Anda di halaman 1dari 94

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN STRUKTUR BAJA

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas laporan akhir Praktikum Perancangan
Struktur Baja

Disusun Oleh :

(Kelas A1)

RA Nadia Zulvha Maulaya (2003010110)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
danrahmat- Nya yang dilimpahkan kepada kami, sehingga pada akhirnya
LaporanPraktikum Perancangan Struktur Baja, dengan materi pokok yaitu
Perencanaan Struktur Jembatan dapat terselesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan,
bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Bapak Mukti Agung Wibowo, S.T., M.T. selaku dosen pengampu Mata
Kuliah Praktikum Perancangan Struktur Baja yang telah memberikan
ilmunya serta bimbingan dalam mata kuliah ini.
2. Bapak, Ibu dan Kakak yang telah memberikan dukungan dan dorongan
baik moril maupun materil dan selalu mendoakan penyusun.
3. Rekan – rekan dari Teknik Sipil yang telah membantu terselesaikannya
laporan Tugas Akhir ini, dan semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktikum ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran maupun masukan
yang membawa ke arah perbaikan dan bersifat membangun sangat penyusun
harapkan. Semoga Laporan Praktikum ini dapat memberikan manfaat bagi
penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Purwokerto, 8 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................v
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................2
1.3. Manfaat......................................................................................................2
1.4. Batasan Masalah........................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Umum.........................................................................................3
2.2. Sambungan................................................................................................4
2.3. Penggunaan Batang Tarik.........................................................................5
BAB III PEMBAHASAN
3.1. Data Jembatan...........................................................................................6
3.2. Data Struktur.............................................................................................6
3.3. Data Beban................................................................................................6
3.4. Spesifikasi Umum.....................................................................................7
3.5. Spesifikasi Rangka Jembatan....................................................................7
3.6. Perhitungan Sambungan Baut.................................................................12
3.7. Pembebanan.............................................................................................35
3.8. Kombinasi Pembebanan..........................................................................36
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..............................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40
LAMPIRAN...........................................................................................................41

iii
DAFTAR TABEL

Gambar 3.1 Profil IWF 600×300×14×23.................................................................7


Gambar 3.2 Profil IWF 300×150×5,5×8..................................................................8
Gambar 3.3 Profil SA 120×120×13.........................................................................9
Gambar 3.4 Profil SA 65×65×7.............................................................................10
Gambar 3.5 Profil IWF 250×175×7×11.................................................................11
Gambar 3.6 Sambungan Lebih dari Satu Baris......................................................17
Gambar 3.7 Sambungan Lebih dari Satu Baris......................................................18
Gambar 3.8 Sambungan Satu Baris.......................................................................20
Gambar 3.9 Sambungan Lebih dari Satu Baris Lubang Bersilang........................25
Gambar 3.10 Sambungan Lebih dari Satu Baris....................................................26
Gambar 3.11 Sambungan Satu Baris.....................................................................28
Gambar 3.12 Sambungan Lebih dari Satu Baris....................................................31
Gambar 3.13 Sambungan Satu Baris.....................................................................34

iv
DAFTAR GAMBAR

Tabel 3.1 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Beban Aksial Y = 0.....................13
Tabel 3.2 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Beban Aksial Y = 7000................21
Tabel 3.3 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Gelagar Melintang Bawah...........29
Tabel 3.4 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Gelagar Melintang Atas...............32

v
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
PERANCANGAN STRUKTUR BAJA

Laporan Praktikum Perancangan Struktur Baja disusun sebagai syarat


untuk mengikuti ujian mata kuliah Praktikum Perancangan Struktur Baja, dan
sebagai penunjang keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti mata kuliah tersebut.

Disusun Oleh:

RA Nadia Zulvha Maulaya (2003010110)

Program Studi : Teknik Sipil


Disahkan dan Disetujui

Tanggal:…………………………………………

Dosen Pengampu Mata Kuliah


Praktikum Perancangan Struktur
Baja

(Mukti Agung Wibowo, S.T., M.T.)

vi
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang menghubungkan antar


pulau atau daerah yang memungkinkan untuk rute transportasi melewati
sungai, jalan raya, jalan Kereta Api (KA), dan lain-lain. Jembatan berfungsi
untuk menghubungkan jalan raya yang melintasi rintangan-rintangan seperti
lembah, sungai, dan saluran pembuangan.
Dewasa ini baja ringan merupakan salah satu jenis material yang sering
digunakan dalam konstruksi bangunan, baik itu untuk struktur utama maupun
untuk struktur jembatan. Hal ini karena baja ringan memiliki beberapa
keunggulan diantaranya memiliki sifat kuat terhadap tarik, materialnya bersifat
elastis, tidak getas, mudah dalam pemasangannya, mudah didapatkan, rangka
baja ringan dapat dibuat menjadi berbagai bentuk sesuai dengan bentuk atap
yang direncanakan.
Diantara software yang telah beredar dan banyak digunakan, SAP 2000
adalah salah satu program yang sering digunakan oleh perencana teknik sipil.
Pemakaiannya pun beragam mulai dari perhitungan beban sederhana pada
batang dua tumpuan, hingga mampu menghitung beban dan reaksi gaya pada
struktur yang lebih rumit.
Pada permodelan jembatan yang dibuat pada SAP 2000, untuk
menghitung beban jembatan dilakukanlah perhitungan dan analisa jembatan
dengan permodelan tiga dimensi dengan tujuan agar dapat mengetahui sistem
pembebanan yang digunakan pada arah tiga dimensi dan reaksi gaya dalam
yang dihasilkan.

1
1.2. Tujuan

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:


a. Memahami cara merencanakan sebuah struktur jembatan rangka baja
menggunakan software SAP 2000.
b. Untuk mengetahui sistem pembebanan pada jembatan menggunakan
software SAP 2000.
c. Untuk mengetahui gaya dalam yang dihasilkan dengan pembebananan
jembatan.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari laporan ini salah satunya adalah dapat
menjadi refrensi untuk penelitian selanjutnya dan menambah pemahaman
dalam bidang teknik sipil, terutama dalam perencanaan jembatan rangka baja.

1.4. Batasan Masalah

Untuk menghindari perluasan masalah yang tidak terkait dengan topik laporan
ini maka ditetapkan masalah yang menjadi topik utama yaitu:
a. Data jembatan sesuai dengan soal.
b. Data material sesuai dengan soal.
c. Data beban sesuai dengan soal.

2
BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Umum

Jembatan dapat dikatakan sebagai struktur konstruksi yang


memungkinkan route transportasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan
kereta api, dan lain-lain. Jembatan juga dapat dikatakan sebagai suatu struktur
konstruksi yang berfungsi menghubungkan dua bagian jalan yang terputus
oleh adanya rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi
dan pembuang.
Standar acuan yang dipakai pada perencanaan adalah RSNI T-02-2005
Pembebanan Jembatan, beban dan gaya yang digunakan dalam perhitungan
tegangan – tegangan dalam konstruksi adalah beban primer, beban sekunder
dan beban khusus.
a. Beban Mati (Superimposed Dead Load)
Beban mati terdiri dari dua jenis beban, yaitu:
1) Berat Sendiri
Berat bahan dan bagian jembatanyang merupakan elemen struktural
ditambah dengan elemen non struktural yang dianggap tetap.
2) Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan, yang merupakan
elemen non struktural dan merupakan beban pada jembatan.
b. Beban Hidup
Yang dimaksud dengan beban hidup dalam hal ini adalah beban lalu
lintas. Beban lalu lintas untuk perencanaan jembatan terdiri dari beban
"D" dan beban truk "T".
c. Beban Lajur "D"
Beban lajur “D” terdiri dari beban terbagi rata Uniformly Distributed Load
(UDL) yang digabung dengan beban garis Knife Edge Load (KEL).
d. Beban Kejut
Faktor beban dinamis merupakan interaksi antara kendaraan yang
bergerak dengan jembatan.

3
e. Beban Angin
Gaya angin nominal ultimit pada jembatan tergantung pada
kecepatan angin rencana.

2.2. Sambungan

Sambungan pada struktur baja merupakan bagian yang tidak dapat


dipisahkan, karena kegagalan sambungan dapat mengakibatkan kegagalan
struktur secara keseluruhan. Alat penyambung yang sering digunakan di
Indonesia:
1) Baut
2) Paku Keling
3) Las
Jenis – Jenis Sambungan:
1) Sambungan sebidang (butt joint), sambungan ini umumnya dipakai
untuk pelat – pelat datar, tak ada eksentrisitas. Ujung – ujung yang
hendak disambung harus dipersiapkan terlebih dulu (diratakan atau
dimiringkan).
2) Sambungan lewatan (lap joint), jenis sambungan yang paling banyak
dijumpai, cocok untuk tebal pelat yang berlainan.
3) Sambungan tegak (tee joint), banyak dipakai untuk membuat
penampang tersusun seperti bentuk I, pelat girder, stiffener.
4) Sambungan sudut (corner joint), dipakai untuk penampang tersusun
berbentuk kotak yang digunakan untuk kolom atau balok.
5) Sambungan sisi (edge joint), bukan jenis struktural.
Sambungan diperlukan apabila:
1) Batang standar tidak cukup panjang.
2) Sambungan untuk menyalurkan gaya.
3) Sambungan pada struktur rangka batang, dimana batang-batang
penyusun saling membentuk keseimbangan, umumnya diperlukan plat
simpul untuk media penyambung.
4) Sambungan yang sengaja dibuat untuk membentuk sendi gerber.

4
5) Untuk membentuk batang tersusun.
Syarat-Syarat Sambungan yang Harus diperhatikan:
1) Harus kuat, aman tetapi cukup hemat.
2) Ditempat yang mudah terlihat, sambungan setidaknya dibuat seindah
mungkin.
3) Mudah dikerjakan, baik pada saat pabrikasi maupun saat pemasangan.
4) Karena kekakuan dari sambungan paku keeling, baut maupun las
berbeda, maka pada satu titik sambungan sebaiknya dihindari
penggunaan alat penyambung yang berbeda-beda.

2.3. Penggunaan Batang Tarik

Batang tarik biasa digunakan pada struktur rangka atap, struktur


jembatan rangka, struktur jembatan gantung. Pengikat gording dan
penggantung balkon. Pemanfaatan batang tarik juga telah dikembangkan untuk
sistem dinding, struktur atap gantung dan batang prategangan struktur rangka
batang bentang panjang.

5
SOAL PRAKTIKUM PERENCANAAN STRUKTUR BAJA
DOSEN
MAHASISWA
Data Jembatan
 Jenis Jembatan : Jembatan Rangka Baja
 Model Jembatan : Rangka Warren
 Tipe Jembatan : Through Type
 Tumpuan : Sendi-Roll
 Floordeck : 115 mm (Nim 1 Digit Dibelakang Genap)
 Aspal : A: 60 mm
Data Material

Data Beban
DL Plat Lantai : 720 kg/m
DL Trotoar+Kerb : 450 kg/m
DL Tambahan Perkerasan : 120 kg/m
DL Utilitas Pipa : 10 kg/m
DL Railing : 20 kg/m
DL Pelaksanaan Tetap : 150 kg/m
Beban Lajur “D” : 200 kg/m
Beban Truk “T” : 2500 kg
Beban Akibat Pejalan Kaki : 75 kg/m
Beban Angin : (+) 500 kg
( - ) 250
kg
BAB III PEMBAHASAN

3.1. Data Jembatan

 Jenis Jembatan : Jembatan Rangka Baja


 Model Jembatan : Rangka Warren
 Tipe Jembatan : Through Type
 Tumpuan : Sendi-Roll
 Floordeck : 115 mm (Nim 1 Digit Dibelakang Genap)
 Aspal : 60 mm (Kelas A1)

3.2. Data Struktur

 Panjang Total Jembatan : 30 meter


 Lebar Total Jembatan : 7 meter
 Lebar Trotoar : 2 × 1 meter
 Tipe Jembatan : Through Type
 Tinggi Rangka Jembatan : 6 meter
 Jarak Antar Gelagar Memanjang : 1 meter
 Jarak Antar Gelagar Melintang : 5 meter

3.3. Data Beban

 DL Plat Lantai : 720 kg/m


 DL Trotoar+Kerb : 450 kg/m
 DL Tambahan Perkerasan : 120 kg/m
 DL Utilitas Pipa : 10 kg/m
 DL Railing : 20 kg/m
 DL Pelaksanaan Tetap : 150 kg/m
 Beban Lajur “D” : 200 kg/m
 Beban Truk “T” : 2500 kg
 Beban Akibat Pejalan Kaki : 75 kg/m

6
 Beban Angin : (+) 500 kg
(-) 250 kg

3.4. Spesifikasi Umum

 Mutu Baja Konstruksi : BJ-41


 Modulus Elastisitas (E) : 200.000 MPa
 Modulus Geser (G) : 80.000 MPa
 Poisson Ratio (µ) : 0,3
 Koefisien Pemuaian : 12 × 10-6 / ˚C
 Tegangan Leleh (Fy) : 2500 kg/cm2
 Tegangan Putus (Fu) : 4100 kg/cm2

3.5. Spesifikasi Rangka Jembatan

3.1.1 HB 300×300×15×15 :
 Jenis Profil yang digunakan : Profil HB
 Ukuran : 300×300×15×15
 Spesifikasi Baja
 Weight : 106 kg/m
 Depth of section : 300 mm
 Flange Width : 305 mm
 Thickness : tw = 15 mm
tf = 15 mm
 Corner Radius : 18 mm
 Section Area (Ag) : 119,8 cm2
 Momen of Inertia : Ix = 21,500 cm4
Iy = 7,100 cm4
 Radius of Gyration : ix = 12,6 cm
iy = 7,26 cm
 Modulus of Section: Sx = 1440 cm3
Sy = 466 cm3

7
3.1.2 IWF 600×300×14×23 :
Tf = 23 mm

Tw = 14 mm

Gambar 3.1 Profil IWF 600×300×14×23

 Jenis Profil yang digunakan : Profil IWF


 Ukuran : 600×300×14×23
 Spesifikasi Baja
 Weight : 175 kg/m
 Depth of section : 594 mm
 Flange Width : 302 mm
 Thickness : tw = 14 mm
tf = 23 mm
 Corner Radius : 28 mm
 Section Area (Ag) : 222,4 cm2
 Momen of Inertia : Ix = 137000 cm4
Iy = 10600 cm4
 Radius of Gyration : ix = 24,9 cm
iy = 6,90 cm
 Modulus of Section: Sx = 4620 cm3
Sy = 701 cm3

8
3.1.3 IWF 300×150×5,5×8 :
Tf = 8 mm

Tw = 5,5 mm

Gambar 3.2 Profil IWF 300×150×5,5×8


 Jenis Profil yang digunakan : Profil IWF
 Ukuran : 300×150×5,5×8
 Spesifikasi Baja
 Weight : 32,0 kg/m
 Depth of section : 298 mm
 Flange Width : 149 mm
 Thickness : tw = 5,5 mm
tf = 8 mm
 Corner Radius : 13 mm
 Section Area (Ag) : 40,80 cm2
 Momen of Inertia : Ix = 6320 cm4
Iy = 442 cm4
 Radius of Gyration : ix = 12,4 cm
iy = 3,29 cm
 Modulus of Section: Sx = 424
cm3
Sy = 59,3 cm3

9
3.1.4 SA 120×120×13 :

d = 120 mm Tw = 13 mm

Tf = 13 mm

b = 120 mm

Gambar 3.3 Profil SA 120×120×13


 Jenis Profil yang digunakan : Profil SA
 Ukuran : 120×120×13
 Spesifikasi Baja
 Luas Tampang : 29,7 cm2
 Berat : 23,3 kg/m
 Momen Inertia : Ix = Iy = 394 cm4

 Jari – jari Inertia : ix = iy = 3,64 cm


 Modulus Tampung : Zx = Zy = 46,6

cm3 3.1.5 SA 65×65×7 :

Tw = 7 mm

b = 65 mm
Tf = 7 mm

d = 65 mm

Gambar 3.4 Profil SA 65×65×7


 Jenis Profil yang digunakan : Profil SA
 Ukuran : 65×65×7
10
 Spesifikasi Baja

11
 Luas Tampang : 8,70 cm2
 Berat : 6,83 kg/m
 Momen Inertia : Ix = Iy = 33,4 cm4
 Jari – jari Inertia : ix = iy = 1,96 cm
 Modulus Tampung : Zx = Zy = 5,27 cm3

3.1.6 IWF 250×175×7×11 :


Tf = 11 mm

Tw = 7 mm

b = 175 mm

Gambar 3.5 Profil IWF 250×175×7×11


 Jenis Profil yang digunakan : Profil IWF
 Ukuran : 250×175×7×11
 Spesifikasi Baja
 Weight : 44,1 kg/m
 Depth of section : 244 mm
 Flange Width : 175 mm
 Thickness : tw = 7 mm
tf = 11 mm
 Corner Radius : 16 mm
 Section Area (Ag) : 56,24 cm2
 Momen of Inertia : Ix = 6120 cm4
Iy = 984 cm4
 Radius of Gyration : ix = 10,4 cm
iy = 4,18 cm
 Modulus of Section: Sx = 502
cm3

12
Sy = 113 cm3

13
3.6. Perhitungan Sambungan Baut

Sambungan konstruksi struktur baja merupakan bagian kritis dan diperlukan


dalam menentukan kekuatan struktur secara keseluruhan. Apabila digunakan
sambungan baut, maka besar kekuatannya tergantung dari spesifikasi mutunya.
Pada perencanaan struktur jembatan yang mengacu pada Pedoman
Pemasangan Baut Jembatan PU (2015), pemilihannya lebih bervariasi.
Terdapat mutu grade 8.8, yang setara dengan A325 dan grade 10.9 yang setara
A490.

14
3.1.7 Perhitungan Jumlah Sambungan Baut pada Beban Aksial (X-Z, Y = 0)

Tabel 3.1 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Beban Aksial Y = 0


No. Panjang Kuat Geser Kuat Tumpu Kebutuhan
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX Dibulatkan
Batang Batang (L) Baut (φRn) Pelat (φRn) Baut
  (Kn) (Kn) (Kn) (Kn) (Kn) (mm) (Kn) (Kn) (Kn) (Kn)    
  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
194 -942,427 -888,173 -678,341 -698,286 -692,587 6500 -942,43 79,06 71,96 140,22 13,10 14
195 904,367 850,954 645,954 664,008 658,850 6500 904,367 79,06 71,96 140,22 12,57 13
198 -588,094 -552,569 -412,358 -428,231 -423,696 6500 -588,09 79,06 71,96 140,22 8,17 9
199 562,279 526,425 389,463 400,933 397,656 6500 562,279 79,06 71,96 140,22 7,81 8
202 -234,252 -217,288 -150,020 -157,917 -155,661 6500 -234,25 79,06 71,96 140,22 3,26 4
203 204,810 187,738 123,719 127,987 126,767 6500 204,810 79,06 71,96 140,22 2,85 3
206 151,793 143,803 116,050 115,839 115,899 6500 151,793 79,06 71,96 140,22 2,11 3
207 -180,937 -173,121 -142,455 -145,765 -144,819 6500 -180,94 79,06 71,96 140,22 2,51 3
210 549,940 514,118 382,146 388,743 386,858 6500 549,940 79,06 71,96 140,22 7,64 8
211 -575,048 -539,714 -406,209 -416,043 -413,233 6500 -575,05 79,06 71,96 140,22 7,99 8
214 933,311 870,871 639,200 652,328 648,577 6500 933,311 79,06 71,96 140,22 12,97 13
215 -971,686 -908,333 -669,843 -686,599 -681,812 6500 -971,69 79,06 71,96 140,22 13,50 14
197 -719,245 -677,072 -518,236 -529,467 -526,258 5000 -719,25 79,06 71,96 140,22 10,00 10
201 -1170,242 -1099,845 -834,121 -853,455 -847,931 5000 -1170,24 79,06 71,96 140,22 16,26 17
205 -1295,282 -1214,247 -907,677 -930,623 -924,067 5000 -1295,28 79,06 71,96 140,22 18,00 19
209 -1201,991 -1124,562 -833,339 -853,558 -847,781 5000 -1201,99 79,06 71,96 140,22 16,70 17
213 -751,119 -701,919 -517,266 -529,720 -526,162 5000 -751,12 79,06 71,96 140,22 10,44 11
196 186,922 176,750 317,405 141,149 191,508 5000 317,405 79,06 71,96 140,22 4,41 5
200 458,959 432,680 427,465 340,705 365,494 5000 458,959 79,06 71,96 140,22 6,38 7
204 547,659 514,787 441,358 399,732 411,625 5000 547,659 79,06 71,96 140,22 7,61 8
208 560,982 525,112 418,470 399,567 404,968 5000 560,982 79,06 71,96 140,22 7,80 8
212 481,351 449,818 344,101 339,453 340,781 5000 481,351 79,06 71,96 140,22 6,69 7
216 194,170 181,802 137,196 138,514 138,138 5000 194,170 79,06 71,96 140,22 2,70 3

13
Spesifikasi Batang:
Profil Baja HB 300 × 300 × 15 ×15
tw 15
tf 15
Jenis Baja : BJ 41
Fu : 410 MPa
Ag : 11980 mm2
𝐴𝑒 = 𝐴𝑔 − (∅𝑏𝑎𝑢𝑡 × 𝑡𝑓 × 2)
= 11980 − (19 × 15 × 2)
= 11410 𝑚𝑚2
Spesifkasi Baut:
Baut A325 (diasumsikan menggunakan ukuran tersebut)
Diameter : 19 mm
(untuk baut A325, d=12,7–25,4; diasumsikan menggunakan d = 19 mm)
Luas Baut (Ab) : 283,385 mm2
Fnv : 372 MPa
Spesifikasi Pelat Buhul
BJ-41
Tebal Pelat (Tp) :10 mm
Fu : 410 MPa
3.1.7.1 Batang 1
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat 1 = - 942,427 kN
Kuat 2 = - 888,173 kN
Kuat 3 = - 678,341 kN
Kuat 4 = - 698,286 kN
Kuat 5 = - 692,587 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)

14
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar:
- 942,427 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏2
𝑐2 = 60002 + 50002

𝑐 = √60002 + 50002
𝑐 = 6500 mm
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2× 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =

𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 2,4× 19 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 k𝑁

 Kebutuhan Baut
15
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
942,427
𝑛=
71,96

16
𝑛 = 13,096 ≈ 13 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.6 Sambungan Lebih dari Satu Baris


3.1.7.2 Batang 3
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat 1 = - 588,094 kN
Kuat 2 = - 552,569 kN
Kuat 3 = - 412,358 kN
Kuat 4 = - 428,231 kN
Kuat 5 = - 423,696 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari
hasil analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar:
- 588,094 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏2
𝑐2 = 60002 + 50002

𝑐 = √60002 + 50002
𝑐 = 6500 mm

17
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2× 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =

𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 2,4× 19 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 k𝑁

 Kebutuhan Baut

Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung


dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
588,094
𝑛=
71,96

18
𝑛 = 8,17 ≈ 8 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.7 Sambungan Lebih dari Satu Baris


3.1.7.3 Batang 5
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat 1 = - 234,252 kN
Kuat 2 = - 217,288 kN
Kuat 3 = - 150,020 kN

Kuat 4 = - 157,917 kN
Kuat 5 = - 155,661 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar:
- 234,252 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏2
𝑐2 = 60002 + 50002

𝑐 = √60002 + 50002
𝑐 = 6500 mm
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
19
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2× 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =

𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 2,4× 19 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 k𝑁

 Kebutuhan Baut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
234,252
𝑛=
71,96

𝑛 = 3,25 ≈ 3 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡


 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.8 Sambungan Satu Baris


3.1.7.4 Batang 1 - 23
Langkah perhitungan untuk batang 1 – 23 sama seperti
perhitungan pada batang 1, 3, dan 5.

20
3.1.8 Perhitungan Jumlah Sambungan Baut pada Beban Aksial (X-Z, Y=7000)

Tabel 3.2 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Beban Aksial Y = 7000
No. Panjang Kuat Geser Kuat Tumpu Kebutuhan
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX Dibulatkan
Batang Batang (L) Baut (φRn) Pelat (φRn) Baut
  (Kn) (Kn) (Kn) (Kn) (Kn) (mm) (Kn) (Kn) (Kn) (Kn)    
  1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
143 -983,257 -919,930 -678,341 -698,286 -692,587 6500 -983,26 79,06 71,96 140,22 13,66 14
144 944,874 882,459 645,954 664,008 658,85 6500 944,874 79,06 71,96 140,22 13,13 13
151 -587,278 -551,935 317,405 141,149 191,508 6500 -587,28 79,06 71,96 140,22 8,16 8
152 562,173 526,342 -518,236 -529,467 -526,258 6500 562,173 79,06 71,96 140,22 7,81 8
155 -193,120 -185,297 -412,358 -428,231 -423,696 6500 -428,23 79,06 71,96 140,22 5,95 6
156 163,969 155,973 389,463 400,933 397,656 6500 400,933 79,06 71,96 140,22 5,57 6
159 192,634 175,569 427,465 340,705 365,494 6500 427,465 79,06 71,96 140,22 5,94 6
160 -222,069 -205,112 -834,121 -853,455 -847,931 6500 -853,46 79,06 71,96 140,22 11,86 12
163 550,046 514,201 -150,02 -157,917 -155,661 6500 550,046 79,06 71,96 140,22 7,64 8
164 -575,864 -540,348 123,719 127,987 126,767 6500 -575,86 79,06 71,96 140,22 8,00 8
167 892,804 839,365 441,358 399,732 411,625 6500 892,804 79,06 71,96 140,22 12,41 12
168 -930,855 -876,576 -907,677 -930,623 -924,067 6500 -930,86 79,06 71,96 140,22 12,94 13
146 -750,787 -701,604 116,05 115,839 115,899 5000 -750,79 79,06 71,96 140,22 10,43 10
154 -1201,857 -1124,434 -142,455 -145,765 -144,819 5000 -1201,86 79,06 71,96 140,22 16,70 17
158 -1295,282 -1214,247 418,47 399,567 404,968 5000 -1295,28 79,06 71,96 140,22 18,00 18
162 -1170,377 -1099,973 -833,339 -853,558 -847,781 5000 -1170,38 79,06 71,96 140,22 16,27 16
166 -719,577 -677,387 382,146 388,743 386,858 5000 -719,58 79,06 71,96 140,22 10,00 10
145 197,632 185,080 -406,209 -416,043 -413,233 5000 197,632 79,06 71,96 140,22 2,75 3
153 482,996 451,376 344,101 339,453 340,781 5000 482,996 79,06 71,96 140,22 6,71 7
157 561,199 525,317 -517,266 -529,72 -526,162 5000 561,199 79,06 71,96 140,22 7,80 8
161 547,442 514,581 639,2 652,328 648,577 5000 652,328 79,06 71,96 140,22 9,07 9
165 457,314 431,122 -669,843 -686,599 -681,812 5000 457,314 79,06 71,96 140,22 6,36 6
169 183,460 173,472 137,196 138,514 138,138 5000 183,460 79,06 71,96 140,22 2,55 3

20
Spesifikasi Batang:
Profil Baja HB 300 × 300 × 15 ×15
tw 15
tf 15
Jenis Baja : BJ 41
Fu : 410 MPa
Ag : 11980 mm2
𝐴𝑒 = 𝐴𝑔 − (∅𝑏𝑎𝑢𝑡 × 𝑡𝑓 × 2)
= 11980 − (19 × 15 × 2)
= 11410 𝑚𝑚2
Spesifkasi Baut:
Baut A325 (diasumsikan menggunakan ukuran tersebut)
Diameter : 19 mm
(untuk baut A325, d=12,7–25,4; diasumsikan menggunakan d = 19 mm)
Luas Baut (Ab) : 283,385 mm2
Fnv : 372 MPa
Spesifikasi Pelat Buhul
BJ-41
Tebal Pelat (Tp) :10 mm
Fu : 410
Mpa

3.1.8.1 Batang 24

 Faktor kombinasi pembebanan


Kuat 1 = - 983,257 kN
Kuat 2 = - 919,930 kN
Kuat 3 = - 678,341 kN
Kuat 4 = - 698,286 kN
Kuat 5 = - 692,587 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum

21
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar:
- 983,257 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏2
𝑐2 = 60002 + 50002

𝑐 = √60002 + 50002
𝑐 = 6500 mm
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2× 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =

𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 2,4× 19 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 k

 Kebutuhan Baut

Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung


dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat

983,257
𝑛=
22
71,96

23
𝑛 = 13,6 ≈ 14 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡

 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.9 Sambungan Lebih dari Satu Baris Lubang


Bersilang
3.1.8.2 Batang 26
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat 1 = - 587,278 kN
Kuat 2 = - 551,935 kN
Kuat 3 = - 317,405 kN
Kuat 4 = - 141,149 kN
Kuat 5 = - 191,508 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari
hasil analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar:
- 587,278 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏2
𝑐2 = 60002 + 50002

𝑐 = √60002 + 50002
𝑐 = 6500 mm

24
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2× 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =

𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 2,4× 19 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 kn

 Kebutuhan Baut

Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung


dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
587,278
𝑛=
71,96

25
𝑛 = 8,16 ≈ 8 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡
 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.10 Sambungan Lebih dari Satu Baris


3.1.8.3 Batang 28
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat 1 = - 193,120 kN
Kuat 2 = - 185,297 kN
Kuat 3 = - 412,358 kN
Kuat 4 = - 428,231 kN
Kuat 5 = - 423,696 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar:
- 428,231 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

𝑐2 = 𝑎2 + 𝑏2
𝑐2 = 60002 + 50002

𝑐 = √60002 + 50002
𝑐 = 6500 mm
 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 𝐹𝑛𝑣 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 372 × 283,385
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
26
𝜑. 𝑅𝑛 = 79,06 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 1,2× 19,5 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =

𝜑. 𝑅𝑛 = 71,96 𝑘𝑁
 Kuat Tumpu Pelat (𝜑. 𝑅𝑛)
0,75 × 2,4× 19 × 10 × 410
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 140,22 kn

27
 Kebutuhan Baut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
428,231
𝑛=
71,96

𝑛 = 5,95 ≈ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡


 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.11 Sambungan Satu Baris


3.1.8.4 Batang 24 – 46
Langkah perhitungan untuk batang 24 – 46 sama seperti
perhitungan pada batang 24, 26, dan 28.

28
3.1.9 Perhitungan Jumlah Sambungan Baut pada Beban Aksial (Gelagar Melintang Bawah)

Tabel 3.3 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Gelagar Melintang

Bawah
Kebutuha
No. Panjang Kuat Geser
n Dibulatka
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX
Batang Baut n
Batang Baut
(L) (φRn)
  (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm) (kN) (kN)    
  1 2 3 4 5 6 7 8 11 12
217 -126,204 -119,379 -59,507 -95,491 -85,210 7000 -126,204 131,51 0,96 6
218 99,335 92,390 71,246 68,080 68,985 7000 99,335 131,51 0,76 6
219 91,380 85,017 69,696 62,734 64,694 7000 91,38 131,51 0,69 6
220 157,918 144,343 108,863 96,831 100,269 7000 157,918 131,51 1,20 6
221 119,410 106,859 77,024 62,932 66,959 7000 119,41 131,51 0,91 6
222 123,703 111,288 81,697 67,835 71,796 7000 123,703 131,51 0,94 6
223 33,657 32,263 32,002 27,381 28,701 7000 33,657 131,51 0,26 6

29
Spesifikasi Batang:
Profil Baja IWF 600 × 300 × 14 ×23
tw 14
tf 23
Jenis Baja : BJ 41
Fy : 250 MPa
Fu : 410 MPa
Ag : 2240 mm2
𝐴𝑒 = 𝐴𝑔 − (∅𝑏𝑎𝑢𝑡 × 𝑡𝑓 × 2)
= 2240 − (19 × 23 × 2)
= 1366 𝑚𝑚2
Spesifkasi Baut:
Baut A325 (diasumsikan menggunakan ukuran tersebut)
Diameter : 19 mm
(untuk baut A325, d=12,7–25,4; diasumsikan menggunakan d = 19 mm)
Luas Baut (Ab) : 283,385 mm2
Fu : 825 Mpa

3.1.9.1 Batang 1

 Faktor kombinasi pembebanan


Kuat 1 = - 126,204 kN
Kuat 2 = - 119,379 kN
Kuat 3 = - 59,507 kN
Kuat 4 = - 95,491 kN
Kuat 5 = - 85,210 kN

(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari


hasil analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar:
-119,379 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

30
Panjang Batang = 7000

 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)


0,75 × 0,75 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡 × 𝐹𝑢
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 0,75 × 283,385 × 825
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 131,51 𝑘𝑁
 Kebutuhan Baut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
119,379
𝑛=
131,51

𝑛 = 0,907 ≈ 6 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡


 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.12 Sambungan Lebih dari Satu Baris

3.1.9.2 Batang 1 – 7
Langkah perhitungan untuk batang 1 – 7 sama seperti
perhitungan pada batang 1.

31
3.1.10 Perhitungan Jumlah Sambungan Baut pada Beban Aksial (Gelagar Melintang Atas)

Tabel 3.4 Data Perhitungan Jumlah Sambungan pada Gelagar Melintang Atas
Kebutuha
No. Panjang Kuat Geser
n Dibulatka
Kuat 1 Kuat 2 Kuat 3 Kuat 4 Kuat 5 MAX
Baut n
Batang Batang (L) Baut
(φRn)
  (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (mm) (kN) (kN)    
  1 2 3 4 5 6 7 8 11 12
92 -1,014 -1,004 -2,679 -0,972 -1,460 7000 -2,679 285,64 0,01 4
93 -2,419 -2,324 -4,095 -1,991 -2,592 7000 -4,095 285,64 0,01 4
94 59,167 55,445 41,743 42,420 42,227 7000 59,167 285,64 0,21 4
95 59,482 55,689 40,518 42,417 41,874 7000 59,482 285,64 0,21 4
96 -2,397 -2,303 -4,006 -1,974 -2,555 7000 -4,006 285,64 0,01 4
97 -1,206 -1,187 -2,822 -1,118 -1,605 7000 -2,822 285,64 0,01 4

32
Spesifikasi Batang:
Profil Baja IWF 250 × 175 × 7 × 11
tw 7
tf 11
Jenis Baja : BJ 41
Fy : 250 MPa
Fu : 410 MPa
Ag : 5624 mm2
𝐴𝑒 = 𝐴𝑔 − (∅𝑏𝑎𝑢𝑡 × 𝑡𝑓 × 2)
= 5624 − (25 × 11 × 2)
= 5074 𝑚𝑚2
Spesifkasi Baut:
Baut A490 (diasumsikan menggunakan ukuran tersebut)
Diameter : 25 mm
(untuk baut A490, d=12,7–38,1; diasumsikan menggunakan d = 25 mm)
Luas Baut (Ab) : 490,625 mm2
Fu : 1035 MPa
3.1.10.1 Batang 1
 Faktor kombinasi pembebanan
Kuat 1 = - 1,014 kN
Kuat 2 = - 1,004 kN
Kuat 3 = - 2,679 kN
Kuat 4 = - 0,972 kN
Kuat 5 = - 1,460 kN
(besarnya Kuat 1 sampai dengan Kuat 5 diperoleh dari hasil
analisis beban aksial pada SAP2000)
 Beban Maksimum
Dari hasil analisis pembebanan pada SAP2000 diperoleh
nilai beban aksial yang paling maksimum, yaitu sebesar:
-2,679 kN (Batang Tekan)
 Panjang Batang

33
Panjang Batang = 7000

 Kuat Geser Baut (𝜑. 𝑅𝑛)


0,75 × 0,75 × 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑢𝑡 × 𝐹𝑢
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
0,75 × 0,75 × 490,625 × 1035
𝜑. 𝑅𝑛 =
1000
𝜑. 𝑅𝑛 = 285,64 𝑘𝑁
 Kebutuhan Baut
Untuk mencari jumlah baut yang dipasang, dapat dihitung
dengan cara Beban Maksimum dibagi nilai minimum dari
Kuat Geser Baut dan Kuat Tumpu Pelat
2,679
𝑛=
285,64

𝑛 = 0,09 ≈ 4 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑢𝑡


 Letak Pemasangan Sambungan Baut

Gambar 3.13 Sambungan Satu Baris


3.1.10.2 Batang 1 – 6
Langkah perhitungan untuk batang 1 – 6 sama seperti
perhitungan pada batang 1.
34
3.7. Pembebanan

Perhitungan pembebanan dalam penyusunan laporan praktikum ini didasarkan


pada SNI 1725 : 2016 “Pembebanan Untuk Jembatan”.
3.1.11 Beban Mati Tambahan
a. Beban (trotoar +kerb) = 450 kg/m
= 450 kg/m : 1 m
= 450 kg/m2
b. Tambahan perkerasan = 120 kg/m : 1 m
= 120 kg/m2
c. Utilitas Pipa = 10 kg/m
d. Railing = 20 kg/m
e. Pelaksanaan Tetap = 150 kg/m
= 150 kg/m : 1 m
= 150 kg/m2
f. Beban plat lantai = 720 kg/m
= 720 kg/m : 1 m
= 720 kg/m2
3.1.12 Beban hidup
a. Beban lajur “D” = 200 kg/m
= 200 kg/m : 1 m
= 200 kg/m2
b. Beban kendaraan (beban truk “T”) = 2502 kg
= 2502 kg
c. Beban pejalan kaki = 75 kg/m
= 75 kg/m :1 m
= 75 kg/m2

35
3.1.13 Beban angin
Beban angin pada komponen rangka dan kolom jembatan:
Angin tekan = (+) 500 kg
Angin hisap = ( - ) 250 kg

3.8. Kombinasi Pembebanan

a. U = 1,4D
= 1,4 × 200
= 280 kg/m2
b. U = 1,2D + 1,6 L + 0,5(La atau H)
= (1,2 × 200) + (1,6 × 2577) + (0,5 × 0)
= 4363,2 kg/m2
c. U = 1,2D + 1,6(Ln atau H) + (ɣL × L atau 0,8W)
= (1,2 × 200) + (1,6 × 0) + (0,8 × 250)
= 440 kg/m2
d. U = 1,2D + 1,3 W + ɣL × L + 0,5 (La atau H)
= (1,2 × 200) + (1,3 × 250) + (0,5 × 0)
= 565 kg/m2
e. U = 1,2D ± 1,0E + ɣL × L
 (+) U = 1,2D + 1,0E + ɣL×L
= (1,2 × 200) + (1 × 0)
= 240 kg/m2
 (-) U = 1,2D - 1,0E + ɣL × L
= (1,2 × 200) - (1 × 0)
= 240 kg/m2
f. U = 0,9D ± (1,3W atau 1,0E)
 (+) U = 0,9D + (1,3W atau 1,0E)
= (0,9 × 200) + (1,3 × 250)
= 505 kg/m2
 (-) U = 0,9D - (1,3W atau 1,0E)

36
= (0,9 × 200) - (1,3 × 250)
= - 145 kg/m2

37
BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan
4.1.1 Jumlah sambungan baut pada rangka jembatan Y = 0
 Batang dengan nomor 5, 6, 7, 8, 18 dan 23 direncanakan
menggunakansambungan baut sejumlah 4 buah.
 Batang dengan nomor 4, 9, 19, 20, 21 dan 22 direncanakan
menggunakansambungan baut sejumlah 8 buah.
 Batang dengan nomor 3, dan 10 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 9 buah.
 Batang dengan nomor 13 dan 17 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 12 buah.
 Batang dengan nomor 1, 2, 11 dan 12 direncanakan
menggunakan sambunganbaut sejumlah 14 buah.
 Batang dengan nomor 14 dan 16 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 17 buah.
 Batang dengan nomor 15 direncanakan menggunakan sambungan
baut sejumlah 19 buah.
4.1.2 Jumlah sambungan baut pada rangka jembatan Y = 7000
 Batang dengan nomor 28, 29, 30, 31, 41, dan 46 direncanakan
menggunakan sambungan baut sejumlah 4 buah.
 Batang dengan nomor 27, 32, 42, 43, 44 dan 45 direncanakan
menggunakansambungan baut sejumlah 8 buah.
 Batang dengan nomor 26, dan 33 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 9 buah.
 Batang dengan nomor 36 dan 40 direncanakan
menggunakansambungan baut sejumlah 12 buah.
 Batang dengan nomor 24, 25, 34 dan 35 direncanakan
menggunakan sambungan baut sejumlah 14 buah.
 Batang dengan nomor 37 dan 39 direncanakan menggunakan
sambungan baut sejumlah 17 buah.
 Batang dengan nomor 38 direncanakan menggunakan sambungan
baut sejumlah 19 buah.

38
4.1.3 Jumlah sambungan baut pada kerangka jembatan bagian melintang
bawah
 Batang dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 direncanakan
menggunakan sambungan baut sejumlah 6 buah.
4.1.4 Jumlah sambungan baut pada kerangka jembatan bagian melintang atas
 Batang dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 direncanakan
menggunakan sambungan baut sejumlah 4 buah.

39
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.slideshare.net/NitaMewaKameliaSiman/pembebanan-jembatan-
rangka-revisi-profil-baja
 https://www.researchgate.net/publication/311378174_Studi_Karakteristik_Ba
ut_Mutu_Tinggi_A325_dan_Grade_88_Terhadap_Tarik_dan_Pengaruhnya_p
ada_Perencanaan_Sambungan
 Tabel Profil Konstruksi Baja

40
LAMPIRAN

41
SAP2000 6/9/22 2:44:11

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Trotoar+Kerb/Trotoar+Kerb) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:41:33

-90, -75, -60, -45, -30, -15, 0, 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105,

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Beban Angin/Beban Angin) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:40:07

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Beban Lajur/Beban Lajur) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:38:47

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (BEBAN PERMANEN/BEBAN PERMANEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:37:32

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRANSIEN/BEBAN TRANSIEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:35:50

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_ - Relative Virtual Work/Volume (Beban Truk/Beban Truk) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:34:16

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (DEAD/DEAD) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:33:06

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Pejalan Kaki/Pejalan Kaki) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:31:37

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_ - Relative Virtual Work/Volume (Pelaksanaan Tetap/Pelaksanaan Tetap) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:30:21

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Railing/Railing) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:29:08

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Tambahan Perekerasan/Tambahan Perekerasan) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:27:32

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Trotoar+Kerb/Trotoar+Kerb) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:25:39

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Utilitas Pipa/Utilitas Pipa) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:16:49

-90, -75, -60, -45, -30, -15, 0, 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105,

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Beban Angin/Beban Angin) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:15:30

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Beban Lajur/Beban Lajur) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:12:06

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRANSIEN/BEBAN TRANSIEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:12:57

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (BEBAN PERMANEN/BEBAN PERMANEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:10:27

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Beban Truk/Beban Truk) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:08:52

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (DEAD/DEAD) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:08:04

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Pejalan Kaki/Pejalan Kaki) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:07:03

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Pelaksanaan Tetap/Pelaksanaan Tetap) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:06:00

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Railing/Railing) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:03:36

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Tambahan Perekerasan/Tambahan Perekerasan) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:02:37

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_ - Relative Virtual Work/Volume (Trotoar+Kerb/Trotoar+Kerb) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 2:01:29

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_ - Relative Virtual Work/Volume (Utilitas Pipa/Utilitas Pipa) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:54:46

-90, -75, -60, -45, -30, -15, 0, 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105,

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Beban Angin/Beban Angin) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:34:17

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (BEBAN TRANSIEN/BEBAN TRANSIEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:34:57

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (BEBAN PERMANEN/BEBAN PERMANEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:35:50

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Beban Lajur/Beban Lajur) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:30:53

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Pejalan Kaki/Pejalan Kaki) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:32:12

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Beban Truk/Beban Truk) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:31:32

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (DEAD/DEAD) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:27:03

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File:Kelompok 1_5_ - Relative Virtual Work/Volume (Tambahan Perekerasan/Tambahan Perekerasan) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:28:17

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_Relative Virtual Work/Volume (Pelaksanaan Tetap/Pelaksanaan Tetap) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:27:38

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_ - Relative Virtual Work/Volume (Railing/Railing) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:24:24

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Trotoar+Kerb/Trotoar+Kerb) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:18:18

7,0 14,0 21,0 28,0 35,0 42,0 49,0 56,0 63,0 70,0 77,0 84,0 91,0 98,0

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Relative Virtual Work/Volume (Utilitas Pipa/Utilitas Pipa) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:12:23

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Deformed Shape (Beban Angin) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:10:44

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Deformed Shape (BEBAN TRANSIEN) - KN, m, C Units
SAP2000 6/9/22 1:08:34

SAP2000 v14.0.0 - File: Kelompok 1_5_- Deformed Shape (BEBAN PERMANEN) - KN, m, C Units

Anda mungkin juga menyukai