SISTEM PLTG
SISTEM KONTROL DAN STARTUP PADA PLTGU
Oleh:
Nama
: Marga Yogatama
NIM
: 21050112083025
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti saat ini, kebutuhan masyarakat semakin beragam. Salah
satu kebutuhan utama masyarakat umum adalah energi listrik. Energi listrik digunakan
dalam berbagai hal mendasar, seperti pendidikan dan industri. Oleh karena itu diperlukan
banyak sumber energi listrik.
Energi listrik dapat dibangkitkan dari suatu pembangkit seperti Pembangkit listrik
Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan lain-lain. Untuk
menyediakan kebutuhan energi listrik yang terus meningkat maka pembangkit ini
dirancang agar efisiensinya meningkat. Atas dasar itu digabungkanlah PLTG dengan
PLTU, menjadi PLTGU.
Penggabungan dua buah pembangkit ini tentunya membuat semakin banyak peralatan
yang dioperasik. Hal ini pasti akan mepersulit proses startup maupun pengoperasian
pembangkit. Untuk memudahkan pengendalian PLTGU ini, maka digunakan sebuah
sistem kontrol. Melalui makalah ini diharapkan pembaca memahami sistem kontrol dan
startup PLTGU
1.2 Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap,
maka dalam makalah ini kami sajikan dalam ruang lingkup lebih spesifik mengenai
sistem kontrol dan startup pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap.
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1. Memahami proses pembangkitan listrik pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan
Uap.
2. Memahami sistem kontrol pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap.
3. Memahami proses startup pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap.
BAB II
PEMBAHASAN
Speedtronic Mark V adalah suatu sistem kontrol, proteksi dan monitoring pada
turbin yang telah dikembangkan oleh General Electric. Speedtronic Mark V
dilengkapi dengan TMR (Triple Modular Redundant) yang mana mempunyai
redundansi untuk Interface Operatornya. Inti (Core) dari sistim kontrol ini adalah
disusun dari tiga buah sirkuit-sirkuit kontrol yang sama bentuk dan fungsinya,
kemudian mereka itu disebut atau dinamakan, Core <R> <S>, dan <T>.
Ketiga Core diatas mempunyai kemampuan yang sama didalam ketelitian
menghitung dan menganalisa secara algoritma sebagai perhitungan kendalinya, begitu
pula mempunyai kesamaan di dalam fungsi fungsi proteksi yang dihitung dalam
Core P, maupun kesamaan dari bermacam - macam sequensing yang telah
diprogramkan kepada processor mereka. Bila processor ini memperoleh data yang
diperlukan, dan dengan cepat menghasilkan sinyal - sinyal keluaran untuk diteruskan
kepada Turbine atau Generator sesuai dengan data - data masukkan yang diterimanya.
Kontrol turbin gas dilakukan dengan kontrol start-up, kontrol percepatan, kontrol
kecepatan, kontrol temperatur dan fungsi kontrol yang lain seperti tampak pada
gambar 2.3, sensor dari kecepatan turbin, temperatur gas buang, dan parameteryang
lain menetukan kondisi operasi dari unit.
Saat diperlukan perubahan pada kondisi operasi turbin karena perubahan beban
atau kondisi yang membahayakan turbin, maka kontrol akan mengatur aliran bahan
bakar ke turbin. Misalnya bila temperatur gas buang cenderung melebihi nilai yang
referensi yang diberikan untuk operasi turbin, maka kontrol temperatur akan
mengurangi suplai bahan bakar ke turbin.
dengan yang diterangkan pada , sistem arsitektur DCS secara umum tersusun oleh
komponen-komponen yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian komponen
utama , antara lain :
A. Human Machine Interface (HMI)
Pada setiap DCS, HMI pada umumnya tersusun oleh beberapa komputer.
Komputerkomputer tersebut berfungsi sebagai antar muka antara hardware dengan
pengguna. Ada dua jenis HMI berdasarkan kegunaan yaitu operation station dan
engineering station. Operation station yang biasanya berupa console komputer
mempunyai fungsi mendukung pengoperasian. Untuk mendukung fungsi tersebut,
operation station pada umumnya didesain dengan memperhatikan aspek ergonomis
dan kemudahan penggunaan (user friendly) dikarenakan akan digunakan oleh
operator dalam waktu yang lama. Sedangkan engineering station pada DCS adalah
komputer yang mendukung fungsi rekayasa (engineering) komponen-komponen yang
menyusun DCS yang meliputi fungsi konfigurasi dan fungsi pemrograman.
B. Controller dan Chassis IO Module (CIO)
CIO merupakan bagian inti pada DCS. Bagian ini yang pada umumnya tersusun
oleh dua komponen utama yaitu controller dan chassis IO module. Controller yang
tersusun oleh beberapa mikroprosessor merupakan komponen real-time DCS yang
memproses program program operasional yang dibuat pada engineering station.
Sedangkan chassis IO module merupakan komponen yang merupakan antar muka
antara controller dengan termination unit dari field device seperti sensor dan actuator.
Chassis IO module ini berfungsi untuk mengubah sinyal dari field device menjadi
standar sinyal yang akan diproses oleh controller.
C. Remote IO Module, Distributed Controller dan Termination Unit (RIO)
Bagian ini adalah bagian yang pada umumnya diletakkan berdekatan dengan field
device atau berhubungan langsung dengan field device. Remote IO module adalah
komponen DCS yang mempunyai fungsi seperti Chassis IO module yang letaknya
berdekatan dengan field device. Distributed controller adalah komponen DCS yang
diletakkan berdekatan dengan field device yang memproses program operasi
sederhana dari field device. Sedangkan termination unit adalah komponen DCS yang
merupakan terminal penghubung antara IO module dengan field device yang
mempunyai fungsi seperti Chassis IO module yang letaknya berdekatan dengan
fielddevice. Distributed controller adalah komponen DCS yang diletakkan berdekatan
denganfield device yang memproses program operasi sederhana dari field device.
Motor Starter
Motor Starter atau Motor Cranking ini adalah produk dari General Electric Co,
Custom 8000, motor induksi dengan jenis Horisontal Motor dilengkapi dengan
bantalan-bantalan antifriction, 3 phase, 6000 Volt, dengan daya 1250 HP, pada putaran
3000 rpm.
Torque Converter
Torque converter merupakan suatu peralatan dengan menggunakan media
hydraulic dalam hal ini minyak lube oil. Peralatan utama didalam torque converter
adalah pompa impeler yang digerakan oleh input shaft atau sisi pemutar, sedangkan
disisi output atau yang diputar adalah bagian turbin wheel.
Prinsip kerja dari torque ini adalah dengan hydrodinamik transmision, diantara
kedua peralatan tersebut terdapat minyak penghubung dan pada statornya terdapat
guide vane atau sudu-sudu pengarah yang digerakan oleh penggerak mekanis (Guide
vane adjusment mechanis) yang akan mengarahkan minyak tersebut dari pompa
impeler menuju turbin wheel dengan cara mengatur sudut pengarahan yang sesuai
untuk menghasilakan torsi yang dibutuhkan disisi outputnya.
Adapun fungsi dari minyak pada Torque Converter adalah :
Sebagai media kerja penggerak daya hydrodinamik.
Sebagai media control system torque converter.
Accessory Gear
Fungsi Accessory Gear pada sistem ini adalah sebagai penggerak untuk beberapa
peralatan bantu lainnya, seperti Pompa Utama Minyak Pelumas, Pompa Utama
Minyak Hydraulik, Kompressor Utama Atomizing Air maupun Pompa Utama Bahan
Bakar. Utamanya ia berfungsi sebagai penghubung antara Motor Cranking dengan
Kompressor Turbine Gas. Di dalam Accessory Gear terdapat beberapa susunan roda
gigi - roda gigi yang berfungsi memperbesar Torsi ( daya puntir ) yang dibutuhkan
oleh motor starter untuk memutarkan poros Turbine.
10
f. Pemeriksaan Sistem Bahan bakar minyak, meliputi level tangki, pompa, filter, shut
off valve dan salurannya.
g. Pemeriksaan Generator dan Eksiter, meliputi pendingin generator, sikat arang dan
slipring, dan switch gea
dilakukan
pemeriksaan
semua
Pengisian HRSG.
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. PLTGU merupakan sebuah pembangkit berefesiensi tinggi yang menggabungkan
proses pada PLTG dan PLTU
2. Sistem Kontrol yang biasa digunakan pada PLTGU adalah Speedtronic mark V dan
DCS.
3. Proses startup sebaiknya mengikuti SOP yang berlaku.
14
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (PERSERO)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGOPERASIAN PLTGU
http://handoyoridho.blog.ugm.ac.id/2012/01/19/sistem-kontrol-scada-di-pltgu-indonesiapower-semarang/
http://www.elektro.undip.ac.id/el_kpta/wp-content/uploads/2012/05/L2F008045_MKP.pdf
http://prihastomo.files.wordpress.com/2008/01/makalahscada.pdf
http://imamsinag.blogspot.com/