Anda di halaman 1dari 15

PENGAPLIKASIAN FISIKA DALAM BIDANG TEKNIK SIPIL

( PERENCANAAN DAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN )

MATA KULIAH
”FISIKA I ”

DOSEN PENGAMPU
GEDE YOHANNES ARYGUNARTHA,S.PD.,M.PD FIS

OLEH
GEDE ANANDA BISMA PUTRA
202361121002
C1

UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS TEKNIK DAN PERENCANAAN
PRODI TEKNIK SIPIL
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ( Perencanaan dan pembangunan
bendungan )ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Gede Yohannes
Arygunartha,S.PD.,M.PD FIS sebagai dosen pengampu mata kuliah Fisika yang telah
membimbing dan membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan saya dalam Menyusun makalah Fisika ini. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata Kami sampaikan, semoga makalah ini bisa bermanfaat dan memberi inspirasi
bagi seluruh orang yang membaca. Saya juga berharap, agar makalah ini bisa menjadi sumber
informasi pencetus dari munculnya ide untuk membuat kontruksi – kontruksi pada
pembangunan bangunan bendungan atau yang lain

Denpasar , 23 – 12 – 2023

GEDE ANANDA BISMA PUTRA

ii
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
1.3 Tujuan....................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................... 3
2.1 Prinsip Mekanika dalam Perencanaan Bendungan Meningkatkan Keamanan
dan Kekuatan Struktur .................................................................................................... 3
2.2 Analisis Penerapan Fisika yang Digunakan dalam Perencanaan
Bendungan……………………………………………………………………………….6
2.3 Bagaimana Saja jenis Konstruksi dan Bagian-Bagian Konstruksi
Bendungan…..................................................................................................................... 7
BAB III.................................................................................................................................... 11
PENUTUP ........................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 11
3.2 Saran ..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidang teknik sipil memainkan peran krusial dalam pembangunan infrastruktur yang
melibatkan desain, konstruksi, dan pemeliharaan berbagai struktur seperti jembatan, gedung,
jalan, bendungan, dan lainnya. Keberhasilan dalam merancang dan membangun struktur-
struktur tersebut sangat tergantung pada penerapan prinsip-prinsip fisika yang mendalam.
Fisika sebagai ilmu yang mempelajari sifat-sifat materi, energi, dan interaksi di antara
keduanya, memiliki kontribusi signifikan dalam setiap tahap proyek teknik sipil.
Dalam ranah ini, penerapan konsep-konsep fisika membantu insinyur sipil untuk
memahami dan mengatasi tantangan teknis yang kompleks. Oleh karena itu, pemahaman
mendalam tentang prinsip-prinsip fisika menjadi kunci dalam menghasilkan solusi yang
efisien, aman, dan berkelanjutan. Dalam makalah ini, akan dibahas bagaimana pengaplikasian
fisika dalam bidang teknik sipil memiliki dampak positif terhadap perancangan struktur dan
proyek infrastruktur.
1. Perencanaan dan Pengukuran Geoteknik
Bidang geoteknik memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sifat-sifat tanah dan
batuan. Prinsip-prinsip fisika digunakan untuk menganalisis deformasi tanah, stabilitas lereng,
dan perilaku tanah pada berbagai kondisi. Dengan demikian, pemahaman fisika membantu
dalam perencanaan konstruksi yang aman dan efisien.
2. Manajemen Sumber Daya Energi
Dalam era yang semakin berfokus pada keberlanjutan, pemahaman fisika juga diterapkan
dalam manajemen sumber daya energi pada proyek-proyek teknik sipil. Penggunaan energi
secara efisien, pemanfaatan sumber energi terbarukan, dan pengurangan dampak lingkungan
adalah aspek-aspek yang dapat ditingkatkan melalui penerapan prinsip-prinsip fisika.
Melalui eksplorasi lebih lanjut terhadap poin-poin tersebut, makalah ini bertujuan untuk
merinci peran penting fisika dalam menggerakkan kemajuan di bidang teknik sipil. Dengan
demikian, akan tergambar bahwa integrasi fisika bukan hanya menjadi keharusan, tetapi juga
menjadi kunci kesuksesan dalam merancang dan membangun infrastruktur yang memenuhi
standar keamanan, keberlanjutan, dan kualitas.
3. Analisis Struktur dan Kekuatan Material
Dalam proses perancangan struktur, pemahaman fisika mengenai beban-beban yang bekerja,
distribusi gaya, dan sifat-sifat material sangat diperlukan. Analisis struktur menggunakan
prinsip-prinsip fisika memungkinkan insinyur untuk menentukan dimensi yang tepat, memilih
material yang sesuai, dan memastikan keamanan serta keberlanjutan struktur

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Sejauh mana Penerapan Prinsip Mekanika dalam Perencanaan Bendungan


Meningkatkan Keamanan dan Kekuatan Strukturalnya?
• Analisis terhadap bagaimana prinsip-prinsip mekanika, seperti hukum-hukum
Newton dan mekanika bahan, diaplikasikan dalam perencanaan bendungan
untuk meningkatkan keamanan dan kekuatan strukturalnya.
2. Bagaimana Penerapan fisika dalam perencanaan bendungan?
• Penjabaran analisis penerapan konsep fisika yang digunakan dalam
perencanaan bendungan.
3. Bagaimana Saja Jenis-Jenis konstruksi bendungan?
• Investigasi terhadap jenis konstruksi bendungan dan bagian konstruksi
bendungan.

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui dan memahami cabang ilmu fisika yang digunakan
dalam perencanaan dan pembangunan bendungan.
2. Mengetahui relevansi atau analogi ilmu fisika dan ilmu teknik sipil.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Mekanika dalam Perencanaan Bendungan Meningkatkan Keamanan
dan Kekuatan Struktur
Perencanaan bendungan melibatkan penerapan prinsip-prinsip mekanika, termasuk
hukum-hukum Newton dan mekanika bahan, untuk memastikan keamanan dan kekuatan
strukturalnya. Berikut adalah analisis mengenai bagaimana prinsip-prinsip mekanika ini
diaplikasikan dalam perencanaan bendungan.
1. Hukum-hukum Newton dalam Perencanaan Bendungan:
• Hukum Pertama Newton (Hukum Inersia):
Prinsip ini menyatakan bahwa suatu benda akan tetap dalam keadaan diam atau
bergerak lurus dengan kecepatan konstan jika tidak ada gaya yang bekerja padanya. Dalam
perencanaan bendungan, pemahaman akan hukum ini penting untuk menentukan kestabilan
struktur bendungan terhadap gaya-gaya luar, seperti tekanan air dan beban tanah.
• Hukum Kedua Newton (Hukum Percepatan):
Hukum ini menyatakan bahwa gaya yang diterapkan pada suatu benda sama dengan
massa benda tersebut dikalikan dengan percepatannya. Dalam konteks bendungan, hukum ini
digunakan untuk menghitung gaya-gaya yang bekerja pada dinding dan dasar bendungan akibat
tekanan air.
• Hukum Ketiga Newton (Hukum Aksi dan Reaksi):
Hukum ini menyatakan bahwa setiap aksi memiliki reaksi yang sebanding, tetapi
berlawanan arah. Penerapan hukum ini diperlukan dalam memahami bagaimana struktur
bendungan merespon terhadap gaya-gaya eksternal dan bagaimana mengatasi potensi dampak
yang dapat terjadi.
2. Mekanika Bahan dalam Perencanaan Bendungan
• Analisis Tegangan dan Regangan:
Analisis tegangan dan regangan pada material membantu insinyur dalam menilai
bagaimana material akan merespons terhadap berbagai beban. Ini melibatkan perhitungan
tegangan yang terjadi dalam material dan regangan yang terjadi sebagai respons terhadap
tegangan tersebut. Analisis ini penting untuk memastikan bahwa material dalam batas
elastisnya dan tidak mendekati batas plastisnya selama kondisi operasional normal atau bahkan
kondisi ekstrem.

3
• Pemilihan Material yang Tepat:
Mekanika bahan membantu dalam pemilihan material yang tepat untuk berbagai bagian
bendungan, seperti beton, tanah, batu, atau material lainnya. Material yang dipilih harus
memiliki sifat-sifat mekanika yang sesuai, termasuk kekuatan, elastisitas, ketahanan terhadap
korosi, dan daya tahan terhadap deformasi.

Gambar 2.1.1 Konstruksi bendungan


• Daya tahan material terhadap korosi:
Mekanika bahan membantu dalam memahami bagaimana material akan berperilaku
dalam lingkungan yang mungkin mengakibatkan korosi. Ini sangat penting karena sebagian
besar bendungan memiliki kontak langsung dengan air, dan perlindungan terhadap korosi
sangat krusial untuk memastikan umur layanan yang panjang.

Gambar 2.1.2 Bendungan Jatiluhur

4
3. Integrasi Prinsip Mekanika untuk Keamanan dan Kekuatan:
• Sistem Drainase dan Kontrol air:
Hukum hidrostatika dan prinsip mekanika fluida digunakan untuk merencanakan
sistem drainase dan kontrol air di sekitar bendungan. Hal ini penting untuk mencegah
akumulasi air berlebihan yang dapat mengakibatkan penurunan stabilitas atau bahkan
kegagalan bendungan.

Gambar 2.1.3 Sistem drainase


• Uji dan Pemantauan:
Pemahaman mekanika mendukung proses uji bahan dan struktur serta pemantauan
operasional bendungan. Dengan memanfaatkan prinsip-prinsip mekanika, insinyur dapat
merancang program pemantauan yang efektif untuk mendeteksi potensi masalah sejak dini.

5
2.2 Analisis Penerapan Fisika yang Digunakan dalam Perencanaan Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan lajuairmenjadi
waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan jugadigunakan untuk mengalirkan
air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang
disebut pintu air untukmembuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Bendungan (dam) dan bendung(weir) sebenarnya merupakan struktur yang berbeda.
Bendung (weir) adalah struktur bendungan berkepala rendah(lowhead dam), yang berfungsi
untuk menaikkan muka air, biasanya terdapatdi sungai. Air sungai yang permukaannya
dinaikkan akan melimpas melalui puncak / mercu bendung (overflow). Dapat digunakan
sebagai pengukurkecepatan aliran air di saluran / sungai dan bisa juga sebagai penggerak
pengilingan tradisional di negara-negara Eropa. Di negara dengan sungai yangcukup besar dan
deras alirannya, serangkaian bendung dapat dioperasikanmembentuk suatu sistem transportasi
air. Di Indonesia, bendung dapatdigunakan untuk irigasi bila misalnya muka air sungai lebih
rendah dari mukatanah yang akan diairi.
1. Konsep fisika dalam bendungan:
• Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis adalah tekanan yang diberikan oleh cairan padakesetimbangan
karena pengaruh gravitasi atau tekanan pada zat cair.Besar tekanan zat cair bergantung pada
kedalaman zat cair, semakin dalamletak suatu bagian zat cair, akan semakin besar pula tekanan
pada bagian itu.
Menurut hukum tekanan hidrostatis “Tekanan hidrostatis yangterletak pada semua titik
yang terletak pada suatu bidang datardalam suatu jenis zat cair yang sama besarnya sama"
Hukum tekananhidrostatis berlaku jika zat cair dalam keadaan diam (tidak mengalir)Hubungan
antara tekanan hidrostatis dengan bendungan dapat dilihat daristruktur dinding bendungan.
Dinding bendungan bagian bawah dibuat lebihtebal dari bagian atas agar bendungan tidak
hancur karena tekanan zat cairterbesar berada pada dasar permukaan zat cair. Hal ini sesuai
dengan prinsiptekanan hidrostatis yang menyatakan semakin dalam letak suatu bagian zatcair,
akan semakin besar pula tekanan pada bagian itu.
• Hukum Archimedes
Hukum Archimedes menyatakan bahwa gaya apung pada suatu benda setara dengan
berat air yang dipindahkan oleh benda tersebut. Dalam perencanaan bendungan, konsep ini
digunakan untuk memahami gaya apung pada dinding bendungan dan bagaimana beban air
diterapkan pada struktur.
• Hidrostatika
Konsep hidrostatika digunakan untuk mengkaji perilaku fluida yang diam dalam
keadaan seimbang. Teori ini membantu dalam menghitung tekanan hidrostatik yang dihasilkan
oleh air di dalam bendungan. Penerapan hidrostatika sangat penting dalam merancang struktur
tahan air dan menentukan ketebalan dinding bendungan yang diperlukan.

6
• Hidrodinamika
Hidrodinamika membahas gerakan fluida dan efeknya terhadap struktur yang terkena
air. Penerapan konsep hidrodinamika membantu dalam menganalisis aliran air di sekitar
bendungan, mengukur tekanan air, dan memperhitungkan potensi efek gelombang dan
turbulensi.
• Pemantauan Air Tanah
Konsep fisika, seperti hukum Darcy, digunakan untuk memahami aliran air tanah di
sekitar bendungan. Pemantauan air tanah melibatkan pemahaman bagaimana tekanan air tanah
dapat mempengaruhi stabilitas bendungan dan mencegah potensi kemerosotan.
• Thermohidrologi
Mengintegrasikan konsep fisika termal dan hidrologi membantu memahami perubahan
suhu air dan tanah di sekitar bendungan. Pemahaman ini diperlukan untuk menganalisis potensi
pembekuan atau pencairan air yang dapat memengaruhi integritas struktural.
• Akustika Air
Penerapan konsep fisika dalam akustika air membantu dalam memahami bagaimana
gelombang bunyi dapat bergerak melalui air dan struktur bendungan. Ini dapat relevan dalam
mengurangi dampak suara pada ekosistem sekitar dan memahami potensi kerusakan akibat
getaran air atau benda-benda lain.
• Mekanika Fluida Terapan
Konsep mekanika fluida terapan membantu dalam menganalisis perpindahan air
melalui saluran, pipa, atau pintu air bendungan. Penerapan prinsip-prinsip ini membantu dalam
merancang struktur pintu air yang efektif dan aman.
• Dinamika Struktur
Konsep fisika dalam dinamika struktur digunakan untuk menganalisis respons struktur
bendungan terhadap gempa bumi atau getaran lainnya. Ini membantu dalam merancang
bendungan yang mampu menahan beban dinamis dengan aman.
2.3 Bagaimana Saja Jenis Konstruksi dan Bagian-Bagian Konstruksi Bendungan
Bendungan dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan, atau ketinggian. Menurut
struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dibedakan menjadi berbagai jenis bendungan.
Tujuannya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau suplai air perkotaan, meningkatkan
navigasi, menghasilkan listrik, menciptakan area rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan
lain, mencegah banjir, dan membatasi pembuangan dari lokasi industri seperti tambang atau
pabrik. Ada sangat sedikit checker yang dibangun untuk semua tujuan di atas.
Menurut ketinggian, bendungan lebih tinggi dari 15 meter dan bendungan utama lebih
dari 150 meter. Sedangkan bendungan rendah kurang dari 30 m, bendungan tengah antara 30-
100 m, dan bendungan tinggi lebih besar dari 100 m. Terkadang bendungan pelana
sebenarnya adalah tanggul, dinding yang dibangun di sepanjang sisi danau untuk melindungi
tanah di sekitarnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul dan merupakan dinding yang dibuat
di sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari banjir.
7
• Jenis – jenis konstruksi Bendungan

1. Bendungan Water stop


Bendungan water stop adalah bendungan kecil yang dirancang untuk mengurangi dan
mengendalikan aliran erosi tanah.
2. Bendungan kering
Bendungan kering adalah bendungan yang dirancang untuk mengendalikan banjir.
Biasanya kering dan akan mempertahankan kelembapan, dan jika tidak diperiksa, akan
membanjiri area di bawahnya.
3. Setengah bendungan
Bendungan semi-pengalihan adalah bendungan yang tidak menutup sungai. Sebagian
arus disimpan di danau yang berbeda di depan bendungan.
4. Bendungan kayu
Orang terkadang menggunakan bendungan kayu karena lokasi dan ketinggiannya
dibatasi. Jika bendungan dibangun, kayu adalah bahan termurah, dan semen mahal serta
sulit diangkut. Bendungan kayu dulunya banyak digunakan, tetapi sebagian besar sudah
diganti dengan beton, terutama di negara-negara industri. Beberapa bendungan masih
digunakan. Kayu juga merupakan bahan dasar yang digunakan oleh berang-berang, dan
tanah serta batu biasanya ditambahkan untuk membentuk bendungan berang-berang.
• Bagian Konstruksi Bendungan

1. Badan bendungan
Badan bendungan yang berfungsi sebagai penghalang air. Bendungan biasanya
digunakan untuk tujuan menahan air, sedangkan bangunan lain (seperti pintu air atau
tanggul) digunakan untuk mengelola atau mencegah air mengalir ke area tertentu di
tanah. Energi air menyediakan listrik, yang disimpan dalam pompa, yang dapat digunakan
untuk menyediakan listrik bagi jutaan konsumen.
2. Pondasi
Pondasi adalah bagian dari bendungan dan digunakan untuk menjaga agar bendungan
tetap kuat.
3. Pintu air (gerbang)
Digunakan untuk mengatur, membuka dan menutup aliran air di saluran. Bagian
penting dari pintu air adalah:
- Daun pintu (door leaf).
Ini adalah bagian dari pintu air yang menjaga tekanan air dan dapat dipindahkan
untuk membuka, menyesuaikan, dan menutup aliran air.

8
- Bingkai panduan.
Ini adalah alur yang terbuat dari baja atau besi yang telah dimasukkan ke dalam
beton agar pintu tetap bergerak sesuai rencana.
- Armature (penahan).
Baja atau besi ditanam pada beton untuk memperbaiki rangka yang mengontrol
arah pergerakan guna memindahkan beban dari pintu gerbang ke struktur beton.
- Hoist.
Merupakan alat yang digunakan untuk menggerakkan pintu air agar dapat
membuka dan menutup dengan mudah.
4. Spill way
Merupakan bangunan dan fasilitasnya, digunakan untuk mengalirkan air banjir ke
waduk, agar tidak membahayakan keamanan bendungan. Bagian penting dari bangunan
overflow:
- Saluran panduan dan struktur kendali.
Digunakan untuk memandu dan mengatur aliran air sehingga alirannya kecil tetapi
aliran airnya besar.
- Saluran transportasi drainase (chute, chute, drainage carrier, spillway).
Semakin tinggi bendungan, semakin besar perbedaan antara ketinggian air
tertinggi di waduk dan ketinggian sungai di bagian hilir bendungan. Jika kemiringan
saluran drainase berkurang, ukurannya akan sangat panjang dan mengakibatkan
bangunan mahal. Oleh karena itu, sesuai dengan topografi setempat, lereng harus
diperbesar.
- Bangunan peredam energi (energy dissipater).
Digunakan untuk menghilangkan atau paling tidak mengurangi energi air agar
tidak merusak tebing, jembatan, jalan, gedung, dan fasilitas lainnya di bagian hilir
bangunan luapan.
5. Kanal
Saat ada banyak curah hujan, itu digunakan untuk menampung luapan air.
6. Reservoir
Digunakan untuk menampung / menerima luapan dari bendungan.
7. Stilling Basin
Ini memiliki fungsi yang sama dengan perangkat pemakan energi.

9
8. Katup
Ini memiliki fungsi yang sama dengan pintu air biasa dan hanya dapat menahan
tekanan yang lebih tinggi (pipa air, pipa cepat dan terowongan tekanan). Merupakan alat
untuk membuka, mengatur dan menutup aliran air dengan cara memutar, menggerakkan
air secara horizontal atau vertikal pada saluran air.
9. Galeri drainase
Digunakan untuk menghasilkan listrik di bendungan.

10
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam pengaplikasian fisika dalam bidang teknik sipil, khususnya perencanaan dan
pembangunan bendungan, terbukti menjadi fondasi yang krusial untuk memastikan
keberhasilan dan keberlanjutan infrastruktur. Fisika memberikan dasar ilmiah yang
diperlukan untuk memahami serta mengatasi tantangan kompleks yang muncul dalam proses
perancangan dan konstruksi bendungan.
Prinsip-prinsip fisika, seperti hukum-hukum Newton, mekanika bahan telah menjadi
landasan utama dalam menganalisis dan merancang bendungan. Analisis beban, distribusi
gaya, dan tegangan pada material konstruksi menggunakan prinsip mekanika membantu
insinyur membuat keputusan desain yang cerdas dan efisien. Penerapan mekanika bahan
memungkinkan pemilihan material yang sesuai dengan karakteristik mekaniknya, sehingga
bendungan dapat memenuhi persyaratan kekuatan dan daya tahan.
Selain itu, pemahaman terhadap jenis-jenis konstruksi bendungan dan bagian-bagian
konstruksi bendungan. Agar kita semua mengetahui jenis konstruksi apa yang akan kita
gunakan untuk membangun bendungan di kemudian hari.
3.2 Saran
Untuk memperkaya makalah ini, Saya harapkan ada yang memperkaya makalah
analisis bendungan seperti makalah saya ini kedepannya. Karena makalah ini penting dalam
penunjang pembelajaran Fisika khususnya dalam Teknik Sipil

11
DAFTAR PUSTAKA

nimaciptapersada. (2023). konstruksi bendungan . konstruksi .


istockphoto. (2017). Sistem Drainase . gambar .
scribd. (2019). tekanan hidrostatis . hidrostatis .

12

Anda mungkin juga menyukai