DISUSUN OLEH :
KARINA LESTARI (2017720087)
7B
J KEGIATAN K
A
M
0 Operan: Konference: pre/post K
8 1. Menjelaskan mengenai jumlah pasien saat ini
. 2. Jumlah pasien hari ini ada 8 pasien. Total Care: 1 pasien, Partial Care: 4 pasien,
0 Minimal/self Care: 3 pasien
0 3. Menjelaskan BOR pasien
- BOR pasien untuk kelola saat ini:
0 Jumlah pasien saat ini
BOR= x 100 %
Jumlah tempat tidur
9
8
. x 100 %=80 %
10
0
4. Kebutuhan tenaga
0
Jumlah jam perawatan langsung:
Minimal care: 3 orang x 1 jam = 3 jam
W
Parsial care: 4 orang x 3 jam = 12 jam
I
Total cara: 1 orang x 6 jam = 6 jam
B
Jumlah jam yang dibutuhkan
= 3 + 12 + 6
= 21 jam
Jumlah jam perawatan tidak langsung:
8 jam x 1 jam = 8 jam
Pendidikan kesehatan
8 pasien x 15 menit = 120 menit = 2 jam
Jumlah jam perawatan di ruangan: 31 jam
Jumlah jam perawatan klien perhari:
31 jam/ 8 pasien = 3,8 dibulatkan 4 jam
Rumus gillies:
4 x 0,8 x 15 x 365
=8,97
279 x 7
Jadi perawat yang dibutuhkan 9 perawat
5. Menunjuk ketua tim
- Ketua Tim lulusan S1 Ners dan sudah memiliki SK dari manajer :
Katim 1 : Ners. Karina
Dengan PP perawat Devi & Fifi dengan pasien kelolaan :
Pasien Ny. C (60 tahun) dx medis: Angina pectoris
Katim 2 : Ners. Nuri
Dengan PP perawat Rima & Mayang dengan pasien kelolaan :
Pasien Tn. D (70 tahun) dx medis: CHF
6. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien
Minimal Care 3 pasien
- Ny. C (60 tahun) : Minimal/Self care
- Nn. F (25 tahun) : Minimal/Self care
- Nn.H (30 tahun) : Minimal/Self care
Partial Care 4 pasien
- Ny. A (25 tahun) : Partial care
- Tn. B (60 tahun) : Partial care
- Ny. E (65 tahun) : Partial care
- Tn. G (60 tahun) : Partial care
Total Care 1 pasien
- Tn. D (65 tahun): Total care
7. Mengikuti serah terima asuhan keperawatan
8. Merencanakan kebutuhan logistik ruangan
- Perawatan alat kesehatan
Mengecek alat tensi (spyghomanometer) Perbaikan Alat tensi
(sphygmomanometer), termometer, set infus, cairan infus (Dextrose, NaCl,
Assering), set dower kateter, handscoon bersih dan steril, spuit, form pemeriksaan
lab, form tindakan operasi, obat-obatan, oksigen dan laken.
RENCANAN HARIAN KEPALA TIM
5. Katim 2
Pasien Tn. D (70 tahun) dx medis: CHF
DS :
a. Pasien mengatakan dada terasa sesak
b. klien mengatakan lemas biarpun tidak
melakukan aktivitas apapun
DO :
a. Pasien tampak lemas
b. Pasien tampak gelisah
c. Adanya otot bantu nafas
d. TTV : TD 140/80 mmHg, N: 90x/mt. RR: 25
x/mt, S: 36,50C
Diagnosa :
Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya
nafas
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama….jam diharapkan pola nafas menjadi
efektif
Kriteria Hasil :
a. RR Normal
b. Tak ada bunyi nafas tambahan dan
penggunaan otot bantu pernafasan.
c. Analisa gas darah dalam batas normal.
Intervensi :
a. Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi,
dan ekspansi dada.
b. Catat upaya pernafasan termasuk
penggunaan otot bantu nafas
c. Auskultasi bunyi napas dan catat adanya
bunyi napas krekels, mengi.
d. Tinggikan kepala dan bantu untuk mencapi
posisi yang senyaman mungkin.
e. Monitor Analisa gas darah
f. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
09.00 Mempersiapkan keperluan asuhan keperawatan yang Katim, PP
sudah di koordinasikan dengan karu
13.00- 1. Melakukan dokumentasi rencana keperawatan Karu, katim, PP
14.00
2. Melakukan handover dan post conference bersama
karu dan PP
Ny. C (60 tahun) MRS hari keempat tanggal 27 Desember 2020 Situation
B 1. Nyeri Akut
Alasan Masuk : nyeri dada menjalar ke punggung sehari SMRS. Pengkajian
PQRST : P : Nyeri saat beraktivitas, Q : dada terasa ditindih beban berat, R : dada, S :
Recomendati
on
Situation
B Alasan Masuk : Klien sesak nafas dan adanya otot bantu nafas. Pasien lemas saat
beristirahat, pasien tampak gelisah.
Terapi yang diberikan: 02 nasal kanul 3L/menit,infuse, IVFD Nacl 20 tetes/menit,
terpasang kateter, obat-obatan dalam bentuk injeksi dan oral, Lasix 3x40mg
(IV), Ascardia 1x80mg, Simvastatin 1x20mg, Captopril 3x25mg.
KU Lemah, kesadaran CM
TTV : TD 140/80 mmHg, N: 90x/mt. RR: 25 x/mt, S: 36,50C
Menurut saya kondisi pasien belum cukup baik, sesak masih dirasakan, masih perlu
penangan lebih lanjut dari DPJP.
Background
Assesment
PRE KONFERENCE
No Tindakan
1. Persiapan
1. Ruangan
2. Staff
2. Tatalaksana
1. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi
atau sore sesuai dengan jadwal pelaksana.
2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim Isi
conference:
Rencana tiap asuhan (rencana harian)
Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim
3. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing –
masing.
4. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan hasil evaluasi
kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan oleh dinas malam
5. Perawat pelaksana malam menyampaikan hal-hal meliputi
a. Keluhan pasien
b. TTV dan kesadaran pasien
c. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru
d. Masalah keperawatan
e. Rencana keperawatan hari ini
f. Perubahan keadaan terapi medis
g. Rencana medis
6. Katim merencanakan & mendiskusikan serta mengarahkan perawat asosiet
tentang masalah yang terkait dengan perawatan pasien yang meliputi :
a. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisingan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infuse
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
d. Ketepatan pemberian obat / injeksi
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain
f. Ketepatan dokumentasi
7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing–masing perawatan asosiet.
9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat
diselesaikan.
SUPERVISI
A. Persiapan
1) Kepala ruangan sebelum supervise melakukan kontrak kepada katim sesuai
jadwal supervise yang telah dibuat
2) Siapkan instrument supervise sesuai topik yang akan disupervisi (dokumentasi
asuhan keperawatan)
Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat Kesadaran
Kesadaran composmentis GCS E4 M6 V5.
2. Tanda-tanda Vital
TD: 150/90mmHg, N: 108x/menit, S: 37oC
3. Head to Toe
a. Kepala: Simetris, nyeri kepala tidak ada
b. Wajah: Simetris, tidak oedema, tidak ada sianosis, ekspresi tegang
c. Mata: Kelopak mata normal, konjungtiva anemis, isokor, sklera anikterik
reflex cahaya ada, tajam penglihatan normal.
d. Telinga: Tidak ada serumen, membrane timpani normal, pendengaran
normal
e. Mulut: Stomatitis tidak ditemukan, kelainan tidak ada
f. Leher: Simetris, kaku kuduk tidak ada, terdapat pembesaran vena
jugularis
g. Paru
- Inspeksi: Gerakan simetris, retraksi dinding dada tidak terlihat, tidak
ada lesi.
- Palpasi: Tidak teraba benjolan, tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus
kuat dan simetris
- Perkusi: Bunyi sonor
- Auskultasi: Tidak terdapat bunyi ronchi
h. Jantung
- Inspeksi: bentuk dada simetris
- Palpasi: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, denyut teraba kuat
- Perkusi: bunyi redup, tidak terkaji kardiomegali
- Auskultasi : bunyi jantung normal tidak terkaji adanya bunyi jantung
tambahan.
i. Abdomen
- Inspeksi: perut buncit, tidak ada lesi, warna kulit sawo matang
- Auskultasi: bising usus 16x/menit
- Palpasi: tidak asites, tidak ada nyeri tekan, tidak terkaji pembesaran
hepar
- Perkusi: bunyi timpani
j. Genitalia: urine berwarna keruh
k. Ekstermitas: Akral hangat, tidak ada kelemahan anggota gerak.
ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
DS : Agen Cedera Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri
dada menjalar ke
punggung sehari SMRS
- P: nyeri saat beraktivitas
- Q: nyeri dada terasa
ditindih beban berat
- R: nyeri dada menjalar
ke punggung
- S: skala nyeri 3
- T: nyeri hilang timbul, ±
30 menit
DO:
- TTV: TD 150/90 mmHg,
N: 108 x/menit, RR: 20
x/menit, S: 37°C
- Pasien tampak meringis
Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b/d agen cedera (fisiologis)
Intervensi Keperawatan
Pelaksanaan
1) Karu mengambil salah satu hasil dokumentasi asuhan yang dilakukan oleh ketua
tim yang akan di supervisi
2) Lakukan penilaian dengan menggunakan instrument supervise dari mulai tahap
pengkajian, diagnose, tujuan, rencana tindakan dan evaluasi. Tulis total skor dan
berikan catatan terhadap hal-hal yang belum dilakukan
3) Diskusikan dengan katim tentang hasil supervisi dokumentasi asuhan yang telah
4) dilakukan oleh karu.
5) Sampaikan reinforcemen positif terhadap hal-hal yang sudah dilakukan dengan
baik.
6) Sampaikan hal-hal yang tidak dilakukan atau belum sesuai standar dan tanyakan
alasannya. Berikan bimbingan terhadap hal-hal yang seharusnya dilakukan.
7) Berikan kesempatan pada katim untuk menyampaikan pendapatnya atau bila ada
yang ingin ditanyakan
8) Sampaikan kepada katim untuk menandatangi hasil supervisi tak langsung pada
instrument supervisi, dan sampaikan kapan rencana supervisi berikutnya.
INSTRUMEN DOKUMENTASI
PENERAPAN STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN
Petunjuk :
Beri tanda V bila kegiatan di lakukan
Beri tanda 0 bila kegiatan tidak di lakukan
PERIODE : ……………………………………S/D………………………………………………..( DUA BULAN )
NO ASPEK YANG DI NILAI KODE BERKAS REKAM MEDIK KET.
PASIEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A PENGKAJIAN
1 Mencatat data yang dikaji sesuai V
dengan pedoman pengkajian
2 Data dikelompokan (bio-psiko-sosio-
spiritual)
3 Data dikaji sejak pasien masuk sampai
pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
SUB TOTAL
TOTAL
PROSENTASE
B DIAGNOSA
1 Dx keperawatan berdasarkan masalah
yang telah dirumuskan
2 Dx Keperawatan mencerminkan PE/PES
Kasus Konflik
Perawat A seorang Ners, baru lulus diterima bekerja di sebuah ruang perawatan. Selain Karu,
Perawat A adalah perawat Ners satu-satunya dirungan tersebut. Selama berdinas, perawat
lainnya sering menguji pengetahuan perawat A. Perawat A sering merasa cemas setiap kali
bekerja, karena khawatir tidak dapat menjawab pertanyaan perawat lain.
Sebutkan jenis, tahap & strategi manajemen konflik untuk mengatasi hal tersebut.
1) Jenis konflik
Intergroup, karena konflik timbul antara 2 atau lebih dari kelompok orang dimana
perawat A sering merasa cemas setiap kali perawat lain menguji pengetahuannya.
2) Tahap konflik
Tahap 2 : Kognisi & Personalisasi
Karena dalam kasus ini perawat A merasa khawatir dan juga cemas tidak dapat
menjawab pertaanyaan dari perawat lain.
3) Strategi untuk penyelesaian konflik
Strategi penyelesaian konflik ini adalah asertif training, dimana teknik asertif ini
mengajarkan untuk cara berkomunikasi dalam mengekspresikan perasaan tanpa
menghina atau menyinggung perasaan orang lain sehingga konflik tersebut tidak
terjadi Assertive training :
- Sama-sama menyadari dan menghargai nilai
- Memahami perbedaan komunikasi asertif, pasif, agresif
- Mendengar keluhan lawan bicara dengan baik
- Menyampaikan perbedaan pendapat
- Mempertahankan komunikasi asertif
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA Ny.A DENGAN
DHF.
A. Topik: “Asuhan keperawatan pada pasien dengan Angina Pectoris“
B. Sasaran: Pasien Ny.C/ 60 Tahun
C. Hari/Tanggal:Sabtu, 2 januari 2020
D. Waktu: 45 Menit (Pkl 09.00 – 09.45 WIB)
E. Tujuan Umum: Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu nyeri
F. Tujuan Khusus:
- Menjustifikasi masalah yang belum teratasi
- Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim kesehatan
lainnya
- Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien
- Merumuskan intervensi keperawatan yang sesuai masalah pasien
- Sasaran: Pasien Ny.C, 60 tahun yang dirawat di ruang Marwah Rs Islam
Cempaka Putih
- Materi: Asuhan keperawatan pasien dengan angina pectoris, masalah yang
muncul pada pasien, intervensi keperawatan ada pasien,
- Metoda: Diskusi
- Media: Dokumentasi / status pasien
- Sarana: diskusi
L. Susunan Acara
Waktu Tahap Kegiatan PIC Kegiatan Tempat
pasien
2 Pra Pra Ronde : PJ. Pasien Membuat Ruangan
1. Menentukan kasus dan topik
Januari Ronde informed
2. Membentuk Tim Ronde
2020 3. Mencari sumber materi consent
4. Membuat Proposal
5. Mempersiapkan Pasien
6. Diskusi Pelaksanaan
3 Ronde Pembukaan : KARU - Nurse
januari 1. Salam Pembukaan station
2020 2. Memperkenalkan tim ronde
(09.30- 3. Menyampaikan masalah
09.35) 4. Menjelaskan tujuan ronde
(5 mnt)
4 Ronde Penyajian Masalah : Perawat Ruangan
januari 1. Memberikan salam dan Pelaksana Pasien
2020 memperkenalkan pasien dan keluarga
(09.35- kepada tim ronde
10.25) 2. Menjelaskan riwayat penyakit dan
(1 jam) keperawatan pasien
3. Menjelaskan masalah pasien dan
rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan menetapkan prioritas
yang perlu di diskusikan
Validasi data :
1. Mencocokan & menjelaskan kembali
data yang telah disampaikan KARU,
2. Diskusi antar anggota tim dan pasien kepala
tentang masalah keperawatan tim, dan
3. Pemberian justifikasi oleh konseler atau perawat
karu tentang masalah pasien serta pelaksana
rencana tindakan yang di lakukan
4. Menentukan tindakan keperawatan pada
masalah prioritas yang telah diterapkan
4 Pasca 1. Evaluasi dan rekomendasi intervensi KARU, - Nurse
januari ronde keperawatan kepala Station
2020 2. Penutup tim, dan
(10.20- perawat
10.35) pelaksana
(15mnt
)
M. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang Marwah
b. Persiapan telah dilakukan 1 hari sebelum pelaksanaan ronde keperawatan
c. Penyusunan proposal ronde keperawatan
d. Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
e. Konsultasi dengan pembimbing dilaksanakan sehari sebelum pelaksanaan ronde
keperawatan
f. Penentuan pasien dan kasus yang akan dilaksanakan ronde
g. Membuat informed consent dengan pasien dan keluarga
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
b. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
c. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah di tentukan
3. Hasil
a. Klien puas dengan hasil kegiatan
b. Masalah klien dapat teratasi
c. Perawat dapat:
1) Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validitas data klien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosa keperawatan
4) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah
klien
5) Meningkatkan kemampuan justifikasi
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
N. Pengorganisasian
1. Kepala ruangan: Karina lestari
2. Katim: Nuri Oktaviani
3. PP: Fahrima putri kumala
4. Dokter: Monika Ayu Asari
5. Pasien : Mayang Puspitasari
6. Ahli Gizi : Nur Nabila Putri