Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

ANALISIS RISIKO PEKERJAAN PROYEK PEMBANGUNAN


JARINGAN TRANSMISI SUTT
(SALURAN UDARA TEGANGAN TINGGI)
Giri Trisanto dan Putu Artama Wiguna
Program Studi Magister Manajemen Teknologi
Bidang Keahlian Manajemen Proyek
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Email: g.trisanto@gmail.com

ABSTRAK
Proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi),
merupakan proyek pembangunan tower-tower transmisi yang berfungsi sebagai penyangga
dan perentang kabel konduktor. Proyek ini sangatlah kompleks karena memiliki beberapa
tahapan, yaitu pra konstruksi, tower konstruksi dan stringing. Setiap tahapan memiliki
kendala yang berbeda, sehingga berpotensi mempunyai risiko tinggi dalam pelaksanaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan level risiko yang berpotensi mempunyai risiko
tinggi.
Metode penelitian yang dilakukan meliputi identifikasi risiko dengan cara review
dokumen, survey pendahuluan dan Focus Group Discussion (FGD). Analisis risiko terhadap
penilaian probabilitas dan dampak risiko diperoleh dengan cara melakukan kuesioner berupa
survey utama. Penentuan level risiko dilakukan dengan matriks probabilitas-dampak risiko.
Responden merupakan personel yang terlibat dalam proyek pembangunan Jaringan Transmisi
SUTT yang dikerjakan oleh PT. Mardika Sarana Engineering.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan lima risiko dengan level risiko tertinggi.
Risiko tersebut adalah (1) belum selesainya pembayaran ganti rugi lahan atau tanaman yang
dilewati jalur transmisi (ROW), (2) keadaan cuaca seperti hujan, angin, dan sebagainya dalam
waktu yang lama menyebabkan penyelesaian pekerjaan terhambat, (3) kenaikan harga
material stringing dan material impor lainnya akibat fluktuasi nilai valas, (4) kondisi struktur
tanah di setiap lokasi pekerjaan membutuhkan metode dan waktu pekerjaan pondasi yang
berbeda, dan (5) tidak tersedianya akses untuk material, peralatan dan pekerja ke lokasi.
Kata kunci: analisis risiko, level risiko, respon risiko, focus group discussion.

PENDAHULUAN
Seperti diketahui dalam mengelola sebuah proyek, biaya, mutu dan waktu, merupakan
tiga elemen penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu proyek. Proyek dapat
dikatakan sukses dan menghasilkan keuntungan, bila ketiga elemen yang saling berkaitan
tersebut dapat dikendalikan oleh kontraktor pelaksana proyek. Jika salah satu elemen tidak
dapat dikendalikan dan tidak sesuai dengan yang diharapkan, dapat dipastikan akan
mempengaruhi dua elemen lain dan menyebabkan ketidaksesuaian hasil seperti yang
diharapkan.
Dengan melakukan analisis risiko pada sebuah proyek, maka akan diketahui risiko apa
saja yang terjadi, yang dapat mempengaruhi biaya, mutu maupun waktu pelaksanaan proyek
tersebut. Diharapkan dengan mengetahui risiko yang berpengaruh, risiko tersebut dapat
diantisipasi maupun dieliminasi untuk proyek selanjutnya yang sejenis.

ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT merupakan salah satu pembangunan


infrastruktur ketenagalistrikan yang memerlukan analisis risiko di dalam pengendalian
proyek. Penerapan analisis risiko digunakan untuk merumuskan model pengendalian risiko
yang tepat dan sesuai, dengan cara menerapkannya ke proyek pembangunan Jaringan
Transmisi SUTT yang dikerjakan, sehingga akan selesai tepat biaya, mutu dan waktu.
PT. Mardika Sarana Engineering, sebagai salah satu kontraktor pelaksana proyek
pembangunan Jaringan Transmisi SUTT dan telah berpengalaman di bidangnya selama lebih
dari dua puluh tahun, mau atau tidak harus mulai menerapkan dan melakukan analisis risiko
terhadap proyek yang dikelolanya. Proyek yang merupakan hal terpenting bagi kelangsungan
hidup perusahaan penyedia jasa konstruksi, harus dikelola secara baik sehingga menghasilkan
sesuai yang diharapkan.
Penelitian dalam makalah ini bertujuan untuk mengetahui risiko apa saja yang
mempengaruhi pekerjaan proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT, seberapa besar
pengaruh risiko yang terjadi terhadap pekerjaan proyek pembangunan Jaringan Transmisi
SUTT dan cara penanganan risiko yang terjadi terhadap pekerjaan proyek pembangunan
Jaringan Transmisi SUTT.
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui lebih awal risiko
apa yang mempunyai tingkat risiko tinggi, pada saat melakukan pekerjaan proyek
pembangunan Jaringan Transmisi SUTT, khususnya bagi PT. Mardika Sarana Engineering.
Sehingga PT. Mardika Sarana Engineering dan kontraktor sejenis lainnya, dapat melakukan
mitigasi untuk memperkecil kemungkinan (probability) dan dampak (impact) terhadap risiko
yang ada hingga pada tingkat yang dapat diterima (acceptable).

METODE
Jenis penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus, di mana penelitian dilakukan
terhadap beberapa obyek studi secara mendalam dan hasilnya dapat digunakan sebagai
referensi untuk menangani kasus yang sejenis. Dalam penelitian ini, obyek yang diteliti adalah
proyek-proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT yang dikerjakan oleh PT. Mardika
Sarana Engineering.
Tahapan penelitian yang dilakukan seperti pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Tahapan Penelitian


Dengan menggunakan beberapa penelitian terdahulu (Tummala, V.M.R. dan Burchett,
J.F., 1999; Dey, 2001; Han dan Diekmann, 2001; Charoenngam dan Yeh, 1999), didapatkan
variabel risiko awal yang kemudian disusun sebagai draft penelitian awal. Draft penelitian
awal ini, kemudian dijadikan sumber survey pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui
variabel penelitian yang relevan dengan proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT.
Responden survey pendahuluan ini berjumlah sepuluh orang personel dari PT. Mardika
Sarana Engineering, yang terkait dengan proyek-proyek pembangunan Jaringan Transmisi
SUTT baik sebagai Construction Manager, Personnel Manager, Purchasing Manager,
Finance Manager, Site Manager dan Site Engineer.

ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Variabel penelitian yang didapat merupakan kumpulan variabel risiko yang berpotensi
terjadi pada obyek penelitian, dalam hal ini proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT
yang dilaksanakan oleh PT. Mardika Sarana Engineering. Berdasarkan hasil rekapitulasi
survey pendahuluan yang kemudian dibahas dalam FGD (Focus Group Discussion),
didapatkan variabel penelitian terdiri dari 36 variabel risiko dan terbagi dalam 7 kategori yang
memiliki relevansi dengan proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT.
Pengukuran risiko untuk menetapkan nilai dampak dan probabilitas menggunakan
analisis risiko kualitatif (Qualitative Risk Analysis). Setiap risiko diberi nilai 1 sampai dengan
5 untuk mewakili probabilitas atau dampak dari sangat rendah sampai dengan sangat tinggi
terhadap besarnya probabilitas (probability) atau besaran dampak (impact) yang ditimbulkan.
Kriteria probabilitas diberikan dalam bentuk nilai prosentase kemungkinan risiko itu akan
terjadi. Sedangkan pengukuran nilai dampak disesuaikan dengan besaran nilai prosentase dari
biaya, mutu dan waktu dari pelaksanaan proyek yang menjadi obyek penelitian. Penentuan
akhir kriteria penilaian probabilitas dan dampak ditetapkan dalam Focus Group Discussion
(FGD).
Survey utama merupakan cara untuk mendapatkan nilai probabilitas dan dampak dari
masing-masing risiko kepada para responden. Berdasarkan hasil survey utama, selanjutnya
dilakukan pengolahan untuk menentukan nilai rata-rata. Hasil nilai rata-rata tentunya tidak
mendapatkan nilai bulat, sementara dalam menentukan level tingkat risiko dengan
menggunakan matriks probabilitas-dampak risiko, nilai dampak maupun nilai kemungkinan
merupakan nilai bulat. Pendekatan nilai pembulatan mengacu level persetujuan dan evaluasi
untuk analisa indeks risiko (Abd. Majid M.Z. dan Ronald Mc Caffer, 1997).

HASIL DAN DISKUSI


Berdasarkan hasil survey utama terhadap nilai probabilitas dan dampak dapat
ditentukan level risiko dari masing-masing risiko. Level risiko merupakan cara
menggolongkan risiko sesuai level yang kita tetapkan. Dalam penelitian ini terdapat 3 level
risiko sebagai kategorinya yakni, Low (L) merupakan risiko kategori rendah, Medium (M)
merupakan risiko kategori sedang dan High (H) merupakan risiko kategori tinggi. Penentuan
level risiko dalam penelitian ini menggunakan matriks probabilitas-dampak risiko. Apabila
hasil analisa diplot ke dalam matriks maka akan tampak seperti pada Gambar 2. Berdasarkan
Gambar 2 tersebut maka terdapat 2 variabel risiko berada pada level tinggi (intolerable) yang
artinya risiko tersebut tidak dapat diterima, 3 variabel risiko berada di level medium yang
artinya risiko masih dapat diterima namun perlu pengurangan tingkat risikonya dan 31
variabel risiko berada dalam level rendah (acceptable) yang artinya variabel tersebut dapat
diterima tanpa dilakukan langkah mitigasi.
Tabel 1. Hasil Penelitian Penentuan Level Risiko
Indeks Level
No. Kategori dan Event Risiko P I
Risiko Risiko
A Organisasi dan Manajerial
1 Tidak akuratnya pelaporan kemajuan pekerjaan untuk pengawasan 3 1 3 L
2 Waktu pelaksanaan proyek tidak sesuai dengan jadwal proyek 2 2 4 L
3 Kurang/tidak kompetensinya pelaksana lapangan (kontraktor) 2 2 4 L
4 Kurang/tidak kompetensinya pengawas lapangan (PT. PLN) 2 2 4 L
B Keuangan dan Ekonomi
Kenaikan harga material sipil, struktur tower dan material lokal lainnya akibat
5 2 2 4 L
inflasi
Kenaikan harga material stringing dan material impor lainnya akibat fluktuasi
6 3 4 12 M
nilai valas
7 Kesalahan dalam perhitungan RAB (harga satuan dan harga satuan pekerjaan) 1 3 3 L
Pendanaan proyek terhambat karena terlambatnya uang muka/termijn dari PT.
8 2 1 2 L
PLN

ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Tabel 1. Hasil Penelitian Penentuan Level Risiko (lanjutan)


Indeks Level
No. Kategori dan Event Risiko P I
Risiko Risiko
Biaya tidak terduga berupa pungli atau sumbangan yang dipaksakan kepada
9 2 2 4 L
kontraktor
C Kebudayaan dan Lingkungan
Adanya isu oleh LSM kepada penduduk lokal mengenai bahaya adanya jalur
10 3 1 3 L
transmisi
Belum selesainya pembayaran ganti rugi lahan/tanaman yang dilewati jalur
11 4 4 16 H
transmisi (ROW)
Terhentinya pekerjaan sementara waktu dikarenakan libur nasional, upacara
12 2 1 2 L
adat, upacara agama, dan sebagainya.
13 Perintah penghentian pekerjaan oleh otoritas pemerintah daerah 1 2 2 L
14 Konflik antar daerah yang dilalui oleh jalur transmisi 2 2 4 L
Perijinan dari otoritas pemerintah daerah untuk melakukan pekerjaan belum
15 2 2 4 L
keluar/terkendala
Ijin khusus dari penduduk lokal untuk jalur transmisi yang melewati tanah
16 2 2 4 L
adat/agama
D Desain Pekerjaan
Gambar kerja (shop drawing) belum disetujui oleh PT. PLN sebagai pemilik
17 3 1 3 L
pekerjaan
18 Perubahan desain oleh PT. PLN 1 1 1 L
19 Ruang lingkup desain oleh PT. PLN tidak lengkap 2 1 2 L
20 Kesalahan desain oleh PT. PLN 2 2 4 L
Spesifikasi teknis yang disyaratkan oleh PT. PLN dalam RKS tidak sesuai
21 2 2 4 L
dengan kondisi di lapangan
E Lokasi Pekerjaan
22 Tidak tersedianya akses untuk material, peralatan dan pekerja ke lokasi 4 2 8 M
Tidak tersedianya sumber (resources) material pekerjaan sipil dan air kerja di
23 2 2 4 L
lokasi
Tidak tersedianya sumber daya listrik di lokasi untuk melakukan pekerjaan
24 1 1 1 L
tertentu
25 Tidak tersedianya alat komunikasi untuk koordinasi dan pengawasan 2 1 2 L
Kondisi struktur tanah di setiap lokasi pekerjaan membutuhkan metode dan
26 5 2 10 M
waktu pekerjaan pondasi yang berbeda
27 Produktivitas tenaga kerja lokal yang rendah tidak sesuai harapan 2 2 4 L
28 Kecelakaan kerja untuk pekerjaan di ketinggian 1 3 3 L
F Fisik Pekerjaan
Kerusakan peralatan saat pemakaian di lokasi yang memerlukan waktu lama
29 2 2 4 L
untuk perbaikan
Tidak lengkapnya material di lapangan untuk pekerjaan struktur tower dan
30 2 2 4 L
stringing
31 Pencurian/kehilangan material struktur tower dan stringing 3 1 3 L
Tenaga teknisi tidak memadai untuk pekerjaan tertentu yang membutuhkan
32 2 2 4 L
keahlian
Ketidaksesuaian material di lapangan dengan spesifikasi yang disyaratkan
33 2 2 4 L
oleh PT. PLN dalam RKS
Adanya cacat pada hasil pekerjaan sehingga tidak sesuai spesifikasi dan syarat
34 1 2 2 L
teknis
G Kondisi Alam
Keadaan cuaca seperti hujan, angin, dan sebagainya dalam waktu yang lama
35 5 3 15 H
menyebabkan pekerjaan terhambat
Adanya bencana alam seperti gempa, tanah longsor, dan sebagainya
36 1 4 4 L
menyebabkan pekerjaan berhenti
Sumber: Forum FGD
Untuk risiko dengan level tinggi maka harus dilakukan respon yang dapat
memperkecil level risiko hingga risiko tersebut dapat diterima yaitu minimal sampai level As
Low As Reasonable Practicable (ALARP), sedangkan pada level ALARP perlu dilakukan
respon atau mitigasi hingga dapat menurunkan levelnya menjadi acceptable, namun dengan
kriteria biaya mitigasi harus lebih kecil dari manfaat yang diperolehnya.

ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Dalam melaksanakan respon terhadap risiko tinggi, Forum FGD bermufakat bahwa
sebelum menentukan respon apa yang digunakan telah sepakat menentukan urutan prioritas
respon risiko adalah sebagai berikut: (1) mengurangi risiko (mitigation) yakni melakukan
upaya untuk mengurangi dampak yang terjadi atau menurunkan probabilitas atau kedua-
duanya; (2) memindahkan risiko (transference), apabila langkah mitigasi yang dilakukan
dirasa masih menyisakan dampak yang besar maupun probabilitas yang tinggi maka perlu
dilakukan langkah transfer risiko; (3) menerima risiko (acceptance), apabila langkah 1 dan 2
yang dilakukan dirasakan masih menyisakan potensi risiko maka perlu dilakukan menerima
risiko, yaitu dengan menyiapkan cadangan yang diperlukan termasuk biaya, waktu dan
sumber daya yang lain untuk risiko tersebut, (4) menghindari risiko (avoidance), apabila
langkah 1, 2 dan 3 dirasakan tidak dapat mengurangi dampak maupun probabilitasnya, atau
biaya yang dikeluarkan untuk menurunkan dampak dan probabilitas melebihi dari potential
loss maka langkah terakhir yang dilakukan adalah menghindari risiko.
Dampak
Tidak
Kecil Sedang Besar Fatal
Uraian penting
1 2 3 4 5

Hampir pasti terjadi 5 26 35

Sangat mungkin
4 22 11
terjadi
Probabilitas

Cukup mungkin
3 1,10,17,31 6
terjadi

2,3,4,5,9,14,15,16,2
Kemungkinan kecil
2 8,12,19,25 1,20,23,27,29,30,32
terjadi
,33,36

Jarang terjadi 1 18,24 13,34 7,28

Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi

Gambar 2. Ploting Variabel Risiko Dalam Matriks Probabilitas-Dampak

Hasil akhir pembahasan menunjukkan bahwa respon yang paling banyak dilakukan
adalah dengan mengurangi risiko (mitigation). Dalam mengurangi risiko (mitigation),
kebijakan ini diambil bila perusahaan merasa yakin dapat mengendalikan sendiri terhadap
risiko yang diperkirakan. Cara ini dianggap paling baik bagi sebuah perusahaan, karena masih
dalam batas kemampuan untuk mengendalikan risiko yang bersangkutan. Diharapkan
perusahaan, dalam hal ini kontraktor pelaksana proyek pembangunan Jaringan Transmisi
SUTT, akan terlatih menghadapi sendiri terhadap risiko yang diperkirakan. Sehingga
kemampuan perusahaan akan meningkat dalam mengendalikan risiko.

KESIMPULAN DAN SARAN


Variabel risiko pada pekerjaan proyek pembangunan Jaringan Transmisi SUTT
sebanyak 36 variabel, yang terbagi dalam 7 kategori risiko. Kategori tersebut adalah
organisasi dan manajerial terdapat 4 risiko, keuangan dan ekonomi terdapat 5 risiko,

ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

kebudayaan dan lingkungan terdapat 7 risiko, desain pekerjaan terdapat 5 risiko, lokasi
pekerjaan terdapat 7 risiko, dan fisik pekerjaan 6 risiko, kondisi alam 2 risiko.
Terdapat 5 risiko yang perlu mendapat perhatian khusus dalam respon risiko, yaitu 2
risiko dengan level risiko tinggi dan 3 risiko dengan level risiko medium. Risiko-risiko
tersebut adalah: (1) belum selesainya pembayaran ganti rugi lahan/tanaman yang dilewati
jalur transmisi (ROW); (2) keadaan cuaca seperti hujan, angin dan sebagainya dalam waktu
yang lama menyebabkan pekerjaan terhambat; (3) kenaikan harga material stringing dan
material impor lainnya akibat fluktuasi nilai valas; (4) kondisi struktur tanah di setiap lokasi
pekerjaan membutuhkan metode dan waktu pekerjaan pondasi yang berbeda; dan (5) tidak
tersedianya akses untuk material, peralatan dan pekerja ke lokasi.
Dikarenakan obyek dalam penelitian ini adalah proyek pembangunan Jaringan
Transmisi SUTT yang dikerjakan oleh PT. Mardika Sarana Engineering dan responden adalah
personel yang terlibat dalam proyek tersebut, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan
menggunakan proyek sejenis yang dikerjakan oleh perusahaan konstruksi lainnya sebagai
obyek penelitian. Selain itu untuk melakukan pengukuran risiko dapat menggunakan analisis
risiko kuantitatif (Quantitative Risk Analysis), sehingga diharapkan mendapatkan respon
risiko yang beragam sebagai bahan pertimbangan proyek sejenis selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto (2009), Manajemen Risiko untuk Kontraktor, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Aslimeri, Ganefri, dan Hamdi Z. (2008), Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 2 untuk SMK,
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Jakarta.
Charoenngam, C dan Yeh, C.Y. (1999), “Contractual Risk and Liability Sharing in
Hydropower Construction”, International Journal of Project Management, Vol. 17,
No. 1, hal 29 – 37.
Dey, P.K. (2001), “Decission Support System for Risk Management: a Case Study”,
Management Decission, Vol. 39, No. 8, hal. 634 – 649.
Han, S.H. dan Diekmann, J.E. (2001), “Making a Risk-based Bid Decission for Overseas
Construction Projects”, Construction Management and Economics, Vol. 19, No. 8,
hal. 765 – 776.
Majid M.Z., A. dan McCaffer, R. (1997), “Factors of Non Excusable Delays That Influence
Contractor’s Performance”, Journal of Construction Engineering and Management,
Vol. 14, No. 3, hal. 42 – 60.
Proboyo, B. (1999), “Keterlambatan Waktu Pelaksanaan Proyek: Klasifikasi dan Peringkat
dari Penyebab-Penyebabnya”, Dimensi Teknik Sipil, Vol. 1, No. 1, hal. 49 – 58.
Project Management Institute (2008), A Guide to the Project Management Body of
Knowledge, Third Edition, American National Standard, PA.
Tummala, V.M.R. dan Burchett, J.F. (1999), “Applying a Risk Management Process (RMP)
to Manage Cost Risk for an EHV Transmission Line Project”, International Journal of
Project Management, Vol. 17, No. 4, hal. 223 – 235.

ISBN : 978-602-97491-5-1
B-6-6

Anda mungkin juga menyukai