Anda di halaman 1dari 48

TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN MINI PILE UNTUK

PERKUATAN MSE WALL PADA OPRIT 1 PEMBANGUNAN


PROYEK
FLYOVER BANTAIAN-MUARA ENIM

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Laporan Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata kuliah Kerja


Prakttik Diploma-III Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negri Sriwijaya

Oleh:

HAFIZ RULIANSYAH NIM (062130100647)


M FADIL YULIAN WIDJAYA NIM (062130100625)

PROGRAM STUDI DIPLOMA D-III


JURUSAN TEKNIK SIPIL

1
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2023

HALAMAN PENGESAHAN

TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN MINI PILE UNTUK


PERKUATAN MSE WALL PADA OPRIT 1 PEMBANGUNAN
PROYEK
FLYOVER BANTAIAN-MUARA ENIM

LAPORAN KERJA PRAKTIK

Palembang, 2023
Menyetujui,

2
Ketua Jurusan Teknik Sipil Pembimbing,

Ibrahim, S.T., M.T. Ir.YUSRI, M.T.


NIP. 196905092000031001 NIP. 1958121819890310001

3
ABSTRAK

Pelaksanaan Kerja Praktik bertujuan untuk mendapatkan pengalaman


yang berhubungan dengan bidang keahlian, guna memenuhi salah satu mata
kuliah Prodi D-3 Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Sriwijaya.
Pembuatan laporan Kerja Praktik dikerjakan dengan meninjau dan
melakukan kerja praktik pada pembangunan flyover Bantaian Muara Enim
dan difokuskan pada teknis pelaksanaan pemasangan mini pile. Pelaksanaan
pemasangan mini pile dilaksanakan dalam waktu 14 hari. Selama
pelaksanaan pekerjaan tersebut, ditemukan beberapa permasalahan yang
terjadi yang disertai solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di
lapangan. Dapat diketahui bahwa pelaksanaan kerja praktik dapat
memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai teknik pelaksanaan
pekerjaan pemasangan mini pile fly over Bantaian Muara Enim.

Kata Kunci: Kerja Praktik mini pile


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Kerja Praktik MBKM dengan lancar. Penulis mengambil judul
“TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN MINI PILE UNTUK PERKUATAN MSE
WALL PADA OPRIT 1 PEMBANGUNAN PROYEK
FLYOVER BANTAIAN-MUARA ENIM”.
Dengan adanya kegiatan kerja praktik, diharapkan mahasiswa dapat
mengaplikasikan ilmunya dalam dunia kerja yang sebenarnya.
Keberhasilan dalam menyelesaikan laporan ini tidak lepas dari
bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dengan selesainya laporan Kerja Praktik ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1) Bapak Dr. Ing. Ahmad Taqwa, M.T., selaku Direktur Politeknik Negeri
Sriwijaya.
2) Bapak Ibrahim, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Sriwijaya.
3) Bapak Ir.Yusri, M.T. Selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan.
4) Bapak M Yandi selaku Manajer Pelaksana PT. Ricky Kencana Sukses
Mandiri
5) Bapak Ir. Farlin Rosyad, S.T., M.T., MKOM, IPM selaku Team
Leader/HSE Engineer Konsultan Supervisi PT. Indec Internusa.
6) Bapak Yefta Peter Mangalik, Bapak Dodi Wahyudi, dan Bapak
KM.Farid Wajdi selaku pembimbing Kerja Praktik di lapangan, serta
seluruh staff PT.Ricky Kencana Sukses Mandiri dan PT. Indec Internusa
yang telah membantu kami selama Kerja Praktik MBKM berlangsung.
7) Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan baik berupa moril
maupun dukungan materil.
8) Serta semua pihak yang telah membantu selama pelaksanaan Kerja
Praktik dan penyelesaian laporan Kerja Praktik .

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.


Harapan penulis semoga laporan Kerja Praktik ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, terutama bagi rekan-rekan mahasiswa khususnya untuk Jurusan
Politeknik Negeri Sriwijaya.

Palembang, 2023

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Indec Internusa....................................5


Gambar 2. 2 Struktur Organisasi PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri........13
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan infrastruktur di provinsi Sumatera Selatan saat ini
tengah masif dilakukan. Hal ini dilakukan dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan kebutuhan akan prasarana yang menunjang aktivitas sehari-
hari, seperti jalan, gedung, dan jembatan. Keberadaan prasarana tersebut akan
memberikan dampak pada beberapa bidang seperti bidang sosial, ekonomi,
pertahanan, dan keamanan. Selain itu, prasarana publik memegang peranan
penting dalam kemajuan dan perkembangan suatu daerah, hal ini disebabkan
karena kebutuhan akan prasarana berhubungan langsung dengan masyarakat.
Seperti hal nya sekarang ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
sudah memulai pembangunan fly over yang berada di perlintasan sebidang rel
kereta api pada ruas Simpang Belimbing – Batas Kabupaten Muara Enim,
yaitu fly over Bantaian. Fly over Bantaian akan dibangun dengan panjang
keseluruhan 650 meter dengan bentang utama 50 meter. Fly over ini akan
dilengkapi jalan pendekat dari arah Palembang 300 meter dan arah Muara
Enim 350 meter. Pembangunan fly over Bantaian sudah lama dinantikan dan
dibutuhkan masyarakat karena menjadi salah satu sumber kemacetan yang
disebabkan lokasi tersebut selalu terjadi antrean panjang kendaraan pada saat
kereta api melintas.
Melihat hal demikian, pembangunan fly over Bantaian dimaksudkan
untuk memperlancar konetivitas dan aksesibilitas lalu lintas, serta
memberikan alternatif bagi warga untuk meningkatkan produktifitas
perekonomian. Selain itu, pembangunan ini bertujuan untuk mengantisipasi
pertumbuhan volume kendaraan lalu lintas yang semakin pesat dan dapat
memberikan pelayanan sampai dengan batas umur teknis yang direncanakan.
Dengan adanya pembangunan fly over Bantaian diharapkan arus lalu lintas
menjadi lancar dan mengurangi resiko kecelakaan karena adanya perlintasan
kereta api.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pembahasan laporan ini
difokuskan pada pekerjaan pemasangan Mini pile pada Proyek
Pembangunan Fly Over Bantaian, Gunung Megang, Muara Enim.
Pembangunan fly over ini dikerjakan oleh PT. Ricky Kencana Sukses
Mandiri dan diawasi oleh PT. Indec Internusa.

1.2 Tujuan dan Manfaat Proyek


Secara umum tujuan pembangunan proyek Fly Over Bantaian,
Gunung Megang, Muara Enim adalah sebagai berikut.
1. Mengantisipasi pertumbuhan volume kendaraan lalu lintas yang semakin
pesat.
2. Memperlancar alur lalu lintas agar tidak terjadi lagi antrian panjang pada
saat kereta api melintas.
3. Mengurangi resiko kecelakaan yang disebabkan adanya perlintasan kereta
api.
Sedangkan tujuan tinjauan terhadap teknis pelaksanaan pekerjaan
mini pile pada oprit 1 dan baching plant pada proyek Fly Over Bantaian,
Gunung Megang, Muara Enim adalah sebagai berikut.
1. Meninjau teknis pelaksanaan pekerjaan mini pile pada oprit 1
2. Pelaksanaan pengendalian mutu dan penerapan keselamatan kesehatan
kerja di lapangan.
3. Mengkaji permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan mini
pile.Adapun manfaat dari tinjauan pelaksanaan pekerjaan mini pile pada oprit
1 proyek Fly Over Bantaian, Gunung Megang, Muara Enim adalah sebagai
berikut.
1. Memperoleh gambaran yang konkret dari pelaksanaan proyek baik
pekerjaan fisik maupun non fisik.
Mendapatkan pengalaman kerja di lapangan yang dapat melengkapi mata
kuliah teori sekaligus membandingkannya sehingga diperoleh keseimbangan
ilmu keteknikan.
2. Dapat menjelaskan tahapan perubahan antara gambar perencanaan
dengan pelaksanaan di lapangan.
3. Dapat menjelaskan dan memberikan solusi terhadap permasalahan yang
terjadi selama proyek berlangsung.

1.3 Sistematika Penulisan Proyek


Sistematika penulisan ini sesuai dengan pedoman penulisan Laporan
Magang yang telah ditetapkan oleh pihak jurusan Teknik Sipil Politeknik
Negeri Sriwijaya. Dalam hal ini mengenai pembahasan akan diuraikan secara
terperinci. Adapun yang akan dibahas dalam Laporan Magang ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang, tujuan dan manfaat
proyek, serta sistematika penulisan.
BAB II PROFIL MITRA MAGANG
Bab ini berisi tentang profil mitra magang yang terdiri dari struktur
organisasi mitra magang, data umum proyek, data teknik proyek, dan
ruang lingkup magang.
BAB III PELAKSANAAN PEKERJAAN, PERMASALAHAN, DAN
SOLUSI
Bab 3 ini berisi tentang pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang
sesuai dengan mata kuliah yang akan di konversikan pada kegiatan
magang sebanyak 12 mata kuliah. Setiap sub judul disesuaikan
dengan pekerjaan yang ada di lapangan.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil
pembahasan dan analisis sebagai penutup dari isi Laporan Magang.
BAB II
PROFIL MITRA MAGANG

2.1 Sejarah PT. Indec Internusa dan PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri
2.1.1 PT. Indec Internusa
Konsultan supervisi atau konsultan pengawas merupakan badan
usaha yang bergerak di bidang pengawasan pelaksana konstruksi yang
berfungsi sebagai wakil atau mediator dari pemilik proyek. Konsultan
pengawas bertugas dalam menjalankan komunikasi, konsultasi, kontrol dan
pengendalian dengan pihak kontraktor. PT. Indec Internusa adalah
perusahaan konsultan supervisi yang berpusat di kota Bandung dan sudah
berpengalaman dalam pengerjaan banyak proyek nasional, salah satunya
adalah proyek Fly Over Bantaian Muara Enim.
PT. Indec Internusa didirikan pada tahun 1971 oleh Ir. Bondan
Paripoerno sebagai Direktur Utama dan prakarsa pendiriannya diilhami oleh
beberapa orang Sarjana Teknik dalam bidak keteknikan dengan nama PT.
Indec & Ass. Ltd. Pada tahun 2004 nama PT. Indec & Ass. Ltd. berubah
menjadi PT. INDEC Internusa.
Dengan bertambahnya pengalaman perusahaan dari tahun ke tahun
serta mengevaluasi secara objektif, PT. Indec Internusa dapat dikatakan
bahwa perusahaan ini terus berkembang dengan pesat tetapi wajar.
Bonafiditasnya dinilai dari tetap dipercayanya PT. Indec Internusa dalam
melaksanakan proyek-proyek sesuai dengan bidangnya yang tercermin terus
berlangsung dan bertambahnya hubungan kerja dengan client-client. Baik
dengan Instansi Pemerintah ataupun dengan Swasta. Dalam pelaksanaan
pekerjaan Jasa Konsultan yang bersifat teknologi tinggi, PT. Indec Internusa
melakukan kerja sama dengan konsultan luar negeri.
Di dalam pembangunan proyek Fly Over Bantaian Muara Enim PT.
Indec Internusa juga mempunyai struktur organisasi yang bertujuan agar
proyek ini dapat selesai sesuai dengan ketepatan waktu, ketepatan biaya, dan
spesifikasinya. Berikut struktur organisasi dari PT. Indec Internusa pada
pembangunan proyek Fly Over Bantaian Muara Enim. Struktur organisasi PT
dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi PT. Indec Internusa

Berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang pada masing-


masing struktur organisasi proyek tersebut:
A. Direktur
Tugas dari Direktur sebagai berikut:
1) Mengelola bisnis dan menyusun strategi bisnis untuk
kemajuan perusahaan.
2) Melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan di perusahaan
sehingga seluruh kinerja karyawan bisa ditingkatkan atau
dipertahankan.
3) Mengirim laporan secara rutin ke para pemegang saham.
4) Melakukan pengadaan rapat dengan semua jajaran pada
perusahaan tersebut
5) Mewakili perusahaan untuk melakukan kerjasama dengan
lembaga lain baik dengan lembaga dalam negeri atau luar negeri.
6) Mewakili perusahaan dalam perkara pengadilan atau hukum dalam
skala dalam negeri atau luar negeri.
7) Mengurus dan mengelola kepentingan perusahaan yang sesuai
dengan maksud dan tujuan sesuai dengan kebijakan yang
sebelumnya dibuat.
8) Menjalankan kepengurusan sesuai dengan kebijakan yang tepat yang
telah ditetapkan dalam UU Perseroan Terbatas dan anggaran dasar di
perusahaan.
Wewenang dari Direktur sebagai berikut :
1) Menentukan dan memilih staf-staf yang membantu dalam perusahaan.
2) Menyetujui anggaran belanja perusahaan.
3) Menerapkan visi misi perusahaan

B. Team Leader / HSE Engineer


Tugas dari Team Leader / HSE Engineer sebagai berikut:
1) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
untuk setiap pelaksanaan pengukuran atau rekayasa lapangan yang
dilakukan pelaksana dan menyampaikan laporan kepada PPK
sehingga dapat dilakukan dengan cepat keputusan-keputusan yang
diperlukan, termasuk untuk pekerjaan pengembalian kondisi dan
pekerjaan minor mendahului pekerjaan utama serta rekayasa
terperinci lainnya.
2) Mengkoordinasikan seluruh tenaga ahli pengawasan konstruksi
secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada semua lokasi di
lapangan dimana pekerjaan konstruksi sedang dilaksanakan serta
memberi penjelasan tertulis kepada pelaksana mengenai apa yang
sebenarnya di tuntu dalam pekerjaan tersebut bila dalam kontrak
hanya dinyatakan secara umum.
3) Memastikan bahwa pelaksana memahami Dokumen Kontrak secara
benar, melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan spesifikasi serta
gambar- gambar, dan pelaksana menerapkan teknik pelaksanaan
konstruksi yang tepat/cocok dengan keadaan lapangan untuk
berbagai macam kegiatan pekerjaan.
4) Mengkoordinasikan pencatatan kemajuan pekerjaan setiap hari yang
dicapai pelaksana pada lembar kemajuan pekerjaan (progress
schedule) yang telah disetujui.
5) Memonitor dan mengevaluasi secara seksama kemajuan dari semua
pekerjaan dan melaporkannya segera atau tepat waktu kepada
PPK bila kemajuan pekerjaan terlambat sebagaimana tercantum
pada buku spesifikasi umum dan hal itu benar-benar berpengaruh
terhadap jadwal penyelesaian yang direncanakan . Dalam hal
demikian, maka membuat rekomendasi secara tertulis bagaimana
caranya untuk mengejar keterlambatan tersebut.
6) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai.
7) Menjamin bahwa sebelum pelaksana diijinkan untuk melaksanakan
pekerjaan berikutnya, maka pekerjaan-pekerjaan sebelumnya yang
akan tertutuo atau menjadi tidak tampak harus sudah diperiksa atau
diuji dan sudah memenuhi persyaratan dalam dokumen kontrak.
8) Memberi rekomendasi kepada PPK menyangkut mutu dan jumlah
pekerjaan yang telah selesai.
9) Menkoordinaiskan perhitungan dan pembuatan sketsa-sketsa yang
benar untuk bahan PPK pada setiap lokasi pekerjaan.
10) Mengawasi dan memeriksa pembuatan gambar sebenarnya
terbangun atau terpasang (as-built drawings) dan mengupayakan
agar semua gambar tersebut dapat diselesaikan sebelum
Penyerahan Pertama Pekerjaan (PHO).
11) Memeriksa dengan teliti setiap gambar-gambar kerja dan
analisa/perhitungan konstruksi dan kuantitasnya yang dibuat oleh
pelaksana sebelum pelaksanaan.
12) Melakukan inspeksi secara teratur dan memeriksa pekerjaan pada
semua lokasi pekerjaan dalam kontrak, serta membuat laporan
kepada PPK terhadap hasil inspeksi lapangan.
13) Menkoordinasikan pembuatan laporan-laporan mengenai kemajuan
fisik dan keuangan proyek yang ada di bawah wewenangnya dan
menyerahkan kepada PPK serta instansi lain yang terkait tepat pada
waktunya.
14) Menyusun dan memelihara arsip korepondensi kegiatan, laporan
harian, laporan mingguan, bagan kemajuan pekerjaan, pengukuran
pembayaran, gambar desain, laporan hasil inspeksi lapangan, laporan
pemenuhan tingkat layanan jalan dan lainnya.
15) Bertanggung jawab penuh kepada direksi atas beban pekerjaan yang
telah dilimpahkan.

Wewenang dari Team Leader / HSE Engineer sebagai berikut:


1) Memimpin, mengarahkan, dan mengendalikan seluruh tenaga ahli
pengawasan konstruksi terhadap berjalannya pelaksanaan pekerjaan.
2) Memeriksa dengan teliti semua kuantitas hasil pengukuran setiap
pekerjaan yang telah selesai.
3) Membuat rekomendasi kepada PPK untuk menerima atau menolak
pekerjaan dan material.
4) Memberi rekomendasi kepada PPK hasil penjaminan mutu dan
keluaran hasil pekerjaan serta pemenuhan tingkat layanan jalan
terkait dengan usulan pembayaran yang diajukan pelaksana.

C. Operator Komputer
Tugas dari Operator Komputer sebagai berikut:
1) Melaporkan dan menginformasikan kepada atasan atau pimpinan
perusahaan tentang hasil riset data yang sudah di lakukannya.
2) Membuat sistem keamanan atau proteksi pada sistem komputer yang
dimiliki perushaan agar tidak terjadi sesuatu hal yang tidak
diinginkan.
3) Melakukan perbaikan komputer jika mengalami kerusakan atau
gangguan secara hardware dan software.
4) Menjaga segala rahasia perusahaan tentang data dan file penting
serta tidak di informasikan kepada orang yang tidak berkepentingan
termasuk orang luar perusahaan.

D. Quantity Engineer
Tugas dari Quantity Engineer sebagai berikut:
1) Mengikuti petunjuk teknis dan nasihat dari Site Engineer dalam
melaksanakan tugas-tugasnya serta bekerjasama dengan Quality
Engineer untuk menyesuaikan metoda pelaksanaan di lapangan
dengan di laboratorium.
2) Melakukan pengawasan di lapangan secara terus menerus pada
semua lokasi pekerjaan konstruksi yang sedang dilaksanakan, dan
memberitahu dengan segera kepada Site Engineer tentang semua
pekerjaan yang tidak memenuhi/sesuai dokumen kontrak.
3) Mengawasi, membuat catatan dan memeriksa semua hasil
pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertifikat pembayaran serta
menjamin bahwa pembayaran terhadap kontraktor sudah benar dan
sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak.
4) Membuat ringkasan/risalah tentang kegiatan konstruksi, keadaan
cuaca, pengadaan material, jumlah dan keadaan tenaga kerja,
peralatan yang digunakan, jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan,
pengukuran dilapangan, kejadian-kejadian khusus dan sebagainya
dengan menggunakan formulir laporan standar (laporan harian) yang
harus diserahkan/dikirim kepada site engineer dan satuan kerja fisik
tiap hari setelah selesai kerja.
5) Melakukan pengawasan dilapangan secara terus menerus terhadap
semua pekerjaan harian, termasuk membuat catatan mengenai
peralatan, tenaga kerja dan bahan-bahan yang digunakan kontraktor
dalam melaksanakan pekerjaan harian tersebut.
6) Mengevaluasi prosedur kerja yang diajukan oleh kontraktor dan
evaluasi hasil pekerjaan (performa pekerjaan) dilapangan.
7) Membantu site engineer mengadakan pengukuran akhir secara
keseluruhan dari bagian pekerjaan yang telah diselesaikan yang
mutunya memenuhi syarat.

E. Quality Engineer
Tugas dari Quality Engineer sebagai berikut:
1) Bila dalam dokumen kontrak kontraktor yang bersangkutan harus
mengadakan peralatan laboratorium, maka Quality Engineer
harus melakukan pengawasan yang seksama atas pemasangan,
pengaturan dan penempatan peralatan laboratorium lapangan
kontraktor serta memantau alat-alat pengujian sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai, peralatan laboratorium yang ada sudah siap
dioperasikan.
2) Melaksanakan pengawasan dari hari ke hari atas semua pekerjaan
pengujian yang dikerjakan oleh kontraktor dan tenaga-tenaganya
dalam rangka pengendalian mutu material serta hasil pekerjaannya,
dan memberitahukan dengan segera secara tertulis kepada
Site Engineer tentang kekurangan-kekurangan yang dijumpai baik
dalam prosedur pengujian yang dipakai maupun setiap cacat yang
terdapat pada material atau mutu pekerjaannya.
3) Mengawasi semua pelaksanaan pengujian dilapangan yang
dilakukan oleh kontraktor, dan dapat memastikan bahwa jumlah core
yang diambil itu atau lubang uji yang dibuat tidak kurang dari syarat
minimum yang ditetapkan spesifikasi, sehingga cukup
memungkinkan melakukan suatu evaluasi statistik untuk
mengukur/menghitung ketebalan lapisan perkerasan yang telah
dilaksanakan.
4) Memberikan panduan dilapangan bagi personil teknisi kontraktor
dan teknisi konsultan mengenai metodologi pengujian yang
terkait/diperlukan.
5) Menyerahkan kepada site engineer minimal satu kali setiap bulan
suatu risalah bulanan mengenai semua hasil pengujian yang
diperoleh selama bulan sebelumnya, untuk diserahkan oleh site
engineer kepada satuan kerja fisik.
Wewenang dari Quality Engineer sebagai berikut:
1) Menganalisa semua data hasil pengujian mutu pekerjaan serta
menyerahkannya kepada site engineer rekomendasi secara tertulis
tentang disetujui atau ditolaknya material dan hasil pekerjaan yang
bersangkutan
2) Memeriksa semua material/bahan yang didatangkan ke lokasi proyek
sehingga sebelum material tersebut digunakan sudah sesuai dengan
spesifikasi.
F. Inspektor
Tugas dari Inpektor sebagai berikut:
1) Mengawasi dan memeriksa hasil pekerjaan yang di jasa pemborongan.
2) Mengkoordinasikan penyedia jasa pemborongan berkaitan dengan
masalah utilitas umum dan jenis tanah.
3) Membuat sistem pengarsipan yang baik, antara lain : menyimpan
tanda terima, dan memeliharanya sebagai catatan tetap, jaminan yang
dibutuhkan menurut syarat kontrak yang ada dalam kegiatan.
4) Mempersiapkan As Built Drawing semua pekerjaan sipil termasuk
detail- detailnya.
5) Melakukan survey selama pelaksanaan berlangsung bekerja sama
dengan Spesial Technician untuk mengkonfirmasikan hasil survey
dari Penyedia jasa Pemborongan.
6) Mencatat jadwal proses yang terbaru dan membantu pejabat pembuat
komitmen dengan data pembayaran dan fisik pada saat diperlukan.
7) Mengawasi pekerjaan pembangunan dan perbaikan, serta membantu
mengambil keputusan yang cepat dan tepat apabila terjadi
penyimpangan.
8) Melaksanakan dan melaporkan tentang PHO.

G. Surveyor
Tugas dari Surveyor sebagai berikut:
1) Membantu kegiatan survey dan pengukuran diantaranya pengukuran
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran
data- data lapangan.
2) Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah dilakukan
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi dan pencegahannya.
3) Mengawasi survey lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan akurat telah mewakili
kuantitas untuk pembayaran sertifikat bulanan untuk pembayaran
terakhir.
4) Mengawasi survey lapangan yang dilakukan kontraktor untuk
memastikan pengukuran dilaksanakan dengan prosedur yang benar
dan menjamin data yang diperoleh akurat sesuai dengan kondisi
lapangan untuk keperluan peninjauan desain atau detail desain.
5) Mengawasi pelaksanaan stack out, penetapan elevasi sesuai dengan
gambar rencana.
6) Melakukan pelaksanaan survey lapangan dan penyelidikan dan
pengukuran tempat-tempat lokasi yang akan dikerjakan terutama
untuk pekerjaan.
7) Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan kepada kepala
proyek.

H. Teknisi Laboraotrium
Tugas dari Teknisi Laboratorium sebagai berikut:
1) Membantu site engineer dalam melaksanakan tugasnya.
2) Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan
personil dan peralatan laboratorium kontraktor, agar pelaksanaan
pekerjaan selalu disukung tersedianya tenaga dengan peralatan
pengendalian mutu sesuai dengan persyaratan dalam dokumen
kontrak.
3) Melakukan pengawasan dan pemeriksaan setiap hari terhadap semua
kegiatan pemeriksaan mutu bahan dan pekerjaan yang sudah
dilaksanakan agar sesuai dengan dokumen kontrak dan spesifikasi
yang ada, serta melaporkannya kepada Site Engineer setiap
permasalahan yang timbul sehubungan dengan pengendalian mutu.
4) Melakukan analisis semua pengujian mutu, termasuk usulan
komposisi campuran (Job Mix Formula) baik untuk pekerjaan aspal,
agregat, tanah dan beton, serta memberikan rekomendasi dan
justifikasi teknik atas persetujuan dan penolakan usulan tersebut.
5) Membantu penyiapan data-data pengujian/penyelidikan bahan untuk
penyusunan Laporan.
2.1.2 PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri
Kontraktor adalah sebuah badan khusus yang bertugas melakukan
aktivitas pengadaan, baik untuk barang fisik maupun jasa, dan mendapat
upah sesuai dengan nilai kontrak yang telah disepakati kedua pihak. PT
Ricky Kencana Sukses Mandiri adalah perusahaan kontraktor yang berpusat
di kota Palembang dan sudah berpengalaman dalam pengerjaan banyak
proyek nasional, salah satunya adalah proyek Fly Over Bantaian Muara
Enim.
Pada tanggal 28 Oktober 1989 CV. Ricky Kencana Corporation
didirikan di Palembang oleh Ricco Perdana sebagai Direktur Utama dan
pada tanggal 17 mei 1999 beralih menjadi PT. Ricky Kencana Sukses
Mandiri.
PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri sebagai perusahaan kontraktor
yang bergerak di bidang design engineering untuk Building, Gambar rencana
pekerjaan design struktur Pondasi Equipment, Jembatan, Intrastruktur jalan,
Mini Pile, Concrete Pile, dan Bore Pile
Di dalam pembangunan proyek Fly Over Bantaian Muara Enim PT.
Ricky Kencana Sukses Mandiri juga mempunyai struktur organisasi yang
bertujuan agar proyek ini dapat selesai sesuai dengan ketepatan waktu,
ketepatan biaya, dan spesifikasinya. Berikut struktur organisasi dari PT.
Ricky Kencana Sukses Mandiri pada pembangunan proyek Fly Over
Bantaian Muara Enim:

Gambar 2. 2 Struktur Organisasi PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri


Berikut penjelasan mengenai tugas dan wewenang pada masing-
masing

A. Direktur
Tugas dari Direktur sebagai berikut:
1) Mengelola bisnis dan menyusun strategi bisnis untuk
kemajuan perusahaan.
2) Melakukan evaluasi terhadap kinerja karyawan di perusahaan
sehingga seluruh kinerja karyawan bisa ditingkatkan atau
dipertahankan.
3) Mengirim laporan secara rutin ke para pemegang saham.
4) Melakukan pengadaan rapat dengan semua jajaran pada perusahaan
tersebut
5) Mewakili perusahaan untuk melakukan kerjasama dengan lembaga
lain baik dengan lembaga dalam negeri atau luar negeri.
6) Mewakili perusahaan dalam perkara pengadilan atau hukum dalam
skala dalam negeri atau luar negeri.
7) Mengurus dan mengelola kepentingan perusahaan yang sesuai
dengan maksud dan tujuan sesuai dengan kebijakan yang
sebelumnya dibuat.
8) Menjalankan kepengurusan sesuai dengan kebijakan yang tepat yang
telah ditetapkan dalam UU Perseroan Terbatas dan anggaran dasar di
perusahaan.
Wewenang dari Direktur sebagai berikut :
1) Menentukan dan memilih staf-staf yang membantu dalam perusahaan.
2) Menyetujui anggaran belanja perusahaan.
3) Menerapkan visi misi perusahaan.

B. Manager Keuangan
Tugas dari Manager Keuangan sebagai berikut:
1) Menyusun perencanaan keuangan perusahaan.
2) Mengoperasikan kebutuhan keuangan perusahaan.
3) Bekerja sama dengan manajer divisi lain.
4) Membantu pengambilan keputusan terkait investasi.
5) Menjadi narahubung perusahaan pada pasar keuangan
6) Mengelola fungsi akuntansi perusahaan.
7) Melakukan perencanaan dan pengembangan sistem keuangan
perusahaan.
8) Mengontrol jalannya efisiensi kerja perusahaan.
9) Mengelola pajak perusahaan.
10) Mengelola arus kas, utang dan piutang.

C. Manager Pelaksana
Tugas dari Manager Pelaksana sebagai berikut:
1) Mengelompokkan tugas dan sub-tugas yang akan dikerjakan tim.
2) Memecah proyek menjadi tugas-tugas kecil yang bisa direalisasikan.
3) Memecahkan masalah yang muncul dalam proyek.
4) Menjaga kekompakan tim.
5) Mengevaluasi kinerja proyek.
6) Mengelola seluruh sumber daya secara
efektif. Wewenang dari Manager Pelaksana
sebagai berikut:
1) Menetapkan jadwal pengembangan proyek.
2) Mengarahkan tim untuk mencapai tujuan bersama.
3) Memantau kemajuan proyek dan menetapkan tenggat waktu.

D. Ahli K3 Konstruksi
Tugas dari Ahli K3 Konstruksi sebagai berikut:
1) Mengkaji dokumen kontrak dan metode kerja pelaksanaan konstruksi.
2) Merencanakan dan menyusun program K3.
3) Membuat prosedur kerja dan instruksi kerja penerapan ketentuan K3.
4) Melakukan sosialisasi, penerapan dan pengawasan pelaksanaan
program, prosedur kerja dan instruksi kerja K3.
5) Melakukan evaluasi dan membuat laporan penerapan SK3 dan
pedoman teknis K3 konstruksi.
6) Mengusulkan perbaikan metode kerja pelaksanaan konstruksi
berbasis K3, jika diperlukan.
7) Melakukan penanganan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
serta keadaan darurat.
Wewenang Ahli K3 Konstruksi sebagai berikut:
1) Menerapkan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang dan
terkait K3 Konstruksi.
2) Melakukan inspeksi dan audit keselamatan di lokasi konstruksi.
3) Mengembangkan dan merevisi rencana keselamatan kerja yang
sesuai dengan proyek konstruksi.

E. Manager Teknik
Tugas dari Manager Teknik sebagai berikut:
1) Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pengujian.
2) Memeriksa laporan hasil pengujian.
3) Mengusulkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pengujian serta
alat yang harus dikalibrasi ulang.
4) Bertanggung jawab terhadap kinerja analis.
5) Bertanggung jawab terhadap kinerja alat.
6) Mengusulkan pelatihan analis/teknisi.
7) Bertanggung jawab terhadap jaminan mutu
pengujian. Wewenang dari Manager Teknik sebagai
berikut:
1) Menandatangani sertifikat pengujian.
2) Mengesahkan instruksi kerja.
3) Mengatur pemeliharaan dan perawatan peralatan, mesin atau
infrastruktur teknis lainnya.

F. Quantity Engineer
Tugas dari Quantity Engineer sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab terhadap semua pengukuran kuantitas dan
pekerjaan sementara serta membuat catatan untuk semua
pengukuran, perhitungan kuantitas dan sertifikasi pembayaran untuk
memastikan kontraktor di bayar sesuai dengan kontrak.
2) Membuat rekomendasi terperinci dalam bentuk kuantitas untuk
setiap variasi kontrak yang diajukan yang meliputi perubahan kecil
maupun besar dalam desain ataupun spesifikasi.
3) Melakukan pengawasan secara terus menerus dan memeriksa semua
pengukuran, kalkulasi kuantitas untuk sertifikat pembayaran bulanan
dan memastikan bahwa kontraktor di bayar dengan tepat dari volume
pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan- ketentuan dalam dokumen
kontrak.
4) Melaksanakan dengan akurat dan mutakhir gambar-gambar yang
telah dibangun serta mengawasi pembuatan gambar-gambar minor
lainnya yang diperlukan.
5) Menyelenggarakan arsip-arsip untuk korespondensi proyek, laporan
mingguan, kemajuan pelaksanaan pekerjaan, pengukuran dan lain
sebagainya.
6) Membantu site engineer dalam melaksanakan pengukuran akhir pada
segmen pekerjaan yang sudah selesai dilaksanakan.

G. Quality Engineer
Tugas dari Quality Engineer sebagai berikut:
1) Pengendalian terhadap mutu bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan
oleh kontraktor berdasarkan ketentuan dan persyaratan yang telah
ditentukan dalam dokumen kontrak.
2) Melakukan pengawasan dan pemantauan ketat atas pengaturan
personil dan peralatan laboratorium kontraktor agar pelaksanaan
pekerjaan selalu didukung tersedianya tenaga dan peralatan
pengendalian mutu sesuai dengan dalam dokumen kontrak.
3) Melakukan pengawasan setiap hari semua kegiatan pemeriksaan
mutu bahan dan pekerjaan, serta segera memberikan laporan kepada
site engineer setiap permasalahan yang timbul sehubungan dengan
pengendalian mutu bahan dan pekerjaan.
4) Melakukan analisa semua hasil test, termasuk usulan komposisi
campuran (job mix formula), soil cement, agregat dan beton, serta
memberikan rekomendasi dan justifikasi teknis atas persetujuan dan
penolakan usulan tersebut.
H. Surveyor
Tugas dari Surveyor sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab penuh terhadap pengukuran.
2) Mempelajari gambar kerja yang telah disetujui oleh insinyur proyek
untuk diterapkan di lapangan.
3) Menentukan as atau tanda pada bangunan sesuai gambar kerja.
4) Menentukan elevasi bangunan sesuai gambar kerja.
5) Menentukan batas-batas untuk semua pekerjaan struktur.
6) Membuat gambar-gambar kerja yang diperlukan dalam proyek.
7) Bertanggung jawab atas data-data pengukuran di lapangan.

I. Administrasi Teknik
Tugas Administrasi Teknik sebagai berikut:
1) Pengelolaan dokumen: menyusun, mengatur, dan memelihara
dokumen teknis seperti laporan proyek, instruksi kerja, dan
spesifikasi teknis.
2) Pemantauan proyek: merekam perkembangan proyek, mencatat
catatan rapat, dan memastikan bahwa jadwal dan tenggat waktu
terpenuhi.
3) Pengelolaan komunikasi: memfasilitasi komunikasi antara tim
proyek, klien, atau pihak lain yang terlibat dalam proyek teknis.
4) Pengadaan dan pemeliharaan inventaris: mengelola inventaris
peralatan dan suku cadang teknis serta melakukan pemeliharaan
rutin.
5) Pengaturan jadwal: menyusun jadwal untuk inspeksi, pemeliharaan,
atau proyek teknis lainnya, serta memastikan pelaksanaannya sesuai
rencana.
6) Pengumpulan data dan analisis: mengumpulkan data teknis dari
berbagai sumber, menganalisisnya, dan menyusun laporan
berdasarkan hasil analisis.
7) Pemeliharaan sistem dan perangkat lunak: memastikan sistem dan
perangkat lunak teknis berfungsi dengan baik dan diperbarui sesuai
kebutuhan.
2.2 Data Umum Proyek
Data umum proyek pembangunan Fly Over Bantaian Muara Enim
sebagai
berikut:
Nama Paket : Pembangunan Fly Over KA. Bantaian
Lokasi : Kabupaten Muara Enim
Nomor Kontrak : HK 02 03-SBSN-Bb5.8.3/591
Tanggal Kontrak : 01 Maret 2023
Nilai Kontrak : Rp 58.747.695.200,- (Termasuk PPN)
Waktu Pelaksanaan : 480 (Empat Ratus Delapan Puluh)
Hari Kalender
Waktu Pemeliharaan : 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) Hari
Kalender
Sumber Dana : SBSN Tahun Anggaran 2023-2024
Pengguna Jasa : P2JN Provinsi Sumatera Selatan
Konsultan Supervisi : PT. Indec Internusa KSO PT Cipta
Strada
KSO PT Nusa Dinamika Solusindo
Konsultan Perencana : C.V. Mercuri Desain Consultant
Kontraktor : PT. Ricky Kencana Sukses Mandiri

2.3 Data Teknis Proyek


Data teknis proyek pembangunan Fly Over Bantaian sebagai
berikut: Peraturan : SNI 1725:2016, SNI
2833:2016
Desain Pembebanan : SNI 1725:2016
Berat Jenis Beton : 2.500 kg/m3
Berat Jenis Pavement : 2.300kg/m3
Kecepatan Kendaraan Rencana : 40km/jam

A. Beton
Mutu Beton yang digunakan adalah sebagai berikut:
- U Girder Fc’ : 30 Mpa
- Lantai Jembatan Fc’ : 30 Mpa
- Abutment Fc’ : 30 Mpa
- Lean Concrete Fc’ : 10 Mpa
Selimut Beton yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Deck & (Balok & Plat) 30 mm


- : Abutmen (Menyentuh 100 mm
- Tanah) : Abutmen 50 mm
(Eksterior) :
B. Tulangan
Baja Tulangan Harus Ulir (Fy = 390 MPa)

C. Baja Prategang
- Tensile Strength : 1.860 Mpa
- Type of Strand : KBjP – P7 RB Low
Relaxation
- Diameter of PC Strand : 12.7 mm
- Jacking Force : 75% UTS
2.4 Ruang Lingkup Magang
Ruang lingkup pada kegiatan magang dibatasi pada:
1. Tinjauan teknis pelaksanaan pemasangan mini pile, meliputi:
a. Penjadwalan pelaksanaan pemasangan mini pile.
b. Perhitungan design mix formula untuk dinding penahan tanah.
c. Perhitungan kebutuhan material pembuatan dinding penahan tanah.
d. Gambar kerja dinding penahan tanah.
e. Fabrikasi tulangan dinding penahan tanah
f. Persiapan cetakan/bekisting dinding penahan tanah
g. Pekerjaan pengecoran dinding penahan tanah
h. Penggunaan alat berat pada pembuatan dinding penahan tanah
2. Pengendalian mutu dan penerapan keselamatan kesehatan kerja di lapangan.
a. Pengujian Hammer Test pada dinding penahan tanah.
b. Pengujian kuat tekan sample beton dinding penahan tanah
c. Pengujian Slump Flow pada dinding penahan tanah.
d. Pengujian PDA pada dinding penahan tanah
e. Pengujuan CSL pada dinding penahan tanah.
3. Penerapan manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada pekerjaan
pembangunan dinding penahan tanahJembatan adalah suatu konstruksi yang
gunanya meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah.
Rintangan ini biasanya jalan lain berupa jalan air atau lalu lintas biasa.
Jembatan yang berada diatas jalan lalu lintas biasanya disebut viaduct.
Jembatan dapat digolongkan sebagai berikut :
i. Jembatan – jembatan tetap.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 PENGERTIAN JEMBATAN


Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan
menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak
sama tinggi permukaannya. Dalam perencanaan dan perancangan jembatan
sebaiknya mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan
teknis dan estetika-arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas, Aspek
teknis, Aspek estetika (Supriyadi dan Muntohar, 2007).
Menurut (Asiyanto 2008) jembatan rangka baja adalah struktur
jembatan yang terdiri dari rangkaian batang – batang baja yang dihubungkan
satu dengan yang lain. Beban atau muatan yang dipikul oleh struktur ini akan
diuraikan dan disalurkan kepada batang – batang baja struktur tersebut,
sebagai gaya – gaya tekan dan tarik, melalui titik – titik pertemuan batang
(titik buhul). Garis netral tiap – tiap batang yang bertemu pada titik buhul
harus saling berpotongan pada satu titik saja, untuk menghindari timbulnya
momen sekunder.

3.1.1 Peranan Jembatan Terhadap Transportasi

Jalan merupakan alat penghubung antara daerah yang penting sekali


bagi penyelenggaraan pemerintah, ekonomi kebutuhan sosial, perniagaan,
kebudayaan, pertahanan. Trasportasi sangat penting bagi ekonomi dan
pembangunan negara dan bangsa. Maju – mundurnya suatu negara, terutama
dalam bidang ekonomi sangat tergantung pada baik dan tidaknya sistem
transportasi yang ada. Baik tidaknya atau lancar tidaknya transportasi sangat
tergantung pada alat – alatnya, antara lain yang terpenting kendaraan –
kendaraannya, sistem transportasi, tranportation policy dan pada keadaan
jalannya. Jembatan adalah bagian dari jalan itu. Jembatan sangat menentukan
pula kelancaran transportasi. Peranan jembatan yang sangat penting dalam
menopang sistem transportasi darat yang ada, maka jembatan harus kita buat
cukup kuat dan tahan, tidak mudah rusak. Kerusakan pada jembatan dapat
menimbulkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas jalan, terlebih – lebih
di jalan yang lalu lintasnya padat seperti di jalan utama, di kota, dan di
daerah ramai lainnya. Kemacetan lalu lintas dalam kota bisa terjadi karena
adanya suatu perbaikan jembatan. Berpuluh – puluh bahkan ratusan
kendaraan berhenti berderet – deret menunggu giliran untuk lewat jembatan.
Berapakah kerugian yang diderita sebagai akibat dari waktu yang hilang itu?.
Beberapa kerugian yang nyata itu dapatlah kita sebut, diantaranya
penghambatan kecepatan angkut dari kendaraan – kendaraan. Kecepatan
angkut sangat penting pengaruhnya dalam bidang ekonomi, kestabilan harga
– harga, kelancaran distribusi dan lain sebagainya (Subarkah, 1979).

Menurut (Satyarno, 2003) jembatan rangka dibuat dari struktur


rangka yang biasanya terbuat dari bahan baja dan dibuat dengan
menyambung beberapa batang dengan las atau baut yang membentuk pola-
pola segitiga. Jembatan rangka biasanya digunakan untuk bentang 20 m
sampai 375 m. Ada banyak tipe jembatan rangka yang dapat digunakan
diantaranya sebagai berikut, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Tipe - Tipe Jembatan Rangka
Sumber : Satyarno, 2003

Menurut (Spiegel dan Limbrunner, 1991) baja konstruksi adalah


alloy steels (baja paduan), yang pada umumnya mengandung lebih dari 98 %
besi dan biasanya kurang dari 1 % karbon. Komposisi aktual kimiawi sangat
bervariasi untuk sifat – sifat yang diinginkan, seperti kekuatannya dan
ketahanannya terhadap korosi, baja dapat juga mengandung elemen paduan
lainnya, seperti silicon, magnesium, sulfur, fosfor, tembaga, krom, dan nikel,
dalam berbagai jumlah. Baja tidak merupakan sumber yang dapat
diperbaharui (renewable), tetapi dapat mempunyai daur ulang (recycled), dan
komponen utamanya, besi, sangat banyak. Baja tidak mudah terbakar, tetapi
harus anti api. Hal ini tidak dimaksudkan untuk mengatakan bahwa baja
merupakan jawaban untuk semua masalah struktur. Bahan bangunan lainnya,
seperti beton, bata, dan kayu, mempunyai peran sendiri – sendiri.
Penggunaan struktur baja, apabila dilihat pada bangunan dan perbandingan
(ratio) antara kekuatan berat (atau kekuatan per satuan berat) harus
dipertahankan tinggi, maka bajalah yang dapat memenuhinya. Baja
konstruksi juga memiliki keuntungan dan kelemahan diantaranya adalah
sebagai berikut :
Keuntungan baja adalah keseragaman bahan dan sifat – sifatnya yang
dapat diduga secara cukup tepat. Kestabilan dimension, kemudahan
pembuatan, dan cepatnya pelaksanaan juga merupakan hal – hal yang
menguntungkan dari baja struktur ini.
Kelemahan baja adalah mudahnya bahan ini mengalami korosi (tidak
semua jenis baja) dan berkurangnya kekuatan pada temperatu tinggi.
3.1.2 Tahapan Perencanaan

Menurut (Supriyadi dan Muntohar, 2007) perbedaan antara ahli satu


dengan yang lainnya sangat dimungkinkan terjadi, dalam perencanaan
jembatan, tergantung latar belakang kemampuan dan pengalamannya. Belajar
dari perbedaan pandangan inilah seharusnya para ahli dapat menyimpulkan
suatu permasalahan yang ada pada perencanaan jembatan, dan dapat
menemukan suatu penyelesaian dalam sebuah perencanaan. Perbedaan
tersebut harus tidak boleh menyebabkan gagalnya proses perencanaan.
Seorang ahli atau perancang paling tidak harus telah mempunyai data baik
sekunder maupun primer yang berkaitan dengan pembangunan jembatan,
sebelum sampai pada tahap pelaksanaan konstruksi. Hal ini sangat diperlukan
untuk kelangsungan para ahli dalam merencanakan pembangunan sebuah
jembatan. Data sekunder maupun primer yang telah didapat tersebut,
merupakan bahan pemikiran dan pertimbangan sebelum kita mengambil
suatu keputusan akhir. Pada Gambar 2.2 akan ditunjukkan tentang suatu
proses perencanaan yang perlu dilaksanakan. Data yang diperlukan berupa :
 Lokasi :

 Topografi

 Lingkungan

 Tanah Dasar

 Keperluan : melintasi sungai, melintasi jalan lain

 Bahan Struktur :
 Karakteristiknya

 Ketersediaannya

 Peraturan

PROSES
ANALISIS OUTPUT
HASIL

INPUT DATA EVALUASI

Gambar 2.2. Skema Proses Perencanaan

Sumber : Supriyadi dan Muntohar, 2007

3.1.3 Pemilihan Lokasi Jembatan

Penentuan lokasi dan layout jembatan tergantung pada kondisi lalu


lintas. Umumnya, suatu jembatan berfungsi untuk melayani arus lalu lintas
dengan baik, kecuali bila terdapat kondisi-kondisi khusus. Prinsip dasar
dalam pembangunan jembatan menurut (Troitsky, 1994) dalam (Supriyadi
dan Muntohar, 2007) adalah jembatan untuk jalan raya, tetapi bukan jalan
raya untuk jembatan. Kondisi lalu lintas yang berbeda-beda dapat
mempengaruhi lokasi jembatan. Panjang - pendeknya bentang jembatan akan
disesuaikan dengan lokasi jalan setempat. Penentuan bentangnya dipilih yang
sangat layak dari beberapa alternatif bentang pada beberapa lokasi yang telah
diusulkan. Pertimbangan terhadap lokasi akan sangat didasarkan pada
kebutuhan masyarakat yang menggunakan jembatan. Pada penentuan lokasi
jembatan akan dijumpai suatu permasalahan apakah akan dibangun di daerah
perkotaan ataukah pinggiran kota bahkan di pedesaan. Perencanaan dan
perancangan jembatan di daerah perkotaan terkadang tidak diperhatikan
dengan cermat dan tepat. Kehadiran jembatan di tengah kota sangat
mempengaruhi landscape atau tata kota tersebut. Perencanaan dan
perancangan tipe jembatan modern di daerah perkotaan, seorang ahli
sebaiknya mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan
teknis dan estetika-arsitektural (Supriyadi dan Muntohar, 2007).

3.1.4 Aspek Lalu Lintas

Persyaratan transportasi meliputi kelancaran arus lalu lintas


kendaraan dan pejalan kaki yang melintasi jembatan tersebut. Perencanaan
yang kurang tepat terhadap kapasitas lalu lintas perlu dihindarkan, karena
akan sangat mempengaruhi lebar jembatan. Pentingnya diperoleh hasil yang
optimum dalam perencanaan lebar optimumnya agar didapatkan tingkat
pelayanan lalu lintas yang maksimum. Mengingat jembatan akan melayani
arus lalu lintas dari segala arah, maka muncul kompleksitas terhadap existing
dan rencana, volume lalu lintas, oleh karenanya sangat diperlukan ketepatan
dalam penentuan tipe jembatan yang akan digunakan. Pendekatan ekonomi
selayaknya juga sebagai bahan pertimbangan biaya jembatan perlu dibuat
seminimum mungkin. Melihat beberapa kasus biaya investasi jembatan di
daerah perkotaan adalah sangat tinggi. Hal ini akan sangat terkait dengan
kesesuaian lokasi yang akan direncanakan (Supriyadi dan Muntohar,
2007).

Persyaratan teknis yang perlu dipertimbangkan antara lain :

Penentuan geometri struktur, alinemen horizontal dan vertical, sesuai


dengan lingkungan sekitarnya.
Pemilihan sistem utama jembatan dan posisi dek.

Penentuan panjang bentang optimum sesuai dengan syarat


hidraulika, arsitektural, dan biaya konstruksi.
Pemilihan elemen-elemen utama struktur atas dan struktur bawah,
terutama tipe pilar dan abutment.
Pendetailan struktur atas seperti : sandaran, parapet, penerangan, dan
tipe perkerasan.
Pemilihan bahan yang paling tepat untuk struktur jembatan
berdasarkan pertimbangan struktural dan estetika.

3.1.5 Aspek Estetika

Aspek estetika jembatan di perkotaan merupakan faktor yang penting


pula dipertimbangkan dalam perencanaan. Kesesuaian estetika dan
arsitektural akan memberikan nilai lebih kepada jembatan yang dibangun di
tengah-tengah kota. Jembatan pada kota-kota besar di dunia banyak yang
mempunyai nilai estetika yang tinggi disamping kekuatan strukturalnya
(Supriyadi dan Muntohar, 2007).
3.1.6 Layout Jembatan

Variabel yang penting, setelah lokasi jembatan ditentukan adalah


mempertimbangkan layout jembatan terhadap topografi setempat.
Perkembangan sistem jalan raya, pada awalnya mempunyai standar yaitu
jalan raya lebih rendah dari jembatan. Biaya investasi jembatan merupakan
proporsi terbesar dari total biaya jalan raya. Konsekuensinya, struktur
tersebut hampir selalu dibangun pada tempat yang idela untuk
memungkinkan bentang jembatan sangat pendek, fondasi dapat dibuat
sehematnya, dan melintasi sungai dengan layout berbentuk squre layout
(Supriyadi dan Muntohar, 2007).
Proses perencanaan jembatan akan dihadapkan pada dua sudut
pandang yang berbeda antara seorang ahli jalan dan ahli jembatan menurut
(Troitsky, 1994) dalam (Supriyadi dan Muntohar, 2007).
Perlintasan tegak lurus sungai, jurang atau jalan rel lebih sering
dipilih, dari pada perlintasan yang membentuk alinemen yang miring.
Penentuan ini didasarkan pada aspek teknis dan ekonomi. Menurut (Waddel,
1916) dalam (Supriyadi dan Muntohar, 2007) menyatakan bahwa struktur
yang dibuat pada alinemen miring adalah abominasi dalam lingkup rekayasa
jembatan.

Struktur jembatan sederhana

Kenyataan untuk struktur jembatan yang relatif sederhana sering


diabaikan terhadap alinemen jalan. Para ahli jalan raya yang sering
menempatkan alinemen sedemikian sehingga struktur jembatan merupakan
bagian penuh dari alinemen rencana jalan tersebutm, sehingga apabila
melalui sungai seringkali kurang memperhatikan layout secara cermat.

Layout jembatan bentang panjang


Struktur bertambahnya tingkat kegunaan jalan dan panjang bentang
merupakan hal yang cukup penting untuk menentukan layout. Kasus seperti
ini, dalam menentukan bagaimana layout jembatan yang sesuai perlu
diselaraskan oleh kedua ahli tersebut guna menekan biaya konstruksi.
Banyak faktor yang mempengaruhinya, salah satunya adalah sudut yang
dibentuk terhadap bidang alinemen.

Peraturan – Peraturan Perancangan Jembatan

Struktur baja yang ada saat ini, telah berkembang pesat dengan
berbagai aturan yang berbeda pada tiap negara. Konsep pemikiran dalam
perhitungannya adalah sama tetapi aturan yang terjadi adalah lain, dan itu
tergantung dari negara yang memakainya.
Menurut Tim Peneliti dan Pengembangan Wahana Komputer, 2003,
struktru baja yang saat ini, telah berkembang pesat dengan berbagai aturan
yang berbeda pada tiap negara. Diantara peraturan perhitungan struktur baja
yang dipakai pada SAP 2000 adalah sebagai berikut :
American institute of Steel Construction’s ”Allowable Stress Design
and Plastis Design Spesification for Structural Steel Buildings”, AISC – ASD
(AISC, 1989).
American institute of Steel Construction’s “Load and Resistance
Factor
Design Spesification for Structural Steel Buildings”, AISC – LRFD
(AISC, 1994).
American Assotiation of State Highway ang Transportation Officiall
“AASHTO – LRFD Bridge Design Spesification”, AASHTO – LRFD
(AASHTO, 1997).
Canada Institute of Steel Construction’s “Limit State Design of Steel
Structures”, CANICSA – s16. 1 – 94 (CISC, 1995).
British Standart Institution’s “Structural Use of Steelwork in
Building”, BS5950 (BSI, 1990).
European Committee for Standarditation’s “Eurocode 3 : Design of
Steel Structures Part 1.1 : General Rules and Rules for Buildings”, ENV
1993 – 1 – 1 (CEN, 1992).
(Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer, 2003)

Badan Standarisasi Nasional (2005) mempunyai peraturan –


peraturan yang digunakan di Indonesia, untuk merancang struktur jembatan.
Peraturan yang digunakan Badan Standarisasi Nasional (2005) dalam
perancangan jembatan adalah sebagai berikut :
Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJJR,
1987)

Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI)

Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan (Bridge Management


System, 1992)

Revisi SNI 03-2833-1992, tentang Perencanaan Ketahanan Gempa


untuk Jembatan.
RSNI T-03-2005, tentang Perencanaan Struktur Baja untuk
Jembatan.
Perencanaan Pembebanan

Perencanaaan pembebanan jembatan jalan raya didasarkan pada pedoman


Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJR, 1987) dan Brigde
Management System 1992.
Beban primer

Beben primer merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada


setiap perencanaan jembatan. Beban primer meliputi beban mati, beban hidup,
beban kejut dan gaya akibat tekanan tanah.
Beban sekunder

Beban sekunder merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan


dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan. Beban sekunder
meliputi beban angin, gaya akibat perbedaan selip, gaya akibat rangka susut, gaya
rem, gaya akibat gempa bumi, gaya gesekan pada tumpuan yang bergerak.
Beban khusus

Beban khusus merupakan beban-beban khusus untuk perhitungan tegangan


pada perencanaan jembatan. Beban khusus meliputi gaya sentrifugal, gaya tumbuk
pada jembatan layang, gaya dan beban selama pelaksanaan, dan gaya akibat air.
3.3 BACHING PLANT

Batching Plant adalah salah satu alat konstruksi yang gunanya sebagai tempat untuk
produksi beton ready mix dalam jumlah yang besar. Selain itu, ada beberapa pengertian batching
plant yang dibedakan dari jenis beton yang dihasilkan atau dari jenis pengoperasiannya.
Untuk Anda yang belum tahu, beton sendiri adalah salah satu bahan konstruksi yang
harganya murah. Namun meskipun murah, bahan ini memiliki kekuatan yang tidak perlu
diragukan.
Jika berdasarkan jenis beton yang dihasilkan, pengertian batching plant memiliki 2 macam
yaitu batching plant wet dan batching plant dry. Batching plant wet merupakan hasil beton yang
sudah siap dikirim. Sedangkan batching plant dry merupakan produk beton yang masih dalam
bentuk setengah jadi dan masih perlu diaduk dan dicampur lagi di truk mixer. Jika dari jenis
pengoperasiannya, pengertian batching plant adalah batching plant manual dan otomatis. Untuk
manual, batching plant dioperasikan dengan tombol agar semua komponen bisa bergerak.
Sedangkan otomatis hanya perlu klik mouse saat loading karena batching plant ini terhubung
dengan komputer yang sudah dilengkapi dengan software pendukung.

Komponen Batching Plant. Setelah mengetahui beberapa pengertian batching plant, tidak
ada salahnya jika mengetahui juga beberapa komponen batching plant. Berikut beberapa
komponen batching plant:
1. Tangki semen atau silo yang berfungsi untuk menampung semen
2. Agregat bunkers yang digunakan untuk penampungan agregat yang terdapat sekat untuk
memisahkan fraksi agregat.
3. Alat untuk mencampur atau mixer
4. Conveyor
5. Timbangan
6. Tangki air
7. Dan yang terakhir adalah unit kontrol

Saat ini banyak sekali yang membutuhkanbatching plant sehingga penjualannya juga
semakin meningkat dan tidak akan sulit ketika ingin mendapatkannya. Mobile batching plant atau
batching plant mini sudah bisa ditemukan di mana saja dan setiap jenis yang ada memiliki
keunggulan yang berbeda-beda. Semua keunggulan yang diberikan tentu saja akansesuai dengan
harga yang ditawarkan. Jika ingin membeli batching plant, tidak ada salahnya jika memperhatikan
terlebih dulu keunggulan yang sesuai dengan kebutuhan.

3,4 JENIS DAN FUNGSI ALAT BERAT

Dalam bidang teknik sipil alat-alat berat digunakan untuk membantu manusia dalam
melakukan pekerjaan membangun struktur bangunan. Saat ini alat berat merupakan faktor
penting dalam proyek, terutama proyek- proyek konstruksi dalam skala yang besar. Tujuan
dari penggunaan alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan
pekerjaannya sehingga
Hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif
lebih singkat. Pada saat suatu proyek akan dimulai, kontaktor akan memilih alat berat yang
akan digunakan pada proyek tersebut. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan salah
satu faktor penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat
baik jenis, ukuran maupun jumlahnya. Ketepatan dalam pemilihan alat berat akan
memperlancar jalannya proyek. Kesalahan dalam pemilihan alat berat dapat mengakibatkan
proyek menjadi tidak lancar. Dengan demikian keterlambatan penyelesaikan proyek dapat
terjadi. Hal ini akhinnya dapat menyebabkan biaya proyek membengkak. Produktivitas yang
kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk pengadaan alat lain yang lebih sesuai
merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih besar.
1. Klasifikasi Fungsional Alat Berat
Berikut adalah klasifikasi fungsional alat berat :
1. Alat Pengolahan Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan
sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jikapada lahan masih terdapat semak atau pepohonan
maka pembukaan dapat dilakukan menggunakan dozer. Untuk mengangkatan lapisan tanah
paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya
rata selain dozer dapat digunakanmotor grader.
2. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Fungsi dari alat ini adalah untuk
menggali, seperti dalam pekerjaan pembuatanbasement atau saluran. Beberapa alat berat
digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah front
shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.
3. Alat Pengangkut
Pengangkutan material dapat dibagi menjadi pengangkutan horizontal maupun vertikal.
Truk dan wagon termasuk dalam alat pengangkutan horizontal karena material yang
diangkutnya hanya dipindahkan secara horizontal dari suatu tempat ketempat lain. Umumnya
alat ini dipakai untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang
relatif jauh. Truk maupun wagon memerlukan alat lain yang membantu memuat material
kedalamnya.
Sedangkan crane termasuk didalam kategori alat pengangkutan vertikal. Material yang
diangkut crane dipindahkan secara vertikal dari suatu elevasi ke elevasi yang lebih tinggi. Jarak
jangkau pengangkutan crane relatif kecil.
4. Alat Pemindah Material
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat
transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari satu alat ke alat lain. Loader
dan dazer alat pemindahan material.
5. Alat Pemadatan
Setelah dilakukan pekerjaan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu dilakukan
pemadatan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat. Pemadatan
juga dilakukan untuk pembuatan jalan baik itu jalan tanah, jalan dengan perkerasan lentur,
maupun perkerasan kaku. Yang termasuk alat pemadatan adalah tamping roller, preumatic-
tired roller, compactor, dan lain-lain.
6. Alat Pemroses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi
suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah
batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk dalam alat ini adalah crusher.
Alat yang dapat mencampur material untuk pembuatan beton maupun aspal dikategorikan
kedalam alat pemroses material seperti concrete batch plant dan asphalt mixingplant.
7. Alat Penempatan Akhir Material
Alat yang digolongkan pada kategori ini karena fungsinya, yaitu untuk menempatkan
material pada tempat telah ditentukan. Di tempat atau lokasi ini material disebarkan secara
merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk
dalam kategori ini adalah concrere spreader, asphalt paver, motor grader, d

2. Alat Berat yang Digunakan


Pada proyek Pembangunan Jalan Tol Indralaya-Muara Enim seksi simpang
Indralaya-Prabumulih yuasin digunakan alat berat sebagai berikut :
1. Dump Truck
Dump truck adalah truk alat berat yang isinya (muatan) dapat dikosongkan tanpa
penanganan. Dump truck biasa digunakan untuk mengangkut material alam seperti tanah,
pasir, batu split, dan juga material olahan seperti beton kering pada proyek konstruksi.
Umumnya material yang dimuat pada dump truck oleh alat pemuat seperti excavator,
backhoe, atau loader. Untuk membongkar muatan material, bak dump truck dapat terbuka
dengan bantuan sistem hidrolik.

2.Excavator
Excavator atau mesin penggeruk adalah alat berat yang terdiri dari batang, tongkat,
keranjang dan rumah-rumah dalam sebuah wahana putar dan digunakan untuk penggalain
(akskavasi). Kegunaan dari excavator adalah untuk menggali, mengangkut, mengeruk
material yang berada di dalam proyek.
3.Water Tank Truck
Water tank truck digunakan untuk mengangkut air, yang
digunakan untuk pekerjaan pemadatan lapis pondasi agregat
kelas A, setelah penghamparan material selesai kemudian di
padatkan dan di siram air menggunakan water tank. Water tank
yang di gunakan proyek ini memiliki kapasitas sebesar 3000-
4500 liter.
41

Anda mungkin juga menyukai