti furosemid, digoxin)
3. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar secara
terus-menerus melalui pembuluh darah Intra vena
4. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan & elektrolit
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi
kepentingan dgn injeksi intramuskuler.
6. Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(contohnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang
jalur infus intravena untuk persiapan seandainya berlangsung syok,
juga untuk memudahkan pemberian obat)
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil, contohnya
syok & risiko dehidrasi. Sebelum pembuluh darah kolaps (tak
teraba), maka tak mampu dipasang pemasangan infus.
Kontra Indikasi 1. Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam), flebitis, sklerosis
vena,
luka bakar dan infeksi di area yang hendak di pasang infus.
2. Pemasangan infus di daaerah lengan bawah pada pasien gagal
ginjal,
terutama pada pasien-pasien yang mempunyai penyakit ginjal
karena
lokasi ini dapat digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-
V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena kecil yg
aliran
darahnya lambat (contohnya pembuluh vena di tungkai & kaki).
Prosedur: 1. Baca catatan keperawatan dan catatan medis
2. Cuci tangan 6 langkah sebelum persiapan alat
Pra Interaksi
3. Persiapan alat :
a. Infus set
b. Cairan infus sesuai kebutuhan
c. IV Catheter / Wings Needle/ Abocath sesuai kebutuhan
d. Perlak
e. Tourniquet
f. Plester
g. Gunting
h. Bengkok
i. Sarung tangan bersih
j. Kassa bersih
k. Kapal alkohol / Alkohol swab
l. Cuci tangan 6 langkah sebelum ke pasien

Persiapan Klien 1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan


2. Berikan posisi supine atau semifowler dengan lengan diluruskan
Persiapan Lingkungan 1. Jaga privacy klien
Fase orientasi 1. Mengajukan pertanyaan tentang perasaan klien
2. Memastikan gelang identitas
3. Kontrak tindakan.
- Jenis tindakan
- Tujuan tindakan
- Waktu tindakan
- Tempat/lokasi tindakan dilakukan
Fase kerja 1. Cuci tangan
2. Pakai sarung tangan bersih
3. Cek cairan yang digunakan dengan menggunakan prinsip 5 benar
medikasi, warna, kerjernihan, tanggal kadaluarsa
4. Buka set infuse
5. Pasang roller klem selang infuse 2-4 cm dibawah ruang udara.
Roller klem dalam posisi “of”
6. Buka segel botol cairan infuse
7. Masukan ujung set infuse ke dalam botol cairan infuse tanpa harus
menyentuh area steril
8. Isi ruang udara dengan cara memijit ruang udara sehingga terisi 1/3
sampai setengah bagian
9. Buka roller klem dan alirkan cairan infuse sampai keluar dari ujung
selang ke bengkok
10. Periksa adanya udara di sepanjang selang
11. Pasang kembali roller klem dalam kondisi “off”
12. Tutup ujung selang dengan penutupnya atau dengan menggunakan
jarum + penutup spuit lalu taruh dibak spuit
13. Pasang pengalas
14. Pasang tourniquet 10-12cm diatas lokasi penusukan
15. Minta klien untuk mengepalkan tangannya
16. Pilih vena yang akan ditusukan (utamakan dari arah distal)
17. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alcohol dari
arah dalam kea rah luar (gerakan sirkular) jangan menyentuh area
yang telah dibersihkan
18. Tarik kulit kea rah distal berlawanan dengan arah penusukan agar
vena semakin terlihat dan tidak berubah posisi. Jangan menyentuh
area steril
19. Masukan jarum abocath secara perlahan ke lokasi penusukan
dengan sudut 20-30 derajat
20. Jika terlihat darah masuk ke dalam kateter abocath sudah masuk ke
dalam pembuluh darah vena
21. Tarik jarum abocath perlahan dan stabilisasi kateter abocath dengan
satu tangan
22. Masukan kateter abocath lebih dalam mengikuti arah pembuluh
darah. Hati – hati terhadap tindakan ini karena dapat menyebabkan
edema jika pembuluh darah pecah
23. Lepaskan tourniquet
24. Pasang roller klem dalam posisi “on” seingga cairan infus dapat
mengalir melalui selang infuse ke arah pembuluh darah. Teteskan
cairan infuse hanya sebagai maintenance
25. Fiksasi bagian badan kateter abocath dengan plester hipoalergik
seperti posisi pita menyilang
26. Tambahkan fiksasi diatas badan kateter abocath
27. Berikan desinfektan di area penusukan
28. Passang kassa steril di area penusukan. Dapat juga memakai
“tranparan dressing” maka tidak diperlukan fiksasi karena langsung
melekat di tubuh klien
29. Fiksasi juga selang infuse
30. Atur tetesan infuse sesuai kolaborasi dokter
31. Tulis tanggal dan waktu pemasangan infuse. Tulisan ini dapat
ditempelkan di atas kassa infuse atau selang infuse
32. Rapihkan alat dank klien
33. Lepaskan sarung tangan
34. Cuci tangan
35. Dokumenasi
Fase Terminasi 1. Observasi dan evaluasi respon pasien
2. Rencana tindak lanjut
3. Kontrak yang akan datang
4. Catat pada dokumentasi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai