PROPOSAL PENELITIAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Proposal skripsi ini telah disetujui dan diperiksa oleh Dosen Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Program Studi Kesehatan Masyarakat dan diterima
untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat Pada Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-
Ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas hidayahNyalah,
penulis dapat menyelesaikan dan menyusun Proposal Penelitian yang berjudul
“Hubungan pengetahuan dan pengawasan dengan perilaku tidak aman pada
pekerja bekisting PT Beton Konstruksi Wijaksana” dapat diselesaikan dengan
sebaik-baiknya dan dalam tepat waktu.
Dalam penulisan dan penyusunan Proposal Penelitian ini penulis tidak lepas
dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Ir. Arif Kusuma Among Praja, MBA. Selaku Rektor Universitas Esa
Unggul Jakarta
2. Dr. Aprilita Rina Yanti Eff, M. Biomed, Apt selaku Dekan Fakultas Ilmu –
ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul
3. Ibu Putri Handayani, S.KM, M.KKK selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat
4. Ibu Eka Cempaka Putri, S.K.M, M.K.K.K.selaku Dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan Proposal Penelitian ini
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Proposal Penelitian ini masih
terdapat kekurangan, mengingat penulis dalam taraf belajar sehingga masih
terdapat keterbatasan ilmu dan pengalaman. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Proposal Penelitian ini
Demikian Proposal Penelitian ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi
penulis khusunya dan bagi para pembaca umumnya
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTARGAMBAR...............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1LatarBelakang.................................................................................................1
1.2PerumusanMasalah..........................................................................................6
1.3PertanyaanPenelitian.......................................................................................7
1.4Tujuan................................................................................................................7
1.5ManfaatPenelitian..............................................................................................8
1.6Ruang Lingkup...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................44
LAMPIRAN
vi6
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Pekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang kompleks yang
menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja dan pentingnya arti tenaga
kerja dibidang konstruksi karena tanggung jawab Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pekerja perusahaan bukan hanya pada pimpinan
perusahaan saja tetapi berada pada setiap orang yang terlibat dalam semua
kegiatan perusahaan (Putranto, 2017). Salah satu sektor yang paling
berisiko adalah sektor jasa konstruksi. Menurut Hillebrandt (1985),
Industri jasa konstruksi adalah industri yang mencakup semua pihak yang
terkait dengan proses konstruksi, termasuk tenaga profesi, pelaksana
konstruksi dan juga para pemasok yang bersama-sama memenuhi
kebutuhan pelaku dalam industri. Jasa konstruksi adalah jasa yang
menghasilkan prasarana dan sarana fisik. Jasa tersebut meliputi kegiatan
studi, penyusunan rencana teknis/rancang bangun, pelaksanaan dan
pengawasan serta pemeliharaannya. Prasarana dan sarana fisik merupakan
landasan pertumbuhan sektor-sektor dalam pembangunan nasional,
termasuk di sektor pertambangan,serta jasa konstruksi berperan pula
sebagai penyedia lapangan kerja, maka jasa konstruksi penting dalam
pembangunan nasional. Dampak negatif yang timbul dari proses
pembangunan konstruksi yaitu munculnya angka kecelakaan akibat kerja,
menurut Pratiwi (2018) hal ini di karenakan pekerjaan jasa konstruksi
hampir selalu berada di tempat terbuka, serta memiliki kemudahaan akses
untuk dimasuki orang yang berbeda, dimana kondisi tersebut tidak
mendukung untuk kesehatan dan keselamatan kerja (K3), sehingga
berpotensi untuk terjadi kecelakaan.
Berdasarkan UU No.2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi pasal 52
menyebutkan bahwa penyedia jasa dan sub-penyedia jasa dalam
penyelenggaraan jasa konstruksi harus memenuhi Standar Keamanan,
Keselamatan,Kesehatan,dan Keberlanjutan. Selain itu berdasarkan
2
APD dengan benar seperti tidak menggunakan body harness saat bekerja di
ketinggian dan tidak menggunakan pelindung tangan saat menggunakan
mesin potong, 2 orang karyawan mengangkat beban dengan metode yang
salah dan 6 orang karyawan mengobrol dan bercanda pada saat bekerja di
tempat kerja. Berdasarkan survei pendahuluan pada tanggal 3 Maret 2021
dengan menggunakan kuesioner pengawasan yang diambi l dari penelitian
Firdasari 2020 dengan jumlah sebanyak 10 pertanyaan mengenai peran
pengawas terhadap 29 responden diperoleh sebanyak 13 responden (44,8%)
merasakan pengawasan yang tinggi, dan sebanyak 16 responden (55,2%)
merasakan pengawasan yang rendah. Berdasarkan hasil jawaban kuesioner
didapatkan bahwa ada 5 responden yang menjawab kurang setuju pada
pernyataan pengawas (supervisor) bertindak tegas pada karyawan yang
berperilaku tidak aman saat bekerja. Dan ada 6 responden yang menjawab
bahwa tindakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai belum
dilakukan dengan objektif. Hal ini menunjukan bahwa ada beberapa
karyawan yang merasa pengawas/supervisor mereka bertindak tidak objektif
sehingga bisa menimbulkan kesempatan bagi karyawan untuk melakukan
tindakan tidak aman tanpa kena sanksi tegas.
Upaya yang sudah dilakukan perusahaan yaitu dengan mengadakan
safety talk setiap sebelum memulai pekerjaan, sosialisasi dan penyuluhan
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja terhadap seluruh pekerja secara
rutin setiap bulan. Namun hal upaya tersebut belum sepenuhnya berhasil
karena masih ada karyawan yang melakukan tindakan tidak aman saat tidak
dalam pengawasan lansung supervisornya. Berdasarkan uraian latar
belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Hubungan pengetahuan dan pengawasan dengan perilaku tidak aman
pada Pekerja Bekisting PT Beton Konstruksi Wijaksana”.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6) Tidak berpengalaman
7) Posisi badan yang salah
8) Cara kerja yang tidak benar
9) Memakai alat yang tidak tepat dan aman
10) Tindakan teman sekerja
3. Bekisting
Menurut Stephens (1985), bekisting adalah cetakan sementara yang
digunakan untuk menahan beban selama beton dituang dan dibentuk sesuai
dengan bentuk yang diinginkan. Dikarenakan berfungsi sebagai cetakan
sementara, bekisting akan dilepas atau dibongkar apabila beton yang
17
sistem adalah tahan lama dan lebih murah. Kekurangan bekisting semi
sistem adalah memerlukan area untuk pabrikasi bekisting.
c) Bekisting Sistem
Bekisting sistem adalah bekisting yang mengalami perkembangan
lebih lanjut kesebuah bekisting universal yang dengan segala
kemungkinanya dapat di gunakan pada berbagai macam bangunan dan
elemen bekisting yang dibuat di pabrik, pelaksanaan bekisting sistem
lebih cepat dibandingkan dengan bekisting konvesional dan semi
sistem karena komponen-komponen sudah ada ukuran. Bekisting
sistem dimaksudkan untuk penggunaan berulang kali. Tipe bekisting
ini dapat digunakan untuk sejumlah pekerjaan. Bekisting sistem dapat
pula disewa dari penyalur alat-alat bekisting.
perrbuatan yang sah atau dibolehkan, pada sisi lain pelanggaran sangat
mudah utuk dilakukan. Operator mungkin memutuskan tidak memakai
pakaian pengaman atau manajer memutuskan membiarkan saja
meskipun ada kebocoran.
FaktorPredisposisi/Predisposing Factors
Pengetahuan
Sikap
Motivasi
Faktor Pemungkin/ Enablings Factors
Ketersediaan APD Perilaku Tidak Aman
Peraturan Keselamatan
Faktor Penguat/ Reinforcing Factors
Pengawasan
Rekan Kerja
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pengetahuan
Perilaku tidak aman
Pengawasan
3.4 JenisPenelitian
41
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung.
Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari telaah dokumen PT
Beton Konstruksi Wijaksanamengenai gambaran umum perusahaan,
jumlah pekerja di perusahaan tersebut.
Keterangan :
42
N : Besar Sampel
Z1-α/ : Derajat Kemaknaan (95%)= 1,96
Z1-β : Kekuatan Uji pada 1-β= 80% = 0,84
P : Rata-Rata Proporsi pada Populasi = 0,65
P1 : Proporsi perilaku tidak aman dengan pengetahuan kurang baik =
0,88 (Shiddiq, 2016)
P2 : Proporsi perilaku tidak aman dengan pengetahuan baik = 0,42
(Shiddiq, 2016)
Nilai P1 dan P2 diambil dari penelitian Saragih pada tahun 2014 mengenai
faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan tidak aman pada pekerja
lapangan Pt. Telkom Cabang Sidikalang Kabupaten Dairi tahun 2014
dengan hasil penelitian proporsi perilaku tidak aman dengan pengetahuan
kurang baik sebesar 88%, dan proporsi perilaku tidak aman dengan
pengetahuan baik sebesar 42% serta proporsi perilaku tidak aman dengan
tanpa pengawasan sebesar 100%, dan proporsi perilaku tidak aman dengan
pengawasan sebesar 64% yang digunakan dalam perhitungan jumlah
sampel seperti table di bawah ini:
Tabel 3.3 Besar proporsi yang digunakan untuk besar sampel penelitian
Variabel P1 P2 N Sumber
Pengetahuan 0,88 0,42 30 (Halimah, 2018)
Pengawasan 1 0,64 17 (Prasanti, 2016)
Pengetahuan
2
(Z 1−∝/2 √ 2 P ( 1−P ) +Z 1−β √ P 1 ( 1−P 1 )+ P 2(1−P 2))
n=
( P 1−P 2)2
2
(1,96 √ 2.0,65 ( 1−0,65 ) +0,84 √ 0,88 ( 1−0,88 )+ 0,42(1−0,42))
n=
(0,88−0,42)2
2
(1,96 √1,3 ( 0,35 )+ 0,84 √ 0,88 ( 0,12 )+ 0,42(0,58))
n=
0,21
(1,96.0,67+0,84.0,34)2
n=
0,21
43
(1,31+1,18)2
n=
0,21
6,20
n=
0,21
¿ 29,52=30
Pengawasan
2
(Z 1−∝/2 √ 2 P ( 1−P ) +Z 1−β √ P 1 ( 1−P 1 )+ P 2(1−P 2))
n=
( P 1−P 2)2
2
(1,96 √ 2.0,82 ( 1−0,82 )+ 0,84 √ 1 ( 1−1 ) +0,64 (1−0,64))
n=
(1−0,64)2
2
(1,96 √1,64 ( 0,18 ) +0,84 √ 0+0,64 (0,36))
n=
0,12
(1,96.0,54+0,84.0,48)2
n=
0,12
(1,05+0,40)2
n=
0,12
2,01
n=
0,12
¿ 17,5
1. Editing
46
2. Coding
Coding merupakan kegiatan memberikan kode pada jawaban yang ada
untukmempermudah dalam proses pengelompokan dan pengolahan
data.Pengkodean jawaban adalah memberi angka pada tiap-tiap
jawaban. Berdasarkan variabel dependen perilaku tidak aman diberi
kode 1 jika aman dan 2 jika tidak aman. Variabel independen
pengetahuan diberi kode 1 jika baik dan 2 jika kurang baik, sikap
diberi kode 1 jika positif dan 2 jika negatif, serta pengawasan diberi
kode 1 jika tinggi dan 2 jika rendah.
3. Tabulating (Tabulasi)
Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat
tabulasi merupakan langkah memasukkan data ke dalam tabel dengan
berbagai kategori atau kriteria, dalam penelitian ini peneliti membuat
tabel induk yang memuat susunan data penelitian berdasarkan
klasifikasi yang sistematik yang berkaitan dengan faktor yang
berhubungan dengan perilaku tidak aman pada pekerja.
4. Entry Data
Entry data dalam penelitian ini dimana peneliti melakukan kegiatan
mengumpulkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel
atau data base computer selanjutnya dimasukkan ke dalam program
SPSS IBM 25, lalu membuat distribusi frekuensi sederhana atau
membuat table kontigensi. Peneliti melakukan pengecekan kembali
data yang sudahdimasukan untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan kode ketidaklengkapan dan sebagainnya.
3.8.2. Reabilitas
Uji ini dilakukan untuk menilai sejauh mana kuesioner dapat dipercaya dan
diandalkan. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Pengukuran yang memiliki realibilitas yang tinggi adalah
pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel. Pengujian
realibilitas digunakan dengan rumus realibilitas α dengan AlphaCronbach,
dengan interpretasi sebagai berikut:
F
P= x 100%
N
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
100% = Bilangan tetap
(Notoatmodjo, 2014)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa, proporsi tertnggi perilaku tidak
aman adalah responden dengan pengetahuan kurang baik yaitu sebanyak
16 (100%) responden dan proporsi tertinggi perilaku aman adalah
responden dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 24 (80%) responden.
Hasil uji statistik analisa bivariat diperoleh nilai P value 0,000 < 0,05 yang
berarti terdapat hubungan yang bermakna antara Pengetahuan dengan
perilaku tidak aman. Dari uji statistik ini juga diketahui nilai PR
(Prevalence ratio) = 5 dengan 95% CI = (2,444-10,228) pekerja yang
memiliki pengetahuan yang kurang baik akan 5 kali berpotensi untuk
berperilaku tidak aman.
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa, proporsi tertinggi perilaku tidak
aman adalah responden dengan pengawasan yang rendah yaitu sebanyak
19 (100%) responden. Selanjutnya proporsi tertinggi perilaku aman adalah
responden dengan pengawasan yang tinggi yaitu sebanyak 24 (88,9%)
responden.
Hasil uji statistik analisa bivariat diperoleh nilai P value 0,000 < 0,05 yang
berarti terdapat hubungan yang bermakna antara pengawasan dengan
perilaku tidak aman. Dari uji statistik ini juga diketahui nilai PR
(Prevalence ratio) = 9 dengan 95% CI = (3,097-26,156) pekerja yang
merasa pengawasan yang dilakukan oleh pengawas rendah 9 kali
berpotensi melakukan tindakan tidak aman.
54
BAB V
PEMBAHASAN
pengurangan nilai karyawan yang akan berpengaruh pada kenaikan gaji dan
bonus pada tahun berikutnya.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
5. Ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku tidak aman.
Dari uji statistik ini juga diketahui nilai PR (Prevalenceratio) = 13,929
dengan 95% CI = (2,085-93,038) pekerja yang memiliki sikap yang
65
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
SURVEY PENDAHULUAN
KUESIONER PENGETAHUAN
Petunjuk Pengisian :
1) Isilah pertanyaan berikut pada kolom yang telah disediakan
2) Beri tanda checklist (V) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat anda
3) Kejujuran anda sangat saya harapkan.
Kuesioner Perilaku
Petunjuk Umum
1. Berilah tanda ceklist (√) pada kotak jawaban ang anda anggap paling sesuai
SR = Sering (dilakukan secara terus menerus namun tidak setiap hari/tiap saat)
2. Bila pada pengisian kuesioner kurang jelas, Anda dapat bertanya pada peneliti
Jawaban
No Pertanyaan
SL SR JR TP
1. Apakah anda selalu mengikuti prosedur kerja
diberikan?
4. Apakah anda bekerja sesuai dengan kecepatan
Jawaban
No Pertanyaan
SL SR JR TP
7. Dalam mengoperasikan mesin selama ini apakah
pengaman keselamatan?
12. Apakah anda pernah merusak alat pengaman
keselamatan?
13. Apakah anda pernah tidak menggunakan alat
seharusnya?
16. Apakah anda menggunakan peralatan kerja sesuai
fungsinya?
17. Apakah anda pernah tidak mematikan mesin /
Jawaban
No Pertanyaan
SL SR JR TP
dengan kecepatanyang sesuai prosedur?
20. Apakah anda pernah berkerja menggunakan
yang baik?
24. Apakah anda pernah memperbaiki perlatan dalam
bekerja?
26. Apakah anda pernah merapikan pelatan kerja yang
kerja lainnya?
27. Apakah anda pernah meletakan peralatan tidak
pada tempatnya?
28. Apakah anda pernah menjaga kerapiah di area
Jawaban
No Pertanyaan
SL SR JR TP
sampah organik dan non organik di sembarang
tempat?
KUESIONER PENGAWASAN
Berilah tanda checklist() pada jawaban yang sesuai dengan kondisi yang dialami
Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dengan jawaban sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS)
Setuju (S)
Kurang Setuju (KS)
Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS STS
1. Pihak pengawas (supervisor) tidak memeriksa
kelengkapan alat pelindung diri (APD) sebelum saya
memulai pekerjaan
2. Sebelum saya bekerja, saya selalu diingatkan untuk
bekerja sesuai Standar Prosedur kerja
3. Pihak pengawas dari bagian safety (hse) jarang
melakukan pengawasan pada area produksi
4. Pengawas (supervisor) bertindak tegas pada karyawan
yang berperilaku tidak aman saat bekerja
5. Menurut saya, pengawasan dari (supervisor) pada saat
bekerja masih kurang baik
77
Jawaban
No Pernyataan
SS S KS TS STS
6. Penentuan prosedur kerja di perusahaan sudah cukup
jelas dan mudah dipahami
7. Prosedurkerja di perusahaan mampu memudahkan
pegawai dalam memperkecil kesalahan
8. Penetapan anggaran untuk tugas pegawai telah jelas dan
transparan.
9. Tindakan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai
sudah dilakukan dengan objektif
10. Pimpinan saya memberikan tindakan tegas apabila saya
melanggar aturan
OUTPUT SPSS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,937 10
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Tingkat kemungkinan
terjadinya kecelakaan 7,86 5,538 ,953 ,920
merupakan definisi dari
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
79
,967 10
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Pengawas (supervisor)
bertindak tegas pada
30,97 13,440 ,972 ,959
karyawan yang berperilaku
tidak aman saat bekerja
Prosedur kerja di
perusahaan mampu
memudahkan pegawai 31,20 14,106 ,639 ,972
dalam memperkecil
kesalahan
80
Cronbach's
Alpha N of Items
,989 30
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptives
Median 7,00
Variance 1,796
Minimum 4
Maximum 9
Range 5
Interquartile Range 2
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptives
Median 101,00
Variance 135,943
Minimum 84
Maximum 120
Range 36
Interquartile Range 22
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Descriptives
Median 40,00
Variance 16,730
87
Minimum 36
Maximum 47
Range 11
Interquartile Range 8
HASIL UNIVARIAT
kategori_pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori_perilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kategori_pengawasan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kategori_perilaku
% within
100,0% 0,0% 100,0%
kategori_pengetahuan
Baik Count 6 24 30
% within
20,0% 80,0% 100,0%
kategori_pengetahuan
Total Count 22 24 46
% within
47,8% 52,2% 100,0%
kategori_pengetahuan
89
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,65.
Risk Estimate
N of Valid Cases 46
Kategori_perilaku
% within
100,0% 0,0% 100,0%
kategori_pengawasan
Tinggi Count 3 24 27
90
% within
11,1% 88,9% 100,0%
kategori_pengawasan
Total Count 22 24 46
% within
47,8% 52,2% 100,0%
kategori_pengawasan
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 46
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,09.
Risk Estimate
N of Valid Cases 46
91