Anda di halaman 1dari 20

ZAKAT

Disusun untuk memenuhi tugas Fiqih


Dosen pengampu : Dr.H.Moh.Mahrus,S.Ag.M.HI

Disusun Oleh :

1. Adelina Faiz Vilia 2131811012


2. Ari Gufron Sanjoyo 2131811036
3. Muhammad Dimas Arjuna Rudiyanto 2131811063
4. Muhammad Mi'raj Masyhuri 2131811005

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
SAMARINDA
Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullohi Wabarakatuh


Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Zakat”
tepat waktu.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pada mata kuliah di UINSI
SAMARINDA. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Bapak selaku


dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Samarinda,07 Oktober 2021

Penulis

Kelompok 11
DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................................1

Daftar isi...........................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................3

I. 1 Latar belakang.................................................................................................3
I. 2 Rumusan masalah............................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................5

2. 1 Pengertian Zakat..............................................................................................4
2. 2 Hukum Zakat...................................................................................................5
2. 3 Jenis-Jenis Zakat.............................................................................................7
2. 4 Syarat Untuk Berzakat....................................................................................9
2. 5 Rukun-rukun zakat..........................................................................................12
2. 6 Pelaksanaan waktu zakat.................................................................................14
2. 7 Hikmah Zakat..................................................................................................15

BAB 3 PENUTUP............................................................................................................18

3. 1 Kesimpulan......................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang

Zakat berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk dari kata
zaka yang berarti “suci”, “baik”, “berkah”, “tumbuh”, dan “berkembang”.
Menurut syara’ zakat merupakan nama bagi sejumlah harta tertentu yang
telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk
dikeluarkan dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan
persyaratan tertentu pula.
Pengertian zakat, baik dari segi bahasa maupun istilah tampak
berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan
zakatnya akan menjadi suci, bersih, baik, berkah, tumbuh, dan
berkembang, sebagaimana dipaparkan dalam QS. At-taubah: 103 dan ar
Rum: 39.

I. 2 Rumusan masalah

a. Pengertian Zakat ?
b. Hukum, Jenis, Syarat, Rukun dan Hikmah berzakat ?
BAB II
PEMBAHASAN

pengertian zakat : Hukum, Jenis, Syarat, Rukun dan Hikmah berzakat


Pengertian zakat
Zakat : Pengerttian, Hukum, Jenis, Syarat, Rukun, Hikmah- salah satu kewajiban
umat muslim adalah membayar zakat.
Zakat adalah membayar zakat. zakat adalah ibadah yang tercantum di dalam
rukun islam. Bagi setiap muslim yang memiliki finansial yang stabil, atau mampu,
wajib baginya untuk membayar zakat kepada orang yang membutuhkan.
zakat adalah ibadah yang memiliki tujuan untuk membantu orang-orang yang
kurang mampu. dalam Al-qur’an , zakat disebutkan beberapa kali. lalu ap aitu
yang dimaksud dengan zakat? apa saja jenis-jenis zakat dan rukun-rukunnya? apa
hikmah dari membayar zakat?

2. 1 Pengertian zakat
zakat berasal dari Bahasa arab yang artinya menyucikan. zakat adalah bentuk
sedekah kepada umat isla,. zakat diperlakukan dalam islam sebagai kewajiban
atau seperti pajak. di dalam rukun islam, berzakat ada di urutan ketiga, setelah
sholat. meskipun zakat diwajibkan bagi umat islam. tapi tidak semua orang bisa
berzakat. ada beberapa syarat untuk berzakat, misalnya memiliki harta yang
cukup atau tidak kekurangan.

zakat adalah sebuah praktik ibadah dimana orang islam memberikan 2,5% dari
hartanya untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan. saat ini, di Sebagian
negara yang bermayoritas umat islam, memberikan zakat bersifat sukarela,
namun ada juga beberapa negara yang zakat nya diurus oleh pemerintah.
di negara seperti inggris misalnya, orang-orang islam disana membayarkan zakat
dengan memberikannya langsung ke badan amal.

Dalam pandangan Islam, memberikan hartanya kepada orang lain yang


membutuhkan bisa mensucikan jiwa mereka dan juga sebagai pengingat bahwa
harta itu bukanlah milik mereka, namun milik Allah SWT yang dititipkan kepada
mereka. Umat Islam percaya bahwa semakin banyak memberi maka Allah SWT
akan memberikan nya berkali-kali lipat di akhirat.

2. 2 Hukum zakat
Di dalam Al-Quran, amalan tentang zakat disebutkan beberapa kali. Seperti dalam
surat Al-Araf ayat 156, orang-orang yang akan diberi kebahagiaan di akhirat
adalah orang yang menunaikan zakat, ayat tersebut berbunyi,

‫صيْبُ بِ ٖه َم ْن اَ َش ۤا ۚ ُء َو َرحْ َمتِ ْي‬ ِ ُ‫َوا ْكتُبْ لَنَا فِ ْي ٰه ِذ ِه ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َّوفِى ااْل ٰ ِخ َر ِة اِنَّا هُ ْدنَٓا اِلَ ْي ۗكَ قَا َل َع َذابِ ْٓي ا‬
‫ت ُك َّل َش ْي ۗ ٍء فَ َسا َ ْكتُبُهَا‬ ْ ‫َو ِس َع‬
َ‫لِلَّ ِذ ْينَ يَتَّقُوْ نَ َويُْؤ تُوْ نَ ال َّز ٰكوةَ َوالَّ ِذ ْينَ هُ ْم بِ ٰا ٰيتِنَا يُْؤ ِمنُوْ ۚن‬

“Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami
kembali (bertobat) kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpa
kan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.
Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang
menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.”

Selain ayat di atas, perintah untuk mengamalkan zakat juga dicantumkan dalam
Al-Quran surat Maryam ayat 31, ayat tersebut berbunyi

ُ ‫صنِ ْي بِالص َّٰلو ِة َوال َّز ٰكو ِة َما ُد ْم‬


‫ت َحيًّا‬ ُ ۖ ‫ۖ َّو َج َعلَنِ ْي ُم ٰب َر ًكا اَ ْينَ َما ُك ْن‬
ٰ ْ‫ت َواَو‬
“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan
Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat
selama aku hidup.”

Perintah zakat juga tercantum dalam surat Al-Anbiya ayat 73 yang berbunyi

‫ لَنَا‬r‫م الص َّٰلو ِة َواِ ْيت َۤا َء ال َّز ٰكو ۚ ِة َو َكانُوْ ا‬rَ ‫ت َواِقَا‬
ِ ‫ َواَوْ َح ْينَٓا اِلَ ْي ِه ْم فِ ْع َل ْال َخي ْٰر‬r‫م اَ ِٕى َّمةً يَّ ْه ُدوْ نَ بِا َ ْم ِرنَا‬rُْ‫َو َج َع ْل ٰنه‬
َ‫ٰعبِ ِد ْين‬

“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi


petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat
kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami
mereka menyembah.”

Di dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa zakat adalah hal yang wajib bagi umat
muslim yang mampu secara finansial. Menunaikan zakat dilakukan demi
keselamatan dunia dan akhirat. Umat Islam mempercayai bahwa memberi zakat
dapat mendapatkan pahala sedangkan jika mengabaikan untuk memberi zakat
akan mendapat dosa.

Di dalam Surat Al-Baqarah ayat 177 juga dijelaskan orang-orang yang berhak
menerima zakat.

ۤ
‫م ااْل ٰ ِخ ِر َو ْال َم ٰل ِٕى َك ِة‬rِ ْ‫ب َو ٰل ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن ٰا َمنَ بِاهّٰلل ِ َو ْاليَو‬ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬ ِ ‫ْس ْالبِ َّراَ ْن تُ َولُّوْ ا ُوجُوْ هَ ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬ َ ‫لَي‬
ۤ ٰ ٰ
ِ ‫ب َوالنَّبِ ٖيّنَ ۚ َواتَى ْال َما َل عَلى ُحب ِّٖه َذ ِوى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰتمٰ ى َو ْال َم ٰس ِك ْينَ َوا ْبنَ ال َّسبِي ۙ ِْل َوالسَّا ِٕىلِ ْينَ َو‬
‫فى‬ ِ ‫َو ْال ِك ٰت‬
‫ضر َّۤا ِء‬ َّ ‫صبِ ِر ْينَ فِى ْالبَْأ َس ۤا ِء َوال‬ ّ ٰ ‫ن بِ َع ْه ِد ِه ْم اِ َذا عَاهَ ُدوْ ا ۚ َوال‬rَ ْ‫م الص َّٰلوةَ َو ٰاتَى ال َّز ٰكوةَ ۚ َو ْال ُموْ فُو‬rَ ‫ب َواَقَا‬ ِ ۚ ‫الرِّ قَا‬
ۤ ٰ ُ‫ َۗوا‬r‫ص َدقُوْ ا‬ ۤ ٰ ُ‫س ا‬ ‫ْأ‬
َ‫ول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُمتَّقُوْ ن‬ َ َ‫ول ِٕىكَ الَّ ِذ ْين‬ ِ ۗ َ‫َو ِح ْينَ ْالب‬
“Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajah mu ke arah timur dan ke barat,
tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada Allah, hari akhir,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi dan memberikan harta yang
dicintainya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang
dalam perjalanan (musafir), peminta-minta, dan untuk memerdekakan hamba
sahaya, yang melaksanakan sholat dan menunaikan zakat, orang-orang yang
menepati janji apabila berjanji, dan orang yang sabar dalam kemelaratan,
penderitaan dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar,
dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

2. 3 Jenis-Jenis Zakat
Bagi umat Islam, ada dua jenis zakat yang harus ditunaikan yaitu zakat fitrah dan
zakat mal.

1. zakat fitrah
Zakat fitrah adalah zakat yang harus dibayarkan bagi seorang muslim yang sudah
mampu untuk menunaikannya dan berkecukupan. Zakat fitrah adalah zakat yang
wajib ditunaikan satu kali dalam setahun. Waktu membayar zakat fitrah
umumnya dilakukan pada bulan ramadhan, biasanya menunaikan zakat fitrah
dilakukan menjelang hari raya Idul Fitri. Yang membedakan zakat fitrah dengan
zakat yang lainnya adalah, zakat fitrah diharuskan untuk ditunaikan sebelum
melaksanakan sholat Idul Fitri.

Zakat fitrah memiliki arti yaitu mensucikan harta. Hal ini karena di setiap harta
seseorang adalah sebagiannya milik dari orang lain, terlebih lagi orang yang
membutuhkan. Selain itu, harta yang ada pada manusia bukanlah milik mereka
semua, namun itu adalah titipan dari Allah SWT.

Besar zakat yang harus dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah sebesar satu sha,
atau 2,5kg beras, kurma, sagu, gandum. besarnya zakat bisa disesuaikan dengan
konsumsi per orang dalam sehari pada waktu yang berlaku, karena hal ini bisa
berubah akibat inflansi di negara tersebut. ketentuan ini berdasarkan hadits
shahih di atas.

meski umat islam diwajibkan untuk mengeluarkan zakat, namun tidak semua
umat islam wajib dan bisa menunaikan amalan ini. orang yang memiliki tanggung
jawab atas orang lain, harus membayarkan zakat orang yang berada di bawah
tanggung jawabnya. misalnya, seorng ayah atau ibu wajib membayarkan zakat
fitrah untuk anak-anaknya.

zakat fitrah juga bisa dibayar dengan bentuk uang yang setara dengan 1 sha’
gandum, kurma atau beras dan bahan pokok lainnya. nominal dari uang tersebut
yang dizakatkan harus disesuaikan dengan harga bahan sembako yang berlaku di
daerah tersebut. di Indonesia sendiri, membayar zakat fitrah bisa melalui
Lembaga Amil zakat yang terpercaya. zakat fitrah boleh dibayar dari awal bulan
Ramadhan sampai sebelum sholat idul fitri atau di hari-hari akhir bulan suci
Ramadhan.

2. zakat mal
Zakat mal adalah zakat harta. sesuatu dapat disebut dengan harta apabila
memenuhi syarat-syarat tertentu seperti dapat dimiliki, disimpan, atau dikuasai,
dapat diambil manfaatnya sesuai dengan harta tersebut. contoh dari harta
misalnya rumah, mobil, tanah, hewan ternak, emas dan perak.

berikut adalah syarat kekayaan yang wajib dizakatkan :


harta tersebut merupakan harta yang sepenuhnya adalah miliknya. harta milik
sepenuhnya tentunya juga harus memiliki nilai dan manfaat secara utuh. harta
yang bisa dizakatkan haruslah didapatkan sesuai dengan syariat islam. harta tidak
bisa dizakatkan apabila didapati dengan cara tidak sesuai syariat islam seperti
mencuri dan lain-lain.
Harta yang dimiliki bisa berkembang atau bertambah.
Harta yang dimiliki sudah mencapai jumlah tertentu yang sesuai dengan
ketentuan zakat atau sudah sesuai dengan nisabnya.
Harta tersebut merupakan kelebihan setelah memenuhi kebutuhan pokok.
Seseorang tentunya memiliki jumlah minimal dan berbeda-beda untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari termasuk juga untuk anggota keluarganya. Apabila
kebutuhan pokok orang tersebut dan keluarganya tidak terpenuhi maka harta
yang dimiliki tidak wajib untuk dizakatkan.
Harta yang dimiliki oleh seseorang, jika sudah dimiliki selama satu tahun, maka
wajib untuk dizakatkan.
Menghitung zakat mal harus disesuaikan dengan harga emas yang berlaku pada
sata itu, karena harga emas selalu berubah-ubah setiap tahunnya.

2. 4 syarat untuk berzakat

MUZAKKI adalah orang yang dikenai kewajiban membayar zakat atas


kepemilikan harta yang telah mencapai nishab dan haul.

Seseorang terkena kewajiban membayar zakat jika memenuhi kriteria berikut


ini.
1. Beragama Islam

Kewajiban zakat hanya diwajibkan kepada orang Islam. Hadits Rasulullah SAW
menyatakan, “Abu Bakar Shidiq berkata, ‘inilah sedekah (zakat) yang
diwajibkan oleh Rasulullah kepada kaum Muslim.” (HR Bukhari).

2. Merdeka

Kewajiban membayar zakat hanya diwajibkan kepada orang-orang yang


merdeka. Hamba sahaya tidak dikenai kewajiban berzakat.

3. Dimiliki secara sempurna

Harta benda yang wajib dibayarkan zakatnya adalah harta benda yang dimiliki
secara sempurna oleh seorang Muslim.

4. Mencapai nishab

Seorang Muslim wajib membayar zakat jika harta yang dimilikinya telah
mencapai nishab. Nishab zakat harta berbeda-beda, tergantung jenis harta
bendanya.

5. Telah haul

Harta benda wajib dikeluarkan zakatnya jika telah dimiliki selama satu tahun
penuh. Hadits Rasulullah menyatakan, “Abdullah ibnu Umar berkata,
‘Rasulullah SAW bersabda ‘Tidak ada zakat pada harta seseorang yang belum
sampai satu tahun dimilikinya.” (HR Daruquthni).

Mustahik adalah orang-orang yang berhak menerima zakat. Ketentuan tentang


siapa saja yang berhak menerima zakat telah diatur dengan jelas dalam QS at-
Taubah [9]: 60.

“Sesungguhnya Zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk (memerdekakan) hamba
sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk kepentingan di
jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban
dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana.”(QS at-Taubah [9]: 60).

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

Orang fakir, yaitu orang yang penghasilannya tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari pada taraf yang paling minimal sekalipun.

Orang miskin, yaitu orang yang penghasilannya hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup (yang pokok) sehari-hari pada taraf yang minimal.

Amil zakat, yaitu lembaga atau perorangan yang mengelola zakat.

Muallaf, yaitu orang yang baru masuk Islam.

Riqab, yaitu untuk memerdekakan hamba sahaya.


Gharimin, yaitu untuk membebaskan beban orang yang berutang untuk
kepentingan kebaikan.

Sabilillah, yaitu untuk kepentingan di jalan Allah.

Ibnu Sabil, yaitu orang yang dalam perjalanan yang kehabisan bekal dan
perjalanan tersebut untuk tujuan kebaikan, seperti mahasiswa atau santri yang
menuntut ilmu di luar kota.

2. 5 Rukun-rukun zakat
Rukun zakat adalah hal-hal yang harus dilakukan ketika ingin berzakat. Berikut
adalah rukun-rukun zakat.

1. Niat
Ketika menunaikan zakat, hendaknya membaca niat untuk berzakat. Hal ini untuk
mengingatkan kita bahwa kita berzakat semata-mata hanya untuk Allah SWT.

a. Pemberi zakat
Pemberi zakat, atau biasa disebut muzakki adalah orang yang berkewajiban untuk
membayar zakat. Seperti yang sudah disebutkan di atas, syarat-syarat untuk
orang pemberi zakat adalah Islam, merdeka, dewasa, tidak memiliki hutang dan
memiliki harta yang cukup.

b. Penerima zakat
Penerima zakat biasa disebut dengan mustahik. Mustahik ini adalah orang-orang
yang berhak menerima zakat. Di dalam Al-Quran surat At-taubah ayat 60,
disebutkan delapan kategori orang-orang yang memenuhi syarat untuk
mendapatkan manfaat dari zakat.
ِ ‫م َوفِى الرِّ قَا‬rُْ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َو ْال َعا ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوْ بُه‬
ِ ‫ب َو ْالغ‬
‫ي َسبِي ِْل‬rْ ِ‫َار ِم ْينَ َوف‬ ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِنَّ َما ال‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ْضةً ِّمنَ ِ ۗ َو ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫ِ َوا ْب ِن ال َّسبِي ۗ ِْل فَ ِري‬

“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya,
untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana.”

Orang yang hidup tanpa mata pencahariaan, orang yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan pokoknya, orang yang mengumpulkan zakat, orang yang baru saja
masuk islam, orang yang bebas dari perbudakan melalui akad, orang yang
memiliki hutang yang sangat besar, orang yang berperang di jalan Allah SWT,
orang yang dalam perjalanan atau pengelana yang terlantar, adalah orang-orang
yang wajib menerima zakat atau mustahik.

2. Harta yang dizakatkan


Berikut adalah harta-harta yang yang wajib dizakatkan dalam zakat mal:

Emas dan Perak adalah logam mulia. Islam menggangap logam mulia seperti emas
dan perak sebagai harta yang dapat berkembang. Cek, deposito, saham atau surat
berharga lainnya termasuk dalam kategori emas dan perak yang bisa dizakatkan.
Rumah, tanah, kendaraan, juga termasuk kategori emas dan perak yang bisa
dizakatkan.
Binatang Ternak yang wajib untuk dizakatkan adalah hewan-hewan ternak yang
besar seperti sapi, kambing, kerbau, unta, ayam.
Hasil Pertanian yang wajib dizakatkan adalah hasil tumbuh-tumbuhan yang
memiliki nilai ekonomis. Hasil pertanian yang bisa dizakatkan adalah adalah
umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan lain-lain.
Harta Perniagaan adalah semua yang digunakan dalam jual-beli. Contoh dari harta
perniagaan adalah alat-alat, perhiasan, pakaian. Perniagaan atau perdagangan
yang dilakukan bisa melalui perorangan atau perusahaan besar.
kekayaan Laut dan hasil pertambangan adalah benda-benda yang berasal dari
dalam perut bumi dan bisa juga dizakatkan karena memiliki nilai ekonomis. Hasil-
hasil dari perut bumi itu meliputi minyak bumi, tembaga, timah, batubara.
Kekayaan laut yang bisa dizakatkan yaitu mutiara, dan ambar.
Rikaz adalah harta yang sudah terpendam lama sejak zaman dahulu. Salah satu
contoh rikaz atau harta terpendam adalah harta karun. Harta rikaz yang
ditemukan tentunya tidak boleh ada pemiliknya maka baru boleh dizakatkan.
Untuk zakat fitrah bisa berupa uang, beras, kurma atau gandum dengan berat 2.5
kg.

2. 6 Pelaksanaan waktu zakat :

1. Waktu wajib, yakni saat matahari terbenam di hari terakhir Ramadan


menuju Idul Fitri

2. Waktu sunah, yakni sholat subuh dan sebelum sholat Idul Fitri dilakukan

3. Waktu mubah, yakni pada awal bulan Ramadhan sampai hari terakhir
Ramadhan

4. Waktu makruh, yakni setelah sholat Idul Fitri tetapi saat sebelum
matahari terbenam pada hari Idul Fitri

5. Waktu haram, yakni setelah matahari terbenam pada Hari Raya Idul Fitri.

Dapat disimpulkan waktu terbaik membayar zakat adalah tepat sebelum


sholat Idul Fitri. Jika lewat dari waktu tersebut, maka pembayaran zakat
hukumnya menjadi makruh dan haram.
2. 7 Hikmah zakat
Selain untuk menggugurkan kewajiban, membayar zakat memberikan hikmah
atau manfaat untuk di dunia dan akhirat. Berikut adalah beberapa hikmah dalam
menunaikan zakat.

1. Dosa akan terampuni


Orang-orang yang membayarkan zakatnya tidak hanya mendapatkan pahala,
namun dosa-dosanya yang dahulu juga terampuni. Hal ini tertulis dalam hadits
nabi yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, yang berbunyi,

ْ ‫َطيَئةَ َك َما ي‬
‫ُطفُِئ ْال َما ُء النَّا َر‬ ْ ُ‫ص َدقَةُ ت‬
ِ ‫طفُِئ ْالخ‬ َّ ‫َوال‬

”Sedekah itu akan memadamkan dosa sebagaimana air dapat memadamkan api.”

2. Mendapatkan Ridha Allah


Orang yang menunaikan zakat akan mendapat pahala dan juga ridha Allah SWT.
Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran surat Ar-Rum yang 39, yang berbunyi,

‫هّٰللا‬ ٰ ‫اس فَاَل يَرْ بُوْ ا ِع ْن َد هّٰللا ِ ۚ َو َمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن‬
ِ َ‫زَكو ٍة ۤ تُ ِر ْي ُدوْ نَ َوجْ ه‬ ِ ‫َو َمٓا ٰاتَ ْيتُ ْم ِّم ْن ِّربًا لِّيَرْ بُ َو ۠ا فِ ْٓي اَ ْم َو‬
ِ َّ‫ال الن‬
ٰ ُ ‫فَا‬
َ‫ول ِٕىكَ هُ ُم ْال ُمضْ ِعفُوْ ن‬

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah,
maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka
itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”
3. Akan mendapat petunjuk dari Allah SWT
Sebagai umat yang selalu membutuhkan Tuhannya, tentunya kita membutuhkan
petunjuk dan pertolongannya. Bagi orang-orang yang menunaikan zakat Allah
SWT akan memberikan petunjuk dan rahmat Nya. Hal ini tertera dalam Al-Quran
surat Lukman ayat 4-5, yang berbunyi,

َ‫ن ال َّز ٰكوةَ َوهُ ْم بِااْل ٰ ِخ َر ِة هُ ْم يُوْ قِنُوْ ۗن‬rَ ْ‫الَّ ِذ ْينَ يُقِ ْي ُموْ نَ الص َّٰلوةَ َويُْؤ تُو‬

ٰۤ ُ ٰۤ ُ
َ‫ك هُ ُم ْال ُم ْفلِحُوْ ن‬
rَ ‫ول ِٕى‬ ‫ك ع َٰلى هُدًى ِّم ْن َّربِّ ِه ْم َوا‬
َ ‫ول ِٕى‬ ‫ا‬

“(yaitu) orang-orang yang melaksanakan salat, menunaikan zakat dan mereka


meyakini adanya akhirat.”

“Merekalah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan


mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

4. Bukan orang yang celaka di dunia dan akhirat


Di dalam Al-Quran surat Al-Fusilat ayat 6-7 dijelaskan bahwa orang-orang yang
tidak menunaikan zakat dan ingkar kepada Allah akan celaka hidupnya. Ayat
tersebut berbunyi,

َّ َ‫قُلْ اِنَّ َمٓا اَن َ۟ا بَ َش ٌر ِّم ْثلُ ُك ْم يُوْ ٰح ٓى اِل‬


ِ ‫ي اَنَّ َمٓا اِ ٰلهُ ُك ْم اِ ٰلهٌ َّو‬
َ‫اح ٌد فَا ْستَقِ ْي ُم ْٓوا اِلَ ْي ِه َوا ْستَ ْغفِرُوْ هُ َۗو َو ْي ٌل لِّ ْل ُم ْش ِر ِك ْي ۙن‬
َ‫الَّ ِذ ْينَ اَل يُْؤ تُوْ نَ ال َّز ٰكوةَ َوهُ ْم بِااْل ٰ ِخ َر ِة هُ ْم ٰكفِرُوْ ن‬

“Katakanlah (Muhammad), “Aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, karena
itu tetaplah kamu (beribadah) kepada-Nya dan mohonlah ampunan kepada-Nya.
Dan celakalah bagi orang-orang yang mempersekutukan-(Nya).”

“(yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka ingkar terhadap
kehidupan akhirat.”

Jika umat yang taat kepada Allah, dan menunaikan zakat tentunya bukan
termasuk orang yang celaka seperti yang disebutkan di dalam ayat Al-Quran di
atas.

5. Menyempurnakan iman seseorang


Bagi umat islam yang menunaikan zakat, keimanannya akan sempurna. Hal ini
disebutkan dalam hadits nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang
berbunyi,
‫ال يُْؤ ِمنُ َأ َح ُد ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ َأل ِخي ِه َما ي ُِحبُّ لِنَ ْف ِس ِه‬

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga dia mencintai


saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.”

Orang yang berzakat tentunya tidak hanya mencintai dirinya sendiri, namun dia
juga peduli dengan saudaranya atau orang lain. Dengan mencintai orang lain
seperti mencintai dirinya sendiri, keimanannya akan sempurna.
BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan

Zakat adalah mengeluarkan sebagian harta benda sebagai sedekah wajib, sesuai
perintah Allah SWT. kepada orang-orang-orang yang memenuhi syarat- syaratnya
dan sesuai dengan ketentuan hukum islam. Zakat mempunyai peran yang sangat
penting bagi umat islam, sebab zakat dapat membersihkan dan mensucikan hati
umat manusia, sehingga terhindar dari sifat tercela, seperti kikir, rakus, dan
gemar memupuk harta. Zakat dibagi menjadi 2, yaitu zakat fitrah dan zakat mal.
Zakat fitrah merupakan zakat yang dikeluarkan umat Islam pada sebagian bulan
Ramadhan dan sebagian bulan Syawal untuk mensucikan jiwa.
DAFTAR PUSAKA

___________________________________________________________________
_______
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-zakat/amp/.Di akses pada tanggal
01 Oktober 2021,pukul 02.10 WITA

Anda mungkin juga menyukai