Anda di halaman 1dari 7

SISTEM PENGENDALIAN TRANSFER CONVEYOR SHUTTLE

MENGGUNAKAN PLC ALLEN BREDLEY-5/40, DCS BAILEY INFI 90,


DAN HMI PADA PEBBLE CRUSHER CONCENTRATOR 130
PT. NEWMONT NUSA TENGGARA

Reza Baskara Sutapa*), dan Sumardi, S.T., M.T.

Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang


Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia
*)
e-mail: rezabaskarazpk@gmail.com

Abstrak

PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan sistem otomatisasi hampir dalam
berbagai area kerja. Salah satu penerapan sistem otomatisasi pada PT. Newmont Nusa Tenggara diterapkan pada bagian
grinding, yaitu pada pebble crusher. Untuk menunjang proses pada pebble crusher, PT. Newmont Nusa Tenggara
menggunakan transfer conveyor shuttle sebagai alat untuk menentukan tempat pengisian pada salah satu atau pada
kedua cone crusher surge bin sekaligus berdasarkan keadaan atau level bin tersebut. Pada keadaan tertentu, pebble
tersebut tidak melalui transport shuttle conveyor untuk selanjutnya diolah dengan crusher, namun dilakukan bypass
melalui bypass gate. Transfer conveyor shuttle pada PT. Newmont Nusa Tenggara ini menggunakan Allen Bredley
PLC-5/40 sebagai pengendali yang diprogram dengan menggunakan ladder diagram dan sebagai akuisisi data digital
serta analog, DCS Bailey INFI 90 sebagai pengendali kontrol loop dan akuisisi data analog, dan HMI sebagai tampilan
pada control room yang digunakan untuk memantau proses dan melakukan aksi kendali pada plant. Pada makalah ini,
akan dijelaskan mengenai pengaturan secara singkat interkoneksi antar komponen penggerak transfer conveyor shuttle
dan antara plant, PLC, DCS, dan HMI pada PLC cabinet transfer shuttle conveyor PT. Newmont Nusa Tenggara.

Kata Kunci: Transfer Conveyor Shuttle, PLC, DCS, HMI, Data Analog, Data Digital.

Abstract
PT. Newmont Nusa Tenggara is one of the companies that implement the automation system nearly in various work
areas. . One application of automation systems at PT. Newmont Nusa Tenggara is applied to the grinding, which is on
the pebble crusher. To support the process of the pebble crusher, PT. Newmont Nusa Tenggara use the transfer
conveyor shuttle as a tool to determine the feeding process place or places, on one or on both cone crusher surge bin at a
time based on the circumstances or the bin level. In certain circumstances, the pebbles is not through transport shuttle
conveyor for further processing with a crusher, but do bypass through the bypass gate. Transfer conveyor shuttle at PT.
Newmont Nusa Tenggara's using a Allen Bredley PLC-5/40 as a controller programmed using ladder diagrams and as a
digital and analog data acquisition, DCS Bailey INFI 90 as the controller that is controls the loop and analog data
acquisition, and HMI as the interface in control room to monitor the process and make some settings at the plant. In this
paper, writer will describe briefly about transfer conveyor shuttles interconnection of the drive components settings
and relation between the plant, PLC, DCS , and HMI on the transfer conveyor shuttles PLC cabinet on PT . Newmont
Nusa Tenggara .

Keywords: Transfer Conveyor Shuttle, PLC, DCS, HMI, Analog Data, Digital Data.

1. Pendahuluan Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara


Barat[1]. Proyek Batu Hijau ini adalah proyek
PT Newmont Nusa Tenggara merupakan industri penambangan bijih tembaga dan emas melalui tambang
pertambangan bijih emas dan tembaga yang berskala terbuka, untuk kemudian dilakukan proses kominusi dan
Internasional dan lokasi proyek PTNNT terletak di Batu flotasi mineral tembaga sulfida untuk memproduksi
konsentrat (biijh tembaga dan emas siap olah), dan berbagai komponen kontrol yang membentuk suatu
akhirnya konsentrat yang dihasilkan dikapalkan ke konfigurasi sistem yang akan menghasilkan respon sistem
konsumen di seluruh dunia[2]. yang diinginkan.
Proses pengolahan bijih emas dan tembaga yang
telah disebutkan dapat dilakukan di 3 area yang penting
dalam proses produksi, salah satunya adalah pada bagian
departemen proses. Pengolahan material bijih tembaga
Gambar 1 Blok Sederhana Konsep Pengendalian[2]
dan emas berlangsung di area departemen proses ini. Di
Departemen Proses area 130 terbagi beberapa klasifikasi
2.2. Human Machine Interface (HMI)
area, yakni area grinding, area flotasi, area fabrikasi, area
Human Machine Interface (HMI) adalah sistem
lubrikasi, dan area rebuild & machine shop. Bermacam- yang menghubungkan antara manusia dan teknologi
macam peralatan berat yang terdapat di grinding meliputi mesin[5]. HMI dapat berupa pengendali dan visualisasi
SAG Mill, Ball Mill, Cyclone, Slurry Pump, Pebble status baik dengan manual maupun melalui visualisasi
Crusher, Conveyer Belt, dll. komputer yang bersifat real time. Sistem HMI biasanya
Untuk menunjang proses pada pebble crusher, PT. bekerja secara online dan real time dengan membaca data
yang dikirimkan melalui I/O port yang digunakan oleh
Newmont Nusa Tenggara menggunakan transfer
sistem controller-nya. Human Machine Interface
conveyor shuttle sebagai alat untuk menentukan tempat memiliki berbagai macam fungsi, diantaranya sebagai
pengisian pada salah satu atau pada kedua cone crusher berikut[5]:
surge bin sekaligus berdasarkan keadaan atau level bin 1. Memberikan informasi plant yang up-to-date kepada
tersebut. Pada keadaan tertentu, pebble tersebut tidak operator melalui graphical user interface.
melalui transfer shuttle conveyor untuk selanjutnya diolah 2. Menerjemahkan instruksi operator ke mesin.
dengan crusher, namun dilakukan bypass melalui bypass 3. Memonitor keadaan yang ada di plant.
4. Mengatur nilai pada parameter yang ada di plant.
gate. Transfer conveyor shuttle pada PT Newmont Nusa
Tenggara ini menggunakan Allen Bredley PLC-5/40
2.3. Programmable Logic Circuit (PLC)
sebagai pengendali yang diprogram dengan menggunakan PLC merupakan suatu peralatan (device) yang
ladder diagram dan sebagai akuisisi data digital serta digunakan untuk menggantikan fungsi suatu rangkaian
analog, DCS Bailey INFI 90 sebagai pengendali kontrol relay sekuens untuk mengontrol proses/mesin[6]. PLC
loop dan akuisisi data analog, dan HMI sebagai tampilan bekerja berdasarkan input yang diterima dan bergantung
pada control room yang digunakan untuk memantau pada fungsinya menghasilkan output dalam bentuk on/off
proses dan melakukan aksi kendali pada plant. (binary output).
Suatu PLC akan bekerja sesuai dengan program
Tujuan penulis melakukan pengamatan pada
yang telah diberikan kepada PLC[6]. Sinyal input dalam
transfer conveyor shuttle pada bagian pebble crusher
bentuk logika biner diterima oleh PLC dan PLC akan
concentrator 130 PT. Newmont Nusa Tenggara ini adalah
mengeksekusi berdasarkan program yang telah
untuk mengetahui dan memahami fungsi transfer
diterimanya untuk menghasilkan sinyal output juga dalam
conveyor shuttle secara umum, komponen-komponen
bentuk logika biner.
yang digunakan, cara kerja dan pengaturan sistem
kendali pada plant transfer conveyor shuttle, termasuk
didalamnya kondisi-kondisi yang menyebabkan
interlock, instrumentasi yang digunakan, pengaturan
logika ladder diagram dan function code secara umum,
interkoneksi antar komponen penggerak transfer
conveyor shuttle, dan interkoneksi PLC, DCS, dan HMI
pada PLC Cabinet.

Gambar 2 PLC Allen-Bradley PLC-5/40


2. Metode
2.1. Sistem Kontrol Otomatis Urutan langkah dari cara kerja PLC adalah sebagai
Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen berikut:
yang bekerja bersama-sama dan bersinergi untuk Step 1: Check input status
mencapai tujuan yang diinginkan[2]. Sistem tidak hanya Pertama PLC akan memeriksa/mengecek keadaan dari
dibatasi hanya untuk sistem fisik saja. Konsep sistem setiap sinyal input yang diterimanya apakah dalam
dapat digunakan pada gejala yang abstrak dan dinamis keadaan status on atau off. Dengan kata lain apakah
lainnya seperti sistem ekonomi, biologi, organisasi, dan sensor yang dihubungkan dengan input pertama dalam
lain sebagainya. Sistem kontrol adalah interkoneksi dari keadaan on atau off.
Step 2: Execute programs. kedua bin secara langsung, ataupun juga tidak melakukan
Tahap berikutnya adalah PLC akan melakukan pengisian sama sekali menuju bin, melainkan melakukan
eksekusi program yang telah diterimanya dalam satu bypass langsung menuju ke bypass conveyor.
waktu. Misalkan jika input 1 dalam keadaan on, maka Ada beberapa kemungkinan cara maupun tempat
output 1 harus juga dalam keadaan on. pengisian pebble yang dilakukan oleh transport shuttle
Step 3: Update output status conveyor yaitu:
Bagian akhir dari urutan ini adalah PLC akan Apabila semua bin tersedia (tidak inhibited), maka
melakukan up-date terhadap status output. PLC akan transfer conveyor shuttle akan bergerak menuju bin
melakukan update output berdasarkan sinyal input dengan pebble level yang paling rendah.
yang telah diterimanya dan eksekusi yang telah Apabila semua bin yang tersedia (tidak dalam keadaan
dilakukan berdasarkan programnya. inhibited) berada pada high set point, transfer
Jika ketiga langkah di atas telah dilakukan, maka conveyor shuttle akan bergerak menuju bin dengan
PLC kembali lagi untuk mengulangi secara terus-menerus pebble level yang paling rendah.
hingga tugas yang dikerjakan oleh PLC berakhir. Transfer conveyor shuttle akan bergerak dan
berpindah tempat pengisian bin apabila bin yang saat
2.4. Distributed Control System (DCS) ini sedang diisi pebble mengalami kenaikan level
DCS (Distributed Control System) adalah suatu menjadi above high set point atau pada keadaan extra
pengembangan system control dengan mengunakan high level atau operator mengubah status bin tersebut
komputer dan alat elektronik lainnya agar didapat suatu menjadi inhibit.
pengontrol suatu loop system lebih terpadu dan dapat Transfer conveyor shuttle akan bergerak menuju bin
dilakukan oleh semua orang dengan cepat dan mudah[9]. yang dipilih oleh operator berdasarkan pushbutton
DCS juga merupakan suatu jaringan kendali komputer yang ditekan (dengan terlebih dahulu mengubah mode
yang dikembangkan untuk tujuan monitoring dan auto menjadi mode manual).
pengontrolan proses variable pada industri proses. Sistem Apabila semua bin berada pada kondisi extra high
ini dikembangkan melalui penerapan teknologi level atau above high set point atau inhibited atau
mikrokomputer, software dan network. merupakan kombinasi dari ketiganya, maka transfer
conveyor shuttle akan tetap berada pada posisinya,
kemudian gate akan terbuka, sehingga pebble transfer
conveyor akan langsung menuju bypass conveyor.

Gambar 3 ABB Bailey INFI 90 (a) (b)


Gambar 4 (a) Transfer Conveyor Shuttle (b) Bypass Conveyor
Beberapa kegunaan dari DCS diantaranya[9] :
DCS berfungsi sebagai alat untuk melakukan Kontrol Salah satu instrumentasi mempengaruhi pengisian
suatu loop system dimana satu loop bisa terjadi bin pada transport shuttle conveyor ini adalah level
beberapa proses kontrol. indicator pada masing-masing cone crusher surge bin dan
Berfungsi sebagai pengganti alat alat kontrol manual level indicating controller yang terdapat dan crusher,
dan auto yang terpisah-pisah menjadi suatu kesatuan dengan menggunakan sensor berjenis sensor ultrasonik
sehingga lebih mudah untuk pemeliharaan dan dan aktuator berupa control valve dan conveyor yang
penggunaanya. berada diantara keduanya (pada crusher. Sensor
Sarana pengumpul data dan pengolah data agar ultrasonik ini mendeteksi ketinggian level pada masing-
didapat suatu proses yang benar-benar diinginkan. masing bin dan crusher, yang dapat dipantau melalui
HMI pada control room maupun melalui panel yang
3. Hasil dan Analisa terdapat pada luar lintasan transfer conveyor shuttle.
3.1. Transfer Conveyor Shuttle Instrumen lain yang terdapat pada transfer conveyor
Transfer conveyor shuttle (34-SH-101) merupakan shuttle ini adalah limit switch. Limit switch ini terpasang
salah satu plant yang terdapat pada pebble crusher. pada bagian luar dari rel transfer conveyor shuttle. Tujuan
Transfer conveyor shuttle ini berbentuk moving conveyor pemasangan ini adalah sebagai acuan lokasi pengisian
(conveyor bergerak) yang bergerak pada dua arah, yaitu pebble pada cone crusher surge bin. Terdapat tujuh acuan
utara dan selatan. Transfer conveyor shuttle bekerja tempat pengisian bin; yaitu tepat pada titik tengah pada
mengisi pebble pada tiap cone crusher surge bin maupun masing-masing bin, yaitu bin 110, bin 109, bin 108, dan
bin 111; atau diantara kedua bin yaitu diantara bin 110 &
109, diantara bin 109 & 108, dan diantara bin 108 dan sewaktu pengukuran kritis sedang di atas rentangan yang
111. Terdapat sembilan pasang limit switch yang dapat diterima. Komputer yang terdapat di sistem DCS
terpasang pada masing-masing sisi luar rel. menyimpan data plant untuk mengukur kecenderungan
dan menghasilkan bahan laporan.
Sistem DCS juga digunakan untuk pengoperasian
dan pemantauan plant dan instrument. Sistem DCS
menjalankan pengoperasian lapangan dan pengoperasian
sebagian besar peralatan plant. Kontrol utama terletak di
ruang kontrol pusat untuk kontrol pemantauan plant
(a) (b) (supervisory plant control). DCS bertanggung jawab
Gambar 5 (a) Sensor Ultrasonik (b) Limit Switch pada Lintasan untuk memantau seluruh kegiatan produksi plant. Sistem
Transfer Conveyor Shuttle juga berperan untuk memantau dan mengontrol sistem air,
sistem udara dan sistem listrik plant. DCS yang
3.2. Pengaturan Programmable Logic Circuit digunakan dalam pemantauan dan kontrol di konsentrator
(PLC) pada Transport Shuttle Conveyor 130 adalah ABB Bailey INFI 90.
PLC yang digunakan dalam pengendalian di
konsentrator 130 adalah Allen-Bredly PLC-5/40 dengan
menggunakan power supply 1771-P4S dengan input
voltage sebesar 120VAC. PLC dengan catalog number
1785-L40B ini mempunyai user memory words maksimal
sebanyak 48,000 words, dengan maksimal I/O 2048.
Jumlah port komunikasi adalah 4 ports Data Highway+
(DH+) 1784-U2DHP. Sedangkan software yang
digunakan untuk melakukan pemrograman ladder Gambar 7 ABB Bailey INFI 90
diagram pada masing-masing plant adalah RSLogix 5
Programming Software. 3.3.2. Function Code 129 Multi State Device
Driver (MSDVDR)
Function Code 129 Multi State Device Driver
(MSDVDR) merupakan function code yang digunakan
pada transfer conveyor shuttle. Logika output kendali
blok Multi State Device Driver (MSDD) dapat
dioperasikan pada lebih dari satu state. Output state
bergantung pada sinyal dua kontrol output atau sebuah
(a) (b) input operator. Nilai dari sinyal ini ditentukan dari
Gambar 6 PLC Set pada Konsentrator 130 (a) Allen-Bradley keempat output masks mana yang akan dikirimkan
PLC-5/40 dengan Power Supply Allen-Bradley 1771- menuju controlled process. Setiap output masks
P40S (b) Data Highway+ (DH+) 1784-U2DHP menyediakan tiga sinyal boolean yang ditentukan oleh
user, yang mengendalikan proses.
Ladder diagram pada transfer conveyor shuttle User menentukan output masks berdasrkan state
seluruhnya berjumlah 84 rungs yang terbagi menjadi mana yang proses seharusnya terhadap kombinasi input
beberapa section yang dibatasi dengan menggunakan tag. yang dibetikan. User juga menentukan feedback maskas
Logika ladder diagram inilah yang merupakan pengendali yang sesuai dengan output masks. Blok tersebut
kerja pada transfer conveyor shuttle, termasuk membandingkan feedback input dari proses dengan
diantaranya menentukan lokasi bin pada pengisian pebble, feedback mask yang terdapat nilai normal feedback
trigger electrical alarm, bypass, dsb. terhadap output mask yang diberikan.

3.3. Pengaturan Distributed Control System Tabel 1 Function Code 129 Output Multi State Device Driver
(DCS) pada Transfer Shuttle Conveyor (MSDVDR)
3.3.1. Jenis Distributed Control System (DCS)
Sebagian besar plant dan instrument pada
konsentrator dimonitor dengan menggunakan distributed
control system (DCS), termasuk pada pebble crusher.
Berbagai pengukuran proses dimasukkan ke sistem,
dengan variabel seperti kecepatan, temperatur, level, dan
slurry assay. Sistem DCS mengakuisisi data tersebut dan
memberikan respons sistem berupa output, sebagai contoh
adalah penyesuaian posisi valve dan kecepatan conveyor.
Sistem juga diprogram untuk mengaktifkan alarm
Tabel 2 Function Code 129 Specification Multi State Device Driver Pada transfer conveyor shuttle (34-SH-101), input
(MSDVDR) kendali 1 (S1) dan input kendali 2 (S2) berasalah dari
control logic, berdasarkan pada ladder diagram transfer
conveyor shuttle.
Spesifikasi pada blok MSDD pada transfer
conveyor shuttle adalah sebagai berikut: feedback input 1
(S3) adalah arah gerak dari transfer conveyor shuttle
tersebut. Transfer conveyor shuttle bergarak hanya pada
dua arah saja, yaitu menuju ke arah utara (north) dengan
tag 34ZL3025A atau menuju ke arah selatan (south)
dengan tag 34ZL3025F, yang keduanya dihubungkan
dengan logika OR. Feedback input 2 (S4) adalah status
bahwa transfer conveyor shuttle pada keadaan berfungsi
(ready) dengan tag 34ZL3025B. Feedback input 3 (S5)
adalah status bahwa transfer conveyor shuttle sedang
dalam keadaan di-remote dengan tag 34ZL3025C.
Sedangkan feedback input 4 (S6) adalah electrical alarm
dengan tag 34ZL3025D. Logika yang terdapat pada
bagian bawah tag name tersebut menunjukkan keadaan
dan posisi transfer conveyor shuttle saat ini. Pada gambar
4.14, ditunjukkan bahwa pada tag 34ZL3025F memiliki
logika 1, yang berarti transfer conveyor shuttle sedang
bergerak menuju arah selatan. Tag 34ZL3025B memiliki
logika 1, yang berarti transfer conveyor shuttle dalam
keadaan berfungsi. Tag 34ZL3025C memiliki logika 1,
yang berarti transfer conveyor shuttle dalam keadaan
sedang di-remote. Dan tag 34ZL3025D memiliki logika
0, yang berarti transfer conveyor shuttle dalam keadaan
berjalan normal karena tidak ada electrical alarm yang
berbunyi.
Default mask (S7) diatur dengan kombinasi 000,
yang akan dikirimkan pada output logic apabila input 1
dan input 2 bernilai 0. Output mask 1 (S8) diatur dengan
kombinasi 100, yang akan dikirimkan pada output logic
apabila input 1 bernilai 0 dan input 2 bernilai 1 atau
operator menekan kembali pushbutton state 1 (pada
manual mode). Output mask 1 (S9) diatur dengan
kombinasi 010, yang akan dikirimkan pada output logic
apabila input 1 bernilai 1 dan input 2 bernilai 0 atau
operator menekan kembali pushbutton state 2 (pada
manual mode). Output mask 1 (S10) diatur dengan
kombinasi 001, yang akan dikirimkan pada output logic
3.3.3. Pengaturan Function Code 129 Multi apabila input 1 dan input 2 bernilai 1 atau operator
State Device Driver (MSDVDR) pada menekan kembali pushbutton state 3 (pada manual mode).
Transfer Conveyor Shuttle Nilai mask ini diatur berdasarkan output dari MSDVDR.
Tiga digit angka yang merupakan kombinasi antara 1 dan
0 tersebut disusun dengan urutan xxx, dengan digit
pertama (paling kiri) merupakan state of output N+2, digit
kedua merupakan state of output N+1, dan digit ketiga
merupakan state of output N.
Feedback mask yang bersesuaian dengan output
mask 1 (S11), feedback mask yang bersesuaian dengan
output mask 2 (S12), dan feedback mask yang bersesuaian
dengan output mask 3 (S13) diatur dengan empat digit
kombinasi feedback mask 2222. Seperti pada deskripsi
pada tabel 4.7, nilai 2 menunjukan bahwa input dapat
Gambar 8 Blok Multi State Device Driver (MSDVDR) pada berupa 1 atau 0. Karena pada transfer conveyor shuttle
Transfer Shuttle Conveyor dapat bergerak maupun diam, dapat pada kondisi
berfungsi ataupun tidak (bypass), dapat pada keadaan di-
remote ataupun tidak, dan electrical alarm dapat menyala
ataupun tidak bergantung kondisinya, maka keempat
kombinasi S11, S12, dan S12 yang berasal dari 4 digit
xxxx sesuai urutan input: S3, S4, S5, dan S6 sehingga
dihasilkan empat digit feedback mask 2222.
Status override kontrol output (S14) pada gambar
4.14 aadalah 000, yang berarti bahwa status plant tidak
sedang pada kondisi override (ditunjukkan pada digit 0
pertama (paling kiri)), kontrol override berubah menjadi Gambar 9 Diagram Blok Interkoneksi antara plant, PLC, DCS,
mode manual (ditunjukkan pada digit 0 kedua) dan dan HMI
default control output, dan operasi dalam keadaan normal
(ditunjukkan pada digit 0 ketiga). Pengaturan perizinan Input pada PLC dapat berupa hasil pembacaan
(permissive) mode manual (S15) diatur pada 1, analog maupun digital, tergantung pada jenis PLC yang
menunjukkan bahwa mode manual diizinkan. Feedback digunakan. Pada PLC digital, input berupa logika 1 dan 0
waiting time (S16) diatur pada 0 (detik), sehingga tidak (berbentuk biner), seperti pada switch, limit switch, dsb.
ada waktu tunggu feedback blok MSDD transfer Sementara pada PLC analog, input merupakan arus
conveyor shuttle, atau dengan kata lain feedback input dengan range antara 4-20mA. Pembacaan dilakukan
langsung dibandingkan dengan feedback mask. Fault dengan menentukan range antara scale max dan scale min
waiting time (S17) diatur pada 0 (detik), sehingga begitu pada peralatan instrument kemudian membandingkannya
alarm berbunyi, status control output juga dengan range arus 4-20 mA yang merupakan input pada
mengindikasikan kondisi kegagalan pada sistem kontrol PLC analog, seperti pada pembacaan suhu, level, dll.
lainnya. MSDD displat type (S18) diatur pada 0, sehingga Kerja pada transfer conveyor shuttle tersebut didasari
tampilan MSDD merupakan ampian default. oleh akuisisi data ini dan berdasarkan logika ladder
Next allowable mask number untuk ouput mask 1 diagram yang ada,
(S19) (pada manual mode) 23, next allowable mask Input inilah yang nantinya dibaca oleh DCS dan
number untuk ouput mask 2 (S20) (pada manual mode) ditampilkan pada HMI. Selain fungsi utama sebagai alat
13, dan next allowable mask number untuk ouput mask 3 pemantau proses, pengendalian dan pengaturan dapat
(S21) (pada manual mode) 12. Panjang pulsed outpud dilakukan juga melalui HMI ini, selain melalui local
(S22) diatur pada 10 (detik), hal ini berarti output control station. Output aksi kendali tersebut masuk ke
bergerak menuju output state yang dipilih (berganti-ganti, DCS dan dibaca oleh PLC sebagai pengendali utama.
ditentukan oleh kontrol input 1 dan 2 atau kendali Agar dapat mengkomunikasikan PLC dan DCS
konsol). Mode awal (S23) pada saat startup diatur pada 0, dibutuhkan sebuah modul. Oleh karenanya dibutuhkan
yang artinya startup dimulai secara manual. Startup track sebuah modul untuk mengkomunikasikan keduanya.
flag (S24) bernilai 0, sehingga nilai awal control output Modul yang digunakan untuk mengkomunikasikan PLC
ditentukan oleh S23 selama startup. dan DCS pada PT. Newmont Nusa Tenggara adalah
Pada bagian output, output N merupakan start pulse, General Purpose Drive dengan menggunakan software
output N+1 merupakan stop pulse selama 10s, output N+3 General Purpose Interface Version 4.0. Komunikasi input
merupakan penggantian mode (switch mode) dari manual dan output data pada PLC dan General Purpose Drive
menjadi otomatis maupun sebaliknya. Ketiganya tersebut menggunakan data highway+ (DH+), sedangkan
ditampilkan melalui faceplate MSDVDR. komunikasi input dan ouput pada General Purpose Drive
dan DCS menggunakan komunikasi serial.
Yang paling penting pada komunikasi antara PLC
3.3.4. Interkoneksi Allen Bredley PLC-5/40, dan DCS ini adalah data file yang harus kita buat terlebih
DCS ABB Bailey INFI 90, dan HMI dahulu untuk mengkomunikasikan keduanya. Data file ini
berupa address pada masing-masing input dan output
pada PLC Cabinet Plant Transfer keduanya. Pada transfer conveyor shuttle, data file ini
Conveyor Shuttle adalah data file B53-DCS_Read yang merupakan input
Komponen yang terdapat pada PLC Cabinet antara pada DCS (berasal dari PLC Digital), B54-DCS_Write
lain adalah PLC Allen-Bredly PLC-5/40, DCS ABB yang merupakan output dari DCS (yang dikirim menuju
Bailey INFI 90, dan HMI berupa PC. Interkoneksi antara PLC Digital), N50-DCS_Read yang merupakan input
plant, programmable logic circuit (PLC), distributed pada DCS (berasal dari PLC Analog), dan N51-
control system (DCS), dan human machine interface DCS_Read yang merupakan output dari DCS (yang
(HMI) pada transfer conveyor shuttle PT. Newmont Nusa dikirim menuju PLC Analog). Data tersebut dalam bentuk
Tenggara dapat digambarkan dengan menggunakan blok desimal. Kita dapat melihat input data yang masuk pada
diagram gambar 14 sebagai berikut. PLC melalui I/O Configuration, dengan cara memilih I/O
Configuration, memilih chassis yang ingin kita ketahui,
kemudian memilih module type yang tersedia. Disitu akan
ditampilkan jenis sensor apa saja yang ada pada [3] Proust, John. Remote Sensing and Geophysical Studies
pembacaan PLC, berikut dengan nilai terukur saat ini, Suggest the Potential for Porphyry Cu-Au Targets On East
rentang pengukuran, dan berbagai data lainnya. Elang Property Adjacent to Newmont's Elang Discovery.
Diakses pada tanggal 8 Agustus 2016.
http://www.southernarcminerals.com/section.asp?pageid=2
3399.
[4] Tejawijaya, Dennis. Sistem Pengendalian Overhead
Conveyor Menggunakan PLC Omron CP1E pada Proses
E.D. Frame Di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
(PT. TMMIN) Karawang Plant. Fakultas Teknik
Jurusan/Program Studi Teknik Elektro Universitas
Diponegoro, Semarang. 2015.
[5] -, HMI DESIGN. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2016.
http://iarc.weebly.com/hmi-design.html, HMI DESIGN.
[6] Widjiantoro, Bambang L., Yaumar, Iskandarianto, Fitri
Adi. Sistem Pengendalian Otomatis. Jurusan Teknik
Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Gambar 10 Hasil Pembacaan Sensor Analog pada PLC Sepuluh Nopember. 2012.
[7] -, Programming: Relay Ladder, 1756-PM008, Rockwell
4. Kesimpulan Automation, 2016.
[8] -, Human Machine Interface PLC Allen-Bradley
Menggunakan Wonderware dengan Plant Distribusi PLC
Transfer conveyor shuttle pada PT. Newmont Nusa Festo. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2016.
Tenggara ini menggunakan Allen Bredley PLC-5/40 http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/74/jbptppolban-gdl-
sebagai pengendali yang diprogram dengan menggunakan dimasbamba-3660-3-bab2--9.pdf;
ladder diagram dan sebagai akuisisi data digital serta [9] Marella, BA. Landasan Teori. Diakses pada tanggal 8
analog, DCS Bailey INFI 90 sebagai pengendali kontrol Agustus 2016. http://sir.stikom.edu/278/6/BAB%20III.pdf,
loop dan akuisisi data analog, dan HMI sebagai tampilan BAB III.
pada control room yang digunakan untuk memantau [10] -, Gambaran Umum Process Plant (Dasar) Referensi
proses dan melakukan aksi kendali pada plant. Transfer Peserta Pelatihan GAPPO-01iTR43, PT. Newmont Nusa
Tenggara, 1999.
conveyor shuttle PT. Newmont Nusa Tenggara bergerak
[11] -, Gambaran Umum Process Plant (Dasar) Referensi
dan bekerja berdasarkan logika ladder diagram yang Peserta Pelatihan GAPPO-01iTR44, PT. Newmont Nusa
diprogram dengan menggunakan software RSLogix5 dan Tenggara, 1999.
pembacaan sensor ultrasonik pada tiap-tiap bin. Function [12] -, Gambaran Umum Parbrik Pengolahan (Process Plant)
code DCS yang digunakan pada pengaturan spesifikasi Manual Instrktur GAPPO-02i, PT. Newmont Nusa
dan output pada transfer conveyor shuttle PT. Newmont Tenggara, 1999.
Nusa Tenggara adalah Function code 129 Multi State
Device Driver (MSDVDR). Interkoneksi antara PLC dan BIOGRAFI PENULIS
DCS pada transfer conveyor shuttle PT. Newmont Nusa
Tenggara diatur berdasarkan data file N50 sebagai Reza Baskara Sutapa lahir Sleman,
DCS_Read & N51 sebagai DCS_Write pada PLC Analog,
D.I. Yogyakarta pada tanggal 25
dan B53 sebagai DCS_Read & B54 sebagai DCS_Write
pada PLC Digital. Saran penulis untuk pengembangan Januari 1995. Menempuh pendidikan
project selanjutnya adalah perlunya penambahan di SDN Percobaan 3 Pakem, SMPN
redundant PLC yang menjaga proses kerja pada seluruh 4 Pakem, SMAN 9 Yogyakarta. Saat
plant tetap berlangsung ketika suatu masalah atau ini sedang menempuh pendidikan di
kerusakan terjadi pada PLC utama. Selain itu, diperlukan S1 Teknik Elektro, Konsentrasi
penambahan hardware dan software yang dapat
Kontrol dan Instrumentasi,
melakukan back-up historical data melalui control room,
tanpa perlu melalui back-up pada masing-masing local Universitas Diponegoro, Semarang
control station.

Referensi Menyetujui,
[1] Farasi, Yose Ardhani. Mengenal Lebih Dekat Tambang Dosen Pembimbing
Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara melalui
Sustainable Mining Bootcamp IV. Diakses pada tanggal 8
Agustus 2016. http://www.kompasiana.com/yosearf/
mengenal-lebih-dekat-tambang-batu-hijau-pt-newmont-
nusa-tenggara-melalui-sustainable-mining-bootcamp-. Sumardi, ST. MT
[2] Novitasari, Ririn. -. Departemen Teknik Nuklir Dan Teknik NIP. 196811111994121001
Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 2016.

Anda mungkin juga menyukai