Lalu Bagus Sasaki Rahman, Agama Islam, Fisipol, Dr. Taufiq Ramdani, S.th.i., M.sos
Lalu Bagus Sasaki Rahman, Agama Islam, Fisipol, Dr. Taufiq Ramdani, S.th.i., M.sos
Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Lalu Bagus Sasaki Rahman
NIM : L1C020046
Prodi/Kelas : Sosiologi/B
1. Pengertian Istidraj
Istidraj berasal dari kata ‘daraja’ dalam bahasa Arab yang berarti naik satu tingkatan ke
tingkatan berikutnya. Namun, Istidraj lebih dikenal sebagai istilah azab yang berupa
kenikmatan yang sengaja diberikan pada seseorang.
Jadi, Allah SWT menguji hamba-hambanya yang lalai dalam beribadah dengan
melimpahkan mereka kenikmatan dunia. Padahal, segala hal yang dinikmati tersebut
adalah suatu jebakan.
Dalam Alquran pembahasan mengenai istidraj dibahas pada Surat Al-An’am ayat 44
yang berbunyi sebagai berikut.
Dalam al-Qur`an, kata istidrāj terulang dua kali dalam bentuk fi’il mudhari’. Keduanya
diawali dengan huruf (( سyang menunjukkan makna “akan” dengan menggunakan kata (
سنستدرجهم.(Kata tersebut terdapat dalam QS. Al-A’raf (7): 182 dan QS. Al-Qalam (68):
44.
Q.S. Al-Qalam:44
1
Dalam pembahasan ini, terdapat beberapa penafsiran terhadap makna istidrāj. Hasbi ash-
Shiddieqy menjelaskan Istidrāj adalah pemanjaan agar terjerumus kepada kehinaan, secara
berangsur-angsur, setapak demi setapak dan didekatkan dengan azab dalam keadaan
mereka tidak menyadarinya. Sama halnya dengan penjelasan Quraish Shihab, bahwa
istidrāj adalah memindahkan dari satu tahap ke tahap berikutnya hingga mencapai puncak
dengan jatuhnya siksa. Kata tersebut popular, dalam arti perlakuan yang secara lahiriah
baik. Istidrāj bisa terjadi dalam bentuk limpahan nikmat yang diduga kebaikan, atau
merasa terhindar dari hukuman padahal merupakan pancingan untuk melakukan
pelanggaran yang lebih besar sehingga sanksi hukuman yang diterima juga lebih besar.
Allah Swt membiarkan dan tidak disegerakan azabnya.
Al-Thabari berpendapat bahwa istidrāj adalah tipuan halus kepada orang yang diberi
tenggang waktu. Ia merasa bahwa yang memberikan tenggang waktu telah berbuat baik
kepadanya, sehingga pada akhirnya ia terjerumus dalam hal yang tidak disenangi.
Menurut Abu Bakar Jabir, istidrāj berarti menghukum dengan bertahap, setingkat demi
setingkat. Ketika mereka melakukan maksiat yang baru, Allah Swt akan memberikan
nikmat yang baru sehingga saat dihukum mereka tidak menyadarinya.
Begitu juga Sayyid Quthb, ia berpendapat bahwa istidrāj adalah suatu kekuatan yang
tidak diperhitungkan dengan semestinya dan dilupakan oleh orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Allah Swt. Begitu juga penangguhan tersebut ditimpakan kepada
mereka tanpa diketahui. Wahbah al-Zuhaili menjelaskan istidrāj adalah penahapan, artinya
membawa turun seseorang dari satu tingkat ke tingkat selanjutnya karena ingin
menjerumus-kannya. Maksud di sini adalah Allah Swt akan mendekatkan azab kepada
mereka secara bertahap dengan bentuk pengabaian, selalu diberi kesehatan, ditambah
kenikmatan, di mana mereka tidak mengetahui bahwa itu adalah istidrāj.
2
Menurut Jalalain, istidrāj adalah ketika manusia mengabaikan peringatan yang
telah diberikan dalam bentuk kesengsaraan dan penderitaan. Namun, mereka tetap tidak
mau mengambil pelajaran dan nasihat darinya. Lalu dibukakan kepada mereka pintu-
pintu kesenangan. Apabila mereka bergembira dengan apa yang diberikan dengan
perasaan sombong, maka akan Allah Swt siksa mereka dengan azab yang pedih.
Seperti yang dinyatakan Ali al-Shabuni, Allah Swt memberikan limpahan nikmat
kepada mereka, lalu mengira bahwa nikmat itu menunjukkan bahwa Allah Swt
menyayangi mereka, sehingga mereka menjadi fasik dan tenggelam dalam kesesatan
sehingga keputusan siksa menimpa mereka
Hamka menjelaskan lagi, bahwa istidrāj artinya dikeluarkan dari garis lurus
kebenaran tanpa disadari. Diperlakukan apa yang mereka kehendaki dan dibukakan
segala pintu kenikmatan, sampai mereka lupa diri. Mereka umpama lupa bahwa setelah
panas pasti adanya hujan, sesudah lautan yang tenang pasti tibanya gelombang. Mereka
berbuat berbagai maksiat dari keinginan hawa nafsunya yang tidak terkekang. Akhirnya
diri mereka sesat dan siksaan Allah Swt datang kepada mereka.
Dari penjelasan di atas, ulama tafsir sepakat bahwa istidrāj merupakan suatu
penangguhan siksaan atau azab dari Allah Swt terhadap mereka yang melakukan
kezaliman dan kemaksiatan. Kapan terlaksana siksaan dan azab yang ditangguh
tersebut, para mufasir berbeda pendapat. Ada yang menafsirkan bahwa azab atau
siksaan akan terjadi di dunia dan akhirat. Siksaan azab diakhirat akan lebih buruk
berbanding siksaan azab di dunia karena seburuk-buruk tempat kembalian adalah di
neraka. Ada yang berpendapat bahwa tangguhan azab dan siksaan Allah Swt akan
ditimpakan ketika di akhirat. Ini adalah rencana Allah Swt agar mereka menanggung
dosa-dosa secara total dan datang di padang mahsyar dengan berlumuran dosa.
3
2. Dalil – Dalil Tentang Istidraj
•ي• لَ• هُ• ْم• َخ• ْي• ٌر •ْ •َِ•و• اَل يَ• ْ•ح• َس• بَ• َّن• ا•لَّ• ِذ• ْي• َ•ن• َك• فَ• ُر• ْٓ•و• ا• اَ• نَّ• َم• ا• نُ• ْم• ل
ٌ •ي• لَ• هُ• ْم• لِ• يَ• ْ•ز• َد• ا• ُد• ْٓ•و• ا• اِ• ْث• ًم• ا• ۚ• َ•و• لَ• هُ• ْم• َع• َذ• ا
•ب •ْ •ِاِّل َ• ْن• فُ• ِ•س• ِه• ْم• ۗ• اِ• نَّ• َم• ا• نُ• ْم• ل
•ُّم• ِه• ْي• ٌن
Artinya dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami
berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada
mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang
menghinakan.
•ِّ•ب• ُك• ل•َ •فَ• لَ• َّم• ا• نَ• ُس• ْ•و• ا• َم• ا• ُذ• ِّك• ُر• ْ•و• ا• بِ• ٖ•ه• فَ• تَ• ْ•ح• نَ• ا• َع• لَ• ْي• ِه• ْم• اَ• ْب• َ•و• ا
ٓ
•ح• ٰ•تّ• ى• اِ• َذ• ا• فَ• ِر• ُح• ْ•و• ا• بِ• َم• ٓا• اُ• ْ•و• تُ• ْٓ•و• ا• اَ• َخ• ْذ• ٰ•ن• هُ• ْم• بَ• ْغ• تَ• ةً• فَ• اِ• َذ• ا •َ •ي• ۗ•ٍء •ْ •َش
•هُ• ْم• ُّم• ْب• لِ• ُس• ْ•و• َن
Artinya maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun
membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan
apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka
terdiam putus asa.
•ح• َس• نَ• ةَ• َح• ٰ•تّ• ى• َع• فَ• ْ•و• ا• َّو• قَ• ا•لُ• ْ•و• ا• قَ• ْد •َ •ثُ• َّم• بَ• َّد• ْل• نَ• ا• َم• َك• ا• َ•ن• ا•ل•س•َّ• ي•ِّ• ئَ• ِة• ا• ْل
َم• سَّ•• ٰا• بَ• ۤا• َء• نَ• ا• ا•ل•ض•َّ• ر•َّ• ۤ•ا• ُء• َ•و• ا•ل•س•َّ• ر•َّ• ۤ•ا• ُء• فَ• اَ• َخ• ْذ• ٰن• هُ• ْم• بَ• ْغ• تَ• ةً• َّو• هُ• ْم• اَل
•يَ• ْش• ُع• ُر• ْ•و• َن
4
Artinya Kami ganti penderitaan itu dengan kesenangan (sehingga keturunan dan harta mereka)
bertambah banyak, lalu mereka berkata, “Sungguh, nenek moyang kami telah merasakan penderitaan
dan kesenangan,” maka Kami timpakan siksaan atas mereka dengan tiba-tiba tanpa mereka sadari.
•ًض•• ر•ٌّ• َد• َع• ا•نَ••• ۖا• ثُ• َّم• اِ• َذ• ا• َخ• َّو• ْل• ٰن••• هُ• نِ• ْع• َم••• ة•ُ ••س•• ا• َ•ن •َ •فَ••• اِ• َذ• ا• َم• سَّ•• ا•اْل ِ• ْن
•م•ِّ نَّ• ۙا• قَ••• ا• َل• اِ• نَّ• َم••• ٓا• اُ• ْ•و• تِ• ْي• تُ••• ٗ•ه• َع• ٰ•ل• ى• ِ•ع• ْل• ٍ•م• ۗ•بَ••• ْ•ل• ِه• َي• فِ• ْت• نَ••• ةٌ• َّو• ٰ•ل• ِك• َّن
•اَ• ْك• ثَ• َ•ر• هُ• ْم• اَل يَ• ْع• لَ• ُم• ْ•و• َن
Artinya maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan
nikmat Kami kepadanya dia berkata, “Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena
kepintaranku.” Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Beberapa mungkin tidak akan sadar bahwa ini adalah ciri Istidraj. Bila kamu mendapati
dirimu jarang beribadah, namun nyatanya pekerjaan kamu terasa sangat lancar, bisa jadi
itu merupakan istidraj yang diberikan kepadamu.
Pekerjaan dan rezeki yang berlimpah yang kamu dapatkan merupakan ujian
sesungguhnya dari Allah SWT. Karena, Allah SWT ingin melihat, apakah dengan rezeki
yang kamu dapatkan itu akan membuat kamu semakin lalai dan meninggalkan ibadah,
atau dapat membuatmu ingat kepada Allah SWT sebagai Sang Maha Pemberi Rezeki.
Sakit merupakan nikmat yang diberikan Allah SWT. Saat sakit, dosa-dosa berguguran
dan doa dikabulkan. Namun, jika kamu merasa jarang sakit dan sering melakukan maksiat
atau kurang beribadah, bisa jadi itu juga merupakan istidraj. Karena sesungguhnya, sakit
merupakan ujian dari Allah SWT agar hambanya selalu mengingat-Nya dan memohon
kesembuhan pada-Nya.
Sungguh itu adalah cobaan hidup yang berat apabila kita merasa tenang jika benar kita
mengalami hal seperti ini dalam hidup.
5
4. Menghindari Istidraj
Meningkatkan Keimanan
Sebagai umat islam, tentu saja keimanan merupakan sebagai dasar bagi kita dalam
menjalankan kehidupan di dunia. Karena dengan iman yang kuat keberkahan yang sejati akan
kita dapatkan dalam hidup.Insya Allah, ketika kita beriman kepada Allah, segala hal yang
menimpa baik kesenangan atau kesengsaraan, kita akan senantiasa bersyukur dan meyakini
bahwa apa yang terjadi itulah yang terbaik.
Berdoa
Dengan berdoa yang sungguh-sungguh, merupakan cara kita meminta kepada Allah secara
langsung agar diberikan keberkahan harta, waktu, keluarga dan juga kenikmatan kenikmatan
dunia yang lainnya. Akan tetapi jangan sampai nikmat tersebut melalaikan kita, menjadikan
kita malas untuk beribadah dan bermaksiat kepada Allah. Jangan sampai terlena dengan
kenikmatan dan kita semakin jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala. Perlu kita ingat bahwa
sebaik-baiknya kenikmatan ialah yang akan kita dapatkan di akhirat kelak kenikmatan yang
kekal selama-lamanya.
Dengan melakukan beramal sholeh, insya Allah kehidupan kita akan diberi keberkahan
oleh Allah SWT. Allah akan membalas segala amal perbuatan kita, bahkan balasannya
berkali-kali lipat yang tidak kita duga.
Sebaiknya kita berintropeksi diri untuk mengukur dan mengingatkan diri sendiri agar
terhindar dari perbuatan yang tidak disukai Allah SWT. Ketika hati diingatkan untuk
memohon ampun, maka hal tersebut akan menyelamatkan kita dari arus istidraj. Hendaknya
seseorang yang beriman menjaga diri dari harta yang haram dan berupaya konsisten dalam
menjalankan perintah-perintah Allah.
6
Setiap pribadi manusia akan ditangguhkan dosa yang diperbuatnya hingga hari kiamat.
Namun terdapat tiga dosa besar yang balasannya akan disegeraka Allah SWT di dunia.
Manusia yang zalim akan mendapatkan balasan di dunia dan siksa pedih di akhirat.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam Alquran
ْ َين ي
ِ ْون فِي اأْل َر
ض بِ َغي ِْر َ َّون الن
َ اس َويَ ْب ُغ َ ظلِ ُم َ ال َّسبِي ُل َعلَى الَّ ِذ
َ ِۚ أُو ٰلَئ
ك لَهُ ْم َع َذابٌ أَلِي ٌم
Artinya “Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia
dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat azab yang pedih.”
(QS Asy-Syura: 42)
Di dalam hadits shahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Sirin, Rassullulah bersabda “Di antara
bentuk kezaliman seseorang terhadap saudaranya adalah apabila ia menyebutkan keburukan
yang ia ketahui dari saudaranya dan menyembunyikan kebaikan-kebaikannya.
Dari kisah Abu Dzar Al-Ghifari dari Rasulullah sebagaimana ia mendapat wahyu dari Allah
bahwa Allah berfirman: “Wahai hambaku, sesungguhya aku telah mengharamkan kezaliman
atas diri-Ku dan Aku telah menetapkan haramnya (kezaliman itu) di antara kalian, maka
janganlah kalian saling berlaku zalim.
Dalam hadits lain Muhammad bersabda, “Takutlah kalian akan kezhaliman karena
kezhaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat”.
Sikap buruk dan tidak menghormati serta tidak menyayangi kedua orang tua,
adalah sikap yang sangat tercela, karena merekalah penyebab keberadaan kita di-
dunia ini. Jika sikap ini dilakukan, maka akan mengundang kemurkaan dari Allah
SWT di dunia ini, antara lain dalam bentuk pembangkangan sikap yang dilakukan
anak-anak mereka.
Karena itu, sikap ihsan baik dalam ucapan maupun perbuatan merupakan suatu
kewajiban agama sekaligus merupakan suatu kebutuhan. Seperti yang dijelaskan
dalam firman Allah SWT:
Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda dari Abu Muhammad Jubiar bin
Muth’im RA:
رسول هَّللا
َ ْ بن ُم
ط ِع ٍم رضي هللا عنه أَ َّن ِ عن أَبي محمد ُجبَي ِْر
ﷺ
ِ َالجنَّةَ ق
اط ٌع َ ال يَ ْد ُخ ُل:ال
َ َق
Artinya “Tidak akan masuk surga orang yang memutus (silaturahim)." (HR Bukhari
dan Muslim).
Islam begitu tegas terhadap hubungan baik sesama manusia. Oleh karena itu, orang
yang tidak mau berbuat baik dan justru memutus persaudaraan, Islam pun
memberikan ancaman yang keras, yakni tidak akan masuk surga sebagai balasannya.
Sungguh mengerikan.
Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang ditunggu
umat Yahudi dan umat Kristen, mungkin banyak dari kalangan umat Islam
akan setuju, mengingat dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat yang
menyatakan kalau kedatangan Nabi Muhammad SAW sebenarnya sudah
diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya, seperti Taurat & Injil.
Sebagaimana tersebut dalam surat As Shaf (61) ayat 6 “Dan (ingatlah) ketika
Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan
Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi
khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang
sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu
datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka
berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".
Tapi jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang juga
ditunggu umat Hindu? Kalimat itu pasti mengejutkan bagi kebanyakan umat
Islam maupun umat Hindu, bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama
itu. Betapa tidak, syariat dari dua agama itu sangat jauh berbeda.
Ternyata berita kedatangan nabi Muhammad SAW tidak saja diberitakan
dalam kitab Taurat & Injil, bahkan ramalan (berita) kenabian Muhammad SAW
juga terdapat dalam kitab suci umat Hindu, Kitab Weda. Benarkah?
Agama hindu termasuk agama tua di dunia. Meski tidak ada kejelasan
kapan lahirnya namun dalam sejarah dikenal ada 3 periodesasi, yaitu:
pertama: Perkembangan agama hindu di India pada zaman Veda tahun (6000-
2000 SM)
1
0
Sang professor secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para
penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah
yang dibawa oleh Rasulullah saw, karena menurutnya, sebenarnya Muhammad
Rasulullah saw adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual.
Pundit Vaid Parkash (penulis buku) yang masih berstatus pendeta besar kaum
Brahmana dan ahli bahasa Sansekerta itu mengatakan bahwa ia telah menyerahkan
hasil kajiannya kepada delapan pendeta besar kaum Hindu dan mereka semuanya
menyetujui kesimpulan dan ajakan yang telah dinyatakan di dalam buku. Semua
kriteria yang disebutkan dalam buku suci kaum Hindu (Wedha) tentang ciri-ciri
"Kalky Autar" sama persis dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Rasulullah Saw yang
lahir di Makkah.
Prof. Parkash menguatkan pernyatannya itu dengan mengutip beberapa hal dari kitab
Veda (Weda), kitab suci agama Hindu. Menurutnya, dalam kitab Weda, sosok 'Kalki
autar' akan menjadi Pembawa Risalah Terakhir atau Prophet of Bhagwan (Allah)
untuk menuntun seluruh dunia. Itu hanya terjadi dalam kasus Nabi Muhammad Saw.
Menurut ramalan Hindu, 'Kalki autar' akan lahir di sebuah Jazeerah (Island) dan itu di
wilayah Arab yang dikenal sebagai 'jazeeratul Arab'.
Dalam kitab 'suci' Hindu, menurut Prof. Parkash, bapaknya bernama "Vishnu
Bhagat" dan ibunya bernama "Somanib". Dalam bahasa Sansekerta, 'Vishnu' berarti
Allah (swt) dan arti harfiah dari kata 'Bhagat' adalah hamba atau budak, dalam bahasa
Arab berarti "Abdun". Oleh karena itu, 'Wisnu Bhagat' dalam bahasa Arab berarti
Abdullah (hamba Allah). Sedangkan,'Somanib' dalam bahasa Sansekerta berarti damai
(aman) dan tentram yang dalam bahasa Arab berarti kata 'Aminah'. Dan sebagaimana
diketahui bahwa ayah Nabi Muhammad bernama Abdullah dan ibundanya bernama
Aminah.
Dalam kitab Wedha juga disebutkan bahwa 'Kalky autar' akan lahir di kaum yang
dihormati dan mulia ditanahnya. Dan ini juga berlaku dalam kasus Nabi Muhammad
(saw) karena ia lahir di suku Quraisy yang dihormati di Makkah.
Disebutkan pula bahwa 'Kalki Autar' akan diajarkan dalam sebuah gua oleh
Bhagwan melalui utusan-Nya sendiri. Hal itu mengingatkan kisah Nabi Muhammad
Saw dalam gua Hira' saat didatangi oleh malaikat Jibril dan mengajarkannya tentang
wahyu Islam pertama kali.
11
Tertulis dalam buku-buku Hindu bahwa Bhagwan akan memberikan 'Kalky autar'
dengan kuda tercepat dan dengan bantuan kuda itu, ia akan naik di seluruh dunia dan
tujuh langit. Ini isyarat tentang 'Buraq' dalam peristiwa Isra' Mi'raj Nabi Muhammad
Saw.
Selain itu, ditulis pula bahwa 'Kalky autar' akan diperkuat dan dibantu oleh
Bhagwan. Dalam kasus Nabi Muhammad (saw), beliau dibantu dan diperkuat oleh
Allah (SWT) melalui malaikat-Nya dalam perang Badar.
2. Taurat Dan Injil
Kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi telah disebutkan jauh
sebelum beliau lahir. Kitab-kitab agama terdahulu dikatakan telah menyebut akan
lahirnya Muhammad yang membawa ajaran kenabian dari Allah.
Kitab-kitab yang dimaksud ialah kitab yang pengikutnya dinyatakan Allah di dalam
Alquran sebagai Ahli Kitab atau disebut kitab kaum Yahudi dan Nasrani. Nabi
Muhammad juga telah disebut dalam kitab agama Persia dan Hindu.
Seperti dikutip dari buku berjudul “Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad, Volume
1” oleh Moenawar Khalil, disebutkan bahwa datangnya Nabi Muhammad SAW
kepada umat manusia telah disebutkan dan dinyatakan dalam kitab Taurat dan Injil.
Hal demikian sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah al-A’raaf ayat 157 yang
berbunyi, “(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil.”
Perjanjian Lama dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Qadim dan dalam bahasa
Belanda disebut Ould Testament, atau yang dianggap sebagai kitab Taurat oleh kaum
Yahudi dan Nasrani.
Sedangkan Perjanjian Baru dalam bahasa Arab disebut al-‘Ahdu al-Jadid dan dalam
bahasa Belanda disebut Niew Testament, dan itulah yang dianggap kitab Injil oleh
kaum Nasrani. Perjanjian Lama berisi himpunan kitab suci dari nabi-nabi sebelum
Nabi Isa AS, dan Perjanjian Baru adalah yang berisi himpunan kitab suci yang dibawa
Nabi Isa AS.
Di dalam buku tersebut disebutkan beberapa ayat dari kitab-kitab agama terdahulu,
yang menjelaskan tentang akan datangnya Nabi Muhammad SAW. Buku tersebut
mengutip bunyi kalimat bahasa Indonesia dari ayat Bibel, yang disalin dari Bibel yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Nederlandsch Bibel
Genootschap di Amsterdam pada 1916.
Salah satunya disebutkan dalam kitab Ulangan, 18:15, yang berbunyi, “Bahwa
seorang Nabi dari antara kamu dari antara segala saudaramu dan yang seperti aku ini
yaitu akan dibangkitkan oleh Tuhan Allahmu bagi kamu maka dia haruslah kamu
dengar.”
12
Di beberapa ayat dalam Kitab Ulangan itu disebutkan akan diutusnya Nabi
Muhammad SAW dengan semua yang dikatakannya membawa atau menyebut Nama
Tuhan dan bukan nama dewa. Nabi Muhammad SAW juga wafat tidak karena
dibunuh orang. Selain itu, apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad tentu terjadi,
meski baru terjadi pada masa beberapa abad sesudah wafatnya dan yang terjadi pada
masa hidupnya.
“Bahwa kalau Nabi itu berkata atas Nama Tuhan, lalu barang yang dikatakannya itu
tak jadi atau tak datang, itulah perkataan yang bukan sabda Tuhan, melainkan Nabi itu
berkata dengan angkaranya: jangan kamu takut akan dia.” (Ulangan, 18:22).
Kemudian dalam Injil Yahya juga disebutkan ayat yang mengarah pada akan
kedatangan Nabi Muhammad. Seperti dalam Yahya, 14:26, yang berbunyi, “Tetapi
penghibur, yaitu Ruhul Kudus, yang akan disuruh oleh Bapa sebab namaku, yaitu
akan mengajarkan segala perkara itu kepadamu dan mengingatkan kamu segala
perkara yang telah kukatakan kepadamu itu.” “Maka sekarang sudah kukatakan
kepadamu sebelum jadinya, supaya apabila ia jadi kelak, boleh kamu percaya”
(Yahya, 14:29).
Dari ayat itu dijelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW akan datang dan diperintah
oleh Tuhan dan akan mengajarkan segala perkara kepada manusia. Hal demikian juga
telah dinyatakan dalam Alquran.
Kemudian dalam ayat lainnya di Kitab Injil Yahya, Nabi Muhammad digambarkan
sebagai penghibur (Rahul Kudus) dan yang akan memuliakan Nabi Isa karena ia akan
mengambil beberapa keterangan dari apa yang telah diterangkan oleh Nabi Isa kepada
kaumnya.
Di dalam Kitab Injil Barnabas, kedatangan Nabi Muhammad SAW lebih jelas
dinyatakan. Barnabas sendiri adalah nama seorang sahabat atau pembela Nabi Isa.
Karenanya, Injil Barnabas ditulisnya sendiri dari wasiat yang didengarnya dari Nabi
Isa AS. Di dalam kitab itu memberitakan kedatangan Nabi SAW, bahkan dijelaskan
pula tentang peristiwa disalibnya Nabi Isa, bukanlah Nabi Isa yang disalib, melainkan
Yahuda. Injil Barnabas termasuk injil yang kuno, yang tertulis pada abad pertama
Masehi.
Dalam ayat di kitab Injil Barnabas, misalnya, disebutkan bahwa saat Nabi Isa AS
memberitahu para hawari (penolong) bahwa beliau akan berpaling meninggalkan
alam. Saat itu, Isa berkata agar hati mereka tidak bergoncang dan tidak takut. Sebab,
Isa bukanlah yang menjadikan mereka, tetapi Allah yang menjadikan dan memelihara
mereka.
“Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan
jalan bagi Rasulullah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini.”
(Barnabas, 72:10).
13
3. Yahudi
Kaum Yahudi di juga telah mengetahui akan adanya kedatangan Nabi Muhammad.
Dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata, “Pada saat Tubba’ tiba di Madinah, dia singgah di
Qanah dan mengirim surat kepada para pendeta Yahudi dan berkata, “Aku akan
menghancurkan negeri ini sehingga tak seorang Yahudi pun yang tersisa, sehingga
bangsa Arab akan kembali pada agama aslinya.”
Samuk Al-Yahudi berkata dan dia adalah yang paling alim di antara mereka “Wahai
Raja, negeri ini akan didatangi seorang yang berhijrah yaitu seorang nabi dari
keturunan Ismail.
Dia dilahirkan di Makkah. Namanya Ahmad. Ini adalah tempat hijrahnya. Rumah
yang kau berada pada saat ini akan terjadi di sini peperangan serta pertumpahan darah
antara pengikutnya dan musuh – musuhnya.”
Tubba’berkata, “Siapa yang akan memeranginya pada hari itu, sedangkan ia adalah
seorang nabi seperti yang kalian kira?” Samuk berkata, “Pengikutnya akan
mendukungnya dan mereka akan berperang di sini.”
Tubba berkata, “Dimanakah letak kuburnya?” Samuk berkata, “Di negeri ini.”
Tubba’berkata, “Jika terjadi perang maka siapakah yang menang?” Samuk berkata,
“Sesekali kekuasaan ada di pihaknya dan satu kali ada di pihak musuhnya. Di tempat
inilah banyak para shahabatnya yang terbunuh.
Mereka tidak dapat membunuhnya di tempat kediaman mereka. Kemudian akhir
kemenangan ada di pihaknya. Tak ada seorang pun yang dapat menentang urusannya
lagi.” Tubba’berkata, “Apakah ciri-cirinya?” Samuk berkata, “Dia tidak pendek dan
tidak pula tinggi. Pada kedua matanya terdapat warma merah.
Dia mengendarai onta dan memakai mantel. Pedangnya berada di atas pundaknya.
Dia tidak peduli dengan siapa ia berhadapan; apakah itu saudara, sepupu ataupun
pamannya sehingga urusannya menjadi menang.” Tubba’ berkata, “Aku tidak punya
jalan pada negeri ini dan kedua tanganku tidak dapat menghancurkannya.”
Dia pun pergi menuju ke Yaman. Abdullah bin Salam berkata, “Tubba’belum
meninggal sehingga ia membenarkan Nabi Muhammad terhaddap apa yang
diberitakan oleh orang Yahudi Yastrib tadi, Tubba’ meninggal dalam keadaan
Islam.”n Ratna Ajeng Tejomukti
Ada yang berargumen bahwa Nabi Muhammad hanya nabi terakhir dan bukan rasul
terakhir. Namun hadis di bawah menunjukkan bahwa Nabi Muhammad bukan hanya
Nabi terakhir, tapi juga Rasul terakhir :
Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada
akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidzi, Kitab-ur-Rouya,
Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).
14
Para pakar tafsir telah ikut menyumbangkan pemikirannya dalam pendefinisian kata
ma‟ruf dan munkar. Menurut Sayyid Quthub, ma‟ruf adalah kebaikan, keutamaan,
kebenaran dan keadilan. Sedangkan munkar adalah kejahatan, kehinaan, kebatilan dan
kezhaliman.13 Imam Mahmud al-Nasafi mendefinisikan ma‟ruf dengan sesuatu yang
dipandang baik oleh syara‟ (agama) dan akal sehat. Sedangkan munkar menurutnya
adalah sesuatu yang dipandang buruk atau jelek oleh syara‟ dan akal sehat.14 Di
antara contoh perbuatan ma‟ruf menurut al-Nasafi adalah keimanan, taat menjalankan
perintah Allah dan Rasul-Nya serta mengerjakan kebaikan. Sedangkan perbuatan
munkar dalam pandangannya meliputi syirik, kufur, zhalim dan semua yang dilarang
Allah dan Rasul-Nya. Contoh-contoh perbuatan ma‟ruf yang dikemukakan al-Nasafi
hanya terbatas pada apa yang telah diperintahkan oleh agama. Demikian juga
sebaliknya, memberi contoh-contoh munkar dengan sesuatu yang dilarang dalam
agama.
Istilah amar ma‟ruf dan nahi munkar secara berulang kali dinyatakan sebagai suatu
istilah yang terpadu dan utuh, hanya antara amar ma‟ruf dan nahi munkar ditempatkan
huruf waw yang menghubungkan antara keduanya, yakni waya‟muruwna bi al-a‟ruuf
wa yanhawna„an al-munkar. Sampai delapan kali diulang ungkapan yang sama itu
yang tercantum dalam lima surat. Sebagai contoh, dalam surat Al-Imran ayat 104
Allah Swt. berfirman:
15
2. Dalil – Dalil terkait Amar
Amar ma’ruf nahi mungkar merupakan kekhususan dan keistimewaan umat Islam yang
akan mempengaruhi kemulian umat Islam. Sehingga Allah kedepankan penyebutannya dari
iman dalam firman-Nya,
ِ •ُوف َوتَ ْنهَ ْو َن َع ِن ْال ُمن َك
•ر َ اس تَأْ ُمر
ِ ُون بِ ْال َم ْعر ِ َّت لِلن ْ ُكنتُ ْم َخي َْر أُ َّم ٍة أُ ْخ ِر َج
•َ •ُ•ان َخ ْي•رًا لَّهُ ْم ِّم ْنهُ ُم ْال ُم ْؤ ِمن
•ون َ •ب لَ َكِ ون بِاهللِ َولَ ْو َءا َم َن أَ ْه• ُل ْال ِكتَ••ا
َ َُوتُ ْؤ ِمن
اسقُون ِ ََوأَ ْكثَ َرهُ ُم ْالف
Artinya “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya
Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik“. [Ali Imron :110]
Demikian pula, Allah membedakan kaum mukminin dari kaum munafikin dengan hal ini.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
ْ •َُوف َويَ ْنه
•و َن ِ •ال َم ْعر َ ْض يَ••أْ ُمر
ْ •ُِون ب ٍ ضهُ ْم أَ ْولِيَ••آ ُء بَع ُ َون َو ْال ُم ْؤ ِمن
ُ ات بَ ْع •َ َُو ْال ُم ْؤ ِمن
َ •ُِون هللاَ َو َر ُس •ولَهُ أُ ْوالَئ
•ك َ ون ال َّز َكاةَ َوي ُِطيع
َ ُصالَةَ• َوي ُْؤت
َّ ون الَ َع ِن ْال ُمن َك ِر َويُقِي ُم
“ َسيَرْ َح ُمهُ ُم هللاُ إِ َّن هللاَ َع ِزي ٌز َح ِكي ُُم
Artinya “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf,
mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada
Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana“.[At-Taubah:71]
Ketika membawakan kedua ayat diatas, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,”Dalam ayat
ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan, umat Islam adalah umat terbaik bagi segenap
umat manusia. Umat yang paling memberi manfaat dan baik kepada manusia. Karena mereka
telah menyempurnakan seluruh urusan kebaikan dan kemanfaatan dengan amar ma’ruf nahi
mungkar. Mereka tegakkan hal itu dengan jihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta mereka.
Inilah anugerah yang sempurna bagi manusia.
ْ ُِوف أَ ْو إ
ٍ ص•اَل
ح ٍ ص• َدقَ ٍة أَ ْو َم ْع• ر َ •ر ِب َ •ير ِم ْن نَجْ• َواهُ ْم إِاَّل َم ْن أَ َم ٍ ِ﴿اَل َخي َْر فِي َكث
﴾ف نُ ْؤتِي ِه أَجْ رًا َع ِظي ًما
َ ضا ِة هَّللا ِ فَ َس ْو
َ ْك ا ْبتِ َغا َء َمر َ ِاس َو َم ْن يَ ْف َعلْ َذل
ِ َّبَي َْن الن
Artinya “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-
bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf, atau
Mengadakan perdamaian di antara manusia. dan Barangsiapa yang berbuat demikian karena
mencari keredhaan Allah, Maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” (QS.
An-Nisa : 114).
16
2. Dalam Ash Shahiihain dari Abu Sa’id Al Khudriy radhiyallahu ‘anhu dari Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam :
َم••ا لَنَ••ا بُ• ٌّد ِم ْن،ِ ول هَّللا
َ • يَ••ا َر ُس: قَ••الُوا،ت ُّ وس ِفي
ِ الط ُرقَ••ا •َ ُ«إِيَّا ُك ْم َو ْال ُجل
َ •س فَ•ا ْعطُوا• الطَّ ِري
ق َ ِ فَ•إِ َذا أَبَ ْيتُ ْم إِاَّل ْال َمجْ ل:•ال
َ •َ ق،ث ِفي ِه•ا ُ َم َجالِ ِس•نَا نَتَ َح• َّد
َّ َو َر ُّد،•ف اأْل َ َذى
،الس•اَل ِم ُّ • َو َك،ص• ِر َ َ َغضُّ ْالب:•ال َ •َ َما َحقُّهُ؟ ق: قَالُوا,َُحقَّه
»ُوف َوالنَّ ْه ُي َع ِن ْال ُم ْن َك ِر ِ َواأْل َ ْم ُر بِ ْال َم ْعر
Artinya “Berhati-hatilah kalian terhadap duduk-duduk di jalan-jalan.” Mereka (para
sahabat) berkata : Wahai Rasulullah kami tidak dapat menghindari majelis-majelis
kami yang kami berbincang-bincang di dalamnya. Beliau bersabda : “Jika kalian
enggan kecuali majelis itu maka berilah jalan haknya. Mereka (para sahabatnya)
mengatakan : Apakah haknya? Beliau bersabda : “Menundukkan pandangan, menahan
gangguan, menjawab salam, dan beramar ma’ruf nahi munkar.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
3. Dan di dalam Shahiih Muslim dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam bersabda :
َ ان لَهُ ِم ْن أُ َّمتِ ِه َح َواري
ُّون َ « َما ِم ْن نَبِ ٍّي بَ َعثَهُ هَّللا ُ تَ َعالَى فِي أُ َّم ٍة قَ ْبلِي إِاَّل َك
وفٌ ُف ِم ْن بَ ْع ِدهُ ْم ُخل ُ ُ ثُ َّم إِنَّهَا تَ ْخل،ون بِأ َ ْم ِر ِه َ • يَأْ ُخ ُذ، ٌص َحاب
َ ون بِ ُسنَّتِ ِه َويَ ْقتَ ُد َ ََوأ
، فَ َم ْن َجاهَ َدهُ ْم بِيَ ِد ِه فَهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن،ُون َ ون َما اَل ي ُْؤ َمر َ ُ َويَ ْف َعل،ون َ ُون َما اَل يَ ْف َعل َ ُيَقُول
ْس َو َرا َء َ َولَي، َو َم ْن َجاهَ َدهُ ْم بِقَ ْلبِ ِه فَهُ َو ُم ْؤ ِم ٌن،َو َم ْن َجاهَ َدهُ ْم بِلِ َسانِ ِه فَه َُو ُم ْؤ ِم ٌن
»ان َحبَّةُ َخرْ َدل ِ ك ِم َن اإْل ِ ي َمَ َِذل
Artinya “Tidaklah seorang Nabipun yang Allah Ta’ala utus di suatu umat sebelumku
kecuali memiliki pengikut-pengikut setia dan sahabat-sahabat. Mereka mengambil
sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Kemudian datang generasi-generasi setelahnya
yang mengatakan apa tidak mereka ketahui dan tidak diperintahkan. Maka barangsiapa
yang memerangi mereka dengan tangannya maka ia adalah mukmin. Dan barangsiapa
yang memerangi mereka dengan lisannya maka ia adalah mukmin. Dan barangsiapa
yang memerangi mereka dengan hatinya maka ia adalah mukmin. Dan tidak ada di
belakang itu semua keimanan sebesar biji atom.”
17
Keutamaan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
1. Gugurnya kewajiban
Jika seseorang telah melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar maka gugurlah
kewajibannya, berhasil ataupun tidak berhasil. Karena tugasnya hanyalah menyeru kepada
kebaikan dan mencegah kemungkaran semampunya, sedangkan hasilnya Allahlah yang
menentukannya. Sehingga ketika ia telah melaksanakan kewajiban, maka di akhirat ia
tidak akan dituntut lagi.
Dalam kisah ‘Ashhabussabt’ yaitu orang-orang dari bani Israel yang melanggar perintah
Allah untuk beribadah di hari Sabtu dan meninggalkan kegiatan duniawi, orang-orang
shaleh diantara mereka menasehati mereka walaupun mereka tahu bahwa bani israel
sangat sulit dianasehati, namun mereka ingin melepaskan tanggung jawab dihadapan
Allah ta’ala :
Artinya “Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa kamu
menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan
azab yang Amat keras?” mereka menjawab: “Agar Kami mempunyai alasan (pelepas
tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.” (QS. Al-A’raf : 164)
18
Sedangkan orang yang senantiasa bersyukur Allah akan menambah nikmatnya, Allah
berfiman:
ِ َوإِ ْذ تَأ َ َّذ َن َربُّ ُك ْم لَئِ ْن َش َكرْ تُ ْم
ألزي َدنَّ ُك ْم َولَئِ ْن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد
Artinya “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.” (QS. Ibrahim: 7)
Diantara sebab turunnya rahmat Allah subhanahu wata’ala adalah amar ma’ruf nahi
munkar. Karena dengannyalah masyarakat menjadi terkontrol, dengannyalah mereka
terdorong melakukan kebaikan walaupun sedikit, dan dengannyalah api kemungkaran bisa
padam. Sehingga dengan adanya amar ma’ruf nahu munkar penduduk suatu negeri akan
menjadi orang-orang yang bertakwa.
Allah berfirman :
Artinya “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf :
96)
4. Dihapusnya Dosa
19
5. Dikabulkannya Do'a
َ ُوف َوا ْنهَ ْوا َع ْن ْال ُم ْن َك ِر قَب َْل أَ ْن تَ ْد ُعوا فَالَ يُ ْستَ َج
اب لَ ُك ْم ِ ُمرُوا بِ ْال َم ْعر
Artinya “Serulah kepada kebaikan, dan cegahlah kemungkaran sebelum kalian berdoa sedang
Allah tidak mengabulkannya.” (HR. Ibnu Majah)
ُون
َ ون اآل ِم•• ر َ اج ُد ِ ••السَّ ُ••ون َ ُون الرَّا ِكع َ الس••ائِح َّ ون •َ ون ْال َحا ِم•• ُد
َ ُون ْال َعابِ•• ُد
َ التَّائِب
َ ِون لِ ُح ُدو ِ•د هَّللا ِ َوبَ ِّش ِر ْال ُم ْؤ ِمن
ين َ ُون َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َو ْال َحافِظ ِ بِ ْال َم ْعر
َ ُُوف َوالنَّاه
Artinya “Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang
melawat, yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat
Munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin
itu.” (QS. At-Taubah : 112)
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang
yang beruntung.” (QS. Ali Imran : 104)
Sejumlah tanda mengenai akhir zaman telah banyak dijabarkan dan ditemui melalui hadits-
hadits Nabi. Ciri-ciri akhir zaman pun ditandai dengan ciri kecil (sugra) dan ciri besar (kubra).
Salah satu tanda akhir zaman yakni tersebarnya fitnah dan kejahatan yang semakin semarak.
Terdapat sejumlah hadits Nabi yang menunjukkan kondisi bangsa di akhir zaman. Di antara
hadits yang menunjukkan itu yakni penegasan manusia yang cenderung mencintai dunia,
pekerja yang malang, kurangnya ilmu, tersebarnya kejahatan, dan lain sebagainya. Rasulullah
SAW bersabda dalam hadits riwayat Abu Hurairah RA:
:عن أبي هريرة ـ رض••ي هللا عن••ه ق••ال رس••ول هللا ص••لى هللا علي••ه وس••لم
حالل أو
ٍ المال؟ ِمن
َ ٌ
زمان ما يُبَالِي الرج ُل من أين أصاب الناس
ِ (يأتي على
حرام
ٍ
Artinya “Akan tiba masanya muncul orang-orang yang tidak peduli mempertanyakan, dari
mana kekayaan yang dihimpun bersumber? Apakah itu halal ataukah haram.”
Di dalam hadits lain, Rasulullah juga mengingatkan tentang perkara akhir zaman dan
pertanda yang menyertainya. Ini sebagaimana hadits riwayat Abu Hurairah RA:
ُ
اعات ٌ •اس س
•نوات خ• َّد ِ َّ س•يَأتي علَى الن:قال رسول هللا صلى هللا علي••ه وس••لم
•ائن ويُخ• َّو ُن فيه•ا
ُ •من فيها الخ •ُ ق فيها الكا ِذبُ ويُ َك َّذبُ فيها الصَّا ِد
ُ َق ويُؤت ُ يص َّد
•ر َ ُقيل وما الرُّ َويْبضة
ِ •قال الرَّج ُل التَّافِهُ في أم َ ُق فيها الرُّ َويْبضة
ُ وينط
ِ ُ
األمين
العا َّم ِة
21
Artinya “Akan datang tahun-tahun penuh kedustaan yang menimpa manusia, pendusta
dipercaya, orang jujur didustakan, pengkhianatan terhadap amanah yang diberi, orang yang
jujur dikhianati, dan ruwaibidhah ikut berkomentar. Lalu ditanya, apa itu ruwaibidhah? Beliau
menjawab: orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum.”
1. Kemunculan Dukhon
Beberapa abad lalu, Rasulullah SAW sudah menjelaskan tentang akhir zaman dan
beberapa bencana dahsyat yang akan menimpa umat di seluruh dunia, salah satunya
Dukhan. Dukhan terjadi pada fase keempat. Dase saat umat Islam dipimpin oleh
pemimpin yang diktator.
Dukhan merupakan kabut asap yang gelap, tebal, tidak ada oksigen, dan teramat
panas sehingga mengakibatkan bumi gelap gulita selama 40 hari 40 malam. Lantas,
kapan tepatnya Dukhan akan muncul?
Ternyata Dukhan dan hujan meteor akan segera datang ketika tiga tanda-
tandanya sudah terjadi. Adapun 3 tanda-tanda itu adalah:
Ahlus Sunnah mengimani tentang turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam di akhir zaman.
Sifat-sifat Nabi ‘Isa Alaihissallam yang tercantum di berbagai riwayat adalah beliau
seorang laki-laki, berperawakan tidak tinggi juga tidak pendek, kulitnya kemerah-
merahan, rambut-nya keriting, berdada bidang, rambutnya meneteskan air seolah-olah
beliau baru keluar dari kamar mandi, beliau membiarkan rambutnya terurai memenuhi
kedua pundaknya.
Setelah keluarnya Dajjal dan terjadinya kerusakan di muka bumi, maka Allah
mengutus Nabi ‘Isa Alaihissallam untuk turun ke bumi. Beliau Alaihissallam turun di
Menara Putih yang terletak sebelah timur kota Damaskus di Syam (Syiria). Beliau
Alaihissallam menggunakan dua pakaian yang dicelup sambil meletakkan kedua
tangannya pada sayap dua Malaikat, apabila beliau menundukkan kepala, maka
(seolah-olah) meneteskan air, apabila beliau mengangkat kepala maka (seolah-olah)
berjatuhanlah tetesan-tetesan itu bagai manik-manik mutiara. Dan tidak seorang kafir
pun yang mencium nafasnya melainkan akan mati padahal nafasnya sejauh mata
memandang
Riwayat dikisahkan bahwa dajjal dan yakjuj makjuj akan muncul ke dunia pertanda
bahwa hari kiamat segera tiba. Mereka akan membuat kerusakan di bumi dan
menyesatkan iman umat manusia. Tak ada yang mampu menghalangi mereka kecuali
kekuasaan Allah SWT.
Kisah kemunculan dajjal dan yakjuj makjuj tertulis dalam Alquran seperti di Surah
Al Kahfi, sebagai pengingat bagi manusia agar waspada dan tak masuk golongan
pengikut mereka.
Tetapi, kemudian danau tersebut kering dan meresahkan masyarakat. Yakjuj majuj
merusak segala hal yang ada di muka bumi, tanah, tanaman, buah-buahan dan tidak
ada satupun yang mampu melawannya.
25
5. Kiamat Qubra
Kiamat merupakan suatu peristiwa paling menakutkan bagi seluruh makhluk yang
hidup di alam semesta. Pasalnya, saat kiamat tiba maka seluruh alam semesta beserta
isinya akan hancur lebur tanpa sisa. Sehingga tidak ada lagi kehidupan di alam
semesta setelah peristiwa maha dahsyat ini terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
http://Popbela.com
/https://blog.evermos.com/arti-istidraj
https://www.republika.co.id/berita/qm4fk9320/3-dosa-yang-balasannya-akan-disegerakan-
allah-swt-di-dunia
/https://majalahpendidikan.com/zalim-pengertian-jenis-jenis-dan-contohnya
https://www.republika.co.id/berita/qccyju216/5-hal-berperilaku-durhaka-terhadap-orang-tua
https://www.steikassi.ac.id/berita/detail/kenabian-muhammad-saw-telah-diramalkan-dalam-
kitab-weda
https://www.republika.co.id/berita/q0a6df320/ternyata-kehadiran-muhammad-saw-disebut-
taurat-dan-injil
https://www.republika.co.id/berita/q60ebv320/pengakuan-yahudi-tentang-kedatangan-nabi-
muhammad-saw
https://almanhaj.or.id/2708-amar-maruf-nahi-mungkar-menurut-hukum-islam.html
https://www.hisbah.net/dalil-disyariatkannya-amar-maruf-nahi-munkar-dalam-al-quran-
/hadits-dan-ijma
https://www.hisbah.net/dalil-disyariatkannya-amar-maruf-nahi-munkar-dalam-al-quran-
/hadits-dan-ijma
/https://www.hisbah.net/7-keutamaan-amar-maruf-nahi-munkar
https://www.republika.co.id/berita/qll4lm320/fenomena-akhir-zaman-yang-disebut-
rasulullah-saw-terbukti
https://www.dream.co.id/techno/kemunculan-dukhan-setelah-3-tanda-tanda-ini-200506a.html
https://www.inews.id/lifestyle/muslim/ciri-ciri-dajjal
https://almanhaj.or.id/3215-turunnya-nabi-isa-alaihissallam-di-akhir-zaman.html
https://muslim.okezone.com/read/2020/08/13/330/2261738/kisah-kemunculan-dajjal-dan-
yakjuj-makjuj
https://www.merdeka.com/jateng/8-tanda-tanda-kiamat-kubra-menurut-islam-umat-muslim-
wajib-tahu-kln.html?page=4