Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

DI PT. HUTAMA KARYA (persero)

DIVISI PEMBANGUNAN JALAN TOL

RUAS BINJAI – LANGSA

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK GIRDER


PADA JEMBATAN SEI LEPAN PROYEK JALAN TOL RUAS
BINJAI-LANGSA SEKSI BINJAI-PANGKALAN BRANDAN
PADA STA 55+257

Diajukan Oleh:

GIDION SOADUAN SEPTIAN PARDEDE MHD RIZKY SYAHPUTRA


NIM: 2005022053 NIM: 2005022057

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

a. Penulis 1

Nama Lengkap : GIDION SEPTIAN SOADUON PARDEDE

NIM : 2005022053

Kelas : SI-5E

Program Studi : D3 - Teknik Sipil

Jurusan : Teknik Sipil

b. Penulis 2

Nama Lengkap : RIZKY SYAHPUTRA

NIM : 20050220

Kelas : SI-5E

Program Studi : D3 - Teknik Sipil

Jurusan : Teknik Sipil

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa laporan magang ini secara keseluruhan


merupakan karya orisinal kami sendiri, bukan plagiasi sebagian atau keseluruhan
dari karya tulis orang lain kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sebagai
sumber pustaka sesuai dengan aturan penulisan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Kami
siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran akademik, etika keilmuan
dalam karya ini, atau ditemukan bukti yang menunjukkan ketidakaslian karya ini.

Medan, Desember 2021

Yang Menyatakan,
GIDION SOADUAN SEPTIAN PARDEDE MHD RIZKY SYAHPUTRA
NIM: 2005022053 NIM: 2005022057

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KERJA


LAPANGAN

DI PT.HUTAMA KARYA (persero)


DIVISI PEMBANGUNAN JALAN TOL RUAS BINJAI-LANGSA

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK GIRDER PADA


JEMBATAN SEI LEPAN PRYOEK JALAN TOL RUAS BINJAI-
LANGSA SEKSI BINJAI-PANGKALAN BRANDAN PADA STA
55+257

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal:

Medan, Desember 2022

Menyetujui:

Pembimbing Akademis, Pembimbing Laporan,

(Efri Debby Ekinola Ritonga, S.T.,M.T.,) (Muhammad Mabrur, ST.,M.T.)

Mengetahui:

Ketua Jurusan, Kepala Program Studi,

(Efri Deby Ekinola Ritonga, S.T.,M.T.,) (Muhammad Mabrur, ST.,M.T.)


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan anugerah-Nya sehingga Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
berjudul “METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK GIRDER
PADA JEMBATAN SEI LEPAN PROYEK JALAN TOL RUAS BINJAI-
LANGSA SEKSI BINJAI-PANGKALAN BRANDAN PADA STA 55+257”
ini dapat penulis selesaikan tepat waktu.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini merupakan salah satu mata kuliah yang
wajib ditempuh oleh mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
pada semester V. Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini disusun sebagai
pelengkap Praktik Kerja Lapangan pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas
Binjai-Langsa.

Dalam penyelesaian Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis


mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. ALLAH SWT. TUHAN YANG MAHA ESA;

2. Orang Tua penulis;

3. Bapak Abdul Rahman, S.E., Ak., M.Si., selaku Direktur Politeknik


Negeri Medan;

4. Bapak Marsedes Purba, B.Sc., Ci.Eng., M.Sc., selaku Ketua Jurusan


Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan;

5. Bapak Muhammad Mabrur, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi


Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan;
6. Bapak Hasanul Arifin Purba, S.T., M.T. selaku Dosen Wali SI-5A;

7. Ibu Efri Debby Ekinola Ritonga, S.T., M.T.,selaku Dosen Pembimbing


Praktik Kerja Lapangan (PKL);

8. Bapak Roni Andrean Bukit, selaku Pembimbing Lapangan;

9. Bapak Agus Sumarsono, selaku Pembimbing Lapangan;

10. Bapak/Ibu staff dan pekerja di Proyek Pembangunan Jalan Tol Ruas
Binjai-Langsa;

11. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Teknik sipil Politeknik Negeri Medan


angkatan 2019, khususnya kelas SI-5A yang telah memberikan
dukungan dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik
isi maupun tata tulisnya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Demikian laporan ini disusun, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis dan semua pihak yang membaca, terutama yang berkecimpung didunia
pendidikan dalam bidang Teknik sipil.

Medan, Desember 2022

Hormat Kami,

Penulis,

GIDION SOADUAN SEPTIAN PARDEDE MHD RIZKY SYAHPUTRA


NIM: 2005022053 NIM: 2005022057
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini pembangunan infrastruktur semakin berkembang pesat, terutama


pembangunan infrastruktur di bagian jalan dan jembatan. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, yang menyebabkan pergerakan
manusia semakin bertambah dan kebutuhan sarana transportasi serta pertumbuhan
arus lalu lintas mengalami peningkatan.
Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa
jalan lain (jalan air atau jalan lalu lintas biasa). Perkembangan trasportasi yang
semakin erat kaitannya dengan pembangunan, baik berupa pembangunan jalan
maupun jembatan yang berfungsi untuk memperlancar arus kendaraan sehingga
tercipta efisiensi waktu dalam beraktifitas.
Jembatan pada jalan tol harus dibuat cukup kuat karena kerusakan pada
jembatan dapat menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas, terlebih di
jalan yang memiliki lalu lintas Tol. Walaupun demikian tidak berarti jembatan
harus dibuat kokoh dan lebih kuat secara berlebihan. Diusahkan mengunakan
konstruksi jembatan yang ekonomis, tetapi memiliki kekuatan yang baik,
menggunakan mutu bahan yang tinggi, dan waktu pembuatan yang cepat. Banyak
sistem yang bisa dipilih dalam membangun sebuah jembatan yang sesuai dengan
yang direncanakan. Salah satunya adalah dengan sistem jembatan beton
prategang.
Balok beton prategang adalah suatu struktur beton khusus dengan cara
memberi tegangan awal tertentu pada balok dengan arah berkebalikan dengan
arah beban luar yang akan bekerja. Gaya prategang diberikan dengan menarik
baja mutu tinggi yang bentuknya seperti untaian kabel yang disebut sebagai
tendon. Karena baja yang digunakan memiliki kuat tarik tinggi, maka menuntut
penggunaan beton dengan kuat tekan tinggi (c’ ≥ 40 MPa).
Saat ini penggunaan jalan tol relatif banyak digunakan di kota-kota besar,
di daerah yang kepadatan lalu lintasnya cukup tinggi. Dengan berkembang nya
jalan Tol, maka membutuhkan Jembatan untuk menghubungkan daerah yang di
lewti sungai. Beban kenderaan yang cukup tinggi dan arus lalu lintas yang cukup
padat membuat pemilihan jembatan yang kokoh sperti jembatan prategang
menjadi pilihan. Hal ini dikarenakan beban yang ditanggung oelh jalan dan
jembatan pada Tol adalah beban besar . Jika dibandingkan dengan jalan jalan yang
menjadi alternatif selain jaln Tol. Maka dari itu pembangun jalan tol Binjai-
Pangkalan Brandan adalah salah satu bagian dari proyek pembangunan jalan tol
Binjai-Langsa. Panjang jalan tol Binjai- langsa sekitar 19,36 km.

1.2 Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Adapun jadwal pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut:

a. Tanggal : 24 Oktober 2021-19 November 2021


b. Waktu : 09.00 WIB-17.00WIB
c. Tempat : Proyek jalan tol ruas Binjai-Langsa seksi Binjai-
Pangkalan Brandan yang berlokasi di Kec.Sei Lepan

1.3 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Adapun tujuan diadakannya Praktik Kerja Lapangan bagi para mahasiswa-


mahasiswi adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu dan keahlian yang didapat dalam
perkuliahan.
2. Agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengetahui dengan baik dunia kerja
yang sebenarnya.
3. Sebagai salah satu syarat dari kampus yang harus dilaksanakan dan dipenuhi
oleh mahasiswa/i dalam proses belajar mengajar.
4. Mencari infornasi dan menambah pengalaman.
5. Agar mahasiswa dan mahasiswi bisa memberikan kontribusi baik itu berupa
ide, tenaga atau kontribusi lainnya.

1.4 Manfaat Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

a. Manfaat bagi mahasiswa


Adapun manfaat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa adalah
sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses pengerjaan pembuatan struktur perkerasan
kaku.
2. Mahasiswa dapat mengetahui teknik dan metode yang digunakan dalam proses
pembuatan perkerasan kaku
3. Mahasiswa dapat mengetahui pemakaian bahan dan alat secara benar dan tepat.
4. Melatih disiplin, tanggung jawab dan kerja sama dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan.
5. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan
secara langsung di lapangan.
6. Sebagai pengalaman awal mahasiswa sebelum terjun ke dunia kerja.
7. Menempa diri menjadi tenaga kerja yang profesional dan handal. Dengan
mengikuti Praktik Kerja Lapangan, diharapkan mahasiswa/i lulusan program studi
Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan akan lebih berpengalaman dalam bekerja
baik sebagai pelaksana maupun pengelola.

b. Manfaat bagi Lembaga Politeknik Negeri Medan


Adapun manfaat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan bagi Lembaga Politeknik
Negeri Medan adalah sebagai berikut:
1. Memiliki mahasiswa dan mahasiswi yang siap nantinya untuk bekerja.
2. Sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas mahasiswa Politeknik Negeri
Medan khususnya mahasiswa-mahasiswi program studi DIII Teknik Sipil
3. Sarana untuk mempererat dan meningkatkan kerjasama antara Politeknik
Negeri Medan dengan dunia pekerjaan.
4. Dapat mengetahui kontribusi atau peranan tenaga pengajar dalam memberikan
ilmu kepada mahasiswa sesuai dengan perkembangan zaman.

c. Manfaat bagi Instansi


Adapun manfaat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan bagi instansi adalah sebagai
berikut:
1. Perusahaan bisa membina kerjasama dengan lembaga pendidikan dan lembaga
pendidikan bisa menyalurkan mahasiswa-mahasiswi yang berprestasi dan
kompeten.
2. Perusahaan ikut serta membantu lembaga pendidikan dalam menciptakan
mahasiswa-mahasiswi yang disiplin dan profesional.
3. Sebagai sarana perusahaan untuk merekrut mahasiswa-mahasiswi yang
berkompeten.

1.5 Sistematika

Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari tiga bagian, yaitu:

a. Bab I Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan, manfaat dan
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan.

b. Bab II Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Bagian Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) berisi tentang
gambaran umum tentang perusahaan tempat pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
seperti visi misi perusahaan, sejarah singkat perusahaan, status kepemilikan
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, unit kerja, produk 5 dan lain
sebagainya. Selain itu, bab ini juga membahas tentang alat dan cara kerjanya, bahan,
pembahasan mengenai topik yang diobservasi, dan hambatan yang dialami selama
pelaksanaan.
c. Bab III Penutup

Bagian ini berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan memuat tentang
ringkasan dari hasil pelaksanaan sedangkan saran memuat tentang masukan-
masukan yang sesuai dengan hasil pembahasan topik.
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan Tempat Praktik Kerja Lapangan

2.1.1 Profil Perusahaan

Hutama Karya adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak dibidang jasa infrastruktur. Hutama Karya berdiri pada abad ke 20
dengan nama Hollandsche Beton Maatschappij. Pada awalnya Hutama Karya
adalah adalah perusahaan pengembangan infrastruktur milik Belanda, kemudian
pada tahun 1961 dinasionalisasikan oleh pemerintahan Indonesia berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No.61/1961. Pada tanggal 29 Maret 1961 Hollandsche
Beton Maatschappi berganti nama menjadi PN Hutama Karya. Status perusahaan
Hutama Karya mengalami perubahan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.14
tahun 1971 dari Perusahaan Negara (PN) menjadi Perseroan Terbatas (PT).
Sekarang Hutama Karya telah memiliki beberapa anak perusahaan seperti Hutama
Karya Infrastruktur (HKI), HK Aston, HK Realtindo. Hutama Karya telah
menghasilkan beberapa karya seperti Jalan Tol Bali-Mandara di Bali, Jembatan
Semanggi, Jalan Tol akses Tanjung Priok, Jembatan Ampera Palembang, Jalan
layang Metro Manila Skyway di Filipina, dll.

Setiap Perusahaan maupun organisasi tentu memiliki visi dan misi. Seperti
halnya dengan Hutama Karya. Adapun visi dan misi Hutama Karya adalah
sebagai berikut:

a. Visi Hutama Karya adalah menjadi Pengembang Infrastruktur Terkemuka


Indonesia (Indonesia Most Valuable Infrastructure Developer)

b. Misi Hutama Karya adalah sebagai berikut:

1. Menyukseskan mandat pemerintah untuk membangun dan mengoprasikan


Jalan Tol Trans-Sumatra.
2. Mengembangkan multi-bisnis berbasis infrastruktur melalui usaha investasi
jasa konstruksi dan manufaktur yang mampu memberikan nilai tambah
premium pada korporasi dan dalam rangka mempercepat pertumbuhan
perekonomian indonesia.

3. Membangun kapasitas dan kapabilitas korporasi yang berkesinambungan


melalui pemantapan human capital dan financial capital,serta menciptakan
safety culture dilingkungan perusahaan.

2.1.2 Gambaran Umum Proyek

a. Data Non Teknis Proyek

Nomor : PBJT/FE.691/S.Perj.48/III/2020

Perkerjaan : Pelaksanaan pekerjaan balok girder pada jembatan sei lepan


proyek jalan tol ruas Binjai - Langsa seksi Binjai - Pangkalan
Brandan

Pemilik proyek : PT. Hutama Karya (Persero)

Lokasi : Binjai- Stabat- Tanjung Pura- Pangkalan Brandan, Kabupaten


Langkat, Sumatera Utara

Kontraktor : PT. Hutama Karya Infrastruktur

Nilai proyek : Rp. 2.853.032.504.552,43,-

b. Data Teknis Proyek

Panjang Bentang Balok Girder : 40,8 m & 30,8 m

Kuat Tekan Layan Beton : Min K-600

Kuat Tekan Beton saat Stressing :Min K-600

Baja Prategang Balok Girder : Ø12,7 mm

Ø Agregat Max : 20 mm

Gaya Dongkrak Baja Prategang : 75% UTS

Baja Tulangan : - DIA > 13 mm : BJTD 40


- DIA > 13 mm : BJTP 24

2.1. 3 Struktur Organisasi Proyek

Struktur Organisasi Proyek adalah suatu gambaran yang menjelaskan tipe


organisasi, pendepartemenan, organisasi kedudukan, jenis wewenang pejabat,
hubungan pekerjaan, garis perintah, tanggung jawab, rentang kendali serta
pimpinan organisasi (Hasibuan, 2010:128).

Dalam suatu proyek, struktur organisasi merupakan suatu hal yang sangat
penting. Karena dalam proyek akan dijumpai berbagai pekerjaan yang sangat
kompleks, yang tentunya akan membutuhkan manajamen agar berbagai pekerjaan
kompleks tersebut bisa terselesaikan dengan baik dan lancar. Manajemen proyek
harus direncanakan dan dikonsep dengan matang dan baik termasuk struktur
organisasi yang termasuk di dalamnya.

Struktur organisasi dalam suatu proyek harus jelas. Karena dengan adanya
struktur organisasi yang jelas maka semua pihak yang terlibat dalam pekerjaan
proyek tersebut akan mengetahui tugas dan wewenangnya masing-masing
sehingga dengan begitu akan terjalin kerjasama dan hubungan yang baik.
Tentunya hal ini akan berdampak pada pembangunan pekerjaan proyek tersebut,
dimana pekerjaan proyek tersebut akan bisa diselesaikan dengan lacar dan tepat
waktu.
Lampiran 2.1 Struktur Organisasi Proyek

2.2 Deskripsi Alat

Dalam suatu pekerjaan proyek, alat merupakan salah satu faktor penting
dalam keberhasilan proyek tersebut. Hal ini dikarenakan alat-alat tersebut yang
akan membantu pekerjaan manusia dalam menyelesaikan berbagai proyek, baik
itu proyek gedung atau proyek jalan tol.
Pada proyek pembangunan jalan tol Binjai-Langsa seksi Binjai-Stabat, salah satu
contoh pekerjaan yang adalah pekerjaan balok girder. Pada pekerjaan tersebut,
dibutuhkan beberapa alat seperti berikut:

1. Crane
Salah satu alat yang berperan penting dalam proses erection girder. Alat
ini berfungsi untuk mengangkat balok girder ke atas dudukan pirhead. Bukan
hanya itu, crane juga membantu mengangkat mal untuk pengecoran diafragma
girder.

Crane yang digunkan dalam pekerjaan balok girder berjumlah 3 unit.


Dimana 1 unit mampu menahan beban 250 ton dan 2 unit lagi masing-maasing
mampu menahan beban 150 ton. Dalam pengoperasiannya crane di atur
kemiringan untuk ketinggian yang diinginkan sesuai beban yang diangkat.

Gambar 2,1 Crane


2. Multi Axle

Alat ini berfungsi sebagai alat yang memindahkan balok girder dari tempat
stressing menuju lokasi pirhead. Jarak antar lokasi tidak terlalu jauh. Multi
Axcel sendiri termasuk alat odc (over dimension cargo). Alat ini sanagat
mambantu dalam pekerjaan erection balok girder.
Dengan cara menaikkan balok girder ke atas multi excel dengan
menggunakan crane. Selanjutnya multi axel bergerak perlahan menuju
kearah dimana pirhead berada. Di bagian belakang dari trailer axel diberi
tambahan mesin diesel sebagai tambahan tenaga.

Gambar 2.2 Multi Axle

3. Trailer

Alat ini berfungsi sebagai alat pengangkutan dari tempat pembuatan balok
girder per segmen ke proyek jembatan. Alat ini mampu membawa 2 sampai 3
segmen balok girder. Alat ini dikatagorikan sebagai alat pengangkutan serbaguna.
Alat ini dioperasikan dengan 2 orang sepanjang perjalanan berlangsung.
Alat ini dipilih dikarenakan tenaga yang kuat untuk membawa segmen balok
girder yang berat per segmen mencapai 18 ton.

Gambar 2.3 Trailer


4. Alat Penarik Kabel Baja (Strand)

Alat ini berfungsi menekan dan menarik keluar kabel baja sehingga antar
segmen balok girder menyatu satu lain. Alat ini dioperasikan dengan 3 orang
sebagai teknisi. Bentuk alat ini buat seperti cincin yang menekan kabel baja.

Gambar 2.4 Alat Penarik Kabel Baja

5. Truck Mixer
Truck Mixer merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut
beton ready mix dari batching plant ke lokasi proyek. Selama 12 perjalanan truck
mixer akan mengaduk beton ready mix agar tidak mengendap, tidak mengeras dan
beton tetap homogen. Berfungsi untuk mengecor pirhead di lokasi prooyek.
Cara kerja truck mixer dimulai dengan memasukan material material
kering dan air kedalam drum yang memiliki sekat berbentuk spiral yang terbuat
dari baja, lalu dilakukan proses pencampuran beton dengan cara diaduk. Setelah
tiba pada lokasi maka drum ini akan diputar dengan searah jarum jam dengan
kecepatan putaran yang telah ditentukan supaya adukan beton keluar.
Gambar 2.5 Truck Mixer

6. Waterpass

Waterpass Waterpas adalah salah satu alat bantu yang digunakan dalam
pekerjaan pembuatan perkerasan kaku. Alat ini berfungsi untuk mengukur elevasi
dari balok girder dan diafragma girder.

Gambar 2.6 Waterpass

7. Batching Plant

Batching Plant adalah alat yang berfungsi mencampur semen, air dan
agregat dalam jumlah yang banyak. Hasil dari produksi batching plant
disebut dengan beton ready mix atau beton pracetak. Penggunaan
batching plant dalam dunia konstruksi sangat menguntungkan. Hal ini
dikarenakan beton ready mix yang dihasilkan bisa dalam jumlah yang
besar dan kualitasnya pun terjamin. Adapun komponen batcing plant
adalah sebagai berikut:

a. Cement Silo berfungsi sebagai tempat menyimpan dan menjaga


kualitas beton. b. Agregate Bin berfungsi sebagai tempat
mengumpulkan agregat halus dan agregat kasar

c. Belt Conveyor adalah alat yang digunakan untuk menarik material pembuat
beton ready mix dari bin ke storage bin.

d. Timbangan adalah alat yang digunakan untuk menakar material-material yang


digunakan untuk proses produksi beton ready mix.

e. Storage Bin adalah alat yang digunakan untuk memisahkan agregat ke dalam
beberapa bagian.

f. Wadah air digunakan untuk menampung air

Gambar 2.7 Batching Plant

2.3 topik yang diamati

Topik yang diamati pada saat pelaksanaan Praktik Kerja


Lapangan adalah metode tentang pelaksaan pekerjaan Balok Girder
pada jembatan sei lepan proyek jalan tol ruas Binjai – Langsa seksi
Binjai - Pangkalan Brandan pada STA 55+257

2.4 Pembahasan

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang bagaimana metode


pelaksaan pekerjaan Balok Girder pada jembatan sei lepan proyek
jalan tol ruas Binjai – Langsa seksi Binjai - Pangkalan Brandan
pada STA 55+257
Adapun urutan metode pelaksaan pekerjaan sebagai berikut:
Pekerjaan girder/gelagar dilaksanakan setelah pekerjaan pilar,
pada tulisan ini kami menjelaskan tahapan pekerjaan balok girder
beton, girder beton ada yang di cor di tempat, ada juga yang
dicetak di pabrik atau precast, tulisan ini menjelaskan girder beton
yang sudah di fabrikasi dan di datangkan ke lokasi pekerjaan,
berikut ini merupakan langkah demi langkah proses dimulai dari
mobilisasi balok girder.

1. Mobilisasi Balok Girder


Proses pekerjaan mobilisasi ini dilaksanakan atau dimulai
sebelum pekerjaan struktur atas dimulai, adapun alat yang
digunakan dalam proses pengadaan atau mobilisasi balok girder
per segmen dari stock yard ke lokasi proyek ini adalah kendaraan
truk besar (trailer truck) dan mobil crane untuk mengangkat dan
menurunkan balok girder.

Gambar 2.8 mobilisasi balok girder per segmen


Dalam hal pelaksanaanya perlu dipertimbangkan jarak dari
tempat produksi girder sampai dengan lokasi proyek, akses jalan
juga harus di survey terlebih dahulu, apakah truk pengangkut
girder bisa melewati jalan tersebut atau tidak. Selain itu sebelum
proses stressing dilakukan, girder per segmen diletakkan di area
yang jauh dari sungai agar terhindar dari banjir Ketika sungai
meluap dikarenakan cuaca yang memasuki musim hujan. Yang
terakhir pengawasan terhadap material girder tersebut dalam proses
pengangkutan, untuk meminimalisir pekerjaan yang tidak hati-hati
sehingga terjadinya benturan, atau yang menyebabkan girder cacat.

2. Instalasi Balok Girder


Sebelum pekerjaan stressing, oprit jembatan harus sudah siap
artinya tempat tersebut memiliki kontur yang rata dan padat,
karena girder tersebut akan disusun pada oprit jembatan. Proses
pekerjaan stressing balok girder ini merupakan proses pemberian
tegangan pada balok girder. Adapun hal penting yang harus
diperhatikan dalam pembuatan atau penyusunan balok Girder ini
adalah elevasi stressing bed, dan lokasi post tensioning harus
diusahakan sedatar mungkin agar tidak menyebabkan girder
mengalami perpindahan dalam arah lateral.
kemudian dipersiapkan terlebih dahulu perletakan sementara
untuk masing-masing segmen girder, setelah itu segmen balok
girder dijajarkan sesuai bagiannya, dan di bagian ujung pertemuan
harus diberi oli atau pelumas agar balok dapat bergerak
mengimbangi gaya pratekan yang diberikan.
Setelah itu, kabel strand dipotong sesuai dengan kebutuhan di
lapangan dan pemotongan diusahakan seminimal mungkin agar
tidak ada kabel yang terbuang, berikutnya kabel strand dimasukkan
ke dalam duct secara manual pada tiap-tiap tendon sesuai dengan
perencanaan, lalu di pasang pengunci kabel strand di ujung kabel.
Penegangan (stressing) pada balok girder jembatan dilakukan
sampai tegangan (Mpa) yang sudah direncanakan untuk setiap
lubang tendon, girder terdiri dari lubang tendon 5 buah strand,
tergantung dengan perencanaan awal jembatan tersebut, dengan
dilakukan pencatatan pengontrol tegangan dan perpanjangan kabel
pada setiap kenaikan tegangan 5 Mpa, kemudian hasilnya
dibandingkan dengan perhitungan teoritis yang dilakukan sebelum
penarikan.
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan stressing adalah
sebagai berikut:
1) Persiapan
- Pemasangan Kepala Angkur
Kepala angkur dipasang dengan cara memasukan ujung
stressing length ke lobang kepala angkur lalu mendorongnya
kearah casting sedekat mungkin. Selanjutnya wedges (baji)
dipasang sesuai dengan jumlah strand yang ada.
Setelah acuan dibuka dan umur beton setelah mencapai
kekuatan yang direncanakan maka strand siap untuk ditarik.
- Pemasangan Dongkar (Stressing Jact)
Untain strand dimasukan dalam lubang – lubang pada
stressing jack. Stressing jact dipasang dan dirapatkan kearah
casting sehingga posisi casting dan kepala angkur (anchor head)
rapat, kemudian kawat untaian dikunci dengan wedges (baji) pada
ujung stressing jact.
- Penarikan
Dongkrak hidrolik dua arah digerakan dengan tenaga listrik
selama stressing dicatat pembacaaan manometer dan perpanjangan
strand yang terjadi pda formulir stressing.
Data yang telah dicatat dibandingkan dengan perhitungan
teoritis bahwa deviasi terhadap teoritis tidak boleh satu kurang dari
5 %.

Anda mungkin juga menyukai