Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ZAKAT ,HAJI, DAN NIKAH

Disusun Oleh :

SOFYAN ALADI (2022D1B142)

PRODI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya
makalah ini.  Makalah  ini kami buat berisi tentang materi Kewarganegaraan yang
berjudul “ZAKAT,HAJI DAN NIKAH ”

Penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan kerjasama  dari berbagai
pihak, jadi penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas makalah ini.


2. Orang Tua yang telah mencurahkan berbagai bantuan sepiritual, moral,
maupun mental.
3.   , yang telah bekerjasama menyelesaikan tugas makalah ini.

Akhir kata, kesempurnaan hanyalah milik Allah. Demikian dengan makalah


ini masih jauh dengan sempurna. Kami minta maaf sebanyak-banyaknya kepada
para pembaca bila ada kesalahan dalam makalah ini. Oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun tetap kami nantikan demi kesempurnaan makalah  ini.
                                                                                   

Mataram, 04 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2

2.1 ZAKAT ..................................................................................................2


A. Pengertian zakat .............................................................................2
B. Hukum zakat ....................................................................................2
C. Jenis-jenis zakat ..............................................................................4
D. Syarat-syarat zakat
E. Rukun- rukun zakat

2.2 HAJI .......................................................................................................5

A.Pengertian haji ..................................................................................6


B. Hukum haji ……………………………………………………….6
C. Syarat- Syarat haji

2.3 NIKAH ................................................................................................10

A.Pengertian nikah ............................................................................10


B. Hukum nikah ..................................................................................11
C.Syarat- syarat nikah .....................................................................11

3.1 Kesimpulan............................................................................................17

3.2 Saran......................................................................................................17

ii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18

iii
BAB 1
PENDAHLUAN
       
1. Latar Belakang
Zakat menurut etimologi (bahasa) adalah suci, tumbuh, berkembang, dan
berkah. Sedangkan menurut terminologi (istilah) zakat adalah kadar harta tertentu
yang diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan syarat tertentu.1
Pengertian zakat menurut Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang
pengelolaan zakat, ”Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang
muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya
sesuai dengan syariat islam.”2 Menurut Yusuf Qardhawi zakat adalah sejumlah
kadar harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada orangorang
yang berhak menerimanya.3 Orang yang telah mengeluarkan zakat berarti dia
telah membersihkan jiwa, diri serta hartanya dari hak orang lain atas apa yang
ada pada miliknya serta menumbuhkan pahala.
Salah satu sumber zakat adalah zakat profesi, dalam Kompilasi Hukum
Ekonomi Syariah (KHES) “zakat profesi adalah zakat yang dikeluarkan dari hasil
usaha yang halal dan dapat mendatangkan hasil (uang) yang relatif banyak
dengan cara yang mudah, baik melalui suatu keahlian tertentu ataupun tidak.”5
Semua bentuk penghasilan yang halal wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat
telah mencapai nishab dalam satu tahun, yakni 85 gram emas murni.
Terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang wajib zakat profesi.
Pertama, ulama yang mengatakan tidak wajib zakat profesi dengan alasan bahwa
hal itu belum pernah terjadi pada masa Rasuluallah diantaranya adalah menurut
Ibn Qayyim, Ibn Hazm, Ibn Syaibah, dan Malik. Sedangkan menurut Imam
Syafi’i harta penghasilan gaji dan profesi tidak wajib dizakati.8 Begitu juga Ibnu
Hazm yang menyatakan bahwa pendapatpendapat tersebut salah dan hanya
dugaan semata, karena tidak memiliki landasan al-Qur’an, Hadits, ijma’, maupun
qiyas.

2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pelaksanaan zakat profesi di RSI SA Semarang?
2. 2. Apakah pelaksanaan zakat profesi di RSI SA Semarang sudah sesuai dengan
Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES)?
3. TUJUAN

1
1. Untuk mengetahui pelaksanaan zakat profesi yang sesuai dengan hukum
islam
2. Untuk memaparkan hasil penelitian tentang zakat profesi di RSI SA
Semarang

2
BAB 2
PEMBAHASAN ZAKAT,HAJI DAN NIKAH

1. ZAKAT
A. Pengertian zakat
Zakat adalah sebuah praktik ibadah di mana orang Islam memberikan 2,5% dari
hartanya untuk disumbangkan kepada yang membutuhkan. Saat ini, di sebagian
besar negara yang bermayoritas umat Islam, memberikan zakat bersifat sukarela,
namun ada juga beberapa negara yang zakat nya diurus juga oleh pemerintah. Di
negara seperti Inggris misalnya, orang-orang Islam di sana membayarkan zakat
dengan memberikannya langsung ke badan amal.

Berdasarkan pengertian zakat, maka zakat diartikan sebagai suatu konsepsi ajaran
Islam yang mendorong orang muslim untuk mengasihi sesama, mewujudkan
keadilan sosial serta berbagai dan mendayakan masyarakat, selanjutnya untuk
mengentaskan kemiskinan. Pelajari lebih jauh mengenai zakat dalam buku
Keutamaan Zakat, Infak, Sedekah.

B. Hukum zakat
Di dalam Al-Quran, amalan tentang zakat disebutkan beberapa kali. Seperti dalam
surat Al-Araf ayat 156, orang-orang yang akan diberi kebahagiaan di akhirat
adalah orang yang menunaikan zakat, ayat tersebut berbunyi,

ْ ‫صيْبُ بِ ٖه َم ْن اَ َش ۤا ۚ ُء َو َرحْ َمتِ ْي َو ِس َع‬


‫ت ُك َّل‬ َ ۗ ‫َوا ْكتُبْ لَنَا فِ ْي ٰه ِذ ِه ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َّوفِى ااْل ٰ ِخ َر ِة اِنَّا هُ ْدنَٓا اِلَ ْي‬
ِ ُ‫ك قَا َل َع َذابِ ْٓي ا‬
‫َش ْي ۗ ٍء فَ َسا َ ْكتُبُهَا‬
َۚ‫لِلَّ ِذ ْينَ يَتَّقُوْ نَ َويُْؤ تُوْ نَ ال َّز ٰكوةَ َوالَّ ِذ ْينَ هُ ْم بِ ٰا ٰيتِنَا يُْؤ ِمنُوْ ن‬

“Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami
kembali (bertobat) kepada Engkau. (Allah) berfirman, “Siksa-Ku akan Aku timpa
kan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu.
Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku bagi orang-orang yang bertakwa, yang
menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.”

Selain ayat di atas, perintah untuk mengamalkan zakat juga dicantumkan dalam
Al-Quran surat Maryam ayat 31, ayat tersebut berbunyi

ُ ‫صنِ ْي بِالص َّٰلو ِة َوال َّز ٰكو ِة َما ُد ْم‬


‫ت َحيًّا‬ ُ ۖ ‫َّج َعلَنِ ْي ُم ٰب َر ًكا اَ ْينَ َما ُك ْن‬
ٰ ْ‫ت َواَو‬ َ ‫ۖ و‬

“Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan
Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat

3
selama aku hidup.” Perintah zakat juga tercantum dalam surat Al-Anbiya ayat 73 yang
berbunyi

‫ت َواِقَا َم الص َّٰلو ِة َواِ ْيت َۤا َء ال َّز ٰكو ۚ ِة َو َكانُوْ ا لَنَا ٰعبِ ِدي َ†ْن‬
ِ ‫َو َج َع ْل ٰنهُ ْم اَ ِٕى َّمةً يَّ ْه ُدوْ نَ بِا َ ْم ِرنَا َواَوْ َح ْينَٓا اِلَ ْي ِه ْم فِ ْع َل ْالخَ ي ْٰر‬

“Dan Kami menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi


petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat
kebaikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, dan hanya kepada Kami m .

Di dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa zakat adalah hal yang wajib bagi umat muslim
yang mampu secara finansial. Menunaikan zakat dilakukan demi keselamatan dunia dan
akhirat. Umat Islam mempercayai bahwa memberi zakat dapat mendapatkan pahala
sedangkan jika mengabaikan untuk memberi zakat akan mendapat dosa. ereka
menyembah.”

C. Jenis – jenis zakat

Bagi umat Islam, ada dua jenis zakat yang harus ditunaikan yaitu zakat fitrah dan
zakat mal.

1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah zakat yang harus dibayarkan bagi seorang muslim yang sudah
mampu untuk menunaikannya dan berkecukupan. Zakat fitrah adalah zakat yang
wajib ditunaikan satu kali dalam setahun. Waktu membayar zakat fitrah umumnya
dilakukan pada bulan ramadhan, biasanya menunaikan zakat fitrah dilakukan
menjelang hari raya Idul Fitri. Selain itu, yang membedakan zakat fitrah dengan
zakat yang lainnya adalah, zakat fitrah diharuskan untuk ditunaikan sebelum
melaksanakan sholat Idul Fitri.

Zakat fitrah memiliki arti yaitu mensucikan harta. Hal ini karena di setiap harta
seseorang adalah sebagiannya milik dari orang lain, terlebih lagi orang yang
membutuhkan. Selain itu, harta yang ada pada manusia bukanlah milik mereka
semua, namun itu adalah titipan dari Allah SWT seperti yang dijelaskan pada
Buku Pintar Puasa Ramadhan, Zakat Fitrah, Idul Fitri, Idul Adha.

Besar zakat yang harus dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah sebesar satu sha,
atau 2.5 kg beras, kurma, sagu, gandum. Besarnya zakat bisa disesuaikan dengan
konsumsi per orang dalam sehari pada waktu yang berlaku, karena hal ini bisa
berubah akibat inflasi di negara tersebut. Ketentuan ini berdasarkan pada hadits
shahih di atas.

4
Sesuai dengan pengertian zakat fitrah, maka walaupun umat Islam diwajibkan
untuk mengeluarkan zakat, namun tidak semua umat Islam wajib dan bisa
menunaikan amalan ini. Orang yang memiliki tanggung jawab atas orang lain,
harus membayarkan zakat orang yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Misalnya, seorang ayah atau ibu yang wajib membayarkan zakat fitrah untuk
anak-anaknya.

Zakat fitrah juga bisa dibayar dengan bentuk uang yang setara dengan 1 sha’
gandum, kurma atau beras dan bahan pokok lainnya. Nominal dari uang tersebut
yang ingin dizakatkan harus disesuaikan dengan harga bahan sembako yang
berlaku di daerah tersebut. Di Indonesia sendiri, membayar zakat fitrah bisa
melalui Lembaga Amil Zakat yang terpercaya. Zakat fitrah boleh dibayar dari
awal bulan ramadhan sampai sebelum waktu sholat Idul Fitri atau di hari-hari
akhir bulan suci ramadhan.

2. Zakat Mal

Zakat mal adalah zakat harta. Sesuatu dapat disebut dengan harta apabila
memenuhi syarat-syarat tertentu seperti dapat dimiliki, disimpan atau dikuasai,
dapat diambil manfaatnya sesuai dengan harta tersebut. Contoh dari harta
misalnya rumah, mobil, tanah, hewan ternak, emas dan perak.

Berikut adalah syarat kekayaan yang wajib dizakatkan:

1. Harta tersebut merupakan harta yang sepenuhnya adalah miliknya. Harta


milik sepenuhnya tentunya juga harus memiliki nilai dan manfaat secara
utuh. Harta yang bisa dizakatkan haruslah didapatkan sesuai dengan
syariat islam. Harta tidak bisa dizakatkan apabila didapati dengan cara
yang tidak sesuai syariat Islam seperti mencuri dan lain-lain.
2. Harta yang dimiliki bisa berkembang atau bertambah.
3. Harta yang dimiliki sudah mencapai jumlah tertentu yang sesuai dengan
ketentuan zakat atau sudah sesuai dengan nisabnya.
4. Harta tersebut merupakan kelebihan setelah memenuhi kebutuhan pokok.
Seseorang tentunya memiliki jumlah minimal dan berbeda-beda untuk
memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari termasuk juga untuk anggota
keluarganya. Apabila kebutuhan pokok orang tersebut dan keluarganya
tidak terpenuhi maka harta yang dimiliki tidak wajib untuk dizakatkan.
5. Harta yang dimiliki oleh seseorang, jika sudah dimiliki selama satu tahun,
maka wajib untuk dizakatkan.

5
D. SYARAT – SYARAT ZAKAT

Seperti yang sudah dijelaskan berdasarkan pengertian zakat, maka untuk


melakukan zakat harus mengikuti beberapa syarat. Berikut adalah syarat wajib
untuk menunaikan zakat:

 Islam
 Merdeka
 Mukallaf atau akil baligh atau sudah dewasa
 Tidak punya hutang
 Memiliki harta yang cukup
 Harta milik sendir

E. RUKUN- RUKUN ZAKAT

1. Niat
Ketika menunaikan zakat, hendaknya membaca niat untuk berzakat. Hal ini untuk
mengingatkan kita bahwa kita berzakat semata-mata hanya untuk Allah SWT.

a. Pemberi zakat
Pemberi zakat, atau biasa disebut muzakki adalah orang yang berkewajiban untuk
membayar zakat. Seperti yang sudah disebutkan di atas, syarat-syarat untuk orang
pemberi zakat adalah Islam, merdeka, dewasa, tidak memiliki hutang dan
memiliki harta yang cukup.

Zakat hadir dalam Islam bukan hanya untuk mengatur sistem ekonomi, individu,
msyarakat, dan negara. Namun juga menjadi penyambung kasih sayang antara si
kaya dan si miskin seperti halnya yang dibahas pada buku Kekuatan Zakat yang
mengupas segala hal tentang zakat termasuk dalil-dalil, cara perhitungan zakat,
waktu pembayaran, dan masih banyak lagi.

b. Penerima zakat
Penerima zakat biasa disebut dengan mustahik. Mustahik ini adalah orang-orang
yang berhak menerima zakat. Di dalam Al-Quran surat At-taubah ayat 60,
disebutkan delapan kategori atau golongan orang-orang yang memenuhi syarat
untuk mendapatkan manfaat dari zakat.

‫َار ِم ْينَ َوفِ ْي َسبِ ْي ِل هّٰللا ِ َوا ْب ِن‬ ِ ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َو ْال َعا ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُوْ بُهُ ْم َوفِى ال ِّرقَا‬
ِ ‫ب َو ْالغ‬ ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫اِنَّ َما ال‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ضةً ِّمنَ ِ ۗ َو ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬ َ ‫ال َّسبِ ْي ۗ ِل فَ ِر ْي‬

6
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil
zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya,
untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana.”

Orang yang hidup tanpa mata pencahariaan, orang yang tidak bisa memenuhi
kebutuhan pokoknya, orang yang mengumpulkan zakat, orang yang baru saja
masuk islam, orang yang bebas dari perbudakan melalui akad, orang yang
memiliki hutang yang sangat besar, orang yang berperang di jalan Allah SWT,
orang yang dalam perjalanan atau pengelana yang terlantar, adalah orang-orang
yang wajib menerima zakat atau mustahik.

2. Harta yang dizakatkan


Berikut adalah harta-harta yang  yang wajib dizakatkan dalam zakat mal:

1. Emas dan Perak adalah logam mulia. Islam menggangap logam mulia seperti
emas dan perak sebagai harta yang dapat berkembang. Cek, deposito, saham
atau surat berharga lainnya termasuk dalam kategori emas dan perak yang
bisa dizakatkan. Rumah, tanah, kendaraan, juga termasuk kategori emas dan
perak yang bisa dizakatkan.
2. Binatang Ternak yang wajib untuk dizakatkan adalah hewan-hewan ternak
yang besar seperti sapi, kambing, kerbau, unta, ayam.
3. Hasil Pertanian yang wajib dizakatkan adalah hasil tumbuh-tumbuhan yang
memiliki nilai ekonomis. Hasil pertanian yang bisa dizakatkan adalah  adalah
umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan lain-lain.
4. Harta Perniagaan adalah semua yang digunakan dalam jual-beli. Contoh dari
harta perniagaan adalah alat-alat, perhiasan, pakaian. Perniagaan atau
perdagangan yang dilakukan bisa melalui perorangan atau perusahaan besar.
5. kekayaan Laut dan hasil pertambangan adalah benda-benda yang berasal
dari dalam perut bumi dan bisa juga dizakatkan karena memiliki nilai
ekonomis. Hasil-hasil dari perut bumi itu meliputi minyak bumi, tembaga,
timah, batubara. Kekayaan laut yang bisa dizakatkan yaitu mutiara, dan
ambar.
6. Rikaz adalah harta yang sudah terpendam lama sejak zaman dahulu. Salah
satu contoh rikaz atau harta terpendam adalah harta karun. Harta rikaz
yang ditemukan tentunya tidak boleh ada pemiliknya maka baru boleh
dizakatkan.

2. HAJI
A. Pengertian haji

7
Haji merupakan rukun Islam kelima yang wajib ditunaikan, terutama bagi mereka
yang sudah mampu secara lahir maupun batin. Kewajiban untuk haji ini
diterangkan dalam Al-Qur'an surat Ali Imran ayat 97 sebagai berikut:
"Dan kewajiban manusia (kepada Allah) bagi yang sudah mampu melaksanakan
ibadah haji, adalah segera dengan segera menunaikannya."
Haji menurut bahasa adalah berkunjung ketempat yang agung, sedangkan menurut
istilah adalah berziarah ke tempat tertentu pada waktu-waktu tertentu untuk
melakukan amalan-amalan tertentu dengan niat ibadah.
Definisi berziarah ketempat tertentu, yaitu berkunjung ke Baitullah (Ka'bah),
Padang Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
Haji dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan waktu pelaksanaannya. Ada
yang datang terlebih dahulu, ada yang datang berdekatan di bulan Zulhijjah.Hal
ini berarti ketika seorang Muslim sudah mampu secara fisik, ilmu, dan ekonomi
untuk melaksanakan ibadah haji, hendaklah untuk menyegerakannya.

B. HUKUM HAJI
Pergi haji hukumnya wajib bagi setiap orang Muslim dewasa yang telah
memenuhi syarat.Syarat yang dimaksud adalah mampu secara fisik, ilmu, dan
mampu secara ekonomi untuk mengadakan perjalanan ke Baitullah, Arab Saudi,
minimal satu kali dalam seumur hidup.Kewajiban melaksanakan haji bagi yang
mampu ini didasarkan pada firman Allah SWT pada Al-Qur'an surat Ali Imran
ayat 97 sebagai berikut:
"Dan kewajiban manusia (kepada Allah) bagi yang sudah mampu melaksanakan
ibadah haji, adalah segera dengan segera menunaikannya."

C. RUKUN HAJI

Rukun haji merupakan sebagian amalan (perbuatan) yang tidak boleh ditinggalkan
oleh seseorang pada saat ia sedang melaksanakan ibadah haji, dan apabilah rukun
haji tersebut ada yang tidak dekerjakan, maka hajinya tidak sah.
Syekh Abdullah Abdurrahman Bafadhal al-Hadlrami berkata:
"Rukun-rukun haji ada lima, yaitu niat ihram, wuquf di Arafah, tawaf, sa’i dan
memotong rambut. Dan rukun-rukun umrah ada empat yaitu ihram, tawaf, sa’i
dan memotong rambut." (Syeh Abdullah Abdurrahman Bafadhol al-Hadlrami,
Busyra al-Karim Bi Syarhi Masa-il at-Ta’lim Ala al-Muqaddimah al-
Hadlrasmiyah, Dar al-Fikr, juz 2, hal. 55)
Kelima rukun ini harus dilakukan seluruhnya guna memenuhi keabsahan ibadah
haji yang dilakukYARAT NIKAH an. Jika tidak bisa melaksanakan seluruh rukun
haji ini dikarenakan satu dan lain hal, nilai ibadah haji akan berkurang.

8
3. PERNIKAHAN

A. PENGERTIAN PERNIKAHAN
 Kata  Nikah  (‫ح‬ð‫ )ن‬atau  pernikahan  sudah  menjadi  kosa  kata  dalam
bahasa Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan (‫)زواج‬. Nikah artinya
suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang bukan mahramnya hingga menimbulkan hak dan
kewajiban diantara keduanya, dengan menggunakan
lafadz inkah atau tazwij atau terjemahannya.
 Dalam pengertian yang luas, pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin
yang dilaksanakan menurut syariat Islam antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan, untuk hidup bersama dalam satu rumah tangga guna
mendapatkan keturunan.

B. HUKUM PERNIKAHAN
 Kata  Nikah  (‫ح‬ð‫ )ن‬atau  pernikahan  sudah  menjadi  kosa  kata  dalam
bahasa Indonesia, sebagai padanan kata perkawinan (‫)زواج‬. Nikah artinya
suatu akad yang menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan yang bukan mahramnya hingga menimbulkan hak dan
kewajiban diantara keduanya, dengan menggunakan
lafadz inkah atau tazwij atau terjemahannya.
 Dalam pengertian yang luas, pernikahan merupakan ikatan lahir dan batin
yang dilaksanakan menurut syariat Islam antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan, untuk hidup bersama dalam satu rumah tangga guna
mendapatkan keturunan.
 Rasulullah bersabda :
 Artinya:“Dari Anas bin Malik ra. bahwasanya Nabi SAW memunji Allah
dan menyanjungnya, beliau bersabda : “Akan tetapi aku shalat, aku tidur,
aku berpuasa, aku makan, dan aku mengawini perampuan, barang siapa
yang tidak suka perbuatanku, maka bukanlah dia dari golonganku (HR.
al-Bukhari Muslim)

Jumhur ulama menetapkan hukum menikah menjadi lima yaitu :

1. Mubah
Hukum asal pernikahan adalah mubah. Hukum ini berlaku bagi seseorang yang
tidak terdesak oleh alasan-alasan yang mewajibkan nikah atau mengharamkannya.

2. Sunnah

9
Hukum ini berlaku bagi seseorang yang memiliki bekal untuk hidup berkeluarga,
mampu secara jasmani dan rohani untuk menyongsong kehidupan berumah
tangga dan dirinya tidak khawatir terjerumus dalam praktik perzinaan atau
muqaddimahnya (hubungan lawan jenis dalam bentuk apapun yang tidak sampai
pada praktik perzinaan).

Sabda Rasulullah :

“Hai kaum pemuda, apabila diantara kamu kuasa untuk kawin, maka kawinlah,
Sebab kawin itu lebih kuasa untuk menjaga mata dan kemaluan, dan barangsiapa
tidak kuasa hendaklah ia berpuasa, sebab puasa itu jadi penjaga baginya (HR.
Al- Bukhari dan muslim)

3. Wajib
Hukum ini berlaku bagi siapapun yang telah mencapai kedewasaan jasmani dan
rohani, memiliki bekal untuk menafkahi istri, dan khawatir dirinya akan
terjerumus dalam pebuatan keji zina jika hasrat kuatnya untuk menikah tak
diwujudkan.

4. Makruh
Hukum ini berlaku bagi seseorang yang belum mempunyai bekal untuk menafkahi
keluarganya, walaupun dirinya telah siap secara fisik untuk menyongsong
kehidupan berumah tangga, dan ia tidak khawatir terjerumus dalam praktik
perzinaan hingga datang waktu yang paling tepat untuknya. Untuk seseorang yang
mana nikah menjadi makruh untuknya, disarankan memperbanyak puasa guna
meredam gejolak syahwatnya. Kala dirinya telah memiliki bekal untuk menafkahi
keluarga, ia diperintahkan untuk bersegera menikah.

5. Haram
Hukum ini berlaku bagi seseorang yang menikah dengan tujuan menyakiti
istrinya, mempermainkannya serta memeras hartanya.

C. JENIS –JENIS PERNIKAHAN

Rizem Aizid dalam buku Fiqh Keluarga Terlengkap mengungkapkan bila nikah
dalam Islam secara garis besar terbagi dua; pernikahan halal (yang dibolehkan),
dan pernikahan yang dilarang.

Untuk pernikahan yang dibolehkan yakni menikah sesuai dengan aturan dan

10
tuntunan hukum syariat, juga diatur oleh undang-undang. Yang seperti ini disebut
pernikahan resmi atau sah.

Sementara pernikahan yang diharamkan oleh Islam, ada tiga jenis:

Nikah badal atau tukar-menukar istri. Di mana pihak istri tidak diberi hak untuk
berpendapat atau mengambil keputusan, sehingga keputusan hanya ditentukan
oleh suami. Serta ada dua suami yang melakukan kesepakatan untuk bertukar istri
tanpa perlu membayar mahar, maka termasuk nikah badal.
Zawaj al-istibda', yakni suami diperbolehkan memaksa istrinya untuk tidur dengan
pria lain sampai mengandung. Dan setelah hamil, pihak istri dipaksa untuk
kembali kepada suami yang semulanya. Pernikahan jenis ini ada pada zaman
jahiliyah.
Nikah mut'ah, merupakan pernikahan yang bertujuan untuk kenikmatan dan
kesenangan semata. Perkawinan satu ini dengan menetapkan batas waktu tertentu,
misal seminggu atau beberapa hari. Sehingga bila masa waktu telah habis, mereka
bercerai atau bukan lagi pasangan suami istri.

BAB 3
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim
apabila telah mencapai syarat yang ditetapkan. Sebagai salah satu rukun Islam,
Zakat ditunaikan untuk diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya
(asnaf)..
Ibadah haji merupakan salah satu rukun islam yang wajib dilaksanakan bagi yang
mempunyai kemampuan baik rohani, jasmani, serta rezeki yang berlebihan.

11
Disamping itu, perlu adanya kesadaran dan perjuangan penegakkan hak-hak bagi
calon jamaah yang hendak melaksanakannya.
Pernikahan adalah ikatan lahir batin anrata seorang laki-laki dengan seorang
perempuan sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pernikahan merupakan suatu ikatan suci
yang sakral untuk mengikat hubungan perempuan dan laki-laki.
3.2 Saran
Dari pembahasan diatas dapat kita ketahui bahwa wakaf adalah menahan suatu
bendayang kekal zatnya, dapat diambil manfaatnya tanpa mengurangi ataupun
menghilangkan kekekalan dari zat tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://barzacommunity. Blogspot.co.id/2013/04/04/kelas-x-bab-11-zakat-haji-
waqaf.html

http://id.wikipedia.org/wiki/zakat

http://suherman111.blogspot.co.id/2011/11/makalah-wakaf.html

13

Anda mungkin juga menyukai