ABSTRAK
Proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi),
merupakan proyek pembangunan tower-tower transmisi yang berfungsi sebagai penyangga
dan perentang kabel konduktor. Proyek ini sangatlah kompleks karena memiliki beberapa
tahapan, yaitu pra konstruksi, tower konstruksi dan stringing. Setiap tahapan memiliki
kendala yang berbeda, sehingga berpotensi mempunyai risiko tinggi dalam pelaksanaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level risiko yang berpotensi mempunyai risiko
tinggi.
Metode penelitian yang dilakukan meliputi identifikasi risiko dengan cara review
dokumen, survey pendahuluan dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis risiko terhadap
penilaian probabilitas dan dampak risiko diperoleh dengan cara melakukan kuesioner berupa
survey utama. Penentuan level risiko dilakukan dengan matriks probabilitas-dampak risiko.
Responden merupakan personel yang terlibat dalam proyek pembangunan Jaringan Transmisi
SUTT yang dikerjakan oleh PT. Mardika Sarana Engineering.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan lima risiko dengan level risiko tertinggi.
Risiko tersebut adalah (1) belum selesainya pembayaran ganti rugi lahan atau tanaman yang
dilewati jalur transmisi (ROW), (2) keadaan cuaca seperti hujan, angin, dan sebagainya dalam
waktu yang lama menyebabkan penyelesaian pekerjaan terhambat, (3) kenaikan harga
material stringing dan material impor lainnya akibat fluktuasi nilai valas, (4) kondisi struktur
tanah di setiap lokasi pekerjaan membutuhkan metode dan waktu pekerjaan pondasi yang
berbeda, dan (5) tidak tersedianya akses untuk material, peralatan dan pekerja ke lokasi.
Kata kunci: analisis risiko, level risiko, respon risiko, focus group discussion.
PENDAHULUAN
Seperti diketahui dalam mengelola sebuah proyek, biaya, mutu dan waktu, merupakan
tiga elemen penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu proyek. Proyek dapat
dikatakan sukses dan menghasilkan keuntungan, bila ketiga elemen yang saling berkaitan
tersebut dapat dikendalikan oleh kontraktor pelaksana proyek. Jika salah satu elemen tidak
dapat dikendalikan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan, dapat dipastikan akan
mempengaruhi dua elemen lain dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil seperti yang
diharapkan.
Dengan melakukan analisis risiko pada sebuah proyek, maka akan diketahui risiko apa
saja yang terjadi, yang dapat mempengaruhi biaya, mutu maupun waktu pelaksanaan proyek
tersebut. Diharapkan dengan mengetahui risiko yang berpengaruh, risiko tersebut dapat
diantisipasi maupun dieliminasi untuk proyek selanjutnya yang sejenis.
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
METODE
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus, di mana penelitian dilakukan
terhadap beberapa obyek studi secara mendalam dan hasilnya dapat digunakan sebagai
referensi untuk menangani kasus yang sejenis. Dalam penelitian ini, obyek yang diteliti adalah
proyek-proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT yang dikerjakan oleh PT. Mardika
Sarana Engineering.
Tahapan penelitian yang dilakukan seperti pada Gambar 1 di bawah ini.
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Variabel penelitian yang didapat merupakan kumpulan variabel risiko yang berpotensi
terjadi pada obyek penelitian, dalam hal ini proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT
yang dilaksanakan oleh PT. Mardika Sarana Engineering. Berdasarkan hasil rekapitulasi
survey pendahuluan yang kemudian dibahas dalam FGD (Focus Group Discussion),
didapatkan variabel penelitian terdiri dari 36 variabel risiko dan terbagi dalam 7 kategori yang
memiliki relevansi dengan proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT.
Pengukuran risiko untuk menetapkan nilai dampak dan probabilitas menggunakan
analisis risiko kualitatif (Qualitative Risk Analysis). Setiap risiko diberi nilai 1 sampai dengan
5 untuk mewakili probabilitas atau dampak dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi
terhadap besarnya probabilitas (probability) atau besaran dampak (impact) yang ditimbulkan.
Kriteria probabilitas diberikan dalam bentuk nilai prosentase kemungkinan risiko itu akan
terjadi. Sedangkan pengukuran nilai dampak disesuaikan dengan besaran nilai prosentase dari
biaya, mutu dan waktu dari pelaksanaan proyek yang menjadi obyek penelitian. Penentuan
akhir kriteria penilaian probabilitas dan dampak ditetapkan dalam Focus Group Discussion
(FGD).
Survey utama merupakan cara untuk mendapatkan nilai probabilitas dan dampak dari
masing-masing risiko kepada para responden. Berdasarkan hasil survey utama, selanjutnya
dilakukan pengolahan untuk menentukan nilai rata-rata. Hasil nilai rata-rata tentunya tidak
mendapatkan nilai bulat, sementara dalam menentukan level tingkat risiko dengan
menggunakan matriks probabilitas-dampak risiko, nilai dampak maupun nilai kemungkinan
merupakan nilai bulat. Pendekatan nilai pembulatan mengacu level persetujuan dan evaluasi
untuk analisa indeks risiko (Abd. Majid M.Z. dan Ronald Mc Caffer, 1997).
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
Dalam melaksanakan respon terhadap risiko tinggi, Forum FGD bermufakat bahwa
sebelum menentukan respon apa yang digunakan telah sepakat menentukan urutan prioritas
respon risiko adalah sebagai berikut: (1) mengurangi risiko (mitigation) yakni melakukan
upaya untuk mengurangi dampak yang terjadi atau menurunkan probabilitas atau kedua-
duanya; (2) memindahkan risiko (transference), apabila langkah mitigasi yang dilakukan
dirasa masih menyisakan dampak yang besar maupun probabilitas yang tinggi maka perlu
dilakukan langkah transfer risiko; (3) menerima risiko (acceptance), apabila langkah 1 dan 2
yang dilakukan dirasakan masih menyisakan potensi risiko maka perlu dilakukan menerima
risiko, yaitu dengan menyiapkan cadangan yang diperlukan termasuk biaya, waktu dan
sumber daya yang lain untuk risiko tersebut, (4) menghindari risiko (avoidance), apabila
langkah 1, 2 dan 3 dirasakan tidak dapat mengurangi dampak maupun probabilitasnya, atau
biaya yang dikeluarkan untuk menurunkan dampak dan probabilitas melebihi dari potential
loss maka langkah terakhir yang dilakukan adalah menghindari risiko.
Dampak
Tidak
Kecil Sedang Besar Fatal
Uraian penting
1 2 3 4 5
Sangat mungkin
4 22 11
terjadi
Probabilitas
Cukup mungkin
3 1,10,17,31 6
terjadi
2,3,4,5,9,14,15,16,2
Kemungkinan kecil
2 8,12,19,25 1,20,23,27,29,30,32
terjadi
,33,36
Hasil akhir pembahasan menunjukkan bahwa respon yang paling banyak dilakukan
adalah dengan mengurangi risiko (mitigation). Dalam mengurangi risiko (mitigation),
kebijakan ini diambil bila perusahaan merasa yakin dapat mengendalikan sendiri terhadap
risiko yang diperkirakan. Cara ini dianggap paling baik bagi sebuah perusahaan, karena masih
dalam batas kemampuan untuk mengendalikan risiko yang bersangkutan. Diharapkan
perusahaan, dalam hal ini kontraktor pelaksana proyek pembangunan Jaringan Transmisi
SUTT, akan terlatih menghadapi sendiri terhadap risiko yang diperkirakan. Sehingga
kemampuan perusahaan akan meningkat dalam mengendalikan risiko.
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
kebudayaan dan lingkungan terdapat 7 risiko, desain pekerjaan terdapat 5 risiko, lokasi
pekerjaan terdapat 7 risiko, dan fisik pekerjaan 6 risiko, kondisi alam 2 risiko.
Terdapat 5 risiko yang perlu mendapat perhatian khusus dalam respon risiko, yaitu 2
risiko dengan level risiko tinggi dan 3 risiko dengan level risiko medium. Risiko-risiko
tersebut adalah: (1) belum selesainya pembayaran ganti rugi lahan/tanaman yang dilewati
jalur transmisi (ROW); (2) keadaan cuaca seperti hujan, angin dan sebagainya dalam waktu
yang lama menyebabkan pekerjaan terhambat; (3) kenaikan harga material stringing dan
material impor lainnya akibat fluktuasi nilai valas; (4) kondisi struktur tanah di setiap lokasi
pekerjaan membutuhkan metode dan waktu pekerjaan pondasi yang berbeda; dan (5) tidak
tersedianya akses untuk material, peralatan dan pekerja ke lokasi.
Dikarenakan obyek dalam penelitian ini adalah proyek pembangunan Jaringan
Transmisi SUTT yang dikerjakan oleh PT. Mardika Sarana Engineering dan responden adalah
personel yang terlibat dalam proyek tersebut, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan
menggunakan proyek sejenis yang dikerjakan oleh perusahaan konstruksi lainnya sebagai
obyek penelitian. Selain itu untuk melakukan pengukuran risiko dapat menggunakan analisis
risiko kuantitatif (Quantitative Risk Analysis), sehingga diharapkan mendapatkan respon
risiko yang beragam sebagai bahan pertimbangan proyek sejenis selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto (2009), Manajemen Risiko untuk Kontraktor, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Aslimeri, Ganefri, dan Hamdi Z. (2008), Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.
Charoenngam, C dan Yeh, C.Y. (1999), “Contractual Risk and Liability Sharing in
Hydropower Construction”, International Journal of Project Management, Vol. 17,
No. 1, hal 29 – 37.
Dey, P.K. (2001), “Decission Support System for Risk Management: a Case Study”,
Management Decission, Vol. 39, No. 8, hal. 634 – 649.
Han, S.H. dan Diekmann, J.E. (2001), “Making a Risk-based Bid Decission for Overseas
Construction Projects”, Construction Management and Economics, Vol. 19, No. 8,
hal. 765 – 776.
Majid M.Z., A. dan McCaffer, R. (1997), “Factors of Non Excusable Delays That Influence
Contractor’s Performance”, Journal of Construction Engineering and Management,
Vol. 14, No. 3, hal. 42 – 60.
Proboyo, B. (1999), “Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi dan Peringkat
dari Penyebab-Penyebabnya”, Dimensi Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, hal. 49 – 58.
Project Management Institute (2008), A Guide to the Project Management Body of
Knowledge, Third Edition, American National Standard, PA.
Tummala, V.M.R. dan Burchett, J.F. (1999), “Applying a Risk Management Process (RMP)
to Manage Cost Risk for an EHV Transmission Line Project”, International Journal of
Project Management, Vol. 17, No. 4, hal. 223 – 235.
ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-6