Anda di halaman 1dari 157

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Swt berkat


rahmat dan pertolongan-Nya, naskah khutbah Zakat,
infaq, dan shadaqah ini yang selesai disusun dan
dihadirkan di hadapan pembaca seperti keadaan
sekarang. Salawat dan salam semoga tetap tercurah
kepada Nabi Muhammad saw, segenap keluarga, para
sahabat, dan para pengikut beliau hingga hari Kiamat.

Naskah sederhana yang hadir di hadapan


pembaca ini merupakan bentuk kongkrit kerjasama
antara MUI Kota Semarang dengan Baznas Kota
Semarang. Dengan satu tujuan, yakni agar dakwah bi
lisan t untuk saling menginagtkan tentang keawajiban
zakat dapat tersampaikan secara kaafah.

Buku khotbah ini hadir di hadapan pembaca


berkat bantuan dari banyak pihak. Untuk itu, atas segala
uluran tangan bantuan, sudah selayaknya kami ucapkan
terima kasih. Pertama, kepada Bapak Walikota dan
segenap jajarannya yang atas atensinya telah
memungkinkan aktivitas MUI Kota Semarang dapat
berjalan dengan lancar. Kedua, ucapan terima kasih
disampaikan kepada segenap pengurus Baznas Kota
Semarang yang berkat kerjasama baik- nya,

ii Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


memungkinkan kita bekerja secara optimal, termasuk
dalam memproduk naskah khotbah ini. Tak lupa, ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada segenap panitia
yang telah memungkinkan hadirnya naskah khotbah ini
di hadapan pembaca. Kepada penerbit, juga kami
sampaikan terima kasih.

Disadari sepenuhnya, bahwa dari terbitan ini walau


dalam format sederhana belum juga bisa optimal,
sehingga untuk itu tegur sapa kearah penyempurnaan
senantiasa kami harapkan bagi penerbitan pada edisi-
edisi berikutnya.

Akhir kata, semoga buku khotbah zakat, infaq, dan


shadaqah ini bermanfaat adanya.

Semarang, 1 Desember 2021

Ketua Umum,

Moh. Erfan Soebahar

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar............................................................... ii
Daftar Isi......................................................................... v
I. Fiqh Zakat, infaq, & shadaqah
Oleh: Dr. KH. Ali Imron, M.Ag........................... 2
II. Keutamaan & Aanjuran Berzakat Melalui Baznas
Oleh: Dr.KH. Ismail,M.Ag.................................. 14
III. Peran dan Tugas Amil Zakat
Oleh: H. Nur Fuad,.S.Ag...................................... 22
IV. Zakat & Kesalehan Umat
Oleh : Prof. Dr. KH. Moh. Erfan Soebahar, M.Ag 34
V. Membentuk Karakter Muttaqin dengan Berzakat
Oleh : Ahmad Mutohar, M.Ag............................. 46
VI. Zakat dan Pemberdayaan Ekonomi Umat

iv Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


Oleh: Moh. Miftahul Arief, M.Pd......................... 60
VII. Harta dan Kewajiban Berzakat
Oleh: Drs. H. Arifin M.S.I................................... 74
VIII. Hikmah Sosial Dibalik Perintah Zakat
Oleh: Muhammad Nurkhanif, M.S.I..................... 82
IX. Meraih Harta dan Jiwa yang Suci dengan Berzakat
Oleh: Dr. KH. Amin Farih, M.Ag........................ 94
X. Membentuk Umat Hebat Bermartabat dengan
Zakat
Oleh : H. Ahmad Fauzin, M.M............................ 108
XI. Zakat dan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
Oleh: Endang Supriadi, M.A................................ 120
XII. Meraih Fitrah dengan Berzakat Fitrah (Khotbah Id
al Fitri)
Oleh : Dr. H. Tajuddin Arafat, M.S.I................ 130

v
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 1 |
‫‪Fiqh Zakat, Infaq & Shadaqah‬‬
‫‪Oleh: Dr.KH. Ali Imron, M.Ag.‬‬

‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫اَحْلْم ُد ِلّٰلِه‪َ ،‬و الَّصاَل ُة َو الَّس اَل ُم َعَلى َرُس ْو ِل اِهلل َس ِّيِد َنا‬
‫ِب‬‫َت‬ ‫ِبِه‬ ‫َّم ِد ِن ِد اِهلل‪َ ،‬لى آِل ِه‬
‫َو َص ْح َو َمْن َع ُه‬ ‫َو َع‬ ‫َحُم ْب َعْب‬
‫َو َم ن َو اَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه اَل َنَّيِب َبْع َد ُه‬
‫‪2‬‬ ‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah‬‬
‫َألّٰل ُه ـَّم َص ـِّل َو َس ـِّلْم َو َب اِر ْك َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ـٍد َو َعـَلى‬
. ‫َاِلـِه َو َصْح ب ـِـِه َأَمْجـِعـْـَني‬
‫ ا ِع ا اِهلل ُا ِص ُك ْف ِس ي ِب ْق ى اِهلل‬: ‫َأَّم ا ُد‬
‫َت َو‬ ‫َبْع َفَي َب َد ْو ْي ْم َو َن‬
‫ َقاَل ا اىَل يِف ْالُق آِن‬، ‫َطا ِتِه َل َّلُك ْف ِل َن‬
‫ْر‬ ‫َو َع َع ْم ُت ُح ْو َو ُهلل َتَع‬
‫ َأ ُذ ِباِهلل ِم‬، ‫َأ َد ُق اْلَق اِئِل‬ ، ‫ِم‬ ‫اْل ِظ‬
‫َن‬ ‫ْو‬ ‫ُع‬ ‫َنْي‬ ‫َع ْي َو ُه َو ْص‬
‫ َيا َأُّيَه ا‬،‫ ِبْس ِم اِهلل ال َّر َمْحِن ال َّر ِح ْيم‬، ‫الَّش ْيَطاِن ال َّر ِج ْيِم‬
‫ُت‬ ‫َأ‬ ‫اَّل‬‫ِإ‬ ‫َّن‬ ‫ُت‬ ‫ُمَت‬ ‫اَل‬ ‫اَّلِذ آ ا اَّتُق ا ا َّق َق اِتِه‬
‫َو ْن ْم‬ ‫ْيَن َم ُنْو ْو َهلل َح ُت َو ْو‬
. ‫ُمْس ِلُمْو َن‬
Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumulloh
Di awal khutbah ini, kita perlu instropeksi atau
bermuhasabah terhadap ketaqwaan kita kepada alloh
swt. Dievaluasi seberapa kualitas taqwa yang kita
miliki. Hal ini penting karena taqwa merupakan bekal
terbaik untuk kehidupan kelak di akherat.
Cermatilah Firman Allah Swt dalam surat al Baqarah
ayat 197:

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 3 |


‫َتَز َّو ُدْو ا َف ِاَّن َخ ْي ال َّز اِد الَّتْق ٰو ۖى اَّتُق ِن ٰٓيُاوىِل‬
‫َو ْو‬ ‫َر‬ ‫َو‬
‫اَاْلْل اِب‬
‫َب‬
“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai
orang-orang yang mempunyai akal sehat”.

Apakah taqwa kita ini menunjukkan adanya


peningkatan kualitas ataukah tetap pada posisi stagnan
atau ajek tidak ada peningkatan positif, atau bahkan
terjadi penurunan kualitas taqwa. Idealnya, semakin
bertambahnya usia, maka ada peningkatan kualitas
taqwa kepada Allah swt.

Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumulloh


Termasuk ciri orang yang bertaqwa yaitu orang
yang ihlas mendermakan sebagian dari anugerah rizki
yang telah diterimanya dari Allah swt.
Allah Swt berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 3:

‫اَّلِذْيَن ُيْؤ ِم ُنْو َن ِباْلَغْيِب َو ُيِق ْيُمْو َن الَّصٰل وَة َو َّمِما‬


ۙ ‫َر َز ْقٰنُه ْم ُيْنِف ُقْو َن‬

4 Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


“Orang yang bertaqwa yaitu orang yang meyakini adanya
sesuatu yang ghaib atau sesuatu yang tidak terlihat oleh
mata, orang yang menunaikan shalat lima waktu, dan orang
yang mendermakan sebagian dari rizki yang telah diberikan
oleh Allah Swt”.

Di sini Nampak jelas bahwa menyerahkan


Sebagian rezeki kepada yang berhak menerimanya
merupakan satu dari beberapa kriteria orang yang
bertaqwa. Apabila seseorang tidak mau menyerahkan
Sebagian rejekinya maka dia tidaklah termasuk orang
yang bertaqwa secara sempurna. Na`udzubillahi min
dzalik.

Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumulloh


Penyerahan Sebagian dari rezeki kepada orang
yang berhak menerimanya dapat berupa ibadah zakat,
infaq, sadaqah, dan ibadah filantrofi yang sejenisnya.
Penyerahan sebagian dari rezeki ini merupakan bukti
dari rasa syukur kepada allah swt. Oleh karena itu,
orang yang tidak mau menyerahkan Sebagian
rezekinya maka dia termasuk orang yang kufur nikmat
atau bahkan ia termasuk orang yang membangkang
atas perintah allah. Dan orang yang membangkang
perintah allah ini termasuk orang yang kufur dan
kehidupannya jauh dari keberkahan dan jauh dari
ketenangan bathin.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 5 |


Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumulloh
Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga
setelah syahadat dan shalat. Bahkan Al Quran
menyebutkan adanya perintah shalat selalu
berbarengan dengan perintah zakat. Perintah shalat
yang berbarengan dengan perintah zakat ini diulang-
ulang sampai lebih dari 24 kali di ayat al Quran. Ini
artinya seandainya ada orang yang mampu berzakat,
tetapi dia hanya shalat saja dan tidak membayar zakat
maka sia-sia lah shalatnya, karena kewajiban shalat
merupakan satu paket dengan kewajiban zakat bagi
mereka yang mampu.
Setiap orang muslim yang pegawai, karyawan,
pedagang, petani, peternak, maupun sector jasa yang
memiliki penghasilan setara dengan takaran jumlah
tertentu maka dia wajib membayar zakat. Apabila dia
tidak membayar zakat maka dia termasuk orang yang
tidak pantas disebut sebagai muslim sejati. Kewajiban
membayar zakat ini secara detail telah diatur klasifikasi
jenis hartanya, dan juga klasifikasi prosentase nominal
zakatnya di syari’at Islam.

Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumulloh


Perolehan zakat yang telah terkumpul di
lembaga penerima zakat seperti BAZNAS, kemudian di
distribusikan kepada delapan golongan atau delapan
asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim,
sabilillah, dan ibnu sabil.

6 Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


Sebagaimana disebutkan secara jelas di al Quran surat
at Taubah ayat 60, yaitu:

‫ِاَمَّنا الَّص َد ٰقُت ِلْلُفَق َر ۤاِء َو اْلَم ٰس ِكِنْي َو اْلَعاِم ِلَنْي َعَلْيَه ا‬
‫َو اْلُم َؤ َّلَف ِة ُقُلْو ُبُه ْم َو ىِف الِّر َقاِب َو اْلَغاِر ِم َنْي َو ْيِف َس ِبْيِل‬
‫الّٰل ِه ا ِن الَّس ِب ِۗل َفِر ًة ِّم الّٰل ِهۗ الّٰل ِل ِك‬
‫ْي ْيَض َن َو ُه َع ْيٌم َح ٌم‬
‫ْي‬ ‫َو ْب‬
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf),
untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah.
Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”.

Berdasarkan ayat tersebut, maka Harta zakat


hanya boleh diserahkan kepada delapan golongan
tersebut secara proporsional, dan tidak boleh
diserahkan ke pihak lain.
Apabila ternyata ada seseorang yang kurang
beruntung, tetapi tidak memenuhi kualifikasi delapan
asnaf, padahal dia sangat memerlukan bantuan
keuangan untuk kehidupannya, maka harus dibantu
melalui mekanisme infaq shadaqah. Tidak boleh
dibantu dengan dana zakat, karena orang tersebut tidak
masuk satu dari delapan asnaf penerima zakat. Oleh
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 7 |
karena itu, disamping ada ibadah zakat yang
hukumnya wajib, Islam juga mensyariatkan adanya
ibadah infaq dan sadaqah yang hukumnya sunnah
muakkad.

Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumulloh


Pada zaman khulafaur rosyidin, Kholifah Abu
Bakar menyatakan perang terhadap orang-orang yang
tidak mau membayar zakat. Negara pada waktu itu
mengambil zakat secara paksa dari masyarakat muslim
yang mampu. Hal ini terjadi karena sesaat setelah Nabi
Muhammad wafat, banyak bermunculan orang-orang
munafiq yang enggan membayar zakat. Oleh karena itu
jika pada saat ini ada orang yang enggan membayar
zakat maka orang tersebut termasuk orang yang
munafik, dan menjadi musuh dalam selimut yang
sangat berbahaya bagi umat islam.

Hadirin jama`ah sholat jum`at rohimakumulloh


Terkadang seseorang akan merasa berat untuk
membayar zakat. Hal ini terjadi karena dia sangat
mencintai hartanya secara berlebihan jauh dari rasa
cinta yang sewajarnya. Seakan akan harta adalah
segala-galanya. Rasa cinta terhadap harta yang
berlebihan ini menyebabkan sifat kikir, bakhil, dan akan
menghilangkan keberkahan rezeki.
Rasululloh Muhammad saw telah memberikan
petunjuk, bahwa orang-orang yang beruntung dalam

8 Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


kehidupannya adalah orang-orang yang hatinya tenang
tenteram ketika bekerja mencari rejeki, orang yang
hatinya merasa cukup atas perolehan rejeki yang telah
didapatkannya, dan orang-orang yang qonaah atau
hatinya bisa menerima dengan ihlas atas rejeki dari
alloh saw, dan orang yang selalu bersedekah.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadis nabi
Muhammad saw yang diriwayatkan oleh imam muslim

‫ أن‬:‫حديث عبد اهلل بن عمرو رض ى اهلل عنهما‬


،‫ قد أفلح من أسلم‬:‫رسول اهلل ﷺ قال‬
‫ وقّنعه اهلل مبا آتاه‬،‫وُر زق كفافًا‬
“Hadis diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr bin
al-‘Ash bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: Sungguh sangat beruntung seorang
yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang
secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat
qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang
Allah berikan kepadanya”
Diakhir khutbah ini, semoga kita semua
termasuk golongan orang-orang yang senang
mununaikan ibadah zakat infaq shadaqah serta mampu
mengendalikan hawa nafsu yang selalu mempengaruhi
secara negative terhadap hati kita. Amin ya robbal
‘alamin.
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 9 |
‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اَحْلْم ُد ِلّٰل ِه‪َ ،‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعَلى َر ُس ْو ِل اِهلل َس ِّيدَِنا‬
‫ِه‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِد ِهلل‬ ‫ِد‬
‫َحُمَّم ْبِن َعْب ا ‪َ ،‬و َعَلى آ َو َص ْح ِب َو َمْن َتِبَع ُه َو َمْن‬
‫َو ااَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه اَل َنَّيِب َبْع َد ُه‪.‬‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَيا ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّتُقْو ا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل ُمَتْو ُتَّن ِإاَّل‬
‫َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫ِبِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬ ‫ّٰل‬
‫َأل ُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َس ِّي َنا َحُمَّم َو َعَلى َأ َو َصْح‬
‫َأَمْجِعَنْي ‪َ ،‬و َعَلْيَنا َم َعُهْـم ِبَر َمْحِتَك َيآ َاْر َح ـَم الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬

‫‪10‬‬ ‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah‬‬


‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِف ِل‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو ْاُملْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫ِت‬ ‫ِج‬ ‫ِم‬
‫َر َّبَن ا َه ْب َلَن ا ْن َأْز َو ا َن ا َو ُذِّر َّيا َن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي َو اْجَعْلَن ا‬
‫ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬
‫الّٰل ُه َّم َس ِّلْم َنا َأْه ـَلَنا ِم ْن َأَف اِت الُّد ْنيَـا َع َذ اِب ْاآلِخ ِة‬
‫َر‬ ‫َو‬ ‫َو‬
‫َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّنَك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ َقِدْيٍر ‪.‬‬
‫َر َّبَنا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ِإْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َلنَـا ِم ْن َلُد ْنَك‬
‫َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬
‫َر َّبنَـا آِتنَـا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـا ِم ْن َأْم ِر نَـا َر َش ـًد ا‪.‬‬
‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف ال ُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 11‬‬


‫ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَت اِء ِذي‬
‫ى ِن اْلَف َش اِء اْل ْنَك ِر اْل ْغِي ‪ِ ،‬ع‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه َع ْح َو ُم َو َب َي ْم‬
‫ُك‬ ‫ُظ‬
‫َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َع َع‬ ‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو‬
‫َي ِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫‪12‬‬ ‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah‬‬


Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 13 |
‫‪Keutamaan & Anjuran Berzakat Melalui‬‬
‫‪Baznas‬‬
‫‪Oleh: Dr. KH. Ismail, M.Ag.‬‬

‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫ا ُد ِهلل‪ ،‬ا ُد ِهلل اًّل ِذ ي َا َل َن ا ِبِن ِة اِاْل َمْياِن‬


‫ْنَعَم َع ْي ْع َم‬ ‫َحْلْم‬ ‫َحْلْم‬
‫اِاْل ْس َالِم ‪ ،‬الَّص َالُة الَّس َالُم َعَلى َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َخ ِرْي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َو‬
‫اَاْلَناِم ‪َ ،‬و َعَلى آِلِه َو َاْص َح اِبِه َمَص اِبْيِح اُاْلَّم ِة يِف الَّظَالِم ‪.‬‬

‫‪14 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َأْش َه ُد أْن آل ِإلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ه اَل َش ِر ْيَك َله‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫أَّن َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ه َو َر ُس وُلُه ال َّداِعى ِاىَل ال ِّد ْيِن اْلَق ِوِمْي‬
‫َو اُهْلدى إيَل الِّص َر اَط اْلُمْس َتِق ْيم‪ .‬الَّلُه َّم َص ِّل َو َس لِّم َعَلى‬
‫َس ِّيِد َنا َو َمْو اَل َن ا َحُمَّم دٍ‪ ،‬ا ْبُع ْو ِث َر َمْحًة ِلْلَع اَلِم َنْي ‪.‬‬
‫ِبِه الَّتاِبِع ‪َ،‬مل اَل َل اَل َّو َة ِإاَّل ِباِهلل‬ ‫ِلِه‬
‫َو َعَلى آ َو َصْح َو َنْي َح ْو َو ُق‬
‫ْالَعِلِّي ْالَعِظ ْيِم ‪.‬‬
‫ِص‬ ‫ِل‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ.‬فَي ا أُّيَه ا اْلُمْس ُمْو َن َر َمِحُك ُم اُهلل‪ُ .‬اْو ْيُك ْم‬
‫َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى اهلل َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن ‪.‬‬
‫ِب ِم‬ ‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل يِف ِك ِب ِه ِرِمْي‬
‫َتا اْلَك ‪ ،‬أُع ْو ُذ اهللِ َن‬
‫الَّش ْيَطاِن ال َّر ِج ْيِم ‪َ :‬يا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُن وا اَّتُق وا الَّل َه َح َّق‬
‫ي‬ ‫ِل وَن ‪ .‬ا َأُّي ا اَّل ِذ‬ ‫َأ‬ ‫َّال‬‫ِإ‬ ‫َّن‬‫ُت‬ ‫و‬‫ُمَت‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫ُتقاِت‬
‫َن‬ ‫َو ْم ُمْس ُم َي َه‬ ‫ُت‬
‫ْن‬ ‫َو‬
‫َلُك‬ ‫آ وا اَّتُق وا الَّل ُقوُل وا اًل ِديًد ا‪ِ .‬ل‬
‫ُيْص ْح ْم‬ ‫َقْو َس‬ ‫َه َو‬ ‫َم ُن‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 15‬‬


‫ِط‬ ‫ِف‬
‫َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُنوَبُك ْم َو َمْن ُي ِع الَّل َه َو َر ُس وَلُه‬
‫َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ يًم ا‪.‬‬

‫َو َق اَل الَّنُّيِب صلى اهلل عليه وسلم‪ُ :‬بَيِن اإْل ْس اَل ِم َعَلى‬
‫ْمَخٍس ‪َ :‬ش َه اَد ُة َأّن اَل إل َه إاَّل اهلل َو َأَّن َحُمَّم ًد ا َر ُس ْو ُل‬
‫اِهلل‪َ ،‬و ِإَق اَم الَّص اَل ة‪َ ،‬و ِإْيَت اِء الَّز َك اة‪َ ،‬و َح ِّج اْلَبْيِت ‪،‬‬
‫َو َص ْو ُم َر َم َض اَن‬
‫ِظ‬
‫َص َد َق اُهلل اْلَع ْيُم َو َص َد َق َرُسْو ُلُه الَّنُّيِب اْلَك ِر ُمْي َو ْحَنُن‬
‫َعَلى َذاِلَك ِم َن الَّشاِهِدْيَن َو الَّشاِكِر ينَ‪.‬‬

‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫ِل ِم‬ ‫ِهلل ِذ‬ ‫ِهلل‬


‫َاَحْلْم ُد ‪َ ،‬اَحْلْم ُد اَّل ىَأْر َس َل َر ُس ْو َلُه َر َمْحًة ْلَع اَل َنْي‬
‫ِا ِا‬ ‫ِل ِق‬ ‫ِك‬
‫َو َاْنَز َل َتاَب ُه ُه ًد ى ْلُم َّت َنْي ‪َ .‬اْش َه ُد َاْن َال ل َه َّالُهلل‬

‫‪16 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َو ْح َد ه َالَش ِر ْيَك َل ه اْلَم ِل ُك اَحْلُّق اْلُم ِبُنْي ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاَّن‬
‫َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه الَّصاِدُق اْلَو ْع ِد اَاْلِم ِنْي ‪.‬‬
‫ِبِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬
‫َالّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعلَى َس ِّي َنا َحُمَّم َو َعلَى َا َو َصْح‬
‫َو َمْن َتِبَعُه ِإيَل َيْو ِم اْلِّد ْيِن ‪.‬‬
‫ِح‬ ‫ِا‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ :‬فَيا أُّيَه ا الَّناُس َّتُقو اَهلل َو َذُر وا اْلَف َو ا َش‬
‫اَظ ِم ا ا َط ‪ ،‬اِفُظوا َلى الَّطا ِة‬
‫َع‬ ‫َع‬ ‫َم َه َر ْنَه َو َم َب َن َو َح‬
‫ُك‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫َّن‬‫أ‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ْع‬‫ا‬ ‫‪،‬‬ ‫ِر ا ِة ا ا ِة‬
‫َو ُح ُضْو ُجْلُم َع َو َجْلَم َع َو ُمْو َهلل َم َر ْم‬
‫ا‬ ‫َل‬ ‫ا‬‫َق‬ ‫‪.‬‬ ‫َمِباَل ِئَك ِة ُقْد ِس ِه‬ ‫‪،‬‬ ‫ِبَا ٍر َد َا ِف ِه ِب ْف ِس ِه‬
‫ُهلل‬ ‫َو َثىَن‬ ‫ْم َب ْي َن‬
‫ي‬ ‫اىَل ‪ ،‬أ ُذ ِباهللِ ِم الَّش َطاِن الَّر ِج م َٰٓيَأُّي ا ٱَّلِذ‬
‫ْي َه َن‬ ‫َن ْي‬ ‫َتَع ُعْو‬
‫ا و۟ا ٱَّت و۟ا ٱلَّل ْل نُظ ْف َّم ا َقَّد ِل ٍدۖ ٱَّت و۟ا‬
‫َم ْت َغ َو ُق‬ ‫َء َم ُن ُق َه َو َت ْر َن ٌس‬
‫ٱلَّلَهۚ ِإَّن ٱلَّلَه َخ ِبي َمِبا َتْع َم ُلوَنَو َقاَل اُهلل َعَّز َو َج َّل ‪ِ :‬إَّن‬
‫اَهلل َو َم اَل ِئَك َت ٗه ُيَص ُّلْو َن َعَلى الَّنيِب َياأَّيَه ا اَّلِذْيَن أَم ُنْو ا‬
‫َص ُّلْو ا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 17‬‬
‫َالّلُه َّم َص ِّل َعَلي َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َو َعلَى َاِل َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد‪،‬‬
‫َك َم ا َص َّلْيَت َعَلي َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه يَم َو َعَلي َاِل َس ِّيِد َنا‬
‫ِإْبَر اِه يَم ‪َ ،‬و َب اِر ْك َعَلي َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َو َعَلي َاِل َس ِّيِد َنا‬
‫َحُمَّم ٍد‪َ ،‬ك ا ا ْك َعَلي ِّيِدَنا ِإ اِه ي َعَلي َاِل‬
‫ْبَر َم َو‬ ‫َس‬ ‫َم َب َر َت‬
‫َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه يَم ‪ ،‬يِف اْلَعاَلِم َنْي إَّنَك ِمَح ْيٌد ِجَم ْيٌد ‪.‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِف ِل‬
‫َالّلُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو اْلُمْس َم ا َو اْلُم ْؤ َنْي‬
‫ِمَس‬ ‫ِت‬ ‫ِء ِم‬ ‫ِم ِت‬
‫َو اْلُم ْؤ َن ا ْاَالْح َي ا ْنُه ْم َو ْاَالْم َو ا ِإَّن َك ْيٌع‬
‫َق ِر ْيٌب ِجُم ْيٌب ال َّد َعَو اِت ‪َ .‬ي ا َقاِض َي اَحْلاَج اِت َو َي ا‬
‫َك اِش َف اْلَبِلَّياِت ‪.‬‬

‫َالّلُه َّم اْد َف ْع َعَّن ا اْلَغَالَء َو الَباَل ِء َو اْلَو َب اَء َو الِّر َب ا والِّز َن ا‬
‫َو اْل َز َالِز َل َو اْلَف ْخ َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغَي َو الَّش َد اِئَد‬
‫ِف‬ ‫ِم‬ ‫ِل‬
‫َو الُّس ُيْو َف اْلُم ْخ َت َف َة َو اْل َح َن َو ُس ْو َء اْل ِنَت َو اَأْلْم َر اَض‬

‫‪18 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫ِد‬ ‫ِم‬
‫َم اَظَه َر ْنَه ا َو َم ا َبَطَن َعْن َبَل َنا َه َذ ا َخ اَّص ًة َو َعْن‬
‫َس اِئِر ِبَالِد اْلُمْس ِلِم َنْي َعاَّم ًة إَّنَك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ َقِدْيُر ‪.‬‬

‫اَل‬ ‫ُق َنا ِباِإْل َمْياِن‬ ‫َّب ا اْغ ِف َل ا ِإِل اِن ا اَّلِذ‬
‫ْل‬ ‫َع‬ ‫ْجَت‬ ‫َو‬ ‫ْو‬ ‫َب‬ ‫َس‬ ‫َن‬‫ْي‬ ‫َر َن ْر َن َو ْخ َو َن‬
‫يِف ُقُلْو ِبَنا ِغَّال ِلَّلِذ ْيَن أَم ُنْو ا َر َّبَنا إَّنَك َر ُؤ ْو ٌف الَّر ِح ْيٌم‪.‬‬
‫ِم‬ ‫ِف‬ ‫ِا‬
‫َر َّبَنا َظَلْم َنا َاْنُفَس َنا َو ْن ْمَل َتْغ رَلنَا َو َتْر ْمَحَنا َلَنُك وَنَّنا َن‬
‫اَخْلاِس ِر ْيَن ‪َ .‬الَّلُه َّم َأِر َنا اَحْلَّق َح ًّق ا َو اْر ُز ْقَن ا إِّتَباَع ُه َو َأِر َنا‬
‫اْلَباِط َل َباِط اًل َو اْر ُز ْقَنا اْج ِتَناَبُه‪.‬‬

‫َر َّبَن ا َاِتَن ا ىِف ال ُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ىِف ْاَالِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪َ ،‬و َاْد ِخ ْلَن ا اَجْلَّن َة َمَع اَاْلْبَر اِر َياَعِز ْيُز َياَغَّف ُرا‬
‫َي ا َر ِّب الَع اَلِم َنْي ‪ُ .‬س ْبَح اَن َر ِّب َك َر ِّب اْلِع َّز ِة َعَّم ا‬
‫َيِص ُفْو َن َو َس َالٌم َعَلي اَلُمْر َس ِلَنْي َو اَحْلْم ُد ِهلل َر ِّب‬
‫الَعاَلِم َنْي ‪.‬‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 19‬‬
‫ِعَب اَد اهلل‪ِ ،‬اَّن اَهلل َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو ْاِال ْح َس اِن َو ِاْيَت اِء ِذى‬
‫ى ِن اْلَف َش اِء اْل ْنَك ِر اْل ْغِي ِع‬
‫ُك‬‫ُظ‬
‫َو ُم َو َب َي ْم‬ ‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه َع ْح‬
‫ِظ‬
‫َلَعَّلُك ْم َت َذ َّك ُر ْو َن ‪َ ،‬ف اْذُك ُر وا اَهلل اْلَع ْيِم َي ْذ ُك ْر ُك ْم‬
‫َو اْش ُك ُر وُه َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم ‪َ .‬و َلِذْك ُر اِهلل َاْك َبُر ‪.‬‬

‫‪20 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 21 |
Peran & Tugas Amil Zakat
Oleh: H. Nur Fuad, S.Ag.

Khotbah Pertama

‫َاَحْلْم ُد ِ هللِ اَّل ِذ ى َاْر َس َل َرُس ْو َلُه ِباُهْلَد ى َو ِد ْيِن اَحْلِّق‬


.‫ِلُيْظِه َر ُه َعلَى الِّد ْيِن ُك ِّلِه َو َك فَا ِباِهلل َش ِه ْيًد ا‬

22 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫ِا‬
‫َاْش َه ُد َاْن َالِ اَل َه َّال اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َل ُه َو َاْش َه ُد‬
‫َاَّن َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه َالَّلُه َّم َص ِّل َعَلى َحُمَّم ٍد َو َعَلى‬
‫ِه ِع‬ ‫ِلِه‬
‫َا َو َاْص َح اِب َاَمْج َنْي‬
‫ َفَيَا َأُّيَه ا الَّناُس اَّتُقْو اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو َال ُمَتوُتَّن‬: ‫َاَّما َبْعُد‬
‫َل‬ ‫َأ‬ ‫َق‬ : ‫ىَل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َق‬ ‫ون‬ ‫ِل‬ ‫َا‬ ‫َّال‬ ‫ِا‬
‫ْف َح‬ ‫ْد‬ ‫ُهلل َتَع‬ ‫َو ْنُتْم ُمْس ُم َو‬
‫ اَّل ِذ‬. ‫ىِف اَل ِهِت اِش وَن‬ ‫ الِذ‬. ‫اْل و ِم وَن‬
‫ْي‬
‫َو َن‬ ‫ُع‬ ‫َخ‬ ‫ْم‬ ‫َص‬ ‫ُه‬
‫َن ْم‬ ‫ْي‬ ‫ُم ْء ُن‬
‫ َو اَّلِذ ْيَن ُه ْم ِللَّز َك اِة َفاِعُلوَن‬. ‫ُه ْم َعِن الَّلْغِو ُمْع ِر ُضوَن‬
Sidang Jum’at rahimakumullah

Dalam kesempatan khutbah Jumat siang ini, tidak


lupa marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala
nikmat yang telah diberikan kepada kita semua sehingga
sampai saat ini kita masih diberi kekuatan dan kesempatan
untuk dapat melaksanakan salah satu kewajiban kita, yaitu
jamaah shalat Jumat.

Sebagai wujud rasa syukur itu, marilah kita


tingkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada Allah SWT,
dengan takwa yang sebenar-benarnya takwa. Mudah-
mudahan dengan takwa itu kita mampu melaksanakan
kewajiban yang diperintahkan Allah kepada kita dan

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 23 |


menjauhi segala yang dilarang-Nya. Karena, di balik
perintah dan larangan Allah itu secara filosofis pasti
memiliki makna yang besar bagi kelangsungan hidup kita
tidak terkecuali perintah melaksanakan zakat.

Sidang Jum’at rahimakumullah


Diturunkannya syariat Islam ke muka bumi
melalui wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi
akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW, yang utama
bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada
manusia agar dapat menciptakan kehidupan di muka
bumi ini dengan baik bagi manusia itu sendiri dan
semesta.

Diantara syariat itu adalah diwajibkannya setiap


muslim menunaikan zakat dengan dijadikannya zakat
sebagai salah satu rukun Islam. Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu
anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫عن أيب عبد ال رمحن عبد اهلل بن عمر بن‬


‫ مسعت رسول اهلل‬: ‫اخلطاب رض ي اهلل عنهما قال‬
‫ ( ُبَيِن اِإل ْس الُم على‬: ‫صلى اهلل عليه وسلم يقول‬
‫ وأَّن َحُمَّم دًا َرُس وُل‬،‫ َش هاَدِة َأْن اَل ِإل َه ِإَّال اُهلل‬: ‫ْمَخٍس‬
24 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
‫ِم‬ ، ‫ِّج‬ ‫ا‬ ، ‫ إ اِء الَّز ك اِة‬،‫ إَق اِم الَّص الِة‬،‫اِهلل‬
‫َو َحل َو َص ْو‬ ‫َو ْيَت‬ ‫َو‬
. (‫َر َم َض اَن ) رواه البخاري ومسلم‬
“Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak
ada Rabb yang haq selain Allâh dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi siapa yang
mampu” [HR. Al Bukhori dan Muslim]

Karena zakat merupakan rukun atau pilar dasar,


maka boleh dikata belum sempurna Islam seorang
muslim bila ia belum menunaikan zakat. Bahkan dalam
ayat-ayat Alqruan disebutkan sebagai ciri orang yang
beriman adalah mereka yang mendirikan sholat dan
menunaikan zakat:

‫َو اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن َو اْلُم ْؤ ِم ٰن ُت َبْع ُض ُه ْم َاْو ِلَي ۤاُء َبْع ٍۘض‬
‫َيْأُمُر ْو َن ِباْلَم ْع ُر ْو ِف َو َيْنَه ْو َن َعِن اْلُم ْنَك ِر َو ُيِق ْيُم ْو َن‬
‫الَّص ٰل وَة َو ُيْؤ ُتْو َن الَّزٰك وَة َو ُيِط ْيُع ْو َن الّٰل َه َو َر ُس ْو َله‬
‫الّٰل ۗ ِاَّن الّٰل ِز ِك‬ ‫َك‬
‫ُۗاوٰۤل‬
‫ِٕى‬
‫َه ْي َح ْيٌم‬ ‫ٌز‬ ‫َع‬ ‫ُمَح‬
‫َس َيْر ُه ُم ُه‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 25 |
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan)
yang ma ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."(QS. At-Taubah, 9 : 71)

Ditempatkannya zakat sebagai syariat yang


penting dan sangat ditekankan untuk ditaati bahkan
dalil zakat dari ayat Alquran sebanyak dua puluh
delapan kali ayatnya disandingkan dengan perintah
mendirikan sholat, diantaranya;
‫َأِقي و۟ا ٱلَّص َلٰو َة ا و۟ا ٱلَّز َك ٰو َةۚ ا ِّد و۟ا‬
‫َو َم ُتَق ُم‬ ‫َو َء ُت‬ ‫َو ُم‬
‫َأِلنُفِس ُك م ِّم ْن َخ ٍرْي ِجَت ُد وُه ِعنَد ٱلَّل ِهۗ ِإَّن ٱلَّل َه َمِبا‬
‫وَن ِص‬ ‫َتْع َم ُل‬
‫ٌري‬ ‫َب‬
“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama
dengan orang-orang yang ruku.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Ayat tersebut tentu mengandung makna dan


hikmah yang sangat berarti bagi kehidupan
kemanusiaan, baik dari sisi pembayar zakat (muzzaki)
maupun penerima zakat (muzzaki).

26 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Di antara hikmah yang paling nyata adalah
terjadinya sirkulasi ekonomi dan redistribusi harta dari
yang kaya kepada yang miskin. Allâh Azza wa Jalla
berfirman;

‫َك ْي اَل َيُك ْو َن ُدْو َل ًةۢ َبَنْي اَاْلْغ ِنَي ۤاِء ِم ْنُك ْۗم َو َم ٓا‬
‫ا ٰه ىُك ْن َف ا ۚا‬
‫ٰاٰتىُك ُم الَّر ُس ْو ُل َفُخ ُذ ْو ُه َو َم َن ْم َع ُه ْنَتُه ْو‬
‫َو اَّتُقوا الّٰل َهۗ ِاَّن الّٰل َه َش ِدْيُد اْلِعَق اِۘب‬
“Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allâh.
Sesungguhnya Allâh amat keras hukumanNya.” [al-Hasyr
59:7]

Dalam peringatan yang lain Allah berfirman;


‫ِم‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ِل‬ ‫ۤا‬
‫ِٕى‬ ‫َّس‬‫ل‬‫ِّل‬ ‫ٌّق‬ ‫ِف َا اِهِل‬
‫َو َم ْح ُر ْو‬ ‫َو ْم َو ْم َح‬
“Bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang
lain (orang yang meminta-minta dan orang yang tidak
meminta-minta).” (QS. Adz-Dzaariyat : 19)

Ini artinya betapa keharmonisan dalam relasi


sosial antar masyarakat, antara yang kaya dan miskin
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 27 |
sangat diharapkan bisa tercipta dari ketaatan
menunaikan zakat bagi seorang muslim yang telah
memenuhi syarat.

Namun di sisi lain, harapan tersebut tidak selalu


mudah untuk diwujudkan. Ada sebagian mereka yang
mungkin enggan melaksanakan perintah untuk
berzakat karena cintanya pada harta yang dimilikinya,
atau mungkin diantara mereka belum cukup mengerti
bagaimana mulianya kedudukan zakat dalam Islam,
atau barangkali belum paham bagaimana seharusnya
zakat ditunaikan, kepada siapa harus disalurkan dan
seterusnya.

Padahal dalam perintahnya sangat jelas;

‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو اِهِلْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا‬


‫ْۗم ّٰل ِمَس‬ ‫ْۗم ِا‬
‫َو َص ِّل َعَلْيِه َّن َص ٰل وَتَك َس َك ٌن ُهَّل َو ال ُه ْيٌع‬
‫ِل‬
‫َع ٌم‬
‫ْي‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
tersebut engkau membersihkan dan mensucikan mereka.”
(QS. At-Taubah: 103)

Maka di situlah penting hadirnya institusi yang


bernama amil zakat. Ia merupakan orang-orang yang

28 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


mengambil peran dan tugas mengumpulkan dan
mendistribusikan zakat. Amil sendiri berasal dari kata
amila ya’malu yang artinya mengerjakan atau
melakukan sesuatu. Sementara Imam Syafi’i
menyebutkan bahwa amil zakat adalah orang yang

diangkat oleh wali atau penguasa untuk


mengumpulkan zakat.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW,
pendistribusian zakat dilakukan oleh beberapa sahabat
yang cakap dan mumpuni. Mereka diangkat oleh
Rasulullah dan diserahkan tanggung jawab untuk
mengatur pendistribusian zakat secara profesional.
Setiap petugas tersebut mengemban kewajiban untuk
mengumpulkan dan menyerahkan zakat di wilayah
tertentu.
Di Indonesia sendiri telah diterbitkan undang-
undang yang mengatur tentang pengelolaan zakat,
yaitu UU No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,
di mana di situ disebutkan; “BAZNAS sebagai badan
yang melakukan pengelolaan zakat berkedudukan di
ibu kota negara, dibentuk oleh pemerintah, yang

merupakan lembaga pemerintah non struktural yang


bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui Menteri Agama. Dan, dalam rangka
pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 29 |


dan kabupaten/kota dibentuk BAZNAS provinsi dan
BAZNAS kabupaten/kota.
Secara garis besar tugas utama Amil adalah
memungut atau manarik dan mengumpulkan harta
zakat dari orang-orang kaya sesuai dengan ketentuan
syariat dan perundang-undangan yang berlaku dan
membagikan harta zakat kepada delapan asnaf; fakir,

miskin, amil dan yang lainnya sebagaimana


disebutkan dalam surat At-Taubat ayat 60:

‫ِاَمَّنا الَّص َد ٰقُت ِلْلُفَق َر ۤاِء َو اْلَم ٰس ِكِنْي َو اْلَع اِم ِلَنْي َعَلْيَه ا‬
‫ىِف الِّر َق اِب اْلَغ اِر ِم‬ ‫ُل‬ ‫اْل َّلَف ِة‬
‫َو ْيِف‬ ‫َنْي‬ ‫َو‬ ‫َو ُم َؤ ُق ْو ُبُه ْم َو‬
‫ِب ِل الّٰل ِه ا ِن الَّس ِب ِۗل َفِر ًة ِّم الّٰل ِهۗ الّٰل ِل‬
‫ْي ْيَض َن َو ُه َع ٌم‬
‫ْي‬ ‫َو ْب‬ ‫َس ْي‬
‫ِك‬
‫َح ْيٌم‬
"Sungguh zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang
miskin, amil zakat, orang yang dilunakkan hatinya (mualaf),
untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah.
Allah maha mengetahui, maha bijaksana."
Penempatan amil sebagai urutan ketiga yang
berhak menerima zakat bermakna bahwa betapa

30 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


penting keberadaan amil dalam proses berjalannya
syariat zakat.

Dengan keberadaan amil zakat diharapkan


dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan
dalam pengelolaan zakat serta meningkatkan manfaat
zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dan penanggulangan kemiskinan. Dengan demikian
maqasidu syariah dari disyariatkannya zakat bisa
terwujud melalui amil zakat yang ada.
Demikian khutbah yang bisa kami sampaikan.
‫َذ ا َأ ْغِف ا اْل ِظ‬
‫َلُك‬
‫َو ْس َت ُر َهلل َع ْيَم ْيِل َو ْم‬ ‫َأُقْو ُل َقْو ْيِل َه‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِل ِئ‬
‫َو َس ا ِر اْلُمْس َنْي َو اْلُمْس َم ا َو اْلُم ْؤ َنْي‬
.‫ ِإَّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬،‫َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َفاْس َتْغِف ُر ْو ُه‬

Khotbah Kedua

‫ِل اِهلل‬ ‫ى‬‫َل‬ ‫اَل‬ ‫َّس‬ ‫ال‬ ‫ُة‬ ‫اَل‬ ‫َّص‬ ‫ال‬ ، ‫ا ُد ِلّٰل ِه‬
‫ُم َع َر ُس ْو‬ ‫َو‬ ‫َو‬ ‫َحْلْم‬
‫ِبِه‬ ‫ َلى آِل ِه‬،‫ِّيدَِنا َّم ِد ِن ِد اِهلل‬
‫ْح‬
‫َو َص َو َمْن‬ ‫َو َع‬ ‫َس َحُم ْب َعْب‬
.‫َتِبَعُه َو َمْن َو ااَل ُه‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 31 |
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه اَل َنَّيِب‬
‫َبْع َد ُه‪.‬‬
‫َّق َق اِت ِه‬ ‫ِع ِهلل ِإ‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَي ا َب اَد ا ‪َّ ،‬تُق ْو ا اَهلل َح ُت‬
‫َو اَل ُمَتْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫َألّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ـ‬ ‫َا‬ ‫آ‬ ‫َك‬ ‫ِبِه َأ ِع ‪َ ،‬ل َن ا م ِب ِت‬
‫َو َص ْح َمْج َنْي َو َع ْي َم َعُهْـ َر َمْح َي ْر َح َم‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬

‫‪32 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو ْاُملْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫ِت‬ ‫ِج‬ ‫ِم‬
‫َّبَن ا َه ْب َلَن ا ْن َأْز ا َن ا ُذِّر َّيا َن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫َو اْجَعْلَنا ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف اِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا اَل ُت ِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َلنَـ ا ْن‬
‫َلُد ْنَك َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬
‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـ ا ِم ْن َأْم ِر نَـ ا‬
‫َر َش ـًد ا‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 33‬‬


‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي ‪،‬‬
‫َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع‬
‫َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫‪34 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫‪Zakat & Kesalehan Umat‬‬

‫‪Oleh: Prof. Dr. KH.Moh. Erfan Soebahar, M.Ag‬‬

‫‪.Khotbah Pertama‬‬

‫‪:‬‬ ‫ِز‬ ‫زي‬ ‫ال‬ ‫ال ا ني اْلَق اِئِل يِف ِكتابِه‬ ‫ه‬ ‫ّل‬‫َا ُد ِل‬
‫َع َمْن‬ ‫َمل‬ ‫َر َع‬‫ّب‬ ‫َحلْم‬
‫ِم‬ ‫ِم ِل‬
‫َع َل َص ٰـ ًۭح ا ِّم ن َذَك ٍر َأْو ُأنَثٰى َو ُه َو ُم ْؤ ٌۭن َفَلُنْح ِيَيَّن ۥُه‬
‫ٰو ًۭة َطِّي ًۭة ۖ َل ِز َّن َأ م ِبَأ ِن ا َك ا و۟ا‬
‫َح َي َب َو َنْج َي ُه ْم ْج َر ُه ْح َس َم ُن‬
‫وَن ‪.‬‬ ‫َيْع َم ُل‬
‫َأْش َه ُد َأْن َالِإل َه إال اهلل وَأْش هُد أَّن َس ِّيَد نا حمّم ًد ا‬
‫ِل‬
‫َعبُد ه وَر سوُله ا ْبُع وُث َر َمْحًة ْلَع املَني ‪ .‬الّلُه ّم َص ِّل‬
‫َمل‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 35‬‬
‫ِبِه‬ ‫ َلى َاِلِه‬، ‫و ِّل وبَاِر ْك على ِد نا حم ٍد‬
‫َو َصْح‬ ‫َس ّي ّم َو َع‬ ‫َس ْم‬
. ‫َأَمْجِعَني‬
ۖ‫ َمْن َعِم َل َس ِّيَئًۭة َفاَل ْجُيَز ٰٓى ِإاَّل ِم ْثَلَه ا‬:‫قال اهلل تعاىل‬
‫ِل‬
‫َو َمْن َعِم َل َص ٰـ ًۭح ا ِّم ن َذَك ٍر َأْو ُأنَثٰى َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌۭن‬
. ‫َفُأ۟و َلٰٓـِئَك َيْد ُخ ُلوَن ٱَجْلَّنَة ُيْر َز ُقوَن ِفيَه ا ِبَغِرْي ِح َس اٍۢب‬
‫َّق َق اِت ِه‬ ‫قواا‬ ‫ِا‬،‫ ااُّيها ا سِل ون‬: ‫أ ا‬
‫َهلل َح ُت‬ ‫ّت‬ ‫ْمل ُم‬ ‫ّم َبْع ُد َفَي‬
. ‫َو اَل َمتوُتَّن إاّل َو َاْنُتْم ُمْس لُم وَن‬
Pada awal khutbah pada hari sayyidul ayyam, ‘tuan
semua hari’ ini, mari kita sama mulai dengan mempermantap
takwa kita kepada Allah; dengan melaksanakan apa yang
diperintah Allah Swt dan meninggalkan apa yang dilarang
Allah Swt.Amal-amal saleh yang diketahui sebagai benar
dan baik yang sudah dilakukan, terus kita lanjutkan
kesalehannya. Sedangkan amal-amal sayyiah yang dilarang,
baik yang dalam kondisinya remang-remang, lebih-lebih
yang nyata-nyata dilarang, maka sama kita tinggalkan.
Jelasnya, kita biasakan diri hanya berbuat amal saleh karena
kesalehan disukai Allah dan diridhai-Nya, dan mening-
galkan amal sayyiah karena ia hanya berisi kesia-siaan.

36 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Hadirin Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Jika suatu komunitas muslim atau umat melakukan
amal saleh, maka kesalehannya itu ada yang bersifat
ritual/individual dan ada juga yang bersifat social. Dalam
konteks ini pula, amaliah yang dibangun di dalam
kehidupan dibagi menjadi dua macam.
Pertama, ibadah mahdhah, yaitu ibadah yang secara
murni kita laksanakan semata-mata karena untuk menunai-
kan perintah agama dan larangannya ditinggalkan karena ia
dilarang melakukannya oleh agama. Misalnya, kita sama
paham bagaimana jika orang masuk Islam mestilah ia
bersyahadat, mendirikan salat, mengeluarkan zakat,
berpuasa Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji bagi
siapa saja yang mampu menunaikannya (istitha’ah).
Kedua, ibadah ghairu mahdhah yaitu ibadah yang lebih
memiliki jangkauan luas, mencakup sisi-sisi berdimensi
sosial dari kelima jenis ibadah di atas. Atau sisi-sisi kehi-
dupan yang benar, baik, serta disuka Allah Swt atau
menurut pandangan agama, yang dilaksanakan dalam
rangka mencapai ridha-Nya. Maka ibadah dalam cakupan
yang kedua, yakni berfokus zakat, yang memiliki dimensi
amaliah jangkauan luas di dalam kehidupan sosial yang
dijelaskan di sini.
Jama’ah Jum’at yang berbahagia,
Di dalam Al-Qur’an dan hadis, kita temukan adanya
perintah Allah kepada kita untuk menunaikan zakat, yang
disebutkan setelah perintah salat. Tentu, hal ini karena
urgensi zakat itu memiliki posisi utama/penting di dalam
ibadah, baik bagi mewujudkan kesalehan ritual/individual
maupun bagi kesalehan sosial bagi umat.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 37 |


Dalam Surah al-Baqarah (2) Ayat 110, Allah Swt
berfirman tentang zakat:
‫َأِقي و۟ا ٱلَّص َلٰو َة ا و۟ا ٱلَّز َكٰو َةۚ ا ِّد و۟ا‬
‫َو َم ُتَق ُم‬ ‫َو َء ُت‬ ‫َو ُم‬
‫َأِلنُفِس ُك م ِّم ْن َخ ْي ِجَت ُد وُه ِعنَد ٱلَّلِهۗ ِإَّن ٱلَّلَه َمِبا‬
‫َتْع َم ُلوَن َبِص ي‬
"Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa
saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat
apa-apa yang kamu kerjakan".
Berikutnya, di dalam Surah Al-Hajj (22) Ayat 78, Allah
Swt berfirman:
‫َفَأِقي و۟ا ٱلَّص َلٰو َة اُتو۟ا ٱلَّز َكٰو َة ٱْعَتِص و۟ا ِبٱلَّلِه‬
‫َو‬ ‫ُه‬ ‫َو ُم‬ ‫َو َء‬ ‫ُم‬
‫ِن ِص‬ ‫ِن‬
‫َمْو َلٰى ُك ْم ۖ َف ْع َم ٱْلَمْو ٰىَل َو ْع َم ٱلَّن ُري‬
"Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpe-
ganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka
Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong".
Dalam hadis, Nabi Saw menyabdakan kepada kita.
Misalnya, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar
r.a. dia berkata, Nabi Saw bersabda:

‫عن أيب عبد ال رمحن عبد اهلل بن عمر بن‬


‫ مسعت رسول اهلل‬: ‫اخلطاب رض ي اهلل عنهما قال‬
38 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
‫ ( ُبَيِن اِإل ْس الُم على‬: ‫صلى اهلل عليه وسلم يقول‬
‫ وأَّن َحُمَّم دًا َرُس وُل‬،‫ َش هاَدِة َأْن اَل ِإل َه ِإَّال اُهلل‬: ‫ْمَخٍس‬
‫ِم‬ ، ‫ِّج‬ ‫ا‬ ، ‫ إ اِء الَّز ك اِة‬،‫ إَق اِم الَّص الِة‬،‫اِهلل‬
‫َو َحل َو َص ْو‬ ‫َو ْيَت‬ ‫َو‬
. (‫َر َم َض اَن ) رواه البخاري ومسلم‬
“Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak
ada Rabb yang haq selain Allâh dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi siapa yang
mampu” [HR. Al Bukhori dan Muslim]
Jama’ah Jum’at yang berbahagia,
Ayat al-Qur’an dan hadis dalam nash di atas, memberi
petunjuk kepada kita bahwa perintah atau penjelasan zakat
adalah di posisi utama, penting (wajib) setelah perintah salat
fardu lima waktu di dalam ajaran agama. Pendek kata,
artinya wajibnya zakat itu adalah sejajar dengan kewajiban
salat; terletak setelah salat, mengingat begitu pentingnya
zakat bagi pelestarian kehidupan yang secara nyata mestilah
diperhatikan.
Dari situ, maka salat serta zakat, disebutlah sebagai dua
rukun – dari lima rukun agama -- yang wajib ada bagi
tegaknya bangunan agama dalam kehidupan.
Meninggalkan zakat bagi yang mampu, adalah berdosa.
Selain itu, zakat yang wajib ditunaikan itu, menurut al-
Qur’an Surah at-Taubah ayat 103 memiliki dua manfaat
utama zakat bagi muzaki, yaitu pembersihan harta dan
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 39 |
penyucian jiwa. Sebagai pembersih harta yang tersisa setelah
dikeluarkan zakatnya, harta yang kita peroleh sejatinya
adalah rezeki dari Allah. Di dalam zakat, di situlah Allah
menitipkan rezeki (jatah bagi fakir miskin), sehingga hak
fakir miskin yang mestilah ditunaikan.

‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو اِهِلْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا‬


‫ِّل َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَتَك َك ْۗم الّٰل ِمَس‬
‫َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع‬ ‫َص‬ ‫َو َص َع ْي‬
‫ِل‬
‫َع ْيٌم‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
tersebut engkau membersihkan dan mensucikan mereka.”
(QS. At-Taubah: 103)

Jika pada harta yang wajib zakat itu tidak dikeluarkan


zakatnya, sama dengan kita makan hak fakir miskin. Padahal,
ketika kita memakan juga hak mereka, sejatinya bukan harta
yang kita makan, tetapi bara api yang akan menggerogoti
anggota badan kita. Akan tetapi, jika kita mengeluarkan
zakatnya, itu berarti kita telah membersihkan harta kita,
sehingga harta yang kita konsumsi tidak lagi bercampur
dengan hak fakir miskin. Itulah harta halal, suci, dan baik
yang pada gilirannya akan menjadi nutrisi bagi tubuh serta
keberkahan, yang menyihatkan.
Sedang zakat sebagai penyucian jiwa bagi diri kita.
Manusia, yang memiliki potensi sifat kikir atau bakhil, jika ia
dibiarkan maka potensi kikirnya akan menguat dan
mengakar, sehingga akan terbelenggu jiwanya oleh keki-

40 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


kiran. Dirinya hanya akan sibuk mengumpulkan harta dan
menghitung-hitung hartanya.

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah,


Dari pemahaman dasar wajib zakat serta manfaatnya di
atas, maka zakat yang menjadikan sang pemilik (muzakki)
saleh dengan hartanya, perlu kita temukan solusinya agar
kita sadar untuk menunaikan zakat melalui institusi zakat
yang amanah.
Kalau begitu, apa saja sebagai tindak lanjut yang
dapat dijadikan pertimbangan dalam melangkah guna kita
terus melakukan kesalehan dalam menunaikan zakat, baik dari
sudut paradigma, komitmen, dan zakat produktif. Tiga hal
berikut solusinya:
1- Paradigma Sosial. Dari paparan di atas jelas bahwa
zakat selain berfungsi individual juga berfungsi sosial.
Untuk menjadi berfungsi sosial, maka cara pandang
lama tentang menunaikan zakat tidaklah cukup bila ketika
menunaikan zakat dipandang mengurangi harta yang kita
zakati baik zakat fitrah atau zakat mal. Zakat yang ditu-
naikan itu perlu dipandang sebagai harta yang diproses-
berkualitas; menjadi harta yang semakin manfaat dan berkah.
Sebab pada harta yang tersisa setelah dikeluarkan za-
katnya, sudah tidak ada muatan beban sosial diri (bara
api, yang menggerogoti fisik muzakki, melainkan solusi
positif rezeki yang kini akhirnya dimiliki.
2- Zakat sebagai Komitmen Kesalehan. Dengan adanya
sadar berzakat, agar harta bersih dari kekotoran dosa
sosial, kewajiban universal, bahwa dengan berzakat
berarti tidak merampas hak milik orang lain, maka mun-
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 41 |
cullah komitmen: bahwa menunaikan zakat adalah
ekspresi tanggung jawab diri pada sesama, sebagai
wujud patuh pada perintah Allah yang memberi pahala
besar bagi para muzakki.
3- Zakat Solusi Produktif. Dari hikmah bahwa zakat dapat
menolong yang lemah, membersihkan jiwa kikir,
mewujudkan pemerataan dan sekaligus persaudaraan,
maka zakat sebenarnya dapat diperluas atau diperkaya
potensinya. Misalnya, zakat dapat diproses menjadi
suatu yang bernilai: yaitu membuat mustahiq berdaya
dari waktu ke waktu, sehingga dapat berubah dari asal
mustahiq menjadi sang muzakki. Atau disalurkan melalui
lembaga professional seperti BAZNAS, hingga pendis-
tribusian zakat kian berlaku meluas, memiliki manfaat
ke depan bagi pembangunan sosial dan bangsa di
pelbagai sektor seperti pendidikan, pembinaan umat,
pelatihan pemberdayaan ekonomi, pembinaan karakter,
membangun masjid, rumah sakit, kantor-kantor lembaga
keislaman, dan pemanfaatan produktif lain.

Jemaah Jum’at Rahimakumullah,


Dengan demikian, zakat semakin ke depan kian jelas
proses ke arah kesalehan umat; bagi muzakki dapat terus
menunaikan zakat secara regular, juga bagi mustahiq karena
zakat tersalur secara profesional dalam memberdayakan
umat. Akhirnya, semoga uraian ini bermanfaat adanya.

42 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫َذ ا َأ ْغِف ا اْل ِظ‬
‫َلُك‬ ‫ْي‬
‫َو ْس َت ُر َهلل َع َم ْيِل َو ْم‬ ‫َأُقْو ُل َقْو ْيِل َه‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِل ِئ‬
‫َو َس ا ِر اْلُمْس َنْي َو اْلُمْس َم ا َو اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َفاْس َتْغِف ُر ْو ُه‪ِ ،‬إَّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‪.‬‬

‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫َاَحْلْم ُد ِلّٰلِه اَّلِذ ْي َجَعَل َتْق َو اُه ِم ْف َتـاَح ُك ِّل الَّس َعــاَدِة‪.‬‬
‫ِا ِا‬
‫َأْش َه ُد َأْن آل ل َه اَّل اُهلل َو ْح َد ُه َالَش ِر ْيَك َل ْه‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫َاَّن َس ِّيَدَنا ُحمَم َّـ ًد ا َعْب ُد ه‘ َو َرُس ْو ُلْه‪َ ،‬اْر َس َلُه َر َمْحًة‬
‫ِلْلَعا ـَنْي ‪.‬‬
‫الَملَّص ـاَل ُة الَّس ـاَل َلى ِّيـِد َنا ـَّم ٍد اِح ِب ِل آِء‬
‫َو‬ ‫ُم َع َس َحُم َص‬ ‫َو‬ ‫َو‬
‫ْالِعْلـِم َو ْاملْع ِر َفـِة‪َ ،‬و َعَلى َأِلـِه َو َأْص َح اِبِه َو َمْن َتِبَع ه‬
‫ِبـِإْح َس اٍن ِإىَل ـَيْو ِم ْالِق َياَم ْة ‪.‬‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 43‬‬
‫َّق َق ــاِتِه‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ُق‬ ‫ـ‬‫َّت‬‫ِإ‬ ‫‪،‬‬ ‫َأَّم ا ُد ‪ :‬ا ِع ا اِهلل‬
‫ْو َهلل َح ُت‬ ‫َبْع َفَي َب َد‬
‫ِل‬ ‫ِإ‬
‫ْيِف‬ ‫ىَل‬‫ا‬ ‫َع‬‫َت‬ ‫ُهلل‬‫ا‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َق‬ ‫‪.‬‬ ‫َن‬ ‫َو اَل ُمَتْو ُتَّن اَّل َو َأْنُتْم ُمْس ُمْو‬
‫َّن‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫َن‬ ‫ْو‬‫ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه ُيَص ُّل‬
‫ْيِب‬
‫َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن َأَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيَم ا‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ـ‬ ‫َا‬ ‫ـآ‬ ‫َك‬ ‫ِبِه َأ ِع ‪َ ،‬ل َن ا م ِب ِت‬
‫َو َص ْح َمْج َنْي َو َع ْي َم َعُهْـ َر َمْح َي ْر َح َم‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو ْاُملْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيـآِء ِم ْنــُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪َ .‬ر َّبَن ا َه ْب َلَن ا‬
‫ِم ُمل َأ اِج ا ُذِّر َّياِت ا َّر َة َأ ٍنُي ا ْل ا ِلْل َّتِق‬
‫ْن ْز َو َن َو َن ُق ْع َو ْجَع َن ُم َني‬
‫ِإَم اًم ا‪.‬‬

‫‪44 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف ٓاِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا اَل ُت ِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َلنَـ ا ْن‬
‫َلُد ْنَك َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬
‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلَن ا ِم ْن َأْم ِر َن ا‬
‫َش ـًد ا‪َّ .‬بَن ا اِتَن ا يِف ال ُّد ْنَيا َح َنًة يِف ْاآلِخ ِة‬
‫َر‬ ‫َس َو‬ ‫َر َء‬ ‫َر‬
‫َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي‬
‫ِعُظُك َل َّلُك َت َذ َّك وَن ‪َ .‬فاْذُك ـ ا ا ْال ِظ‬
‫ْي‬
‫ُر ْو َهلل َع َم‬ ‫ُر‬ ‫َي ْم َع ْم‬
‫ِم‬ ‫ِن ِم ِه‬
‫َيْذ ُك ـْر ُك ـْم َو اْش ُك ُر ْو ا َعَلى َع َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ْن‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 45‬‬


‫ َو اُهلل َيْع َلُم َم ا‬، ‫َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر‬
. ‫َتْص َنُعْو َن‬

46 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 47 |
‫‪Membentuk Karakter Muttaqin Dengan‬‬
‫‪Berzakat‬‬

‫‪Oleh: Ahmad Mutohar M.Ag.‬‬

‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫اَأْل‬ ‫ا ُد ِلَّل ِه اَّل ِذ ي َل الَّس ا اِت‬


‫َل‬ ‫َجَع‬ ‫َو‬ ‫َض‬ ‫ْر‬ ‫َو‬ ‫َخ َق َم َو‬ ‫َحْلْم‬
‫الُّظُلَم اِت َو الُّنوَر َّمُث اَّلِذيَن َك َف ُر وا ِبَر ِهِّبْم َيْع ِدُلوَن‬

‫َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلـَه ِإَّال اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َل ُه َو َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه‪َ ،‬الَّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َنِبِّيَن ا‬
‫ِب ِبِإ اٍن ِإىَل ِم‬ ‫ِبِه‬ ‫َّم ٍد َلى آِلِه‬
‫َيْو‬ ‫ْح‬ ‫َت‬
‫َو َص َو َمْن َعُه ْم َس‬ ‫ْح‬ ‫َحُم َو َع‬
‫اْلِق َياَم ِة‪.‬‬

‫‪48 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫ ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى اِهلل َع َّز‬،‫َأَّم ا َبْع ُد ِعَب اَد اِهلل‬
‫َو َج َّل َح ْيُث َق ال َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذْيَن آَم ُن وا اَّتُق وا اَهلل َح َّق‬
‫ُتَق اِتِه َو َال ُمَتْو ُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُّم ْس ِلُمْو َن‬
‫َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذيَن آَم ُن وا اَّتُق وا الَّل َه َو ُقوُل وا َقْو اًل َس ِد يًد ا‬
‫ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغِف ْر َلُك ْم ُذُن وَبُك ْم َو َمْن ُيِط ِع‬
‫الَّلَه َو َر ُس وَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ يًم ا‬
Hadirin jama’ah jum’at yang dimuliakan oleh Allah
Swt

Marilah pertama-tama kita panjatkan rasa


syukur kita kepada Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia yang telah dilimpahkan kepada kita, sehingga
sampai saat ini kita masih tetap diberikan hidayah
untuk memeluk Islam dan melaksanakan syariat-
syariatNya dengan penuh kesadaran, konsisten dan
bertanggung jawab.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan


kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai
rasul yang santun, peduli, dan bertanggung jawab atas
keselematan dan kesejahteraan umatnya, melalui
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 49 |
penyampaian risalah secara benar dan sekaligus
menjadikan dirinya sebagai teladan bagi umatnya.
Demikian juga shalawat dan salam tersebut semoga
tercurah kepada seluruh keluarga, sahabat, dan
umatnya hingga hari akhir nanti, amin

Selanjutnya dalam kesempatan yang mulia dan


tempat yang mulia pula ini, saya mengajak kepada
seluruh jamaah, marilah kita perbarui komitmen kita
untuk tetap senantiasa berusaha dengan kesungguhan
hati meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada
Allah SWT dalam arti yang sesungguhnya, yakni

‫اِه ِه‬ ‫ِم ِهلل ِت‬ ‫ِت‬


‫ِإْم َثاُل َأَو ا ِر ا َو اْج َناُب َنَو ْي‬
“Mengikuti dan melaksanakan perintah-perintah Allah SWT
dan menjauhi seluruh larangan-laranganNya”

Karena hanya dengan pelaksanaan takwa yang


demikianlah kita patut berharap kepada Allah SWT
bahwa kita akan mendapatkan kemudahan, karunia,
taufiq dan hidayahNya, amin.

Takwa itu sangat mudah untuk diucapkan,


namun akan menjadi sangat sulit dan berat bagi
sebagian orang, khususnya mereka yang tidak
bersungguh sungguh dalam menggapainya.

50 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Refleksi takwa yang harus menjalankan seluruh
perintah Allah SWT dan sekaligus menjauahi larangan
laranganNya tentu bukan persoalan mudah, karena
untuk menjalankan perintah zakat saja, masih banyak
orang yang keberatan. Apalagi kalau harus seluruh
perintah yang harus dijalankannya.

Tentu kita tidak hanya beranggapan bahwa


kewajiban seorang muslim itu hanya menjalankan
ibadah shalat yang lima waktu, lalu mengeluarkan
zakat, menjalankan puasa Ramadlan dan berhaji,
melainkan masih banyak lagi kewajiban seeorang
muslim yang harus dijalankan

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Buah terbesar amal ibadah kita adalah menjadi


orang bertakwa. Itulah tujuan dari segala tujuan. Puasa
kita mengarah pada takwa. Shalat, zakat, haji, dan
seluruh ibadah bermuara pada takwa.

Allah SWT berfirman,

‫ٰٓيَاُّي ا الَّنا ا ُد ا َّبُك اَّلِذ َلَق ُك اَّلِذ‬


‫َه ُس ْع ُب ْو َر ُم ْي َخ ْم َو ْيَن‬
‫ِم ِلُك َل َّلُك َّتُق َۙن‬
‫ْن َقْب ْم َع ْم َت ْو‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 51 |
"Hai manusia, beribadahlah pada Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu agar
kamu bertakwa," (QS al- Baqarah: 21).

Maka itu, yang menjadi tugas terbesar kita


setelah melakukan ibadah adalah merawat ketakwaan.
Dengan kata lain, tetap istiqamah dalam ketakwaan.
Yaitu, konsisten dalam keimanan, ibadah, muamalah,
akhlak mulia, menjauhkan diri dari dosa, serta dalam
berjuang membela agama dan nilai-nilai kebenaran.

Kalau orang sudah mencapai derajat muttaqin maka


akan terbentuk karakter yang komitmen dan konsisten
terhadap kewajiban-kewajiban agama, yang dalam
bahasa Isam disebut dengan istilah istiqomah.

Jama’ah Jum’at Rahimakumullah

Bila seluruh ibadah kita bermuara menjadi


orang yang bertaqwa yang konsisten atau istiqomah
maka bisa dijelaskan ciri-ciri muttaqin yang komit akan
ajaran ibadah ritual dan sekaligus sosial. Setidaknya
ada tiga hal yang bisa kita analisis.

Pertama, kalau kita kembali kepada ciri-ciri


orang mukmin atau orang bertakwa, ditemukan di situ
ibadah ritualnya satu, tetapi ibadah sosialnya banyak.

52 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Anehnya kita sering mengukur orang takwa dari
ritualnya ketimbang sosialnya.

Kedua, kalau ibadah itu ibadah ritual dan


kebetulan pekerjaan itu bersamaan dengan pekerjaan
yang lain yang mengandung dimensi sosial, kita diberi
pelajaran mendahulukan yang sosial.

Misalnya, Nabi SAW pernah melarang membaca


surah yang panjang-panjang di dalam shalat
berjamaah. Nabi pernah memperpanjang waktu
sujudnya hanya karena di pundaknya ada cucunya di
situ. Dalam sebuah riwayat, bahkan hal tersebut
dilakukan ketika nabi sedang shalat sunah.

Ketiga, kalau ibadah ritual kita bercacat, kita


dianjurkan untuk berbuat sesuatu yang bersifat sosial.
Misalnya, ritual puasa. Kalau kita melanggar larangan
puasa maka salah satu tebusannya adalah memberi
makan kepada fakir miskin. Juga ritual haji, kalau
terkena dam, kita harus menyembelih binatang dan
dagingnya dibagikan kepada fakir miskin.

Sebaliknya, kalau ada cacat dalam ibadah


dimensi sosial maka amal ibadah ritual tidak bisa
dijadikan sebagai tebusan ibadah sosial itu. Misalnya,
kalau kebetulan kita berbuat zalim terhadap tetangga

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 53 |


maka kezaliman itu tidak bisa dihapuskan dengan
shalat malam selama sekian malam.

Banyak keterangan malah mengatakan orang


yang shalatnya baik atau ibadah mahdhahnya baik
tetapi kemudian amalnya jelek secara sosial maka
Allah SWT tidak menerima seluruh amalan ibadah
mahdhahnya tersebut.

Seperti pernah seseorang datang kepada


Rasulullah SAW yang mengadukan ada seseorang
yang puasa tiap hari dan shalat malam dengan rajin,
tetapi dia menyakiti tetangga dengan lidahnya. Apa
kata Rasulullah SAW? “Perempuan itu di neraka,”
sabdanya.

Dengan demikian, perlulah kiranya kita


memahami ibadah ritual apa pun dalam Islam pasti
tujuannya ialah bukan untuk menambah kas pahala
individu belaka, tapi juga untuk bederma bakti
membantu manusia dan kemanusiaan.

Hadirin Rahimakullah

54 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Diantara ibadah mahdhah yang memiliki
dampak ibadah sosial secara langsung adalah
kewajiban mengeluarkan zakat bagi yang telah
memenuhi syarat kewajiban. Tentu perintah zakat ini
memiliki tujuan, yakni selain melaksanakan perintah
Allâh SWT, tujuan pensyariatan zakat ialah untuk
membantu umat Islam yang membutuhkan bantuan
dan pertolongan. Oleh karena itu, syariat Islam
memberikan perhatian besar dan memberikan
kedudukan tinggi pada ibadah zakat ini. Kedudukan
zakat dalam Islam sudah banyak diketahui oleh kaum
Muslimin secara garis besarnya, namun untuk
menegaskan pentingnya masalah zakat ini perlu dirinci
kembali permasalahan ini dalam bentuk yang lebih
jelas dan gamblang.

Allâh SWT menyandingkan perintah


menunaikan zakat dengan perintah melaksanakan
shalat di dua puluh delapan tempat dalam al-Qur`ân.
Ini menunjukkan betapa urgen dan tinggi
kedudukannya dalam Islam. Kemudian penyebutan
kata shalat dalam banyak ayat di al-Qur`ân terkadang
disandingkan dengan iman dan terkadang dengan
zakat.

Terkadang ketiga-tiganya disandingkan dengan


amal shalih adalah urutan yang logis. Iman yang
merupakan perbuatan hati adalah dasar, sedangkan
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 55 |
amal shalih yang merupakan amal perbuatan anggota
tubuh menjadi bukti kebenaran iman. Amal perbuatan
pertama yang dituntut dari seorang mukmin adalah
shalat yang merupakan ibadah badaniyah (ibadah
dengan gerakan badan) kemudian zakat yang
merupakan ibadah harta.

Oleh karena itu, setelah ajakan kepada iman


didahulukan ajakan shalat dan zakat sebelum rukun-
rukun Islam lainnya. Ini berdasarkan hadits Ibnu
‘Abbâs Radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallamsaat beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengutus Mu’âdz Radhiyallahu anhu ke
Yaman, beliau bersabda kepadanya:

‫ بعثين رسول اهلل صلى‬:‫عن معاذ رضي اهلل عنه قال‬


‫ا ِم َأْه ِل الِكَت اِب‬ ‫ِإ‬
‫ َّنَك َتأيِت َقْو ًم ْن‬:‫اهلل عليه وسلم فقال‬
‫فَاْد ُعُه ْم ِإَىل َش هَاَدِة َأْن َال ِإل َه ِإَّال اُهلل َو َأَّن َحُمَّم ًد ا‬
‫ِل‬ ‫ِل ِل‬ ‫ِهلل‬
‫َر ُس وُل ا فَإْن ُه ْم َأطَاُعوَك ذ َك َف َأْع ْمُه ْم َأَّن اَهلل‬
‫ِاْفَتَر َض َعَلْيِه ْم ْمَخَس َص لواٍت يِف ُك ِّل َيْو ٍم َو لَيْل ٍة فَإْن‬
‫ُه َأطَاُعوَك ِل ذِلَك َف َأْع ِلْمُه َأَّن اَهلل ِاْفَت َض َعَلْيِه‬
‫ْم‬ ‫َر‬ ‫ْم‬ ‫ْم‬
56 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
‫متفق‬. ‫َص َد َقًة ُتْؤ َخ ُذ ِم ْن َأْغ ِنيَاِئِه ْم َفُتَر ُّد َعلَى ُفَق َر اِئِه ْم‬
.‫عليه‬
“Dari Mu’adz bin Jabal RA. Bahwa saat itu Rasulullah Saw
mengutusku, dan beliau bersabda: Sesungguhnya kamu akan
datang kepada suatu kaum dari ahli kitab, ajaklah mereka
kepada syahadat bahwa tidak ada Rabb yang haq selain Allâh
dan bahwa aku adalah utusan Allâh, bila mereka mematuhi
ajakanmu, maka katakanlah kepada mereka bahwa Allâh
mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari
semalam, bila mereka mematuhi ajakanmu maka katakan
kepada mereka bahwa Allâh mewajibkan sedekah yang
diambil dari orang-orang kaya dari mereka dan diberikan
kepada orang-orang miskin dari mereka”(muttafaqun
‘Alaih).

Dari gamabaran di atas, bisa dijelaskan bahwa


salah satu karakter muttaqin adalah komitmen
terhadap ibadah-ibadah sosial, terlebih pada ibadah
sosial yang sudah menjadi rukun Islam, yakni zakat
tentu akan menjadi komitmen yang penting bagi
mereka yang mancapai derajat mutaqin. Rasulullah
Saw bersabda tentang karakter orang bertakwa yang
salah satunya adalah giat membayar zakat.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 57 |


‫ا‬ ‫ر‬ ‫أيب ُأمامَة َد ِّي بِن الن الباِه‬
‫َي ُهلل‬ ‫ْض‬ ‫ِّي‬ ‫َعْج‬ ‫ُص‬ ‫َعْن‬
‫ ِمس عُت رسوَل اِهلل صَّلي اُهلل عليه وسَّلم‬:‫ قال‬،‫عنه‬
‫ وصُّلوا‬،‫ «اَّتقوا اَهلل‬:‫ فقال‬، ‫خيطُب يف َح َّج ِة ال وداِع‬
،‫ وأُّدوا زكاَة أمواِلكم‬،‫ وُص وموا َش هركم‬،‫ْمخَس ُك م‬
‫ رواه‬.»‫ تْد خلوا جَّن َة رِّبكم‬،‫وأطيعوا أمراءكم‬
‫الرتمذي‬

“Dari Abu Umamah Shudayya bin Ajlan al Bahili RA, ia


berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah SAW
berkhutbah saat haji Wada’—haji perpisahan—, beliau
bersabda, “Bertaqwalah kepada Tuhanmu (Allah), tegakkan
shalat lima waktumu, berpuasalah di bulanmu (ramadan),
tunaikanlah zakat harta-hartamu, dan taatilah para
pemimpinmu, niscaya kalian semua akan masuk ke dalam
surga Tuhanmu.” HR. Tirmidzi

Demikian khutbah ini disampaikan semoga


Allah selalu memberika petunjuk kepada kita dan
memberikan kemudian dalam segala urusan. Amin.

58 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫َأُقْو ُل َقْو يِل َه َذ ا َو اْس َتْغِف اَهلل يِل َو َلُك ْم َو ِل اِئِر‬
‫َس‬ ‫ُر‬
‫ا ْس ِلِم َنْي ِإَّنُه ُه َو الَس ِم ْيُع الَعِلْيم‬
‫ُمل‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫ِل اِهلل‬ ‫ِلّٰل ِه‬


‫اَحْلْم ُد ‪َ ،‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعَلى َر ُس ْو‬
‫ِبِه‬ ‫ِّيدَِنا َّم ِد ِن ِد اِهلل‪َ ،‬لى آِل ِه‬
‫َو َص ْح َو َمْن‬ ‫َو َع‬ ‫َس َحُم ْب َعْب‬
‫َتِبَعُه َو َمْن َو ااَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه اَل َنَّيِب‬
‫َبْع َد ُه‪.‬‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَيا ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّتُق ْو ا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل ُمَتْو ُتَّن‬
‫ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 59‬‬


‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫َألّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ِب ِت‬ ‫ِبِه ِع‬
‫َو َص ْح َأَمْج َنْي ‪َ ،‬و َعَلْيَن ا َم َعُهْـ م َر َمْح َك َي آ َاْر َح ـَم‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬
‫الّٰل َّم اْغ ِف ِلْل ِلِم ْا ِل اِت ‪ ،‬اْل ْؤ ِمِن‬
‫ْر ُمْس َنْي َو ُملْس َم َو ُم َنْي‬ ‫ُه‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫ِج‬
‫َّبَن ا َه ْب َلَن ا ِم ْن َأْز ا َن ا ُذِّر َّياِتَن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫َو اْجَعْلَنا ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬

‫‪60 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف اِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا اَل ُت ِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َلنَـ ا ْن‬
‫َلُد ْنَك َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬
‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـ ا ِم ْن َأْم ِر نَـ ا‬
‫َر َش ـًد ا‪.‬‬
‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي ‪،‬‬
‫َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 61‬‬


‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع‬
‫َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫‪62 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫‪Zakat & Pemberdayaan Ekonomi Umat‬‬

‫‪Oleh : Moh. Miftahul Arief, M.Pd.‬‬

‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫ِإّن اَحْلْم َد ِلَّل ِه ْحَنَم ُد ُه َو َنْس َتِعْيُنُه َو َنْس َتْغِف ُر ُه َو َنُع ْو ُذ‬
‫ِدِه‬ ‫ا‬ ‫اِت َأ اِل‬ ‫ا‬ ‫ِباِهلل ِم ُش ِر َأ ُفِس‬
‫َم َمْن َيْه‬ ‫َن‬ ‫ْع‬ ‫َئ‬‫َو َس ّي‬ ‫َن‬ ‫ْن ُر ْو ْن‬
‫اُهلل َفَال ُمِض ّل َلُه َو َمْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِد َي َلُه‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 63‬‬


‫َأْش َه ُد َأْن َال ِإل َه ِإّال اُهلل َو َأْش َه ُد َأّن َحُمّم ًد ا َعْب ُد ُه‬
‫ّل لى ٍد لى آِل ِه‬
‫َو َرُس ْو ُله‪َ .‬اللُه ّم َص ّل َو َس ْم َع َحُمّم َو َع‬
‫َو َأْص َح اِبِه َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الّد ْين‬
‫َأَّم ا ُد ‪ ،‬ا َأُّي ا ا اِض َن ُك ا ‪ُ ،‬ا ِص‬
‫َبْع َفَي َه َحْل ُر ْو َر َمِح ُم ُهلل ْو ْيِن‬
‫ْي‬
‫َنْف ِس ْى َو ِإَّياُك ْم ِبَتْق َو ى اِهلل‪َ،‬فَق ْد َف اَز اْلُم َّتُق ْو َن ‪َ .‬ق اَل‬
‫َق اِت ِه‬
‫اُهلل َتَع اىَل َياَأّيَه ا اّل َذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُق وا اَهلل َح ّق ُت‬
‫َو َال ُمَتْو ُتّن ِإّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪َ.‬ياَأّيَه ا اّل ِذ ْيَن آَم ُنْو ا‬
‫َأ‬ ‫ُل ا ًال ِد ًد ا ِل‬
‫اّتُق وا اَهلل َو ُقْو ْو َقْو َس ْي ُيْص ْح ْم َم ْم‬
‫َلُك‬ ‫ا‬ ‫ْع‬ ‫َلُك‬
‫ِط‬ ‫ِف‬
‫َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُنْو َبُك ْم َو َمْن ُي ِع اَهلل َو َرُس ْو َلُه َفَق ْد َف اَز‬
‫َفْو ًز ا َعِظ ْيًم ا‪.‬‬
‫‪Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.‬‬
‫‪Marilah kita bersyukur kepada Allah Rabbul‬‬
‫‪‘Alamin, yang Alhamdulillah hingga hari ini, masih‬‬
‫‪64 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
berkenan membuka hati kita untuk tetap dan
senantiasa menerima Iman dan Islam sebagai pedoman
hidup kita. Mengingat sabda Rasulullah, bahwa
terdapat manusia yang paginya beriman, namun sore-
nya iman itu lepas dari dirinya hingga ia berakhir
dalam keadaan kafir. Karena itu kaum muslimin,
kesyukuran tersebesar di dalam kehidupan kita ini
adalah Allah memilih kita menjadi orang yang berhak
mendapatkan hidayah keimanan tersebut.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita doakan
kepada junjungan agung Nabi Muhammad saw,
beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh manusia
yang tetap senantiasa istiqomah di jalan Islam, yaitu
jalan perjuangan yang telah diperjuangkan Beliau.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.


Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas
iman dan taqwa kepada Allah swt, dengan cara
melaksanakan ibadah yang didasari hati yang khusyu’,
tawadhu’, tulus dan ikhlas hanya mengharap ridha
Allah semata. Mudah-mudahan seluruh amal ibadah
kita senantiasa diterima di sisi Allah subhanahu
wataala.
Dan juga, marilah kita senantiasa berhati-hati
dalam beramal, jangan sampai terjerumus, terjerembab
dan terperosok ke dalam perbuatan dosa dan
kemaksiatan kepada Allah subhanahu wataala.
Dimana perbuatan dosa dan kemaksiatan itu akan
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 65 |
mengantarkan pelakunya menuju kehinaan dunia dan
akhirat.
Kita berlindung kepada Allah, semoga kita
terhindar dari adzab Allah yang pedih baik di dunia
maupun di akhirat. Akhirnya, kita berharap kepada
Allah subhanahu wataala, agar kita termasuk bagian
dari hamba-Nya yang terbaik, yaitu hamba yang paling
bertaqwa. Allah subhanahu wataala menegaskan:

‫ُك‬ ‫ٰن‬ ‫ْل‬ ‫ٰثى‬ ‫ُا‬ ‫َّو‬ ‫ٍر‬ ‫َك‬‫َذ‬ ‫ِّم‬ ‫ُك‬ ‫ٰن‬ ‫ْق‬‫َل‬ ‫ا‬‫َّن‬‫ٰٓيَاُّي ا الَّنا ِا‬
‫ْن َو َجَع ْم‬ ‫َه ُس َخ ْم ْن‬
‫ُش ا َّو ۤإِى ِل ا اۚ ِاَّن َاْك ُك ِعْن َد الّٰل ِه‬
‫َر َم ْم‬ ‫ُعْو ًب َقَب َل َتَع َر ُفْو‬
‫َاْتٰق ىُك ۗ ِاَّن الّٰل َه َعِلْي َخ ْيِب‬
‫ٌم ٌر‬ ‫ْم‬
“Sesungguhnya hamba yang paling mulia di antara kalian
di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.” (QS.al-
Hujurat: 13)

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah Swt.


Allah subhanahu wataala telah mewajibkan
zakat atas kaum muslimin yang memiliki kekayaan
harta dan memenuhi syarat-syarat tertentu dalam
pandangan syara’. Di antara syarat itu adalah, muslim
yang memiliki harta mencapai nishab (batas minimal)
dan haul (masa satu tahun). Zakat bukanlah sekadar

66 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


kebajikan, akan tetapi merupakan salah satu dari
rukun Islam yang lima. Dalam hal ini, zakat menjadi
salah satu barometer ke-Islaman seseorang.
Dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 82 kali ayat-
ayat yang menjelaskan tentang zakat yang selalu
dikaitkan dengan perintah shalat. Itu artinya zakat
mempunyai posisi yang sejajar dengan shalat. Jika
seseorang telah melakukan shalat lima kali sehari
semalam, berarti ia juga harus mengeluarkan zakat
sesuai dengan yang diperintahkan. Allah subhanahu
wataala berfirman:
‫ِكِع‬ ‫ِق‬
‫َو َا ْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰاُتوا الَّزٰك وَة َو اْر َك ُعْو ا َمَع الَّر ا َنْي‬
“Kalian dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, serta
ruku’lah bersama dengan orang-orang yang ruku’. ” (QS.
al-Baqarah: 43)

Inilah salah satu ayat yang menjadi dasar


ketegasan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu
dalam menegakkan perintah zakat. Pada masa
kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang-orang
yang menolak perintah untuk menunaikan zakat
diperangi karena dianggap sebagai tindakan yang
mendurhakai agama bahkan bisa menyebabkan
pelakunya keluar dari Islam, karena hal itu
menunjukkan bahwa ia telah mengingkari salah satu
dari syariat Islam.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 67 |


Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.
Zakat merupakan ibadah yang memiliki dua
dimensi, yaitu hablum minallah (ibadah ritual) dan
hablum minannaas (ibadah sosial). Zakat dikatakan
ibadah ritual, karena dalam pelaksanaannya
menghendaki adanya pemurnian niat (lillahi ta’ala) dan
pembenaran cara (ittiba’ur Rasul).
Dengan dua syarat inilah, niscaya zakat yang
kita tunaikan akan diterima di sisi Allah subhanahu
wataala. Tanpa niat yang ikhlas dan cara yang benar,
maka zakat yang kita tunaikan akan sia-sia tanpa
makna di mata Allah swt. Dengan demikian, ibadah
zakat akan mampu memperkuat tali hubungan antara
seorang hamba dengan Allah subhanahu wataala
(hablum minallah).
Zakat dikatakan sebagai ibadah sosial karena
ada unsur kepedulian sosial yang sangat kental dalam
pelaksaaannya. Orang yang mengeluarkan zakat
berarti ia juga ikut memperhatikan kehidupan sosial,
membantu kaum yang lemah dan sekaligus ikut
menanggulangi persoalan-persoalan kemiskinan yang
kita hadapi dewasa ini.
Oleh karena itu zakat tidak saja bertujuan untuk
membersihkan jiwa dan harta, akan tetapi juga dapat
membantu mengentaskan kemiskinan dan
memperkuat ketahanan ekonomi ummat.
68 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Dengan demikian, ibadah zakat akan mampu
memperkuat tali hubungan baik antara seseorang
dengan orang lainnya (hablum minannaas). Maka, orang
yang senantiasa menunaikan zakat berarti telah
menebarkan kemanfaatan kepada sesama. Inilah ciri
manusia yang terbaik di mata Allah (hablum
minannaas). Rasulullah shallallahu alahi wasallam
bersabda:

‫ قال‬: ‫عن جابر بن عبد اهلل رض ي اهلل عنه قال‬


‫رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم خري الناس أنفعهم‬
)‫للناس) رواه الطرباين‬
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya.”(HR. Tabrani).

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.


Sebagai contoh, pada masa pemerintahan
khulafaur rasyidin, pengelolaan zakat sukses
dilakukan dan dapat berdiri tegak sebagai instrumen
sosial utama dalam pemerataan kesejahteraan dan
pemberdayaan ummat. Pada masa Abu Bakar
radhiyallahu anhu zakat dikelola oleh sebuah lembaga
pengurus zakat atau yang sering disebut ‘amil zakat.
Lembaga ini dibentuk oleh Abu Bakar Ash-
Shiddiq radhiyallahu anhu untuk mengumpulkan dan
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 69 |
mendistribusikan zakat ke seluruh penjuru negeri
Arab. Pada masa ini, pengelolaan zakat mengalami
kemajuan sangat pesat baik dari segi manajemennya
maupun perluasan fungsinya. Kemudian manajemen
pengelolaan zakat ini diteruskan dan diperbaiki hingga
masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
anhu dan kepemimpinan Islam setelahnya.
Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul ‘Aziz,
zakat telah dikelola dengan cara profesional dan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan berdasarkan ajaran Islam. Lembaga
zakat pada masa itu telah mampu mengelola zakat
untuk pemberdayaan umat, pemantik kemandirian
ekonomi dan penopang kemampuan usaha produktif.
Sehingga pada masa itu tidak lagi dijumpai masyarakat
yang hidup di bawah garis kemiskinan. Masyarakat
secara merata dapat merasakan kemakmuran, keadilan
dan kesejahteraan.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.


Sejarah telah mencatat dengan tinta emasnya,
bahwa zakat mampu berperan signifikan dalam
pemberdayaan ummat. Tidak ada alasan lagi kita
mengabaikan perintah zakat ini, jika kita
menginginkan masa depan bangsa yang lebih baik.
Oleh karena itu, marilah kita menunaikan zakat
dengan tepat, niscaya umat akan kuat, “Zakat Tepat
Umat Kuat”.
70 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Zakat dikatakan tepat jika memenuhi rambu-rambu
pemahaman sebagai berikut:
Pertama, zakat adalah ibadah. Artinya, setiap
muslim merdeka yang memiliki harta mencapai nishab
dan haul harus menunaikan zakat dengan niat yang
ikhlas hanya mengharap ridha Allah subhanahu
wataala, dan cara yang benar sesuai tuntunan
Rasulullah shallallahu alahi wasallam. Sehingga zakat
akan memberikan dampak (atsar) bagi kemaslahatan
individu dan ummat.
Kedua, zakat adalah tazkiyah. Artinya, zakat
merupakan sarana untuk pembersihan dan penyucian
jiwa dari segala sifat kikir, pelit dan bakhil. Juga sarana
pembersihan dan penyucian harta dari segala syubhat
dan keharaman. Allah subhanahu wataala berfirman:
‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَت َك ْۗم الّٰل ِمَس ِل‬
‫َص َك َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع َع ٌم‬
‫ْي‬ ‫َع ْي‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui”. …” (QS. at-Taubah: 103)

Ketiga, zakat adalah barakah. Artinya, zakat


yang dilakukan dengan tepat akan mendatangkan
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 71 |
barakah, yaitu kebaikan-kebaikan yang banyak
(ziyadutul khoir), baik kebaikan untuk diri, orang lain
dan lingkungan. Kebaikan diri berupa terbebasnya jiwa
dari sifat kikir, kebaikan bagi orang lain dan
lingkungan berupan kesejahteraan dan keamanan.
Keempat, zakat adalah maslahah. Artinya, zakat
yang dikelola dengan tepat akan menimbulkan
kemaslahatan yang banyak bagi umat. Oleh karena itu,
zakat harus dikelola dengan menejemen yang
profesional dalam aspek perencanaan, pelaksanaan,
dan pengoordinasian dalam hal pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan zakat.
Zakat harus diarahkan untuk pemenuhan
kebutuhan produktif, bukan sekedar pemenuhan
kebutuhan konsumtif. Program-program
pendayagunaan zakat yang inovatif harus terus
dikembangkan.
Sebagai contoh, program zakat produktif
pembinaan mental spiritual, program zakat produktif
penguatan pendidikan, program zakat produktif
pemberdayaan ekonomi ummat, dan program zakat
produktif pemeliharaan kesehatan jiwa raga. Dengan
program-program tersebut, diharapkan zakat benar-
benar bermanfaat dan tepat sasaran.
Kelima, zakat adalah ukhuwwah. Artinya, zakat
yang tepat akan menumbuhkan ukhuwwah yang
kokoh di antara sesama umat Islam (al-Ukhuwwah al-

72 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Islamiyah) dan sesama umat manusia (al-Ukhuwah al-
Insaniyyah).

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.


Dengan zakat, umat Islam yang satu membantu
umat Islam yang lain, orang mampu membantu orang
yang lemah, sehingga yang lemah dapat hidup dengan
layak. Menurut al-Qur’an, orang yang tidak
menyantuni kaum yang lemah (dhu’afa) dianggap
sebagai pendusta agama dan hari pembalasan
(yukadzdzibu biddiin).
Oleh karena itulah jika kesadaran berzakat
sudah tumbuh dari setiap jiwa kaum muslimin, maka
banyak persoalan yang dapat kita tanggulangi, baik
persoalan kemiskinan, kebodohan, kesenjangan sosial
dan lain sebagainya.

، ‫ِم‬ ‫َلُك يِف اْلُق آِن اْل ِظ‬


‫َع‬
‫َو ْيِن‬ ‫َف‬‫َن‬ ‫ْي‬ ‫ْر َع‬ ‫َب اَر َك اُهلل ْيِل َو ْم‬
‫ َو َتَق َب َّل‬، ‫َو ِإَّي اُك ْم َمِبا ِفْي ِه ِم َن ْاآلَي اِت َو ال ِّذ ْك ِر اَحْلِكْيِم‬
‫ ِإَّن الَّس ِم اْل ِل‬، ‫ا ِم ِم ْنُك ِتَال َت‬
‫ْيُع َع ُم‬
‫ْي‬ ‫ُهلل ْيِّن َو ْم َو ُه ُه ُه َو‬

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 73 |


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اَحْلْم ُد ِلَّل ِه اَّل ِذ ي َأْر َس َل َرُس وَلُه ِباُهْلَد ى َو ِد يِن اَحْلِّق‬


‫ِلُيْظِه َر ُه َعَلى ال ِّديِن ُك ِّل ِه َو َل ْو َك ِر َه اْلُم ْش ِر ُك وَن‬
‫َأْش َه ُد أْن ال إَل َه إال اُهلل َو ْح َد ُه ال َش ِر يَك َل ُه‪،‬‬
‫ِع‬
‫وأشهُد أَّن َحُمَّم ًد ا عْب ُد ه وَرُس وُله‪َ .‬أَّم ا َبْع ُد ‪َ.‬فَي ا َب اَد‬
‫اِهلل‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى اِهلل َفَق اَل اُهلل َتَع اىَل ‪:‬‬
‫َياَأُّيهَا اَّل ِذ ْيَن َءاَم ُن وا اَّتُق وا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو َال ُمَتْو ُتَّن‬
‫ِإَّال َو َأنُتْم ُّم ْس ِلُمْو َن ‪.‬‬

‫َالَّلُه َّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد ‪َ ,‬و َعَلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫َحُمَّم ٍد َو َر ِض َي اُهلل َعْن ُه َعْن ُك ِّل َص َح اَبة َرُس ْو ِل اهلل‬
‫َاَمْجِعني‪ ,‬آِم نْي َالَّلُه َّم اْغ ِف ْر ِلْلُمْس ِلِم َنْي َو اْلُمْس ِلَم اِت ‪،‬‬
‫‪74 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫َو اْلُم ْؤ ِمِنَنْي َو اْلُم ْؤ ِم َن اِت ْاَألْح َي اِء ِم ْنُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪،‬‬
‫ِإَّن َك ِمَس ْيٌع َق ِر ْيٌب ِجُم ْيُب ال َّد َعَو ات‪ُ .‬س ْبَح اَن َر ِّب َك‬
‫ِل‬ ‫ِص‬ ‫ِع‬
‫َر ِّب اْل َّز ِة َعَّم ا َي ُفْو َن ‪َ ،‬و َس َالٌم َعَلى اْلُمْر َس َنْي‬
‫َو اَحْلْم ُد ِلَّلِه َر ِّب اْلَعاَلِم َنْي ‪.‬‬

‫ِعَباَداهلل‪ِ ,‬اَّن اَهلل َي ْأُمُر ُك ْم َباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن ‪,‬‬


‫َو ِاْيَت اِئ ِذ ي اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر‬
‫ِع‬
‫َو اْلَبْغِي َي ُض ُك ْم َلَعَّلُك ْم َت َذ َّك ُر ْو َن ‪َ .‬ف اْذُك ُر وا اَهلل‬
‫َتِج َلُك َلِذ ْك اِهلل‬ ‫ْد‬ ‫ا‬ ‫‪,‬‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫اْل ِظ‬
‫ْم َو ُر‬ ‫ْب‬ ‫ْس‬‫َي‬ ‫ُه‬ ‫ْو‬‫ُع‬ ‫َع َم ْر ْم َو‬‫َي‬ ‫ْي‬
‫َاْك َبُر ‪َ .‬اَقْيِم الَّصاَل ة‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 75‬‬


76 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Harta dan Kewajiban Berzakat
Oleh: Drs. H. Arifin, M.S.I.

Khotbah Pertama

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 77 |


‫َا ُد ِهلل‪ ،‬الَّصاَل ُة الَّس اَل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد‬
‫َو ُم َع َس َحُم‬ ‫َو‬ ‫َحْلْم‬
‫ِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ِل ِهلل‬
‫‪َ،‬رُسْو ا ‪َ ،‬و َعَلى آ َو َصْح ِب َو َمْن َو ااَل ُه‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل اُهلل‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا‬
‫‪َ.‬عْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه‬
‫َالَّل َّم ِّل ِّل اِر ْك َلى َنِبِّيَنا َّم ٍد َلى َأِلِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َو َب َع‬
‫َو َأْص َح اِبِه َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الِّد ْيِن ‪َ .‬أَّم ا‬
‫‪َ.‬بْع ُد‬
‫َفِإيِّن ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ِبَتْق ى اِهلل اْلَق اِئِل يف ْحُمَك ِم‬
‫ْي َو‬
‫‪ِ:‬كَتاِبِه‬
‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك يِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫الَّل ِمَس ي ِل‬ ‫ِه ِإ‬
‫‪َ .‬عَلْي ْم َّن َص الَتَك َس َك ٌن ُهَلْم َو ُه ٌع َع ٌم‬
‫ي‬
‫‪Jama’ah Ṣalat Jum’at Yarhamukumullah.‬‬
‫‪Mari kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan‬‬
‫‪kepada Allah SWT., serta konsisten dalam menegakkan‬‬

‫‪78 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


rukun-rukun Islam yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT. melalui Rasul-Nya.

Telah kita ketahui bersama bahwa zakat adalah


termasuk rukun Islam. Hal ini ditegaskan oleh Nabi
kita Muhammad Saw. :

‫عن أيب عبد ال رمحن عبد اهلل بن عمر بن‬


‫ مسعت رسول اهلل‬: ‫اخلطاب رض ي اهلل عنهما قال‬
‫ ( ُبَيِن اِإل ْس الُم على‬: ‫صلى اهلل عليه وسلم يقول‬
‫ وأَّن َحُمَّم دًا َرُس وُل‬،‫ َش هاَدِة َأْن اَل ِإل َه ِإَّال اُهلل‬: ‫ْمَخٍس‬
‫ِم‬ ، ‫ِّج‬ ‫ا‬ ، ‫ إ اِء الَّز ك اِة‬،‫ إَق اِم الَّص الِة‬،‫اِهلل‬
‫َو َحل َو َص ْو‬ ‫َو ْيَت‬ ‫َو‬
(‫َر َم َض اَن ) رواه البخاري ومسلم‬

“Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak


ada Rabb yang haq selain Allâh dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi siapa yang
mampu” [HR. Al Bukhori dan Muslim]

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 79 |


Menurut Syekh Muhyiddin an-Nawawi, dalam
kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, bahwa:
Kewajiban zakat adalah ajaran agama Allah yang
diketahui secara jelas dan pasti. Karena itu, siapa yang
mengingkari kewajiban ini, sesungguhnya ia telah
mendustakan Allah dan Rasulullah-Nya, sehingga ia
dihukumi kufur.”

Allah SWT. berfirman:

‫ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِهِلْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك يِه ْم َهِبا‬


“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
tersebut engkau membersihkan dan mensucikan mereka”
(QS. At-Taubah: 103)
Dalam ayat lain disebutkan:
‫ِكِع‬ ‫ِق‬
‫َو َأ يُم وا الَّصاَل َة َو آُتوا الَّز َك اَة َو اْر َك ُعوا َمَع الَّر ا َني‬
“Dirikanlah ṣalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama
dengan orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Dari ayat-ayat tersebut terbentuklah ijma’


ulama’ bahwa zakat hukumnya wajib bagi yang
mampu.

Jama’ah Ṣalat Jum’at rahimakumullah.

80 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Secara subtansial zakat termasuk kategori
kewajiban yang murakkab dalam arti mempunyai dua
tinjauan, yaitu; tinjauan ta’abbudi (penghambaan diri
kepada Allah) dan tinjauan sosial. Tidak seperti
pelemparan jumrah dalam ritual haji yang tinjauannya
hanya ta’abbudi, tidak pula seperti melunasi hutang
yang tinjauannya berkisar sisi sosial saja.
Tinjauan ta’abbudi zakat menjadi salah satu
rukun islam yang sejajar dengan ṣalat, puasa, dan haji.
Tinjauan sosial zakat terlihat pada objek
utamanya, yaitu pemenuhan kebutuhan hidup
mustahiqqin (para penerima zakat) yang mayoritas
masyarakat ekonomi kelas bawah, dan peningkatan
taraf hidup mereka, supaya terentaskan dari
kemiskinan.
Sebelum membayar zakat, seseorang sebaiknya
berusaha memiliki pengetahuan yang cukup tentang
zakat, agar bisa melaksanakannya sesuai prosedur
syariat; mulai dari klasifikasi aset wajib zakat dari aset
lainnya, kalkulasi aset yang wajib dikeluarkan, hingga
distribusi ke tangan mustahiqqin. Semua harus
dilakukan secara cermat dan tepat.

Menyepelekan hal ini sebenarnya tidak


berdampak negatif dipandang dari sisi tinjauan sosial
zakat, selama zakat sampai kepada mereka yang
berhak. Namun, mengingat zakat juga mempunyai sisi
ta’abbudi, maka hal ini akan menjadi penyebab zakat
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 81 |
yang dikeluarkan tidak sah apabila cara
melaksanakannya tidak sesuai dengan syariat
(Sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Hamid al-
Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin, Indonesia, Dar al-
Kutub al-‘Arabiyah, cetakan kedua, 2005, jilid I,
halaman: 213).

Adapun jenis dan harta yang wajib dizakati


adalah Zakat Fitrah dan Zakat Mal, meliputi; emas,
perak, perniagaan, pertanian, rikaz (temuan), hadiah,
profesi (pendapatan), simpanan, investasi, hewan
ternak ( seperti; sapi, kerbau, kuda, kambing, domba,
unggas (ayam, bebek, burung), perikanan, dan unta).
Semua wajib dizakati setelah mencapai satu niṣab.

Demikian yang dapat khatib sampaikan, kiranya


dapat disimpulkan bahwa: Zakat hukumnya wajib bagi
yang mampu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah
mahẓah (seperti ṣalat, puasa, dan haji). Tinjauan sosial,
zakat terlihat pada objek utamanya, yaitu pemenuhan
kebutuhan hidup mustahiqqin (para penerima zakat)
yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-
Quran, Sunnah, dan Ijmak. Bagi yang mampu dan
tidak mengamalkannya dihukumi kufur. Semoga kita
dapat mengamalkannya.

82 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫َأ‬ ‫‪.‬‬ ‫ِم ِع اْل ْؤ ِمِن‬
‫ُل‬
‫ُقْو َقْو ْيِل‬ ‫َنْي‬ ‫َب اَر َك اهلل َلَن ا َو َلُك ْم َو َجِل ْي ُم‬
‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫َّن‬‫ٰه َذ ا َأْس ْغِف اَهلل َلُك ‪َ ،‬فاْس ْغِف ُه‪ِ ،‬إ‬
‫َو‬ ‫َت ُر ْو‬ ‫َو َت ُر ْيِل َو ْم‬
‫اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 83‬‬


‫‪Khotbah Kedua‬‬
‫ن‬ ‫َا ُد ِهلل َك َف ى‪ُ ،‬أ ِّل ُأ ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ِد‬
‫َو َص ْي َو َس ُم َع َس َحُم‬ ‫َو‬ ‫َحْلْم‬
‫اْلُم ْص َطَف ى‪َ ،‬و َعَلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َفاء‪،‬‬
‫َأَّم ا َبْع ُد َفَيا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى‬
‫اِهلل اْلَعِلِّي اْلَعِظ ْيِم َو اْع َلُم ْو ا َأَّن اَهلل َأَم َر ُك ْم ِب َأْم ٍر َعِظ ْيٍم ‪،‬‬
‫َأَم َر ُك ْم ِبالَّصاَل ِة َو الَّس اَل ِم َعَلى َنِبِّيِه اْلَك ِرِمْي ‪.‬‬
‫َفَق اَل ‪ِ :‬إَّن الَّل َه َو َم اَل ِئَك َت ُه ُيَص ُّلوَن َعَلى الَّنِّيِب ‪َ ،‬ي ا َأُّيَه ا‬
‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َعَلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‪.‬‬
‫َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى آِل ِّيِد َنا َّم ٍد‬ ‫ّٰل‬
‫َس َحُم‬ ‫َال ُه َّم َص ِّل َع َس َحُم َو َع‬
‫َك َم ا َص َّلْيَت َعَلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه ْيَم َو َعَلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫ِإْبَر اِه ْيَم َو َب اِر ْك َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد َو َعَلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫َحُمَّم ٍد َك ا ا ْك َعَلى ِّيِد َنا ِإ اِه َعَلى آِل‬
‫ْبَر ْيَم َو‬ ‫َس‬ ‫َم َب َر َت‬
‫َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه ْيَم ‪ْ ،‬يِف اْلَع اَلِم َنْي ِإَّن َك ِمَح ْي ٌد ِجَم ْي ٌد ‪َ .‬الّٰل ُه َّم‬
‫‪84 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫اْغ ِف ِلْل ِلِم اْل ِل اِت واْل ِمِن اْل ِم َن اِت‬
‫ُم ْؤ َنْي َو ُم ْؤ‬ ‫ْر ُمْس َنْي َو ُمْس َم‬
‫اَأْلْح َياِء ِم ْنُه ْم َو اَأْلْم َو اِت ‪،‬‬
‫اللهم اْد َف ْع َعَّن ا اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَف ْح َش اَء‬
‫َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغَي َو الُّس ُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَف َة َو الَّش َد اِئَد‬
‫َو اْلِم َح َن ‪َ ،‬م ا َظَه َر ِم ْنَه ا َو َم ا َبَطَن ‪ِ ،‬م ْن َبَل ِد َنا َه َذ ا‬
‫ِل‬
‫َخ اَّص ًة َو ِم ْن ُبْل َد اِن اْلُمْس ِم َنْي َعاَّم ًة‪ِ ،‬إَّن َك َعَلى ُك ِّل‬
‫َش ٍء َق ِد ْي ‪َّ .‬بَن ا آِتنَا ىِف الُّد ْنَيا َح َنًة ىِف ْاآلِخ ِة‬
‫َر‬ ‫َس َو‬ ‫ٌر َر‬ ‫ْي‬
‫َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَب اَد اِهلل‪ ،‬إَّن اَهلل َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَت اِء ِذ ي‬
‫ُك‬ ‫ُظ‬‫اْلُق و ى ِن الَف َش اِء اْل ْنَك ِر ال ْغِي ‪ِ ،‬ع‬
‫ْر ىَب َيْنَه َع ْح َو ُم َو َب َي ْم‬
‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫َل َّلُك َت َذ َّك َن ‪َ .‬ف اذُك وا ا اْل ِظ‬
‫ُر َهلل َع َم َي ْر ْم‬‫ْي‬ ‫ُر ْو‬ ‫َع ْم‬
‫َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 85‬‬


‫‪Hikmah Sosial Dibalik Perintah Zakat‬‬
‫‪Oleh: Muhammad Nurkhanif, M.S.I‬‬

‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫اَحلْم ُد ِللِه اَّل ِذ ْي َجَع َل اَألْم َو اَل َعْو ًن ا للُم ْؤ ِم ن على‬


‫الّز ك اة لى ِع اِدِه‬ ‫ِد ِن‬
‫َع َب‬ ‫أموِر ْي ه َو ُدْنَي اه‪ ، ،‬وَفَر َض‬
‫اْبِتاَل ًء واْم ِتَح اًن ا‪َ ،‬و ُلْطًف ا ِب ا ؤِمِننْي واْم ِتَناًن ا‪ ،‬أَمْحُد ه‬
‫ُمل‬
‫سبحانه على ِنَعِمِه‪،‬‬
‫‪86 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن َال ِاَلَه ِاَّال اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪َ ،‬ش َه اَدَة‬
‫َمْن ُه َو َخ ْيٌر َّم َق اًم ا َو َأْح َس ُن َنِد ًّيا‪َ،‬و َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا‬
‫َّمَحًد ا َعْب ُد ُه َو َرُس ْو ُلُه اْلُم َّتِص ُف ِباْلَم َك اِر ِم ِكَب اًر ا‬
‫َو َص ِبًّيا‪،‬‬

‫َالَّلُه َّم َفَص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد َك اَن َص اِد َق‬
‫ِبِه َّلِذ‬ ‫ِلِه‬ ‫ِب‬ ‫ِد‬
‫اْلَو ْع َو َك اَن َرُس ْو ًال َن ًّي ا‪َ ،‬و َعَلى آ َو َصْح ا ْيَن‬
‫ْحُيِس ُنْو َن ِإْس َالَمُه ْم َو ْمَل َيْف َعُلْو ا َش ْيًئا َفِر ًّيا‪،،‬‬
‫َأَّم ا ُد ‪ ،‬ا َأُّي ا ا اِض َن ُك ا ‪ُ ،‬ا ِص‬
‫َبْع َفَي َه َحْل ُر ْو َر َمِح ُم ُهلل ْو ْيْيِن‬
‫َنْف ِس ْى َو ِإَّياُك ْم ِبَتْق َو ى اِهلل‪َ ،‬فَق ْد َفاَز اْلُم َّتُق ْو َن ‪َ .‬قاَل‬
‫ا اىَل ‪ِ :‬ب ِم اِهلل ال َّر ِن ال َّر ِح ِم ‪ ،‬ا َاُّي ا اَّلِذ‬
‫ْي َي َه ْيَن‬ ‫َمْح‬ ‫ْس‬ ‫ُهلل َتَع‬
‫ُت‬
‫ْن‬ ‫َا‬ ‫َّال‬‫آ ا اَّتُق ا اَهلل َّق َق اِت ِه َال ُمَت ُتَّن ِإ‬
‫َو ْم‬ ‫َو ْو‬ ‫ْو َح ُت‬ ‫َم ُنْو‬
‫ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 87‬‬


Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib
senantiasa selalu mengingatkan kepada para jama’ah
dan juga kepada khatib sendiri untuk senantiasa
menjaga dan mensingkatkan kualitas iman dan takwa
kita kepada Allah Swt. Tentu dengan cara menjalankan
segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-
Nya. Dengan harapan kita semua akan dijadikan oleh
Allah sebagai hamba-Nya yang menang dan beruntung.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah


Begitu besar dan tak terhitung karunia Allah
yang dilimpahkan kepada makhluk luar biasa besar.
Meski sering tak disadari, anugerah itu meliputi segala
aspek kehidupan, mulai dari yang fisik sampai nonfisik,
mulai dari harta benda hingga kenikmatan yang tak
kasat mata seperti kewarasan akal sehat, kesehatan,
hingga iman seseorang. Tentang karunia berupa
kekayaan, Allah melalui ajaran Islam mengajarkan
manusia untuk tidak hanya menerima tapi juga
memberi, tak hanya memperoleh tapi juga
membagikannya. Di sinilah anjuran berzakat, berinfak,
dan bersedekah menjadi relevan dalam agama.

Zakat merupakan salah satu sendi pokok ajaran


Islam. Bahkan Al-Quran menjadikan zakat dan shalat

88 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


sebagai lambang dari keseluruhan ajaran Islam. Allah
Swt berfirman dalam surat At-Taubah ayat 11:

َ‫َفِاۡن َتاُبۡو ا َو َاَقاُموا الَّص ٰل وۃَ َو ٰاَتُو ا الَّزٰک وۃ‬


‫َفِاۡخ اُنُک ۡم ِفی الِّد ۡی ِن ؕ َف ِّص اۡل ٰاٰیِت ِلَق ۡو ٍم‬
‫َو ُن ُل‬ ‫َو‬
‫َّیۡع َل ۡو ِن‬
‫ُم‬
“Apabila mereka, kaum musyrik, bertobat, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, maka mereka adalah saudara-saudara
seagama”

‫ قال رسول اهلل َّلى ا َل ِه‬:‫عنعمر بن اخلطاب‬


‫َص ُهلل َع ْي‬
‫ ا َل اٌل ٍّر اَل ٍر ِإَّال َمِبْنِع الَّز َك اِة‬: ‫َّل‬
‫َو َس َم َم َه َك َم ْيِف َب َو ْحَب‬
“Diriwayatkan dari Umar bin Khattab R.A. bhawa Nabi saw.
bersabda, “Tidaklah ada harta yang hancur di dalam daratan
maupun lautan kecuali disebabkan dengan tidak membayar
zakat.”

Seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat untuk


berzakat dituntut untuk menunaikannya, bukan semata-
mata atas dasar kemurahan hatinya, tetapi kalau terpaksa
“dengan tekanan penguasa”. Oleh karena itu, agama
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 89 |
menetapkan petugas-petugas khusus yang mengelolanya, di
samping menetapkan sanksi-sanksi duniawi dan ukhrawi
terhadap mereka yang enggan. “Mengapa demikian?”
Untuk menjawab pertanyaan ini.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah


Paling tidak ada tiga jawaban yang dapat
dikemukakan dalam uraian ini untu menggambarkan
landasan filosofis sosiologis kewajiban zakat.

Pertama; Istikhlaf (Penugasan sebagai Khalifah


di Bumi) Allah SWT adalah pemilik seluruh alam raya
dan segala isinya, termasuk pemilik harta benda.
Seseorang yang beruntung memperolehnya pada
hakikatnya hanya menerima titipan sebagai amanat
untuk disalurkan dan dibelanjakan sesuai dengan
kehendak pemiliknya (Allah SWT).

Manusia yang dititipi itu berkewajiban memenuhi


ketetapan-ketetapan yang digariskan oleh Sang Pemilik,
baik dalam pengembangan harta maupun dalam
penggunaannya.

Zakat merupakan salah satu ketetapan Tuhan menyangkut


harta, bahkan shadaqah dan infaq pun demikian. Karena
Allah SWT menjadikan harta benda sebagai sarana
kehidupan untuk umat manusia seluruhnya, maka ia harus

90 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


diarahkan guna kepentingan bersama. Allah Swt berfirman
dalam surat Al Hadid ayat 7:

‫ِف‬ ‫ِلِه ِف‬ ‫ِه‬ ‫ِم‬


‫َآ ُنوا ِبالَّل َو َرُس و َو َأْن ُقوا َّمِما َجَعَلُك ْم ُمْس َتْخ َل َني‬
‫ِفيِه َفاَّلِذ ي َآَم ُنوا ِم ْنُك َأْنَفُقوا ُهَل َأْج َك ِب‬
‫ْم ٌر ٌري‬ ‫ْم َو‬ ‫َن‬
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu
menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu
dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala
yang besar.”

Kedua; Solidaritas Sosial. Manusia adalah


makhluk sosial. Kebersamaan antara bebe rapa individu
dalam suatu wilayah membentuk masyarakat yang
walaupun berbeda sifatnya dengan individu-individu
ter sebut, namun ia tidak dapat dipisahkan darinya.
Manusia tidak dapat hidup tanpa masyarakatnya.
Sekian banyak pengetahuan diperolehnya melalui
masyarakatnya seperti bahasa, adat-istiadat, sopan
santun, dan lain-lain. Demikian juga dalam bidang
material. Betapapun seseorang memiliki kepandaian,
namun hasil-hasil material yang diperolehnya adalah
berkat bantuan pihak-pihak lain, baik secara langsung
dan disadari, maupun tidak.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 91 |


Seorang petani dapat berhasil karena adanya
irigasi, alatalat, makanan, pakaian, stabilitas keamanan,
yang kesemuanya tidak mungkin dapat diwujudkan
secara mandiri. Demikian pula bagi seorang pedagang.
Siapakah yang menjual atau membeli dari dan
kepadanya? Dari segi lain, harus disadari bahwa
produksi apa pun bentuknya, pada hakikatnya
merupakan pemanfaatan materi-materi yang diciptakan
dan dimiliki Tuhan. Dalam berproduksi manusia hanya
mengadakan perubahan, penyesuaian, perakitan satu
bahan dengan bahan lain yang telah diciptakan Allah
SWT.

Manusia mengelola, tetapi Tuhan yang


menciptakan dan memilikinya. Dengan demikian wajar
jika Allah memerintahkan untuk mengeluarkan
sebagian kecil dari harta yang diamanatkannya kepada
seseorang itu demi kepentingan orang lain.

‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَت َك ْۗم الّٰل ِمَس ِل‬
‫َص َك َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع َع ٌم‬
‫ْي‬ ‫َع ْي‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa

92 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”. …”
(QS. at-Taubah: 103)

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah


Dan yang ketiga; Persaudaraan. Manusia berasal
dari satu keturunan, antara seorang dengan lainnya
terdapat pertalian darah, dekat atau jauh. Kita semua
bersaudara. Pertalian darah tersebut akan menjadi lebih
kokoh dengan adanya persamaan-persamaan lain, yaitu
agama, kebangsaan, lokasi domisili, dan sebagainya.

Disadari oleh kita semua bahwa hubungan


persaudaraan menuntut bukan sekadar hubungan take
and give (mengambil dan menerima), atau pertukaran
manfaat, tetapi melebihi itu semua, yakni memberi
tanpa menanti imbalan, atau membantu tanpa dimintai
bantuan. Apalagi jika mereka bersama hidup dalam
satu lokasi.

Nah, kebersamaan dan persaudaraan inilah


yang mengantarkan kepada kesadaran menyisihkan
sebagian harta kekayaan khususnya kepada mereka
yang butuh, baik dalam bentuk kewajiban zakat,
maupun shadaqah dan infaq.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 93 |


‫َعِن ِاْبِن َعَّب اٍس َر ِض َي َالَّل ُه َعْنُه َم ا َأَّن َالَّنَّيِب صلى اهلل‬
‫عليه وسلم َبَعَث ُمَع اًذا رض ي اهلل عنه ِإىَل َاْلَيَم ِن‬
‫ َأَّن َالَّل َه َق ِد ِاْفَت َض َعَلْيِه‬:‫ ِفيِه‬, ‫َف َذ َك َاَحْلِد يَث‬
‫ْم‬ ‫َر‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫ َفُت ُّد يِف‬, ‫ ُتْؤ َخ ُذ ِم ْن َأْغ ِنَي اِئِه ْم‬, ‫َص َد َقًة يِف َأْم اِهِلْم‬
‫َر‬ ‫َو‬
) ‫ َو الَّلْف ُظ ِلْلُبَخ اِر ّي‬,‫ُفَق َر اِئِه ْم )ُمَّتَف ٌق َعَلْيِه‬
Dari Ibnu Abbas R. A bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengutus Mu'adz ke negeri Yaman --ia meneruskan hadits itu--
dan didalamnya (beliau bersabda): "Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari
orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan kepada orang-
orang fakir di antara mereka." (Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut Bukhari).

Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah


memberi taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Amin ya Rabb al ‘Alamin.

94 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫َأُقْو ُل َقْو يِل َه َذ ا َو اْس َتْغِف اَهلل يِل َو َلُك ْم َو ِل اِئِر‬
‫َس‬ ‫ُر‬
‫ا ِلِم ِإَّن ال ِم ال ِل‬
‫ُملْس َنْي ُه ُه َو َس ْيُع َع ُم‬
‫ْي‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 95‬‬


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫ِل اِهلل‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫اَل‬ ‫َّس‬ ‫ال‬ ‫ُة‬ ‫اَل‬ ‫َّص‬ ‫ال‬ ‫‪،‬‬ ‫ا ُد ِلّٰل ِه‬
‫َر ُس ْو‬ ‫َع‬ ‫ُم‬ ‫َو‬ ‫َو‬ ‫َحْلْم‬
‫ِبِه‬ ‫ِّيدَِنا َّم ِد ِن ِد اِهلل‪َ ،‬لى آِل ِه‬
‫َو َص ْح َو َمْن‬ ‫َو َع‬ ‫َس َحُم ْب َعْب‬
‫َتِبَعُه َو َمْن َو ااَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه اَل َنَّيِب‬
‫َبْع َد ُه‪.‬‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَيا ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّتُق ْو ا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل ُمَتْو ُتَّن‬
‫ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬

‫‪96 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َألّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ـ‬ ‫َا‬ ‫آ‬ ‫َك‬ ‫ِبِه َأ ِع ‪َ ،‬ل َن ا م ِب ِت‬
‫َم‬ ‫َح‬ ‫ْر‬ ‫َي‬ ‫َو َص ْح َمْج َنْي َو َع ْي َم َعُهْـ َر َمْح‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو ْاُملْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫َّبَن ا َه ْب َلَن ا ِم ْن َأْز اِج َن ا ُذِّر َّياِتَن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫َو اْجَعْلَنا ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف اِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫َلن ا ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا اَل ُت ِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َـ ْن‬
‫َلُد ْنَك َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 97‬‬


‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـ ا ِم ْن َأْم ِر نَـ ا‬
‫َر َش ـًد ا‪.‬‬
‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي ‪،‬‬
‫َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع‬
‫َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫‪98 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


Meraih Harta & Jiwa Yang Suci dengan
Berzakat
Oleh: Dr. KH. Amin Farih, M.Ag

Khotbah Pertama
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 99 |
‫الَعِز ْي ِز اَجلَّب اْر ‪َ ،‬ذَّلْت‬ ‫َاحَل ْم ُد ِهلل ا ِل ِك الَق َّه اْر ‪َ ،‬الَق ِو ِّي‬
‫ُل وِغ غَا ِة ِح ْك ِت ِه‬ ‫ِل ِت ِه َمل‬
‫َم‬ ‫َي‬ ‫ُب‬ ‫َعَظَم الَّص َعاْب َو َحَص َر ْت َعْن‬
‫األلَباْب ‪.‬‬
‫ْو‬‫اُأل‬ ‫ُه‬ ‫َل‬ ‫‪،‬‬‫ُه‬ ‫َل‬ ‫َك‬ ‫ْي‬ ‫َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر‬
‫َىل‬
‫ِه‬ ‫ِخ‬
‫َو اآل َر ْة َو إَلْي املآب َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد نا َحُمّم ًد ا َعْب ُد ُه‬
‫َو َرُسْو ُلُه ا ْص َطفى ا ْخ تَاْر َص ّلى اُهلل َعَلْي ِه َو َس ّلَم َو َعَلى‬
‫ِعُمل‬ ‫ُمل‬
‫َاِلِه َو َاْص َح ا َو الَّتا َنْي ُهَلْم بإْح َس ا َو َس ّلَم َتْس ْيمًا‪.‬‬
‫ِل‬ ‫ٍن‬ ‫ِب‬ ‫ِه‬‫ِب‬
‫َأَّم ا ُد ‪ :‬اِع ا اِهلل‪ُ ،‬ا ِص ُك ْف ِس ي ِب ْق اِهلل‬
‫َت َو‬ ‫ْو ْي ْم َو َن‬ ‫َبْع َفَي َب َد‬
‫َو َطاَعِتِه َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُحْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل ا اىَل ىِف اْلُق آِن اْلَك ِرِمْي ‪ . :‬اَأُّي ا اّل ِذ‬
‫ْيَن‬ ‫َي َه‬ ‫ْر‬ ‫ُهلل َتَع‬ ‫َو‬
‫ِل‬ ‫ِد‬
‫آَم ُنْو ا اّتُق وا اَهلل َو ُقْو ُل ْو ا َقْو ًال َس ْيًد ا ُيْص ْح َلُك ْم‬
‫ِط‬ ‫ِف‬
‫َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُنْو َبُك ْم َو َمْن ُي ِع اَهلل َو َر ُس ْو َلُه‬
‫َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ ْيًم ا‪.‬‬
‫‪100 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Bertakwalah kepada Allah Swt dengan


menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Berbekal dengan takwa inilah seseorang
akan mendapatkan keberkahan hidup dan tentu
kehidupannya akan sejahtera lahir dan bathin.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Sebagaimana kita ketahui, bahwa zakat adalah


ibadah maliyah ijtima'iyah dan memiliki posisi yang
sangat penting, strategis dan menentukan, baik dari sisi
ajaran, maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan
umat. DalamAI-Qur'an terdapat lebih kurang 27 ayat,
yang mensejajarkan antara kewajiban shalat dan
kewajiban zakat dalam berbagai bentuk kata. AI-Qur'an
menyatakan bahwa, kesediaan berzakat dipandang
sebagai indikator utama ketundukan seorang hamba
terhadap ajaran Islam, seperti dalam surat At-Taubah
ayat 5:

‫َفِاْن َتا ا َاَقا وا الَّصٰل وَة ٰا ا الَّزٰك وَة َف ُّل ا ِب َل ْۗم‬


‫َخ ْو َس ْي ُه‬ ‫َو َتُو‬ ‫ُبْو َو ُم‬
‫ِاَّن الّٰل َغُف َّر ِح‬
‫ْي‬
‫َه ْو ٌر ٌم‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 101 |
"Jika mereka bertobat dan melaksanakan salat serta
menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka.
Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Di antara rukun-rukun Islam yang lain, zakat


merupakan satu-satunya rukun yang paling terlantar.
Ada persoalan serius dalam ajaran zakat ini di dalam
pemahaman umat Islam, apalagi di dalam
pelaksanaannya.

Oleh karena itu, Abu Bakar Ash Shidiq saat menjadi


khalifah menindak orang-orang yang tidak mau
membayar zakat.

‫َو الَّل ِه ُألَق اِتَلَّن َمْن َفَّرَق َبَنْي الَّص َالِة َو الَّز َك اِة َف ِإَّن‬
‫الَّز َك اَة َح ُّق اْلَم اِل َو الَّل ِه َل ْو َم َنُع ويِن َعَناًق ا َك اُنوا‬
‫ُيَؤ ُّدوَنَه ا ِإىَل َر ُس وِل الَّل ِه صلى اهلل عليه وسلم‬
‫َلَق اَتْلُتُه ْم َعَلى َم ْنِعَه ا‬
“Demi Allah, saya akan perangi setiap orang yang
memisahkan salat dan zakat. Zakat adalah kewajiban yang
jatuh pada kekayaan. Demi Allah kalau mereka menolak
102 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
saya dalam membayarkan apa-apa yang dulu mereka
bayarkan kepada Rasul Allah, Sallallahu’alaihi wassalam,
saya akan perangi mereka!”

Lantas kenapa zakat itu diwajibkan, sampai


khalifah Abu Bakar Aash Shidiq murka terhadap orang
yang enggan membayar zakat.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Pertama, Kewajiban Zakat ini dimaksudkan


untuk membersihkan atau menyucikan hati/diri dan
harta. Sebagaimana firman Allah dalm AlQur’an surat At
Taubah ayat 10:

‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو اِهِلْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا‬


“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan menyucikan mereka.”

Namun, harta yang diberikan untuk berzakat adalah


harta yang halam bukan haram. Hal ini berdasarkan
firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 267

‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰاَمُنْٓو ا َاْنِف ُق ْو ا ِم ْن َطِّيٰب ِت َم ا َك َس ْبُتْم َو َّمِمٓا‬


‫ِم‬
‫َاْخ َر ْج َن ا َلُك ْم ِّم َن اَاْلْر ِض ۗ َو اَل َتَيَّم ُم وا اَخْلِبْيَث ْن ُه‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 103 |
ۗ‫ُتْنِف ُق ْو َن َو َلْس ُتْم ِبٰاِخ ِذ ْي ِه ِآاَّل َاْن ُتْغِم ُض ْو ا ِفْي ِه‬
‫َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّن الّٰل َه َغٌّيِن ِمَح ْيٌد‬
“Hai orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu.”

Senada dengan firman Allah Swt di atas, terdapat


hadis Rasulullah yang menegaskan larangan membayar
zakat dari harta yang diperoleh dari jalan yang tidak
dibenarkan oleh syari’at Islam. Rasulullah Saw bersabda:

‫وَل الّلِه‬ ‫ِمَس‬


‫ ْعُت َرُس‬: ‫عن اْبِن ُعَم َر رضي اهلل عنه َقاَل‬
‫ "َال َيْق َب ُل اهلل َص َالًة‬: ‫صلى اهلل عليه وسلم َيُق وُل‬
‫ِبَغِرْي ُطُه وٍر َو َال َص َد َقًة ِم ْن ُغُلوٍل " رواه مسلم‬
“Diriwayatkan dari sahabat Umar R.A. ia berkata; saya
mendengarkan Rasulullah berkata; Allah SWT tidak menerima
shalat dalam keadaan tidak suci dan sedekah dari harta korupsi
rampasan perang.” (HR Muslim).

Atas alasan itu, zakat dapat membersihkan jiwa


karena adanya larangan untuk berzakat dengan harta
104 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
yang haram. Sehingga zakat bisa dikatakan juga sebagai
pembuka pintu tobat dan salah satu untuk memasuki
pintu surga.

‫ قال‬:‫عن علي بن أيب طالب رض ي اهلل عنه قال‬


‫ (إن يف اجلنة غرفًا ُت رى‬:‫رسول اهلل ﷺ‬
‫ فقام‬،)‫ وبطوهنا من ظهورها‬،‫ظهورها من بطوهنا‬
‫ (ملن‬:‫ ملن هي يا رسول اهلل؟ قال‬:‫أعرايب فقال‬
،‫ وأدام الصيام‬،‫ وأطعم الطعام‬،‫أطاب الكالم‬
،‫وصلى هلل بالليل والناس نيام) رواه الرتمذي‬
.‫وحسنه األلباين‬

“Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib R.A, bahwa Rasulullah


Saw bersabda; Sesungguhnya di surga terdapat kamar yang
luarnya dapat terlihat dari dalamnya dan dalamnya dapat
terlihat dari luarnya.” Kemudian ada seorang badui berdiri
lantas bertanya, “Kepada siapa (kamar tersebut) wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda, “Bagi orang yang berkata baik,
memberi makan, rajin berpuasa, shalat karena Allah di malam
hari di saat manusia sedang terlelap tidur.” (HR Tirmidzi)

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 105 |


Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kedua, menunaikan zakat atas harta, maka secara


otomatis telah menghilangkan potensi keburukan harta
tersebut. Maksudnya adalah ketika seseorang telah
menunaikan zakat dari kekayaannya, berarti ia telah
membersihkan hartanya dengan cara menghilangkan
hak orang lain yang masih bercampur dengan hartanya
itu. Dalam hal ini beliau bersabda:

‫ قال‬:‫عن جابر بن عبد اهلل رض ي اهلل عنه قال‬


‫ يا رسول اهلل أرأيت إن أدى الرجل زك اة‬:‫رجل‬
‫ من أدى زك اة‬:‫مال ه؟ فقال صلى اهلل عليه وسلم‬
‫ماله فقد ذهب عنه شره‬
“Diriwayatkan dari sahaba Jabir bin Abdillah RA. Ia
berkata bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah
Saw, Wahai Rasulullah! Apakah Anda melihat jika seorang
pria memberikan zakat atas hartanya ? lantas Rasulullah
menjawab, “Jika dia telah menunaikan zakat atas
ahartanya, maka dia benar-benar telah menghilangkan
potensi keburukan hartanya .” (HR. al-Hakim)

Ketiga, zakat dapat mensucikan jiwa, Al-Sa’di


menerangkan, yang dimaksud dengan kata
106 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
“membersihkan” di situ adalah membersihkan penunai
zakat dari dosa dan akhlaq yang hina. Misalnya sifat
pelit, rakus, individualis dan sebagainya. Maka dalam hal
pensucian jiwa, Zakat dapat menjadikan kita orang yang
mengasihi orang lain, dermawan, selalu bersyukur atas
harta titipan Allah, dijauhkan dari sifat sombong dan
serakah, serta mendapatkan ketenangan jiwa.

Keempat, Zakat akan menghapus kesalahan dan


dosa-dosa. Dalam hadits Mu’adz bin Jabal, bahwa nabi -
shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

‫َعْن ُمَع اِذ ْبِن َجَب ٍل رض ي اهلل عنه‬


‫ا‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ الَّص َد َقُة ُتْطِف ا ِط َة َك ا ْطِف‬..… ‫َقاَل‬
‫َم ُء‬ ‫ُئ‬ ‫ُئ َخْل ْيَئ َم ُي‬ ‫َو‬
‫ َرَو اُه الِّتْر ِم ِذ ُّي‬.…… ‫الَّناَر‬
“Diriwayatkan dari sahabat Mu’adz bin Jabal RA. Bahwa
Rasulullah Saw Bersabda…….Zakat dan Shadaqah itu
menghapuskan kesalahan seperti air memadamkan api……
(HR. Al Tirmidzi)
Dalam hal ini, zakat dapat memperbaiki akhlak muzaki,
dan menyenangkan hatinya. Orang yang mengeluarkan
zakat akan selamat dari golongan orang yang bakhil, dan
masuk dalam golongan orang-orang yang dermawan, itu
akan menggembirakan hatinya. Karena sesungguhnya
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 107 |
tiap orang yang menyerahkan hartanya dengan kerelaan
dan kemurahan hatinya, maka secara otomatis jiwanya
akan merasakan senang dan gembira.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Semoga kita semua senantiasa diberikan taufiq,


hidayah, dan ‘inayah-Nya agar kita mampu menunaikan
kewajiban berzakat semaksimal mungkin. Kita yakin
bahwa, apabila umat Islam sadar akan kewajiban zakat
dan mau menyalurkan zakatnya melalui Badan Amil
Zakat atau lembaga amil zakat yang resmi, tentunya
disertai para pengelola yang jujur, amanah, transparan
dan proposional. Insyallah, dengan dana zakat yang
dihimpun secara baik tersebut, akan mampu
menanggulangi krisis ekonomi, kemiskinan dan dapat
pula mengangkat harkat dan martabat kaum du'afa. Oleh
karena itu, melalui mimbar ini, khatib mengajak jamaah
semua, terutama para aghniyak, para pengusaha, pejabat
PNS, TNI/POLRI, para pedagang, petani kaya, maka
mereka terkena wajib zakat 2,5 %. Bayarkanlah melalui
UPZ (unit pengumpulan zakat) di kantor-kantor atau
melalui badan amil zakat setempat niscaya hart akita
akan bersih dan juga jiwa kita akan tenang dan Allah Swt
akan berikan kehidupan yang berkah fi al dunia wa al
akhirah, Amin ya Rabb al ‘alamin.

108 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اْلـَحْم ُد ِلّٰلِه اَّلِذ ي َو َعَد َمْن َح ِف َظ اأْل َم اَنَة َو َر َعاَه ا‬


‫َأْج ًر ا َج زْياًل ‪َ ،‬و َتَو َّعَد َمْن َأَض اَعَه ا َو َأَعَّد َلُه َعَذ اًبا‬
‫َو ِبْيًال‪َ .‬أَمْحُد ُه َعَلى َج ِز ْي ِل ِنَعِم ِه‪َ ،‬أْش ُك ُر ُه َعَلى‬
‫َتَتاُبِع ِإْح َس اِنِه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل إَل َه إاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‬
‫َو َأْش َه ُد أَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َرُس ْو ُلُه‪َ ،‬ح َّث‬
‫ِم ِخ ِة‬ ‫ِة‬ ‫ِء‬
‫َعَلى َأَدا اَأْلَم ان َو َح َّذ َر ْن اْلـ َياَن ‪َ ،‬ص َّلى اُهلل‬
‫َعَلْيِه وَعَلى آِلِه وَأْص َح اِبِه وَس َّلَم َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 109‬‬


‫َأّم ا َبْع ُد ‪َ :‬و ِإن ُتِط ْع َأْك َثَر َمْن يِف ْاَألْر ِض ُيِض ُّلوَك‬
‫ِط‬ ‫ِذ‬ ‫ِهلل‬
‫َعْن َس ِبيِل ا ‪َ .‬ياَأُّيَه ا اَّل يَن َءاَم ُن وا َأ يُع وا اَهلل‬
‫َو َأِط يُع وا الَّر ُس وَل َو ُأْو يِل ْاَألْم ِر ِم نُك ْم َف ِإن‬
‫َتَن اَزْعُتْم يِف َش ْى ٍء َفُر ُّدوُه ِإىَل اِهلل َو الَّر ُس وِل ِإن‬
‫ِم ِخ ِل‬ ‫ِب ِهلل‬ ‫ِم‬
‫ُك نُتْم ُتْؤ ُن وَن ا َو اْلَيْو ْاَأل ِر َذ َك َخ ْيٌر‬
‫َو َأْح َس ُن َتْأِو ياًل ‪.‬‬
‫ا‬ ‫َّي‬‫ا َأُّيَه ا ا ْؤ ِم َن اَّتُق ا اَهلل ُأ ِص ْيُك ِإ‬
‫ْم َو َي‬ ‫ْو‬ ‫ْو‬ ‫ُمل ُنْو‬ ‫َفَي‬
‫ِبَتْق َو ى اِهلل َو َطاَعِتِه َفَقْد َفاَز ا َّتُقْو َن ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫ِهلل‬ ‫ِإ‬
‫َق اَل اهلل َتَع اىل ‪َ :‬ذا َج آَء َنْص ُر ا َو الَفْتُح‬
‫َو َر َأْيَت الَّن اَس َي ْد ُخ ُلْو َن ىِف ِد ْيِن اِهلل َأْفَو اًج ا‬
‫َفَس ِّبْح ِ َحبْم ِد َر ِّبَك َو اْس َتْغِف ْر ُه ِإَّنُه َك اَن َتَّو اًبا‪ِ .‬إَّن‬
‫ُّل َن َلى الَّن اَأُّي ا اَّل ِذ‬ ‫ِئ‬
‫ْيَن‬ ‫اَهلل َو َم ال َك َت ُه ُيَص ْو َع ِّيِب َي َه‬
‫آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫‪110 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫الّٰل ُه َّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد َو َعَلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫َحُمَّم ٍد‪َ ،‬ك َم ا َص َّلْيَت َعَلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه ْيَم وعلى‬
‫آِل ِّيِد َنا ِإ اِه ‪ ،‬اِر ْك َلى ِّيِد َنا َّم ٍد‬
‫َحُم‬ ‫ْبَر ْيَم َو َب َع َس‬ ‫َس‬
‫َو َعَلى آِل َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد ‪َ ،‬ك َم ا َب اَر ْك َت َعَلى‬
‫َس ِّيِد َنا ِإْب اِه ْي َعَلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْب اِه ْي ‪ ،‬يِف‬
‫َر َم‬ ‫َر َم َو‬
‫الَعاَلِم َنْي ِإَّنَك ِمَح ْيٌد ِجَم ْيٌد ‪.‬‬
‫الّٰل َّم اْغ ِف ِلْل ِلِم ا ِل اِت ‪ ،‬ا ْؤ ِمِن‬
‫ْر ُمْس َنْي َو ُملْس َم َو ُمل َنْي‬ ‫ُه‬
‫ِمَس‬ ‫ِت‬ ‫ِء ِم‬ ‫ِم ِت‬
‫َو اُملْؤ َنا ‪ ،‬األْح َيا ْنُه ْم َو األْم َو ا ‪ِ ،‬إَّنَك ْيٌع‬
‫َقِر ْيٌب ِجُم ْيُب الَّد َعَو اِت َو َقاِض ْي اَحلاَج اِت َو َأِّلْف‬
‫َبَنْي ُقُل ْو ِهِبْم َو َأْص ِلْح َذاَت َبْيِنِه ْم َو اْنُص ْر ُه ْم َعَلى‬
‫َعُد ِّو َك َو َعُد ِّو ِه ْم ‪.‬‬
‫الّٰل ُه َّم ال ُتَس ِّلْط َعَلْيَنا َمْن الَخَياُفَك َو ال َيْر ُمَحَنا‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 111‬‬


‫الّٰل ُه َّم اْنُص ِر ا َج اِه ِد ْي اَّل ِذ ْي َجُياِه ُد ْو َن يِف‬
‫َن‬ ‫َن‬ ‫ُمل‬
‫َس ِبْيِلَك يِف ُك ِّل َز َم ا َو َم َك ا ‪.‬‬
‫ٍن‬ ‫ٍن‬
‫الّٰل َّم ِإَّنا ْجَن ُلَك يِف ِر َأْع َد اِئَنا ُذِبَك ِم‬
‫ْن‬ ‫َو َنُعْو‬ ‫ُحُنْو‬ ‫َع‬ ‫ُه‬
‫ُش ُر ْو ِر ِه ْم ‪.‬‬
‫الّٰل ُه َّم اْنُص ْر َمْن َنَص َر ِد ْيَن َك َو اْخ ُذ ْل َمْن َخ َذَل‬
‫ِد ْيَن َك ‪ ،‬الّٰل ُه َّم َأِع َّز اإلْس الَم ا ِلِم َنْي َأِّذَّل‬
‫َو‬ ‫َو ُملْس‬
‫ِك‬
‫الِّش ْر َك َو اُملْش ِر َنْي َو َدِّم ْر َأْع َد اَء ال ِّد ْيِن َو اْنُص ْر‬
‫ِعَباَدَك ا ْؤ ِمِنَنْي ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا الُتِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َلَن ا ْن‬
‫َلُد ْنَك َر َمْحًة ِإَّنَك َأْنَت الَو َّه اب‪.‬‬
‫َر َّبَن ا آِتَن ا يِف ال ُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف اآلِخ َر ِة َح َس َنًة‬
‫َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬

‫‪112 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫اِن‬ ‫اإل‬ ‫ِع اَد اهلل‪ِ ،‬إَّن ا ْأ ِبال ْد ِل‬
‫ْح‬
‫َهلل َي ُمُر َع َو َس‬ ‫َب‬
‫َو ِاْيَت آِء ِذ ْي الُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن الَف ْح َش اِء َو ا ْنَك ِر‬
‫ُمل‬ ‫ال ْغِي ِع‬
‫ا‬ ‫ا‬
‫ُر ْو َهلل‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫ا‬ ‫َف‬ ‫َن‬ ‫ُر ْو‬ ‫َّك‬ ‫َذ‬ ‫َت‬ ‫ُك‬ ‫َّل‬ ‫َل‬ ‫ُك‬
‫َو َب َي ْم َع ْم‬‫ُظ‬
‫ُك‬ ‫ْد‬ ‫ِز‬ ‫ال ِظ ْذ ُك ُك اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ْم‬ ‫َي‬ ‫َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع‬
‫ْك‬‫َأ‬ ‫ا َأُل ِم َفْض ِلِه ِط َك َل ِذ ْك اِهلل‬
‫َبُر‬ ‫ُيْع ْم َو ُر‬ ‫َو ْس ْو ُه ْن‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫‪Membentuk Umat Hebat Bermartabat dengan‬‬


‫‪Zakat‬‬
‫‪Oleh: H. Ahmad Fauzin, S.Ag.,M.M.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 113‬‬


‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫ِإّن اَحْلْم َد ِلَّل ِه ْحَنَم ُد ُه َو َنْس َتِعْيُنُه َو َنْس َتْغِف ُر ُه َو َنُع ْو ُذ‬
‫ِدِه‬ ‫اِت َأ اِل‬ ‫ِس‬ ‫ِهلل ِم‬
‫ِبا ْن ُش ُر ْو ِر َأْنُف َنا َو َس ّيَئ ْع َم َمْن َيْه‬
‫ا‬ ‫َن‬
‫ِد‬ ‫ِل‬ ‫ِض‬
‫اُهلل َفَال ُم ّل َلُه َو َمْن ُيْض ْل َفَال َه ا َي َلُه‬

‫َأْش َه ُد َأْن َال ِإل َه ِإّال اُهلل َو َأْش َه ُد َأّن َحُمّم ًد ا َعْب ُد ُه‬
‫ّل لى ٍد لى آِل ِه‬
‫َو َرُس ْو ُله‪َ .‬اللُه ّم َص ّل َو َس ْم َع َحُمّم َو َع‬
‫َو َأْص َح اِبِه َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الّد ْين‬
‫َأَّم ا ُد ‪ ،‬ا َأُّي ا ا اِض َن ُك ا ‪ُ ،‬ا ِص‬
‫َبْع َفَي َه َحْل ُر ْو َر َمِح ُم ُهلل ْو ْيِن‬
‫ْي‬
‫َنْف ِس ْى َو ِإَّياُك ْم ِبَتْق َو ى اِهلل‪َ ،‬فَقْد َفاَز اْلُم َّتُق ْو َن ‪َ .‬قاَل‬
‫َق اِت ِه‬
‫اُهلل َتَع اىَل َياَأّيَه ا اّل َذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُق وا اَهلل َح ّق ُت‬
‫َو َال ُمَتْو ُتّن ِإّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪َ.‬ياَأّيَه ا اّل ِذ ْيَن آَم ُنْو ا‬
‫َأ‬ ‫ُل ا ًال ِد ًد ا ِل‬
‫اّتُق وا اَهلل َو ُقْو ْو َقْو َس ْي ُيْص ْح ْم َم ْم‬
‫َلُك‬ ‫ا‬ ‫ْع‬ ‫َلُك‬

‫‪114 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫ِط‬ ‫ِف‬
‫َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُنْو َبُك ْم َو َمْن ُي ِع اَهلل َو َرُس ْو َلُه َفَق ْد َف اَز‬
.‫َفْو ًز ا َعِظ ْيًم ا‬

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah

Di Mimbar yang mulia ini, al faqier selaku khotib


berwasiat kepada hadirin umumnya, dan kepada diri
sendiri khususnya, marilah kita meningkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah swt.

‫َو َمْن َيّتِق اَهلل ْجَيَعْل َلُه ْخَمَر َج ا َو َيْر ُز ُقُه ِم ْن َح ْيُث اَل‬
‫ْحَيَتِس ب‬
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar”. QS. At Talaq ayat 2

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah


Kita tahu bahwa umat bermartabat adalah umat yang
memiliki komitmen dalam menjalankan perintah
Tuhan. Keikhlasan, kesabaran, dan semangat dalam
melakukan pengabdian kepada-Nya. Keyakinan yang
tulus dalam mencurahkan segala sesuatu untuk
menegakkan kalimat Allah.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 115 |


Umat terdiri dari berbagai elemen, terutama elemen
masyarakat kaum muda. Maka bermartabat atau
tidaknya suatu umat di kemudian hari terletak dari
bagaimana kaum muda memberikan kontribusi kepada
lingkungannya. Kaum muda bagian penting dari
terbentuknya umat bermartabat tadi. Sehingga
problema masuyarakat itu tergantung dari kaum
mudanya berkiprah dalam dunia social
kemasyarakatan.

‫ِإّن ىِف َيِّد الُّش َّباِن َأْم ُر اُألَّم ِة َو ىِف َأْقَد اِم َه ا َحَياُتَه ا‬
“Sesungguhnya pada tangan-tangan pemudalah urusan
umat dan pada kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan
umat”

Demikian ungkapan Arab berbunyi untuk memotivasi


peran dan fungsi kaum muda dalam mengisi
kehidupan yang penuh dengan pengharapan.
Sesungguhnya, perkara atau problem umat itu berada
di harapan dan cita-cita kaum muda, dan hidup mati
suatu umat atau masyarakat itu juga terletak dari
pergerakan kaum muda dalam bekerja.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah


Kaum muda yang berjalan sesuai dengan aturan
dan mekanisme baik aturan agama maupun aturan
116 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
kehidupan social kemasyarakatan. Ia tidak hanya taat
beribadah kepada Tuhan melainkan menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari selama dalam pergaulan
di lingkungannya.
Ibarat ashabul kahfi, kelompok pemuda, yang
mengasingkan dirinya dari hiruk pikuk kehidupan
dunia yang tidak menentu, memilih uzlah atau
kontemplasi, dan ditidurkan oleh Allah selama 100
tahun, menjadikan mereka terkejut dan sok akibat
peristiwa yang menimpanya, sehingga semakin jelas
mereka melakukan ketaatan kepada tuhannya secara
penuh dan tanpa tedeng aling-aling. Ketaatan secara
kaffah atau sempurna tanpa adanya perdebatan, inilah
yang disebut dengan ketulusan dalam melaksanakan
perintah Tuhan, sehingga mereka memetika keindahan
atas ketaatan itu.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah


Demikian pula, ketaatan dalam mengeluarkan
sebagian harta yang dikuasai oleh kita, adalah bagian
yang tak terpisahkan dari ajaran atau perintah Tuhan.
Bahwa, sebagian harta yang kita miliki ada hak orang
lain, yang harus kita keluarkan. Karena jika tidak
mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki, status
harta menjadi kotor, jika kotoran kita makan, akan
merusak seluruh anggota tubuh kita. Tentunya kita
tidak mau tubuh menjadi rusak karena harta kotor

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 117 |


yang kita makan. Islam menegaskan bahwa untuk
membersihkan harta tersebut dengan zakat.
Zakat adalah media untuk membersihkan harta
yang kita kuasai. Jika kita telah menunaikan zakat
secara hokum islam, kita telah membersihkan harta
tersebut. Dengan demikian akan tercipta kondisi yang
lebih harmoni dalam kehidupan, karena yang miskin
tidak lagi terabaikan dan yang kaya tidak monopoli.
‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَت َك ْۗم الّٰل ِمَس ِل‬
‫َص َك َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع َع ٌم‬
‫ْي‬ ‫َع ْي‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.

Bentuk konkret dari ketaatan suatu umat dalam


menjalankan perintah Allah adalah dengan kerelaan
hati untuk mengeluarkan zakat. Pengeluaran zakat
tidak melulu menjalankan perintah Allah, melainkan
menegakkan derajat nilai-nilai kemanusiaan di muka
bumi ini. Fungsi zakat sangat berdampak bagi
kelangsungan kehidupan manusia. Keberadaannya
menempati posisi tinggi dan mendapat perhatian
serius sehingga muncul ayat tentang kewajiban
mengeluarkan zakat.
118 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Sehingga seorang muslim yang telah
mengeluarkan zakat, mempunyai komitmen dan
kehormatan dalam menjalankan agamanya. Jika
seseorang yang dengan sengaja atau lalai tidak
mengeluarkan zakat maka kurang memiliki penjagaan
terhadap kehormatan akan pengelolaan hartanya.
Mengeluarkan zakat berarti wujud dari ketaatan
kepada Allah swt dalam mengarungi kehidupan di
muka bumi ini. Sedekah adalah wujud social
keagamaan yang berdampak luar biasa, secara social
ekonomi dan pengamalan keberagamaan seseorang.
Orang yang berderma tidak lantas mengurangi
jumlah harta yang dikuasai, justru harta itu akan
menjadi bersih dan berkah. Tuhan akan mengganti dan
memberikan yang lebih kepada seseorang yang selalu
berderma. Secuilpun tidak terkurangi keberkahan harta
seseorang yang diinfakkan kepada sesama. Ia bias
mengendalikan hartanya untuk kegiatan di jalan Allah,
bukan malah tersibukkan dengan menghitung-hitung
harta yang akhirnya melupakan tugas dan tanggung
jawabnya kepada Allah SWT.

Jama’ah Jum’ah Rahimakumullah


Umat hebat tercipta dari individu atau
seseorang dalam menerapkan perilaku kehidupan
yang penuh dengan komitmen dan ketaatan kepada
Allah SWT. Ketaatan individu berdampak luas bagi
terciptanya kelompok atau komunitas yang
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 119 |
bermartabat. Zakat bagian penting ikut berkontribusi
dalam pranata social. Sehingga zakat tidak hanya
melaksanakan perintah agama, melainkan
menciptakan kondisi yang harmonis, seimbang dan
berkeadilan, yang mana terciptanya kultur dan
masyarakat yang baik dan mendapatkan rahmat dari
Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda tentang balasan orang
yang bertaqwa dan gemar berzakat.
‫ِه‬
‫َعْن أيب ُأمامَة ُص َد ِّي بِن َعْج الن البا ِّي رْض َي اُهلل‬
‫ ِمس عُت رسوَل اِهلل صَّلي اُهلل عليه وسَّلم‬:‫ قال‬،‫عنه‬
‫ وصُّلوا‬،‫ «اَّتقوا اَهلل‬:‫ فقال‬، ‫خيطُب يف َح َّج ِة ال وداِع‬
،‫ وأُّدوا زكاَة أمواِلكم‬،‫ وُص وموا َش هركم‬،‫ْمخَس ُك م‬
‫ رواه‬.»‫ تْد خلوا جَّن َة رِّبكم‬،‫وأطيعوا أمراءكم‬
‫الرت مذي‬
“Dari Abu Umamah Shudayya bin Ajlan al Bahili RA, ia
berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah SAW
berkhutbah saat haji Wada’—haji perpisahan—, beliau
bersabda, “Bertaqwalah kepada Tuhanmu (Allah), tegakkan
shalat lima waktumu, berpuasalah di bulanmu (ramadan),
tunaikanlah zakat harta-hartamu, dan taatilah para

120 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


pemimpinmu, niscaya kalian semua akan masuk ke dalam
surga Tuhanmu.” HR. Tirmidzi

Demikian khutbah ini disampaikan semoga


Allah selalu memberika petunjuk kepada kita dan
memberikan kemudian dalam segala urusan. Amin.

‫َأُقْو ُل َقْو يِل َه َذ ا َو اْس َتْغِف اَهلل يِل َو َلُك ْم َو ِل اِئِر‬


‫َس‬ ‫ُر‬
.‫ا ْس ِلِم َنْي ِإَّنُه ُه َو الَس ِم ْيُع الَعِلْيم‬
‫ُمل‬

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 121 |


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫ِل اِهلل‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫اَل‬ ‫َّس‬ ‫ال‬ ‫ُة‬ ‫اَل‬ ‫َّص‬ ‫ال‬ ‫‪،‬‬ ‫ا ُد ِلّٰل ِه‬
‫َر ُس ْو‬ ‫َع‬ ‫ُم‬ ‫َو‬ ‫َو‬ ‫َحْلْم‬
‫ِبِه‬ ‫ِّيدَِنا َّم ِد ِن ِد اِهلل‪َ ،‬لى آِل ِه‬
‫َو َص ْح َو َمْن‬ ‫َو َع‬ ‫َس َحُم ْب َعْب‬
‫َتِبَعُه َو َمْن َو ااَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه اَل َنَّيِب‬
‫َبْع َد ُه‪.‬‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَيا ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّتُق ْو ا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل ُمَتْو ُتَّن‬
‫ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬

‫‪122 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َألّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ـ‬ ‫َا‬ ‫آ‬ ‫َك‬ ‫ِبِه َأ ِع ‪َ ،‬ل َن ا م ِب ِت‬
‫َم‬ ‫َح‬ ‫ْر‬ ‫َي‬ ‫َو َص ْح َمْج َنْي َو َع ْي َم َعُهْـ َر َمْح‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو ْاُملْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫َّبَن ا َه ْب َلَن ا ِم ْن َأْز اِج َن ا ُذِّر َّياِتَن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫َو اْجَعْلَنا ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف اِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫َلن ا ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا اَل ُت ِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َـ ْن‬
‫َلُد ْنَك َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 123‬‬


‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـ ا ِم ْن َأْم ِر نَـ ا‬
‫َر َش ـًد ا‪.‬‬
‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي ‪،‬‬
‫َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع‬
‫َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫‪124 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 125 |
Zakat Dan Pengentasan Kemiskinan di
Indonesia
Oleh: Endang Supriadi, M.A.

Khotbah Pertama

126 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫إَّن الَحْم َد لله‪َ ،‬نْح َم ُده‪ ،‬ونستعيُنه‪ ،‬ونستغفُر ُه‪ ،‬ونعوُذ‬
‫به ِمن ُشُر وِر أنُفِس َنا‪َ ،‬و ِمْن سيئاِت أْعَماِلنا‪َ ،‬مْن َيْه ِده‬
‫الله َفال ُمِض َّل َل ُه‪ ،‬ومن ُيْض ِلْل‪َ ،‬فال َه اِدي َل ُه‪.‬‬
‫َأْش َهُد أْن ال إَلَه إال اللُه َو ْح َد ُه ال َش ِريَك َلُه‪ ،‬وأشهُد‬
‫أَّن ُمَحَّمًد ا عْبُده وَرُسوُله‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل ِّل لى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى آِل ِه‬
‫ُه َص َو َس ْم َع َس َحُم َو َع‬
‫وَصْح ِبِه ِو َمْن َتِبَعهم بإْح اٍن إىَل َيْو ِم الّد ِيِن ‪.‬‬
‫َس‬
‫َأَّما َبْعُد‪ِ :‬عباَد اللِه اّتُقْو ا اللَه َفَقْد َفاَز المَّتُقْو َن ‪.‬‬

‫َو َق اَل اهلل َتَع اىل‪َ :‬ياَأُّيَه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا اَّتُق وا‬
‫ِل‬ ‫ِد‬
‫الَّلَه َو ُقوُلوا َقْو ال َس يًد ا ُيْص ْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم‬
‫َو َيْغِف ْر َلُك ْم ُذُن وَبُك ْم َو َمْن ُيِط ِع الَّل َه َو َرُس و ُهَل‬
‫َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ يًم ا‪.‬‬
‫‪Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.‬‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 127‬‬
Marilah kita bersyukur kepada Allah Rabbul
‘Alamin, yang Alhamdulillah hingga hari ini, masih
berkenan membuka hati kita untuk tetap dan
senantiasa menerima Iman dan Islam sebagai pedoman
hidup kita. Mengingat sabda Rasulullah, bahwa
terdapat manusia yang paginya beriman, namun sore-
nya iman itu lepas dari dirinya hingga ia berakhir
dalam keadaan kafir. Karena itu kaum muslimin,
kesyukuran tersebesar di dalam kehidupan kita ini
adalah Allah memilih kita menjadi orang yang berhak
mendapatkan hidayah keimanan tersebut.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita doakan
kepada junjungan agung Nabi Muhammad saw,
beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh manusia
yang tetap senantiasa istiqomah di jalan Islam, yaitu
jalan perjuangan yang telah diperjuangkan Beliau.

Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.


Islam adalah agama yang mulia dan
mendatangkan rahmat bagi seluruh alam. Semua
syari’at di dalamnya mengandung kebaikan dan
keberkahan bagi seluruh umat manusia. Alangkah
bahagianya jika syari’at Islam itu dijadikan pijakan
dalam menata kehidupan, karena tidak ada satupun
ajaran Islam yang mendatangkan keburukan bagi
pemeluknya. Justru ketika ajaran Islam itu menjadi way
of life (jalan menata kehidupan), maka akan sejahteralah
hidup ini, tidak ada jurang pemisah antara si miskin
128 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
dan si kaya, tidak ada permusuhan dengan sesama,
tidak ada tipu daya, tidak ada saling menjatuhkan,
tidak ada saling membunuh dan seterusnya.
Di antara syari’at Islam yang sangat agung itu
adalah menunaikan kewajiban berzakat bagi yang
sudah memenuhi nishab dan haul. Memenuhi nishab
artinya telah sampai batas minimal harta wajib
dizakatkan sedangkan haul artinya batasan waktu satu
tahun hijriyah atau 12 (dua belas) bulan qomariyah
kepemilikan harta yang wajib di keluarkan zakat.
Bila kita telaah dengan seksama, ternyata zakat
ini sangat membantu untuk mengentaskan kemiskinan.
Para pengusaha misalnya ketika sukses dalam
usahanya kemudian mengeluarkan zakat kepada
orang-orang yang membutuhkan. Bayangkan para
pengusaha ini jika benar-benar menyadari kewajiban
zakatnya, maka kehidupan orang-orang miskin akan
tertangani terutama untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari. Belum lagi para pegawai, para
pejabat dan para pekerja yang sudah sampai nishab,
mereka dengan senang hati mengeluarkan zakatnya,
tentulah kemiskinan di muka bumi ini dapat teratasi
dengan baik.
Dalam Al Quran sudah dijelaskan bagaimana tehnis
mengelola zakat ini, sehingga berjalan dengan lancar
dan efektif. Salah satu ayat yang sering disampaikan
oleh para ulama dan praktisi di bidang pengelolaan
zakat adalah surat At Taubah ayat 103:
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 129 |
‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَت َك ْۗم الّٰل ِمَس ِل‬
‫َص َك َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع َع ْيٌم‬ ‫َع ْي‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (At Taubah 9 : 103)

Jama’ah Jumat yang dimuliakan Allah SWT.


Berdasarkan ayat tersebut Allah memberikan
petunjuk tehnis pengelolaan zakat diantaranya
mengambil harta zakat kepada mereka yang memiliki
kemampuan sesuai nishab dan haulnya. Maka
dibentuklah badan amil zakat yang dibentuk secara
nasional oleh pemerintah kita yang kemudian
diundangkan sebagai Undang Undang Nomor 23
Tahun 2011 pada tanggal 25 November 2011. Undang
Undang ini menetapkan bahwa pengelolaan zakat
bertujuan (1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan dalam pengelolaan zakat dan (2)
meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan. Untuk mencapai tujuan dimaksud,

130 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Undang Undang mengatur bahwa kelembagaan
pengelola zakat harus terintegrasi dengan BAZNAS
sebagai koordinator seluruh pengelola zakat, baik
BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota maupun
LAZ.
Berdasarkan undang-undang tersebut jelas
sekali tujuan dibentuk Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yaitu sebagai wadah untuk meningkatkan
efektivitas dan efesiensi pelayanan dalam pengelolaan
zakat, juga meningkatkan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan. Kalau seandainya
BAZNAS ini benar-benar diberdayakan secara benar,
sungguh menjadi suatu solusi yang sangat tepat untuk
mengentaskan kemiskinan yang ada di Negara kita
khususnya. Bahkan tidak hanya itu, dari hasil
pengumpulan zakat ini bisa digunakan untuk
kemaslahatan umat, seperti membantu untuk
memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak
yang tidak mampu. Atau untuk membantu orang-
orang yang sedang mengalami mushibah yang secara
ekonomi mengalami kekurangan.
Di sisi lain secara spiritual keimanan, orang-
orang yang mengeluarkan zakat akan mendapatkan
banyak manfaat diantaranya mendapatkan tambahan
rezeki, membersihkan harta, meningkatkan keberkahan
rezeki, menenangkan hati, mencapai kesempurnaan
iman, tiket ke surga, pelindung di hari akhir,
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 131 |
membentengi diri dari bencana, meninggal dengan
tenang dan sebagai penghapus dosa.
Sungguh zakat ini memiliki peran ganda yaitu
bermanfaat untuk yang memberi (muzakki) dan
bermanfaat bagi yang menerima (mustahiq). Maka dari
itu mari kita berlomba-lomba mengeluarkan zakat,
agar tercapai kemaslahatan untuk menanggulangi
kemiskinan yang ada disekitar lingkungan kita.

‫ِإ‬ ‫ِن ِظ‬


‫ َو َنَف َعْيِن َو َّياُك ْم‬، ‫َباَر َك اُهلل ْيِل َو َلُك ْم يِف اْلُقْر آ اْلَع ْيِم‬
‫ َق َّل ا ِم‬، ‫َمِبا ِف ِه ِم ْاآل اِت الِّذ ْك ِر ا ِك ِم‬
‫َحْل ْي َو َت َب ُهلل ْيِّن‬ ‫ْي َن َي َو‬
‫ ِإَّن الَّس ِم اْل ِل‬، ‫ِم ْنُك ِتَال َت‬
‫ْيُع َع ُم‬
‫ْي‬ ‫َو ْم َو ُه ُه ُه َو‬

132 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اَحْلْم ُد ِلَّل ِه اَّل ِذ ي َأْر َس َل َر ُس وَلُه ِباُهْلَد ى َو ِديِن اَحْلِّق‬


‫ِلُيْظِه َر ُه َعَلى ال ِّديِن ُك ِّل ِه َو َل ْو َك ِر َه اْلُم ْش ِر ُك وَن‬
‫َأْش َه ُد أْن ال إَل َه إال اُهلل َو ْح َد ُه ال َش ِر يَك َل ُه‪ ،‬وأشهُد‬
‫أَّن َحُمَّم ًد ا عْبُد ه وَر ُس وُله‪َ .‬أَّم ا َبْع ُد ‪.‬‬
‫ِهلل‬ ‫ِس ِب‬ ‫ِع ِهلل ِص‬
‫َفَيا َب اَد ا ‪ُ ،‬أْو ْيُك ْم َو َنْف ْي َتْق َو ى ا َفَق اَل اُهلل‬
‫َتَع اىَل ‪َ :‬ياَأُّيهَا اَّل ِذ ْيَن َءاَم ُن وا اَّتُق وا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو َال‬
‫ُمَتْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُتْم ُّم ْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َلى ِّيِدَنا َّم ٍد ‪َ ,‬لى آِل ِّيِد َنا َّم ٍد‬
‫َس َحُم‬ ‫َالَّلُه َّم َص ِّل َع َس َحُم َو َع‬
‫َو َر ِض َي اُهلل َعْن ُه َعْن ُك ِّل َص َح اَبة َر ُس ْو ِل اهلل َاَمْجِعني‪,‬‬
‫آِم َالَّل َّم اْغ ِف ِلْل ِلِم اْل ِل اِت ‪ ،‬اْل ْؤ ِمِن‬
‫ْر ُمْس َنْي َو ُمْس َم َو ُم َنْي‬ ‫نْي ُه‬
‫ِمَس‬ ‫ِت‬ ‫ِء ِم‬ ‫ِم ِت‬
‫َو اْلُم ْؤ َن ا ْاَألْح َي ا ْنُه ْم َو ْاَألْم َو ا ‪ِ ،‬إَّن َك ْيٌع‬
‫َقِر ْيٌب ِجُم ْيُب الَّد َعَو ات‪ُ .‬س ْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب اْلِع َّز ِة َعَّم ا‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 133‬‬
‫َيِص ُفْو َن ‪َ ،‬و َس َالٌم َعَلى اْلُمْر َس ِلَنْي َو اَحْلْم ُد ِلَّل ِه َر ِّب‬
‫اْلَعاَلِم َنْي ‪.‬‬
‫ِع اَداهلل‪ِ ,‬اَّن ا ْأ ُك اْل ْد ِل اِاْل ْح اِن ‪ِ ,‬اْيَت اِئ‬
‫َهلل َي ُمُر ْم َب َع َو َس َو‬ ‫َب‬
‫ِذي اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي‬
‫ِظ‬ ‫َّل‬ ‫ِع‬
‫َي ُض ُك ْم َلَع ُك ْم َت َذ َّك ُر ْو َن ‪َ .‬ف اْذُك ُر وا اَهلل اْلَع ْيَم‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ ,‬و اْد ُع ْو ُه َيْس َتِج ْب َلُك ْم َو َل ِذْك ُر اِهلل َاْك َبُر ‪.‬‬
‫َاَقْيِم الَّصاَل ة‬

‫‪134 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 135 |
Meraih Fitrah Dengan Berzakat Fitrah
(Khotbah ‘Id al Fitri)

Oleh: Dr. H. Tajuddin Arafat, M.S.I.

Khotbah Pertama

،‫ اهلل أكرب‬،‫ اهلل أكرب‬،‫اهلل أكرب‬


،‫ اهلل أكرب‬،‫ اهلل أكرب‬،‫اهلل أكرب‬
،‫ اهلل أكرب‬،‫ اهلل أكرب‬،‫اهلل أكرب‬
136 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
‫اهلل أكرب كبريا‪ ،‬واحلمد هلل كثريا‪ ،‬وسبحان اهلل بكرة‬
‫وأصيال‪ ،‬الإله إال اهلل واهلل أكرب‪ ،‬أهلل أكرب وهلل احلمد‪.‬‬
‫َاَحْلْم ُد ِلّٰل ِه اَّل ِذ ْي َس َّه َل للِعَب اِد َطرْيَق الِعَب اَدِة َو َيَّس َر ‪،‬‬
‫َو َأفاَض َعَلْيِه ْم ِم ْن َخ َز اِئِن ُج ْو ِدِه اَّليِت اَل ْحُتَص ُر ‪،‬‬
‫ُد‬ ‫َمْح‬‫َأ‬ ‫‪،‬‬ ‫َّر‬ ‫َك‬‫َت‬ ‫هلم ِعْيًد ا ُد يف ُك ِّل َع اٍم‬
‫ُه‬ ‫َو َي ُر‬ ‫َيُعْو‬ ‫َو َجَعَل‬
‫ُس ْبَح اَنهُ َعلى ِنَعِم ه اَّليِت اَل ْحُتَص ُر ‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه إاَّل اُهلل اَجلّب اُر ‪ ،‬و َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا‬
‫َحُمّم ًد ا َعْبُد ُه وَرُسْو ُلُه اُملْخ َتاُر‬
‫اللهم ِّل َلى ِّيِد َنا ٍد َلى آِل ِه أ اِبِه‬
‫َو َص ْح‬ ‫َص َع َس َحُمّم َو َع‬
‫اَألْخ َياِر ‪.‬‬
‫ِع ِهلل‬
‫أَّماَبْع ُد ‪َ :‬فَي ا َب اَد ا اَّتُق وا اَهلل َتَع اىل َو اْع َلُم ْو ا أَّن ُه‬
‫َلْيَس الَس ِعْيُد َمْن َأْد َر َك اْلِعْي َد َو َلِبَس اَجلِد ْي َد ‪ِ ،‬إَّمنا‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 137‬‬


‫ َف ا َّن ٍة‬، ‫ال ِعيُد اَّتَق ى ا ِف ا ِد ي ِع ُد‬
‫َهلل ْيَم ُيْب َو ُي ْي َو َز َجِب‬ ‫َس َمْن‬
‫ َو َجَنى ِم ْن َن اٍر َح ُّر ها‬، ‫َنِعْيُم َه ا اَل ُيْف ىِن َو ال ُيِبْي ُد‬
‫ِل‬ ‫ِع‬ ‫ِد‬
‫ َو َطَعاُم َأْه َه ا الَز ُقْو ُم َو َش َر اُبُه ْم‬، ‫َش ْيٌد َو َقْع ُر َه ا َب ُيٌد‬
. ‫ َو ِلَباُسُه ْم الَق ِط َر اُن َو اَحلِد ْيُد‬، ‫الَّص ِد ْيُد‬
. ‫ اَتُقوا اهلل َفَقْد َفاَز املَّتُقْو َن‬:‫ِعَباَد اِهلل‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah
Marilah dalam suasana yang bahagia dan
penuh keberkahan ini. kita bersama-sama saling
mengingatkan diri kita untuk senantiasa menjaga
dan meningkatkan ketaqwaan diri kita kepada
Allah swt. dengan selalu bersyukur kepada Allah
serta senantiasa mengoptimalkan ketaatan kita
dengan melaksanakan berbagai amal kebaikan
yang bermafaat dan di ridoi Allah SWT.

Ketahuilah! bahwa hari ini adalah hari di


mana Allah memuliakan dan menaikkan derajatnya
orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Hari ini
adalah hari ied. Hari raya dan hari kemenangan

138 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


bagi umat Islam. Hari yang penuh dengan
kebahagiaan dan keberkahan. Allah SWT melarang
kita untuk berpuasa pada hari yang berbahagia ini.
Pada hari ini, selayaknya bagi kita, umat Islam,
untuk senantiasa menumbuhkan dan
meningkatkan hakikat fitrah manusiawi kita
menuju derajat mulia sebagai hamba yang terpuji.
Hamba yang selalu menjadikan agama Allah SWT,
Islam yang rahmatan lilalamin ini, sebagai
pedoman, cara pandang, serta seni kehidupan kita
sehari-hari. Dan bukankah? Hakikat fitrah kita
adalah tunduk dan menghamba hanya kepada
Allah semata.

‫وما خلقت اجلن واإلنس إال ليعبدون‬


“Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk
menghamba/menyembah padaku”.

، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah
Sejak tadi malam sehabis waktu magrib hingga
saat ini, takbir, tahmid, dan tahlil dengan niat tulus

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 139 |


mengagungkan asma Allah SWT senantiasa kita
kumandangkan, baik di masjid, di musolla, maupun di
jalan-jalan dengan penuh suka cita. Semua itu, bertujuan
tidak lain adalah bagian dari syiar agama dalam rangka
menyambut hari kemenangan, hari raya Idul Fitri.

Rasa suka cita yang kita lahirkan itu tak lain


adalah juga bagian dari ungkapan rasa syukur kita
kepada Allah SWT atas anugerah dan ridaNya, karena
pada tahun ini meski masih dalam kondisi musibah
pandemic, Alhamdulillah kita dapat menjalankan
ibadah puasa dengan baik dan lancar.

Perjuangan di bulan Ramadhan adalah sebuah


perjuangan keimanan apalagi masih dalam suasan
pandemic seperti ini. Iman kita diuji apakah lebih berat
mengikuti ajakan hawa nafsu untuk tidak berpuasa
dengan menahan lapar, dahaga, serta hal-hal yang
dapat membatalkan puasa dan hal-hal yang merusak
kualitas puasa kita ataukah mengikuti perintah Allah
SWT untuk berlomba-lomba mendapatkan predikat
orang-orang yang bertaqwa.

Di Ramadan ini, kita sering mendengarkan


lantunan ayat suci Al Quran, baik di Masjid maupun di
surau, pengajian-pengajian agama ramai di mana-mana
baik yang offline maupun online, kita juga menyaksikan
keasyikan umat Islam dalam menyemarakan bulan suci
140 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Ramadan dengan berlomba-lomba dalam kebaikan dan
amal saleh. Pada bulan ini pula semua Ibadah yang
tulus diterima, semua doa yang baik dikabulkan, semua
amal kebaikan dilipat gandakan pahalanya, dan segala
dosa diampuni serta Surga merindukan kedatangan
hamba Allah yang berpuasa di bulan Ramadhan.

Hanya di bulan Ramadhanlah, Allah


menganugerahkan sebuah malam yang memberikan
kesempatan kepada hambanya untuk beribadah dan
beramal saleh di dalamnya yang nilainya sama dengan
seribu bulan. Malam itu adalah malam lailatil qadar.

، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah

Kini bulan Suci itu telah berlalu,


menunaikan zakat fitrah bagi yang mampu pun
sudah ditunaikan. Begitu pula, saudara-saudara
kita yang berhak menerima zakat dan sedekah pun
juga telah menerima semua haknya. Sehingga pada
hari ini semuanya dapat merasakan kebahagiaan
dan nikmatnya Idul Fitri. Semoga Allah SWT
menerima semua ibadah dan amal saleh yang kita
tunaikan di bulan suci Ramadan kemarin, dan
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 141 |
semoga Allah juga menerima zakat fitrah kita
semua. Kanjeng Rasul Muhamamd saw pernah
bersabda:

‫ فّر ض رسول‬:‫ قال‬،‫عن ابن عباس رض ي اهلل عنهما‬


‫اهلل صلى اهلل عليه وسّلم زكاة الفطر طهرًة للصائم‬
‫من اللغو وال رفث وطعمًة للمساكني (أخرجه أبو‬
)‫داود يف سننه‬
“Dari Ibnu Abbas r.a, berkata: bahwa Rasulullah saw telah
mewajibkan zakat fitrah (bagi kita semua) sebagai wujud
penyucian dan pembersihan diri bagi yang berpuasa dari perilaku
yang buruk lan ucapan kotor, dan juga menjadi rizki dan
kebutuhan bagi orang-orang yang kurang mampu (H.R. Abu
Dawud)”.

، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah

Mari bersama-sama kita mengambil hikmah


dari berzakat fitrah dan berderma lainnya pada
142 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
dimensi sosial, kita semua pasti sepakat, berbagi
untuk tolong menolong adalah kebaikan. Tidak ada
yang sia-sia dalam memberi. Apalagi al-Quran
telah mengamanatkan kepada kita semua, “tolong-
menolonglah kalian dalam kebaikan dan
ketakwaan”.

Melalui berzakat, berinfaq, dan berderma,


Allah mengajarkan kita tentang berbagi dan tolong
menolong, di mana kita diajarkan untuk berbagi
dengan nilai yang tidak biasa dengan tujuan
mensemarakan cinta kasih dan kasih saying dalam
lingkungan masyarakat kita.

Apalagi di era sekarang yang cenderung


materialis dan hedonis ini, banyak dari kita tidak
mudah untuk diajak atau didorong untuk
“memberi lebih”, dan bahkan kebanyakan dari kita
yang “ingin menerima lebih”. Identitas inilah yang
akan menumbuhkan sikap rakus acuh tak acuh
dalam diri sebagian manusia modern, serta tidak
lagi memerhatikan nilai-nilai dan kualitas hidup
bersama di masyarakat. Romo KH Mustafa Bisri
atau yang akrab dipanggil Gus Mus, beliau pernah
berkata:

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 143 |


“ apa yang kita makan, habis. Apa yang kita simpan, belum
tentu kita nikmati. Apa yang kita infakkan dan
dermakan, justru menjadi rezeki yang paling kita
perlukan kelak di hari akhir”.

Oleh karana itu, Marilah kita isi hari


kemenangan ini dengan ragam kegiatan yang
bermanfaat dan bermakna dengan senantiasa berusaha
mengisi hari kemenangan ini dan hari-hari setelah ini
dengan ragam kegiatan yang baik dan amalan-amalan
yang bermanfaat.

‫ِا‬
‫ْج َتِه ُد ْو ا َيْو َم اْلِف ْطِر يِف الَّصَد َقِة َو َأْع َم اِل اَخْلِرْي َو الِّرِب‬
‫ِم َن الَّصاَل ِة َو الَّز َك اِة َو الَّتْس ِبْيِح َو الَّتْه ِلْيِل‬
“Bersungguh-sungguhlah dalam menyemarakkan hari nan
fitri ini dengan bersedekah, beramal saleh, serta amalan-
amalan kebajikan lainnya seperti memperbanyak salat
(sunnah), menunaikan zakat, dan banyak melafalkan tasbih
dan tahlil”.

، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah

144 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Dengan memberikan 2.5 kg beras (atau senilai
dengan itu) kepada fakir miskin, kita telah
menyempurnakan amaliyah Ramadhan kita sekaligus
sebagai wujud penyucian diri kita dari perilaku serta
perkataan yang buruk dan kotor selama kita berpuasa,
sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam riwayat Abu
Dawud. Terlebih lagi dalam situasi serba terbatas
karena wabah corona ini, zakat fitrah dapat menjadi
oase yang menyejukkan terutama bagi saudara kita
yang secara nyata mendapatkan musibah ini hingga tak
mampu lagi mengais rizki secara normal seperti hari-
hari sebelum wabah ini melanda.

Selain kewajiban menunaikan zakat fitrah, kita


masih memiliki banyak kesempatan untuk berkompetisi
dalam beramal saleh untuk kemaslahatan bersama.
Ketahuilah, bahwa Rasulullah saw sebagaimana
diceritakan oleh sahabat Anas bin Malik dan lainnya,
bahwa beliau adalah orang yang sangat dermawan
terlebih di bulan Ramadhan. Diceritakan oleh Imam
Ahmad bin Hanbal bahwa siapapun yang meminta
sesuatu kepada beliau (Rasulullah saw) di bulan suci ini
pasti diberi. Meski dalam realitanya sehari-hari,
memang selama beliau punya, tidak pernah menolak
permintaan siapapun. Kedermawanan Rasul pun diikuti
oleh para sahabatnya, seperti Abu Bakar as-Shiddiq dan
Ibnu Umar yang selalu memberi sedekah kepada fakir
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 145 |
miskin dan menyiapkan makan untuk anak-anak yatim.
Imam Zuhri pernah berkata: Ramadhan adalah bulan
untuk membaca Alquran dan berbagi makanan.

Itulah teladan dan panutan bagi kita semua.


Itulah haikat kebahagiaan dan kemenangan yang kita
nantikan. Kebahagiaan yang sepatutnya tidak hanya
dirasakan oleh kita dan keluarga kita sendiri.
Kebahagiaan yang seharusnya juga dirasakan oleh
tetangga kita, oleh saudara-saudara kita yang lain,
terlebih saudara-saudara kita yang kurang mampu dan
yang sedang terdampak musibah seperti saat ini. Jika
mereka muslim berilah mereka zakat dan jika mereka
non-muslim berilah mereka sedekah. Sungguh, hakikat
kebahagiaan dan kemenangan kita saat ini adalah kita
berbahagia tatkala kita mampu memberikan pula rasa
bahagia dan suka cita ini kepada yang lain.

Maka dari itu, meski Ramadhan ini telah


meninggalkan kita bersama namun mari jadikan
semangat Ramadan kita, zakat kita, infaq kita, serta
sedekah kita sebagai amal yang terus bergerak dan
menjadi lebih baik dalam menngawali lembar
kehidupan beragama setelah ramadan yang penuh
berkah ini. Ingatlah bahwa amal yang sangat dicintai
Allah adalah amal yang bermanfaat dan
membahagiakan hati setiap orang (H.R. at-Tabarani).

146 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah
Itulah Sunnah Rasul kita, Muhammad saw,
Itulah teladan dan panutan bagi kita semua. Itulah
haikat kebahagiaan dan kemenangan di hari raya
ini. Kebahagiaan yang sepatutnya tidak hanya
dirasakan oleh kita dan keluarga kita sendiri.
Kebahagiaan yang seharusnya juga dirasakan oleh
tetangga kita, oleh saudara-saudara kita yang lain,
terlebih saudara-saudara kita yang kurang mampu
dan yang sedang mendapatkan musibah. Oleh
karena itu, hakikat kebahagiaan di hari nan fitri ini
adalah kita berbahagia tatkala kita mampu
memberikan pula rasa bahagia dan suka cita ini
kepada yang lain, dan itu adalah satu di antara
amal terbaik di sisi Allah dan RasulNya. Rasul saw
bersabda:

‫ وأحب األعمال إىل‬،‫أحب الناس إىل اهلل أنفعهم‬


‫اهلل عز وجل سرور تدخله على مسلم‬
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang
membawa manfaat bagi yang lain, dan amal yang paling

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 147 |


dicintai oleh Allah adalah kebahagiaan yang disebarkan di
dalam hati sesame muslim. (H.R. at-Thabarani)”
Akhir kata, Syekh Abdul Qadir al-Jilani berkata
“Jika kamu menyukai makanan enak, pakaian bagus,
rumah mewah, wanita cantik, dan harta yang
berlimpah, sementara pada saat yang sama kamu
menginginkan agar saudara muslimmu mendapatkan
kebalikannya, maka sungguh bohong dan dusta jika
kamu mengaku memiliki iman yang sempurna.” Inilah
wasiat Syekh Abdul Qadir al-Jilani pada kita semua di
hari yang mulia ini, marilah kita hiasi kemualian hari-
hari ini dengan menampakkan rasa bahagia dan syukur
kepada Allah dengan berbagi kepada saudara-saudara
kita seiman dan sebangsa, jadikan hari yang mulia ini
sebagai wujud karahmatan dan rasa kasih saying Islam
yang universal sebagaimana yang diajarkan Rasulillah
saw kepada kita.

‫ِز‬‫ْالَف اِئ‬ ‫َل ا ا ِاَّي اُك ِم ْال اِئ ِد‬


‫َن‬ ‫ْي‬ ‫َو‬ ‫ْيَن‬ ‫ْم َن َع‬ ‫َجَع َن ُهلل َو‬
‫ِة ِع اِدِه‬ ‫ِل‬
‫ َو َأْد َخ َلَن ا َو ِإَّي اُك ْم ْيِف ُز ْم‬، ‫َو ْاَملْق ُبْو َنْي‬
‫َر َب‬
‫ َق ْد‬.‫ أعوذ باهلل من الشيطان ال رجيم‬. ‫الَّص اِحِلَنْي‬

148 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫َأْفَلَح َمْن َتَز َّك ى َو َذَك َر اْس َم َر ِّب ِه َفَص َّلى‪.‬وقل رب‬
‫اغفر وارحم وأنت خري الرامحني‪.‬‬

‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اُهلل َأْك َبُر (×‪ )7‬اُهلل َأْك َبُر َك ِبًريا‪َ ،‬و اَحْلْم ُد ِ ِهلل َك ِث ًريا‪،‬‬
‫َو ُس ْبَح اَن اِهلل ُبْك َر ًة َو َأِص يًال‪َ ،‬أَمْحُد َر يِّب َو َأْش ُك ُر ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َنِبَّيَن ا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َرُس ْو ُلُه‪َ .‬ق اَل‬
‫اُهلل َتَعاىَل ‪َ:‬و اْع ُبْد َر َّبَك َح ىَّت َيْأِتَيَك اْلَيِق ُني ‪.‬‬
‫ِب‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬
‫اللهم َص ِّل َعَلى َس ِّي َنا َحُمَّم ‪َ ،‬و َعَلى آ َو َمْن َت َعُه ْم‬
‫ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الِّد ْيِن ‪.‬‬
‫أَّماَبْع ُد ‪َ :‬فَيا ِعَباَد اِهلل‪ ،‬اّتُقْو ا اَهلل َفَقْد َفاَز ا َّتُقْو َن ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 149‬‬
‫َقاَل اهلل َتَعاىَل ‪َ :‬و َتَز َّو ُدوا َفِإَّن َخ ْيَر الَّز اِد الَّتْق َو ٰى ‪.‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِف ِل‬
‫َاللهم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو املْس َم ا َو املْؤ َنْي‬
‫َو املْؤ ِم َناِت اَألْح َياِء ِم ْنُه ْم َو اَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُلوِب ا‪َ ،‬أ ِل َذا ِن ا‪ ،‬ا ِد‬
‫َل‬‫ُسُب‬ ‫ا‬‫َن‬ ‫اللهم َأِّلْف َبْيَن ُق َن َو ْص ْح َت َبْي َن َو ْه‬
‫الَّساَل ِم ‪َ ،‬نِّجَنا ِم الُّظُل اِت ِإَلى الُّنوِر‪ِّ ،‬ن َنا اْلَف اِح‬
‫َو َج ْب َو َش‬ ‫َن َم‬ ‫َو‬
‫َماَظَهَر ِمْنَها‬
‫َو َم ا َبَطَن َو َب اِرْك َلَن ا ِفي َأْس َماِعَنا َو َأْبَص اِرَنا َو ُقُلوِبَن ا‬
‫َو َأْز َو اِج َنا َو ُذِّر َّياِتَنا َو ُتْب َعَلْيَنا ِإَّنَك َأْنَت الَّتَّو اُب الَّر ِح يُم‪.‬‬
‫اللهم َأْح ِس ْن َعاِقَبَتَن ا ِفى اُألُم وِر ُكِّلَه ا َو َأِج ْر َنا ِمْن ِخ ْز ِي‬
‫الُّد ْنَيا َو َعَذ اِب اآلِخ َر ِة‪.‬‬
‫الَّلُهَّم َتَقَّب ْل َأْعَماَلَن ا ِفي َر َمَض اَن الَّلُهَّم َتَقَّب ْل َأْعَماَلَن ا ِفي‬
‫َر َمَضاَن‪ ،‬اللهم َتَقَّبْل َأْعَماَلَنا ِفي َر َمَضاَن‪.‬‬

‫‪150 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫ا‬ ‫َذ‬ ‫ا‬ ‫َّبا آِت ا ِفي الُّد ا ًة ِفي اآْل ِخ ِة ًة ِق‬
‫َب‬ ‫َع‬ ‫َن‬ ‫َر َحَس َن َو‬ ‫ْنَي َحَس َن َو‬ ‫َر َن َن‬
‫الَّناِر‪.‬‬
‫اُك ِم‬ ‫ٌك‬ ‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ُد‬ ‫َقَّب الل ِم َّن ا ِمْنُك ِع‬
‫َع‬
‫ْم ُمَب َر َو َس ْم َن‬ ‫ْي‬ ‫َت َل ُه َو ْم َو‬
‫الَعاِئِدْيَن َو الَفاِئِزْيَن ُكُّل َعاٍم َو َأْنُتْم ِبَخْيٍر‪.‬‬
‫ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس ِان َو ِإْيَت ِاء‬
‫ِذ ي اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي‬
‫ِعُظُك َل َّلُك َت َذ َّك َن َف اْذُك ا ا اْل ِظ‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم‬ ‫ُر ْو‬ ‫َي ْم َع ْم‬
‫َلى ِن ِم ِه ِز ْد ُك َل ِذ ْك اِهلل‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْش ُك ُر ْو ُه َع َع َي ْم َو ُر‬
‫َأْك َبُر ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 151‬‬


152 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II

Anda mungkin juga menyukai