Anda di halaman 1dari 40

Berbagi Informasi Merajut Komunikasi Juli 2014

Ajang Berbagi
Informasi
Pencapaian
KPI Terkendala
Investasi
Menuju Setengah
Abad Program
Pensiun PLN
Sektor Kelistrikan
Harus Diselamatkan
Sektor Kelistrikan
Harus Diselamatkan
Naik Tarif dan
Penghematan
Kenaikan tarif listrik yang berlaku
per 1 Juli 2014 seperti diberitakan
di rubrik Teroka ini akan semakin
menyehatkan PLN. Tingkat
ketergantungan perusahaan
terhadap subsidi Pemerintah akan
semakin turun dan pendapatan PLN
dari penjualan rekening akan semakin meningkat. Subsidi listrik
akan semakin tepat sasaran. Memang masih ada subsidi yang
kurang tepat sasaran namun Pemerintah sudah punya road map
yang jelas untuk mengurangi subsidi listrik secara bertahap.
Penerapan kebijakan kenaikan tarif ini perlu kita amankan.
Bagaimana caranya? Bukan sekedar mengkomunikasikan
kepada segmen pelanggan yang terdampak. Bukan sekedar
menghimbau pelanggan untuk menerapkan tips hemat listrik
untuk mengurangi dampak. Namun juga menyiapkan kondisi
pelanggan agar bisa menerima kebijakan tersebut. Intinya,
pelanggan harus benar-benar kita dekati, kita sentuh dan kita
jaga supaya tidak mudah marah dan siap menerima kebijakan
tersebut.
Seperti juga diberitakan di media ini bahwa tahun ini adalah
tahun penghematan. Segala hal harus dihemat, termasuk bahan
bakar pembangkit. Dalam kondisi seperti ini tentu perlu kerja
keras untuk menjaga keandalan. Jika ada gangguan listrik atau
pemadaman pelanggan dengan mudah akan mengatakan, "tarif
naik terus tapi masih sering terjadi pemadaman". Memang tidak
ada kaitan langsung antara kenaikan tarif dengan pelayanan.
Kenaikan tarif adalah kewenangan Pemerintah, untuk
mengurangi subsidi listrik. Sedangkan pelayanan adalah wilayah
PLN. Ada atau tidak ada kenaikan tarif, komitmen kita terus
meningkatkan layanan.
Komunikasi yang baik dengan pelanggan sangat dibutuhkan
dalam hal ini. Kita bisa memanfaatkan berbagai media, baik
media massa, media tradisional maupun media sosial untuk
mengkomunikasikan rencana pemadaman karena pemeliharaan
atau gangguan listrik yang terjadi secara mendadak.
(bambang.dwiyanto@pln.co.id)
15 | Kinerja
Pencapaian KPI
Terkendala Investasi
16 | PLN Bersih
Ayo Laporkan Gratifkasi!
Mudah, Aman dan Nyaman
Kok!
20 | Nusantara
Kemenkumham
Benchmark (lagi) ke
PLN CorpU!
26 | PLN Peduli
Konsisten Mengembangkan
Keanekaragamanan Hayati
28 | Komitmen
Sinergi Dua Sister Country
31 | Profl
PLTD Semboja Sukses
Gunakan FPO, Ada Yang Mau
Ikutan?
32 | Inovasi
Meningkatkan Kesejahteraan
Komunitas Masyarakat
Melalui Konservasi Terumbu
Karang
34 | Labora
Menuju Setengah Abad
Program Pensiun PLN
38 | Lensa
Aksi Sosial Khitanan Massal
2014
Mata
Isolator yang sudah tidak terpakai dimanfaatkan sebagai keran air di PLTA
Lamajan, Pangalengan Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Daftar Isi
Penerbit: PT PLN (Persero), Pembina: Adi Supriono, Pemimpin
Redaksi: Bambang Dwiyanto, Redaktur Pelaksana: Ida Wardani,
Redaksi: Sampurno Marnoto, Ahmad Hidayat, Anita Widyastuti,
Dermawan Uloly, Hasti Triana Putri, Tutang Wien, Muhammad Shiddiq,
Redaksi Foto: Agus Trimukti, Irwanto Sumadi, Janar Trinarima,
Administrasi: Asnalia Winta, Konsultan Media: PT INTEGRA CIPTA
KREASI, Telp. 021 - 2993 2505, www.integriti.web.id
ISSN : 1907-1469
Jl. Trunojoyo Blok M I/135 Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan 12160
Telp. : +6221 7261122, 7251234 ext. 1669
Faks. : +6221 7227059
www.pln.co.id
3 | Teroka
Sektor
Kelistrikan
Harus
Diselamatkan
12 | Nasional
Awards Untuk
Media Internal
PLN,
IP dan Icon+
Redaksi menerima artikel, kritik dan saran, serta foto-foto (minimal 1 Mb/foto) dari
pembaca. Kirimkan ke email : fokus@pln.co.id
Redaksi berhak memilih dan mengedit naskah yang masuk untuk diterbitkan.
F
o
t
o

:
A
h
m
a
t

H
i
d
a
y
a
t
2
Juli 2014
Teroka
Sektor Kelistrikan
Harus Diselamatkan
Setelah melalui pembahasan panjang dengan DPR RI, Pemerintah akhirnya memutuskan
untuk menghapus subsidi listrik terhadap 6 golongan pelanggan melalui kenaikan tarif
listrik secara berkala setiap dua bulan dan berlaku mulai 1 Juli 2014. Keputusan tersebut
sebagai tindak lanjut kesimpulan Rapat Kerja Komisi VII DPR RI dengan Menteri ESDM
tentang Asumsi Dasar Subsidi Listrik RAPBN-P Tahun Anggaran 2014 (14/6).
K
eenam golongan tarif listrik
yang subsidinya dihapus adalah:
Industri I-3 non go public melalui
kenaikan tarif listrik secara bertahap
rata-rata 11,57% setiap dua bulan yang
diberlakukan mulai 1 Juli 2014, Rumah
Tangga R-2 (3.500 VA s.d 5.500 VA)
melalui kenaikan tarif listrik secara
bertahap rata-rata 5,70 % setiap dua
bulan yang diberlakukan mulai 1 Juli 2014,
Pemerintah P-2 (diatas 200 kVA) melalui
kenaikan tarif listrik secara bertahap
rata-rata 5,36 % setiap dua bulan yang
diberlakukan mulai 1 Juli 2014.
Kemudian golongan Rumah Tangga R-1
(2.200 VA) melalui kenaikan tarif listrik
secara bertahap rata-rata 10,43% setiap
dua bulan yang diberlakukan mulai 1
Juli 2014, Penerangan Jalan Umum
P-3 melalui kenaikan tarif listrik secara
bertahap rata-rata 10,69% setiap dua
bulan yang diberlakukan mulai 1 Juli 2014,
Rumah Tangga R-1 (1.300 VA) melalui
kenaikan tarif listrik secara bertahap
rata-rata 11,36% setiap dua bulan yang
diberlakukan mulai 1 Juli 2014.
Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik bagi
beberapa golongan tarif tersebut
diberlakukan berdasarkan Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
No. 19 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral Nomor 09 Tahun
2014 Tentang Tarif Tenaga Listrik yang
Disediakan Oleh Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.
Dirjen Ketenagalistrikan, Jarman
mengungkapkan, kenaikan dan
penyesuaian tarif listrik ini harus
dilakukan karena sektor kelistrikan harus
diselamatkan. Arus kas PLN harus dibantu
untuk menyelesaikan daftar tunggu.
Menurutnya, di Jawa daftar tunggu
Industri sudah mencapai 300 MW, belum
lagi di luar Jawa.
Disamping itu, masih ada 19,5 persen
penduduk yang belum mendapat listrik.
Menteri ESDM Jero Wacik saat memberikan penjelasan seputar
usulan kenaikan TTL pada Rapat Kerja di Komisi VII DPR RI (10/6).
Foto : Humas ESDM
3
Juli 2014
Teroka
Tercatat secara Rumah Tangga (RT) ada
12,5 juta RT yang belum mendapat listrik.
Jika dilihat, ada 50 juta lebih masyarakat
Indonesia yang belum menikmati listrik,
ungkapnya dalam acara Coffee Morning
di Ditjen Ketenagalistrikan (27/6), yang
mengangkat tema Penghapusan subsidi
listrik melalui penyesuaian tarif tenaga
listrik secara bertahap untuk golongan
tertentu.
Jarman memberikan alasan mengapa
kenaikan TTL kali ini juga diberlakukan
kepada Tarif R1 1300 VA tidak kepada
pelanggan Tarif R1 450 VA dan 900 VA.
Pelanggan R1 1300 VA berada pada garis
pemakaian listrik untuk kenyamanan,
sedangan pada tarif 450-900 VA masih
banyak sekali masyarakat yang belum
mampu, ujarnya.
Sementara itu Direktur (Pembinaan
Pengusahaan Ketenagalistrikan PLN)
Satya Zulfanitra, memaparkan landasan
hukum dan latar belakang penghapusan
subsidi listrik. Menurutnya, penghapusan
subsidi listrik ini memiliki landasan
hukum. Pasal 7 Undang-Undang No. 30
Tahun 2007 tentang Energi menyebutkan
bahwa harga energi ditetapkan
berdasarkan nilai keekonomian
berkeadilan (ayat 1), dan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah hanya menyediakan
dana subsidi untuk kelompok masyarakat
tidak mampu (ayat 2).
Disamping itu, Pasal 4 (ayat 1) Undang-
Undang No. 30 Tahun 2009 tentang
Ketenagalistrikan juga menyebutkan
bahwa untuk penyediaan tenaga listrik,
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
menyediakan dana untuk kelompok
masyarakat tidak mampu. Atas dasar
itulah, Pemerintah secara bertahap
mulai mencabut subsidi dari pelanggan-
pelanggan yang dinilai sudah mampu
membayar tarif listrik sesuai nilai
keekonomiannya, ujarnya
KDIV Niaga PLN Benny Marbun, pada
kesempatan sama, mengatakan bahwa
dengan kenaikan taril listrik dua-bulanan
sejak Juli 2014 sampai dengan November
2014, maka pada November 2014
keenam golongan tarif tersebut sudah
tidak menerima subsidi lagi, karena
sudah membayar listrik dengan tarif
keekonomian.
Untuk golongan I-3 non go public
(TM, daya>200 kVA), dengan jumlah
pelanggan 11.007, pada November 2014
tarifnya menjadi Rp 1.200/kW. Golongan
R-2 (TR, daya 3.500 VA s.d 5.500 VA)
dengan jumlah pelanggan 777.451, pada
November 2014 tarifnya menjadi
Rp 1.352/kWh. Golongan P-2 (TM, daya
>200 kVA) dengan jumlah pelanggan
1.282, pada November 2014 tarifnya
menjadi Rp 1.200/kWh.
Kemudian untuk golongan R-1 (TR, daya
2200 VA) dengan jumlah pelanggan
2.175.068, pada November 2014 tarifnya
menjadi Rp 1.352/kWh. Golongan P-3 (TR)
dengan jumlah pelanggan 161.313, pada
November 2014 tarifnya menjadi
Rp 1.352/kWh. Golongan R-1 (TR daya
1.300 VA) dengan jumlah pelanggan
6.518.573 pada November 2014 tarifnya
juga menjadi Rp 1.352/kW.
Menurut Benny, sebagai akibat
dari kenaikan tarif dari 6 golongan
tarif tersebut dapat menghasilkan
penghematan subsidi listrik 2014 total
sebesar Rp 8,51 triliun. Penghematan
subsidi dari kenaikan dari golongan
Industri I-3 non go public sebesar
Rp 4,78 triliun, Rumah Tangga R-2 (3.500
VA s.d 5.500 VA) sebesar Rp 0,37 triliun,
Pemerintah P-2 (di atas 200 kVA) sebesar
Rp 0,1 triliun, Rumah Tangga R-1 (2.200
VA) sebesar Rp 0,99 triliun, Penerangan
Jalan Umum P-3 sebesar Rp 0,43 triliun,
Rumah Tangga R-1 (1.300 VA) sebesar
Rp 1,84 triliun.
Penyesuaian tarif 2014 tahap-2 ini juga
berdampak terhadap struktur tarif listrik
PLN. Menurut Benny, dari sisi golongan
tarif maka pada November 2014 nanti
ada 12 dari 37 golongan tarif yang sudah
mencapai tarif keekonomian. Dari jumlah
pelanggan, ada 19% pelanggan dari 55,2
juta pelanggan yang sudah membayar
listrik dengan tarif keekonomian.
Pelanggan yang sudah membayar
listrik dengan tarif keekonomian,
mengkonsumsi 66% listrik dari total
penjualan 16,7 TWh/bulan, dan pelanggan
yang sudah membayar listrik dengan
tarif keekonomian ini, memberikan 77%
revenue bagi PLN dari total revenue
Rp 15 T/bulan, ungkap Benny.
PERLU PENGHEMATAN
Seperti diketahui, akibat pelemahan nilai
tukar rupiah terhadap dolar Amerika
Serikat, Pemerintah dan Panitia Kerja
Rancangan APBN Perubahan 2014
(Panja RAPBN-P) juga telah menyepakati
perubahan anggaran subsidi listrik 2014
menjadi Rp 103,82 triliun, dengan asumsi
kurs 11.600/USD. Anggaran subsidi listrik
tersebut melonjak dari pagu APBN 2014
yang sebelumnya hanya dipatok sebesar
Rp 71,36 triliun, dengan asumsi kurs
10.500/USD.
Kendati Pemerintah dan DPR telah
menyepakati tambahan subsidi
4
Juli 2014
Teroka
listrik dan kenaikan tarif listrik tahap
kedua tahun ini, PLN malah kian
mempertajam jurus-jurusnya untuk
mengoptimalkan penghematan di
setiap lini. Gerakan esiensi ini dilakukan
untuk mempertahankan level likuiditas
keuangan perusahaan hingga akhir tahun
nanti.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji
mengajak insan PLN untuk melakukan
langkah-langkah terobosan melalui
sejumlah program esiensi. Kita harus
segera melakukan penghematan agar
dapat tetap menjalankan kegiatan bisnis
proses dan melayani pelanggan" ujarnya
saat memberikan arahan kepada peserta
Rapat Kerja Gerakan Penghematan di
lingkungan PLN (23/6).
Menurut Pamudji, tambahan subsidi listrik
yang disetujui DPR-RI tersebut masih
dibawah kebutuhan PLN sebesar Rp 115
triliun. PLN memerlukan tambahan kas
sebesar itu, untuk mempertahankan
kemampuan perseroan atas pinjaman
tanggungan (debt service coverage ratio/
DSCR) minimal sebesar 1,5 kali, sehingga
PLN dapat tetap menjalankan kinerja
perusahaan.
Bila kekurangan itu tidak ditutup, maka
akan ada perjanjian yang dilanggar antara
PLN dan pemberi pinjaman (dalam hal
ini Bank Dunia dan Bank Pembangunan
Asia). Dalam perjanjian, mereka bersedia
memberi utang dengan syarat setiap
akhir tahun PLN harus mempunyai dana
tunai minimal sebesar 1,5 kali kewajiban
membayar utang dan bunga.
Untuk menutup kekurangan dana tunai
itulah, maka DPR juga telah menyetujui
usulan Pemerintah untuk menaikkan tarif
tenaga listrik pada 6 golongan tarif mulai 1
Juli 2014. Tambahan sekitar Rp 8,5 triliun
dari kenaikan tarif tenaga listrik ini akan
membantu PLN memenuhi kebutuhan
biaya operasi, ujar Dirut.
Dengan disetujuinya subsidi listrik
sebesar Rp 103,8 triliun dan tambahan
pendapatan sebesar Rp 8,5 triliun dari
kenaikan tarif tenaga listrik, maka DSCR
di atas kertas sudah aman, yaitu 1,54 kali.
Sehingga, PLN bisa berinvestasi serta
memperoleh pinjaman baru.
Menurut Nur Pamudji, Pemerintah dan
DPR menyadari kondisi yang dihadapi PLN,
sehingga usulan PLN agar rasio DSCR
tetap dipertahankan di angka 1,54 disetujui
dengan penambahan biaya operasional.
Meski begitu, PLN tetap diminta terus
melakukan penghematan,tuturnya
kepada peserta Raker yang diikuti seluruh
Kepala Divisi, General Manager dan Direksi
Anak Perusahaan PLN.
KDIV Perencanaan dan Pengendalian
Anggaran PLN Gong Matua Hasibuan
mengatakan, untuk menjaga level DSCR
sampai akhir tahun nanti, PLN memang
dituntut untuk bekerja lebih keras,
terutama dalam melakukan sejumlah
program esiensi. Pasalnya, meski di
atas kertas DSCR PLN aman, tetapi
masih terdapat risiko yang berpotensi
mengakibatkan kenaikan biaya operasi,
yang menyebabkan DSCR tidak dapat
terpenuhi.
Gong Matua menjelaskan, beberapa
risiko yang dampaknya paling signikan
terhadap kenaikan biaya operasi PLN
adalah depresiasi nilai tukar rupiah,
kenaikan harga ICP (Indonesian Crude
Oil Price), pergeseran jadwal COD
(Commercial Operation Date) beberapa
proyek PLTU, dimana pengaruhnya
adalah pada naiknya konsumsi bahan
bakar minyak.
Dengan pertimbangan risiko-risiko
itulah maka PLN melakukan Rapat Kerja
Penghematan. Pada kali ini, para peserta
Raker tidak hanya membahas mengenai
10 inisitif startegi penghematan yang telah
ditetapkan dalam CRMP (Cost & Revenue
Management Program) tahun 2014, juga
mempertajam aksi-aksi penghematan
yang akan dilakukan di setiap lini.
Menurut Gong, kesepuluh insiatif
strategis pada CRMP tersebut adalah
BBM, susut dan PS, sewa pembangkit,
biaya pemeliharaan, persediaan, biaya
administrasi, biaya pegawai, piutang,
kas, dan pendanaan. CRMP tahun ini
diharapkan dapat mencapai target
Rp 14,2 triliun. Sampai dengan April 2014
lalu, realisiasinya sudah mencapai Rp 3,07
triliun, atau sekirar 21,60%, ujarnya.
Sementara itu Direktur (Operasi Jawa
Bali Sumetara (JBS), Ngurah Adnyana,
pada kesempatan yang sama menjelaskan
bahwa CRMP di lingkungan Direktorat
Operasi Jawa Bali Sumetara (JBS) 2014
ditargetkan mencapai sebesar Rp 7,8
triliun. Sasaran esiensi paling besar akan
diperoleh dari penghematan konsumsi
BBM yang ditargetkan sebesar Rp 3,2
triliun. Langkah aksi penghematan
BBM ini dilakukan dengan maksimalkan
availability PLTU, mempercepat
recovery PLTU Lontar dan Labuan,
memaksimalkan heat rate, mengawasi
secara lebih ketat SFC pembangkit sewa,
mengoptimalkan CF pembangkit, dan
melakukan amandemen kontrak yang
merugikan PLN.
Kedua adalah penghematan melalui
pengendalian piutang sebesar Rp 1.8
triliun, pemutusan yang efektif bagi
pelanggan menunggak dan penagihan
UJL. Ketiga, penghematan melalui
pengendalian susut sekitar Rp 1,4
triliun, dengan melakukan pengawasan
pembacaan ManbilI, membangun
mindset Susut Musuh Bersama
untuk memperkuat Perang Bocor,
memperkuat data analytic, dan membuat
laporan harian pelaksanaan P2TL.
Sedangkan program CRMP di Direktorat
Operasi Indonesia Timur tahun ini
menargetkan penghematan sebesar
Rp 2,06 triliun. Langkah penghematan
terbesar ditujukan pada penggunaan
BBM, yang ditargetkan mencapai Rp 1,21
triliun, biaya pemeliharaan sebesar Rp 219
miliar, pengendalian piutang sebesar
Rp 182 miliar, dan susut/PS sebesar
Rp 179 miliar.
Dalam menghemat BBM, aksi esiensi
yang dilakukan di Direktorat Operasi
Indonesia Timur diantaranya dengan
menurunkan beban puncak, optimasi
stok BBM slow moving ke PLTG yang
aktif, menurunkan SFC pembangkit BBM
termasuk mesin sewa, meningkatkan CF
dari pembangkit non BBM, menurunkan
tara kalor pembangkit PLTU, dan
mempercepat COD pembangkit PLTU.
Gong Matua Hasibuan berharap,
program CRMP ini merupakan solusi
yang harus menjadi perhatian seluruh
jajaran PLN, agar likuiditas yang tersedia
dapat memenuhi kebutuhan operasi
dan investasi, serta perusahaan dapat
memenuhi kewajiban untuk menjaga
DSCR. Kita semua harus bisa menjaga
DSCR minimal 1,5 kali sampai akhir tahun
nanti, agar perusahaan dapat terhindar
dari risiko default, tandasnya. g
Tutang Wien
F
o
t
o

:

I
s
t
i
m
e
w
a
5
Juli 2014
Teroka
Ini Tahun
Pertaruhan
Bagi Gong Matua Hasibuan, 2014 boleh dibilang sebagai
tahun pertaruhan bagi insan PLN. Pasalnya, ada sebuah
risiko besar yang harus dihadapi sehingga perlu
kerja ekstra keras. Yaitu, bagaimana PLN bisa menjaga
kesehatan keuangan agar Perusahaan dapat tetap
menjalankan kegiatan bisnis dan melayani pelanggan.
Seberapa besar tantangan tersebut, berikut petikan
wawancaranya dengan pria yang saat ini
menjabat sebagai KDIV Perencanaan dan Pengendalian
Anggaran PLN:
Bisa diceritakan hingga akhirnya PLN
mendapat subsidi listrik sebesar
Rp 103,8 untuk tahun ini?
Pendorong utama dilakukannya
perubahan terhadap APBN 2014 adalah
terjadinya depresiasi Rupiah terhadap
mata uang asing yang mengakibatkan
kenaikan belanja Pemerintah pada satu
sisi, dan penurunan penerimaan negara
pada sisi yang lain, terutama penerimaan
dari pajak. Asumsi kurs yang digunakan
dalam APBN Tahun 2014 adalah
Rp 10.500/USD, sementara sejak
awal tahun US Dollar tidak pernah
diperdagangkan di bawah Rp 11.500/USD.
Bahkan di akhir Juni ini US Dollar telah
menyentuh kurs Rp 12.000/USD.
Subsidi listrik adalah salah satu
komponen belanja dalam APBN, bersama
dengan subsidi BBM dikelompokkan
sebagai belanja subsidi energi. Subsidi
listrik yang dialokasikan dalam APBN
2014 adalah sebesar Rp 71,8 triliun, jelas
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
belanja penyediaan tenaga listrik yang
dalam APBN 2014 diasumsikan tumbuh
9%.
Seiring dengan rencana perubahan APBN
2014, PLN telah mengajukan usulan
subsidi listrik ke dalam RAPBN-Perubahan
Tahun 2014 pada akhir Januari 2014.
Berdasarkan realisasi penjualan 2013,
kita mengajukan perubahan asumsi
pertumbuhan dari semula 9% menjadi
7,5%. Dengan menggunakan asumsi
kurs Rp 12.000/USD sesuai petunjuk
Ratio (DSCR) pada angka 1,54 kali, kita
berharap kiranya Pemerintah berkenan
mengajukan subsidi listrik minimum
Rp 118,8 triliun ke dalam RAPBN-P 2014,
apakah itu bersumber dari subsidi listrik
tahun berjalan maupun dari kekurangan
pembayaran tahun 2013.
Akan tetapi, kondisi skal Pemerintah
benar-benar sangat terbatas, sehingga
Pemerintah hanya mengajukan alokasi
subsidi listrik sebesar Rp 107,15 triliun.
Setelah melalui serangkaian pembahasan
di Komisi VII maupun di Badan Anggaran
DPR-RI, akhirnya disepakati bahwa (1)
pertumbuhan penjualan listrik diturunkan
menjadi 7%, (2) disetujui kenaikan
tarif tenaga listrik untuk 6 golongan
pelanggan setiap 2 bulan terhitung mulai
1 Juli 2014, (3) asumsi kurs rata-rata
diturunkan menjadi Rp11.600/USD dan (5)
alokasi subsidi listrik tunai sebesar
Rp 103,8 triliun.
Benarkah subsidi tersebut belum
mencukupi kebutuhan PLN?
Subsidi listrik sebesar Rp 103,8 triliun itu
telah mempertimbangkan kemampuan
keuangan negara dan pentingnya PLN
memelihara DSCR di atas 1,5 kali. DSCR
itu adalah perbandingan antara total net
casow dengan debt service requirement
(kewajiban membayar bunga dan cicilan
pokok pinjaman). Kita perlu menjaga
DSCR tersebut karena menyangkut
komitmen kita dengan pemberi pinjaman.
Kegagalan memelihara DSCR tidak
saja berpotensi menimbulkan default
dan cross-default, tetapi juga dapat
menurunkan rating pinjaman dari
lembaga pemeringkat pinjaman, sehingga
ongkos pendanaan kita di masa yang
akan datang semakin mahal.
Dengan alokasi subsidi listrik sebesar
Rp 103,8 triliun plus kenaikan tarif tenaga
listrik yang memberikan tambahan
pendapatan PLN sebesar
Rp 8,5 triliun, dapat dikatakan bahwa
akan tersedia sumber penerimaan
kas yang cukup untuk mendanai biaya
operasi, membayar bunga dan cicilan
pinjaman, serta tersedia dana internal
untuk mendanai program investasi.
Pada saat yang sama, estimasi DSCR
pada akhir tahun sebesar 1,54 kali,
menyediakan kapasitas bagi Perusahaan
untuk menarik pinjaman baru.
Dengan begitu, apakah DSCR PLN
sekarang sudah aman?
Di atas kertas ya, DCSR kita akan aman
pada angka 1,54 kali. Akan tetapi,
ada beberapa risiko yang berpotensi
yang diberikan oleh Pemerintah, maka
subsidi listrik untuk tahun berjalan yang
diajukan kepada Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan (DJK) adalah Rp 108,5
triliun. Akan tetapi, DJK selaku regulator
berpendapat lain. Meskipun tetap
menggunakan asumsi yang sama, DJK
hanya mengajukan subsidi listrik untuk
tahun berjalan sebesar Rp 99,7 triliun.
Beruntung kita masih memiliki piutang
subsidi listrik kepada Pemerintah, yakni
kekurangan pembayaran subsidi listrik
2013 sebesar Rp 21,8 triliun berdasarkan
hasil audit BPK-RI, sehingga untuk
dapat menjaga agar salah satu debt
covenant kita, Debt Service Coverage
F
o
t
o

:

I
r
w
a
n
t
o

S
u
m
a
d
i
KDIV Perencanaan dan Pengendalian Anggaran PLN
Gong Matua Hasibuan
6
Juli 2014
Teroka
meningkatkan belanja operasi maupun
pembayaran bunga dan cicilan pinjaman,
sehingga DSCR bisa turun menjadi kurang
dari 1,5 kali. Yang pertama adalah risiko
nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar. Jika
kurs Rupiah terus melemah melampaui
target Pemerintah yang dipatok Rp 11.600/
USD, maka belanja kita akan kembali
membengkak. Sebab, setiap depresiasi
Rp 100/USD, biaya operasi PLN akan
meningkat sebesar Rp 1,1 triliun,
dan debt service requirement atau
pembayaran bunga dan pokok pinjaman
juga akan meningkat sebesar Rp 0,3 triliun.
Lalu, kenaikan harga Indonesian Crude Oil
Price atau ICP yang saat ini dipatok pada
harga USD 105 per barrel juga sangat
berisiko terhadap pembengkakan biaya
operasi PLN. Setiap kenaikan ICP sebesar
USD 1 barrel saja bisa menambah biaya
operasi PLN sebesar Rp 0,6 triliun.
Kemudian, adanya risiko pergeseran
jadwal COD beberapa PLTU yang dapat
mengakibatkan kita harus membakar
bahan bakar minyak (BBM) lebih banyak
lagi. Setiap kenaikan konsumsi BBM
sebanyak 100 ribu KL akan meningkatkan
biaya operasi kita sebesar Rp 1,0 triliun.
Apa yang akan dilakukan untuk
memitigasi risiko-risiko tersebut?
Ya, sekarang kita 'rame-rame' harus
melakukan esiensi dalam operasional
kita untuk menutup kemungkinan
kenaikan biaya operasional tadi.
Kita punya program Cost & Revenue
Management atau CRMP. Ini adalah
program peningkatan kinerja operasional
yang diharapkan mampu melebihi
target yang sudah ditetapkan dalam
RKAP, melalui pengelolaan biaya dan
pendapatan sebagai mitigasi risiko
nansial yang dihadapi Perusahaan.
Intinya, bagaimana kita bisa
mendapatkan penerimaan kas operasi
lebih banyak, di sisi lain, kita bisa
mengurangi uang belanja operasi dengan
melakukan esiensi. Untuk itu, kita sudah
melakukan identikasi dan menemukan
beberapa potensi penghematan yang
bisa dilakukan. Sekarang, kita harus
mempertajam aksi-aksi penghematan
yang akan dilakukan di setiap lini bisnis
kita.
Misalnya?
Di pembangkitan misalnya, dengan
memperbaiki SCF dari pembangkit PLTD
BBM. Misalkan untuk menghasilkan
1 kWh itu perlu 0,275 liter HSD, lalu
dilakukan improvement sehingga hanya
diperlukan 0,270 liter, berarti telah
menghemat 0,005 liter per kWh, dan
kalau dikonversikan ke Rupiah ekuivalen
dengan Rp 50 per kWh. Nah, kalau
ini dikalikan dengan total energi yang
dihasilkan oleh PLTD, maka akan sangat
banyak uang biaya operasi kita yang
bisa dihemat. Contoh lainnya, dalam
pengelolaan piutang pelanggan. Sekarang
bagaimana agar piutang-piutang itu kita
kejar, sehingga dapat segera masuk dan
menambah uang kas Perusahaan.
Ada juga stok BBM di beberapa tangki
kita yang sebenarnya hanya berfungsi
untuk berjaga-jaga. Stok tersebut
bisa kita turunkan volumenya dan
dipindahkan ke pembangkit yang masih
mengkonsumsi BBM, sehingga pembelian
BBM dapat dikurangi. Belum lagi stok
material di gudang-gudang kita yang
dapat digunakan oleh Unit lainnya,
atau jika memang sudah tidak dapat
digunakan, akan lebih bermanfaat jika
kita jual menjadi kas.
Kita targetkan CRMP tahun ini dapat
menghasilkan penghematan sebesar
Rp 14,2 triliun. Sampai dengan bulan April
lalu sudah terealisasi sekitar Rp 3,1 triliun.
Untuk mencapai target itu memang
perlu kerja keras. Tapi kalau kita berhasil
mencapai 70 persen saja, itu sudah
alhamdulillah.
Jadi, tantangannya sangat berat?
Betul, ini pertaruhan kita semua sehingga
perlu kerja ekstra keras. Ada sebuah
risiko besar yang harus kita hadapi. Yaitu,
bagaimana kita bisa menjaga DSCR
minimal 1,5 kali sampai akhir tahun nanti,
agar Perusahaan dapat terhindar dari
risiko default. Ini tantangan kita semua.
Tantangan yang akan mengedukasi kita
untuk lebih produktif dan esien dalam
mengelola bisnis kita.
Mengenai kegiatan investasi, saya
berharap kepada teman-teman di Unit
agar membuat semacam skala prioritas.
Semuanya memang penting, tapi ketika
dalam kondisi keterbatasan, maka mau
tidak mau ada sebagian yang harus
ditahan dulu. Jadi, kita harus membuat
skala prioritas dulu, mana saja kegiatan
investasi yang lebih banyak memberikan
manfaat atau keuntungan bagi
Perusahaan, itulah yang didahulukan. g

Tutang Wien
F
o
t
o

:

I
s
t
i
m
e
w
a
7
Juli 2014
Ajang Berbagi
Informasi
Konvensi dan Pameran Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi (EBTKE) merupakan wadah
tukar informasi dan pengembangan teknologi baru
kelistrikan. Ini merupakan peluang besar untuk
kemajuan bisnis PLN dimasa depan.
P
ada Pameran terbesar Energi Baru Terbarukan di Indonesia yang berlangsung di
Jakarta Convention Center (4-6/6), PLN turut berpastisipasi aktif sebagai salah
satu peserta. Acara yang mengedepankan ragam informasi terkini seputar energi
baru dan terbarukan ini dibuka langsung oleh Wakil Presiden RI Boediono (4/6).
Nasional
pemasok listrik nasional. Selain itu, kita
dapat menyerap berbagai aspirasi dan
berbagai masukan untuk memperbaiki
proses bisnis kita nanti kedepannya,
ungkapnya.
Dalam pameran kali ini, PLN hadir
sebagai salah satu sponsor. Terkait
Energi Baru Terbarukan yang tengah
PLN kembangkan, dalam booth PLN
disampaikan berbagai informasi
mengenai Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hydro dan Photo Voltaic.
Keberadaan booth PLN dalam pameran
ini menyampaikan pula berbagai
informasi mengenai kemajuan dan
perkembangan kelistrikan oleh PLN
kepada para peserta dan tamu yang
datang.
Rangkaian informasi tersebut juga
mencakup mengenai Biomassa, Energi
Surya, Energi Angin, Energi Geothermal
dan Bio Etanol. Selain itu dipaparkan pula
bahwa PLN memiliki dua program utama
terkait Energi Baru dan Terbarukan.
Pertama adalah Total Project dan kedua
Independent Power Produsen (IPP).
Inilah program PLN dalam meningkatkan
pengembangan energi kelistrikan
sehingga mampu meningkatkan daya
saing dan esiensi.
Nasri berharap agar acara ini tetap
berjalan dengan baik karena memberikan
manfaat yang positif. Informasi yang ada
bisa digunakan untuk mengembangkan
perkembangan kedepan. Sehingga
akan lebih baik lagi, baik dari segi teknis
lingkungan maupun dari segi regulasi-
regulasi yang perlu dilengkapi dan
disempurnakan, pungkasnya. g
Muhammad Shiddiq
F
o
t
o

:

M
u
h
a
m
m
a
d

S
h
i
d
d
i
q
Direktur (Konstruksi dan energi Baru Terbarukan) Nasri Sambayang (tengah) saat konferensi EBTKE 2014 di Meeting Room,
JCC (5/6).
Lebih dari ratusan perusahaan turut hadir meramaikan acara tersebut. Diantara peserta
yang hadir, selain Pemerintah melalui Kementerian ESDM, ada berbagai perusahaan
BUMN maupun perusahaan swasta dalam negeri dan luar negeri. Kesemuanya
merupakan penggiat bisnis dibidang energi dan mineral serta kelistrikan.
Direktur (Konstruksi Dan Energi Baru Terbarukan) Nasri Sebayang mengatakan bahwa
acara ini sangat bagus, diantaranya untuk sharing informasi terbaru dari semua pihak
yang terkait dengan Energi Baru dan Terbarukan. Kita juga dapat menyerap informasi
dan berbagai ilmu pengetahuan serta perkembangan baru. Ini tentu sangat membantu
mengenai rencana PLN dalam mengembangkan energi baru terbarukan di Indonesia,
jelas Nasri usai konferensi EBTKE 2014 di Meeting Room JCC (5/6).
Nasri menerangkan bahwa Pameran EBTKE ini memberikan manfaat yang besar
sehingga banyak pengetahuan dapat diperoleh, terutama bagi PLN sebagai perusahaan
8
Juli 2014
Remaining Life Assessment
Seminar & Workshop
Nasional
BBG Hidupkan PLTGU Tambak Lorok
PLTGU Tambak Lorok kembali beroperasi dengan menggunakan
Bahan Bakar Gas. Momentum penting yang berlangsung di
penghujung semester I 2014 ini didahului comissioning yang
telah diberlangsung sejak 12 Mei 2014. PLTGU Tambak Lorok
terdiri 2 blok, masing-masing blok terdiri dari gas turbine 3 x
109.5 MW dan steam turbine 1 x 188 MW. Dengan beroperasinya
PLTGU Tambak Lorok, maka pasokan listrik pada sistem
Jawa Bali akan bertambah 465 MW dan ditengarai mampu
berkontribusi terhadap upaya penghematan sebesar
Rp 292 milyar pertahun.
Pada tahap awal, pasokan BBG yang disalurkan adalah sejumlah
10 - 30 BBTUD. Selanjutnya, secara bertahap akan mencapai full
capacity sebesar 50 BBTUD. Pasokan Gas tersebut dialirkan dari
lapangan Gundih-Pertamina EP melalui pipa yang dibangun SPP
berjarak 120 kilometer. Setelah Comissioning di tie in gas dan
CNG selesai, gas mulai dialirkan untuk membangkitkan kembali
PLTGU Blok 2 Tambak Lorok. Saat ini GTG Unit 2.1 dan Unit 2.3
telah dialiri gas dengan beban 10-20 MW. Proses ini dilakukan
secara paralel dengan penyesuaian dan pengetesan beberapa
mesin yang beroperasi menggunakan bahan bakar gas.
g
S
edikitnya 30 peserta yang berasal
dari PLN Grup dan 5 utilitas
ketenagalistrikan anggota Head
of ASEAN Power Utilities/Authorities
(HAPUA) mengikuti kegiatan seminar
dan workshop mengenai Remaining
Life Assessment (RLA) di RLA Learning
Center PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB)
di Muara Karang (10-12/6). Kegiatan yang
dibuka secara resmi oleh Direktur Utama
PJB Amir Rosidin ini guna menyambung
pelaksanaan konferensi HAPUA di Manado
beberapa waktu sebelumnya.
Seminar dan workshop RLA ini merupakan
bagian dari kegiatan yang dilakukan
Working Grup 5 HAPUA yang fokus pada
pengembangan Sumber Daya Manusia.
Sebelumnya pada pertemuan bulan
Desember 2013 di Palembang, PLN telah
mengusulkan dan memasukkan program
training dan workshop mengenai RLA.
Usulan ini telah mendapatkan respon yang
cukup positif dari para negara peserta
HAPUA.

Kelima utilitas HAPUA peserta seminar
dan workshop tersebut antara lain
Sarawak Energi Berhad (SEB-Malaysia),
Tenaga Nasional Berhad (TNB-Malaysia),
Electricity Generating Authority of
Thailand (EGAT-Thailand) Electricite du
Laos (EDL-Laos), Departement of Electrical
Services (DES-Brunai Darussalam).

Amir Rosidin dalam paparannya
menyebutkan, PJB sebagai anak
perusahaan PLN telah berpengalaman
dalam pengelolaan pembangkitan
sebagai bisnis utama yang dilakukan,
termasuk dalam hal maintenance mesin
pembangkit. PJB juga telah berhasil dalam
melakukan Remaining Life Assessment
(RLA) sehingga dapat membantu
menjaga performa pembangkitan yang
dioperasikan PJB maupun yang berbagai
pihak yang memercayakan kegiatan
pemeliharaan mesin pembangkit kepada
kami."

Amir menyampaikan bahwa melalui RLA
Learning Center ini, PJB berharap dapat
melakukan sharing knowledge kepada
para peserta yang berasal dari anggota
HAPUA terkait RLA. Kedepannya, tentu,
PJB berharap terbukanya kesempatan
bagi PJB untuk dapat melebarkan kegiatan
bisnisnya dengan mengerjakan kegiatan
pemeliharaan pembangkitan di sejumlah
perusahaan anggota HAPUA di ASEAN
yang membutuhkan kompetensi yang
dimiliki PJB, tuturnya bersemangat.
g
Dermawan Uloly
Humas Indonesia Power
9
Juli 2014
Nasional
PLN Meriahkan
ICOLD 2014
Usai membuka secara resmi kegiatan pameran
internasional bendungan besar dalam rangka
82
nd
Annual Meeting of International Commision
On Large Dams (ICOLD) 2014 di Nusa Dua
Convention Center (BNDCC), Bali (3/6), Wakil
Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia
Achmad Hermanto Dardak, didampingi Presiden
ICOLD Adama Nombre dan Direktur (Konstruksi
dan Energi Baru Terbarukan) PLN Nasri Sebayang
berkesempatan mengunjungi booth PLN di area
pameran yang diikuti oleh 87 peserta dari 46
negara.
B
ooth PLN Group
yang terdiri dari :
UIP I Pembangkitan
Sumatera, UIP VI
Pembangkitan Hydro
PT Indonesia Power
dan PT Pembangkitan
Jawa Bali menampilkan
sejumlah informasi
tentang PLTA eksisting
yang selama ini dioperasikan
oleh PLN Group, serta
informasi mengenai progres
kegiatan pembangunan proyek
PLTA, seperti PLTA Upper Cisokan
berkapasitas 4 x 260 MW.

ICOLD merupakan organisasi profesi terkemuka dunia bidang
bendungan besar yang beranggotakan 95 negara dan hingga
saat ini memiliki 10.000 anggota yang tersebar di seluruh dunia.
Anggota ICOLD adalah : Perusahaan Engineering, Konsultan,
Kontraktor, Perusahaan Konstruksi, Ilmuwan, Peneliti, Engineer,
Kalangan Akademisi, Pemerintah, Institusi Keuangan dan Asosiasi.

Potensi pengembangan dan pemanfaatan energi air untuk
kebutuhan pembangkit listrik di Indonesia mencapai 25.606
MW yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam Rencana Umum
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2013-2022, direncanakan akan
dibangun sejumlah PLTA dengan kapasitas total 5.694 MW.
g
Dermawan Uloly
Selagi Muda,
Ayo Berkarya Dan
Berinovasi!

Sebagai kaum muda yang berjiwa dinamis
dan menyukai tantangan, banyak karyawan
PLN yang telah memberikan kontribusi positif
terhadap tumbuh kembang Perusahaan.
Upaya ini tentu harus senantiasa digiatkan.
Salah satunya melalui kegiatan sebagaimana
yang diusung Direktorat Operasi Jawa Bali
Sumatera (DITOPJBS) belum lama ini. Melalui
ajang bertajuk Lomba Kreatitas Anak
Muda DITOPJBS 2014, semangat inovasi dan
kreatitas mereka dipacu menuju tataran yang
lebih tinggi lagi.
L
omba Kreatitas Anak Muda DITOPJBS 2014
berlangsung selama 2 hari penuh (4-5/6). Kegiatan ini
diselenggarakan dalam rangka menggali kreativitas
anak muda PLN guna mewujudkan peningkatan kinerja
berkelanjutan.

Para peserta lomba merupakan anak muda perwakilan dari
8 kantor unit induk PLN se-Jawa Bali, yaitu Disjaya, DJBB,
Disjateng & D.I.Y, Disjatim, Disbali, P3BJB, Unit Pembangkitan
Jawa Bali (UPJB), Pembangkitan Tanjung Jati B. Selain itu,
kegiatan ini diikuti pula oleh perwakilan dari anak perusahaan
PLN, yaitu Indonesia Power (IP), dan Pembangkitan Jawa Bali
(PJB). Tiap unit mengirimkan dua perwakilan, baik perorangan
maupun tim yang telah diseleksi di unit masing-masing.

Pelaksana Harian GM PLN Disjateng & DIY Andreas Heru
Sumaryanto dalam sambutannya menyampaikan agar
kreativitas selalu lekat dalam keseharian para karyawan PLN
sehingga loso OPI (Operational Performance Improvement)
tetap dapat dipertahankan. Paparan Andreas ini sejalan
dengan tema lomba yakni Dengan Kreativitas Anak Muda
Membangun Semangat & Produktivitas Mendukung Kinerja
Unggul Perusahaan.
F
o
t
o

:

D
e
r
m
a
w
a
n

U
l
o
l
y
Foto : Humas Disjateng & DIY
10
Juli 2014
Nasional
Sementara itu, Kepala Divisi Pembangkitan Jawa Bali, DGN
Ambara yang mewakili Direktur (Operasi Jawa-Bali-Sumatera)
bertindak sebagai dewan juri dan memberi pengarahan
di awal acara. Saling memberi semangat, menimba
pengalaman, semoga bisa diimplementasikan di unit masing-
masing, demikian motivasi yang ia berikan kepada para
peserta. Selain Ambara, terdapat beberapa juri lain dari PLN
Kantor Pusat yakni Hadi Suhana, Budi Aprianda, Henrison,
Wahyu Sulaeman serta Akiman Nainggolan dari PLN Disjateng
& DIY

Setiap peserta menampilkan karya hasil kreativitas dalam
presentasi dan tanya jawab dihadapan dewan juri selama 30
menit.
Salah satu peserta, Intan Sukmawat N.H, mengaku termotivasi
mengembangkan kreativitasnya bersama tim untuk
menciptakan kinerja yang lebih efektif. Ia mengembangkan
sistem informasi dalam pengolahan batu bara. Hasil karya
kreativitasnya tersebut tertuang dalam makalah yang
berjudul Optimalisasi Sistem Informasi Annika untuk
Pengelolahan Data Batu Bara. Saya berharap karya ini dapat
diimplementasikan tidak hanya di Tanjung Jati tetapi juga di
unit lain agar kinerja perusahaan meningkat, ujarnya.

Hasil Karya lainnya yang ditampilkan pada kegiatan tersebut,
adalah lain Saklar Pesta (Penyambungan Sementara)
Otomatis yang merupakan presentasi dari Tim Disjatim.
Manfaat Saklar Pesta Otomatis ini adalah untuk mendukung
program revenue assurance saving kWh dan pendapatan,
serta untuk mendukung kinerja susut. Selain itu, Tim Disjateng
& DIY mengusung karya yang diberi nama Keset Grounding
ABSW (Air Break Switch) Portable yang bermanfaat untuk
meminimalisir anggaran untuk pengadaan keset grounding
yang telah hilang, serta sebagai alat keselamatan kerja pada
saat pekerjaan pemeliharaan ABSW.

Hasil penilaian dewan juri akan di-umumkan pada Rapat
Koordinasi Triwulan 3 - 2014 Direktorat Operasi Jawa Bali
Sumatera.
g
Humas Distribusi Jateng & DIY
Tatkala Si Hitam
Menjadi Bahan Diskusi
Salah satu upaya guna memastikan kualitas
pasokan batubara ke pembangkit listrik tenaga
uap (PLTU) adalah dengan memastikan kualitas
dan karateristik pemasoknya (supplier). Ini
menjadi tata kunci dalam mengelola resiko
kualitas batubara.
H
al itu disampaikan Direktur (Pengadaan Strategis &
Energi Primer) PLN Bagio Riawan pada workshop Tata
Kelola Batubara di lingkungan PLN (Persero) dan anak
perusahaannya. Workshop yang berlangsung di PT Indonesia
Power, Jakarta ini dibuka oleh Direktur Utama PT Indonesia
Power, Supangkat Iwan Santoso (11/6). Selain dari PLN, 50
peserta workshop ini ada pula yang berasal dari PT Indonesia
Power dan PT PJB. Turut hadir dalam kesempatan ini General
Manager PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP)
Suralaya Harlen.
Pengelolaan resiko dalam manajemen batubara, menurut
Bagio, menjadi vital bagi seluruh PLTU di lingkungan PLN.
Terutama dalam rangka meningkatkan kinerja operasi dan
mengoptimalkan biaya. Lebih lanjut, Kepala Divisi Batubara PLN
Helmi Najamudin menjelaskan bahwa selain untuk keperluan
tadi, pengelolaan resiko utamanya ditujukan untuk menekan
resiko operasional hingga titik terendah. Dalam sesinya, Helmi
juga menjelaskan mengenai Smart in Coal Purchasing, bahwa
harga batubara sudah diatur pemerintah dalam HBA (Harga
Batubara Acuan).
Pada sesi yang sama, Helmy juga berbagi kiat dalam
bernegosiasi. Diantaranya adalah pastikan bahwa sebelum
mulai proses negosiasi jangan menerima apa pun dan jangan
terjebak rayuan. Walaupun demikian, Helmy tetap menekankan
pentingnya menjaga hubungan baik namun tetap konsisten.
Kepala Divisi Batubara PLN ini kemudian mengakhiri sesinya
dengan berbagi informasi tentang hambatan-hambatan apa saja
yang biasanya muncul pada saat negosiasi batubara.
Kegiatan workshop secara umum diikuti dengan antusias oleh
peserta. Hal ini terlihat pada saat sesi tanya jawab. Pertanyaan
yang muncul pun mewakilkan praktek nyata di lapangan.
Diantaranya mengenai resiko kehilangan (losses), penuangan
harga pada kontrak dan bagaimana implementasinya untuk
multi year (long term).g
Humas Indonesia Power
Wahyu Sulaeman (PMO-OPI JB) F
o
t
o

:

H
u
m
a
s

I
n
d
o
n
e
s
i
a

P
o
w
e
r
11
Juli 2014
Nasional
Awards Untuk
Media Internal PLN,
IP dan Icon+
Apresiasi ini menjadi pemicu semangat bagi Majalah Fokus
PLN untuk terus meningkatkan prestasi di masa depan.
Selain itu, untuk membangun kesadaran akan pentingnya
media jurnalistik dalam memberi informasi dan referensi
yang mumpuni tentang kinerja PLN.
A
presiasi membanggakan ini semakin lengkap dengan diterimanya beberapa
penghargaan sejenis oleh dua anak perusahaan PLN, yaitu ICON+ dan Indonesia
Power. ICON+ menerima 6 apresiasi yang terdiri dari 2 emas, 2 perak dan 2
perunggu. Sementara Indonesia Power berhak menyandang apresiasi 1 emas.
BUMN Internal Magazine Awards (BIMA) 2014 adalah ajang penghargaan yang diadakan
pertama kali oleh Majalah BUMN Track. Dalam BIMA 2014, media yang turut dilombakan
merupakan media internal yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan BUMN
di seluruh Indonesia. Dewasa ini, hampir seluruh BUMN menerbitkan
media internal sebagai sarana sosialisasi berbagai dinamika yang
terjadi dalam BUMN terkait. Mengingat arti penting tersebut,
maka sudah semestinya berbagai media internal ini dapat hadir
dengan kualitas mumpuni yang selaras dengan karakteristik dan
kebutuhan para pembacanya.
Pada ajang penyerahan apresiasi BIMA 2014 yang berlangsung di Pondok Indah Golf,
Jakarta (18/6), Majalah Fokus yang merupakan media komunikasi internal karyawan
PLN berhasil menyabet prestasi membanggakan dengan memperoleh apresiasi
perunggu untuk Sub Kategori Subtansi, Bahasa dan Sistematika Terbaik.
Menurut Pemimpin Redaksi Majalah Fokus Bambang Dwiyanto, Ini menjadi
penyemangat bagi kita. Karya kita diakui oleh majalah BUMN Track. Kita jadikan
apresiasi ini sebagai pemicu bahwa kita bisa memajukan majalah. Pemicu untuk
menyajikan informasi-informasi internal supaya lebih pas dan juga bisa ikut mendorong
pencapaian kinerja perusahaan. Bambang pun tak lupa mengucapkan terima kasih
kepada seluruh jajaran redaksi majalah
Fokus, konsultan dan kontributor, serta
seluruh unit yang secara aktif telah
memberi sumbangsih atas terbitnya
Majalah Fokus.
Selaras dengan Bambang, Agus
Trimukti yang mewakili Majalah Fokus
saat menerima penghargaan tersebut
mengatakan kebanggaannya atas
penghargaan ini. Apresiasi ini hendaknya
menjadi pemicu semangat. Bukan
hanya di PLN Pusat tetapi juga kepada
unit-unitnya. Yaitu agar berusaha
mencapai yang terbaik,, ungkapnya.
Agus menambahkan bahwa apresiasi ini
harus menjadi pendorong pula bagi
kemajuan PLN sesuai bidangnya
tersendiri.
Terkait dengan
penyelenggaraan
BIMA 2014, A Pandu
Wijayanto selaku Staf
Ahli Kementerian BUMN
sekaligus Ketua Dewan
Juri mengatakan bahwa
kegiatan ini merupakan
ekstrakulikuler dari
BUMN untuk memberikan
pelajaran yang lebih
baik dan bermanfaat
kepada para pengelola media
internal. Ternyata banyak sekali para
profesionalis di BUMN yang mampu
menulis dengan kalimat bahasa yang
sesuai mekanisme penulisan. Penjurian
dilakukan melalui mekanisme jurnalis. Ini
merupakan media informasi dan promosi
yang sangat baik, tutur Pandu saat
memberikan kata sambutan.
Sebelum menutup pidato sambutannya,
Pandu mengucapkan selamat kepada
para panitia dan peserta. Terutama
kepada BUMN Track yang telah
mengadakan acara ini. Hendaknya
kegiatan ini direncanakan lagi, apakah
akan diadakan setahun sekali atau dua
tahun sekali, himbau Pandu.
Selamat kepada Majalah Fokus PLN,
apresiasi bergengsi ini tentu saja akan
semakin memacu kinerja kita semua di
masa mendatang. Pasti! g
Muhammad Shiddiq
F
o
t
o

:

M
u
h
a
m
m
a
d

S
h
i
d
d
i
q
12
Juli 2014
Nasional
Sepakat
Hemat!
Penghematan adalah sebuah keniscayaan
yang musti diimplementasikan secara
nyata. Sebagai BUMN yang mengurusi
pasokan listrik, PLN pun telah memastikan
tekadnya untuk membumikan semangat
tersebut. Hal ini terwujud nyata melalui
deklarasi seluruh jajaran di PLN Grup untuk
melaksanakan penghematan secara total
dan rasional. Deklarasi tersebut menjadi
penutup manis dari gelaran Rapat Kerja
(Raker) Gerakan Penghematan 2014 (23/6)
yang menjadi media kesepakatan semangat
tersebut!
R
aker Gerakan Penghematan 2014 ini secara nyata
telah berperan dalam penyatuan visi PLN dan
anak perusahaannya mengenai penghematan.
Implementasinya ditegaskan melalui penandatanganan
Deklarasi Gerakan Penghematan 2014 oleh seluruh peserta
Raker. Deklarasi tersebut memuat beberapa komitmen penting
untuk dilaksanakan secara utuh, konsisten dan berkelanjutan.
Komitmen tersebut antara lain :
Menjalankan gerakan penghematan/esiensi di seluruh lini.
Menjalankan program investasi berdasarkan skala prioritas
secara konsisten, disiplin dan bertanggungjawab.
Menjalankan 10 (sepuluh) Program Inisiatif Strategis
Pengendalian Cost & Revenue secara konsisten, disiplin, dan
bertanggungjawab.
Sebagaimana kita ketahui bersama, kondisi perekomonian dunia
dewasa ini telah melatarbelakangi PLN untuk mencanangkan
berbagai program penghematan. Upaya ini dirasakan
sangat penting dalam rangka mengantisipasi ragam gejolak
perekonomian dunia. Apalagi pada kenyataannya depresiasi
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika dan naiknya harga
minyak dunia telah memaksa Pemerintah merevisi anggaran
pembangunan sebagaimana tertuang dalam APBN-Perubahan
2014. Termasuk di dalamnya anggaran operasi PLN.
"Dalam APBN-P 2014, dari kebutuhan PLN sebesar Rp 115 triliun,
subsidi listrik yang disetujui oleh DPR RI adalah Rp 103,8 triliun
dengan asumsi kurs Rp 11.600/USD. Untuk menutup kekurangan
subsidi tersebut DPR juga telah menyetujui usulan Pemerintah
untuk menaikkan tarif listrik pada 6 (enam) golongan tarif mulai
1 Juli 2014. Penyesuaian ini diharapkan mampu membantu PLN
memenuhi kekurangan biaya operasi sekitar Rp 8,5 triliun,
demikian disampaikan Direktur Utama PLN Nur Pamudji dalam
Raker yang diikuti oleh para Kepala Divisi, General Manager dan
Direksi anak perusahaan.
Sekarang dengan nilai kurs USD yang naik lagi, PLN perlu
segera melakukan langkah-langkah terobosan melalui sejumlah
program esiensi dan upaya penghematan agar dapat tetap
menjalankan kegiatan bisnis dan melayani pelanggan," demikian
tekad yang disampaikan Nur pada kesempatan tersebut.
Seperti telah disampaikan sebelumnya, dalam Raker ini
telah dilakukan pembahasan mengenai 10 Program Inisiatif
Strategis (Cost and Revenue Management Program 2014)
untuk melakukan penghematan di PLN. Pembahasan tersebut
dilakukan melalui diskusi program aksi kelompok. Ke-10 program
inisiatif strategis tersebut adalah pengendalian BBM, susut dan
PS, sewa pembangkit, biaya pemeliharaan, persediaan, biaya
administrasi, biaya pegawai, piutang, kas, dan pendanaan.
"PLN juga harus dapat menjaga rasio DSCR (Debt Service
Coverage Ratio) pada angka 1,54 agar terhindar dari resiko
default. Pemerintah dan DPR menyadari kondisi ini, sehingga
usulan PLN agar rasio DSCR tetap dipertahankan di angka
1,54 disetujui dengan penambahan biaya operasional dengan
tentunya permintaan agar PLN terus melakukan penghematan,"
lanjut Nur Pamudji.
Salah satu kiat yang menurut Nur Pamudji cukup signikan
mendukung program penghematan ini adalah berupaya optimal
meminimalisir tunggakan rekening listrik. Saat ini tunggakan
rekening mencapai sekitar Rp 2,5 triliun dari total revenue PLN
Rp 15 triliun per bulan. Jadi potensi tambahan pendapatan dari
penurunan tunggakan ini sangat signikan," ujar Nur mantap
dan optimis. g
Tutang Wien
F
o
t
o

:

A
g
u
s

T
r
i
m
u
k
t
i
Suasana Rapat Kerja Gerakan Penghematan 2014, di PLN Kantor Pusat (23/6)
13
Juli 2014
Nasional
A Picture Paint A
Thousand Words
Dalam upaya mempererat hubungan yang telah terjalin
baik selama ini, PLN kembali mengadakan Media Gathering
dengan para pewarta, khususnya pewarta foto, dari
berbagai media nasional (20-21/6). Melalui kegiatan ini,
diharapkan kedua elemen dapat lebih bersinergi dan
membangun kesepahaman. Terutama dalam menghasilkan
ragam informasi yang bermanfaat bagi kedua belah
pihak. Hal ini dirasakan sangat penting dalam rangka
mengedukasi masyarakat luas mengenai dinamika
kelistrikan nasional.
S
elain sebagai bentuk sinergi antara
PLN dengan media, kegiatan ini
juga bertujuan memperkenalkan
kinerja nyata pegawai di lingkungan
PLN grup, terutama menjaga aset
bangsa. Lokasi yang menjadi tujuan
dalam kegiatan Media Gathering kali
ini adalah Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) Lamajan dan Plengan di
kawasan Bandung, Jawa Barat. Keduanya
merupakan bagian terintegrasi dari Unit
Bisnis Pembangkitan (UBP) Saguling
PLTA Lamajan dan PLTA Plengan
telah banyak berkontribusi sebagai
pemasok listrik yang cukup vital di
kawasan Jawa-Bali. Saat ini kedua
PLTA tersebut telah memasuki usia 90
tahun. Supervisor Senior PLTA Plengan
Ahmad Saenudin, mewakili Indonesia
Power Unit Bisnis Pembangkitan (UBP)
Saguling, mengatakan bahwa hingga
saat ini PLTA Lamajan dan PLTA Plengan
masih tetap dapat beroperasi optimal.
Hal ini merupakan bukti dari kontribusi
Indonesia Power dalam menerapkan
pola pengoperasian dan kegiatan
pemeliharaan secara rutin. Pola ini
memungkinkan seluruh PLTA yang
dioperasikan tetap dapat beroperasi,
walaupun usianya telah lebih dari 90
tahun.
Di kedua lokasi ini, para rekan-rekan
pewarta foto dipersilahkan melakukan
pemotretan terhadap berbagai aspek
terkait pembangkit yang usianya
menjelang 1 abad tersebut. Hasil
jepretan mereka akan dinilai dan
diperlombakan. Dalam kegiatan ini, para
pewarta dibagi dua kelompok untuk sesi
pemotretan di dua lokasi berbeda secara
bergantian. Di PLTA Lamajan, dua lokasi
yang menjadi target bidik adalah Power
House dan Gardu Induk (GI). Sementara di
PLTA Plengan, mereka berlomba mencari
obyek menarik di bagian luar Power
House, areal turbin dan ruang kontrol.
Di ruang operasional PLTA Plengan yang
merupakan ruang panel/pengendali
seluruh pewarta foto memperoleh
sekelumit informasi terkait kinerja di
kawasan tersebut. Ruang ini berisi
mesin-mesin kelistrikan peninggalan
jaman Belanda tahun 1920, menurut
Tarna sebagai Asisten Enjiniring PLTA
Plengan. PLTA ini ditengarai menyalurkan
70 Kilo Volt (KV) ke sistem paralel Jawa-
Bali yang disalurkan melalui gardu
Cikalong dan Sumatera. Selanjutnya para
peserta diajak menaiki kereta lori menuju
ke lokasi PLTA yang berada di dasar bukit
yang berjarak 250 meter, dengan sudut
kemiringan hampir 70 derajat.
Pada malam harinya, panitia
mengumumkan para pemenang hasil
lomba pemotretan. Sambil menyantap
sajian makan malam dan menyaksikan
hasil bidikan para pewarta foto, seluruh
peserta dihibur dengan alunan musik
dangdut yang sangat atraktif.
Keesokan hari, peserta diajak
berpetualang menerjang arus sungai
nan deras alias rafting. Panitia dan
peserta pun dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk menempati perahu
masing-masing. Memasuki lokasi sungai,
disini para peserta semakin dibuat tegang
adrenalinnya dengan beberapa track yang
cukup menantang bagi pemula.
Meski perjalanan berlangsung cukup
singkat, namun dari berbagai kegiatan
yang dilaksanakan sepanjang agenda
Media Gathering ini, jalinan hubungan
antara PLN dan para awak media ini pun
kian bertumbuh dengan kuat. Hal ini
sejatinya patut untuk terus dipertahankan
dan ditumbuhkembangkan. Apalagi
pada kenyataannya, media memegang
peranan yang sangat penting bagi
PLN. Diantaranya sebagai salah satu
media sosialisasi ragam kebijakan PLN
kepada masyarakat luas. Sehingga
pada gilirannya mampu menciptakan
kepahaman mendalam dari setiap
segmen masyarakat tentang sepak
terjang PLN selama ini. g

Muhammad Shiddiq
F
o
t
o

:

A
g
u
s

T
r
i
m
u
k
t
i

&

I
s
t
i
m
e
w
a
Foto pemenang lomba Fotogra pada media gathering
pewarta foto (20-21/6).
Seluruh peserta media gathering pewarta foto di depan PLTA Plengan, Kab. Bandung, Jawa Barat (20/6).
14
Juli 2014
Kinerja
Pencapaian KPI
Terkendala Investasi
Sampai dengan bulan Mei 2014, masih banyak
pencapaian kinerja korporat PLN yang berada
dibawah target. Hal itu terungkap pada Performance
Dialogue melalui media video teleconference antara
jajaran PLN Pusat dengan seluruh unit PLN wilayah
dan unit PLN konstruksi di Indonesia Timur, pada 18,
19 dan 20 Juni lalu.
K
epala Bidang Kinerja Organisasi - Satuan Pengendalian Kinerja Korporasi
(SPKK) PLN, Nurjaya Amral mengatakan, menurut pantauannya sampai dengan
Mei 2004, KPI (Key Performance Indicator) pada unit-unit PLN Wilayah pada
umumnya masih dibawah target. Target-target kinerja yang belum tercapai tersebut
di antaranya adalah penambahan jumah pelanggan, kecepatan sambungan baru, BPP
(Biaya Pokok Penyediaan), dan perputaran material.
Di samping itu, untuk indikator energi primer juga masih adanya kelebihan pemakaian
BBM (Bahan Bakar Minyak). Sebaliknya, pemakaian BBN (Bahan Bakar Nabati), gas dan
batubara pada umumnya malah di bawah target, ungkapnya seraya menambahkan
bahwa pencapaian target kinerja di unit-unit konstruksi pada umumnya juga belum
tercapai, terutama pada masalah progres sik dan realisasi penyelesaian proyek.
Menurut Nurjaya, sejatinya sejak dua bulan lalu unit-unit wilayah sudah mengeluhkan
berbagai kendala sehingga sulit untuk mencapai target-target KPI tersebut. Di
antaranya, karena adanya masalah keterbatasan anggaran investasi dan mundurnya
kembali jadwal operasi proyek-proyek pembangkit non-BBM.
Masalah-masalah yang dihadapi unit-unit wilayah dan konstruksi inilah membuat
pencapaian KPI secara korporat banyak yang belum tercapai. Bila merujuk hasil
pantauan SPKK, masih banyak KPI Korporat yang belum tercapai sampai dengan bulan
Mei 2014, di antaranya sebagai berikut:
l Target KPI untuk SAIDI (System Average Interruption Duration Index) atau lamanya
padam per pelanggan dalam setahun sampai dengan Mei 2014 sebesar 106,58
Menit/Plg, sementara realisasinya
147,93 menit/plg (angka pencapaian 61
%).
l Target KPI untuk SAIFI (System
Average Interruption Frequecy Index)
atau frekuensi padam per pelanggan
dalam setahun sampai dengan Mei
2014 sebesar 2,04 kali/plg, sementara
realisasinya 3,07 kali/plg (angka
pencapaian 49%).
l Target KPI untuk Fuel Mix BBM
(termasuk IPP) sampai dengan Mei
2014 sebesar 11,13%, sementara
realisasinya adalah 12,03% (angka
pencapaian 92%).
l Target KPI untuk Penambahan
Kapasitas Pembangkit (COD) sampai
dengan Mei 2014 sebesar 2,48 GW,
sementara realisasinya 1,18 GW (angka
pencapaian 48%).
l Target KPI untuk EAF (Equivalent
Avalibility Factor) PLTU sampai dengan
Mei 2014 adalah sebesar 77,88%,
sementara realisasinya 71,1% (angka
pencapaian 91%).
l Target KPI untuk Susut Jaringan
sampai dengan Mei 2014 mencapai
9,32%, sementara realisasinya
diperkirakan mencapai 9,65 (angka
pencapaian 96%).
Kepala Divisi Perencanaan &
Pengendalian Anggaran Gong Matua
Hasibuan yang hadir pada dialog
tersebut mengatakan bahwa tidak
tercapainya KPI akibat keterbatasan
anggaran investasi yang dialami unit-unit
PLN selama ini diharapkan dapat segera
teratasi, dengan akan adanya tambahan
subsidi dan kenaikan tarif listrik tahap
kedua.
Menurutnya, pada pertengahan Juni
lalu pemerintah dan Badan Anggaran
(Banggar) DPR telah menyepakati
besaran subsidi listrik pada Rencana
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (RAPBN)-Perubahan mencapai
Rp 103,8 triliun pada tahun 2014. Seperti
diketahui, dalam APBN 2014 alokasi
anggaran untuk subsidi listrik hanya
mencapai Rp 81,8 triliun.
Selain itu, pemerintah dan DPR juga
telah menyepakati kenaikan tarif listrik
tahap kedua pada enam golongan
pelanggan yang akan berlaku mulai 1 Juli
2014. Kenaikan tarif listrik ini diharapkan
akan memberikan tambahan pendapatan
PLN sebesar Rp 8,5 triliun, ujarnya.g
Tutang Wien
F
o
t
o

:

M
u
h
a
m
m
a
d

S
h
i
d
d
i
q
Suasana Performance Dialogue di PLN Kantor Pusat, Jakarta
15
Juli 2014
M
anajer Senior Kepatuhan
PLN Rachmat Hidayat saat
diwawancarai Fokus mengakui
bahwa upaya mewujudkan PLN yang
bersih dari korupsi sudah berjalan dan
dilaksanakan dengan serius. Diantaranya
dijembatani dengan melakukan kerja
sama dengan KPK. Salah satu media
dari kerja sama tersebut
adalah membentuk
Unit Pengendalian
Gratikasi (UPG)
yang diharapkan
dapat memberikan
pemahaman
gratikasi,
meningkatkan
kesadaran pelaporan,
meminimalisasi
kendala psikologi, dan
terciptanya lingkungan
pengendalian serta
juga sebagai alat
manajemen.
Jadi, pada saat kita melakukan kerjasama
Program Pengendalian Gratikasi (PPG)
antara PLN dengan KPK, maka salah satu
butir dari kerjasama itu menegaskan
bahwa PLN harus membentuk UPG, jelas
Rachmat.
Pembentukan UPG di PLN juga merupakan
bagian dari mensukseskan kegiatan yang
mendukung program pemerintahanyang
bersih. Jadi jelas, alasannya bukan karena
di PLN marak terjadi tindak pidana korupsi
loh.Pemerintah melalui Perpres No.
55 Tahun 2012 yaitu tentang STRANAS
PPK (Strategi Nasional Pencegahan
dan Pemberantasan Korupsi), telah
menetapkan visi jangka panjangnya
dalam rangka mewujudkan kehidupan
bangsa yang bersih dari korupsi dengan
didukung nilai budaya yang berintegritas.
Dan PLN mempunyai andil didalamnya
diantaranya dengan membuat kebijakan
yang mempermudah pelayanan kepada
konsumen dalam memperoleh listrik
tersebut, yang tidak melakukan mark up
ataupun mengutip pungutan liar, juga
termasuk menerima gratikasi dalam
Ayo Laporkan
Gratifkasi!
Mudah, Aman dan Nyaman Kok!
Pelaporan gratifkasi tidak serumit yang kita duga. Kita
semua dapat melakukannya dengan sangat mudah.
Apalagi, upaya penangkal dari berlabuhnya potensi korupsi
ini akan membuat kita bekerja lebih aman, nyaman dan
juga terbebas dari ancaman. Benarkah demikian?
PLN Bersih
Divisi, Manajer Senior, Manajer Bidang,
Supervisor dan Asisten Enjinir, jelas
Rachmat.
Dalam rangka mempermudah proses
pelaporan, sedang direncanakan dengan
memanfaatkan teknologi informasi.
Salah satunya bisa melalui akses situs
website PLN. Nantinya, para pelapor
dapat mengirimkan laporannya secara
online melalui situs website PLN. Akan
disediakan kamar tersendiri yang akan
memfasilitasinya. Jadi siapapun dan
dimanapun pegawai PLN berada yang
masih dalam jangkauan internet, akan
dapat melakukan pelaporan dengan
mudah, aman dan nyaman. Tidak perlu
khawatir, kerasahasiaan akan tetap
terjaga! tegas Rachmat meyakinkan.
Salah satu hal yang digarisbawahi pria
yang menyelesaikan S1 di Teknik Mesin
Universitas Indonesia serta Magister
Managemen Business Administration
Techniq diITB Bandung ini adalah dengan
melaporkan Gratikasi maka pelapor akan
terbebas dari hukuman sesuai Pasal 12 B
(2) seperti yang dijaminkan dalam Pasal
12 C UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20
tahun 2001. Terutama apabila dikemudian
hari terbukti secara sah bahwa laporan
tersebut adalah benar-benar terkait
dengan unsur gratikasi.

Untuk waktu pelaporan gratikasi telah
diatur melalui UU Tipikor tersebut yaitu
batas pelaporan gratikasi maksimum 30
hari kerja sejak diterimakan gratikasi.
Untuk mengurangi hambatan psikologis
tersebut, pelapor tidak perlu memberikan
laporannya secara langsung ke KPK.
Silahkan melaporkannya kepada kami
dengan mengisikan Formulir Laporan
Gratikasi sesuai Formulir-A Lampiran
Perdir No. 060.K/DIR/2014, dan
mengirimkannya ke rachmat.hidayat67@
pln.co.id. Laporan tersebut selanjutnya
akan kami teruskan kepada KPK, jelas
Rachmat.
Muara dari penerapan PLN Bersih dimana
UPG sebagai salah satu implementasinya
adalah untuk membentuk budaya
perusahaan.Sebagai benteng untuk
menjaga agar pegawai PLN tetap terjaga
integritasnya dan terhindar dari korupsi,
undang-undang mengamanatkan
beberapa pelaporan yang wajib dilakukan,
yaitu laporan gratikasi dan laporan
LHKPN. Dan kami sedang berupaya
mencoba mensosialisasikannya
dalam bahasa yang santai, populer,
menyenangkan dan didesain semenarik
mungkin dalam berbagai media agar tidak
menakutkan pungkasnya mengakhiri
wawancara.
Upaya pemberantasan korupsi di
Indonesia tidak akan berhasil optimal, jika
hanya dilakukan oleh Pemerintah saja
tanpa melibatkan peran serta semua ...
termasuk PLN. g
prosesnya ungkap Rachmat.
Dilain pihak ternyata PLN tidak lagi
sendiri dalam mengusung Program Anti
Korupsi ini. Melalui Surat Edaran Menteri
BUMN No. 05/MBU/2013 tentang Road
Map menuju BUMN Bersih, diwajibkan
bagi seluruh BUMN untuk melaksanakan
kegiatan ini.Fakta yang terjadi, PLN telah
mendahului Pemerintah berkomitmen
menciptakan BUMN bersih. Program PLN
Bersih ini merupakan
bentuk dukungan
kepada Pemerintah
dalam pemberantasan
korupsi,, terang
Rachmat.
Upaya pembentukan
UPG di PLN masih
dalam proses yang
terus berlanjut. Masih
ada beberapa hal
yang perlu dibenahi,
sehingga pada gilirannya
nanti UPG dapat berperan secara optimal,
tutur Rachmat. Namun, sambungnya,
sebelum UPG terbentuk, maka segala
fungsi yang nantinya akan diemban oleh
UPG, sementara ini akan dilaksanakan oleh
Manajer Senior Kepatuhan.
Masih dengan topik pengendalian
gratikasi, dengan lugas Rachmat
menyebutkan bahwa upaya
pemberantasan korupsi itu dilakukan
dengan dua cara,yaitu penindakan dan
pencegahan. Dan pengendalian gratikasi
adalah bagian dari upaya pencegahan
korupsi.Upaya pencegahan korupsi
melalui pengendalian gratikasi di PLN
tersebut sudah berjalan sampai saat ini,
antara lain melakukan pelaporan ketika
menerima bahkan menolak gratikasi,
papar Rachmat. Sampai dengan saat ini,
menurut Rachmat, PLN sudah dua kali
melakukan pelaporan gratikasi kepada
KPK. Hal yang sangat menggembirakan
adalah diantara 16 laporan gratikasi
ke Manajer Senior Kepatuhan tersebut
mulai level Direksi yaitu Direktur Utama
dan Direktur Niaga Manajemen Risiko
dan Kepatuhan, kemudian Kepala
16
Juli 2014
Rampung mendengarkan sosialisasi,
kegiatan berlanjut dengan deklarasi PLN
Bersih yang diikuti oleh seluruh jajaran
manajemen, staf dan outsourcing PLN
APDP.
Mendukung agar program pelaksanaan
PLN Bersih bisa tercapai, PLN APDP
berkomitmen melakukan Proses
Pengadaan Barang dan Jasa sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu
seluruh staf yang ada di kantor PLN APDP
dan unit di bawahnya dibagikan PIN
PLN Bersih sebagai bentuk komitmen
bersama. Acara diakhiri dengan foto
bersama setelah penandatangan
Deklarasi PLN Bersih di lingkungan PLN
APDP Sistem Kalbar.
g
Humas PLN Kalimantan Barat
Giliran Ketapang
Gelorakan PLN Bersih
PLN Area Ketapang belum lama ini mengadakan COC gabungan yang
dipimpin langsung oleh Manajer Area Ketapang Diksi Erfani Umar, ST
(10/6). Momentum tersebut menjadi sangat spesial, karena bertepatan
dengan diadakannya penandatanganan Deklarasi PLN Bersih.
PLN Bersih
PLN APDP Sistem Kalbar
Komit Bersih!
Setelah memperoleh sosialisasi program PLN Bersih di Wilayah Kalbar,
kini giliran PLN Area Pengatur Distribusi dan Penyaluran (APDP)
Sistem Kalbar yang merupakan area di bawah PLN Wilayah Kalbar
berkomitmen melaksanakan program PLN Bersih.
K
egiatan sosialisasi dan deklarasi PLN Bersih berlangsung di lingkungan PLN
APDP Sistem KalBar (6/6). Sosialisasi disampaikan oleh Plt Manajer PLN APDP
Ricky Cahya Andrian selaku Pelopor PLN Bersih PLN Wilayah Kalbar. Sosialisasi
dilakukan dengan menjelaskan tentang gerakan moral PLN Bersih sembari menyaksikan
beberapa video rekaman tentang PLN Bersih dan Anti Korupsi
A
cara dimulai dengan penjelasan
singkat tentang program PLN
Bersih kepada seluruh pegawai
dan outsourcing. Selanjutnya dilakukan
pembacaan deklarasi oleh Asisten
Manajer Transaksi Energi Listrik Alberst
Safaria yang ditunjuk sebagai Ketua Tim
Pelopor PLN Bersih PLN Area Ketapang.
Pembacaan deklarasi ini disusul dengan
dengan penandatangan Deklarasi PLN
Bersih oleh seluruh pegawai PLN Area
Ketapang, termasuk seluruh pegawai
outsourcingnya.
g
Humas PLN Area Ketapang
17
Juli 2014
Public Interest,
Poin Penting
Implementasi KIP
Dipenghujung tahun silam, berdasarkan hasil penilaian
dan pemeringkatan yang dilakukan Komisi Informasi
Pusat terhadap 323 Badan Publik dalam pengelolaan
Keterbukaan Informasi Publik (KIP), PLN berhasil meraih
Terbaik 1 untuk kategori BUMN.
PLN Bersih
P
encapaian ini merupakan salah
satu bentuk komitmen nyata PLN
dalam menata dan mengelola
informasi serta menyampaikan secara
transparan kepada publik. PLN
mendapatkan skor 74,092 dengan
menyisihkan 59 BUMN peserta dari
sekitar 140-an BUMN yang ada. Nilai rata-
rata Keterbukaan Informasi Publik untuk
kategori BUMN dari skala 0 100 adalah
38,070.

Indonesia saat ini sedang berada
di era keterbukaan informasi,
terlebih semenjak pemerintah mulai
memberlakukan Undang-Undang
nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (UU-
KIP). PLN memandang perlu dan
pentingnya pengelolaan informasi
publik, karena hal ini menjadi salah
satu sarana meningkatkan transparansi
dalam mengoptimalkan pengawasan
publik terhadap pelayanan
ketenagalistrikan. Pengungkapan
informasi secara lengkap, akurat
dan tepat waktu merupakan salah
satu prinsip dasar transparansi
dalam Good Corporate Governance.
Sejak UU-KIP diberlakukan pada 2010,
secara bertahap dilakukan sosialisasi
ke unit-unit PLN dan dengan mengacu
pada UU-KIP, telah menunjuk Pejabat
Pengelola Informasi dan Dokumentasi
(PPID) yang diatur dalam Keputusan
Direksi Nomor : 501.K/DIR/2012,
menyediakan 14 informasi yang wajib
disediakan oleh BUMN dan disajikan
melalui menu Keterbukaan Informasi
Publik (KIP) di website PLN (http://
www.pln.co.id/?p=2772). PLN juga telah
memiliki Tim Uji Konsekuensi yang terdiri
dari beberapa Kepala Divisi terkait yang
bertugas menentukan informasi apa
saja yang dikecualikan untuk diberikan
kepada publik. Selain itu, juga terdapat
ruangan khusus yang disediakan sebagai
ruang informasi publik jelas Manajer
Senior Komunikasi Korporat Bambang
Dwiyanto.

Pencapaian yang telah diraih PLN di
tahun 2013 dalam hal peringkat 1 BUMN
dengan pengelolaan informasi publik
terbaik ini tidak membuat PLN cepat
berpuas diri. Tuntutan publik terhadap
keterbukaan informasi dan transparansi
di PLN akan terus bertambah dan
semakin beragam. Hal ini tentunya
tidak lepas dari perkembangan sosial
masyarakat Indonesia yang begitu
dinamis. Dalam hal ini PLN justru harus
bisa memanfaatkan era transparansi
tersebut untuk kepentingan perusahaan
yaitu meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan lanjut
Bambang.

Beberapa hal inilah yang muncul
dalam diskusi singkat yang membahas
mengenai implementasi keterbukaan
informasi publik dilingkungan PLN.
Kegiatan diskusi yang diadakan Satuan
Pengendalian Kinerja Korporat (SPKK)
PLN menghadirkan Yhannu Setyawan,
Anggota Komisi Informasi Pusat sebagai
narasumber. Hadir pada kesempatan
tersebut tim steering committee PLN
Bersih, tim PLN Bersih, perwakilan
Transparency International Indonesia
(TII). (13/6)

Masyarakat kita semakin
kritis, cerdas dan berani. Masyarakat
semakin kritis terhadap berbagai
persoalan disekitarnya mulai
dalam persoalan private, sampai
persoalan layanan publik seperti
pendidikan, kesehatan, listrik
hingga sosial-politikujar Anggota Komisi
Informasi Pusat Yhannu Setyawan.
Dalam melayani permintaan informasi
masyarakat, hal yang penting dan
menjadi landasan utama adalah public
interest tambahnya.

PLN sebagai BUMN yang mengurusi
hajat hidup orang banyak, yaitu layanan
kelistrikan bagi masyarakat, diharapkan
dapat menjadi BUMN yang lebih
transparan dan dapat memberikan
layanan informasi publik sebagaimana
yang telah diatur dalam UU-KIP. PLN
dengan infrastruktur yang telah ada
agar lebih dapat meningkatkan fungsi
keterbukaan informasi publik kepada
masyarakat. Relasi yang harmonis dan
baik antara PLN dengan masyarakat
merupakan fondasi dalam membangun
Indonesia yang lebih baik harap Yhannu
Setyawan.

Sementara itu, Kepala Satuan
Pengendalian Kinerja Korporat (KSPKK)
PLN, Zulfarida Faluzy mengatakan
bahwa implementasi KIP di unit-unit
PLN merupakan salah satu indikator
penilaian kinerja program PLN
Bersih. Transparansi juga merupakan
salah satu pilar PLN Bersih selain
partisipasi, integritas, dan akuntabilitas.
Direncanakan akan kembali dilakukan
sosialisasi mengenai keterbukaan
informasi publik yang melibatkan unit-
unit PLN, terutama karena melihat
perkembangan dan dinamika yang ada
terkait permintaan informasi publik
kepada PLN.
g
Dermawan Uloly
Suasana diskusi implementasi Keterbukaan Informasi Publik (KIP), di PLN Kantor Pusat (13/6).
18
Juli 2014
PLN Optimistis
Mampu Atasi Korupsi
Kami telah merancang aturan berkaitan anti korupsi di internal
PLN. Peraturan ini mempermudah pelanggan dalam bertransaksi dan
menyelamatkan pegawai dari masalah korupsi, tandas Nur mantap.
M
elalui kata pembuka dalam agenda
Indonesia Anti Corruption Forum
Ke-4 di Hotel Double 3, Menteng,
Jakarta Pusat, (11/6), Moderator Bambang
Trimurti mengatakan, Permasalahan
korupsi di Indonesia sudah sangat parah.
Akan tetapi upaya pencegahan korupsi
harus diutamakan.
Direktur Utama PLN Nur Pamudji dalam
presentasinya menyampaikan masalah
Undang-Undang Korupsi dari sisi internal
PLN. Kami telah merancang aturan
berkaitan anti korupsi di internal PLN.
Peraturan ini untuk mempermudah
pelanggan dalam bertransaksi dan
menyelamatkan pegawai dari masalah
korupsi, kata Nur dalam forum tersebut.
Nur menegaskan kembali mengenai
program anti korupsi yang PLN
laksanakan saat ini. PLN mempunyai
gerakan PLN bersih no suap dengan
banyak program-programnya, tegas
Nur. Dalam rangka penerapan peraturan
anti korupsi, Nur menyebutkan bahwa
PLN telah bekerjasama dengan dua
lembaga, yaitu Transparency International
Indonesia (TII) dan Yayasan Lembaga
Konsumen Indonesia (YTLKI). Keduanya
bekerjasama dengan PLN untuk
menegakkan PLN bersih no suap.
Kerja sama ini sudah dua tahun
berjalan dan terus dilanjutkan, karena
hasil-hasilnya mulai dinikmati oleh
masyarakat, imbuh Nur bersemangat.
PLN Bersih
Nur selanjutnya dengan gamblang
menegaskan bahwa sekarang ini ada
kemudahan bagi masyarakat untuk
mengaskes segala kepentingan
menyangkut pelayanan PLN kepada
pelanggannya. Adanya konektitas
layanan secara online yang telah PLN
terapkan, sangat menguntungkan
bagi pelanggan. Ini merupakan bentuk
transparansi untuk menghindari terjadinya
tindak korupsi dari sisi pelanggan.
Bagaimana kita mempermudah layanan
kepada pelanggan dengan mempermudah
regulasinya, jelas Nur mengakhiri
paparannya.
g
Muhammad Shiddiq
19
Juli 2014
Nusantara
Kemenkumham
Benchmark (lagi) ke
PLN CorpU!
Untuk kali kedua disepanjang tahun
2014, Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia (Kemenkumham)
kembali melakukan benchmark ke
PLN Corporate University (PLN
CorpU). Kali ini, kunjungan menyasar
Leadership and Corporate Culture
Academy, Udiklat Slipi, Jakarta.
R
ombongan terdiri dari 30 orang peserta
Pendidikan dan Pelatihan Management of
Training (MoT) yang tengah diselenggarakan
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum
dan HAM. Di lokasi benchmarking, rombongan disambut
Manajer Leadership and Corporate Culture Academy
Wisnu Satrijono beserta para staf, serta DM Humas PLN
Corporate University Liany Fatmasari (14/5).
Pada kesempatan tersebut, Wisnu membagi materi
penjelasannya dengan beberapa aspek terkait
PLN Corporate University. Secara runtut dimulai
dengan pemaparan sekilas PLN, diantaranya
meliputi organisasi, proses bisnis dan isu-isu yang
melingkupinya. Penjelasan tentang transformasi
PLN Pusdiklat menjadi PLN Corporate University
merupakan salah satu bagian yang cukup mendapat
perhatian. Hal-hal teknis terkait Developing the
Leadership Capability Program dan sistem pengelolaan
pembelajaran di Corporate Culture Academy, termasuk
berbagai penunjangnya, turut dibeberkan secara
gamblang.
Selaras dengan paparan Wisnu, Liany menambahkan
informasi terakhir mengenai perkembangan PLN
CorpU dan menjelaskan perubahan-perubahan
yang cukup menyolok dibandingkan dengan sistem
sebelumnya.
g

Humas PLN Pusdiklat
Ada MABIT di Masjid Ulul
Albab PLN CorpU
Sejak diresmikan oleh Direktur Utama PLN Nur
Pamudji pada awal tahun ini, Masjid Ulul Albab
PLN Corporate University (CorpU) langsung
ramai dipadati dengan berbagai kegiatan, baik
yang bersifat rutin maupun non rutin.
S
alah satu
kegiatan
paling
anyar yang
diadakan
Binrohis PLN
CorpU adalah
Malam Bina
Iman dan Taqwa
(MABIT). Selama
semalaman,
mulai bada Isya
hingga Subuh,
para jamaah
jamaah bertafakur, mengaji, dan mendengarkan tausyiah.
Menurut MS SDM & Keu Dedi Ruspendi, MABIT adalah kegiatan
yang baru pertamakali diadakan di lingkungan Masjid PLN CorpU.
Kita maksudkan untuk mendekatkan masjid ini dengan lingkungan
masyarakat sekitar ujar Dedi. Peserta MABIT selain dari PLN Pusdiklat,
juga berasal dari PLN se-Jabotabek dan masyarakat sekitar Masjid. Dedi
Ruspendi berencana agar kegiatan MABIT dapat dilaksanakan setiap
dua bulanan.
g

Humas PLN Pusdiklat
EDTL Timor Leste Niat
Belajar Bareng PLN CorpU
M
emasuki
pertengahan
tahun 2014 lalu,
Delegasi Timor
Leste berkunjung
ke PLN Corporate
University
(CorpU). Dalam
kunjungan kerja
itu Ministrio
Obras Publicas
(Kementerian
Pekerjaan Umum)
& Elektrisidade
De Timor Leste
(EDTL) mengemukakan keinginan melakukan kerja sama dalam
bidang pendidikan dan pelatihan di bidang kelistrikan. Pasalnya, sektor
kelistrikan Timor Leste saat ini kekurangan personil, baik secara
kuantitas maupun kualitas. Solusinya yang dipilih adalah melalui
Learning Solutions yang rencananya akan dihelat bersama PLN CorpU.
Menanggapi maksud dan harapan tersebut, Chief Learning Ofcer
Suharto merasa sangat gembira dan menyatakan akan menindaklanjuti
melalui Manajemen PLN.
g
Humas PLN Pusdiklat
Foto : Humas PLN Pusdiklat
Foto : Humas PLN Pusdiklat
Foto : Humas PLN Pusdiklat
20
Juli 2014
Nusantara
Gotong Royong
Mencari Solusi
PLN Corporate University (CorpU)
sejatinya merupakan salah satu alat
stratejik perusahaan yang berfungsi
mengintegrasikan semua sumber
daya pembelajaran, proses dan orang
di perusahaan yang memungkinkan
terwujudnya kinerja terbaik dengan terus
menerus meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dan perilaku orang dalam
lingkungan ekosistem bisnis.
PLN CorpU didukung oleh beberapa pilar dimana salah satunya
adalah Business Academies yang sesuai dengan proses bisnis
PLN, yaitu mulai dari pembangkitan, penyaluran, transmisi
dan distribusi. Dalam Business Academies, bidang transmisi
termasuk dalam proses bisnis utama yang keberadaannya
didukung oleh Transmission and Live Maintenance Academy
guna membangun, meningkatkan dan memelihara kompetensi
pegawai melalui pembelajaran guna meningkatkan business
performance.
Udiklat Semarang (TLM Academy) adalah salah satu dari 10
unit PLN CorpU yang dideklarasikan sebagai Transmission
and Live Maintanance Academy oleh Direktur (SDM dan
Umum) Eddy D. Erningpraja. Udiklat Semarang ditunjuk
sebagai pusat pembelajaran di bidang penyaluran transmisi
dan pekerjaan dalam keadaan bertengangan (PDKB).
Keberadaan TLM Academy tentu memiliki potensi yang tinggi
dalam meningkatkan kompetensi SDM Unit Operasional dan
berkontribusi dalam kinerja ekselen perusahaan.
Kondisi sebagaimana tersebut di atas dapat terwujud berkat
dukungan kelengkapan infrasutruktur yang dimiliki, seperti
Hardware yaitu Gardu Induk Bertengangan untuk praktek PDKB GI,
peralatan SOGI (SAS), Mini Tower Transmisi dan fasilitas praktikum
PDKB TM untuk metode berjarak dan sentuh langsung (mobil truck
elevatorTLM Academy yang dipimpin oleh Manajer Anton Suranto
ini terletak di timur kota Semarang sekitar 6 km dari pusat kota dan
beralamat di Jl. Kedung Mundu, Salak Utama Semarang dengan
luas area 170.803 m dan bangunan 18.100 m.
TLM Academy tidak hanya menyelenggarakan pembelajaran
namun juga membantu pemecahan masalah Unit Operasional,
diantaranya perbaikan kawat rantas 150 kV di keluaran pintu
tol Gayam Sari dengan menggunakan truck elevator sentuh
langsung milik TLM Academy (30/4). Penyebab utama dari
kawat rantas ini adalah konduktor terkena mobil crane atau
tersenggol saat mengangkat truck yang mengalami kecelakaan
sehingga terguling di keluaran pintu tol Gayam Sari. Kejadian
ini menyebabkan jaringan 150 kV antara GI Pandean Lamper
Tambak Lorok langsung trip dan konduktor menjadi rantas.
Sebenarnya metode perbaikan kawat rantas bisa dilakukan tanpa
padam menggunakan scaffolding dan skyladder, tetapi karena
lokasi sangat sempit dan banyak lalu lalang kendaraan. Melihat
kondisi tersebut, akhirnya diputuskan menggunakan truck TLM
Academy yang hanya membutuhkan space yang kecil.
Pelaksanaan perbaikan dilakukan oleh APP Semarang yaitu
rekan rekan PDKB TT/TET APP Semarang dan TLM Academy.
Upaya yang dilakukan dengan cara memadamkan jaringan SUTT
150 kV. Selanjutnya, perbaikan dilakukan dengan menggunakan
mobil elevator sentuh langsung TLM Academy yang biasa
digunakan untuk praktek siswa pembelajaran di lapangan
praktek PDKB TM. Kawat rantas diperbaiki, konduktor normal
kembali dan SUTT 150kV Pandean Lamper Tambak Lorok
dapat beroperasi dengan baik kembali.
Berkaca pada pengelaman tersebut, maka tujuan dibentuknya
Transmission and Live Maintenance Academy sebagai
-pusat rujukan pemecahan permasalahan operasional dan
berkontribusi aktif dalam mencapai kinerja ekselen- telah sesuai
dengan apa yang diharapkan. Sukses TLM Academy!
g

Victry Ani Suhartono
F
o
t
o

:

V
i
c
t
r
y

A
n
i

S
u
h
a
r
t
o
n
o
21
Juli 2014
Nusantara
ERP PHASE V 2014 Solusi
Tingkatkan Layanan
ERP terbukti menjadikan PLN mampu memberikan kontribusi secara maksimal maksimal
kepada seluruh pelanggannya. ERP sejatinya merupakan sistem IT yang berfungsi
meningkatkan layanan secara online termasuk di bidang bisnis.
P
roject Manager ERP Phase V yang
juga merupakan Tim Implementasi
Mandiri Abdul Kodir menjelaskan
bahwa pada ERP Phase V dilaksanakan
implementasi pada lima unit penunjang,
yaitu PLN Jasa Manajemen Konstruksi
(JMK), PLN Jasa Sertikasi (Jaser),
PLN Pusat Enjiniring Ketenagalistrikan
(Pusenlis), PLN Pusat Penelitian dan
Pengembangan (Puslitbang) dan PLN
Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan
(Pusharlis).
Untuk tahapannya, Kodir mengatakan ada
beberapa hal yang dilakukan. Antara lain
persiapan, analisa dan disain, kongurasi
dan build untuk membangun sistem,
serta melakukan pengetesan sistem baru.
Kesemua hal tersebut disampaikan Kodir
saat memberikan sambutan pada acara
F
o
t
o

:

M
u
h
a
m
m
a
d

S
h
i
d
d
i
q
Go Live ERP
di Jaser dan
Puslitbang
PLN Jaser dan Puslitbang secara
resmi sudah Go Live ERP. Pada PLN
Jaser, hal ini ditandai penyerahan SK
Go Live oleh Tim Implementasi ERP
Phase 5 yang diterima secara langsung
oleh GM PLN Jaser Miftahul Jannah
(4/6). Sementara di PLN Puslitbang,
momentum ini terwujud setelah
melalui perjalanan panjang sekitar 4
bulan 8 hari sejak kick off (2/6).
seremoni ERP Phase V 2014 di Function
Room, Lantai II, Gedung PLN (9/6). Saat
ini kita sudah melakukan migrasi data
untuk program Deploy I khusus untuk 3
unit PLN penunjang, yaitu PLN Puslitbang,
PLN Pusenlis dan PLN Jaser, kata Kodir.
Direktur Perencanaan dan Pembinaan
Aliasi PLN Murtaqi Samsuddin
mengatakan, nilai kinerja dari tim Deploy
sangat baik. Ini untuk meningkatkan
prestasi perusahaan, sehingga
perusahaan mampu menjalankan kinerja
perusahaan terbaik, demikian papar
Murtaqi.
Program Manager Ofcer (PMO) Ahmad
Zubaidi menjelaskan bahwa ERP PHASE
V terbagi pada 2 tahap. Tahap I telah
dimulai sejak 1 Juni 2014 yang diberi
nama Deploy I. Untuk Deploy II akan
diadakan di Bandung dan Semarang,
tambahnya.
Ahmad Zubaidi menjelaskan bahwa
ERP PHASE V berkaitan dengan
training berupa aplikasi komputer yang
membantu akuntabilitas perusahaan.
ERP PHASE V berisi proses administrasi
yang lebih tertib. Perbaikan dibidang IT
bertujuan meningkatkan kemampuan
sehingga dapat berjalan lancar, kata
Zubaidi.g
Muhammad Shiddiq
Dengan penerapan sistem ERP, proses bisnis PLN Jaser sebagai unit penunjang
menjadi lebih terintegrasi, transparan dan accountable. Melalui implementasi sistem
ERP ini diharapkan hambatan administrasi terkait integrasi back ofce MM, HR, dan
FM dapat dihilangkan, karena informasi yang ada bukan lagi milik PLN Jaser sebagai
unit kerja melainkan sudah menjadi milik PLN sebagai sebuah corporate.
22
Juli 2014
Nusantara
PLN Raih
Indonesia WOW Brand 2014
PLN meraih penghargaan bergengsi dalam Indonesia WOW Brand 2014. Dalam ajang
tersebut, PLN menempati posisi teratas dalam kategori public services dengan
subkategori BUMN.
P
enganugerahan Indonesia WOW
Brand 2014 digelar di Hotel JS
Luwansa, (25/6). Direktur (Niaga,
Manajemen Risiko dan Kepatuhan
PLN) Moch. Harry Jaya Pahlawan hadir
menerima penghargaan Indonesia WOW
Brand 2014. Pada ajang bergengsi ini,
PLN berhasil meraih nilai tertinggi (Gold)
dalam kategori BUMN subkategori public
services. Dengan kata lain, PLN memiliki
nilai awareness tertinggi.
Indonesia WOW Brand 2014
diselenggarakan oleh MarkPlus Inc.
Mengusung konsep WOW Brand,
MarkPlus Inc. menganugerahkan
WOW Brand kepada merek-merek
dari beberapa industri sebagai bentuk
apresiasi. Berlandas pada konsep
tersebut, brand yang terpilih adalah brand
yang WOW, bukan sekadar OK atau
AHA.
Penilaian WOW Brand didasarkan pada
nilai Brand Advocacy Ratio (BAR) yang
merupakan rasio antara nilai advocacy
spontan terhadap nilai awareness
spontan. Penilaian ini diperoleh melalui
penelitian dengan metode random
sampling. Jumlah respondennya berasal
dari berbagai kota di Indonesia yang
berbeda-beda untuk setiap kategorinya.
Ada empat kategori utama dalam
Indonesia WOW Brand 2014. Keempat
kategori itu ialah consumer yang
bergerak di bidang kesehatan
(healthcare), kendaraan (termasuk
asuransi dan leasing), spare part
kendaraan dan public services.
g
Sebastian Rekso Atmodjo
23
Juli 2014
tersebar di Area Bangka. Materi yang
disampaikan menyangkut mengenai
keteknisan pekerjaan teknik, SOP serta
cara aman dalam bekerja.
Kelima, Mini Bootcamp Capacity Building
to Babel Excellence. Mini Bootcamp
ini merupakan proses kilat dalam
pembelajaran menggunakan tools OPI
untuk Program Capacity Building to Babel
Excellence. Kegiatan Mini Bootcamp
diikuti oleh Regional Coach dan Lokal
Coach di PLN Wilayah Bangka Belitung.
Melalui Mini Bootcamp, diharapkan
keseluruhan tools yang ada di dalamnya
dapat diterapkan dalam pekerjaan di
PLN sehingga dapat mempermudah dan
mempersingkat proses pekerjaan.
Disela-sela kegiatan juga dilakukan MoU
PLN Babel dengan PT Babelindo Energy
yang merupakan MoU Excess Power
berkapasitas 2x7 MW terletak di Kawasan
Industri Ketapang. Dari MoU tersebut
direncanakan PLTU akan mulai beroperasi
pada akhir tahun 2014 ini.
Mari kita bahu-membahu untuk mencapai
tujuan tersebut. Ingat Motto PLN Babel
2014: Capacity Building To BABEL
EXCELLENCE .g
Humas PLN Babel
Nusantara
PLN Wilayah MMU
Siap Menjamu
3 Peristiwa Penting
Menjelang pelaksanaan Pilpres, bulan suci Ramadhan serta
Piala Dunia Sepak Bola, PLN Wilayah Maluku & Maluku
Utara (MMU) melaksanakan Apel Siaga Kesiapan Pasokan
Energi Listrik di halaman parkir Kantor PLN MMU (4/6).
Capacity Building To BABEL EXCELLENCE
Capacity Building To BABEL EXCELLENCE, demikian
motto baru yang kini melekat bagi PLN Babel sepanjang
tahun 2014. Pencanangan motto yang spektakuler ini
berlangsung di Rayon Sungailiat (6/6).
B
ertindak sebagai Inspektur
Upacara General Manager M.
Ikhsan Asaad yang didampingi
seluruh manajer Bidang, Manajer Area
Ambon, Manejer Sektor Pembangkitan
Maluku. Apel siaga ini diikuti oleh seluruh
pegawai di lingkungan PLN Wilayah MMU.
Apel siaga ini juga di instruksikan oleh
Ikhsan agar dilakukan di seluruh Unit
PLN mulai dari Pulau Halmahera (Area
Ternate) sampai ke Pulau Saumlaki (Area
Tual).
Dalam apel siaga itu, Ikhsan
menitikberatkan kesiapan seluruh
pegawai PLN Wilayah MMU untuk selalu
menjaga keandalan pasokan listrik ke
seluruh pelanggan. Ikhsan juga meminta
kerja sama seluruh jajarannya untuk
mendukung keandalan pasokan listrik
tersebut sesuai dengan fungsi masing
masing pegawai. Tak lupa, Ikhsan juga
meminta agar kepada seluruh pegawai
agar saling peduli dengan aset PLN serta
saling mendukung sehingga tidak terjadi
pemadaman.
g
Humas PLN MMU Apel Siaga PLN Wilayah Maluku & Maluku Utara menjelang Pilpres, Bulan Ramadhan dan Piala Dunia Sepak Bola 2014.
F
o
t
o

:

H
u
m
a
s

P
L
N

M
M
U
F
o
t
o

:

H
A
R

&

H
U
H
U
S
etidaknya ada berbagai program
yang dicanangkan oleh PLN
Babel dalam rangka mewujudkan
motto tersebut.
Pertama, Rayon Sungailiat dicanangkan
sebagai Rayon Excellence. Dalam hal ini,
PLN Rayon Sungailiat ingin mencapai
target kinerja 2014 dengan benchmark
dari PLN Bali yang sudah diakui sebagai
Unit Excellence.
Kedua, Gudang Pintar Area Bangka.
Ketiga, Pelaksanaan PDKB. Dijelaskan
bahwa TIM PDKB merupakan salah satu
solusi untuk mengatasi gangguan tetapi
pelanggan tidak padam, sehingga suplai
listrik tidak terganggu.
Keempat, Diklat Yantek. Diklat
dilaksanakan di Aula Kantor Area Bangka,
diikuti oleh Pelayanan Teknik yang
24
Juli 2014
Nusantara
GOLDS
Cara Emas Pantau
Material Gudang
Kepuasan pelanggan berawal dari proses bisnis ekselen.
Proses bisnis pun bermula dari dapur pelayanan. Di PLN
Distribusi Bali, gudang material merupakan salah satu
mata rantai dari proses bisnis ekselen. Gudang material
memasok berbagai material untuk pelayanan PLN kepada
pelanggan. Keakuratan data persediaan material di gudang
menjadi penentu bagi pengambil kebijakan untuk mencari
solusi ke depan.
GOLDS akan memberikan notikasi
kepada manajemen pada saat material
berada pada titik stok tertentu. Jadi
manajemen, terutama GM dapat
mengetahui stok material dengan data
yang riil. Dengan data material yang riil
maka GM bisa memutuskan langkah
selanjutnya terkait material yang ada
apakah membeli atau langkah lain,
tambah Syamsul Huda.
Hadir dalam peresmian itu Kepala Divisi
Distribusi Jawa Bali dan Pelayanan
Pelanggan Ahmad Tauk Haji, Kepala
Divisi Distribusi Sumatera dan Pelayanan
Pelanggan Daniel S. Bangun, Kepala
Divisi Sistem Informasi Manajemen Rully
Fasri serta para General Manager PLN di
Direktorat Jawa Bali Sumatera. Di akhir
acara, Ngurah Adnyana memberikan
Sertikat Apresiasi kepada User
Champion EAM.
g
Melva Yusmawati Manurung
GOLDS (Gudang Online Delivery
Swalayan) merupakan wajah baru
pengelolaan material di gudang
PLN Distribusi Bali Area Bali Selatan.
Direktur (Operasi Jawa Bali Sumatera
PLN) Ngurah Adnyana berkesempatan
meresmikan GOLDS di Tohpati (16/6).
Dalam sambutannya Adnyana berharap
dengan implementasi GOLDS tidak
ada lagi keluhan bahwa material tidak
tersedia, karena data yang ditampilkan
sudah akurat dan pengambil keputusan
bisa segera bertindak ketika mengetahui
persediaan material sudah sampai pada
titik tertentu. Penataan gudang memang
bukan kali pertama di Bali. Sudah ada unit
lain yang pernah melakukannya dengan
berbagai aplikasi, paparnya.
PLN Distribusi Bali telah menjadi pilot
project penerapan DrEAM (Distribution
Enterprise Asset Management). Setelah
sebelumnya PLN Bali punya DrEAM
yang di launching pada 11 Desember
2013. Sekarang kita punya GOLDS.
Kabar baiknya, GOLDS telah terintegrasi
dengan SAP dan DrEAM. Kiranya GOLDS
ini menjadikan proses bisnis PLN Bali
semakin ekselen, ungkap General
Manager PLN Distribusi Bali Syamsul
Huda saat membuka acara.
25
Juli 2014
PLN Peduli
Konsisten Mengembangkan
Keanekaragamanan Hayati
Paralel dengan upaya penyediaan listrik bagi seluruh segmen
kehidupan masyarakat Indonesia di seluruh Nusantara, PLN
tidak pernah melupakan peranan pentingnya dalam menjaga
sekaligus mengembangkan keanekaragaman hayati Indonesia.
Hal ini tercermin dalam apresiasi yang di raih PLN dalam ajang
bergengsi Indonesia Green Awards 2014 (18/6).
penyelenggaraannya adalah sebagai
penggugah kepedulian terhadap
lingkungan, baik oleh perusahaan,
komunitas maupun individu.
Indonesia Green Awards secara khusus
didedikasikan kepada para pihak yang
telah melakukan upaya-upaya luar
biasa melalui berbagai program untuk
menyelamatkan bumi. Melalui situs
resminya, dengan tegas disebutkan
bahwa Indonesia Green Awards dilandasi
apresiasi terhadap program perbaikan
lingkungan yang mengandalkan
kemitraan berbagai pihak untuk
menghasilkan perubahan.
Bertindak sebagai tim penilai dalam
perhelatan Indonesia Green Awards
2014 kali ini antara lain Ketua Dewan
Kehormatan PROPER KLH Prof Surna
Tjahja Djajadiningrat, Chairman The La
To School of CSR La To, Sekretaris
Jenderal Kementerian Kehutanan Hadi
Daryanto, Kepala Badan Pengkajian
Kebijakan Iklim dan Mutu Industri
(BPKIMI) Kementerian Perindustrian
Arryanto Sagala, dan Direktur Jenderal
Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan
Umum Mohammad Hasan.
g
Dermawan Uloly
P
restasi PLN sebagai perusahaan
yang sangat memperhatikan
kondisi lingkungan hidup semakin
menunjukkan kelasnya. Melalui ajang
Indonesia Green Awards 2014 yang
berlangsung di Bali Room, Hotel
Kempinski Jakarta, PLN mencatatkan
dirinya sebagai salah satu perusahaan
yang sukses berperan dalam upaya
pengembangan keanekaragaman hayati
di Indonesia. Tentu saja, prestasi ini
merupakan bukti kepedulian dan kerja
keras seluruh keluarga besar PLN di
seluruh pelosok Nusantara yang berperan
aktif menjaga dan meningkatkan kualitas
lingkungan hidup di sekitarnya.
Mengenai penghargaan tersebut,
Manajer Senior Corporate Social
Responsibility PLN I Made Berata
menyebutkan bahwa penghargaan
ini menjadi bukti konkret upaya PLN
melestarikan lingkungan. Penghargaan
yang diperoleh PLN ini tidak secara serta
merta. Penghargaan diperoleh melalui
perjalanan sangat panjang, tutur Made.
Made menceritakan, pada era tahun
1990-an, tanggapan masyarakat terhadap
pembangunan pembangkit listrik cukup
positif. Begitu memasuki era reformasi,
masyarakat lebih kritis. Masyarakat
memandang pembangunan pembangkit
listrik dari berbagai sisi, termasuk
lingkungan.
Menyiasati berbagai dampak negatif
yang dapat dipacu dari berbagai kegiatan
pembangkitan listrik, maka PLN mulai
melakukan berbagai tindakan nyata.
Salah satunya dengan mengembangkan
terumbu karang. Terumbu karang
ternyata membantu menetralisir dan
menyerap racun-racun yang sebenarnya
dikirim manusia. Terumbu karang yang
terawat diharapkan menjadikan air hujan
tidak atau sedikit mengandung racun,
Made mencontohkan salah satu program
CSR yang dijalankan PLN. Hal inilah yang
kemudian menjadi salah satu sorotan
positif dalam perhelatan Indonesia
Green Awards 2014. Dimana selanjutnya
secara bulat mengapresiasi PLN sebagai
perusahaan yang peduli terhadap
pengembangan keanekaragaman hayati
Indonesia.

Indonesia Green Awards 2014 kali ini
merupakan penyelenggaraan yang
telah menginjak tahun ke-5. Ajang
ini digagas The La To School of CSR
dan didukung secara penuh oleh
Kementerian Kehutanan, Kementerian
Perindustrian dan Kementerian Pekerjaan
Umum. Hal utama yang menjadi tujuan
26
Juli 2014
PLN Peduli
PLN Goes To School
Membentuk Generasi
Hemat Listrik Sejak Dini
Pendidikan kelistrikan kepada para buah hati sejak usia
dini, diharapkan mampu memberi pemahaman yang baik
mengenai perkembangan teknologi kelistrikan. Hal ini
tentunya akan bermuara pada bertumbuhnya semangat
untuk melakukan penghematan penggunaan tenaga listrik
secara optimal.
H
al inilah yang dipaparkan Manajer
Senior Keuangan, SDM, dan
Administrasi Pusdiklat PLN Deddy
Ruspendy, ketika membuka kegiatan
PLN Goes To School di Museum Listrik
dan Energi Baru (MLEB), Taman Mini
Indonesia Indah (TMII) (16/6). Dalam
sambutannya Deddy, menyampaikan
bahwa sedari dini anak-anak harus
diberikan edukasi kelistrikan. Salah
satunya mengenai proses bagaimana
listrik dihasilkan hingga bisa dinikmati
di rumah maupun sekolah. Selain itu,
disampaikan pula mengenai hal-hal apa
saja yang dapat mereka lakukan untuk
menghemat penggunaan listrik.
Sebanyak 373 peserta yang hadir dalam
kesempatan itu merupakan perwakilan
murid dari Sekolah Dasar (SD) kelas V
dan guru pendamping. Mereka berasal
dari beberapa sekolah yang berada di
lingkungan UDIKAT PLN, khususnya
yang berada di sekitar kawasan Jakarta,
yaitu SDN 1 Ragunan, SDN 3 Ragunan,
SDN 4 Ragunan, SDN 5 Ragunan, SDN 7
Ragunan dan juga SDN 8 Ragunan.
Kegiatan ini merupakan yang pertama
kali dilaksanakan pada tahun 2014.
Direncanakan, kegiatan serupa akan
dilaksanakan secara berkesinambungan
di UDIKAT PLN di seluruh Indonesia
hingga akhir tahun. Rangkaian kegiatan
tersebut sedianya di ikuti 700 siswa-siswi
Karena memang museum ini memiliki
keterkaitan yang erat dengan PLN, jelas
Deddy.
Sementara Ridho Oetomo selaku Kepala
MLEB mengatakan, bahwa sebagaimana
fungsi museum pada umumnya, MLEB
memiliki peran edukasi yang sangat
kental, terutama dalam bidang kelistrikan
maupun energi baru. Jadi seperti window
atau mirip showroom yang menampilkan
berbagai teknologi kelistrikan,
ungkapnya.
Terkait fungsi tersebut, Ridho
merencanakan akan membagi MLEB
menjadi empat zona. Pertama Zona
Rekam, untuk ruang selamat datang
bagi pengunjung. Kedua Historical,
yaitu untuk menampilkan berbagai
teknologi kelistrikan yang sudah ada
sampai saat ini. Ketiga Picture, yaitu
untuk menampilkan berbagai kemajuan
teknologi kelistrikan sampai teknologi
nuklir. Dan keempat Science and
Technology, yaitu untuk edukasi dan
berbagai peralatan teknologi kelistrikan.
Berbicara mengenai kegiatan edukasi
kelistrikan Deddy melanjutkan bahwa
kerjasama antara PLN dengan dunia
pendidikan tentunya dapat saling
menguntungkan. Apalagi pada tahun
ini, terjadi penyesuaian kurikulum.
Dimana hal tersebut mengacu pada
sistem tematik, yaitu lebih memberikan
pemahaman praktek kepada anak-anak,
sehingga anak tidak hanya paham
secara teori semata, melainkan memiliki
kepahaman pula dari sisi praktiknya.
g

Muhammad Shiddiq
F
o
t
o

:

M
u
h
a
m
m
a
d

S
h
i
d
d
i
q
SD kelas V sesuai Unit PLN masing-
masing. Kesemuanya dilakukan paralel di
seluruh Indonesia, termasuk acara yang
berlangsung di TMII, Jakarta ini, Deddy
menjelaskan.
Lokasinya memang dipilih di Taman Mini
Indonesia Indah, khususnya di MLEB.
27
Juli 2014
Komitmen
Sinergi
Dua Sister Country
Perkembangan sektor distribusi ketenagalistrikan dewasa
ini telah mendorong perusahaan utilitas kelistrikan dunia
untuk senantiasa melakukan update terhadap penerapan
teknologi dan metodologi terbaik, serta melakukan
pengkinian informasi/data.
T
erkait dengan tuntutan tersebut, CIRED Indonesia sebagai organisasi nirlaba
selalu aktif melakukan pembinaan di bidang distribusi ketenagalistrikan di
Indonesia melalui workshop, seminar dan pelatihan kepada seluruh stakeholder
terkait yang mencakup perusahaan utilitas kelistrikan, regulator, manufaktur dan
akademisi.
Belum lama berselang, CIRED Indonesia telah menginisasi kerjasama dengan CIRED
Malaysia dalam hal pelaksanaan Electricity Distribution Conference South East Asia
(EDC SEA) melalui penandatanganan MoU yang dilakukan Vice Chairman CIRED
Indonesia Harry Hartoyo dengan Vice Chairman CIRED Malaysia Halim Osman di
Gedung Berjaya Times Square, Kuala Lumpur, Malaysia (19/5).
Prosesi penandatanganan MoU dihadiri oleh Ketua CIRED Indonesia Ngurah Adnyana
yang juga merupakan Direktur Operasi Jawa Bali Sumatera, serta beberapa Pengurus
CIRED Indonesia lainnya. Secara singkat, isi MoU mengatur pelaksanaan EDC SEA yang
akan dilakukan setiap 2 tahun secara bergantian oleh CIRED Indonesia dan CIRED
Malaysia.
Ngurah Adnyana selaku Ketua CIRED
Indonesia dalam sambutannya
mendorong agar kerjasama tersebut
memberikan manfaat bagi perkuatan
daya saing di bidang distribusi kelistrikan
pada kedua negara, khususnya
dalam menghadapi ASEAN Economic
Community pada tahun 2015.
Selanjutnya, sehari setelah
penandatanganan MoU dilakukan (20/5)
dilaksanakan pembukaan konferensi
EDC SEA yang pertama oleh Vice
Minister of Energy, Green Technology
and Water, Malaysia. Konferensi yang
berlangsung selama 4 hari (20-23/5)
tersebut diisi dengan knowledge sharing
di bidang distribusi ketenagalistrikan
oleh 47 presenter yang mewakili
perusahaan utilitas, manufatur, konsultan,
dan akademisi dari berbagai negara.
Pada konferensi tersebut, Indonesia
menyampaikan 5 buah paper. Empat
diantaranya berasal dari PLN, sementara 1
paper lainnya berasal Itron Indonesi.
Penyelenggaraan EDC SEA yang kedua
dijadwalkan berlangsung pada bulan Mei
Tahun 2016, dan akan dilaksanakan oleh
CIRED Indonesia sebagai tuan rumah.
g
Bambang Dwiyanto
28
Juli 2014
Komitmen
Sepakat Bersinergi
Membangun
PLTMH Salawai
Pemerintah Provinsi Maluku, PLN Wilayah MMU dan
PT Graha Anora Energi sepakat bersinergi dalam
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLMTH) Salawai. Kesepakatan pembangunan pembangkit
berkapasitas 2x1 MW yang berlokasi di Pulau Seram ini
ditandatangani l oleh GM PLN Wilayah MMU M. Ikhsan
dengan Direktur Utama PT Graha Enora Energi Endro
Utamo (28/5).
P
enandatanganan MoU PLTMH ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan dan
disaksikan langsung oleh Gubernur Maluku Said Assagaf. Hal ini menunjukkan
kepada investor mengenai dukungan Pemerintah Provinsi terhadap
pengembangan pembangkit listrik dengan pemanfaatan energi terbarukan yang
ketersediaannya cukup berlimpah di tanah Ambon Manise. Apalagi Provinsi Maluku,
pada kenyataaanya terdiri dari banyak pulau yang sebagian penerangannya masih
menggunakan bahan bakar minyak.
Selain diharapkan mampu berperan dalam peningkatan elektrikasi di Provinsi
Maluku, pembangunan PLTMH Salawai diharapkan dapat memasok listrik ke desa-desa
maupun pulau-pulau yang hingga kini masih dalam kondisi gelap tersebut. Selaras,
pemanfaatan sumber daya alam terbarukan yang diimplementasikan pada pembangkit
Penandatanganan MoU Pembangunan PLTMH Salawai 2x1 MW antara GM PLN Wilayah MMU Ikhsan Asaad dan Dirut Pengembang IPP PT Graha Enora Energi
Endro Utamo, disaksikan Gubernur Provinsi Maluku Said Assagaf.
F
o
t
o

:

H
u
m
a
s

P
L
N

M
M
U
ini digadang-gadang akan sukses
melakukan penghematan penggunaan
BBM.
PLTMH Salawai sejatinya merupakan
PLTMH ketiga yang akan dibangun oleh
swasta dengan pola IPP. Sebelumnya,
telah disepakati pembangunan PLTMH
Waitina 2x4 MW di Pulau Buru dan
PLTMH Sapalewa 2 x 4 MW di Seram
Barat. Keduanya saat ini dalam proses
PPA dan diharapkan dalam waktu dekat
segera dibangun. Melengkapinya, telah
direncanakan pula pembangunan PLTMH
Tene dan PLTMH Makariki yang masing-
masing berkapasitas 2x2 MW.
PLN Wilayah MMU terus mendorong
pengembangan pembangkit energi
terbarukan untuk melistriki pulau-pulau
yang saat ini belum berlistrik ataupun yang
sudah berlistrik tapi masih menggunakan
BBM. Pada saat ini dari 180 MW beban
puncak di MMU, 99 % pembangkitnya
masih menggunakan diesel, 1 %
menggunakan tenaga surya.
PLTBiomass juga terus dikembangkan
di Provinsi Maluku. Sejak 15 April
2014 lalu, PLTBiomass 20 kW Elat
Pulau Kei Besar sudah beroperasi
dengan menggunakan cangkang
kelapa sebagai bahan bakar utamanya.
Ditengarai, dalam waktu dekat
PLTBiomass 40 kW di Pulau Elat Kei
Besar juga akan segera beroperasi.
g

Humas PLN MMU
29
Juli 2014
Semanis
Semangka!
PLN dan PT Tanggamus Electric Power (PT TEP) asal Negeri
Gingseng, Korea Selatan, sepakat menandatangani Power
Purchase Agreement (PPA)/Perjanjian Jual Beli Tenaga
Listrik proyek pengembangan Independent Power
Producer (IPP) Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Semangka,
dengan kontrak kapasitas 2x27,7 Megawatt (MW) (13/6).
Kesepakatan ini memberikan kesan manis tersendiri terhadap
pemenuhan kebutuhan listrik Indonesia yang terus bertumbuh.
Sebuah kesepakatan yang manis, semanis semangka tentunya.
P
rosesi penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur PLN Bidang Pengadaan
Barang Dan Jasa Wiryawan dengan Mr. Lee Den Ho dan Mr. Yang Hu Wou sebagai
perwakilan PT TEP. Tampak hadir pula dalam kesempatan tersebut beberapa
jajaran direksi maupun pejabat dari kedua belah pihak.
PLTA Semangka akan dibangun di Desa Sidomulyo, Kecamatan Semaka, Kabupaten
Tanggamus, Provinsi Lampung. Listrik yang dihasilkan rencananya akan dipasok
ke sistem Sumatera melalui jaringan transmisi 150 kilo Volt (kV) sepanjang 33,4
kilometer, yaitu mulai dari pembangkit ke Gardu Induk (GI) 150 kV Kota Agung yang
akan dibangun PLN.

Proyek PLTA Semangka diperkirakan menelan total biaya USD 172,9 juta. Dalam
mengembangkan proyek ini PT TEP, dengan sponsor dan komposisi saham dimiliki
Komipo Global Pte Ltd. (60%), Posco Engineering Co. Ltd. (20%), PT BS Energy (10%)
dan PT Nusantara Hydro Alam (10%), akan mendapatkan jaminan dari pemerintah
melalui Surat Jaminan Kelayakan Usaha/SJKU (Business Viability Guarantee Letter/
BVGL).
Pendanaan proyek, selain dari ekuitas PT TEP sendiri, juga akan diperoleh melalui
pinjaman dari institusi keuangan yaitu Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC)
dan Korea Eximbank (KEXIM). PT TEP menargetkan kepastian pendanaan proyek
akan dapat diperoleh dalam jangka waktu maksimum 12 (dua belas) bulan sejak
Komitmen
penandatanganan PPA dilangsungkan.

Pekerjaan konstruksi PLTA Semangka
diperkirakan memakan waktu 37 bulan
sejak diperoleh kepastian pendanaan
proyek. Pembangunan proyek dijadwalkan
beroperasi secara komersial (Commercial
Operation Date/COD) pada tahun
2017/2018. Pembangkit ini akan memasok
energi listrik ke sistem Sumatera sebesar
278,97 GWh per-tahun.

Secara keekonomian, PLTA Semangka
layak untuk dibangun, dan jika
dibandingkan dengan biaya sewa
PLTD, proyek ini akan memberikan
penghematan subsidi berkisar Rp 186
Miliar per-tahun atau Rp 5,6 Triliun
selama periode 30 tahun masa PPA.
Harga levelized base tariff komponen
ABCDE pembelian tenaga listrik untuk
PLTA Semangka sebesar 8.3566
centUSD/kWh.

Ditengarai, proyek ini sejatinya diperlukan
untuk memperkuat sistem kelistrikan di
Sumatera, khususnya di provinsi Lampung,
serta dalam rangka meningkatkan
pemanfaatan energi baru dan terbarukan
yang lebih ramah lingkungan guna
mengurangi penggunaan bahan bakar
BBM dan fosil terutama dalam hal produksi
tenaga listrik.
Dalam sambutannya, Wiryawan
menyampaikan, pembangunan proyek
PLTA ini harus menjaga ekosistem
lingkungan. Karena proyek yang akan
dibangun berada dalam kawasan
hutan maka harus mendapatkan izin.
Pemanfaatan kawasan hutan hendaknya
dilakukan secara bertanggungjawab
sehingga tidak merusak kelestarian
lingkungan, demikian tegas beliau.
Sementara, Mr. Lee Den Ho
dalam sambutannya menyampaikan
kesungguhannya untuk mendukung
Indonesia dalam pembangunan proyek
PLTA ini. Perusahaan kami, katanya,
memiliki sekitar 5000 perusahaan yang
tersebar di seluruh dunia termasuk di
Indonesia. Kami berharap Korea Selatan
dan Indonesia dapat bekerjasama dengan
baik. Semoga energi dari PLTA Semangka
dapat memenuhi kebutuhan listrik di
Indonesia, paparnya.
Sedang Mr. Yang Hu Wou menuturkan
bahwa prosesi yang berlangsung hari itu
sangat berkesan. Beliau berharap agar
kerjasama ini tetap berlangsung dengan
baik.
g

Ahmad Hidayat
DIRDAN PLN Bagiyo Riawan (dua kiri) dan Presiden Direktur PT Tanggamus Electric Power Yang Hyun Kwang
(dua dari kanan) disaksikan DIROPJBS PLN Ngurah Adnyana (paling kanan) saat penandatanganan PPA
pengembangan IPP PLTA Semangkadi PLN Kantor Pusat, Jakarta (13/6).
F
o
t
o

:

A
g
u
s

T
r
i
m
u
k
t
i
30
Juli 2014
Profil
PLTD Semboja Sukses Gunakan FPO,
Ada Yang Mau Ikutan?
Provinsi Kalimantan Barat dikenal sebagai salah satu
sentra perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dalam
setahun, setidaknya sejuta ton crude palm oil yang
dihasilkan dan dikirim ke berbagai negara. Jumlah tersebut
diprediksi akan terus meningkat seiring bertambahnya
areal perkebunan kelapa sawit. Pemerintah Provinsi
Kalimantan Barat sendiri menargetkan luas areal untuk
perkebunan kelapa sawit mencapai 1,5 juta hektar.
S
ementara di sisi lain, siapa pun sepakat bahwa energi fosil yang menopang
sebagian besar kehidupan di dunia ini, akan semakin menipis, meski ahli-ahli
pertambangan dan geologi terus mencari-cari sumber-sumber baru. PLN
sebagai salah satu pengguna bahan bakar minyak skala besar di Indonesia juga
berusaha menekan penggunaannya. Misalnya melalui pembangunan pembangkit-
pembangkit baru yang tidak menggunakan bahan bakar minyak sebagai sumber energi.
PLN WKB yang mayoritas mesin pembangkitnya masih menggunakan diesel, ikut
mencoba mencari alternatif sumber energi, yaitu dengan mulai mengoperasikan
sejumlah pembangkit listrik tenaga uap dan energi terbarukan lain, meski skalanya kecil.
PLTD Semboja, yang berada di bawah Area Sanggau, sejak minggu terakhir Maret 2014,
mulai mencoba menggunakan campuran bahan bakar dari fuel palm oil (FPO) atau
minyak sawit, yang jumlahnya berlimpah di Kalimantan Barat.

Selain sumber bahan baku banyak terdapat di daerah sendiri, ada banyak keuntungan
yang diperoleh dengan menggunakan FPO. Diantaranya, emisi yang dihasilkan relatif
lebih bersih, karena mesin tidak membakar bahan bakar fosil secara penuh, ujar
Manajer PLTD Semboja PLN Area Sanggau Gusti Edi Syafrudin.
Manfaat paralel lainnya, adalah potensi terjadinya hujan asam pun dapat diminimalisasi,
karena hasil pembakaran menggunakan bahan bakar fosil berkurang. Selain itu, FPO
dapat menjadi alternatif pada saat bahan bakar fosil harganya terus meningkat dan
stoknya menipis.
Dari sisi kinerja, penggunaan bahan
bakar nabati juga tidak mengganggu
kinerja mesin yang dimiliki PLN. Di PLTD
Semboja, semula sudah menggunakan
campuran 80 persen bahan bakar fosil,
sisanya FPO. Ternyata kinerja mesin
tidak berubah. Kemudian, porsi FPO
ditambah menjadi 60 persen dan sisanya
high speed diesel (HSD). Hasilnya, tidak
ada masalah terhadap kinerja mesin
pembangkit, ujar Gusti Edi.
Saat ini, penggunaan FPO itu masih untuk
mesin pembangkit dengan putaran mesin
menengah yakni 1.000 RPM. Untuk mesin
pembangkit dengan putaran mesin tinggi,
atau 1.500 RPM, belum dilakukan. Kapasitas
mesin pembangkit yang dimiliki PLN di
PLTD Semboja sebesar 5,3 MW. Beban
puncak di sistem mencapai 18,74 MW.
Selain mesin PLTD milik PLN, listrik juga
disuplai dari mesin rental dan PLTU
Sungai Batu yang telah beroperasi.
Proses penggunaan kedua bahan bakar
itu terbilang mudah. HSD dan FPO kita
campur, lalu dialirkan ke tangki harian
mesin pembangkit. Jadi tidak perlu alat
tambahan lainnya, kata Gusti Edi. Dalam
satu hari, FPO yang digunakan sekitar
500 liter.
Selain di PLTD Semboja, penggunaan FPO
di Area Sanggau, juga dilakukan di PLTD
Menyurai. Penggunaan di PLTD Menyurai,
12 ribu liter selama Maret. Secara
keseluruhan, sudah sebanyak 23.953 liter
FPO yang digunakan. Inovasi ini tentunya
patut dicermati sebagai sebuah prestasi
yang cukup membanggakan. Bukankah
demikian, sahabat? g
Humas PLN Kalbar
31
Juli 2014
PENDAHULUAN
Hamparan laut luas merupakan suatu
potensi bagi bangsa Indonesia untuk
mengembangkan sumber daya laut yang
memiliki keragaman, baik sumber daya
hayati maupun sumber daya lainnya.
Salah satu potensi sumber daya hayati
yang tak ternilai harganya dari segi
ekonomi atau ekologinya adalah terumbu
karang. Keindahan terumbu karang
sangat potensial juga untuk wisata bahari
Indonesia.
Keindahan terumbu karang tersebut kini
terancam dikarenakan aktivitas manusia
seperti membuang sampah ke laut
yang dapat mencemari air laut, terlebih
PT Indonesia Power UBP Bali Sub Unit
PLTG Pemaron memiliki akses dermaga
di pesisir laut Desa Pemaron untuk
mentransfer BBM ke tangki penyimpanan
di PLTG Pemaron. Dari aktitas tersebut
tidak tertutup kemungkinan adanya
tetesan atau kebocoran minyak yang
menyebabkan tercemarnya air laut.
Aktitas nelayan pesisir yang menangkap
ikan hias maupun ikan konsumsi di laut
pendapatannya menjadi berkurang
dikarenakan tempat berkembangnya ikan
(terumbu karang) banyak mengalami
kerusakan.
Sebagai bukti wujud rasa kepedulian
dan tanggung jawab sosial perusahaan
kepada masyarakat, PT. Indonesia Power
UBP Bali telah menerapkan Corporate
Social Responsibility (CSR) melalui
Inovasi
Meningkatkan Kesejahteraan
Komunitas Masyarakat
Melalui Konservasi Terumbu Karang
Oleh :
I Made Sumanta, Hartantio Nugraha, Serena Putri Kusumaningdyah PT Indonesia Power
Pemenang Ketiga Lomba Karya Inovasi PLN 2013, Kategori Bidang Non Technical
Supporting Manajemen
32
Juli 2014
yang dirasakan masyarakat nelayan
pesisir Desa Pemaron, dan manfat bagi
perusahaan.
Adapun maksud dan tujuan inovasi ini
adalah memperbaiki lingkungan dan
habitat biota laut melalui konservasi
terumbu karang di pantai pesisir
Desa Pemaron secara berkelanjutan,
mengupayakan agar masyarakat
mendapatkan dampak ekonomi
dan dampak bagi lingkungan yaitu
menjaga kelestarian habitat laut, serta
mengimplimentasikan visi perusahaan
yaitu bersahabat dengan lingkungan.
Terkait upaya konservasi terumbu karang
tersebut, maka PT Indonesia Power Unit
Bisnis Pembangkitan Bali bekerjasama
dengan Nelayan Segara Gunung Desa
Pemaron, I Wayan Patut (ketua KNP Karya
Sagara Serangan), Ir. I Ketut Sudiarta
(Dosen Universitas Warmadewa), Axcces
Counsultan, berupaya merahabilitasi dan
melestarikan kembali habitat biota
laut khususnya terumbu karang,
tempat habitat biota laut
berkembang biak sehingga
perkembangan ikan
semakin meningkat. Hal
ini dilakukan paralel
dengan memberikan
pembinaan kepada
nelayan untuk tidak
lagi menangkap
ikan hias, menjadi
pramuwisata
dengan obyek
wisata taman laut
terumbu karang.

TAHAPAN
PELAKSANAAN
Tahapan program
dibuat dalam
jangka waktu 4
tahun, yaitu dimulai
dari tahun 2010
hingga 2013.
Tahap pertama (2010)
meliputi asesment, studi
banding, pelatihan, pembuatan
media tanam terumbu karang,
penanaman terumbu karang,
pemeliharaan dan monitoring. Tahap
kedua (2011), meliputi pembentukan
seksi dalam kelompok, pelatihan Diving,
Pembuatan media tanam, penanaman,
pemeliharaan dan monitoring. Tahap
ketiga (2012), mencakup pembuatan
media tanam, penanaman terumbu
karang, promosi, pengadaan brosur,
penguatan kelompok, gathering pelaku
wisata, pemeliharaan dan monitoring.
Sedangkan tahap keempat (2013) terkait
dengan beberapa hal sebagai berikut
: launching kedatangan wisatawan,
pendampingan kelompok dan seterusnya.
Sedangkan tahapan pelaksanaan terdiri
dari assesment masyarakat, studi
banding, pelatihan konservasi terumbu
karang, pemeliharaan atau perawatan,
monitoring, penguatan kelompok kerja,
pelatihan diving, gathering pelaku usaha,
pembuatan brosur, dan diakhiri dengan
melakukan promosi.
BEBERAPA MANFAAT
Hasil yang diperoleh tentunya sangat
signikan dan membanggakan.
Masyarakat pesisir dan nelayan segara
gunung menjadi lebih sadar akan
pentingnya pelestarian lingkungan laut
demi keberlangsungan habitat biota laut
dan pelestrian terumbu karang.
Selain itu, keberadaannya menambah
nilai ekonomi bagi kelompok nelayan
Segara Gunung dengan menjadi
pramuwisata taman laut terumbu karang
dan penyewaan peralatan snorkeling dan
diving.
Hal lain yang cukup membanggakan
adalah memperoleh penghargaan dari
Kementrian Sosial RI dalam Program
Pengembangan Pesisir (Blue is New
Green) Kabupaten Jembrana dan
Buleleng Bali.
MANFAAT INOVASI
Manfaat Inovasi Meningkatkan
Kesejateraan Komunitas melalui
Konservasi Terumbu Karang ini dapat
dikelompokan menjadi dua manfaat yaitu
manfaat nansial dan nonnansial.
MANFAAT FINANSIAL.
Pendapatan ekonomi bagi nelayan Desa
Pemaron sebelum dilakukan inovasi:
Ikan konsumsi hasil pancingan kurang
lebih 300 kg/bulan dengan harga
Rp. 15.000,00/kg, total Rp. 4.500.000,00
Ikan hias kurang lebih 500 ekor/bulan
dengan harga Rp. 5.000/ekor, total
Rp.2.500.000,00
Total perbulan dari kedua tangkapan
tersebut yaitu Rp. 7.000.000,00
Asumsi pendapatan ekonomi bagi
nelayan Desa Pemaron setelah dilakukan
inovasi:
Jasa Snorkling rata rata 60 orang/
bulan x Rp. 60.000 = Rp. 3.600.000
Jasa Diving 40 orang/bulan x
Rp. 400.000 = Rp. 16.000.000
Jasa Karang Asuh rata rata 100 buah/
bulan x Rp. 50.000 = Rp. 5.000.000
Total perbulan dari ke tiga jasa tersebut
yaitu Rp. 24.600.000,00
MANFAAT NON FINANSIAL
Melestarikan lingkungan dan
memperkuat keberlanjutan perusahaan
dengan jalan membangun kerjasama
antar stakeholder, masyarakat sekitar dan
pemerintah dengan program mengacu
pada konsep pembangunan yang
berkelanjutan serta menciptakan value
bagi perusahaan, terutama dalam jangka
panjang.
g
Inovasi
program Community Development
(Comdev) terhadap komunitas
masyarakat salah satunya adalah
komunitas nelayan Segara Gunung
yang berada di pesisir Desa Pemaron.
Kegiatan Comdev tersebut berorientasi
pada peningkatkan perbaikan lingkungan
pesisir dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat pesisir pantai Desa Pemaron,
Buleleng.
Pelestarian terumbu karang dirasakan
sangat penting untuk membantu nelayan
pesisir melakukan aktivitas penangkapan
ikan seperti sediakala. Pelestarian
terumbu karang sangat bermanfaat
mengembalikan habitat biota laut. Dan
yang terpenting selain pelestarian adalah
merubah prilaku nelayan pesisir yang
selama ini menjadi penangkap ikan hias
menjadi pramuwisata dengan obyek
wisata taman laut terumbu karang,
sehingga
kesejahteraan nelayan semakin membaik.
Secara garis besar, terumbu karang
memiliki beberapa manfaat, yaitu terkait
dengan fungsi sik, fungsi biologis, fungsi
jasa-jasa dan juga fungsi produksi. Oleh
karenanya, konservasi bukan hanya upaya
perlindungan semata, tapi seimbang
dengan melestarikan dan memanfaatkan
secara berkelanjutan sumberdaya.
PERUMUSAN MASALAH, MAKSUD DAN
TUJUAN
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka perumusan masalahnya adalah
bagaimana cara menciptakan kembali
kelestarian terumbu karang, manfaat
33
Juli 2014
Labora
Menuju Setengah Abad
Program Pensiun PLN
Tahukah Anda, bahwa tanggal 1 Juni adalah Hari Dana Pensiun
PLN (HARDAPEN)?Tahukah Anda, bahwa usia Program
Pensiun PLN sudah 49 tahun? Tahukah Anda, bahwa penerima
Manfaat Pensiun PLN sudah mendekati angka 34.000 orang?
Tahukah Anda bahwa tahun 2015 jumlah pegawai aktif yang
ikut Program Pensiun Manfaat Pasti dan penerima Manfaat
Pasti akan seimbang?Tahukah Anda bahwa dana kelolaan Dana
Pensiun PLN saat ini menuju ke angka Rp 7T ?
D
ana Pensiun PLN telah
genap berusia 49
tahun (1/6). Bersamaan
dengan momentum yang
dikenal sebagai Hari Dana
Pensiun (HARDAPEN)
itu, Dana Pensiun PLN
juga meluncurkan buku
bertajuk Menjelang 50th
Program Pensiun PLN.
Buku ini memuat berbagai
informasi penting mengenai
perkembangan dana pensiun
PLN selama 10 tahun terakhir.
Buku dapat dibaca di : http://
www.dppln.co.id/images/
PDF/50tahun.pdf
Selama berkiprah, Dana
Pensiun PLN telah
mencanangkan visi
yang sangat mulia, yakni
menjadikan Dana Pensiun PLN
sebagai suatu Dana Pensiun
yang dipercaya; mandiri;
dan berkembang. Dalam
pencapaian visi tersebut,
selama 5 tahun terakhir Dana
Pensiun PLN terus bertumbuh
dan sukses masuk dalam
kategori 5 Dana Pensiun
terbesar pada industri dana
pensiun.
Sebagai sebuah terobosan,
sejak Januari 2012, pegawai
baru diikutkan Program
Pensiun Iuran Pasti oleh Dana
Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK) sebagai implementasi
dari aturan tentang Human
Capital Management System
(HCMS) yang berlaku di PLN.
Namun begitu, Direksi PLN
akan senantiasa menjaga
komitmen keberlangsungan
DPPLN sebagaimana
ketentuan Undang Undang
tentang Dana Pensiun.
Oleh karenanya, tak dapat
dipungkiri lagi , bahwa
sudah saatnya kita peduli
masa pensiun kita kelak.
Kepedulian itu harus dimulai
dari sekarang. Selamat
memperingati Hari Dana
Pensiun PLN!
g

34
Juli 2014
BRIDGE PLN
Tak Pernah Surut Prestasi
Berkat latihan yang intensif dan proses pembinaan yang mumpuni,
Komunitas Bridge PLN telah banyak menghasilkan prestasi membanggakan.
K
etua Komunitas Bridge PLN Hari
Susanto mengatakan bahwa
Komunitas Bridge PLN telah
berdiri sekitar tahun 1994 lalu. Berdirinya
komunitas bridge merupakan wujud
dukungan PLN terhadap pengembangan
olahraga di tanah air, terutama untuk
mengembangkan minat dan bakat para
pegawai yang memiliki hobi dan bakat
tersebut.
Keanggotaan Komunitas Bridge terdiri
dari pegawai PLN. Melalui bidang
perekrutan keanggotaan, maka para
pegawai peminat bridge dibina dan
disalurkan hobinya. Selaras, Komunitas
Bridge juga melakukan pembinaan junior
(bukan pegawai PLN) yang bertujuan
agar bridge tidak punah di Indonesia.
Mereka kami bina secara intensif untuk
menghasilkan atlet yang berprestasi, baik
nasional maupun internasional, papar
Hari menjelaskan. Khusus bagi Komunitas
Bridge PLN Junior, PLN membentuk
Komunitas Bridge Electric (KBE) melalui
Surat Keputusan (SK) Direksi untuk
pegawai dan binaan PLN.
Komunitas Bridge PLN dengan PLN
sejatinya memiliki hubungan yang saling
menguatkan. Hubungan erat tidak
lepas dari tujuan program PLN dalam
kegiatan olahraga. Dampak positifnya,
telah banyak dihasilkan atlet bridge yang
berprestasi, baik tingkat nasional maupun
internasional. Tak dapat dipungkiri
bahwa prestasi demi prestasi menjadikan
Komunitas Bridge PLN kian harum
namanya.
Untuk bergabung menjadi anggota
Komunitas Bridge PLN sangat mudah.
Yang menjadi syarat utama adalam
memiliki niat dan kemauan. Selanjutnya,
bila memiliki bakat yang baik maka
anggota akan dilatih dan dibina secara
intensif. Selanjutnya, bila lolos seleksi
dan masuk kategori yang berbakat maka
akan dikirim ke berbagai pertandingan
antar club dari tingkat nasional hingga
internasional. Bila telah masuk tingkat
nasional atau internasional maka atlet
yang berasal dari binaan PLN, tidak
lagi memakai bendera PLN, melainkan
bendera nasional, Merah Putih.
Kegiatan Komunitas Bridge PLN, yang
utama adalah melakukan pertemuan
dalam rangka memperdalam teori dan
praktek sebagai latihan rutin. Malam
Jumat merupakan agenda wajib untuk
latihan di GOR Bulungan, Blok M, Jakarta
Selatan.
Mengenai mekanisme pembinaan,
Komunitas Bridge PLN memiliki kiat
khusus, apalagi pada kenyataannya
para pegawai yang tergabung dalam
Komunitas Bridge PLN berasal dari
berbagai cabang perusahaan di seluruh
provinsi se-Indonesia. Hampir seluruh
anggota komunitas menjalin komunikasi
intens melalui kemajuan teknologi
telekomunikasi by Internet. Tujuannya
untuk menjangkau perkembangan
prestasi Komunitas Bridge PLN di daerah
secara lebih cepat dan esien. Komunikasi
tersebut dilakukan untuk membuat janji,
menentukan waktu dan kondisi latihan
secara online.

Berbagai pelatihan, baik teori maupun
praktek adalah rutinitas yang lumrah bagi
komunitas ini. Tetapi ada yang tidak kalah
pentingnya, yaitu pemberian beasiswa
bagi mereka yang berprestasi. Hal ini
untuk mendukung para anggota yang
telah menjadi atlet agar lebih semangat
sehingga menghasilkan prestasi terbaik.
Selain itu, program Bridge Masuk
Sekolah (BMS) hadir sebagai salah satu
program penting. Ini karena menyangkut
regenerasi penerus untuk menemukan
pemain-pemain bridge berbakat.
Ditengarai oleh Hari, bahwa olahraga
bridge sangat berguna dalam kehidupan
dan dunia kerja, sehingga spontanitas
dalam mengambil keputusan itu sangat
cepat. Karena dapat mengasah otak
lebih cepat berkir ketika menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapi. Bukan
yang lain tidak, tetapi karena saya di
bridge, maka itulah yang saya rasakan,
ungkap Hari menutup perbincangan..
g
Muhammad Shiddiq
Intermezo
35
Juli 2014
Horizon
Siapa Bilang
Proses Pengadaan Barang/Jasa Sulit dan Lama?
Oleh : Abdul Hadi, S.AP, M.AP PLN APP Cawang
- Penunjukkan Langsung Pengadaan
Barang + 13 formulir dan Pengadaan
Jasa + 16 formulir;
- Pembelian Langsung Pengadaan
Barang + 13 formulir dan Pengadaan
Jasa + 16 formulir.
Dari berbagai formulir yang harus
dilengkapi tersebut, beberapa diantaranya
memiliki lebih dari satu halaman bahkan
sampai berpuluh-puluh halaman. Hal
tersebut tentu meningkatkan tantangan
maupun waktu pengisiannya. Terlebih
PENDAHULUAN
Seringkali kita mendengar pegawai
bagian umum/fasilitas, terutama pejabat/
panitia yang mengurus proses pengadaan
barang/jasa, mengatakan bahwa proses
pengadaan barang/jasa cukup sulit,
menuntut ketelitian dan membutuhkan
alokasi waktu cukup banyak. Oleh
karenanya, mereka kerap terlihat
pulang kantor setelah larut malam dan
melanjutkan pekerjaan yang belum
selesai pada hari libur.
Namun, semua pengorbanan tersebut
belum menjamin bahwa pekerjaan telah
diselesaikan secara sempurna, dalam arti
bahwa formulir-formulir yang disyaratkan
dalam proses pengadaan barang/
jasa telah terisi lengkap secara benar,
tidak terdapat kesalahan ketik maupun
kesalahan lainnya.
Keadaan tersebut di atas dapat
dimaklumi, karena dalam setiap proses
pengadaan barang/jasa, terdapat
sejumlah formulir yang harus dilengkapi
dengan lengkap dan benar.
Paralel dengan hal tersebut, yaitu
berpedoman pada Surat Keputusan
Direksi PT PLN (Persero) No. 305.K/
DIR/2010 tanggal 3 Juni 2010 tentang
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
di Lingkungan PT PLN (Persero) dan
perubahan-perubahannya, secara garis
besar proses pelaksanaan pengadaan
barang/jasa dapat dilakukan melalui
beberapa cara atau metoda, yaitu dapat
melalui proses pelelangan, pemilihan
langsung, penunjukan langsung, dan
pembelian langsung.
Ada pun banyaknya jumlah formulir yang
harus dilengkapi untuk ragam proses di
atas adalah sebagai berikut :
- Proses Pelelangan Pengadaan Barang
+ 21 formulir dan Pengadaan Jasa + 26
formulir;
- Pemilihan Langsung Pengadaan
Barang + 24 formulir dan Pengadaan
jasa + 29 formulir;
apabila proses pengisiannya masih
dilakukan secara manual.
GUNAKAN PROGRAM APLIKASI
PROSES PENGADAAN BARANG/JASA
Ragam permasalahan tersebut di
atas Alhamdulillah tidak dihadapi oleh
pejabat pengadaan barang/jasa di
APP Cawang. Hal ini disebabkan karena
APP Cawang telah membuat dan
menggunakan sebuah program untuk
memroses pelaksanaan pengadaan
barang/jasa.
36
Juli 2014
Barang/Jasa yang ada pada Program
Aplikasi Proses Pengadaan Barang/
Jasa terisi, maka formulir yang
bermacam-macam dan banyak
jumlahnya itu secara otomatis telah
ikut pula terisi semuanya, sesuai
dengan peruntukannya. Pada tahap ini
pekerjaan pemrosesan telah selesai +
90%.
5. Bila pejabat/panitia pengadaan
barang/jasa ingin mencetaknya, maka
dapat dilakukan pencetakan. Apabila
tidak, maka secara otomatis data
tersebut telah tersimpan.
MANFAAT MENGGUNAKAN PROGRAM
APLIKASI PROSES PENGADAAN
BARANG/JASA
Dilatarbelakangi kemudahan dan
kecepatan pemrosesannya, maka
menggunakan Program Aplikasi Proses
Pengadaan Barang/Jasa ini banyak
memberikan manfaat, antara lain :

* Pengisian untuk bermacam-macam
formulir dalam proses pelaksanaan
pengadaan barang/jasa cukup
dilakukan hanya satu kali, yaitu
melalui tampilan Formulir Isian Proses
Pengadaan Barang/Jasa. Dengan
demikian user hanya berhadapan
dengan satu formulir, yaitu Formulir
Isian saja. Dampak positfnya adalah
konsentrasi user dapat terjaga lebih
baik
* Setelah kolom-kolom pada Formulir
Isian Proses Pengadaan Barang/Jasa
terisi sesuai dengan yang dikehendaki,
maka secara otomatis formulir-
formulir lainnya telah terisi sesuai
dengan peruntukannya. Sehingga
melalui program ini, pelaksanaan
pengisian formulir yang jumlahnya
Horizon
Program bertajuk Program Aplikasi
Proses Pengadaan Barang/Jasa ini
memadukan program-program aplikasi
yang telah ada pada software Microsoft
Ofce menjadi sebuah program aplikasi
untuk memroses pengadaan barang/jasa.
Pemanfaatan program ini mulai
diperkenalkan dan diterapkan
penggunaannya di Unit Pelayanan
Transmisi Cibinong (organisasi lama)
sejak tahun 2003. Hingga saat ini
program ini masih terus diterapkan
dan dipergunakan di Area Pelayanan
Pemeliharaan Cawang.
Secara garis besar cara, penggunaan
Program Aplikasi Proses Pengadaan
Barang/Jasa tersebut secara singkat
dapat diilustrasikan sebagai berikut :
1. Pejabat/panitia pengadaan barang/
jasa terlebih dahulu harus membuat
schedule pelaksanaan proses
pengadaan barang/jasa yang akan
dilaksanakan. Dalam schedule tersebut
tercantum nama pekerjaan, tanggal
dan tahapan pelaksanaan, waktu
proses pengadaan barang/jasa, serta
waktu pelaksanaan pekerjaan;
2. Pejabat/panitia pengadaan barang/
jasa mendata nama rekanan yang
akan ikut tender pengadaan barang/
jasa, dan informasi-informasi lainnya;
3. Bila semua data-data tersebut di atas
telah lengkap terkumpul, lalu data-
data tersebut diisikan ke kolom-kolom
yang ada pada Program Aplikasi
Proses Pengadaan Barang/Jasa
melalui tampilan Formulir Isian Proses
Pengadaan Barang/Jasa seperti
gambar di bawah ini;
4. Setelah kolom-kolom yang ada pada
Formulir Isian Proses Pengadaan
banyak tersebut dapat dilakukan
dalam waktu singkat;
* Karena proses pengisian hanya
dilakukan satu kali, yaitu hanya
melalui tampilan Formulir Isian
Proses Pengadaan Barang/Jasa,
maka kemungkinan kesalahan di
dalam pengisian dan pengetikan
dapat dihindari serta memiliki akurasi
yang tinggi. Dan apabila terjadi
kesalahan pengisian atau pengetikan,
maka proses pengecekan dan
pengoreksiannya akan sangat mudah;

* Pengoperasiannya sangat mudah,
karena bukan merupakan program
aplikasi baru, diluar program-program
aplikasi yang ada di dalam Microsoft
Ofce. Dengan demikian setiap user
yang biasa menjalankan program
aplikasi yang ada dalam program
aplikasi Microsoft Ofce akan mudah
mengoperasikannya. Dan untuk
pengembangan program ini pun tidak
dibutuhkan biaya yang banyak dan
trainning yang panjang.
* Program ini diharapkan akan menjadi
cikal-bakal atau jembatan terjadinya
keseragaman dalam pemrosesan
pengadaan barang/jasa di lingkungan
PLN P3B JB (khususnya) dan PLN
(umumnya).
PENUTUP
Semoga paparan tentang Program
Aplikasi Proses Pengadaan Barang/
Jasa yang telah dikembangkan dan
dilaksanakan oleh APP Cawang dapat
menjadi inspirasi bagi unit-unit lain di
lingkungan PLN. Dengan demikian kita
tidak lagi melihat dan menemui pejabat/
panitia pengadaan barang/jasa pulang
setelah larut malam dan menyelesaikan
pekerjaannya pada hari libur. Sehingga,
sisa waktu hari kerja dan hari libur dapat
dipergunakan untuk beraktivitas bersama
keluarga. Semoga bermanfaat. g
37
Juli 2014
Lensa
IKPLN
Dalam rangka menjalin silahturahhim, IKPLN menyelenggarakan
acara Were a Big Family 2014 untuk pensiunan PLN di DKI
Jakarta dan sekitarnya (18/6). Acara bertema Pensiun Sehat,
Pensiun Berkarya, Bahagia di Masa Tua ini diikuti sekitar 600
pensiunan PLN. Acara diisi paparan mengenai program
dana pensiun PLN, program kerja sama IKPLN dan
Universitas Wiraswasta Indonesia (UWIN), sosialisasi
penggunaan Kartu PLN Sehat, serta tips penggunaan
obat yang benar oleh tim dokter dari Rumah Sakit
Pondok Indah.
g
Kunjungan Lapangan
Universitas Bandar
Lampung ke PLN Pusat
PLN menerima kunjungan sekitar 100 mahasiswa Program
Pascasarjana Magister Manajemen Universitas Bandar Lampung
(UBL). Dalam kunjungan lapangan tersebut, mahasiswa
memperoleh informasi mengenai proses bisnis PLN, termasuk
kegiatan-kegiatan kehumasan PLN. Hadir dalam kegiatan
tersebut, Manajer Senior Komunikasi Korporat, Menajer Senior
Perencanaan Korporat, serta perwakilan dari Divisi Keuangan.g
38
Juli 2014
Lensa
Senam Jantung Sehat Bali
Pencanangan 6 Klub Jantung Sehat (KJS) di Bali ditandai
dengan kegiatan senam jantung sehat di Lapangan Niti Mandala,
Denpasar (22/6). Kegiatan yang diikuti sekitar 1000
peserta ini diikuti pula oleh Direktur Utama PLN Nur
Pamudji, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Wakil
Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Sekretaris Umum
YJI Pusat Erna T. Sambuaga dan Ketua Pengurus YJI
Cabang Utama Bali Ayu Putri Pastika.g
Aksi Sosial Khitanan Massal
2014
Sebagai bentuk kepedulian, PLN bekerja sama dengan
LAZIS mengadakan kegiatan rutin berupa aksi sosial
khitanan massal bertema Raih Kesholihan Sosial dengan
Berbagi Kebahagiaan di Selasar Gedung 1 dan Plaza Tertutup
Kantor PLN Pusat (25/6). Kegiatan yang diikuti 105 peserta ini
didukung YPK PLN, PT Lisna Syifa Prima Apotik dan KP3.g
39
Juli 2014

Anda mungkin juga menyukai