Anda di halaman 1dari 112

ISBN 978­623­7068­06­8

ISBN 978­623­7068­06­8
INFORMASI

TIM PENYUSUN
Drh. Sonny Handoko, M.B.
Drh. Wikrama Satyadarma
Dr. Drh. Widagdo Sri Nugroho, M.P.

TIM PRAKTEK
Drh. Dewi Fadlullah
Drh. Anis Pramundari
Drh. Rina Wijayani
Drh. Wikrama Satyadarma
Tim Laboratorium Kampung Ternak Jogja, Bantul, DIY
Tim JULEHA Daerah Istimewa Yogyakarta
Tim Mitra Amanah, Sleman, DIY

FOTO
Drh. Wikrama Satyadarma
Drh. Adhit Dwi Oktawan

LAYOUT
Drh. Wikrama Satyadarma
Erwin Agoes Sulaiman

EDITOR NASKAH FIKIH


Muhammad Zaki Nur Iman

INFO MEDIA
Ukuran kertas : A5 (148 mm x 210 mm)
Aplikasi desain :
Scribus 1.5.3, GIMP 2.10, Inkscape 0.92, LibreOffice 6.1.5.2
Email : qurbansehat.net@gmail.com | Kontak WA : 08179094592

ISBN: 978­623­7068­06­8

TAUTAN LUAR

MATERI LENGKAP << klik di sini

3
DAFTAR ISI

PENGANTAR ..................................................................... 6
SAMBUTAN ....................................................................... 10
ISTILAH ............................................................................. 13
KRITERIA HEWAN QURBAN ........................................... 14

Jenis Hewan Qurban ......................................................... 15


Umur Hewan Qurban ......................................................... 17
Hewan Qurban Tidak Cacat ............................................... 23
Berbuat Ihsan Kepada Hewan ........................................... 27
Hewan Qurban yang Sehat ............................................... 30

PROSEDUR PEMERIKSAAN OLEH PETUGAS


PUSKESWAN & KESMAVET .......................................... 31
PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTEMORTEM ................. 33
PROSEDUR KONSUMEN MEMBELI HEWAN QURBAN 38
PROSEDUR KANDANG PENJUALAN HEWAN QURBAN 45
PROSEDUR PASAR HEWAN .......................................... 50

TRANSPORTASI HEWAN ............................................... 54


Menaikkan Hewan ............................................................. 56
Menurunkan Hewan ........................................................... 58

PENAMPUNGAN HEWAN ............................................... 60


Penggiringan Hewan ......................................................... 62

PRINSIP QURBAN DI ERA NEW NORMAL .................... 64

STANDAR PENYEMBELIHAN HEWAN QURBAN .......... 65


PROSEDUR RUMAH POTONG HEWAN ....................... 68

4
PROSEDUR AREA PENYEMBELIHAN I ........................ 70
Kegiatan Persiapan ........................................................... 72
• Cuci tangan dan cek suhu ................................................ 73
Kegiatan Ruang Kotor ........................................................ 75
• Handling­restrain ............................................................. 75
• Penyembelihan ................................................................ 78
• Pencucian Pisau .............................................................. 80
• Kematian Hewan .............................................................. 81
• Pasca Sembelih ................................................................ 82

PROSEDUR PEMERIKSAAN POSTMORTEM ................. 83

PROSEDUR AREA PENANGANAN QURBAN ................ 86


• Pelepasan Daging ............................................................ 86
• Pembersihan Jeroan ........................................................ 87
• Penanganan Jeroan ......................................................... 88
Kegiatan di Ruang bersih ................................................... 89
• Penanganan Daging ......................................................... 89
• Penanganan Tulang ......................................................... 90
• Pengemasan .................................................................... 91
Pendistribusian Qurban ...................................................... 92

MANAJEMEN QURBAN .................................................... 94

Form Panitia Qurban .......................................................... 94


Perhitungan Bobot Hidup Sapi ......................................... 95
Alokasi Waktu ..................................................................... 100
APD Petugas ...................................................................... 103
Desain Area Domba Kambing ............................................ 104
Desain Area Sapi ­ Kerbau ................................................. 105

PENANGANAN LIMBAH .................................................. 106

REFERENSI
...................................................................... 110

5
PENGANTAR

‫ﲪَ ِﻦ ٱﻟﱠﺮِﺣﻴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻢ‬


ٰ ْ ‫ﺑِ ْﺴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِﻢ ﷲِ ٱﻟﱠﺮ‬
Bismillāhir­rah ̣mānir­rah ̣īm

ِ
ُ‫اَﻟ ﱠﺴﻼَ ُم َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ َوَر ْﲪَﺔُ ﷲ َوﺑَـَﺮَﻛﺎﺗُﻪ‬
As­salāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

َ‫ٱﻟْ َٰﻌﻠَ ِﻤﲔ‬ ِ ِ ْ Al­h ̣amdu lillāhi rabbil­'ālamīn


ِّ ‫ٱﳊَ ْﻤ ُﺪ ﱠ َر‬
‫ب‬
Segala puji bagi Allah SWT, atas segala karunia­Nya yang telah
dicurahkan kepada kita semua. Sholawat dan salam marilah kita
sampaikan kepada Rasulullah SAW, atas segala risalah yang telah
diajarkannya kepada kita semua, termasuk ibadah qurban yang Insya
Allah akan kita laksanakan setiap tahunnya.

Saudaraku yang dimuliakan Allah.

Di dalam Al Qur'an Allah SWT berfirman :


ِ ِِ ِ
‫ﲔ‬ ِّ ‫ﺎي َوﳑََ ِﺎﰐ ﱠ َر‬
َ ‫ب اﻟْ َﻌﺎﻟَﻤ‬ ِ َ ‫ﻗُﻞ إِ ﱠن‬
َ َ‫ﺻ َﻼﰐ َوﻧُ ُﺴﻜﻲ َوَْﳏﻴ‬ ْ
qul inna sholaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillahi robbil 'aalamiin

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, pengurbananku, hidupku, dan


matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam” (Q.S al­An’ām : 162)

ِ َ‫ﻓ‬
َ ِّ‫ﺼ ِّﻞ ﻟَﺮﺑ‬
ْ‫ﻚ َو ْاﳓَﺮ‬ َ
fasholli lirobbika wanhar

"Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah" (Q.S. Al­


Kautsar : 2)

Allah gandengkan ibadah sholat dan qurban. Keduanya adalah sebaik­


baiknya amal ibadah seorang hamba dan cara terbaik untuk
mendekatkan diri kepada Allah.

6
Keistimewaan ibadah qurban dalam syariat islam, dijelaskan sebagai
berikut :

PERTAMA
Ulama sepakat, ibadah yang paling baik dilakukan melalui harta adalah
menyembelih hewan qurban ­­sebagaimana ibadah paling baik
dilakukan oleh fisik adalah sholat.

KEDUA

Sedekah yang paling istimewa di sisi Allah adalah menyembelih hewan


qurban. Berkurban LEBIH BAIK dari sedekah dengan uang senilai
hewan kurban.

Ibnu Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia


lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh
karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban
penyembelihan pada manasik tamuttu’ dan qiron meskipun dengan
sedekah yang bernilai lipat ganda, tentu tidak bisa menyamai udhiyah.

Bahkan, bagi sebagian ulama berqurban hukumnya wajib bagi orang


yang mampu. Jumhur ulama menyatakan qurban termasuk ibadah
sunnah yang dianjurkan hukumnya (sunnah muakkad).

Jika selama ini uang kita lebih banyak dibelanjakan untuk kebutuhan
sekunder atau bahkan tersier, seharusnya kita bisa melecut diri lebih
bersungguh­sungguh untuk berqurban, karena qurban adalah sedekah
yang paling afdhol (utama).

Selain itu, qurban adalah bagian dari syiar yang telah dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, dan diikuti oleh seluruh ummatnya hingga kini.

Insya Allah, banyak kebaikan dari qurban ini yang akan dapat
dirasakan oleh ummat, bangsa, dan bahkan semesta. Terlebih dalam
situasi sulit seperti saat ini, semangat kebersamaan dalam
melaksanakan ibadah qurban adalah modal dasar untuk bangkit dari
keterpurukan.

7
Alhamdulillaah, kita patut bersyukur bahwa ummat Islam di Indonesia
telah memiliki panduan dasar untuk melaksanakan penyembelihan
hewan qurban di era new normal ini.

Terbitnya Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Peternakan dan


Kesehatan Hewan Nomor : 0008/SE/PK.320/F/06/2020 pada 8 Juni
2020 lalu, tentang Pelaksanaan Kegiatan Kurban dalam Situasi Wabah
Bencana Nonalam Corona Virus Disease (COVID­19), telah
memberikan kemantapan tekad bagi kita semua untuk turut
menyukseskan qurban di tahun ini. Melengkapi panduan pemerintah
yang telah ada sebelumnya, yaitu : Peraturan Menteri Pertanian Nomor
114/Permentan/PD.410/9/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban.

Panduan praktis qurban di era new normal yang kami susun ini sejalan
dengan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam SE maupun
Permentan yang telah disebutkan di atas. Tim kami mencoba memberi
gambaran yang lebih sederhana agar mudah dipahami oleh
masyarakat.

Selain itu, panduan ini dibuat berdasarkan realitas yang telah


diujicobakan terlebih dahulu, sehingga lebih aplikatif untuk diterapkan
oleh masyarakat.

Sungguhpun demikian, kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.


Kami senantiasa terbuka untuk perbaikan konten dalam panduan ini di
masa mendatang.

Mudah­mudahan, karya sederhana ini dapat menjadi amal jariyah bagi


kita semua, untuk tetap semangat dalam menyebarkan manfaat bagi
seluruh alam.

Sejalan dengan moto profesi kami selaku dokter hewan, yaitu :


Manusya Mriga Satwa Sewaka (Menyejahterakan Manusia Melalui
Kesejahteraan Hewan).

Terima kasih kami sampaikan kepada seluruh tim yang terlibat dalam
proses penyusunan dan praktek panduan qurban ini. Kepala Dinas

8
Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Bapak Heru
Saptono, S.T.P., M.M., Kepala UPTD Pasar Hewan Ambarketawang
dan Rumah Potong Hewan, Bapak Yuda Andi Nugroho S.Pt., MAP.
Medik Veteriner RPH Mancasan, Sleman, DIY, Drh. Bina Rusmawati.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Pangan
Kulonprogo ­ DIY, Drh Drajat Purbadi, M.Si. Kepala Unit Pelayanan
Teknis Rumah Potong Hewan dan Pengelolaan Pasar Hewan Pengasih
Kulon Progo ­ DIY, Drh. Joko Purwoko. Kepala Seksi Kesehatan Hewan
dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Kabupaten Gunungkidul ­ DIY,
Drh. Retno Widyastuti. Kepala UPT Rumah Potong Hewan Kabupaten
Malang ­ Jawa Timur, Drh. Mokh. Aris Wahyudi, M.Agr. Kepada Drh.
Imam Abror dan seluruh jajaran Laboratorium Kampung Ternak Jogja,
yang telah memfasilitasi praktek prosedur konsumen dan kandang
penjualan ternak. Bapak Irawan, S.Pt. dari Mitra Amanah Farm DIY
yang telah memberikan fasilitasi praktek penyembelihan domba. Tim
JULEHA DIY : Muhammad (Mas Auf), Yosa Anwar (Bang Yos), Budi
Kurniawan (Kak Budi), Arie Bagus (Habib), Ahmad Akbar Khadziqon,
Wijanarko Hari Seno yang telah mempraktekkan panduan ini. Bung
Erwin Rustaman Adipraja (Abah Samson) videografer Dokter Vikram
Channel. Drh. Rusvita Savitri dari pendopobatik. Tak lupa kepada
seluruh tim AQSI yang telah berkoordinasi sehingga seluruh proses
kegiatan ini berjalan dengan lancar : Drh. Wikrama Satyadarma, Drh.
Heni Widyastuti, Drh. Yeni Kurniawati.

‫َﺟَﺰا ُﻛ ُﻢ ﷲُ َﺧْﻴـًﺮا َﻛﺜِْﻴـًﺮا َو َﺟَﺰا ُﻛ ُﻢ ﷲُ اَ ْﺣ َﺴ َﻦ َﺟَﺰا‬


jazākumullāh khairan katsiran wa jazākumullāh ahsanal jazā

Semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang


banyak dan semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan
yang terbaik

ِ
ُ‫َواﻟ ﱠﺴﻼَ ُم َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ َوَر ْﲪَﺔُ ﷲ َوﺑَـَﺮَﻛﺎﺗُﻪ‬
was­salāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh
.

TIM SUKSES QURBAN 1441 H

9
SAMBUTAN
Ketua Umum Pengurus Besar
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia
Drh. H. Muhammad Munawaroh, M.M.

ِ ُ‫اَﻟ ﱠﺴﻼَم ﻋﻠَﻴ ُﻜﻢ ور ْﲪﺔ‬


‫ﷲ َوﺑَـَﺮَﻛﺎﺗُﻪ‬
ُ َ ََ ْ ْ َ ُ
As­salāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh

Menurut data PB PDHI, pada Idul Adha tahun 1440 H/ 2019 lalu tercatat secara
resmi ada 813 dokter hewan Indonesia yang turut berkontribusi dalam kegiatan
pemeriksaan qurban, yang tersebar di 187 kabupaten/ kota di seluruh penjuru
Tanah air. Kami yakin, di lapangan lebih banyak lagi dokter hewan yang telah
terjun secara sukarela, membaur sebagai panitia qurban, shohibul qurban,
maupun sebagai pribadi ­­warga masyarakat.

Inilah aksi akbar dokter hewan yang tersebar di seluruh penjuru Tanah air yang
bergulir setiap tahunnya. Fakta ini menjadi cermin bahwa profesi dokter hewan
telah berperan secara aktif untuk kemaslahatan Umat Islam khususnya dan
juga bagi Bangsa Indonesia seutuhnya.

Setiap Idul Adha, dokter hewan memiliki andil untuk memastikan kesehatan
hewan qurban, dan sekaligus untuk menjamin daging hewan qurban layak
untuk dikonsumsi (ASUH : Aman, Sehat, Utuh, Halal).

Ancaman berbagai penyakit zoonosis, terutama : Antraks, Orf, senantiasa


mengintai kesehatan dan keselamatan saudara­saudara kita pada saat
momentum qurban. Profesi dokter hewan punya tanggungjawab moral untuk
ambil bagian sebagai garda terdepan kesehatan hewan di masyarakat.

Terkait situasi pandemi COVID­19 ini, kami berharap rekan sejawat yang terjun
dalam kegiatan pemeriksaan qurban di lapangan tetap waspada dengan
mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Terima kasih atas kontribusi rekan sejawat sekalian yang tidak bisa kami
sebutkan satu per satu. Insya Allah, kita dekat dalam persaudaraan atas dasar
profesi, dan melalui risalah ibadah qurban. Tetaplah semangat menebar
kebaikan di manapun berada. Mari bersiap menyukseskan qurban di tahun
1441 H ini. Semoga Allah SWT menjadikan ilmu kita bermanfaat bagi semesta,
sebagai ladang amal jariyah kolektif profesi dokter hewan. Bersatulah, jayalah,
dan Mulialah dokter hewan Indonesia. VIVA VETERINER
ِ ُ‫واﻟ ﱠﺴﻼَم ﻋﻠَﻴ ُﻜﻢ ور ْﲪﺔ‬
‫ﷲ َوﺑَـَﺮَﻛﺎﺗُﻪ‬
ُ َ ََ ْ ْ َ ُ َ
was­salāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh

10
SAMBUTAN
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Gadjah Mada
Prof. Dr. drh. Siti Isrina Oktavia Salasia

ِ ُ‫اَﻟ ﱠﺴﻼَم ﻋﻠَﻴ ُﻜﻢ ور ْﲪﺔ‬


‫ﷲ َوﺑَـَﺮَﻛﺎﺗُﻪ‬
ُ َ ََ ْ ْ َ ُ
As­salāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh

Dalam waktu dekat kaum muslimin sedunia akan memperingati hari


raya Idul Adha. Pada tahun 1441 H/2020 M ini ada yang isitmewa
dalam merayakan hari besar umat Islam ini yaitu kita berada dalam
permasalahan pandemi Covid 19. Suatu penyakit berbahaya yang
sangat menular dari manusia ke manusia. Penyakit ini pula yang
menyebabkan kegiatan ibadah haji di Arab Saudi juga terganggu
pelaksanaannya, Protokol Kesehatan yang ketat diberlakukan demi
mencegah penyebaran penyakit ini kepada umat.

Penyakit ini pula yang mengharuskan kita semua melaksanakan


penyembelihan hewan kurban dalam rangka Idul Adha 1441 H ini
dengan prosedur pelaksanaan standar (SOP) kesehatan untuk
mencegah penularan Covid19.

Pada kesempatan ini Fakultas Kedokeran Hewan UGM bekerjasama


dengan PB PDHI, dan AQSI mempersembahkan buku Panduan Praktis
Qurban di Era New Normal. Kami berharap melalui buku ini masyarakat
mendapatkan arahan teknis secara lebih rinci sejak dari lokasi
pembelian hewan/ternak kurban, pengelolaan menjelang
penyembelihan, saat penyembelihan, hingga pendistribusian daging
kurban kepada yang berhak menerima.

Semoga buku ini dapat memberikan pencerahan dan panduan bagi


masyarakat sehingga terhindar dari penularan penyakit Covid19.
Selamat merayakan Idul Adha 1441 H, semoga Allah SWT senantiasa
memberikan berkah kesehatan dan keselamatan bagi kita semua.

ِ ُ‫واﻟ ﱠﺴﻼَم ﻋﻠَﻴ ُﻜﻢ ور ْﲪﺔ‬


‫ﷲ َوﺑَـَﺮَﻛﺎﺗُﻪ‬
ُ َ ََ ْ ْ َ ُ َ
was­salāmu'alaikum warahmatullāhi wabarakātuh

11
SAMBUTAN
Ketua AQSI* &
Dewan Pengawas JULEHA DIY**
Drh. Wikrama Satyadarma

ْ‫ﺑِ ْﺴ ـ ـ ِﻢ ﷲِ اَ ُ اَ ْﻛ َﱪ‬
Bismillāhi Allāhu Akbar

Saudaraku yang dimuliakan Allah. Insya Allah, tidak lama lagi kita akan
menyongsong Hari Raya Idul Adha. Pada tanggal 10, 11, 12, dan 13
Dzulhijjah itulah, kita menyelenggarakan Qurban atau Tadhiyah.
Qurban adalah salah satu ibadah yang disyariatkan dalam ajaran
Islam. Kita menyembelih hewan, dengan tujuan untuk mendekatkan diri
kepada Allah.
Allah memerintahkan kita menyembelih, bukan sekedar menumpahkan
darah hewan dan membagi­bagi dagingnya, karena tidak akan sampai
kepada Allah darah dan dagingnya, melainkan ketakwaan di dalam hati
kita. Itulah filosofi hakiki ibadah qurban.
Mari teguhkan tekad untuk menyiapkan qurban dari sekarang, dengan
sebaik­baiknya, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW. Mudah­
mudahan Allah berikan kesempatan, kesehatan, dan juga keluasan
rizki bagi kita, sehingga mampu untuk berqurban di tahun ini.

ِ
ْ ْ ‫ب اﻟْ َﻌﺎﻟَ ِﻤ‬
‫ﲔ‬ ‫ﲔ َ َر ﱠ‬
ْ ْ ‫آﻣ‬
Aamiin yā robbal 'ālamiin

‫َ َرَك ﷲُ ﻓِْﻴ ُﻜﻢ‬


ْ
bārakallāhu fiikum
Semoga Allah memberkahi Anda­kita semua

*Aksi Qurban Sehat­syar'i Indonesia


** Juru Sembelih Halal Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta
AQSI dan JULEHA DIY mengemban misi dakwah­edukasi : menyehatkan tatacara
qurban, menyempurnakan ibadah qurban.

12
ISTILAH
QURBAN

‫ﻗﺮ ن‬
Kata ‫( ﻗﺮ ن‬Bahasa Arab), transliterasi: Qurban.
Yang berarti dekat atau mendekatkan (diri kepada Allah SWT),
atau disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah, secara harfiah
berarti hewan sembelihan.

Ibadah Qurban adalah salah satu ritual ibadah pemeluk agama


Islam, melakukan penyembelihan binatang ternak untuk
dipersembahkan hanya kepada Allah, dilakukan pada bulan
Dzulhijjah pada penanggalan Hijriyah, yaitu pada tanggal 10 (hari
nahar) dan 11,12 dan 13 (hari tasyrik).

Hasil dari sembelihan ini kemudian diberikan kepada keluarga,


kerabat, dan juga fakir miskin.

13
KRITERIA
HEWAN QURBAN

Jenis hewan qurban

Umur Hewan qurban

Hewan Qurban Tidak Cacat

Berbuat Ihsan Kepada Hewan Qurban

Hewan Qurban yang Sehat.

14
JENIS HEWAN
QURBAN

Hewan qurban hanya boleh dari jenis َ‫َِ َﻴﻤ ِﺔ ْٱﻷَﻧْـ َٰﻌ ِﻢ‬ Bahiimatil Al
An’aam (hewan ternak).

Dalilnya adalah firman Allah, (QS. Al Hajj: 34) :

‫ﷲ َﻋﻠَ ٰﻰ َﻣﺎ َرَزﻗَـ ُﻬﻢ ِّﻣ ۢﻦ‬ِ ‫وﻟِ ُﻜ ِﻞ أُﱠﻣ ٍﺔ ﺟﻌ ْﻠﻨَﺎ ﻣﻨﺴ ًﻜﺎ ﻟِّﻴ ْﺬ ُﻛﺮ ۟وا ٱﺳﻢ‬
۟ َْ ُ َ َ َ ََ ّ َ
ِ ِ ِ ِ ٰ ٰ ِ ِ
َ‫ﺨﺒِﺘﲔ‬ ْ ‫َ َﻴﻤﺔ ْٱﻷَﻧْـ َٰﻌ ِﻢ ۗ ﻓَِﺈ َﳍُ ُﻜ ْﻢ إِﻟَﻪٌ َٰوﺣ ٌﺪ ﻓَـﻠَﻪُۥٓ أ‬
ْ ‫َﺳﻠ ُﻤﻮا ۗ َوﺑَ ّﺸ ِﺮ ٱﻟْ ُﻤ‬
Wa likulli ummatin ja'alnā mansakal liyażkurusmallāhi 'alā mā
razaqahum mim bahīmatil­an'ām, fa ilāhukum ilāhuw wāh ̣idun fa lahū
aslimụ, wa basysyiril­mukhbitīn

15
“Dan bagi setiap umat Kami berikan tuntutan berqurban agar
kalian mengingat nama Allah atas rezki yang dilimpahkan kepada
kalian berupa hewan­hewan ternak (bahiimatil Al An’aam). ”

Dalam bahasa arab, yang dimaksud ‫َِ َﻴﻤ ِﺔ ْٱﻷَﻧْـ َٰﻌ ِﻢ‬
Bahiimatil Al
An’aam hanya mencakup tiga jenis binatang yaitu : unta, sapi/
kerbau, dan kambing/ domba.

Oleh karena itu, berqurban hanya sah dengan tiga jenis hewan
tersebut dan tidak boleh selain itu. Bahkan sekelompok ulama
menukilkan adanya ijma’ (kesepakatan) bahwasannya qurban
tidak sah kecuali dengan hewan­hewan tersebut (Shahih Fiqih
Sunnah, II/369 dan Wajiz 406).

16
UMUR HEWAN
QURBAN

‫ﻮل ﷲ – ﺻﻠﻰ ﷲ‬ ُ ‫ ﻗَ َﺎل َر ُﺳ‬:‫َو َﻋ ْﻦ َﺟﺎﺑِ ٍﺮ – رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﻪ – ﻗَ َﺎل‬


‫ إِﱠﻻ أَ ْن ﻳَـ ْﻌ ُﺴَﺮ َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ‬,ً‫“ﻻ ﺗَ ْﺬ َﲝُﻮا إِﱠﻻ ُﻣ ِﺴﻨﱠﺔ‬
َ – – ‫ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ‬
‫ﻀﺄْ ِن” – َرَواﻩُ ُﻣ ْﺴﻠِﻢ‬ ‫ٌﻓَـﺘَ ْﺬ َﲝُﻮا َﺟ َﺬ َﻋﺔً ِﻣ َﻦ اَﻟ ﱠ‬
Dari Jabir radliallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,

“Janganlah kalian menyembelih (qurban) kecuali musinnah.

17
Kecuali apabila itu menyulitkan bagi kalian maka kalian boleh
menyembelih domba jadza’ah.” Diriwayatkan oleh Imam Muslim.
(HR. Muslim no. 1963).

Hewan ‫ُﻣ ِﺴﻨ ْﱠﻪ‬


musinnah adalah hewan yang sudah masuk usia
dewasa. Disebut musinnah dari kata ‫ﻦ‬ ‫‘ ِﺳ ﱞ‬Sinnun’ yang artinya
gigi. Karena ketika hewan ini menginjak usia musinnah, ada
giginya yang tanggal (poel). Di bawah usia musinnah adalah usia
‫َﺟ َﺬ َﻋ ْﻪ‬
jadzaah.

Ada perbedaan pendapat ulama tentang usia hewan qurban,


namun dapat disimpulkan usia minimal dalam tabel berikut :

HEWAN QURBAN USIA MINIMAL


Domba 6 bulan
Kambing 1 tahun
Sapi 2 tahun
Unta 5 tahun

(Shahih Fiqih Sunnah,II/371­372, Syarhul Mumti’, III/410, Taudhihul


Ahkaam, IV/461).

18
MENENTUKAN UMUR

Penentuan umur sapi berdasarkan susunan gigi geliginya adalah


sebagai berikut :
­ Deciduous. Gigi susu semua, belum poel : umur kurang dari 2
tahun
­ Pinchers. Poel 1, gigi permanen 1 pasang: umur 1,5 ­ 2 tahun
(tumbuh sempurna di umur 2 tahun)
­ 1st Intermediate Pair. Poel 2, gigi permanen 2 pasang : umur 2
– 2,5 tahun (tumbuh sempurna di umur 3 tahun)
­ 2nd Intermediate Pair. Poel 3, gigi permanen 3 pasang : umur 3
tahun (tumbuh sempurna di umur 4 tahun)
­ Corner. Poel 4, Gigi permanen 4 pasang : umur 3,5 ­ 4 tahun
(tumbuh sempurna di umur 5 tahun)

CATATAN : Apabila tersedia data kelahiran yang tertera di


rekording (catatan) kandang atau catatan individu ternak, maka
itu dapat dijadikan sebagai dasar acuan untuk menentukan umur
hewan.

19
20
21
FAKTA. Masih ditemukan hewan qurban yang belum cukup umur (berdasarkan
penentuan susunan gigi geliginya), yang disembelih pada hari Raya Idul Adha.
Dengan melihat fakta ini, sosialisasi tentang penentuan umur hewan qurban
berdasarkan pemeriksaan gigi bagi masyarakat yang hendak berqurban masih
sangat diperlukan.

Rahang bawah sapi dengan susunan gigi geligi yang sudah poel.

22
HEWAN QURBAN
TIDAK CACAT

Ada 3 kriteria cacat hewan qurban yang disimpulkan oleh para


ulama, yaitu :

Cacat yang menyebabkan tidak sah untuk digunakan


berqurban

Disebutkan dalam hadits, dari al­Barra’ bin Azib radliallahu ‘anhu,


bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda sambil
berisyarat dengan tangannya :

ِ ‫أَرﺑـﻌﺔٌ َﻻ َﳚ ِﺰﻳﻦ ِﰲ ْاﻷ‬


َ ‫اﻟﻌ ْﻮَراءُ اﻟﺒَـِّﲔ َﻋ ْﻮُرَﻫﺎ و اﻟ َـﻤ ِﺮ‬
ُ‫ﻳﻀﺔ‬ َ : ‫َﺿﺎﺣ ِّﻲ‬ َ َ ْ َ َْ
ِ ِ
‫ﲔ ﻇَْﻠ ُﻌ َﻬﺎ َو اﻟ َﻜﺴ َﲑةُ اﻟﱠِﱵ َﻻ ﺗُـْﻨﻘﻲ‬ ِ ِ
ُ ّ ‫ﺮﺟﺎءُ اﻟﺒَـ‬
َ ‫اﻟﻌ‬
َ ‫ﺿ َﻬﺎ و‬
ُ ‫ﲔ َﻣَﺮ‬
ُ ّ ‫اﻟﺒَـ‬

23
“Ada empat hewan yang tidak boleh dijadikan qurban: buta
sebelah yang jelas butanya, sakit yang jelas sakitnya, pincang
yang jelas pincangnya ketika jalan, hewan yang sangat kurus,
seperti tidak memiliki sumsum” (HR. Nasa’I, Abu Daud dan
dishahihkan al­Albani).

Cacat yang menyebabkan makruh untuk berqurban.

Ada kategori 2:
1. Sebagian atau keseluruhan telinganya terpotong.
2. Tanduknya pecah atau patah

(Shahih Fiqih Sunnah, II/373)

Cacat yang tidak berpengaruh pada hewan qurban (boleh


dijadikan untuk qurban) namun kurang sempurna.

Selain 6 jenis cacat di atas atau cacat yang tidak lebih parah dari
itu maka tidak berpengaruh pada status hewan qurban. Misalnya
tidak bergigi (ompong), tidak berekor, bunting, atau tidak
berhidung.

(Shahih Fiqih Sunnah, II/373)

24
Hewan Qurban yang Lebih Utama

Yang paling dianjurkan sebagai hewan qurban sebagai berikut:

• Yang paling gemuk dan sempurna. Bahkan jika berqurban


dengan satu qurban yang gemuk itu lebih baik daripada dua
hewan qurban yang kurus. Karena yang diinginkan adalah
daging. Semakin banyak daging yang dimiliki hewan tersebut
maka itu semakin baik.
• Hewan qurban yang lebih utama adalah unta, kemudian sapi,
kemudian kambing. Namun satu ekor kambing lebih baik
daripada kolektif dalam sapi atau unta.
• Warna yang paling utama adalah putih polos, kemudian warna
debu (abu­abu), kemudian warna hitam.
• Berkurban dengan hewan jantan lebih utama dari hewan betina.

Shahih Fiqih Sunnah, hal. 2/374­375

25
SAPI PINCANG. Mengalami cidera di kaki kiri depan, sapi tidak bisa berdiri
tegak menopang tubunya di atas 4 kakinya dengan kokoh.

26
BERBUAT IHSAN
KEPADA HEWAN

Dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda,

َ‫َﺣ ِﺴﻨُﻮا اﻟْ ِﻘْﺘـﻠَﺔ‬ ٍ


ْ ‫ﺐ ا ِﻹ ْﺣ َﺴﺎ َن َﻋﻠَﻰ ُﻛ ِّﻞ َﺷ ْﻰء ﻓَِﺈ َذا ﻗَـﺘَـ ْﻠﺘُ ْﻢ ﻓَﺄ‬َ َ‫إ ﱠن ﷲَ َﻛﺘ‬
ِ
ِ ِ ِ ‫وإِ َذا َذ َﲝﺘُﻢ ﻓَﺄ‬
ُ‫ﻴﺤﺘَﻪ‬َ ‫َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ َﺷ ْﻔَﺮﺗَﻪُ َوﻟْ ُِﲑ ْح َذﺑ‬ َ ‫َﺣﺴﻨُﻮا اﻟ ﱠﺬ ْﲝَﺔَ َوﻟْﻴُﺤ ﱠﺪ أ‬
ْ ْْ َ
“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat ihsan terhadap
segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah
dengan cara yang ihsan. Jika kalian hendak menyembelih, maka
sembelihlah dengan cara yang ihsan. Hendaklah kalian
menajamkan pisaunya dan tenangkanlah hewan yang akan
disembelih.”

[HR. Muslim, no. 1955, Bab “Perintah untuk berbuat ihsan ketika
menyembelih dan membunuh dan perintah untuk menajamkan pisau”]

Penerapan ihsan dalam penyembelihan :

• Menajamkan pisau sehingga cepat dalam menyembelih.


• Tidak mengasah pisau di depan hewan yang akan disembelih.
• Tidak mempertontonkan penyembelihan pada hewan lainnya.
• Tidak melewatkan hewan yang akan disembelih di tempat
penyembelihannya.

(Al­Minhaj Syarh Shahih Muslim, 13:98)

27
KESEJAHTERAAN HEWAN

Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014


Tentang Perubahan atas Undang­Undang Nomor 18 Tahun 2009
Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Pasal 1 ayat 42
menyebutkan : Kesejahteraan Hewan adalah segala urusan
yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental Hewan
menurut ukuran perilaku alami Hewan yang perlu diterapkan
dan ditegakkan untuk melindungi Hewan dari perlakuan
Setiap Orang yang tidak layak terhadap Hewan yang
dimanfaatkan manusia.

Kesejahteraan hewan atau animal welfare dikenal dengan nama


Five (5) Feedom. Ketentuan ini mewajibkan semua hewan yang
dipelihara atau hidup bebas di alam memiliki hak­hak kebebasan
sebagai berikut:

1. Freedom from hunger and thrist. Setiap hewan mempunyai


hak terpenuhi makanan dan minumnya. Dua hal ini adalah
salah satu kebutuhan dasar setiap mahluk hidup untuk dapat
terus hidup.

2. Freedom from discomfort. Setiap hewan, terutama yang


dipelihara mempunyai hak bebas dari rasa tidak nyaman. Rasa
tidak nyaman ini bisa diakibatkan berbagai macam hal seperti
kandang yang terlalu kecil, kotor, panas, pengap,ketidak
nyamanan lainnya.

3. Freedom from pain, injury, and disease. Hewan pun punya


hak bebas dari rasa sakit, penyakit dan luka. Artinya mereka
berak mendapat pengobatan atau pertolongan bila mengalami
luka atau sakit. Mereka punya hak bebas dari penyakit­
penyakit menular.

28
4. Freedom from fear and distress. Hewan juga punya hak
bebas dari rasa takut dan stres. Contohnya, hewan jangan
dikandangkan bersamaan dengan hewan spesies lain yang
dapat menyebabkan mereka stres. Beberapa pemilik hewan,
terutama anak­anak kadang suka bermain dengan hewan
yang menyebabkan hewan terganggu kenyamanannya,
seperti : berlari­lari disekitar hewan, menakut­nakuti, membuat
suara bising, melempari hewan, dan lain sebagainya.

5. Freedom to express normal behaviour. Setiap hewan punya


sifat dan kebiasaaan alami yang harus diekspresikan. Ini
merupakan ciri dari hewan tersebut, atau bersifat individual.

Penerapan 5 aspek kesejahteraan hewan (berbuat ihsan) pada


hewan qurban dimulai sejak menaikkan hewan ke atas
kendaraan, selama di atas transportasi, diturunkan hingga
berada di lokasi penampungan sementara, menuntun menuju
tempat penyembelihan, handling dan restrain (merebahkan),
hingga ketika melakukan penyembelihan (pembahasan akan
diuraikan pada bagian selanjutnya).

29
HEWAN QURBAN
YANG SEHAT

Pastikan agar hewan yang akan disembelih dalam kondisi yang


sehat. Hewan yang sakit, selain secara fikih termasuk kategori
hewan cacat yang tidak sah untuk dijadikan qurban, juga memiliki
risiko menderita penyakit yang dapat membahayakan kesehatan
manusia.

Mintalah dokter hewan atau petugas kesehatan hewan terdekat


untuk melakukan pemeriksaan antemortem.

30
PROSEDUR
PEMERIKSAAN OLEH
PETUGAS PUSKESWAN &
KESMAVET

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Peternakan


dan Kesehatan Hewan Nomor : 0008/SE/PK.320/F/06/2020

Tentang Pelaksanaan Kegiatan Kurban dalam Situasi Wabah


Bencana Nonalam Corona Virus Disease (COVID­19),
disebutkan bahwa :

Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pemotongan hewan


qurban dalam situasi wabah bencana nonalam COVID­19
dilakukan oleh Pemerintah, dinas kabupaten/Kota yang
membidangi fungsi kesehatan masyarakat veteriner dan
kesehatan hewan, bersinergi dengan dinas yang membidangi
fungsi kesehatan serta instansi terkait.

Pemeriksaan dilakukan pada hewan qurban sebelum disembelih


(atau pemeriksaan antemortem), dan juga pada daging hewan
qurban setelah disembelih (atau pemeriksaan postmortem).

Kedua jenis pemeriksaan ini bertujuan untuk melindungi


masyarakat dari penyakit zoonosis yang membahayakan
kesehatan, sekaligus memastikan agar masyarakat
mengonsumsi daging yang ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal)

31
Dokter hewan/ petugas puskeswan dan pemilik hewan memakai masker ketika
melakukan pemeriksaan kesehatan hewan di kandang.

32
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
ANTEMORTEM

Petugas PUSKESWAN (atau Pusat Kesehatan Hewan) memiliki


kewenangan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan hewan
qurban di masyarakat.

Bagi masyarakat yang hendak memeriksakan kesehatan hewan


qurban, dapat menghubungi dokter hewan atau petugas
PUSKESWAN setempat.

Melengkapi itu, pada saat Idul Adha dan hari Tasyrik nanti,
petugas KESMAVET (Kesehatan Masyarakat Veteriner) akan
melakukan kegiatan pemantauan qurban. Untuk memastikan
status kesehatan daging qurban yang beredar di masyarakat.

Kami berharap, masyarakat dapat mengikuti arahan petugas


kami di lapangan.

Patuhilah protokol kesehatan yang telah diterapkan pemerintah


untuk menanggulangi wabah COVID­19.

Ini semua sebagai bentuk usaha kita bersama untuk


mengupayakan kesehatan semesta (ONE HEALTH), yaitu :
menyehatkan hewan, menyehatkan masyarakat, dan juga
menyehatkan lingkungan sekitar kita.

Petugas PUSKESWAN memiliki kewenangan untuk memberikan


pelayanan kesehatan hewan di masyarakat, termasuk di
dalamnya adalah pemeriksaan kesehatan hewan qurban.

33
PASTIKAN agar hewan qurban yang akan disembelih dalam
kondisi sehat, dengan memeriksakannya ke PUSKESWAN. Tim
PUSKESWAN siap terjun ke lapangan, untuk melakukan
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan jika diperlukan, dapat
dilakukan pengiriman sampel untuk diuji di laboratorium.

Sebagai bukti pemeriksaan oleh PUSKESWAN, pihak dinas


selaku otoritas veteriner setempat akan menerbitkan SKKH (atau
Surat Keterangan Kesehatan Hewan), yang menjelaskan
STATUS kesehatan hewan pada SAAT diperiksa.

PERLENGKAPAN PETUGAS :
a. Termometer
b. Stetoskop
c. Senter
d. Sabun
e. Hand Sanitizer
f. Lap/ Tisu
g. Masker
h. Pulpen
i. Form Pemeriksaan Hewan
j. Tabung sampel, deck glass, dll..

34
Dokter hewan menulis blanko SKKH (atas), menyerahkannya kepada pemilik
(bawah)

35
Dokter hewan/ petugas puskeswan memakai masker ketika melakukan
pemeriksaan kesehatan hewan di kandang.

36
37
Softcopy form Pemeriksaan Antemortem Qurban 1441 H, dapat diunduh melalui tautan berikut
ini (format file docx) :

FORM ANTEMORTEM QURBAN 1441 H << klik di sini


PROSEDUR
KONSUMEN MEMBELI
HEWAN QURBAN
Untuk memberi panduan transaksi jual­beli hewan qurban
selama wabah COVID­19, ada 2 tatacara transaksi yang dapat
diterapkan oleh pembeli maupun penjual.

MODEL TRANSAKSINYA YAITU :


­ KOMUNIKASI DARING, atau
­ LANGSUNG KE KANDANG

KOMUNIKASI DARING

1. Pembeli mencari info penjual hewan qurban yang terpercaya.


Cek dan ricek informasi yang di dapat dari media sosial
maupun yang bersumber langsung dari orang­orang yang kita
kenal. Untuk menghindari penipuan dan agar kita
mendapatkan hewan qurban yang sesuai dengan kriteria yang
diinginkan.

2. Pembeli menghubungi penjual via aplikasi yang memiliki fitur


video call, agar dapat melihat kondisi hewan qurban yang
tersedia di penjual. Pastikan untuk mendapatkan hewan yang
sehat, tidak cacat, dan cukup umur.

3. Setelah pembeli menetapkan pilihan hewan yang akan dibeli


(termasuk tanggal pengirimannya), dan terjadi kesepakatan
harga (termasuk ongkos kirimnya), tandailah dengan ciri
khusus yang membedakan hewan yang kita pilih dengan
hewan lainnya yang ada di sana. Mintalah nota penjualan
untuk setiap hewan qurban yang dibeli.

38
4. Pembeli kemudian dapat mentransfer dana kepada penjual
hewan qurban. Lakukan konfirmasi transfer untuk kedua belah
pihak, sebagai bukti bahwa uang telah dikirim oleh pembeli
dan telah diterima oleh penjual.

5. Lakukan komunikasi dengan pihak penjual untuk


mempersiapkan proses kedatangan hewan qurban, agar
ketika hewan datang sudah tersedia kandang penampungan
yang sesuai dengan standar kesejahteraan hewan.

6. Sesuai dengan tanggal pengiriman yang telah disepakati,


hewan qurban diantar oleh penjual kepada pembeli (sesuai
standar transportasi hewan). Ketika tiba di lokasi, hewan
diturunkan (sesuai standar menurukan hewan yang aman,
untuk mencegah cedera pada hewan), kemudian ditempatkan
pada kandang penampungan sementara (yang memenuhi
kaidah kesejahteraan hewan).

Pembeli melakukan komunikasi dengan penjual melalui video call, memilih


hewan yang akan dibeli. Penjual memperlihatkan hewan qurban seperti arahan
pembeli.

39
Setelah pembeli menetapkan pilihan hewan qurban, dan menyetujui tanggal
serta moda pengiriman, hewan qurban ditandai.

Penjual membuatkan nota, mengirim foto nota ke pembeli. Pembeli melakukan


transfer, melakukan konfirmasi transfer kepada penjual. Penjual mengecek
transfer, dan melakukan konfirmasi.

40
LANGSUNG KE KANDANG

1. Setiap pembeli yang datang ke lokasi penjualan hewan


qurban, wajib menerapkan protokol kesehatan. Hanya
pengunjung yang sehat yang boleh masuk ke kandang. Akan
dilakukan pengecekan suhu badan sebelum masuk.

2. Cucilah tangan dan gunakan masker sebelum masuk ke lokasi


kandang. Kemudian, untuk menjaga kebersihan alas kaki agar
tidak membawa kotoran selepas dari kandang, pembeli dapat
mengganti alas kaki dengan sepatu yang disediakan di
kandang.

3. Masuklah bersama pemandu atau pihak marketing kandang,


untuk membantu pembeli memilih dan memeriksa kondisi
hewan yang di jual di sana. Pastikan untuk mendapatkan
hewan yang sehat, tidak cacat, dan cukup umur.

4. Setelah pembeli menetapkan pilihan hewan yang akan dibeli


(termasuk tanggal pengirimannya), dan terjadi kesepakatan
harga (termasuk ongkos kirimnya), tandailah dengan ciri
khusus yang membedakan hewan yang kita pilih dengan
hewan lainnya yang ada di sana. Mintalah nota penjualan
untuk setiap hewan qurban yang dibeli.

41
5. Pembeli kemudian dapat melakukan pembayaran kepada
penjual hewan qurban, baik secara tunai maupun transfer.
Untuk pembayaran secara transfer, lakukan konfirmasi
transfer untuk kedua belah pihak, sebagai bukti bahwa uang
telah dikirim oleh pembeli dan telah diterima oleh penjual.

6. Usai transaksi, pembeli dapat meninggalkan lokasi setelah


mencuci tangan dan mengganti alas kaki kembali.

7. Lakukan komunikasi dengan pihak penjual untuk


mempersiapkan proses kedatangan hewan qurban, agar
ketika hewan datang sudah tersedia kandang penampungan
yang sesuai dengan standar kesejahteraan hewan.

8. Sesuai dengan tanggal pengiriman yang telah disepakati,


hewan qurban diantar oleh penjual kepada pembeli (sesuai
standar transportasi hewan). Ketika tiba di lokasi, hewan
diturunkan (sesuai standar menurukan hewan yang aman,
untuk mencegah cedera pada hewan), kemudian ditempatkan
pada kandang penampungan sementara (yang memenuhi
kaidah kesejahteraan hewan).

FASILITAS DI KANDANG :
a. Sepatu kandang
b. Fasilitas cuci tangan (air bersih mengalir, sabun, lap/tisu)
c. Masker (disediakan untuk pengunjung yang tidak membawa)
d. Poster peringatan : STOP DI SINI, CUCI TANGAN, PAKAI
MASKER, JAGA JARAK.
e. Spidol, pewarna, atau penanda khusus untuk ternak
f. Thermometer gun

42
Setiap pengunjung di area kandang wajib memakai masker

43
Pembeli datang ke lokasi kandang, berhenti di batas area cuci tangan. Pembeli
melakukan cuci tangan, pakai masker, ganti sepatu kandang.

Pembeli masuk bersama marketing kandang, untuk membantu pembeli memilih


dan memeriksa kondisi hewan. Tetap memakai masker dan menjaga jarak
selama berada di dalam area kandang.

44
PROSEDUR
KANDANG PENJUALAN
HEWAN QURBAN

Sebagai langkah antisipasi penyebaran COVID­19, ada


beberapa prosedur yang harus diterapkan di setiap kandang
penjualan hewan qurban.

PERTAMA
Pengelola, pemelihara hewan, peternak, maupun kelompok
ternak wajib menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan, dengan
senantiasa memakai masker di lingkungan kandang, mencuci
tangan/ menggunakan hand sanitizer setiap kali akan memulai
atau selesai melakukan pekerjaan di kandang.

KEDUA
Melakukan pembersihan dan desinfeksi kandang secara rutin
setiap satu minggu sekali.

KETIGA
Menyediakan fasilitas pendukung di kandang, seperti :
a. Sepatu kandang
b. Fasilitas cuci tangan (air bersih mengalir, sabun, lap/tisu)
c. Masker (disediakan untuk pengunjung yang tidak membawa)
d. Poster peringatan : STOP DI SINI, CUCI TANGAN, PAKAI
MASKER.
e. Spidol, cat, atau catatan khusus untuk menandai ternak.
f. Termometer untuk cek suhu pengunjung. Dapat digunakan
termometer air raksa, thermometer gun, disesuaikan dengan
kemampuan masing­masing.

45
KEEMPAT
Menerapkan aturan kunjungan di kandang, yaitu :
1. Setiap pembeli yang datang ke lokasi penjualan hewan
qurban, wajib menerapkan protokol kesehatan. Hanya
pengunjung yang sehat yang boleh masuk ke kandang. Akan
dilakukan pengecekan suhu badan sebelum masuk.

2. Cucilah tangan dan gunakan masker sebelum masuk ke lokasi


kandang. Kemudian, untuk menjaga kebersihan alas kaki agar
tidak membawa kotoran selepas dari kandang, dengan
menyediakan sepatu kandang, untuk mengganti alas kaki
pengunjung selama berada di kandang.

3. Tamu yang masuk area kandang wajib didampingi pemandu


atau marketing kandang, untuk membantu pembeli memilih
dan memeriksa kondisi hewan yang di jual. Memastikan
konsumen untuk mendapatkan hewan yang sehat, tidak cacat,
dan cukup umur. Memastikan mereka menerpakan protokol
kesehatan, seperti : menjaga jarak dan tetap menggunakan
masker.

KELIMA
Keseluruhan prosedur ini harus terus dimonitoring
pelaksanaannya oleh pemilik usaha sebagai bentuk
tanggungjawab memastikan agar penerapannya berjalan dengan
baik, dan konsumen mendapatkan hewan qurban sesuai dengan
yang diinginkan.

46
Fasilitas cuci tangan di kandang : sabun dan air bersih

Hand sanitizer sebelum masuk kandang

47
Kandang penjualan hewan qurban harus terjaga kebersihannya dan memenuhi
standar kesejahteraan hewan.

48
Poster peringatan bagi pengunjung di area kandang

49
PROSEDUR
PASAR HEWAN

Pasar hewan menerapkan prosedur bagi semua orang dan


hewan yang masuk ke pasar hewan, memastikan agar protokol
pengendalian COVID­19 diterapkan di seluruh area pasar hewan.

1. Pengunjung harus dalam kondisi sehat, dilakukan pengecekan


suhu badan di pintu masuk. Pengunjung yang sakit, tidak
diperkenan memasuki area pasar hewan.
2. Setiap pengunjung memakai masker, melakukan cuci tangan
pakai sabun, serta menjaga jarak. Petugas pasar hewan akan
berkeliling di seluruh lokasi pasar hewan memantau dan
memastikan prosedur ini selalu diterapkan oleh pengunjung.
Bagi pengunjung yang tidak mematuhi teguran petugas akan
dikenakan sanksi dikeluarkan dari pasar hewan.
3. Pihak pasar hewan melakukan pembersihan lingkungan,
sanitasi dan desinfeksi.

FASILITAS DI PASAR HEWAN :


• Gerbang sanitasi
• Cuci tangan : air, sabun, lap/ tisu
• Bilik Sanitasi
• Termometer
• Masker

50
Pengunjung turun kendaraan, pakai masker, cuci tangan, masuk bilik sanitasi,
diperiksa suhu badan.

51
Kendaraan masuk gerbang desinfeksi

Pengunjung di dalam pasar jaga jarak dan memakai masker

52
Setiap pengunjung di dalam pasar wajib memakai masker

53
TRANSPORTASI
HEWAN

Prosedur transportasi hewan :


­ Hewan sebelum dikirim telah dilengkapi dengan Surat
Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) sebagai bukti status
kesehatan dan kelayakan hewan qurban.
­ Kendaraan dibersihkan sebelum dan sesudah mengangkut
hewan.
­ Kapasitas pengangkutan hewan disesuaikan dengan jenis
kendaraan dan ukuran hewan.
­ Pengisian BBM dilakukan sebelum melakukan pengangkutan
hewan.
­ Selama dalam perjalanan sesekali dilakukan pemeriksaan
kondisi hewan untuk memastikan hewan dalam keadaan sehat.
­ Cara mengemudi harus memperhatikan kenyamanan hewan.

Kondisi yang baik selama transportasi akan berpengaruh positif bagi hewan
ketika tiba di lokasi penampungan. Transportasi yang baik termasuk penerapan
konsep kesejahteraan hewan

54
Ada beberapa manfaat dari penanganan hewan yang baik
selama transportasi, antara lain :
­ Mengurangi risiko penyebaran penyakit hewan menular.
­ Mengurangi stres, hewan memiliki daya tahan terhadap
penyakit yang lebih baik.
­ Mengurangi risiko cidera atau kematian.
­ Mengurangi turunnya berat badan hewan.
­ Terciptanya situasi kerja yang lebih aman bagi petugas di area
penerimaan dan penampungan hewan.
­ Meningkatkan kualitas dan waktu simpan daging hewan.

55
MENAIKKAN
HEWAN

Hewan dinaikkan ke atas kendaraan dengan memperhatikan


kesejahteraan hewan (Kesrawan), untuk menghindari cedera
pada hewan. Juga memperhatikan aspek Kesrawan ketika
hewan berada di atas kendaraan selama perjalanan.

1. Untuk menaikkan hewan dari lantai ke atas kendaraan,


gunakan ketinggian yang bertingkat (menggunakan tumpukan
karung berisi pasir, atau permukaan lantai sekitar lokasi yang
memiliki ketinggian mendekati ketinggian kendaraan), atau
gunakan rampa dengan kemiringan yang landai (sudut 30
derajat).

2. Pastikan lantai kendaraan telah diberi alas (rumput kering,


serbuk gergaji, atau matras karet).

3. Tuntunlah hewan menuju kendaraan dengan hati­hati. Tidak


boleh menyakiti hewan dengan tujuan memaksa hewan mau
naik. Jaga hewan tetap dalam kondisi tenang.

4. Pastikan kendaraan tiba beberapa saat sebelum hewan


dinaikkan, biarkan hewan beberapa saat untuk mengamati
kendaraan hingga hewan siap untuk naik.

56
ATAS. Fasilitas rampa permanen. BAWAH. Portable ramp untuk menaikkan dan
menurunkan hewan dari­ke kendaraan. Menghindari cedera. Penggunaan ramp
termasuk penerapan konsep kesejahteraan hewan

57
MENURUNKAN
HEWAN

Hewan diturunkan dari kendaraan dengan memperhatikan


kesejahteraan hewan, untuk menghindari cidera pada hewan.

1. Jangan terlalu lama membiarkan hewan di atas kendaraan


sesampai di lokasi (lebih dari 1 jam). Biarkan hewan
beberapa saat untuk beradaptasi dengan lingkungan hingga
hewan siap untuk turun.

2. Gunakan ketinggian yang bertingkat untuk menurunkan hewan


dari kendaraan menuju lantai, dapat menggunakan tumpukan
karung berisi pasir, permukaan lantai sekitar lokasi yang
memiliki ketinggian mendekati ketinggian kendaraan, atau
gunakan rampa dengan kemiringan yang landai (sudut 30
derajat).

3. Turunkan dengan hati­hati, tidak boleh menyakiti hewan.

Menurunkan sapi menggunakan fasilitas rampa permanen. Menurunkan sapi


dengan ketinggian yang bertingkat mampu menghindari kasus cedera pada
hewan.

58
Kendaraan tiba di lokasi, hewan dibiarkan beberapa saat untuk beradaptasi
dengan lingkungan, diturunkan dengan hati­hati menggunakan rampa.

59
PENAMPUNGAN
HEWAN

1. Fasilitas kandang penampungan hewan harus siap sebelum


hewan datang ke lokasi.

2. Kandang penampungan memiliki persyaratan : memiliki atap


untuk meneduhkan hewan dari panas dan hujan, lantai kering,
tidak kasar, dan tidak licin, sirkulasi udara lancar, intensitas
cahaya cukup, tersedia tempat minum, tali penambat dengan
panjang yang cukup bagi hewan untuk berdiri­istirahat­minum.

3. Hewan siap di lokasi penyembelihan 24 jam sebelum dipotong,


dipuasakan (tidak diberi pakan) namun tetap diberi minum ad
libitum (disediakan terus menerus selama di lokasi sebelum
disembelih).

4. Ketika hewan datang, siapkan air minum elektrolit


(penambahan sedikit garam) untuk menghindari dehidrasi.

5. Memandikan hewan boleh dilakukan apabila hewan telah


beradaptasi dan terlihat tenang (tidak stres).

6. Diperiksa status kesehatannya 24 sebelum dipotong. Apabila


tidak jadi dipotong dalam 24 jam, maka harus diperiksa
kembali. Hasil pemeriksaan berlaku dalam 24 jam.

60
Fasilitas kandang penampungan hewan : tidak terkena terik sinar matahari
langsung, lantai kering, sirkulasi udara lancar, intensitas cahaya cukup, tali
penambat dengan panjang yang cukup bagi hewan untuk berdiri­istirahat­
minum. Diperiksa kesehatannya. Semua kriteria ini, termasuk penerapan
konsep kesejahteraan hewan.

61
PENGGIRINGAN
HEWAN

1. Jarak antara kandang penampungan sementara tidak


terlalu jauh dari lokasi penyembelihan.

2. Area bebas dari hambatan benda maupun keramaian


orang, mudah untuk mengarahkan hewan menuju lokasi
penyembelihan, tidak membuat hewan stres.

Tuntunlah hewan dengan hati­hati dan waspada menuju area penyembelihan.


Pertahankan hewan agar tetap tenang, agar memudahkan proses handling­
restrain di ruang penyembelihan. Tatacara ini termasuk penerapan konsep
kesejahteraan hewan (ihsan).

62
63
PRINSIP QURBAN
DI ERA NEW NORMAL

Pelaksanaan kegiatan qurban sesuai dengan Peraturan Menteri


Pertanian Nomor : 114/Permentan/PD.410/9/2014, ditambah
dengan menerapkan protokol penanganan pandemi COVID­19,
sesuai dengan Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan Nomor : 0008/SE/PK.320/F/
06/2020.

1. Masyarakat dihimbau untuk membatasi jumlah petugas pada


saat prosesi penyembelihan hingga distribusi daging qurban.
Menerapkan protokol kesehatan, dan memastikan hanya
petugas sehat yang berada di lokasi.

2. Direkomendasikan untuk tidak memaksakan pelaksanaan


proses penyembelihan hanya pada tanggal 10 Dzulhijjah
saja, penyembelihan dapat dilanjutkan pada hari Tasyrik (11,
12, 13 Dzulhijjah), agar proses berjalan khidmat, tersedia
sumberdaya manusia yang mencukupi, menjamin penerapan
konsep kesejahteraan hewan (ihsan), dan dihasilkan produk
hewan qurban yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal).

3. Dilakukan rencana pengaturan desain lokasi, alur proses,


dan pembagian tugas personil, agar pelaksanaan qurban
1441 H berjalan efektif dan efisien, sesuai dengan rencana
dan kemampuan setiap panitia qurban.

64
STANDAR
PENYEMBELIHAN
HEWAN QURBAN

Penyembelihan dilaksanakan berdasarkan ketentuan­ketentuan


sebagai berikut :

Hewan yang Disembelih

• Hewan harus dalam keadaan hidup ketika akan disembelih.


• Kondisi hewan harus memenuhi standar kesehatan hewan
yang ditetapkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan.
Penyembelih/ Juru Sembelih Halal

• Beragama Islam dan sudah akil baligh.


• Memahami tata cara penyembelihan secara syar’i.
• Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam penyembelihan.

Alat Penyembelihan

• Peralatan penyembelihan yang digunakan hanya dikhususkan


untuk penyembelihan halal.
• Tajam, halus, tidak bergerigi, berlubang, retak, atau memiliki
kerusakan yang lain.
• Mata pisau tidak terbuat dari tulang, kuku, tanduk dan gigi/
taring.
• Ukuran disesuaikan dengan leher hewan yang disembelih,
minimal 1,5x lebar leher hewan.
• Tersedia minimal 2 pisau untuk menyembelih, sebagai
cadangan apabila terjadi kerusakan pisau, atau pisau menjadi
tumpul.
• Pisau harus dicuci dan diperiksa ketajamannya setiap kali
selesai menyembelih.

65
Pastikan pisau tajam sebelum digunakan untuk menyembelih. Asahlah pisau
sebelum Hari Raya Idul Adha, karena mengasah pisau agar benar­benar tajam
membutuhkan waktu, tenaga, dan kekhusyukan.

Proses Penyembelihan

• Hewan yang akan disembelih, disunnahkan untuk dihadapkan


ke kiblat.
• Penyembelihan dilaksanakan dengan niat menyembelih dan
menyebut asma Allah : ‫ﱪ‬ ِ ‫ ﺑِﺴ ـ ـ ِﻢ‬Bismillāhi Allāhu Akbar
ْ َ ‫ﷲ اَ ُ اَ ْﻛ‬ ْ
• Penyembelihan dilakukan dengan mengalirkan darah melalui
pemotongan saluran makanan(mari’/esophagus), saluran
pernafasan/tenggorokan(hulqum/trachea), dan dua pembuluh
darah (wadajain/vena jugularis dan arteri carotids di sisi kiri dan
kanan).

66
• Penyembelihan dilakukan dengan satu kali proses secara cepat
(kurang dari 10 detik), tanpa mengangkat pisau dan tidak
memutus tulang leher.
• Memastikan adanya aliran darah dan/atau gerakan hewan
sebagai tanda hidupnya hewan (hayah mustaqirrah).
• Dalam hal terjadi penyumbatan pembuluh darah/darah berhenti
memancar dan hewan masih menunjukkan tanda­tanda
kehidupan, maka dilakukan tindakan koreksi berupa
pemotongan buluh darah hanya pada bagian yang tersumbat.
• memastikan hewan telah mati oleh penyembelihan sebelum
dilakukan proses selanjutnya dengan mengamati ciri­ciri
berikut : darah sudah tidak memancar, hilangnya reflek kelopak
mata (palpebrae), reflek cubit (reflek menarik kaki/withdrawl
reflex), gerakan nafas dada (thoracal) dan nafas perut
(abdominal), dan gerakan ekor telah berhenti.

Penanganan Pasca penyembelihan

• Proses selanjutnya dapat dilakukan setelah hewan dalam


keadaan mati oleh sebab penyembelihan.
• Ruang atau lokasi penanganan karkas terpisah dengan ruang
penanganan jeroan, kulit, kaki dan kepala.
• Proses pengeluaran jeroan (evicerating) dilakukan dengan hati­
hati agar isi saluran pencernaan, empedu, dan kantong kemih
tidak mencemari karkas.
• Dilakukan pemeriksaan postmortem oleh petugas yang
berwenang.

67
PROSEDUR
RUMAH POTONG
HEWAN RUMINANSIA

Pada Hari raya Idul Adha dan hari Tasyrik (10, 11, 12, 13
Dzulhijah) Rumah Potong Hewan (RPH) Ruminansia dapat
melayani permintaan pemotongan hewan qurban dari
masyarakat.

RPH memiliki standar pelayanan pemotongan hewan qurban


untuk masyarakat, menetapkan kapasitas pemotongan optimal,
dan peraturan yang mengikat semua pihak yang berada di area
RPH.

Masyarakat diharapkan untuk mendaftar ke RPH jauh hari agar


mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan kapasitas
RPH.

Masyarakat yang mendapatkan jadwal pemotongan hewan


qurban di RPH hanya diperkenankan mengantar hewan qurban,
pengelolaan sepenuhnya dilakukan oleh petugas RPH
berdasarkan penentuan antrian jam kedatangan ­­yang telah
ditetapkan sebelumnya, harap menunggu hingga seluruh proses
selesai, dan menjaga ketertiban selama berada di lokasi RPH.

Bagi masyarakat yang hendak berpartisipasi sebagai relawan


petugas RPH, akan dilakukan pendaftaran, seleksi, dan
pengarahan oleh manajemen RPH. Siap bekerja sesuai SOP
yang berlaku di RPH.

68
Seluruh petugas di Rumah Potong Hewan wajib menggunakan masker.

69
PROSEDUR
AREA PENYEMBELIHAN

ATURAN DASAR

1. Hanya petugas yang sehat saja yang boleh masuk­keluar area


penyembelihan. Bagi petugas yang tidak sehat, harap
dicarikan penggantinya oleh panitia.

2. Masyarakat cukup tinggal dirumah, anak­anak maupun orang


dewasa tidak diperkenankan menonton, seluruh dokumentasi
kegiatan yang diperlukan oleh shohibul qurban dan
masyarakat akan dilakukan oleh petugas panitia qurban.

3. Dilakukan penutupan area pelaksanaan penyembelihan


qurban beserta pemasangan perimeter sejauh 3 meter di
sekeliling area.

4. Pembagian petugas dan jenis pekerjaan yang dilakukan


ditetapkan pada saat rapat panitia qurban.

5. Penentuan lokasi, desain area penyembelihan secara


keseluruhan, hingga detil pengaturan ruang dirancang
sedemikian rupa untuk menerapkan social distancing dan
physical distancing, merancang proses pekerjaan berjalan
secara efektif dan efisien.

6. Setiap petugas wajib mandi sebelum berangkat ke lokasi


penyembelihan, menggunakan pakaian bersih, menutup aurat.

7. Tersedia fasilitas cuci tangan : air bersih, sabun, lap kering,


untuk keperluan personal higiene dan seluruh proses. Jika
menggunakan sarung tangan latex, pemakaiannya dilakukan
setelah cuci tangan.

70
8. Setiap petugas wajib cuci tangan, mengenakan masker,
sebelum masuk area penyembelihan.

9. Alur proses berjalan satu arah, mulai dari area kotor (ruang
penyembelihan) menuju ruang bersih (ruang penanganan
daging), hingga keluar menuju ruang dimana daging siap
didistribusikan. Petugas tidak diperkenankan pindah dari satu
ruang ke ruang lainnya (untuk mencegah kontaminasi dan
untuk menerapkan social distancing). Diatur sedemikian rupa
agar proses berjalan secara berurutan FIFO (Firts In First
Out) tidak menumpuk di satu ruang, disesuaikan dengan
kemampuan panitia.

9. Tempat harus bersih, kering, bebas hama, teduh, tidak


terkena sinar matahari langsung, intensitas cahaya cukup,
sirkulasi udara memadai.

10. Dilakukan pembersihan lingkungan, pengendalian hama,


penyiapan lokasi 1 minggu sebelumnya.

11. Hama yang dimaksud adalah : lalat, tikus, hewan liar (anjing,
kucing, burung liar), dan serangga lainnya.

12. Seluruh peralatan berstandar food grade (aman untuk bahan


pangan), disediakan/disiapkan oleh panitia. Siap dalam
keadaan bersih, pisau sudah dalam keadaan tajam,
seminggu sebelumnya. Apabila ada petugas yang hendak
membawa peralatan sendiri harap berkoordinasi dengan
panitia.

13. Tidak diperkenankan merokok selama kegiatan pengelolaan


qurban.

71
KEGIATAN
PERSIAPAN

Peralatan yang digunakan dalam rangkaian proses penyembelihan hewan


qurban, pengulitan, pelepasan daging dari tulang, pencacahan tulang,
pengirisan daging, jeroan, mulai dari asahan, pisau, kapak, sarung tangan baja,
hingga scabbard. Seluruh peralatan ini akan memperlancar rangkaian kegiatan
qurban.

Seluruh fasilitas siap, mulai dari sumber air, sabun cuci tangan, lap/tisu, tempat
sampah, termometer, alat penyembelihan, timbangan, panci, baskom, ember,
kompor gas, telenan, plastik kemasan, wadah penampung.

72
CUCI TANGAN &
CEK SUHU

ATAS. Wajib cuci tangan sebelum mulai bekerja. BAWAH. Dilakukan


pengecekan suhu untuk setiap petugas yang masuk ke area penyembelihan.

73
Potong kuku sebelum melakukan aktivitas pengelolaan qurban. Panitia
sebaiknya menyediakan alat potong kuku di lokasi kegiatan.

74
KEGIATAN
DI RUANG KOTOR
HANDLING-RESTRAIN
KAMBING-DOMBA

Melakukan handling dan restrain untuk merebahkan hewan sebelum


penyembelihan.

75
HANDLING-RESTRAIN
SAPI

Metode Barley (atas), Metode Rope Squeeze (bawah).

Bagian depan ditambatkan, tidak cukup hanya dipegangi oleh petugas (tidak
cukup kuat dan aman). Tali penambat tidak terlalu panjang (cukup untuk posisi
hewan ketika rebah).

Setelah sapi rebah, keempat kaki sebaiknya diikat demi keamanan petugas di
area penyembelihan.

76
Tali untuk handling­restrain terbuat bahan lembut, tidak menyakiti hewan.
Bahan tambang kapal, bukan tambang dari serat benang nilon. Panjang
minimal 8 meter (sesuaikan dengan ukuran tubuh sapi).

DEMI KEAMANAN, tali keluh dan tali penambat bawaan dari penjual/peternak
harus dipastikan kekuatannya. Jika mulai rapuh, mintalah untuk mengganti
yang baru.

77
PENYEMBELIHAN

Hewan telah dalam posisi rebah dan aman untuk dilakukan penyembelihan.
Hewan disunnahkan dihadapkan ke arah kiblat. Tangan kiri jagal meraba 'jakun'
untuk menentukan posisi sayatan pisau. Pisau telah diposisikan siap
menyembelih.

Melafalkan niat menyembelih : ْ‫ ﺑِ ْﺴ ـ ـ ِﻢ ﷲِ اَ ُ اَ ْﻛ َﱪ‬Bismillāhi Allāhu Akbar

78
PENYEMBELIHAN

Pisau menyayat leher memutus tiga saluran : saluran makanan (mari’/


esophagus), saluran pernafasan/ tenggorokan (hulqum/trachea), dan dua
pembuluh darah (wadajain/vena jugularis dan arteri carotids di sisi kiri dan
kanan). Pisau tidak diangkat sebelum seluruh saluran dipastikan terpotong
sempurna.

Darah ditampung di lubang/ sumur tersendiri, tidak boleh dibuang di sungai,


atau bercampur dengan limbah yang lain dalam bak penampung limbah.

79
PENCUCIAN PISAU

Pisau dicuci untuk menghilangkan


bekas darah hasil penyembelihan
(najis), dikeringkan dari sisa air, cek
ketajaman (apabila diperlukan dapat
dilakukan pengasahan untuk meratakan
kembali ketajamam). Demi keamanan
petugas, pisau dimasukkan ke dalam
sarung pisau dan siap digunakan
kembali.

80
KEMATIAN HEWAN

Penyembelihan bukan
hanya ditujukan
semata­mata untuk
mematikan hewan,
melainkan agar produk
yang dihasilkan ASUH.
Petugas HARUS
TEGAS menunggu
hingga tanda­tanda
kematian hewan telah

PENENTUAN KEMATIAN. Darah berhenti mengalir. Nafas berhenti. Tidak ada


pergerakan hewan. Tidak ada reflek kelopak mata. Tidak ada reflek kaki, tidak
ada gerakan ekor. Memastikan hewan mati sebelum diproses ke tahap
selanjutnya.

81
PASCA SEMBELIH

Melepas kepala, menguliti, ikat bagian anus­rektum dan esofagus (agar isi
saluran pencernaan tidak mengotori karkas), dan mengeluarkan jeroan.

82
PROSEDUR
PEMERIKSAAN
POSTMORTEM

Pemeriksaan daging hewan qurban setelah disembelih (atau


pemeriksaan postmortem), adalah salah satu TITIK KRITIS untuk
memastikan agar masyarakat mengonsumsi daging yang ASUH
(Aman Sehat Utuh dan Halal).

Prosedurnya adalah dengan melakukan pengamatan visual


untuk kelainan organ, palpasi organ yang dicurigai, dan jika
diperlukan dilakukan incisi untuk melihat bagian dalam organ
tersebut.

Dari hasil pemeriksaan akan didapatkan beberapa keputusan,


yaitu :
1. Sehat, seluruh bagian hewan dapat dikonsumsi,
2. Ada kelainan namun dapat dikonsumsi dengan perlakuan
tertentu,
3. Diafkir sebagian, karena tidak layak konsumsi,
4. Diafkir keseluruhan, karena hewan terinfeksi penyakit
berbahaya,
5. Ditunda, daging dipisahkan dan disimpan di pendingin,
menunggu hasil pemeriksan laboratorium (jika
memungkinkan).

Dengan demikian, sangat penting bagi masyarakat untuk


berkoordinasi dengan dinas yang membidangi fungsi KESMAVET
(Kesehatan Masyarakat Veteriner), untuk memastikan agar
produk asal hewan qurban yang disembelih pada Idul Adha dan
hari Tasyrik nanti benar­benar ASUH.

83
PERLENGKAPAN
a. Sabun, Hand sanitizer, masker, sarung tangan
b. Lap atau tisu untuk mengeringkan
c. Pisau
d. Sarung tangan latex
e. Plastik dan tempat sampel organ

Dokter hewan melakukan pemeriksaan postmortem untuk memastikan produk


hewan qurban benar­benar ASUH.

84
85
Softcopy form Pemeriksaan Postmortem Qurban 1441 H, dapat diunduh melalui tautan berikut
ini (format file docx) :

FORM POSTMORTEM QURBAN 1441 H << klik di sini


PELEPASAN DAGING

Dalam posisi tergantung,


dilakukan pelepasan
daging dari tulang,
ditampung di dalam
wadah yang bersih, untuk
menjaga daging dari
kontaminasi yang dapat
menurunkan kualitas
daging.

86
BERSIH JEROAN

RUANG JEROAN. Tempat untuk membersihkan isi saluran pencernaan hewan.


Seluruh limbah jeroan ditampung untuk diolah menjadi pupuk atau mikroba
starter.

87
PENANGANAN JEROAN

Jeroan yang telah bersih kemudian


direbus, ditiriskan, ditunggu hingga
dingin, dipotong­potong ukuran
distribusi, ditimbang, dikemas, dan
dipindah ke ruang distribusi.

88
KEGIATAN
DI RUANG BERSIH
PENANGANAN DAGING

PENANGANAN DAGING. Daging dipotong­potong ukuran distribusi, ditimbang,


dikemas, dan dipindah ke ruang distribusi. Penggunaan meja selama proses
pekerjaan penanganan daging mampu mengurangi kontaminasi dan
menjadikan daging lebih higienis.

89
PENANGANAN TULANG

PENANGANAN TULANG. Tulang dipotong­potong ukuran distribusi, ditimbang,


dikemas, dan dipindah ke ruang distribusi. Penggunaan meja selama proses
pekerjaan penanganan tulang mampu mengurangi kontaminasi dan menjadikan
produk lebih higienis. Apabila menggunakan telenan kayu, pastikan telah
dibersihkan dan dikeringkan dengan baik sebelum digunakan, mencegah
kontaminasi.

90
PENGEMASAN

Kemasan daging, kemasan jeroan, dan kemasan tulang yang terpisah


ini kemudian masuk ruang distribusi untuk disatukan dalam 1 paket
kemasan distribusi qurban. Gunakan plastik bening yang aman (food
grade).

91
PENDISTRIBUSIAN
DAGING QURBAN

Kemasan daging, kemasan jeroan, kemasan tulang, disatukan dalam 1 paket


kresek. Paket qurban inil kemudian didistribusikan ke masyarakat.

92
Untuk menjaga kualitas daging dan mencegah kontaminasi,
dilakukan pengemasan terpisah untuk daging, jeroan, dan tulang,
untuk kemudian disatukan dalam 1 paket distribusi produk hewan
qurban.

Paket qurban dapat didistribusikan ke masyarakat dalam tempo


kurang dari 5 jam setelah hewan disembelih. Paket distribusi
produk hewan qurban yang telah siap segera diantarkan kepada
daftar penerima qurban, untuk menjamin kualitas produk tetap
segar ketika diterima oleh masyarakat.

Shohibul qurban dan masyarakat dihimbau tinggal di rumah, distribusi qurban


seluruhnya dilakukan oleh panitia.

93
MANAJEMEN
QURBAN

94
PERHITUNGAN
BOBOT HIDUP SAPI
QURBAN

Mengetahui bobot badan sapi adalah salah satu pertimbangan


sebelum membeli sapi untuk dipotong. Jika tidak tersedia
timbangan hewan, dapat dilakukan penaksiran bobot hidup sapi
berdasarkan perhitungan, sebagai berikut :

RUMUS :

(LD + 22)2 = W
100

LD : Lingkar dada (dalam cm)


W : Perkiraan bobot hidup (dalam kg)

Contoh:
Seekor sapi mempunyai lingkar dada 200 cm, maka perkiraan
bobot badan sapi ini dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
(LD + 22)2 = 492,84 kg
100

Perkiraan bobot sapi ini adalah 492,84 atau dibulatkan 493 kg.
Dengan mempertimbangkan adanya variasi hasil perhitungan
(antara 1,5–3,26%), maka bobot sapi hidup diperkirakan antara
476,8 – 485,4 kg.

Softcopy aplikasi perhitungan bobot sapi dapat diunduh melalui tautan


berikut ini (format file xlsx) :

HITUNG QURBAN 1441 H << klik di sini

95
LD : Lingkar Dada. Dihitung dengan cara melingkarkan tali dengan posisi tepat
di belakang kaki depan secara vertikal (tegak lurus).

96
97
98
Seluruh softcopy form pelaksanaan qurban 1441 H, dapat diunduh
melalui tautan berikut ini (format file docx) :

FORM QURBAN 1441 H << klik di sini

99
ALOKASI WAKTU

Dengan dibatasinya jumlah personil panitia qurban terkait


dengan protokol penanganan COVID­19, maka perlu
diperhitungkan kemampuan penyembelihan hewan qurban dalam
waktu satu hari di 1 lokasi pemotongan qurban.

Pengaturan ini mempertimbangkan proses berjalan secara


berurutan, tidak menumpuk di satu ruang.

Untuk sapi/ kerbau, penyembelihan hewan selanjutnya dapat


dilakukan jika seluruh karkas sudah digantung untuk
dilanjutkan pelepasan daging dari tulang (meat deboning).
Alokasi hewan yang disembelih adalah satu demi satu.

Untuk domba/kambing, penyembelihan berikutnya dapat


dilaksanakan apabila telah selesai dilakukan pelepasan daging
dari tulang. Untuk jumlah hewan sekali penyembelihan,
menyesuaikan luas area penggantungan dan petugas yang
tersedia.

CATATAN
Apabila penyembelihan hewan qurban diselenggarakan di beberapa
lokasi yang berbeda dari tahun­tahun sebelumnya, gunakanlah desain
proses dan protokol yang sama. Harus berkoordinasi dengan dinas
yang membidangi kesehatan hewan dan Kesmavet, untuk dilakukan
pemeriksaan hewan dan daging qurban.

100
CATATAN WAKTU

Rincian Kegiatan Domba Sapi


1. Menuntun dari kandang 5 menit a 10 menit b
penampungan ke area 2,5 menit d
penyembelihan
3 menit a 5 menit b
2. Merebahkan 10 menit d
3. Penyembelihan sampai 8 menit a 10 menit b,c
penetapan kematian 20 menit d

4. Pemisahan kepala 10 menit b


2 menit a
3 menit d
15 menit b 45 menit c
5. Pengulitan 17 menit a
25 menit d
6. Pengeluaran jeroan 4 menit a 10 menit b,d

7. Pembersihan jeroan 19 menit a 20 menit b


25 menit d
8. Perebusan jeroan 15 menit a 30 menit b,d
9. Pelepasan daging dari 15 menit b
tulang 6 menit a
25 menit d

10. Penanganan,
penimbangan, 20 menit b
pengemasan, sampai 20 menit a
40 menit d
siap distribusi

Pemeriksaan antemortem : 5 menit a 15 menit b,c,d


Pemeriksaan 5 menit a 10 menit b,c,d
postmortem :
100 menit a 170 menit d
b
TOTAL
190,5 menit

a Data waktu proses praktek penyembelihan domba di Mitra Amanah, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta. b Data waktu proses penyembelihan sapi di RPH Wajak Malang, Jawa Timur. c RPH
Pengasih, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. d RPH Mancasan, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta

101
Dengan memperhatikan data waktu pelaksanaan penyembelihan
ini, maka panitia qurban dapat memperhitungkan berapa banyak
hewan qurban yang dapat ditangani (baik sapi atau kambing)
dalam waktu 1 hari, disesuaikan dengan jumlah dan keterampilan
tenaga pelaksana yang ada.

Perhitungan ini sangat penting untuk membuat rencana kegiatan


penyembelihan Qurban selama tanggal 10, 11, 12, dan 13
Dzulhijjah 1441 H, agar pelaksanaan berjalan lancar meski
dengan jumlah personil yang terbatas (efektif dan efisien).

102
APD PETUGAS

Model : Muhammad 'Auf'


JULEHA Daerah Istimewa Yogyakarta

Desain : Drh. Wikrama Satyadarma

103
DESAIN AREA
DOMBA-KAMBING

Desain ini bisa disesuaikan dengan situasi di tempat masing­masing. Yang perlu
diperhatikan adalah alur proses HARUS SATU ARAH, dari area kotor menuju area yang
semakin bersih
Desain : Drh. Wikrama Satyadarma

104
DESAIN AREA
SAPI-KERBAU

Desain ini bisa disesuaikan dengan situasi di tempat masing­masing. Yang perlu
diperhatikan adalah alur proses HARUS SATU ARAH, dari area kotor menuju area yang
semakin bersih. Ruang penyembelihan sebaiknya diberi tirai penutup, mencegah hewan
yang belum disembelih melihat hewan yang telah disembelih.
Desain : Drh. Wikrama Satyadarma

105
PENANGANAN
LIMBAH DARAH DAN JEROAN
Darah dan limbah jeroan dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan yang serius apabila tidak dikelola dengan baik.

Panitia qurban dapat menyiapkan tempat penampungan limbah


penyembelihan hewan qurban yang kapasitasnya disesuaikan
dengan jumlah hewan yang disembelih.

Seluruh limbah dari proses penyembelihan qurban dapat


dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang ramah lingkungan,
setelah dilakukan pemrosesan terlebih dahulu (tidak langsung
digunakan sebagai pupuk dalam kondisi segar).

PERINGATAN. Jangan mencuci jeroan di sungai !

Penampung limbah permanen untuk darah, terpisah dengan isi jeroan.

106
PENGOLAHAN
LIMBAH ISI RUMEN

1a

2c
2b
1c
2d
1b

2a

1a. Drum yang dapat ditutup rapat kapasitas 200L, 1b. Ember, 1c. Pengaduk, 2a. Rumen
sapi / kambing, 2b. Mikroba starter, 2c. Molase/ gula jawa, 2d. Bahan pengaya lain.

Untuk membantu mempercepat penguraian isi rumen agar dapat


digunakan sebagai pupuk tanaman digunakan mikroba starter.

Mikroba starter merupakan media berupa cairan yang berisi


mikroorganisme yang dapat memecah senyawa polimer (dalam
hal ini adalah karbohidrat, lemak, dan protein) menjadi senyawa
monomernya. Mikroba starter biasanya berisi spesies
mikroorganisme terpilih, beberapa diantaranya terdiri dari
populasi bakteri asam laktat, ragi, sejumlah kecil bakteri
fotosintetik, aktinomisetes dan jenis organisme lainnya, yang
dapat hidup berdampingan dalam kultur cair.

Seluruh proses pengolahan terjadi secara anaerob, dengan


demikian pastikan fasilitas yang digunakan tertutup rapat.

107
Persiapan Alat Dan Bahan

1. Alat : a. Drum yang dapat ditutup rapat kapasitas 200L, dapat


digunakan untuk limbah isi rumen 3­4 ekor sapi.
b. Ember
c. Pengaduk

2. Bahan
a. Rumen sapi / kambing
b. Mikroba starter (bisa di dapatkan di toko pertanian
terdekat)
c. Molase/ gula jawa
d. Air
e. Bahan pengaya lain (pupuk urea, TSP, KCL, NSP)

Proses pengolahan

1. Masukkan isi rumen ke dalam drum. Pastikan jangan terlalu


penuh dalam mengisi, untuk mempermudah pengadukan.
2. Campurkan Mikroba starter : molase : air (1:1:50) ke dalam
ember secara merata. Masukkan ke dalam drum hingga
volume penuh. Pastikan tutup hingga rapat.
3. Aduk dengan interval 7 hari sekali. Biasanya, dalam waktu 21
hari pupuk sudah jadi, dengan tanda bau sudah tidak
menyengat.
4. Jika menginginkan pupuk dengan tujuan tertentu dapat di
tambahkan bahan­bahan pengaya :
­ Urea ­ mempercepat tumbuh.
­ KCL­ memperbanyak bunga.
­ TSP ­ memperkuat perakaran.

108
­ NPK­ pupuk majemuk, mencakup 3 unsur di atas.

Hasil produk

Dalam proses ini dihasilkan 2 macam pupuk, dengan cara


memisahkan antara bagian yang cair dan bagian yang padat.

1. Pupuk padat : angin­anginkan di tempat terbuka, jangan


terlalu kering. Dapat digunakan sebagai pupuk dasar.
Caranya, campurkan dengan tanah kemudian jadikan media
tanam.
2. Pupuk cair : sudah siap digunakan sebagai pupuk semprot/
pupuk siram, sebagai pupuk susulan.

109
REFERENSI

Al­Munajjid, M.S. 2014. Usia Hewan Yang Perlu Diperhatikan


Dalam Berkurban. Fatwa Al­Islam Sual wa Jawab, no. 41899.
Link : http://www.islamqa.info/ar/41899

Arwel, D. 2019. Cara Mudah Menghitung Bobot Seekor Sapi dan


Cara Menghitung Karkas Sapi. http://cybex.pertanian.go.id/
mobile/artikel/75445/cara­mudah­menghitung­bobot­seekor­sapi­
dan­cara­menghitung­karkas­sapi/

Baits, A.N. 2011. Cacat Hewan Kurban. https://


konsultasisyariah.com/8171­cacat­hewan­kurban.html

Baits, A.N. 2015. Panduan Qurban dari A sampai Z: Mengupas


Tuntas Seputar Fiqh Qurban. Yufid Publishing.

Fatwa MUI Nomor 12 Tahun 2009 Tentang Standar


Penyembelihan Halal.

Higa, Dr. Teruo, dan Dr. James F. Parr. 1994. Beneficial and
Effective Microorganisms for a Sustainable Agriculture and
Environment. Atami: International Nature Farming Research
Center.

Pedoman praktik terbaik untuk pengangkutan sapi di Indonesia ­


July 2017, Australian Government Department of Agriculture and
Water Resources. CC BY 4.0

Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 114/Permentan/PD.


410/9/2014, tentang Pemotongan Hewan Kurban.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2012,


tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Kesejahteraan
Hewan.

110
Parish, J.A., Karisch, B.B. 2013. Estimating Cattle Age Using
Dentition. Animal and Dairy Sciences. Mississippi State
University.

Rahayu, S., Saridewi, W., Satyadarma, W. 2019. Gambaran


Deskriptif Umur Sapi Qurban Berdasarkan Pemeriksaan Gigi di
Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul Pada Idul Adha Tahun
2018 / 1439 H. Jurnal Ilmiah Veteriner Yogyakarta.

Satyadarma, W. 2011. Animal Welfare/ Kesejahteraan Hewan.


Media Informasi Dokter Hewan Indonesia Mei 2011, hal. 6.

SNI 99003:2018 Pemotongan halal pada hewan ruminansia.

Surat Edaran (SE) Direktorat Jenderal Peternakan dan


Kesehatan Hewan Nomor : 0008/SE/PK.320/F/06/2020 pada 8
Juni 2020, tentang Pelaksanaan Kegiatan Kurban dalam Situasi
Wabah Bencana Nonalam Corona Virus Disease (COVID­19).

Tuasikal, M.A. 2017. Hadits Arbain #17: Berbuat Ihsan pada


Segala Sesuatu. https://rumaysho.com/16305­hadits­arbain­17­
berbuat­ihsan­pada­segala­sesuatu.html

Tuasikal, M.A. 2013. Umur Hewan Kurban. https://rumaysho.com/


3644­umur­hewan­kurban.html

Undang­Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014


Tentang Perubahan atas Undang­Undang Nomor 18 Tahun 2009
Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

111
Setiap Idul Adha dan hari tasyrik, umat Islam melaksanakan
penyembelihan hewan qurban, dengan beragam tatacara
yang diterapkan oleh setiap panitia qurban ­­sesuai dengan
kemampuannya­­ di tempatnya masing­masing.

Ada beberapa catatan yang pelu dibenahi terkait dengan


pelaksanaan qurban di masyarakat agar sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk
menjamin produk asal hewan qurban yang ASUH (Aman,
Sehat, Utuh, dan Halal).

Buku ini berupaya menyajikan tatacara qurban dengan


acuan protokol kesehatan dalam penanganan COVID­19,
sesuai dengan syariat Islam, menerapkan prinsip
kesejahteraan hewan dan aspek higiene sanitasi, yang
dapat diterapkan secara praktis di setiap titik pemotongan
hewan qurban yang ada di masyarakat.

ISBN 978­623­7068­06­8

Anda mungkin juga menyukai