Anda di halaman 1dari 166

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah Swt, yang


berkat rahmat dan pertolongan-Nya, naskah khotbah
Zakat, infaq, dan sedekah ini selesai disusun dan dapat
dihadirkan di hadapan pembaca seperti keadaan seka-
rang. Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada
Nabi Muhammad saw, segenap keluarga, para sahabat,
dan para pengikut beliau yang setia hingga hari Kiamat.

Naskah sederhana yang hadir di hadapan pembaca


ini merupakan bentuk kongkret kerjasama antara MUI
Kota Semarang dengan Baznas Kota Semarang. Dengan
naskah ini, dakwah bil lisan dan bil kitabah untuk saling
mengingatkan tentang kewajiban zakat dapat tersam-
paikan ke tengah-tengah kehidupan.

Buku khotbah ini hadir di hadapan pembaca berkat


bantuan banyak pihak. Untuk itu, atas segala uluran
tangan bantuan, sudah selayaknya kami ucapkan terima
kasih. Pertama, kepada Bapak Walikota dan segenap
jajarannya yang atas atensinya telah memungkinkan
aktivitas MUI Kota Semarang dapat berjalan dengan
lancar di pelbagai kesempatan. Kedua, ucapan terima
kasih disampaikan kepada segenap pengurus Baznas

ii Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


Kota Semarang yang berkat kerjasama baiknya,
memungkinkan kita bekerja secara optimal, termasuk
dalam memproduk naskah khotbah ini. Tak lupa, ucapan
terima kasih kami sampaikan kepada segenap panitia
yang telah memungkinkan hadirnya naskah khotbah ini
di hadapan pembaca. Kepada penerbit, juga kami
sampaikan terima kasih.

Disadari sepenuhnya, bahwa terbitan ini walau dalam


format sederhana belumlah bisa optimal, untuk itu tegur
sapa ke arah penyempurnaannya senantiasa kami harap-
kan bagi penerbitan pada edisi-edisi berikutnya.

Akhir kata, semoga buku khotbah zakat, infaq, dan


sedekah ini bermanfaat adanya.

Semarang, 1 Desember 2021

Ketua Umum,

Moh. Erfan Soebahar

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar............................................................... ii
Daftar Isi......................................................................... v
I. Fiqh Zakat, Infaq, dan Sedekah
Oleh: Dr. KH. Ali Imron, M.Ag........................... 2
II. Keutamaan dan Anjuran Berzakat Melalui Baznas
Oleh: Dr.KH. Ismail,M.Ag.................................. 14
III. Peran dan Tugas Amil Zakat
Oleh: H. Nur Fuad,.S.Ag...................................... 32
IV. Zakat dan Kesalehan Umat
Oleh : Prof. Dr. KH. Moh. Erfan Soebahar, M.Ag 44
V. Membentuk Karakter Muttaqin dengan Berzakat
Oleh : Ahmad Mutohar, M.Ag............................. 56
VI. Zakat dan Pemberdayaan Ekonomi Umat

iv Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


Oleh: Moh. Miftahul Arief, M.Pd......................... 70
VII. Harta dan Kewajiban Berzakat
Oleh: Drs. H. Arifin M.S.I................................... 84
VIII. Hikmah Sosial Dibalik Perintah Zakat
Oleh: Muhammad Nurkhanif, M.S.I..................... 92
IX. Meraih Harta dan Jiwa yang Suci dengan Berzakat
Oleh: Dr. KH. Amin Farih, M.Ag........................ 104
X. Membentuk Umat Hebat Bermartabat dengan
Zakat
Oleh : H. Ahmad Fauzin, M.M............................ 118
XI. Zakat dan Pengentasan Kemiskinan di Indonesia
Oleh: Endang Supriadi, M.A................................ 130
XII. Meraih Fitrah dengan Berzakat Fitrah
(Khotbah Id al Fitri)
Oleh : Dr. H. Tajuddin Arafat, M.S.I................. 140

v
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 1 |
‫‪Fiqh Zakat, Infaq, dan Sedekah‬‬
‫‪Oleh: Dr.KH. Ali Imron, M.Ag.‬‬

‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫اَحْلْم ُد ِلّٰلِه‪َ ،‬و الَّصاَل ُة َو الَّس اَل ُم َعَلى َرُس ْو ِل اِهلل َس ِّيِد َنا‬
‫ِب‬‫َت‬ ‫ِبِه‬ ‫َّم ِد ِن ِد اِهلل‪َ ،‬لى آِل ِه‬
‫َو َص ْح َو َمْن َع ُه‬ ‫َو َع‬ ‫َحُم ْب َعْب‬
‫َو َم ن َو اَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َلُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه اَل َنَّيِب َبْع َد ُه‬
‫‪2‬‬ ‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah‬‬
‫َألّٰل ُه ـَّم َص ـِّل َو َس ـِّلْم َو َب اِر ْك َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ـٍد َو َعـَلى‬
. ‫َاِلـِه َو َصْح ب ـِـِه َأَمْجـِعـْـَني‬
‫ ا ِع ا اِهلل ُا ِص ُك ْف ِس ي ِب ْق ى اِهلل‬: ‫َأَّم ا ُد‬
‫َت َو‬ ‫َبْع َفَي َب َد ْو ْي ْم َو َن‬
‫ َقاَل ا اىَل يِف ْالُق آِن‬، ‫َطا ِتِه َل َّلُك ْف ِل َن‬
‫ْر‬ ‫َو َع َع ْم ُت ُح ْو َو ُهلل َتَع‬
‫ َأ ُذ ِباِهلل ِم‬، ‫َأ َد ُق اْلَق اِئِل‬ ، ‫ِم‬ ‫اْل ِظ‬
‫َن‬ ‫ْو‬ ‫ُع‬ ‫َنْي‬ ‫َع ْي َو ُه َو ْص‬
‫ َيا َأُّيَه ا‬،‫ ِبْس ِم اِهلل ال َّر َمْحِن ال َّر ِح ْيم‬، ‫الَّش ْيَطاِن ال َّر ِج ْيِم‬
‫ُت‬ ‫َأ‬ ‫اَّل‬‫ِإ‬ ‫َّن‬ ‫ُت‬ ‫ُمَت‬ ‫اَل‬ ‫اَّلِذ آ ا اَّتُق ا ا َّق َق اِتِه‬
‫َو ْن ْم‬ ‫ْيَن َم ُنْو ْو َهلل َح ُت َو ْو‬
. ‫ُمْس ِلُمْو َن‬
Hadirin jama`ah salat jum`at rahimakumullah
Di awal khotbah ini, kita perlu instropeksi atau
bermuhasabah terhadap ketaqwaan kita kepada Allah
swt. Dievaluasi seberapa kualitas taqwa yang kita
miliki. Hal ini penting karena taqwa merupakan bekal
terbaik untuk kehidupan kelak di akherat.
Cermatilah Firman Allah Swt dalam surat al Baqarah
ayat 197:

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 3 |


‫َتَز َّو ُدْو ا َف ِاَّن َخ ْي ال َّز اِد الَّتْق ٰو ۖى اَّتُق ِن ٰٓيُاوىِل‬
‫َو ْو‬ ‫َر‬ ‫َو‬
‫اَاْلْل اِب‬
‫َب‬
“Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik
bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai
orang-orang yang mempunyai akal sehat”.

Apakah taqwa kita ini menunjukkan adanya


peningkatan kualitas ataukah tetap pada posisi stagnan
atau ajek tidak ada peningkatan positif, atau bahkan
terjadi penurunan kualitas taqwa. Idealnya, semakin
bertambahnya usia, maka ada peningkatan kualitas
taqwa kepada Allah swt.

Hadirin jamaah salat jum`at rahimakumullah


Termasuk ciri orang yang bertaqwa yaitu orang
yang ihlas mendermakan sebagian dari anugerah rizki
yang telah diterimanya dari Allah swt.
Allah Swt berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 3:

‫اَّلِذْيَن ُيْؤ ِم ُنْو َن ِباْلَغْيِب َو ُيِق ْيُمْو َن الَّصٰل وَة َو َّمِما‬


ۙ ‫َر َز ْقٰنُه ْم ُيْنِف ُقْو َن‬

4 Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


“Orang yang bertaqwa yaitu orang yang meyakini adanya
sesuatu yang ghaib atau sesuatu yang tidak terlihat oleh
mata, orang yang menunaikan shalat lima waktu, dan orang
yang mendermakan sebagian dari rizki yang telah diberikan
oleh Allah Swt”.

Di sini Nampak jelas bahwa menyerahkan Sebagian


rezeki kepada yang berhak menerimanya merupakan
satu dari beberapa kriteria orang yang bertaqwa.
Apabila seseorang tidak mau menyerahkan Sebagian
rejekinya maka dia tidaklah termasuk orang yang
bertaqwa secara sempurna. Na`udzubillahi min dzalik.

Hadirin jamaah salat jum`at rahimakumullah


Penyerahan Sebagian dari rezeki kepada orang yang
berhak menerimanya dapat berupa ibadah zakat, infaq,
sadaqah, dan ibadah filantrofi yang sejenisnya.
Penyerahan sebagian dari rezeki ini merupakan bukti
dari rasa syukur kepada allah swt. Oleh karena itu,
orang yang tidak mau menyerahkan Sebagian
rezekinya maka dia termasuk orang yang kufur nikmat
atau bahkan ia termasuk orang yang membangkang
atas perintah allah. Dan orang yang membangkang
perintah allah ini termasuk orang yang kufur dan
kehidupannya jauh dari keberkahan dan jauh dari
ketenangan bathin.

Hadirin jamaah salat jum`at rahimakumullah


Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 5 |
Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga setelah
syahadat dan shalat. Bahkan Al Quran menyebutkan
adanya perintah shalat selalu berbarengan dengan
perintah zakat. Perintah shalat yang berbarengan
dengan perintah zakat ini diulang-ulang sampai lebih
dari 24 kali di ayat al Quran. Ini artinya seandainya ada
orang yang mampu berzakat, tetapi dia hanya shalat
saja dan tidak membayar zakat maka sia-sia lah
shalatnya, karena kewajiban shalat merupakan satu
paket dengan kewajiban zakat bagi mereka yang
mampu.
Setiap orang muslim yang pegawai, karyawan,
pedagang, petani, peternak, maupun sector jasa yang
memiliki penghasilan setara dengan takaran jumlah
tertentu maka dia wajib membayar zakat. Apabila dia
tidak membayar zakat maka dia termasuk orang yang
tidak pantas disebut sebagai muslim sejati. Kewajiban
membayar zakat ini secara detail telah diatur klasifikasi
jenis hartanya, dan juga klasifikasi prosentase nominal
zakatnya di syari’at Islam.

Hadirin jamaah salat jum`at rohimakumulloh


Perolehan zakat yang telah terkumpul di lembaga
penerima zakat seperti BAZNAS, kemudian di
distribusikan kepada delapan golongan atau delapan
asnaf yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim,
sabilillah, dan ibnu sabil.

6 Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


Sebagaimana disebutkan secara jelas di al Quran surat
at Taubah ayat 60, yaitu:

‫ِاَمَّنا الَّص َد ٰقُت ِلْلُفَق َر ۤاِء َو اْلَم ٰس ِكِنْي َو اْلَعاِم ِلَنْي َعَلْيَه ا‬
‫َو اْلُم َؤ َّلَف ِة ُقُلْو ُبُه ْم َو ىِف الِّر َقاِب َو اْلَغاِر ِم َنْي َو ْيِف َس ِبْيِل‬
‫الّٰل ِه ا ِن الَّس ِب ِۗل َفِر ًة ِّم الّٰل ِهۗ الّٰل ِل ِك‬
‫ْي ْيَض َن َو ُه َع ْيٌم َح ٌم‬
‫ْي‬ ‫َو ْب‬
“Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf),
untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah.
Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana”.

Berdasarkan ayat tersebut, maka Harta zakat hanya


boleh diserahkan kepada delapan golongan tersebut
secara proporsional, dan tidak boleh diserahkan ke
pihak lain.
Apabila ternyata ada seseorang yang kurang
beruntung, tetapi tidak memenuhi kualifikasi delapan
asnaf, padahal dia sangat memerlukan bantuan
keuangan untuk kehidupannya, maka harus dibantu
melalui mekanisme infaq shadaqah. Tidak boleh
dibantu dengan dana zakat, karena orang tersebut tidak
masuk satu dari delapan asnaf penerima zakat. Oleh
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 7 |
karena itu, disamping ada ibadah zakat yang
hukumnya wajib, Islam juga mensyariatkan adanya
ibadah infaq dan sadaqah yang hukumnya sunnah
muakkad.

Hadirin jamaah salat jum`at rohimakumulloh


Pada zaman khulafaur rosyidin, Kholifah Abu
Bakar menyatakan perang terhadap orang-orang yang
tidak mau membayar zakat. Negara pada waktu itu
mengambil zakat secara paksa dari masyarakat muslim
yang mampu. Hal ini terjadi karena sesaat setelah Nabi
Muhammad wafat, banyak bermunculan orang-orang
munafiq yang enggan membayar zakat. Oleh karena itu
jika pada saat ini ada orang yang enggan membayar
zakat maka orang tersebut termasuk orang yang
munafik, dan menjadi musuh dalam selimut yang
sangat berbahaya bagi umat islam.

Hadirin jamaah jum`at rohimakumulloh


Terkadang seseorang akan merasa berat untuk
membayar zakat. Hal ini terjadi karena dia sangat
mencintai hartanya secara berlebihan jauh dari rasa
cinta yang sewajarnya. Seakan akan harta adalah
segala-galanya. Rasa cinta terhadap harta yang
berlebihan ini menyebabkan sifat kikir, bakhil, dan akan
menghilangkan keberkahan rezeki.
Rasululloh Muhammad saw telah memberikan
petunjuk, bahwa orang-orang yang beruntung dalam

8 Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah |


kehidupannya adalah orang-orang yang hatinya tenang
tenteram ketika bekerja mencari rejeki, orang yang
hatinya merasa cukup atas perolehan rejeki yang telah
didapatkannya, dan orang-orang yang qonaah atau
hatinya bisa menerima dengan ihlas atas rejeki dari
alloh saw, dan orang yang selalu bersedekah.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam hadis nabi
Muhammad saw yang diriwayatkan oleh imam muslim

‫ أن‬:‫حديث عبد اهلل بن عمرو رض ى اهلل عنهما‬


،‫ قد أفلح من أسلم‬:‫رسول اهلل ﷺ قال‬
‫ وقّنعه اهلل مبا آتاه‬،‫وُر زق كفافًا‬
“Hadis diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Amr bin
al-‘Ash bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: Sungguh sangat beruntung seorang
yang masuk Islam, kemudian mendapatkan rizki yang
secukupnya dan Allah menganugrahkan kepadanya sifat
qana’ah (merasa cukup dan puas) dengan rezki yang
Allah berikan kepadanya”
Di akhir khotbah ini, semoga kita semua termasuk
golongan orang-orang yang senang mununaikan
ibadah zakat infaq shadaqah serta mampu
mengendalikan hawa nafsu yang selalu mempengaruhi
secara negative terhadap hati kita. Amin ya robbal
‘alamin.
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 9 |
‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اَحْلْم ُد ِلّٰل ِه‪َ ،‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعَلى َر ُس ْو ِل اِهلل َس ِّيدَِنا‬
‫ِه‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِد ِهلل‬ ‫ِد‬
‫َحُمَّم ْبِن َعْب ا ‪َ ،‬و َعَلى آ َو َص ْح ِب َو َمْن َتِبَع ُه َو َمْن‬
‫َو ااَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه اَل َنَّيِب َبْع َد ُه‪.‬‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَيا ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّتُقْو ا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل ُمَتْو ُتَّن ِإاَّل‬
‫َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫ِبِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬ ‫ّٰل‬
‫َأل ُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َس ِّي َنا َحُمَّم َو َعَلى َأ َو َصْح‬
‫َأَمْجِعَنْي ‪َ ،‬و َعَلْيَنا َم َعُهْـم ِبَر َمْحِتَك َيآ َاْر َح ـَم الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬

‫‪10‬‬ ‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah‬‬


‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِف ِل‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو ْاُملْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫ِت‬ ‫ِج‬ ‫ِم‬
‫َر َّبَن ا َه ْب َلَن ا ْن َأْز َو ا َن ا َو ُذِّر َّيا َن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي َو اْجَعْلَن ا‬
‫ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬
‫الّٰل ُه َّم َس ِّلْم َنا َأْه ـَلَنا ِم ْن َأَف اِت الُّد ْنيَـا َع َذ اِب ْاآلِخ ِة‬
‫َر‬ ‫َو‬ ‫َو‬
‫َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّنَك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ َقِدْيٍر ‪.‬‬
‫َر َّبَنا اَل ُتِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ِإْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َلنَـا ِم ْن َلُد ْنَك‬
‫َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬
‫َر َّبنَـا آِتنَـا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـا ِم ْن َأْم ِر نَـا َر َش ـًد ا‪.‬‬
‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف ال ُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 11‬‬


‫ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَت اِء ِذي‬
‫ى ِن اْلَف َش اِء اْل ْنَك ِر اْل ْغِي ‪ِ ،‬ع‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه َع ْح َو ُم َو َب َي ْم‬
‫ُك‬ ‫ُظ‬
‫َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َع َع‬ ‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو‬
‫َي ِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫‪12‬‬ ‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah‬‬


Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 13 |
‫‪Keutamaan dan Anjuran Berzakat‬‬
‫‪Melalui Baznas‬‬
‫‪Oleh: Dr. KH. Ismail, M.Ag.‬‬

‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫ا ُد ِهلل‪ ،‬ا ُد ِهلل اًّل ِذ ي َا َل َن ا ِبِن ِة اِاْل َمْياِن‬


‫ْنَعَم َع ْي ْع َم‬ ‫َحْلْم‬ ‫َحْلْم‬
‫اِاْل ْس َالِم ‪ ،‬الَّص َالُة الَّس َالُم َعَلى َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َخ ِرْي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َو‬
‫اَاْلَناِم ‪َ ،‬و َعَلى آِلِه َو َاْص َح اِبِه َمَص اِبْيِح اُاْلَّم ِة يِف الَّظَالِم ‪.‬‬

‫‪14 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َأْش َه ُد أْن آل ِإلَه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ه اَل َش ِر ْيَك َله‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫أَّن َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ه َو َر ُس وُلُه ال َّداِعى ِاىَل ال ِّد ْيِن اْلَق ِوِمْي‬
‫َو اُهْلدى إيَل الِّص َر اَط اْلُمْس َتِق ْيم‪ .‬الَّلُه َّم َص ِّل َو َس لِّم َعَلى‬
‫َس ِّيِد َنا َو َمْو اَل َن ا َحُمَّم دٍ‪ ،‬ا ْبُع ْو ِث َر َمْحًة ِلْلَع اَلِم َنْي ‪.‬‬
‫ِبِه الَّتاِبِع ‪َ،‬مل اَل َل اَل َّو َة ِإاَّل ِباِهلل‬ ‫ِلِه‬
‫َو َعَلى آ َو َصْح َو َنْي َح ْو َو ُق‬
‫ْالَعِلِّي ْالَعِظ ْيِم ‪.‬‬
‫ِص‬ ‫ِل‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَي ا أُّيَه ا اْلُمْس ُمْو َن َر َمِحُك ُم اُهلل‪ُ .‬اْو ْيُك ْم‬
‫َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى اهلل َفَقْد َفاَز اْلُم َّتُقْو َن ‪.‬‬
‫ِب ِم‬ ‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل يِف ِك ِب ِه ِرِمْي‬
‫َتا اْلَك ‪ ،‬أُع ْو ُذ اهللِ َن‬
‫الَّش ْيَطاِن ال َّر ِج ْيِم ‪َ :‬يا َأُّيَه ا اَّلِذيَن آَم ُن وا اَّتُق وا الَّل َه َح َّق‬
‫ي‬ ‫ِل وَن ‪ .‬ا َأُّي ا اَّل ِذ‬ ‫َأ‬ ‫َّال‬‫ِإ‬ ‫َّن‬‫ُت‬ ‫و‬‫ُمَت‬ ‫ال‬ ‫ه‬ ‫ُتقاِت‬
‫َن‬ ‫َو ْم ُمْس ُم َي َه‬ ‫ُت‬
‫ْن‬ ‫َو‬
‫َلُك‬ ‫آ وا اَّتُق وا الَّل ُقوُل وا اًل ِديًد ا‪ِ .‬ل‬
‫ُيْص ْح ْم‬ ‫َقْو َس‬ ‫َه َو‬ ‫َم ُن‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 15‬‬


‫ِط‬ ‫ِف‬
‫َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُنوَبُك ْم َو َمْن ُي ِع الَّل َه َو َر ُس وَلُه‬
.‫َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ يًم ا‬

‫ ُبَيِن اإْل ْس اَل ِم َعَلى‬:‫َو َق اَل الَّنُّيِب صلى اهلل عليه وسلم‬
‫ َش َه اَد ِة َأّن اَل إل َه إاَّل اهلل َو َأَّن َحُمَّم ًد ا َر ُس ْو ُل‬: ‫ْمَخٍس‬
، ‫ َو َح ِّج اْلَبْيِت‬،‫ َو ِإْيَت اِء الَّز َك اة‬،‫ َو ِإَق اِم الَّص اَل ة‬،‫اِهلل‬
‫َو َص ْو ِم َر َم َض اَن‬
‫ِظ‬
‫َص َد َق اُهلل اْلَع ْيُم َو َص َد َق َرُسْو ُلُه الَّنُّيِب اْلَك ِر ُمْي َو ْحَنُن‬
.َ‫َعَلى َذاِلَك ِم َن الَّشاِهِدْيَن َو الَّشاِكِر ين‬
Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah

Pada kesempatan yang mulia ini dan melalui


mimbar khotbah Jum’at kali ini, saya berwasiat kepada
diri saya pribadi khususnya dan kepada para jamaah
sekalian pada umumnya, marilah kita senantiasa
berusaha sekuat tenaga meningkatkan kualitas
keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt.
Ketakwaan yang berarti menunaikan segala
perintahnya dan menjauhi segala yang menjadi

16 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


larangannya, dengan penuh kesadaran, kesabaran dan
keihlasan hati karena Allah semata.

Hadirin jamaah Jum’at raḥimakumullāh

Islam adalah agama yang memberikan ajaran sosial


yang mulia bagi para pemeluknya, salah satu ajaran
tersebut adalah zakat.. Di dalam Alquran, perintah
mengerluarkan zakat seringkali digandengkan dengan
perintah shalat. Setidaknya terdapat lebih dari 20 ayat
yang menyandingkan antara perintah shalat dengan
perintah zakat. Hal ini menunjukan antara kewajiban
shalat dan zakat tidak bisa dipisahkan.
Bahkan khalifah Abu Bakar As-Shiddiq dengan
tegas mengatakan “Demi Allah, sungguh aku akan
memerangi orang yang memisahkan antara kewajiban
shalat dan zakat.” Karena bagi beliau kewajiban
mengeluarkan zakat tidak ada bedanya dengan
kewajiban shalat. Al-qur’an dengan tegas memberikan
ancaman bagi siapa saja yang enggan mengeluarkan
zakat dari sebagian hartanya. Allah SWT. berfirman:

‫ْحَيَس َّنَب اَّلِذ ْيَن َيْبَخ ُلْو َن َمِبٓا ٰاٰتىُه ُم الّٰل ُه ِم ْن َفْض ِل ٖه‬ ‫َو اَل‬
‫َخ ْيًر ا ُهَّلْم ۗ َبْل ُه َو َش ٌّر ُهَّلْم ۗ َسُيَطَّو ُقْو َن َم ا ِخَب ُلْو ا‬ ‫ُه َو‬

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 17 |


‫ِب ٖه َيْو َم اْلِق ٰي َم ِةۗ َو ِلّٰلِه ِم ْيَر اُث الَّس ٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض‬
‫ّٰل‬
‫َو ال ُه َمِبا َتْع َم ُلْو َن َخ ِب ٌرْي‬
“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan
apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-
Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka,
padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta)
yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di
lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan
(apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti
apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Ali Imran: 180)

Adanya perintah mengeluarkan zakat menunjukan


bahwa syariat Islam tidak hanya mengajarkan kepada
umatnya menjadi pribadi yang khusyu, melainkan juga
mengajarkan untuk saling berbagi dengan sesama.
Ketika seorang muslim mengeluarkan zakat, sama
artinya dengan memperkuat ikatan persaudaraan,
menumbuhkan kenyamanan dalam kehidupan
bermasyarakat, dan menumbuhkan perasaan syukur
karena berada dalam keadaan lebih baik daripada
orang lain. Hal yang menjadi alasan yang sangat
penting bagi kita untuk mengeluarkan zakat adalah
karena sesungguhnya harta kita tidak sepenuhnya

18 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


menjadi hak kita, melainkan juga ada hak-hak saudara-
saudara kita didalamnya. Allah SWT berfirman:

‫ِم‬ ‫ِف ِهِل‬


‫َو َاْم َو ا ْم َح ٌّق ِّللَّس ۤإِى ِل َو اْلَم ْح ُر ْو‬
“Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin
yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta” (Adz-
Dzariat :19)

Hadirin jamaah Jum’at raḥimakumullāh

Orang yang menunaikan zakat akan diampuni


dosa-dosanya oleh Allah SWT sebagaimana Firman-
Nya dalam surat al-Maidah ayat 12 yang berbunyi:

‫َلِئْن َأَقْم ُتُم الَّص اَل َة َو آَتْيُتُم الَّز َك اَة َو آَم ْنُتْم ِبُر ُس ِلي‬
‫َو َعَّز ْر ُمُتوُه ْم َو َأْقَر ْضُتُم الَّلَه َقْر ًض ا َح َس ًنا ُأَلَك ِّف َر َّن َعْنُك ْم‬
‫َس ِّيَئاِتُك ْم َو ُأَلْد ِخ َلَّنُك ْم َج َّناٍت ْجَتِر ي ِم ْن ْحَتِتَه ا اَأْلْنَه ُرا‬
“Sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan
menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan
kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah
pinjaman yang baik Sesungguhnya aku akan menutupi
dosa-dosamu. dan Sesungguhnya kamu akan Kumasukkan

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 19 |


ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-
sungai.” (Q.S. Al-Maidah:12)

Zakat yang diperintahkan kepada umat Islam


terbagi menjadi dua macam. Pertama adalah zakat
fitrah, yaitu zakat yang bertujuan untuk menyucikan
jiwa dan menyempurnakan ibadah puasa yang telah
dilalui selama satu bulan penuh. Zakat ini dikeluarkan
sebelum shalat hari raya Idul Fitri dan apabila
dibayarkan setelah shalat hari raya, maka nilainya
dihitung seperti sedekah biasa. sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW:

‫َأَّدا ا َد ال َالِة َفِه َد َقُة ِم ال َد َقاِت‬


‫َي َص َن َص‬ ‫َو َمْن َه َبْع َص‬
“.. dan barang siapa yang membayarnya setelah salat hari
raya maka zakat itu sebagai sedekah biasa”. (HR. Abu
Dawud dan Ibnu Majah)

Hadirin jamaah Jum’at raḥimakumullāh

Selain zakat fitrah, ada juga yang dinamakan zakat


mal atau zakat harta benda. Adapun harta benda yang
wajib dizakati ada lima jenis, yaitu:

Pertama, zakat binatang ternak berupa unta, sapi


dan kambing. Apabila seorang muslim memiliki unta
sebanyak 5 ekor, atau sapi sebanyak 30 ekor ataupun
kambing sebanyak 40 selama satu tahun, maka telah

20 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


wajib baginya mengeluarkan zakat binatang ternak
yang dimiliki tersebut sesuai dengan yang telah diatur
secara rinci dalam kajian fikih.

Kedua, zakat emas dan perak yang telah mencapai


jumlah 93.6 gram untuk emas dan 624 gram untuk
perak. Ketika seorang muslim memiliki emas atau
perak dengan jumlah tadi dan telah dimiliki selama
satu tahun, maka wajib baginya mengeluarkan zakat
sebesar 2.5 % dari jumlah emas atau perak yang
dimiliki.

Ketiga, zakat hasil pertanian baik itu berupa


makanan pokok, sayuran, kacang-kacangan dan
lainnya serta buah kurma dan anggur yang masing-
masing dari hasil pertanian tersebut mendapatkan
panen mencapai 5 ausaq atau setara dengan 750 kg
beras. Zakat hasil pertanian ini dikeluarkan setiap
panen dengan ketentuan apabila sumber pengairan
yang digunakan tidak mengeluarkan biaya, maka
zakatnya sebesar 10%, namun apabila untuk mengairi
pertanian tadi memerlukan biaya maka zakatnya 5%
dari hasil panen.

Keempat, zakat harta perdagangan, yaitu semua


harta benda yang diperdagangkan baik berupa itu
barang atau uang tunai yang nilainya telah mencapai
93.6 gram emas. Bagian yang wajib dizakati dari harta
perdagangan yang telah mencapai nishab tersebut
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 21 |
adalah 2.5%-nya sebagaimana zakat ukuran dalam
zakat emas.

Hadirin jamaah Jum’at raḥimakumullāh

Besarnya manfaat sosial dari zakat ini hingga


Habib Muhammad as-Syathiri dalam kitab Syarah
Yaqutun Nafis menjelaskan bahwa seandainya zakat
dibayarkan dan dibagikan sesuai dengan cara yang
benar secara syar’i, niscaya selamanya di muka bumi
tidak akan ada orang yang miskin. Karena
sesungguhnya di dalam harta para orang kaya, Allah
Swt telah menetapkan sebagian hak yang bisa
mencukupi para faqir.

Untuk menunaikan zakat, seorang muslim dapat


membayarkannya langsung kepada golongan yang
berhak menerima zakat atau mustahiq zakat. Namun
yang lebih utama dan lebih dianjurkan adalah
pembayaran zakat melalui sebuah lembaga atau badan
amil zakat sebagai perantara demi memaksimalkan
pentasarrufan zakat. Hal ini karena dalam Al-Quran
maupun sunnah, proses penarikan zakat melibatkan
amil zakat ataupun pemerintah. Seperti disebutkan
dalam Alquran:

22 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك يِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫الَّل ِمَس ي ِل‬ ‫ِه ِإ‬
‫َعَلْي ْم َّن َص اَل َتَك َس َك ٌن ُهَلْم َو ُه ٌع َع ٌم‬
‫ي‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Taubah 103)

Imam Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam


tafsirnya memaknai ayat ini sebagai isyarat bagi
pemerintah untuk mengelola zakat. Perintah
“ambillah” dalam ayat tersebut tidak hanya untuk
Rasulullah sebagai pemimpin masyarakat saat itu,
melainkan juga para pengganti-pengganti Rasulullah
seperti Khulafaur Rasyidin dan Ulil Amri atau
pemimpin masyarakat Islam sesudahnya, sehingga
kemudian muncul istilah amil zakat, yaitu orang atau
badan yang diberi kewenangan mengelola zakat secara
maksimal dan profesional.

Amil zakat inilah yang nantinya menyalurkan


zakat tersebut kepada mustahiq zakat. Di Indonesia
sendiri juga sudah ada suatu lembaga yang dibentuk
untuk menjadi amil zakat dan mengelola zakat secara
nasional. Lembaga ini kita kenal dengan nama

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 23 |


BAZNAS atau Badan Amil Zakat Nasional. Untuk
menunaikan zakat melalui BAZNAS ini bisa dengan
datang langsung ke kantor BAZNAS yang hampir ada
di setiap daerah, atau bisa melalui online dengan
membuka website resmi dari BAZNAS. Selain
BAZNAS terdapat juga amil zakat yang dibentuk oleh
masyarakat untuk membantuk pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan zakat. Amil yang
dibentuk masyarakat ini kita kenal dengan sebutan
LAZ atau Lembaga Amil Zakat. LAZ ini banyak
dimiliki oleh ormas-ormas Islam seperti LAZISNU
yang dikelola ormas NU, LAZISMU yang dikelola
Muhammadiyah dan serta banyak lagi lembaga amil
yang biasanya juga dibentuk oleh takmir-takmir
masjid.

Semua lembaga amil zakat tersebut harus sudah


mendapatkan izin dari pemerintah, sebagaimana telah
diatur secara baik melalui undang-undang no. 23 tahun
2011 tentang pengelolaan zakat di Indonesia. Tidak
bisa seseorang atau suatu lembaga asal saja menjadi
pengumpul zakat. Jika tidak ada izin, maka
pengumpul zakat tersebut dapat dikenakan tuduhan
pemungutan liar. Semua itu diatur dengan rapi oleh
pemerintah untuk menghindari adanya
penyelewengan harta zakat, agar tujuan zakat sebagai
ibadah yang mempunyai dimensi sosial untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dapat tercapai.
24 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Hadirin jamaah Jum’at raḥimakumullāh

Harta yang di zakati meskipun pada dzahirnya


tampak berkurang, namun sejatinya malah akan
bertambah karena penuh dengan berkah. Rasulullah
SAW dalam salah satu hadisnya juga pernah
menyatakan bahwa:

‫ا َق ْت َد َقٌة ِم اٍل‬
‫َم َن َص َص ْن َم‬
“Sedekah (zakat) tidak akan mengurangi harta” (HR.
Muslim)

Imam an-Nawawi di dalam kitab beliau Syarh an-


Nawawi ala Muslim menjelaskan bahwa di dalam hadits
ini ulama menyebutkan dua sisi makna. Pertama,
hartanya akan diberkahi, dijauhkan dari bahaya-
bahaya dan kekurangan hartanya ditutupi dengan
berkah yang samar. Yang kedua, meskipun
kelihatannya berkurang sebab dizakatkan, namun
hartanya berada di dalam pahala yang akan menutupi
kekurangannya tersebut serta akan mendatangkan
tambahan yang berlipat ganda, sebagaimana dijelaskan
dalam surat al-Rum :

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 25 |


‫الَّلِه َفُأوَلِئ‬ ‫َن‬ ‫و‬ ‫ُد‬‫ي‬ ‫ِر‬‫ُت‬ ‫ا آ ِم َز َك اٍة‬
‫ُم‬ ‫ُه‬ ‫َك‬ ‫ْجَه‬ ‫َو‬ ‫َو َم َتْيُتْم ْن‬
‫اْلُم ْض ِعُفوَن‬
“Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu
maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
pahalanya.” (QS. Ar-Ruum : 39)

Hadirin jamaah Jum’at raḥimakumullāh

Demikian khotbah kali ini, mudah-mudahan


melalui ibadah zakat yang kita lakukan, harta yang
saat ini kita miliki selalu diberikan keberkahan dan
kemanfaatan bagi sesama. Semoga kita semua
senantiasa diberi kekuatan untuk dapat menjalankan
ibadah zakat yang mulia, yaitu ibadah yang
mempunyai dimensi ketaatan kepada agama dan
ibadah yang berdimensi sosial untuk membantu
sesama. Mari kita tunaikan kewajiban kita membayar
zakat untuk memenuhi hak saudara-saudara kita para
mustahiq zakat.

‫ْغِف ا اْل ِظ‬


‫َلُك‬
‫َت ُر َهلل َع ْيَم ْيِل َو ْم‬ ‫ َفاَْس‬،‫أُقْو ُل َقْو ْيِل َه َذ ا‬
. ‫َو ِلَس اِئِر اْلُم ْؤ ِم نَنْي‬
26 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
‫ِإ‬ ‫ِن ِظ‬
‫باَر َك اَهلل ْيِل َو َلُك ْم ْيِف اْلُق ْر أ اْلَع ْيِم ‪َ .‬و َنَف َعْيِن َو َّي اُك ْم‬
‫ْي‬
‫الَّس ِم‬
‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫َّن‬‫َمِبا ِفْي ِه ِم اَاْل اِت ال ِّذ ْك ِر ا ِكْيِم ِإ‬
‫ُع‬ ‫َو‬ ‫َحْل‬ ‫َن َي َو‬
‫اْلَعِلْيُم‪.‬‬

‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 27‬‬


‫ِل ِم‬ ‫ِهلل ِذ‬ ‫ِهلل‬
‫َاَحْلْم ُد ‪َ ،‬اَحْلْم ُد اَّل ى َأْر َس َل َر ُس ْو َلُه َر َمْحًة ْلَع اَل َنْي‬
‫َّال‬ ‫َاْن َالِال ِا‬ ‫‪.‬‬ ‫ًد ى ِلْل َّتِق‬ ‫ِك‬
‫َه ُهلل‬ ‫ُد‬ ‫َه‬ ‫َاْش‬ ‫َنْي‬ ‫ُم‬ ‫َو َاْنَز َل َتاَب ُه ُه‬
‫َو ْح َد ه َالَش ِر ْيَك َل ه اْلَم ِل ُك اَحْلُّق اْلُم ِبُنْي ‪َ .‬و َاْش َه ُد َاَّن‬
‫َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه الَّصاِدُق اْلَو ْع ِد اَاْلِم ِنْي ‪.‬‬
‫ِبِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ٍد‬ ‫ِد‬
‫َالّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعلَى َس ِّي َنا َحُمَّم َو َعلَى َا َو َصْح‬
‫َو َمْن َتِبَعُه ِإيَل َيْو ِم اْلِّد ْيِن ‪.‬‬
‫أَّم ا ُد ‪ :‬ا أُّي ا الَّنا ِاَّتُقو ا َذ وا اْلَف اِح‬
‫َهلل َو ُر َو َش‬ ‫َبْع َفَي َه ُس‬
‫اَظ ِم ا ا َط ‪ ،‬اِفُظوا َلى الَّطا ِة‬
‫َع‬ ‫َع‬ ‫َم َه َر ْنَه َو َم َب َن َو َح‬
‫ُك‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫َّن‬‫أ‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ْع‬‫ا‬ ‫‪،‬‬ ‫ِر ا ِة ا ا ِة‬
‫َر ْم‬ ‫َم‬ ‫َهلل‬ ‫َو ُح ُضْو ُجْلُم َع َو َجْلَم َع َو ُمْو‬
‫ا‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َق‬ ‫‪.‬‬ ‫َمِباَل ِئَك ِة ُقْد ِس ِه‬ ‫‪،‬‬ ‫ِبَا ٍر َد َا ِف ِه ِب ْف ِس ِه‬
‫ُهلل‬ ‫َو َثىَن‬ ‫ْم َب ْي َن‬
‫ي‬ ‫اىَل ‪ ،‬أ ُذ ِباهللِ ِم الَّش َطاِن الَّر ِج م َٰٓيَأُّي ا ٱَّلِذ‬
‫ْي َه َن‬ ‫َن ْي‬ ‫َتَع ُعْو‬
‫ا و۟ا ٱَّت و۟ا ٱلَّل ْل نُظ ْف َّم ا َقَّد ِل ٍدۖ ٱَّت و۟ا‬
‫َم ْت َغ َو ُق‬ ‫َء َم ُن ُق َه َو َت ْر َن ٌس‬
‫ٱلَّلَهۚ ِإَّن ٱلَّلَه َخ ِبي َمِبا َتْع َم ُلوَنَو َقاَل اُهلل َعَّز َو َج َّل ‪ِ :‬إَّن‬
‫‪28 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫اَهلل َو َم اَل ِئَك َت ٗه ُيَص ُّلْو َن َعَلى الَّنيِب َياأَّيَه ا اَّلِذْيَن أَم ُنْو ا‬
‫َص ُّلْو ا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫َالّلُه َّم َص ِّل َعَلي َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َو َعلَى َاِل َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد‪،‬‬
‫َك َم ا َص َّلْيَت َعَلي َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه يَم َو َعَلي َاِل َس ِّيِد َنا‬
‫ِإْبَر اِه يَم ‪َ ،‬و َب اِر ْك َعَلي َس ِّيِدَنا َحُمَّم ٍد َو َعَلي َاِل َس ِّيِد َنا‬
‫َحُمَّم ٍد‪َ ،‬ك ا ا ْك َعَلي ِّيِدَنا ِإ اِه ي َعَلي َاِل‬
‫ْبَر َم َو‬ ‫َس‬ ‫َم َب َر َت‬
‫َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه يَم ‪ ،‬يِف اْلَعاَلِم َنْي إَّنَك ِمَح ْيٌد ِجَم ْيٌد ‪.‬‬
‫َالّل َّم اْغ ِف ِلْل ِلِم اْل ِل اِت اْل ْؤ ِمِن‬
‫ْر ُمْس َنْي َو ُمْس َم َو ُم َنْي‬ ‫ُه‬
‫ِمَس‬ ‫ِت‬ ‫ِء ِم‬ ‫ِم ِت‬
‫َو اْلُم ْؤ َن ا ْاَالْح َي ا ْنُه ْم َو ْاَالْم َو ا ِإَّن َك ْيٌع‬
‫َق ِر ْيٌب ِجُم ْيٌب ال َّد َعَو اِت ‪َ .‬ي ا َقاِض َي اَحْلاَج اِت َو َي ا‬
‫َك اِش َف اْلَبِلَّياِت ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 29‬‬


‫َالّلُه َّم اْد َف ْع َعَّن ا اْلَغَالَء َو الَباَل ِء َو اْلَو َب اَء َو الِّر َب ا والِّز َن ا‬
‫َو اْل َز َالِز َل َو اْلَف ْخ َش اَء َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغَي َو الَّش َد اِئَد‬
‫ِف‬ ‫ِم‬ ‫ِل‬
‫َو الُّس ُيْو َف اْلُم ْخ َت َف َة َو اْل َح َن َو ُس ْو َء اْل ِنَت َو اَأْلْم َر اَض‬
‫ِد‬ ‫ِم‬
‫َم اَظَه َر ْنَه ا َو َم ا َبَطَن َعْن َبَل َنا َه َذ ا َخ اَّص ًة َو َعْن‬
‫َس اِئِر ِبَالِد اْلُمْس ِلِم َنْي َعاَّم ًة إَّنَك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ َقِدْيُر ‪.‬‬

‫اَل‬ ‫ُق َنا ِباِإْل َمْياِن‬ ‫َّب ا اْغ ِف َل ا ِإِل اِن ا اَّلِذ‬
‫ْل‬ ‫َع‬ ‫ْجَت‬ ‫َو‬ ‫ْو‬ ‫َب‬ ‫َس‬ ‫َن‬ ‫ْي‬ ‫َر َن ْر َن َو ْخ َو َن‬
‫يِف ُقُلْو ِبَنا ِغَّال ِلَّلِذ ْيَن أَم ُنْو ا َر َّبَنا إَّنَك َر ُؤ ْو ٌف الَّر ِح ْيٌم‪.‬‬
‫َّبَنا َظَل َنا َا ُف َنا ِاْن ْغِف رَلنَا ْمَحَنا َلَنُك و َّنا ِم‬
‫َن َن‬ ‫َو َتْر‬ ‫ْم ْن َس َو ْمَل َت‬ ‫َر‬
‫اَخْلاِس ِر ْيَن ‪َ .‬الَّلُه َّم َأِر َنا اَحْلَّق َح ًّق ا َو اْر ُز ْقَن ا إِّتَباَع ُه َو َأِر َنا‬
‫اْلَباِط َل َباِط اًل َو اْر ُز ْقَنا اْج ِتَناَبُه‪.‬‬

‫َر َّبَن ا َاِتَن ا ىِف ال ُّد ْنَيا َح َس َنًة َو ىِف ْاَالِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪َ ،‬و َاْد ِخ ْلَن ا اَجْلَّن َة َمَع اَاْلْبَر اِر َياَعِز ْيُز َياَغَّف ُرا‬
‫‪30 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫َي ا َر ِّب الَع اَلِم َنْي ‪ُ .‬س ْبَح اَن َر ِّب َك َر ِّب اْلِع َّز ِة َعَّم ا‬
‫َيِص ُفْو َن َو َس َالٌم َعَلي اَلُمْر َس ِلَنْي َو اَحْلْم ُد ِهلل َر ِّب‬
‫الَعاَلِم َنْي ‪.‬‬

‫ِعَب اَد اهلل‪ِ ،‬اَّن اَهلل َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو ْاِال ْح َس اِن َو ِاْيَت اِء ِذى‬
‫ى ِن اْلَف َش اِء اْل ْنَك ِر اْل ْغِي ِع‬
‫ُك‬‫ُظ‬
‫َو ُم َو َب َي ْم‬ ‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه َع ْح‬
‫ِظ‬
‫َلَعَّلُك ْم َت َذ َّك ُر ْو َن ‪َ ،‬ف اْذُك ُر وا اَهلل اْلَع ْيِم َي ْذ ُك ْر ُك ْم‬
‫َو اْش ُك ُر وُه َعلَى ِنَعِمِه َيِز ْد ُك ْم ‪َ .‬و َلِذْك ُر اِهلل َاْك َبُر ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 31‬‬


32 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Peran dan Tugas Amil Zakat
Oleh: H. Nur Fuad, S.Ag.

Khotbah Pertama

‫َاَحْلْم ُد ِ هللِ اَّل ِذ ى َاْر َس َل َرُس ْو َلُه ِباُهْلَد ى َو ِد ْيِن اَحْلِّق‬


.‫ِلُيْظِه َر ُه َعلَى الِّد ْيِن ُك ِّلِه َو َك فَا ِباِهلل َش ِه ْيًد ا‬

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 33 |


‫ِا‬
‫َاْش َه ُد َاْن َالِ اَل َه َّال اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َل ُه َو َاْش َه ُد‬
‫َاَّن َحُمَّم ًد ا َعْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه َالَّلُه َّم َص ِّل َعَلى َحُمَّم ٍد َو َعَلى‬
‫ِه ِع‬ ‫ِلِه‬
‫َا َو َاْص َح اِب َاَمْج َنْي‬
‫ َفَيَا َأُّيَه ا الَّناُس اَّتُقْو اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو َال ُمَتوُتَّن‬: ‫َاَّما َبْعُد‬
‫َل‬ ‫َأ‬ ‫َق‬ : ‫ىَل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫َق‬ ‫ون‬ ‫ِل‬ ‫َا‬ ‫َّال‬ ‫ِا‬
‫َح‬ ‫ْف‬ ‫ْد‬ ‫َع‬
‫َت‬ ‫ُهلل‬ ‫َو ْم ْس ُم َو‬ ‫ُم‬ ‫ُت‬
‫ْن‬
‫ اَّل ِذ‬. ‫ىِف اَل ِهِت اِش وَن‬ ‫ الِذ‬. ‫اْل و ِم وَن‬
‫ْيَن ُه ْم َص ْم َخ ُع َو ْيَن‬ ‫ُم ْء ُن‬
‫ َو اَّلِذ ْيَن ُه ْم ِللَّز َك اِة َفاِعُلوَن‬. ‫ُه ْم َعِن الَّلْغِو ُمْع ِر ُضوَن‬
Jamaah Jum’at rahimakumullah

Dalam kesempatan khotbah Jum’at siang ini, tidak lupa


marilah kita bersyukur kepada Allah SWT atas segala
nikmat yang telah diberikan kepada kita semua sehingga
sampai saat ini kita masih diberi kekuatan dan kesempatan
untuk dapat melaksanakan salah satu kewajiban kita, yaitu
jamaah shalat Jum’at.

Sebagai wujud rasa syukur itu, marilah kita tingkatkan


kualitas iman dan takwa kita kepada Allah SWT, dengan
takwa yang sebenar-benarnya takwa. Mudah-mudahan
dengan takwa itu kita mampu melaksanakan kewajiban
yang diperintahkan Allah kepada kita dan menjauhi segala

34 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


yang dilarang-Nya. Karena, di balik perintah dan larangan
Allah itu secara filosofis pasti memiliki makna yang besar
bagi kelangsungan hidup kita tidak terkecuali perintah
melaksanakan zakat.

Jamaah Jum’at rahimakumullah


Diturunkannya syariat Islam ke muka bumi
melalui wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi
akhir zaman Rasulullah Muhammad SAW, yang utama
bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada
manusia agar dapat menciptakan kehidupan di muka
bumi ini dengan baik bagi manusia itu sendiri dan
semesta.

Di antara syariat itu adalah diwajibkannya setiap


muslim menunaikan zakat dengan dijadikannya zakat
sebagai salah satu rukun Islam. Dalam sebuah hadits
yang diriwayatkan dari Ibnu ‘Umar Radhiyallahu
anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:

‫عن أيب عبد ال رمحن عبد اهلل بن عمر بن‬


‫ مسعت رسول اهلل‬: ‫اخلطاب رض ي اهلل عنهما قال‬
‫ ( ُبَيِن اِإل ْس الُم على‬: ‫صلى اهلل عليه وسلم يقول‬
‫ وأَّن َحُمَّم دًا َرُس وُل‬،‫ َش هاَدِة َأْن اَل ِإل َه ِإَّال اُهلل‬: ‫ْمَخٍس‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 35 |
‫ِم‬ ، ‫ِّج‬ ‫ا‬ ، ‫ إ اِء الَّز ك اِة‬،‫ إَق اِم الَّص الِة‬،‫اِهلل‬
‫َو َحل َو َص ْو‬ ‫َو ْيَت‬ ‫َو‬
. (‫َر َم َض اَن ) رواه البخاري ومسلم‬
“Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak
ada Rabb yang haq selain Allâh dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi siapa yang
mampu” [HR. Al Bukhori dan Muslim]

Karena zakat merupakan rukun atau pilar dasar,


maka boleh dikata belum sempurna Islam seorang
muslim bila ia belum menunaikan zakat. Bahkan dalam
ayat-ayat Alqruan disebutkan sebagai ciri orang yang
beriman adalah mereka yang mendirikan salat dan
menunaikan zakat:

‫َو اْلُم ْؤ ِم ُنْو َن َو اْلُم ْؤ ِم ٰن ُت َبْع ُض ُه ْم َاْو ِلَي ۤاُء َبْع ٍۘض‬
‫َيْأُمُر ْو َن ِباْلَم ْع ُر ْو ِف َو َيْنَه ْو َن َعِن اْلُم ْنَك ِر َو ُيِق ْيُم ْو َن‬
‫الَّص ٰل وَة َو ُيْؤ ُتْو َن الَّزٰك وَة َو ُيِط ْيُع ْو َن الّٰل َه َو َر ُس ْو َله‬
‫الّٰل ۗ ِاَّن الّٰل ِز ِك‬ ‫َك‬
‫ُۗاوٰۤل‬
‫ِٕى‬
‫َه َع ْيٌز َح ْيٌم‬ ‫َس َيْر ُمَحُه ُم ُه‬
36 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan)
yang ma ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
Rasul-Nya. mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana."(QS. At-Taubah, 9 : 71)

Ditempatkannya zakat sebagai syariat yang


penting dan sangat ditekankan untuk ditaati bahkan
dalil zakat dari ayat Alquran sebanyak dua puluh
delapan kali ayatnya disandingkan dengan perintah
mendirikan salat, diantaranya;
‫َأِقي و۟ا ٱلَّص َلٰو َة ا و۟ا ٱلَّز َك ٰو َةۚ ا ِّد و۟ا‬
‫َو َم ُتَق ُم‬ ‫َو َء ُت‬ ‫َو ُم‬
‫َأِلنُفِس ُك م ِّم ْن َخ ٍرْي ِجَت ُد وُه ِعنَد ٱلَّل ِهۗ ِإَّن ٱلَّل َه َمِبا‬
‫وَن ِص‬ ‫َتْع َم ُل‬
‫ٌري‬ ‫َب‬
“Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama
dengan orang-orang yang ruku.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Ayat tersebut tentu mengandung makna dan


hikmah yang sangat berarti bagi kehidupan kema-
nusiaan, baik dari sisi pembayar zakat (muzzaki)
maupun penerima zakat (muzzaki).

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 37 |


Di antara hikmah yang paling nyata adalah
terjadinya sirkulasi ekonomi dan redistribusi harta dari
yang kaya kepada yang miskin. Allâh Azza wa Jalla
berfirman;

‫َك ْي اَل َيُك ْو َن ُدْو َل ًةۢ َبَنْي اَاْلْغ ِنَي ۤاِء ِم ْنُك ْۗم َو َم ٓا‬
‫ا ٰه ىُك ْن َف ا ۚا‬
‫ٰاٰتىُك ُم الَّر ُس ْو ُل َفُخ ُذ ْو ُه َو َم َن ْم َع ُه ْنَتُه ْو‬
‫َو اَّتُقوا الّٰل َهۗ ِاَّن الّٰل َه َش ِدْيُد اْلِعَق اِۘب‬
“Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul
kepadamu, maka terimalah dan apa yang dilarangnya
bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allâh.
Sesungguhnya Allâh amat keras hukumanNya.” [al-Hasyr
59:7]

Dalam peringatan yang lain Allah berfirman;


‫ِم‬ ‫ِهِل‬
‫َو ِف َاْم َو ا ْم َح ٌّق ِّللَّس ۤإِى ِل َو اْلَم ْح ُر ْو‬
“Bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang lain
(orang yang meminta-minta dan orang yang tidak
meminta-minta).” (QS. Adz-Dzaariyat : 19)

Ini artinya betapa keharmonisan dalam relasi sosial


antar masyarakat, antara yang kaya dan miskin sangat
38 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
diharapkan bisa tercipta dari ketaatan menunaikan
zakat bagi seorang muslim yang telah memenuhi
syarat.

Namun di sisi lain, harapan tersebut tidak selalu


mudah untuk diwujudkan. Ada sebagian mereka yang
mungkin enggan melaksanakan perintah untuk
berzakat karena cintanya pada harta yang dimilikinya,
atau mungkin diantara mereka belum cukup mengerti
bagaimana mulianya kedudukan zakat dalam Islam,
atau barangkali belum paham bagaimana seharusnya
zakat ditunaikan, kepada siapa harus disalurkan dan
seterusnya.

Padahal dalam perintahnya sangat jelas;

‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو اِهِلْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا‬


‫ِّل َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَتَك َك ْۗم الّٰل ِمَس‬
‫َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع‬ ‫َص‬ ‫َو َص َع ْي‬
‫ِل‬
‫َع ْيٌم‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
tersebut engkau membersihkan dan mensucikan mereka.”
(QS. At-Taubah: 103)

Maka di situlah penting hadirnya institusi yang


bernama amil zakat. Ia merupakan orang-orang yang

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 39 |


mengambil peran dan tugas mengumpulkan dan
mendistribusikan zakat. Amil sendiri berasal dari kata
amila ya’malu yang artinya mengerjakan atau
melakukan sesuatu. Sementara Imam Syafi’i
menyebutkan bahwa amil zakat adalah orang yang

diangkat oleh wali atau penguasa untuk


mengumpulkan zakat.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW,
pendistribusian zakat dilakukan oleh beberapa sahabat
yang cakap dan mumpuni. Mereka diangkat oleh
Rasulullah dan diserahkan tanggung jawab untuk
mengatur pendistribusian zakat secara profesional.
Setiap petugas tersebut mengemban kewajiban untuk
mengumpulkan dan menyerahkan zakat di wilayah
tertentu.
Di Indonesia sendiri telah diterbitkan undang-
undang yang mengatur tentang pengelolaan zakat,
yaitu UU No 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat,
di mana di situ disebutkan; “BAZNAS sebagai badan
yang melakukan pengelolaan zakat berkedudukan di
ibu kota negara, dibentuk oleh pemerintah, yang

merupakan lembaga pemerintah non struktural yang


bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada
Presiden melalui Menteri Agama. Dan, dalam rangka
pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi

40 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


dan kabupaten/kota dibentuk BAZNAS provinsi dan
BAZNAS kabupaten/kota.
Secara garis besar tugas utama Amil adalah
memungut atau manarik dan mengumpulkan harta
zakat dari orang-orang kaya sesuai dengan ketentuan
syariat dan perundang-undangan yang berlaku dan
membagikan harta zakat kepada delapan asnaf; fakir,

miskin, amil dan yang lainnya sebagaimana


disebutkan dalam surat At-Taubat ayat 60:

‫ِاَمَّنا الَّص َد ٰقُت ِلْلُفَق َر ۤاِء َو اْلَم ٰس ِكِنْي َو اْلَع اِم ِلَنْي َعَلْيَه ا‬
‫ىِف الِّر َق اِب اْلَغ اِر ِم‬ ‫ُل‬ ‫اْل َّلَف ِة‬
‫َو ْيِف‬ ‫َنْي‬ ‫َو‬ ‫ْو ْم َو‬‫ُه‬‫ُب‬ ‫ُق‬ ‫َو ُم َؤ‬
‫ّٰل ِه ّٰل ِل‬ ‫ِب‬ ‫ِب ّٰل ِه‬
‫َس ْيِل ال َو اْبِن الَّس ْيِۗل َفِر ْيَض ًة ِّم َن ال ۗ َو ال ُه َع ْيٌم‬
‫ِك‬
‫َح ْيٌم‬
"Sungguh zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang
miskin, amil zakat, orang yang dilunakkan hatinya (mualaf),
untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan)
orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah.
Allah maha mengetahui, maha bijaksana."
Penempatan amil sebagai urutan ketiga yang
berhak menerima zakat bermakna bahwa betapa

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 41 |


penting keberadaan amil dalam proses berjalannya
syariat zakat.

Dengan keberadaan amil zakat diharapkan dapat


meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan
dalam pengelolaan zakat serta meningkatkan manfaat
zakat untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat
dan penanggulangan kemiskinan. Dengan demikian
maqasidu syariah dari disyariatkannya zakat bisa
terwujud melalui amil zakat yang ada.
Demikian khotbah yang bisa kami sampaikan.
‫ِظ‬ ‫ِف‬
‫َأُقْو ُل َقْو ْيِل َه َذ ا َو َأْس َتْغ ُر اَهلل اْلَع ْيَم ْيِل َو َلُك ْم‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِل ِئ‬
‫َو َس ا ِر اْلُمْس َنْي َو اْلُمْس َم ا َو اْلُم ْؤ َنْي‬
.‫ ِإَّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬،‫َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َفاْس َتْغِف ُر ْو ُه‬

Khotbah Kedua

‫ِل اِهلل‬ ‫ِلّٰل ِه‬


‫ َو الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعَلى َر ُس ْو‬، ‫اَحْلْم ُد‬
‫ِبِه‬ ‫ َلى آِل ِه‬،‫ِّيدَِنا َّم ِد ِن ِد اِهلل‬
‫َو َص ْح َو َمْن‬ ‫َو َع‬ ‫َس َحُم ْب َعْب‬
.‫َتِبَعُه َو َمْن َو ااَل ُه‬
42 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه اَل َنَّيِب‬
‫َبْع َد ُه‪.‬‬
‫َّق َق اِت ِه‬ ‫ِع ِهلل ِإ‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَي ا َب اَد ا ‪َّ ،‬تُق ْو ا اَهلل َح ُت‬
‫َو اَل ُمَتْو ُتَّن ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫َألّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ـ‬ ‫َا‬ ‫آ‬ ‫َك‬ ‫ِبِه َأ ِع ‪َ ،‬ل َن ا م ِب ِت‬
‫َم‬ ‫َح‬ ‫ْر‬ ‫َي‬ ‫َو َص ْح َمْج َنْي َو َع ْي َم َعُهْـ َر َمْح‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 43‬‬


‫الّٰل َّم اْغ ِف ِلْل ِلِم ْا ِل اِت ‪ ،‬اْل ْؤ ِمِن‬
‫ْر ُمْس َنْي َو ُملْس َم َو ُم َنْي‬ ‫ُه‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫ِت‬ ‫ِج‬ ‫ِم‬
‫َّبَن ا َه ْب َلَن ا ْن َأْز ا َن ا ُذِّر َّيا َن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫َو اْجَعْلَنا ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف اِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا اَل ُت ِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َلنَـ ا ْن‬
‫َلُد ْنَك َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬
‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـ ا ِم ْن َأْم ِر نَـ ا‬
‫َر َش ـًد ا‪.‬‬

‫‪44 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي ‪،‬‬
‫َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع‬
‫َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 45‬‬


‫‪Zakat dan Kesalehan Umat‬‬

‫‪Oleh: Prof. Dr. KH. Moh. Erfan Soebahar, M.Ag‬‬

‫‪.Khotbah Pertama‬‬

‫َاَحلْم ُد ِلّله َر ّب الَعا ني اْلَق اِئِل ‪َ :‬مْن َعِم َل َص ٰـ ِلًۭح ا ِّم ن‬


‫ِم‬ ‫َمل‬
‫ِي‬
‫َذَك ٍر َأْو ُأنَثٰى َو ُه َو ُم ْؤ ٌۭن َفَلُنْح َيَّن ۥُه َح َيٰو ًۭة َطِّيَبًۭة ۖ ‬
‫َو َلَنْج ِز َيَّنُه ْم َأْج َر ُه م ِبَأْح َس ِن َم ا َك اُنو۟ا َيْع َم ُل وَن ‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن َالِإل َه إال اهلل وَأْش هُد أَّن َس ِّيَد نا حمّم ًد ا‬
‫ِل‬
‫َعبُد ه وَر سوُله ا ْبُع وُث َر َمْحًة ْلَع املَني ‪ .‬الّلُه ّم َص ِّل‬
‫ِبِه‬ ‫على ِد نا حم ٍد ‪َ ،‬لى َاِلِه‬ ‫َمل‬
‫َو َصْح‬ ‫َس ّي ّم َو َع‬ ‫وَس ِّلْم وبَاِر ْك‬
‫َأَمْجِعَني ‪.‬‬
‫‪46 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫َّق َق اِت ِه‬ ‫قواا‬ ‫ِا‬،‫ ااُّيها ا سِل ون‬: ‫أ ا‬
‫َهلل َح ُت‬ ‫ّت‬ ‫ْمل ُم‬ ‫ّم َبْع ُد َفَي‬
‫ َمْن‬:‫ قال اهلل تعاىل‬. ‫َو اَل َمتوُتَّن إاّل َو َاْنُتْم ُمْس لُم وَن‬
‫َعِم َل َس ِّيَئًۭة َفاَل ْجُيَز ٰٓى ِإاَّل ِم ْثَلَه اۖ َو َمْن َعِم َل َص ٰـِلًۭح ا‬
‫ِّم ن َذَك ٍر َأْو ُأنَثٰى َو ُه َو ُم ْؤ ِم ٌۭن َفُأ۟و َلٰٓـِئَك َي ْد ُخ ُلوَن‬
. ‫ٱَجْلَّنَة ُيْر َز ُقوَن ِفيَه ا ِبَغِرْي ِح َس اٍۢب‬
,Jamaah Salat Jum’at yang Dirahmati Allah
Pada awal khotbah di hari sayyidul ayyam, ‘tuannya
hari-hari’ ini, mari kita sama mempermantap takwallah;
dengan melaksanakan apa-apa yang diperintah Allah dan
meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah Swt. Amal-amal
saleh yang kita ketahui benar dan baik, yang dilakukan,
terus kita lanjutkan kesalehannya. Sedangkan amal-amal
sayyiah, yang dilarang, maka sama-sama kita tinggalkan.
Jelasnya, kita biasakan diri hanya berbuat amal-amal saleh
karena kesalehan disuka Allah dan diridhai-Nya, dan me-
ninggalkan amal-amal sayyiah karena ia hanya berisi kesia-
siaan.

Hadirin Jamaah Jum’at Rahimakumullah


Ketika suatu komunitas muslim atau umat melakukan
amal saleh, maka kesalehan amal itu ada yang bersifat indi-

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 47 |


vidual dan ada juga yang bersifat sosial. Pada dua corak
amal saleh ini, ada yang membaginya menjadi dua ibadah.
Pertama, ibadah mahdhah. Yaitu ibadah yang secara
murni dilaksanakan semata-mata untuk menunaikan perin-
tah agama, dan larangannya ditinggalkan karena dilarang
kita melakukannya. Amaliah seperti mendirikan salat,
menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan
beribadah haji bagi yang mampu (istitha’ah), semuanya
dilaksanakan secara murni semata-mata untuk mengharap
ridha-Nya.
Kedua, ibadah ghairu mahdhah. Yaitu ibadah yang me-
miliki arti luas; berdimensi selain spiritual juga sosial.
Mencakup aspek-aspek amaliah yang dengan menunai-
kannya amaliah kita disuka dan diridhai Allah Swt. Maka
ibadah dalam cakupan kedua ini, misalnya menunaikan
zakat, dimensinya dapat menjangkau bukan saja komunitas
muslim terbatas di suatu kelompok masyarakat kecil seperti
peringkat kelurahan, kecamatan kabupaten/kota, melainkan
lebih luas seperti kehidupan bernegara dan antar negara.

Jamaah Jum’at yang berbahagia,


Di dalam Al-Qur’an dan hadis, kita temukan adanya
perintah Allah kepada untuk menunaikan zakat, yang dise-
butkan beriringan dengan perintah salat. Tentu, hal ini
karena urgensi zakat itu memiliki posisi sangat penting,
baik untuk mewujudkan kesalehan individual maupun
untuk kesalehan sosial bagi umat.
Dalam Surah al-Baqarah (2) Ayat 110, Allah Swt berfir-
man tentang zakat:

48 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫َأِقي و۟ا ٱلَّص َلٰو َة ا و۟ا ٱلَّز َكٰو َةۚ ا ِّد و۟ا‬
‫َو َم ُتَق ُم‬ ‫َو َء ُت‬ ‫َو ُم‬
‫َأِلنُفِس ُك م ِّم ْن َخ ْي ِجَت ُد وُه ِعنَد ٱلَّلِهۗ ِإَّن ٱلَّلَه َمِبا‬
‫َتْع َم ُلوَن َبِص ي‬
"Dan dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa
saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat
pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat
apa-apa yang kamu kerjakan".
Berikutnya, di dalam Surah Al-Hajj (22) Ayat 78, Allah
Swt berfirman:
‫َفَأِقي و۟ا ٱلَّص َلٰو َة اُتو۟ا ٱلَّز َكٰو َة ٱْعَتِص و۟ا ِبٱلَّلِه‬
‫َو‬ ‫ُه‬ ‫َو ُم‬ ‫َو َء‬ ‫ُم‬
‫َلٰى ُك ۖ َفِن ٱْل ٰىَل ِن ٱلَّنِص‬
‫َمْو ْم ْع َم َمْو َو ْع َم ُري‬
"Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpe-
ganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka
Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong".
Dalam hadis, Nabi Saw menyabdakan kepada kita.
Misalnya, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar
R.A. dia berkata, Nabi Saw bersabda:

‫عن أيب عبد ال رمحن عبد اهلل بن عمر بن‬


‫ مسعت رسول اهلل‬: ‫اخلطاب رض ي اهلل عنهما قال‬
‫ ُبَيِن اِإل ْس الُم على‬: ‫صلى اهلل عليه وسلم يقول‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 49 |
‫ وأَّن َحُمَّم دًا َرُس وُل‬،‫ َش هاَدِة َأْن اَل ِإل َه ِإَّال اُهلل‬: ‫ْمَخٍس‬
‫ِم‬ ، ‫ِّج‬ ‫ا‬ ، ‫ إ اِء الَّز ك اِة‬،‫ إَق اِم الَّص الِة‬،‫اِهلل‬
‫َص‬
‫َو َحل َو ْو‬ ‫َو ْيَت‬ ‫َو‬
. (‫َر َم َض اَن ) رواه البخاري ومسلم‬
“Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat (tidak ada
Tuhan yang haq disembah selain Allâh dan bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allâh), menegakkan salat,
menunaikan zakat, berhaji (ke Baitullah bagi yang mampu)
dan berpuasa Ramadhan” [HR. Al-Bukhori dan Muslim]

Jamaah Jum’at yang berbahagia,


Ayat al-Qur’an dan hadis di atas, memberi petunjuk
kepada kita bahwa perintah atau penjelasan zakat adalah di
posisi utama, penting (wajib) setelah perintah salat fardu
lima waktu di dalam ajaran agama. Pendek kata,
menunaikan zakat itu wajib sejalan dengan kewajiban
ibadah salat; ia beriringan dengan salat, mengingat letak
penting zakat bagi pelestarian kehidupan benar-benar
mestilah diperhatikan.
Dari situ, maka salat dan zakat, adalah dua aspek rukun
dari lima rukun agama -- yang wajib ada bagi tegaknya
bangunan agama di dalam kehidupan. Dan meninggalkan
zakat bagi yang mampu, adalah dihukumi berdosa.
Selain itu, zakat yang wajib itu, menurut al-Qur’an
Surah at-Taubah ayat 103 memiliki dua manfaat utama zakat
bagi muzaki, yaitu pembersihan harta dan penyucian jiwa.
Sebagai pembersih harta yang tersisa setelah dikeluarkan
50 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
zakatnya, harta yang kita peroleh sejatinya adalah rezeki dari
Allah. Di dalam zakat, di situlah Allah menitipkan rezeki
(jatah bagi fakir miskin), yaitu hak fakir miskin yang mesti
ditunaikan, atau wajib dipenuhi dari para muzakki. Allah
berfirman:

‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو اِهِلْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا‬


‫ِّل َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَتَك َك ْۗم الّٰل ِمَس‬
‫َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع‬ ‫َص‬ ‫َو َص َع ْي‬
‫ِل‬
‫َع ٌم‬
‫ْي‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
tersebut engkau membersihkan dan mensucikan mereka.”
(QS. At-Taubah: 103)
Jika pada harta yang wajib zakat itu tidak dikeluarkan
zakatnya, sama dengan kita makan hak fakir miskin. Padahal,
ketika kita memakan hak mereka, sejatinya bukan harta yang
kita makan, tetapi bara api yang akan menggerogoti anggota
badan kita. Akan tetapi, jika kita mengeluarkan zakatnya, itu
berarti kita telah membersihkan harta kita, sehingga harta
yang kita konsumsi tidak lagi bercampur dengan hak fakir
miskin. Itulah harta halal, suci, dan baik yang akan menjadi
nutrisi bagi tubuh serta keberkahan, yang menyihatkan.
Sedang zakat sebagai penyucian jiwa bagi diri kita.
Manusia, yang memiliki potensi sifat kikir atau bakhil, jika ia
dibiarkan maka potensi kikirnya akan menguat dan
mengakar, sehingga akan terbelenggu jiwanya oleh keki-
kiran. Dirinya hanya akan sibuk mengumpulkan harta dan
menghitung-hitung hartanya.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 51 |


Jamaah Jum’at Rahimakumullah,
Dari pemahaman dasar wajib zakat serta manfaatnya di
atas, maka zakat yang menjadikan muzakki saleh dengan
hartanya, perlu ditemukan solusinya agar kita sadar menu-
naikan zakat melalui institusi zakat yang amanah.
Kalau begitu, apa saja tindak lanjut yang dapat diper-
timbangan dalam melangkah agar kita terus melakukan
kesalehan dalam menunaikan zakat, baik dari sudut paradigma,
komitmen, dan zakat produktif, sebagaimana yang berikut:
1- Paradigma Sosial. Dari paparan di atas jelas bahwa
zakat selain berfungsi individual juga berfungsi sosial.
Untuk menjadikan zakat berfungsi sosial, maka cara
pandang klasik tentang menunaikan zakat tidaklah cukup
bila ketika menunaikan zakat dipandang mengurangi harta
yang kita zakati baik zakat fitrah atau zakat mal. Zakat
yang ditunaikan itu perlu dipandang sebagai harta yang
diproses-berkualitas; menjadi harta yang semakin manfaat dan
berkah. Sebab pada harta yang tersisa setelah dikeluarkan
zakatnya, sudah tidak ada muatan beban sosial diri
(yakni bara api, yang menggerogoti fisik muzakki,
melainkan menjadi solusi positif bagi rezeki yang kini
dimiliki.
2- Zakat sebagai Komitmen Kesalehan. Dengan adanya
sadar berzakat, agar harta bersih dari kekotoran dosa
sosial, kewajiban universal, bahwa dengan berzakat
berarti tidak merampas hak milik orang lain, maka mun-
cullah komitmen: bahwa menunaikan zakat adalah
ekspresi tanggung jawab diri pada sesama, sebagai

52 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


wujud patuh pada perintah Allah yang memberi pahala
besar bagi para muzakki.
3- Zakat Solusi Produktif. Dari hikmah bahwa zakat dapat
menolong yang lemah, membersihkan jiwa kikir,
mewujudkan pemerataan dan sekaligus persaudaraan,
maka zakat sebenarnya dapat diperluas atau diperkaya
potensinya. Misalnya, zakat dapat diproses menjadi
suatu yang bernilai: yaitu membuat mustahiq berdaya
dari waktu ke waktu, sehingga dapat berubah dari sang
mustahiq menjadi sang muzakki. Atau disalurkan melalui
lembaga professional seperti BAZNAS, hingga pendis-
tribusian zakat kian berlaku meluas, memiliki manfaat
ke depan bagi pembangunan sosial dan bangsa di
pelbagai sektor seperti pendidikan, pembinaan umat,
pelatihan pemberdayaan ekonomi, pembinaan karakter,
membangun masjid, rumah sakit, kantor-kantor lembaga
keislaman, dan pemanfaatan produktif lain.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah,


Dengan demikian, zakat ke depan kian jelas prosesnya ke
arah kesalehan umat; bagi muzakki dapat terus menunaikan
zakat secara regular, juga bagi mustahiq karena zakat
tersalur secara profesional dalam memberdayakan umat.
Akhirnya, semoga uraian ini bermanfaat adanya.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 53 |


‫َذ ا َأ ْغِف ا اْل ِظ‬
‫َلُك‬
‫َو ْس َت ُر َهلل َع ْيَم ْيِل َو ْم‬ ‫َأُقْو ُل َقْو ْيِل َه‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِلِم‬ ‫ِل ِئ‬
‫َو َس ا ِر اْلُمْس َنْي َو اْلُمْس َم ا َو اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو اْلُم ْؤ ِم َناِت َفاْس َتْغِف ُر ْو ُه‪ِ ،‬إَّنُه ُه َو اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‪.‬‬

‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫َاَحْلْم ُد ِلّٰلِه اَّلِذ ْي َجَعَل َتْق َو اُه ِم ْف َتـاَح ُك ِّل الَّس َعــاَدِة‪.‬‬
‫ِا ِا‬
‫َأْش َه ُد َأْن آل ل َه اَّل اُهلل َو ْح َد ُه َالَش ِر ْيَك َل ْه‪َ ،‬و َأْش َه ُد‬
‫َاَّن َس ِّيَدَنا ُحمَم َّـ ًد ا َعْب ُد ه‘ َو َرُس ْو ُلْه‪َ ،‬اْر َس َلُه َر َمْحًة‬
‫ِلْلَعا ـَنْي ‪.‬‬
‫ِّل َلى ِّيـِد َنا ـَّم ٍد اِح ِب ِل آِء‬ ‫ّٰل َمل‬
‫َو‬ ‫ال ُه َّم َص ِّل َو َس ْم َع َس َحُم َص‬
‫ْالِعْلـِم َو ْاملْع ِر َفـِة‪َ ،‬و َعَلى َأِلـِه َو َأْص َح اِبِه َو َمْن َتِبَع ه‬
‫ِبـِإْح َس اٍن ِإىَل ـَيْو ِم ْالِق َياَم ْة ‪.‬‬
‫‪54 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫َّق َق ــاِتِه‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ُق‬ ‫ـ‬‫َّت‬‫ِإ‬ ‫‪،‬‬ ‫َأَّم ا ُد ‪ :‬ا ِع ا اِهلل‬
‫ْو َهلل َح ُت‬ ‫َبْع َفَي َب َد‬
‫ِل‬ ‫ِإ‬
‫َو اَل ُمَتْو ُتَّن اَّل َو َأْنُتْم ُمْس ُمْو َن ‪َ .‬ق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف‬
‫َّن‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫َع‬ ‫َن‬ ‫ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه ُيَص ْوُّل‬
‫ْيِب‬
‫َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن َأَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيَم ا‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ـ‬ ‫َا‬ ‫ـآ‬ ‫َك‬ ‫ِبِه َأ ِع ‪َ ،‬ل َن ا م ِب ِت‬
‫َو َص ْح َمْج َنْي َو َع ْي َم َعُهْـ َر َمْح َي ْر َح َم‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬
‫الّٰل َّم اْغ ِف ِلْل ِلِم ْا ِل اِت ‪ ،‬اْل ْؤ ِمِن‬
‫ْر ُمْس َنْي َو ُملْس َم َو ُم َنْي‬ ‫ُه‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيـآِء ِم ْنــُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪َ .‬ر َّبَن ا َه ْب َلَن ا‬
‫ِم ُمل َأ اِج ا ُذِّر َّياِت ا َّر َة َأ ٍنُي ا ْل ا ِلْل َّتِق‬
‫ْن ْز َو َن َو َن ُق ْع َو ْجَع َن ُم َني‬
‫ِإَم اًم ا‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 55‬‬


‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف ٓاِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلَن ا ِم ْن َأْم ِر َن ا‬
‫َش ـًد ا‪َّ .‬بَن ا اِتَن ا يِف ال ُّد ْنَيا َح َنًة يِف ْاآلِخ ِة‬
‫َر‬ ‫َس َو‬ ‫َر َء‬ ‫َر‬
‫َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي‬
‫ِعُظُك َل َّلُك َت َذ َّك وَن ‪َ .‬فاْذُك ـ ا ا ْال ِظ‬
‫ْي‬
‫ُر ْو َهلل َع َم‬ ‫ُر‬ ‫َي ْم َع ْم‬
‫ِم‬ ‫ِن ِم ِه‬
‫َيْذ ُك ـْر ُك ـْم َو اْش ُك ُر ْو ا َعَلى َع َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ْن‬
‫َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪َ ،‬و اُهلل َيْع َلُم َم ا‬
‫َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫‪56 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫‪Membentuk Karakter Muttaqin‬‬
‫‪Dengan Berzakat‬‬

‫‪Oleh: Ahmad Mutohar M.Ag.‬‬

‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫اَأْل‬ ‫ا ُد ِلَّل ِه اَّل ِذ ي َل الَّس ا اِت‬


‫َخ َق َم َو َو ْر َو َجَع َل‬
‫َض‬ ‫َحْلْم‬
‫الُّظُلَم اِت َو الُّنوَر َّمُث اَّلِذيَن َك َف ُر وا ِبَر ِهِّبْم َيْع ِدُلوَن‬

‫َأْش َه ُد َأْن َال ِإَلـَه ِإَّال اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ِر ْيَك َل ُه َو َأْش َه ُد‬
‫َأَّن َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه‪َ ،‬الَّلُه َّم َص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َنِبِّيَن ا‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 57‬‬


‫ِم‬ ‫ىَل‬‫َتِبَعُه ِبِإْح اٍن ِإ‬ ‫ِبِه‬ ‫َّم ٍد َلى آِلِه‬
‫َيْو‬ ‫َو َص َو َمْن ْم َس‬ ‫ْح‬ ‫َحُم َو َع‬
.‫اْلِق َياَم ِة‬

‫ ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى اِهلل َع َّز‬،‫َأَّم ا َبْع ُد ِعَب اَد اِهلل‬
‫َو َج َّل َح ْيُث َق ال َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذْيَن آَم ُن وا اَّتُق وا اَهلل َح َّق‬
‫ُتَق اِتِه َو َال ُمَتْو ُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُّم ْس ِلُمْو َن‬
‫َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذيَن آَم ُن وا اَّتُق وا الَّل َه َو ُقوُل وا َقْو اًل َس ِد يًد ا‬
‫ُيْص ِلْح َلُك ْم َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغِف ْر َلُك ْم ُذُن وَبُك ْم َو َمْن ُيِط ِع‬
‫الَّلَه َو َر ُس وَلُه َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ يًم ا‬
Hadirin jamaah jum’at yang dimuliakan oleh Allah
Swt

Marilah pertama-tama kita panjatkan rasa syukur


kita kepada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia
yang telah dilimpahkan kepada kita, sehingga sampai
saat ini kita masih tetap diberikan hidayah untuk
memeluk Islam dan melaksanakan syariat-syariatNya

58 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


dengan penuh kesadaran, konsisten dan bertanggung
jawab.

Shalawat dan salam semoga dilimpahkan


kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai
rasul yang santun, peduli, dan bertanggung jawab atas
keselematan dan kesejahteraan umatnya, melalui
penyampaian risalah secara benar dan sekaligus
menjadikan dirinya sebagai teladan bagi umatnya.
Demikian juga shalawat dan salam tersebut semoga
tercurah kepada seluruh keluarga, sahabat, dan
umatnya hingga hari akhir nanti, amin

Selanjutnya dalam kesempatan yang mulia dan


tempat yang mulia pula ini, saya mengajak kepada
seluruh jamaah, marilah kita perbarui komitmen kita
untuk tetap senantiasa berusaha dengan kesungguhan
hati meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada
Allah SWT dalam arti yang sesungguhnya, yakni

‫اِه ِه‬ ‫ِم ِهلل ِت‬ ‫ِت‬


‫ِإْم َثاُل َأَو ا ِر ا َو اْج َناُب َنَو ْي‬
“Mengikuti dan melaksanakan perintah-perintah Allah SWT
dan menjauhi seluruh larangan-laranganNya”

Karena hanya dengan pelaksanaan takwa yang


demikianlah kita patut berharap kepada Allah SWT
bahwa kita akan mendapatkan kemudahan, karunia,
taufiq dan hidayahNya, amin.
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 59 |
Takwa itu sangat mudah untuk diucapkan,
namun akan menjadi sangat sulit dan berat bagi
sebagian orang, khususnya mereka yang tidak
bersungguh sungguh dalam menggapainya.

Refleksi takwa yang harus menjalankan seluruh


perintah Allah SWT dan sekaligus menjauahi larangan
laranganNya tentu bukan persoalan mudah, karena
untuk menjalankan perintah zakat saja, masih banyak
orang yang keberatan. Apalagi kalau harus seluruh
perintah yang harus dijalankannya.

Tentu kita tidak hanya beranggapan bahwa


kewajiban seorang muslim itu hanya menjalankan
ibadah shalat yang lima waktu, lalu mengeluarkan
zakat, menjalankan puasa Ramadlan dan berhaji,
melainkan masih banyak lagi kewajiban seeorang
muslim yang harus dijalankan

Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Buah terbesar amal ibadah kita adalah menjadi


orang bertakwa. Itulah tujuan dari segala tujuan. Puasa
kita mengarah pada takwa. Shalat, zakat, haji, dan
seluruh ibadah bermuara pada takwa.

Allah SWT berfirman,

60 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫ٰٓيَاُّي ا الَّنا ا ا َّبُك اَّلِذ َلَق ُك اَّلِذ‬
‫َه ُس ْع ُبُد ْو َر ُم ْي َخ ْم َو َن‬
‫ْي‬
‫ِم ِلُك َل َّلُك َّتُق َۙن‬
‫ْن َقْب ْم َع ْم َت ْو‬
"Hai manusia, beribadahlah pada Tuhanmu yang telah
menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu agar
kamu bertakwa," (QS al- Baqarah: 21).

Maka itu, yang menjadi tugas terbesar kita setelah


melakukan ibadah adalah merawat ketakwaan.
Dengan kata lain, tetap istiqamah dalam ketakwaan.
Yaitu, konsisten dalam keimanan, ibadah, muamalah,
akhlak mulia, menjauhkan diri dari dosa, serta dalam
berjuang membela agama dan nilai-nilai kebenaran.

Kalau orang sudah mencapai derajat muttaqin maka


akan terbentuk karakter yang komitmen dan konsisten
terhadap kewajiban-kewajiban agama, yang dalam
bahasa Isam disebut dengan istilah istiqomah.

Jamaah Jum’at Rahimakumullah

Bila seluruh ibadah kita bermuara menjadi orang


yang bertaqwa yang konsisten atau istiqomah maka
bisa dijelaskan ciri-ciri muttaqin yang komit akan
ajaran ibadah ritual dan sekaligus sosial. Setidaknya
ada tiga hal yang bisa kita analisis.
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 61 |
Pertama, kalau kita kembali kepada ciri-ciri orang
mukmin atau orang bertakwa, ditemukan di situ
ibadah ritualnya satu, tetapi ibadah sosialnya banyak.
Anehnya kita sering mengukur orang takwa dari
ritualnya ketimbang sosialnya.

Kedua, kalau ibadah itu ibadah ritual dan


kebetulan pekerjaan itu bersamaan dengan pekerjaan
yang lain yang mengandung dimensi sosial, kita diberi
pelajaran mendahulukan yang sosial.

Misalnya, Nabi SAW pernah melarang membaca


surah yang panjang-panjang di dalam shalat
berjamaah. Nabi pernah memperpanjang waktu
sujudnya hanya karena di pundaknya ada cucunya di
situ. Dalam sebuah riwayat, bahkan hal tersebut
dilakukan ketika nabi sedang shalat sunah.

Ketiga, kalau ibadah ritual kita bercacat, kita


dianjurkan untuk berbuat sesuatu yang bersifat sosial.
Misalnya, ritual puasa. Kalau kita melanggar larangan
puasa maka salah satu tebusannya adalah memberi
makan kepada fakir miskin. Juga ritual haji, kalau
terkena dam, kita harus menyembelih binatang dan
dagingnya dibagikan kepada fakir miskin.

Sebaliknya, kalau ada cacat dalam ibadah dimensi


sosial maka amal ibadah ritual tidak bisa dijadikan

62 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


sebagai tebusan ibadah sosial itu. Misalnya, kalau
kebetulan kita berbuat zalim terhadap tetangga maka
kezaliman itu tidak bisa dihapuskan dengan shalat
malam selama sekian malam.

Banyak keterangan malah mengatakan orang yang


shalatnya baik atau ibadah mahdhahnya baik tetapi
kemudian amalnya jelek secara sosial maka Allah SWT
tidak menerima seluruh amalan ibadah mahdhahnya
tersebut.

Seperti pernah seseorang datang kepada


Rasulullah SAW yang mengadukan ada seseorang
yang puasa tiap hari dan shalat malam dengan rajin,
tetapi dia menyakiti tetangga dengan lidahnya. Apa
kata Rasulullah SAW? “Perempuan itu di neraka,”
sabdanya.

Dengan demikian, perlulah kiranya kita


memahami ibadah ritual apa pun dalam Islam pasti
tujuannya ialah bukan untuk menambah kas pahala
individu belaka, tapi juga untuk bederma bakti
membantu manusia dan kemanusiaan.

Hadirin Rahimakullah

Di antara ibadah mahdhah yang memiliki dampak


ibadah sosial secara langsung adalah kewajiban

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 63 |


mengeluarkan zakat bagi yang telah memenuhi syarat
kewajiban. Tentu perintah zakat ini memiliki tujuan,
yakni selain melaksanakan perintah Allâh SWT,
tujuan pensyariatan zakat ialah untuk membantu umat
Islam yang membutuhkan bantuan dan pertolongan.
Oleh karena itu, syariat Islam memberikan perhatian
besar dan memberikan kedudukan tinggi pada ibadah
zakat ini. Kedudukan zakat dalam Islam sudah banyak
diketahui oleh kaum Muslimin secara garis besarnya,
namun untuk menegaskan pentingnya masalah zakat
ini perlu dirinci kembali permasalahan ini dalam
bentuk yang lebih jelas dan gamblang.

Allâh SWT menyandingkan perintah menunaikan


zakat dengan perintah melaksanakan shalat di dua
puluh delapan tempat dalam al-Qur`ân. Ini
menunjukkan betapa urgen dan tinggi kedudukannya
dalam Islam. Kemudian penyebutan kata shalat dalam
banyak ayat di al-Qur`ân terkadang disandingkan
dengan iman dan terkadang dengan zakat.

Terkadang ketiga-tiganya disandingkan dengan


amal shalih adalah urutan yang logis. Iman yang
merupakan perbuatan hati adalah dasar, sedangkan
amal shalih yang merupakan amal perbuatan anggota
tubuh menjadi bukti kebenaran iman. Amal perbuatan
pertama yang dituntut dari seorang mukmin adalah
shalat yang merupakan ibadah badaniyah (ibadah
64 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
dengan gerakan badan) kemudian zakat yang
merupakan ibadah harta.

Oleh karena itu, setelah ajakan kepada iman


didahulukan ajakan shalat dan zakat sebelum rukun-
rukun Islam lainnya. Ini berdasarkan hadits Ibnu
‘Abbâs Radhiyallahu anhuma dari Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallamsaat beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengutus Mu’âdz Radhiyallahu anhu ke
Yaman, beliau bersabda kepadanya:

‫ بعثين رسول اهلل صلى‬:‫عن معاذ رضي اهلل عنه قال‬


‫ا ِم َأْه ِل الِكَت اِب‬ ‫ِإ‬
‫ َّنَك َتأيِت َقْو ًم ْن‬:‫اهلل عليه وسلم فقال‬
‫فَاْد ُعُه ْم ِإَىل َش هَاَدِة َأْن َال ِإل َه ِإَّال اُهلل َو َأَّن َحُمَّم ًد ا‬
‫ِل‬ ‫ِل ِل‬ ‫ِهلل‬
‫َر ُس وُل ا فَإْن ُه ْم َأطَاُعوَك ذ َك َف َأْع ْمُه ْم َأَّن اَهلل‬
‫ِاْفَتَر َض َعَلْيِه ْم ْمَخَس َص لواٍت يِف ُك ِّل َيْو ٍم َو لَيْل ٍة فَإْن‬
‫ُه َأطَاُعوَك ِل ذِلَك َف َأْع ِلْمُه َأَّن اَهلل ِاْفَت َض َعَلْيِه‬
‫ْم‬ ‫َر‬ ‫ْم‬ ‫ْم‬
‫متفق‬. ‫َص َد َقًة ُتْؤ َخ ُذ ِم ْن َأْغ ِنيَاِئِه ْم َفُتَر ُّد َعلَى ُفَق َر اِئِه ْم‬
.‫عليه‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 65 |
“Dari Mu’adz bin Jabal RA. Bahwa saat itu Rasulullah Saw
mengutusku, dan beliau bersabda: Sesungguhnya kamu akan
datang kepada suatu kaum dari ahli kitab, ajaklah mereka
kepada syahadat bahwa tidak ada Rabb yang haq selain Allâh
dan bahwa aku adalah utusan Allâh, bila mereka mematuhi
ajakanmu, maka katakanlah kepada mereka bahwa Allâh
mewajibkan atas mereka shalat lima waktu dalam sehari
semalam, bila mereka mematuhi ajakanmu maka katakan
kepada mereka bahwa Allâh mewajibkan sedekah yang
diambil dari orang-orang kaya dari mereka dan diberikan
kepada orang-orang miskin dari mereka”(muttafaqun
‘Alaih).

Dari gamabaran di atas, bisa dijelaskan bahwa


salah satu karakter muttaqin adalah komitmen
terhadap ibadah-ibadah sosial, terlebih pada ibadah
sosial yang sudah menjadi rukun Islam, yakni zakat
tentu akan menjadi komitmen yang penting bagi
mereka yang mancapai derajat mutaqin. Rasulullah
Saw bersabda tentang karakter orang bertakwa yang
salah satunya adalah giat membayar zakat.

‫ِه‬
‫َعْن أيب ُأمامَة ُص َد ِّي بِن َعْج الن البا ِّي رْض َي اُهلل‬
‫ ِمس عُت رسوَل اِهلل صَّلي اُهلل عليه وسَّلم‬:‫ قال‬،‫عنه‬

66 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫ وصُّلوا‬،‫ «اَّتقوا اَهلل‬:‫ فقال‬، ‫خيطُب يف َح َّج ِة ال وداِع‬
،‫ وأُّدوا زكاَة أمواِلكم‬،‫ وُص وموا َش هركم‬،‫ْمخَس ُك م‬
‫ رواه‬.»‫ تْد خلوا جَّن َة رِّبكم‬،‫وأطيعوا أمراءكم‬
‫الرتمذي‬

“Dari Abu Umamah Shudayya bin Ajlan al Bahili RA, ia


berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah SAW
berkhutbah saat haji Wada’—haji perpisahan—, beliau
bersabda, “Bertaqwalah kepada Tuhanmu (Allah), tegakkan
shalat lima waktumu, berpuasalah di bulanmu (ramadan),
tunaikanlah zakat harta-hartamu, dan taatilah para
pemimpinmu, niscaya kalian semua akan masuk ke dalam
surga Tuhanmu.” HR. Tirmidzi

Demikian khotbah ini disampaikan semoga Allah


selalu memberika petunjuk kepada kita dan
memberikan kemudian dalam segala urusan. Amin.

‫َأُقْو ُل َقْو يِل َه َذ ا َو اْس َتْغِف اَهلل يِل َو َلُك ْم َو ِل اِئِر‬


‫َس‬ ‫ُر‬
‫ا ْس ِلِم َنْي ِإَّنُه ُه َو الَس ِم ْيُع الَعِلْيم‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 67 |
‫ُمل‬
‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫ِل اِهلل‬ ‫ى‬ ‫َل‬ ‫اَل‬ ‫َّس‬ ‫ال‬ ‫ُة‬ ‫اَل‬ ‫َّص‬ ‫ال‬ ‫‪،‬‬ ‫ا ُد ِلّٰل ِه‬
‫َر ُس ْو‬ ‫َع‬ ‫ُم‬ ‫َو‬ ‫َو‬ ‫َحْلْم‬
‫ِه‬ ‫ِل ِه‬ ‫ِد ِهلل‬ ‫ِد‬
‫َس ِّيدَِنا َحُمَّم ْبِن َعْب ا ‪َ ،‬و َعَلى آ َو َص ْح ِب َو َمْن‬
‫َتِبَعُه َو َمْن َو ااَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه اَل َنَّيِب‬
‫َبْع َد ُه‪.‬‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَيا ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّتُق ْو ا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل ُمَتْو ُتَّن‬
‫ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬

‫‪68 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫َألّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ـ‬ ‫َا‬ ‫آ‬ ‫َك‬ ‫ِبِه َأ ِع ‪َ ،‬ل َن ا م ِب ِت‬
‫َو َص ْح َمْج َنْي َو َع ْي َم َعُهْـ َر َمْح َي ْر َح َم‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو ْاُملْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫ِت‬ ‫ِج‬ ‫ِم‬
‫َّبَن ا َه ْب َلَن ا ْن َأْز ا َن ا ُذِّر َّيا َن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫َو اْجَعْلَنا ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 69‬‬


‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف اِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا اَل ُت ِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َلنَـ ا ْن‬
‫َلُد ْنَك َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬
‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـ ا ِم ْن َأْم ِر نَـ ا‬
‫َر َش ـًد ا‪.‬‬
‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي ‪،‬‬
‫َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬

‫‪70 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع‬
‫َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 71‬‬


Zakat dan Pemberdayaan Ekonomi Umat

Oleh : Moh. Miftahul Arief, M.Pd.

Khotbah Pertama

‫ِإّن اَحْلْم َد ِلَّل ِه ْحَنَم ُد ُه َو َنْس َتِعْيُنُه َو َنْس َتْغِف ُر ُه َو َنُع ْو ُذ‬
‫ِدِه‬ ‫اِت َأ اِل‬ ‫ِس‬ ‫ِهلل ِم‬
‫ِبا ْن ُش ُر ْو ِر َأْنُف َنا َو َس ّيَئ ْع َم َمْن َيْه‬
‫ا‬ ‫َن‬
.‫اُهلل َفَال ُمِض ّل َلُه َو َمْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِد َي َلُه‬

72 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫َأْش َه ُد َأْن َال ِإل َه ِإّال اُهلل َو َأْش َه ُد َأّن َحُمّم ًد ا َعْب ُد ُه‬
‫ّل لى ٍد لى آِل ِه‬
‫َو َرُس ْو ُله‪َ .‬اللُه ّم َص ّل َو َس ْم َع َحُمّم َو َع‬
‫َو َأْص َح اِبِه َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الّد ْين‬
‫َأَّم ا ُد ‪ ،‬ا َأُّي ا ا اِض َن ُك ا ‪ُ ،‬ا ِص‬
‫َبْع َفَي َه َحْل ُر ْو َر َمِح ُم ُهلل ْو ْيِن‬
‫ْي‬
‫َنْف ِس ْى َو ِإَّياُك ْم ِبَتْق َو ى اِهلل‪َ،‬فَق ْد َف اَز اْلُم َّتُق ْو َن ‪َ .‬ق اَل‬
‫َق اِت ِه‬
‫اُهلل َتَع اىَل َياَأّيَه ا اّل َذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُق وا اَهلل َح ّق ُت‬
‫َو َال ُمَتْو ُتّن ِإّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪َ.‬ياَأّيَه ا اّل ِذ ْيَن آَم ُنْو ا‬
‫َأ‬ ‫ُل ا ًال ِد ًد ا ِل‬
‫اّتُق وا اَهلل َو ُقْو ْو َقْو َس ْي ُيْص ْح ْم َم ْم‬
‫َلُك‬ ‫ا‬ ‫ْع‬ ‫َلُك‬
‫ِط‬ ‫ِف‬
‫َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُنْو َبُك ْم َو َمْن ُي ِع اَهلل َو َرُس ْو َلُه َفَق ْد َف اَز‬
‫َفْو ًز ا َعِظ ْيًم ا‪.‬‬
‫‪Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.‬‬
‫‪Marilah kita bersyukur kepada Allah Rabbul‬‬
‫‪‘Alamin, yang Alhamdulillah hingga hari ini, masih‬‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 73‬‬
berkenan membuka hati kita untuk tetap dan
senantiasa menerima Iman dan Islam sebagai pedoman
hidup kita. Mengingat sabda Rasulullah, bahwa
terdapat manusia yang paginya beriman, namun sore-
nya iman itu lepas dari dirinya hingga ia berakhir
dalam keadaan kafir. Karena itu kaum muslimin,
kesyukuran tersebesar di dalam kehidupan kita ini
adalah Allah memilih kita menjadi orang yang berhak
mendapatkan hidayah keimanan tersebut.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita doakan
kepada junjungan agung Nabi Muhammad saw,
beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh manusia
yang tetap senantiasa istiqomah di jalan Islam, yaitu
jalan perjuangan yang telah diperjuangkan Beliau.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.


Marilah kita senantiasa meningkatkan kualitas
iman dan taqwa kepada Allah swt, dengan cara
melaksanakan ibadah yang didasari hati yang khusyu’,
tawadhu’, tulus dan ikhlas hanya mengharap ridha
Allah semata. Mudah-mudahan seluruh amal ibadah
kita senantiasa diterima di sisi Allah subhanahu
wataala.
Dan juga, marilah kita senantiasa berhati-hati
dalam beramal, jangan sampai terjerumus, terjerembab
dan terperosok ke dalam perbuatan dosa dan
kemaksiatan kepada Allah subhanahu wataala.
Dimana perbuatan dosa dan kemaksiatan itu akan
74 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
mengantarkan pelakunya menuju kehinaan dunia dan
akhirat.
Kita berlindung kepada Allah, semoga kita
terhindar dari adzab Allah yang pedih baik di dunia
maupun di akhirat. Akhirnya, kita berharap kepada
Allah subhanahu wataala, agar kita termasuk bagian
dari hamba-Nya yang terbaik, yaitu hamba yang paling
bertaqwa. Allah subhanahu wataala menegaskan:

‫ُك‬ ‫ٰن‬ ‫ْل‬ ‫ٰثى‬ ‫ُا‬ ‫َّو‬ ‫ٍر‬ ‫َك‬‫َذ‬ ‫ِّم‬ ‫ُك‬ ‫ٰن‬ ‫ْق‬‫َل‬ ‫ا‬‫َّن‬‫ٰٓيَاُّي ا الَّنا ِا‬
‫ْن َو َجَع ْم‬ ‫َه ُس َخ ْم ْن‬
‫ُش ا َّو ۤإِى ِل ا اۚ ِاَّن َاْك ُك ِعْن َد الّٰل ِه‬
‫َر َم ْم‬ ‫ُعْو ًب َقَب َل َتَع َر ُفْو‬
‫َاْتٰق ىُك ۗ ِاَّن الّٰل َه َعِلْي َخ ْيِب‬
‫ٌم ٌر‬ ‫ْم‬
“Sesungguhnya hamba yang paling mulia di antara kalian
di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.” (QS.al-
Hujurat: 13)

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.


Allah subhanahu wataala telah mewajibkan zakat
atas kaum muslimin yang memiliki kekayaan harta dan
memenuhi syarat-syarat tertentu dalam pandangan
syara’. Di antara syarat itu adalah, muslim yang
memiliki harta mencapai nishab (batas minimal) dan
haul (masa satu tahun). Zakat bukanlah sekadar

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 75 |


kebajikan, akan tetapi merupakan salah satu dari
rukun Islam yang lima. Dalam hal ini, zakat menjadi
salah satu barometer ke-Islaman seseorang.
Dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 82 kali ayat-
ayat yang menjelaskan tentang zakat yang selalu
dikaitkan dengan perintah shalat. Itu artinya zakat
mempunyai posisi yang sejajar dengan shalat. Jika
seseorang telah melakukan shalat lima kali sehari
semalam, berarti ia juga harus mengeluarkan zakat
sesuai dengan yang diperintahkan. Allah subhanahu
wataala berfirman:
‫ِكِع‬ ‫ِق‬
‫َو َا ْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ٰاُتوا الَّزٰك وَة َو اْر َك ُعْو ا َمَع الَّر ا َنْي‬
“Kalian dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, serta
ruku’lah bersama dengan orang-orang yang ruku’. ” (QS.
al-Baqarah: 43)

Inilah salah satu ayat yang menjadi dasar


ketegasan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu
dalam menegakkan perintah zakat. Pada masa
kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq, orang-orang
yang menolak perintah untuk menunaikan zakat
diperangi karena dianggap sebagai tindakan yang
mendurhakai agama bahkan bisa menyebabkan
pelakunya keluar dari Islam, karena hal itu
menunjukkan bahwa ia telah mengingkari salah satu
dari syariat Islam.

76 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.
Zakat merupakan ibadah yang memiliki dua
dimensi, yaitu hablum minallah (ibadah ritual) dan
hablum minannaas (ibadah sosial). Zakat dikatakan
ibadah ritual, karena dalam pelaksanaannya
menghendaki adanya pemurnian niat (lillahi ta’ala) dan
pembenaran cara (ittiba’ur Rasul).
Dengan dua syarat inilah, niscaya zakat yang kita
tunaikan akan diterima di sisi Allah subhanahu
wataala. Tanpa niat yang ikhlas dan cara yang benar,
maka zakat yang kita tunaikan akan sia-sia tanpa
makna di mata Allah swt. Dengan demikian, ibadah
zakat akan mampu memperkuat tali hubungan antara
seorang hamba dengan Allah subhanahu wataala
(hablum minallah).
Zakat dikatakan sebagai ibadah sosial karena ada
unsur kepedulian sosial yang sangat kental dalam
pelaksaaannya. Orang yang mengeluarkan zakat
berarti ia juga ikut memperhatikan kehidupan sosial,
membantu kaum yang lemah dan sekaligus ikut
menanggulangi persoalan-persoalan kemiskinan yang
kita hadapi dewasa ini.
Oleh karena itu zakat tidak saja bertujuan untuk
membersihkan jiwa dan harta, akan tetapi juga dapat
membantu mengentaskan kemiskinan dan
memperkuat ketahanan ekonomi ummat.
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 77 |
Dengan demikian, ibadah zakat akan mampu
memperkuat tali hubungan baik antara seseorang
dengan orang lainnya (hablum minannaas). Maka, orang
yang senantiasa menunaikan zakat berarti telah
menebarkan kemanfaatan kepada sesama. Inilah ciri
manusia yang terbaik di mata Allah (hablum
minannaas). Rasulullah shallallahu alahi wasallam
bersabda:

‫ قال‬: ‫عن جابر بن عبد اهلل رض ي اهلل عنه قال‬


‫رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم خري الناس أنفعهم‬
)‫للناس)رواه الطرباين‬
“Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling
bermanfaat bagi manusia lainnya.”(HR. Tabrani).

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.


Sebagai contoh, pada masa pemerintahan
khulafaur rasyidin, pengelolaan zakat sukses
dilakukan dan dapat berdiri tegak sebagai instrumen
sosial utama dalam pemerataan kesejahteraan dan
pemberdayaan ummat. Pada masa Abu Bakar
radhiyallahu anhu zakat dikelola oleh sebuah lembaga
pengurus zakat atau yang sering disebut ‘amil zakat.
Lembaga ini dibentuk oleh Abu Bakar Ash-
Shiddiq radhiyallahu anhu untuk mengumpulkan dan
78 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
mendistribusikan zakat ke seluruh penjuru negeri
Arab. Pada masa ini, pengelolaan zakat mengalami
kemajuan sangat pesat baik dari segi manajemennya
maupun perluasan fungsinya. Kemudian manajemen
pengelolaan zakat ini diteruskan dan diperbaiki hingga
masa kepemimpinan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu
anhu dan kepemimpinan Islam setelahnya.
Pada masa pemerintahan Umar bin Abdul ‘Aziz,
zakat telah dikelola dengan cara profesional dan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang
telah ditetapkan berdasarkan ajaran Islam. Lembaga
zakat pada masa itu telah mampu mengelola zakat
untuk pemberdayaan umat, pemantik kemandirian
ekonomi dan penopang kemampuan usaha produktif.
Sehingga pada masa itu tidak lagi dijumpai masyarakat
yang hidup di bawah garis kemiskinan. Masyarakat
secara merata dapat merasakan kemakmuran, keadilan
dan kesejahteraan.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.


Sejarah telah mencatat dengan tinta emasnya,
bahwa zakat mampu berperan signifikan dalam
pemberdayaan ummat. Tidak ada alasan lagi kita
mengabaikan perintah zakat ini, jika kita
menginginkan masa depan bangsa yang lebih baik.
Oleh karena itu, marilah kita menunaikan zakat
dengan tepat, niscaya umat akan kuat, “Zakat Tepat
Umat Kuat”.
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 79 |
Zakat dikatakan tepat jika memenuhi rambu-rambu
pemahaman sebagai berikut:
Pertama, zakat adalah ibadah. Artinya, setiap
muslim merdeka yang memiliki harta mencapai nishab
dan haul harus menunaikan zakat dengan niat yang
ikhlas hanya mengharap ridha Allah subhanahu
wataala, dan cara yang benar sesuai tuntunan
Rasulullah shallallahu alahi wasallam. Sehingga zakat
akan memberikan dampak (atsar) bagi kemaslahatan
individu dan ummat.
Kedua, zakat adalah tazkiyah. Artinya, zakat
merupakan sarana untuk pembersihan dan penyucian
jiwa dari segala sifat kikir, pelit dan bakhil. Juga sarana
pembersihan dan penyucian harta dari segala syubhat
dan keharaman. Allah subhanahu wataala berfirman:
‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَت َك ْۗم الّٰل ِمَس ِل‬
‫َص َك َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع َع ْيٌم‬ ‫َع ْي‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman
jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha
Mengetahui”. …” (QS. at-Taubah: 103)

Ketiga, zakat adalah barakah. Artinya, zakat yang


dilakukan dengan tepat akan mendatangkan barakah,
80 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
yaitu kebaikan-kebaikan yang banyak (ziyadutul khoir),
baik kebaikan untuk diri, orang lain dan lingkungan.
Kebaikan diri berupa terbebasnya jiwa dari sifat kikir,
kebaikan bagi orang lain dan lingkungan berupan
kesejahteraan dan keamanan.
Keempat, zakat adalah maslahah. Artinya, zakat
yang dikelola dengan tepat akan menimbulkan
kemaslahatan yang banyak bagi umat. Oleh karena itu,
zakat harus dikelola dengan menejemen yang
profesional dalam aspek perencanaan, pelaksanaan,
dan pengoordinasian dalam hal pengumpulan,
pendistribusian dan pendayagunaan zakat.
Zakat harus diarahkan untuk pemenuhan
kebutuhan produktif, bukan sekedar pemenuhan
kebutuhan konsumtif. Program-program
pendayagunaan zakat yang inovatif harus terus
dikembangkan.
Sebagai contoh, program zakat produktif
pembinaan mental spiritual, program zakat produktif
penguatan pendidikan, program zakat produktif
pemberdayaan ekonomi ummat, dan program zakat
produktif pemeliharaan kesehatan jiwa raga. Dengan
program-program tersebut, diharapkan zakat benar-
benar bermanfaat dan tepat sasaran.
Kelima, zakat adalah ukhuwwah. Artinya, zakat
yang tepat akan menumbuhkan ukhuwwah yang
kokoh di antara sesama umat Islam (al-Ukhuwwah al-

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 81 |


Islamiyah) dan sesama umat manusia (al-Ukhuwah al-
Insaniyyah).

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt.


Dengan zakat, umat Islam yang satu membantu
umat Islam yang lain, orang mampu membantu orang
yang lemah, sehingga yang lemah dapat hidup dengan
layak. Menurut al-Qur’an, orang yang tidak
menyantuni kaum yang lemah (dhu’afa) dianggap
sebagai pendusta agama dan hari pembalasan
(yukadzdzibu biddiin).
Oleh karena itulah jika kesadaran berzakat sudah
tumbuh dari setiap jiwa kaum muslimin, maka banyak
persoalan yang dapat kita tanggulangi, baik persoalan
kemiskinan, kebodohan, kesenjangan sosial dan lain
sebagainya.

، ‫ِم‬ ‫َلُك يِف اْلُق آِن اْل ِظ‬


‫َف‬
‫ْر َع ْي َو َن َعْيِن‬ ‫َب اَر َك اُهلل ْيِل َو ْم‬
‫ َو َتَق َب َّل‬، ‫َو ِإَّي اُك ْم َمِبا ِفْي ِه ِم َن ْاآلَي اِت َو ال ِّذ ْك ِر اَحْلِكْيِم‬
‫ ِإَّن الَّس ِم اْل ِل‬، ‫ا ِم ِم ْنُك ِتَال َت‬
‫ْيُع َع ْيُم‬ ‫ُهلل ْيِّن َو ْم َو ُه ُه ُه َو‬

82 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اَحْلْم ُد ِلَّل ِه اَّل ِذ ي َأْر َس َل َرُس وَلُه ِباُهْلَد ى َو ِد يِن اَحْلِّق‬


‫ِلُيْظِه َر ُه َعَلى ال ِّديِن ُك ِّل ِه َو َل ْو َك ِر َه اْلُم ْش ِر ُك وَن‬
‫َأْش َه ُد أْن ال إَل َه إال اُهلل َو ْح َد ُه ال َش ِر يَك َل ُه‪،‬‬
‫ِع‬
‫وأشهُد أَّن َحُمَّم ًد ا عْب ُد ه وَرُس وُله‪َ .‬أَّم ا َبْع ُد ‪َ.‬فَي ا َب اَد‬
‫اِهلل‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى اِهلل َفَق اَل اُهلل َتَع اىَل ‪:‬‬
‫َياَأُّيهَا اَّل ِذ ْيَن َءاَم ُن وا اَّتُق وا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو َال ُمَتْو ُتَّن‬
‫ِإَّال َو َأنُتْم ُّم ْس ِلُمْو َن ‪.‬‬

‫َالَّلُه َّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد ‪َ ,‬و َعَلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫َحُمَّم ٍد َو َر ِض َي اُهلل َعْن ُه َعْن ُك ِّل َص َح اَبة َرُس ْو ِل اهلل‬
‫َاَمْجِعني‪ ,‬آِم نْي َالَّلُه َّم اْغ ِف ْر ِلْلُمْس ِلِم َنْي َو اْلُمْس ِلَم اِت ‪،‬‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 83‬‬
‫َو اْلُم ْؤ ِمِنَنْي َو اْلُم ْؤ ِم َن اِت ْاَألْح َي اِء ِم ْنُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪،‬‬
‫ِإَّن َك ِمَس ْيٌع َق ِر ْيٌب ِجُم ْيُب ال َّد َعَو ات‪ُ .‬س ْبَح اَن َر ِّب َك‬
‫ِل‬ ‫ِص‬ ‫ِع‬
‫َر ِّب اْل َّز ِة َعَّم ا َي ُفْو َن ‪َ ،‬و َس َالٌم َعَلى اْلُمْر َس َنْي‬
‫َو اَحْلْم ُد ِلَّلِه َر ِّب اْلَعاَلِم َنْي ‪.‬‬

‫ِعَباَداهلل‪ِ ,‬اَّن اَهلل َي ْأُمُر ُك ْم َباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن ‪,‬‬


‫َو ِاْيَت اِئ ِذ ي اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر‬
‫ا‬ ‫وا‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫ا‬ ‫َف‬ ‫‪.‬‬ ‫َن‬ ‫َّك‬ ‫َذ‬ ‫َت‬ ‫ُك‬ ‫َّل‬ ‫َل‬ ‫ُك‬ ‫اْل ْغِي ِع‬
‫ُر َهلل‬ ‫ُر ْو‬ ‫ْم َع ْم‬ ‫ُض‬ ‫َو َب َي‬
‫َتِج َلُك َلِذ ْك اِهلل‬ ‫ْد‬ ‫ا‬ ‫‪,‬‬ ‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫اْل ِظ‬
‫َع َم َي ْر ْم َو ْو ُه َيْس ْب ْم َو ُر‬‫ُع‬ ‫ْي‬
‫َاْك َبُر ‪َ .‬اَقْيِم الَّصاَل ة‬

‫‪84 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 85 |
Harta dan Kewajiban Berzakat
Oleh: Drs. H. Arifin, M.S.I.

Khotbah Pertama

86 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫َا ِهلل‪ ،‬الَّصاَل ُة الَّس اَل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد‬
‫َو ُم َع َس َحُم‬ ‫َحْلْم ُد َو‬
‫ِه‬ ‫ِلِه‬ ‫ِل ِهلل‬
‫‪َ،‬رُسْو ا ‪َ ،‬و َعَلى آ َو َصْح ِب َو َمْن َو ااَل ُه‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَّل ِإلَه ِإاَّل اُهلل‪َ ،‬و َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا‬
‫‪َ.‬عْبُد ُه َو َرُسْو ُلُه‬
‫َالَّل َّم ِّل ِّل اِر ْك َلى َنِبِّيَنا َّم ٍد َلى َأِلِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َو َب َع‬
‫َو َأْص َح اِبِه َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الِّد ْيِن ‪َ .‬أَّم ا‬
‫‪َ.‬بْع ُد‬
‫َفِإيِّن ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ِبَتْق ى اِهلل اْلَق اِئِل يف ْحُمَك ِم‬
‫ْي َو‬
‫‪ِ:‬كَتاِبِه‬
‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك يِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫الَّل ِمَس ي ِل‬ ‫ِه ِإ‬
‫‪َ .‬عَلْي ْم َّن َص الَتَك َس َك ٌن ُهَلْم َو ُه ٌع َع ٌم‬
‫ي‬
‫‪Jamaah Ṣalat Jum’at Yarhamukumullah.‬‬
‫‪Mari kita tingkatkan keimanan dan ketaqwaan‬‬
‫‪kepada Allah SWT., serta konsisten dalam menegakkan‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 87‬‬


rukun-rukun Islam yang telah ditetapkan oleh Allah
SWT. melalui Rasul-Nya.

Telah kita ketahui bersama bahwa zakat adalah


termasuk rukun Islam. Hal ini ditegaskan oleh Nabi
kita Muhammad Saw. :

‫عن أيب عبد ال رمحن عبد اهلل بن عمر بن‬


‫ مسعت رسول اهلل‬: ‫اخلطاب رض ي اهلل عنهما قال‬
‫ ( ُبَيِن اِإل ْس الُم على‬: ‫صلى اهلل عليه وسلم يقول‬
‫ وأَّن َحُمَّم دًا َرُس وُل‬،‫ َش هاَدِة َأْن اَل ِإل َه ِإَّال اُهلل‬: ‫ْمَخٍس‬
‫ِم‬ ، ‫ِّج‬ ‫ا‬ ، ‫ إ اِء الَّز ك اِة‬،‫ إَق اِم الَّص الِة‬،‫اِهلل‬
‫َو َحل َو َص ْو‬ ‫َو ْيَت‬ ‫َو‬
(‫َر َم َض اَن ) رواه البخاري ومسلم‬

“Islam dibangun di atas lima perkara: syahadat bahwa tidak


ada Rabb yang haq selain Allâh dan bahwa Muhammad
adalah utusan Allâh, menegakkan shalat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan dan haji ke Baitullah bagi siapa yang
mampu” [HR. Al Bukhori dan Muslim]

88 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Menurut Syekh Muhyiddin an-Nawawi, dalam
kitab al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, bahwa:
Kewajiban zakat adalah ajaran agama Allah yang
diketahui secara jelas dan pasti. Karena itu, siapa yang
mengingkari kewajiban ini, sesungguhnya ia telah
mendustakan Allah dan Rasulullah-Nya, sehingga ia
dihukumi kufur.”

Allah SWT. berfirman:

‫ُخ ْذ ِم ْن َأْم َو اِهِلْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك يِه ْم َهِبا‬


“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat
tersebut engkau membersihkan dan mensucikan mereka”
(QS. At-Taubah: 103)
Dalam ayat lain disebutkan:
‫َأِقي وا الَّصاَل َة آُتوا الَّز َك اَة ا َك وا الَّر اِكِع‬
‫َني‬ ‫َو ْر ُع َمَع‬ ‫َو‬ ‫َو ُم‬
“Dirikanlah ṣalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama
dengan orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Dari ayat-ayat tersebut terbentuklah ijma’


ulama’ bahwa zakat hukumnya wajib bagi yang
mampu.

Jamaah Ṣalat Jum’at rahimakumullah.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 89 |


Secara subtansial zakat termasuk kategori
kewajiban yang murakkab dalam arti mempunyai dua
tinjauan, yaitu; tinjauan ta’abbudi (penghambaan diri
kepada Allah) dan tinjauan sosial. Tidak seperti
pelemparan jumrah dalam ritual haji yang tinjauannya
hanya ta’abbudi, tidak pula seperti melunasi hutang
yang tinjauannya berkisar sisi sosial saja.
Tinjauan ta’abbudi zakat menjadi salah satu
rukun islam yang sejajar dengan ṣalat, puasa, dan haji.
Tinjauan sosial zakat terlihat pada objek utamanya,
yaitu pemenuhan kebutuhan hidup mustahiqqin (para
penerima zakat) yang mayoritas masyarakat ekonomi
kelas bawah, dan peningkatan taraf hidup mereka,
supaya terentaskan dari kemiskinan.
Sebelum membayar zakat, seseorang sebaiknya
berusaha memiliki pengetahuan yang cukup tentang
zakat, agar bisa melaksanakannya sesuai prosedur
syariat; mulai dari klasifikasi aset wajib zakat dari aset
lainnya, kalkulasi aset yang wajib dikeluarkan, hingga
distribusi ke tangan mustahiqqin. Semua harus
dilakukan secara cermat dan tepat.

Menyepelekan hal ini sebenarnya tidak


berdampak negatif dipandang dari sisi tinjauan sosial
zakat, selama zakat sampai kepada mereka yang
berhak. Namun, mengingat zakat juga mempunyai sisi
ta’abbudi, maka hal ini akan menjadi penyebab zakat
yang dikeluarkan tidak sah apabila cara
90 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
melaksanakannya tidak sesuai dengan syariat
(Sebagaimana yang disampaikan oleh Abu Hamid al-
Ghazali dalam Ihya’ Ulumiddin, Indonesia, Dar al-
Kutub al-‘Arabiyah, cetakan kedua, 2005, jilid I,
halaman: 213).

Adapun jenis dan harta yang wajib dizakati


adalah Zakat Fitrah dan Zakat Mal, meliputi; emas,
perak, perniagaan, pertanian, rikaz (temuan), hadiah,
profesi (pendapatan), simpanan, investasi, hewan
ternak ( seperti; sapi, kerbau, kuda, kambing, domba,
unggas (ayam, bebek, burung), perikanan, dan unta).
Semua wajib dizakati setelah mencapai satu niṣab.

Demikian yang dapat khatib sampaikan, kiranya


dapat disimpulkan bahwa: Zakat hukumnya wajib bagi
yang mampu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah
mahẓah (seperti ṣalat, puasa, dan haji). Tinjauan sosial,
zakat terlihat pada objek utamanya, yaitu pemenuhan
kebutuhan hidup mustahiqqin (para penerima zakat)
yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-
Quran, Sunnah, dan Ijmak. Bagi yang mampu dan
tidak mengamalkannya dihukumi kufur. Semoga kita
dapat mengamalkannya.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 91 |


‫َأ‬ ‫ِم ِع اْل ْؤ ِمِن‬
‫َب اَر َك اهلل َلَن ا َو َلُك ْم َو َجِل ْي ُم َنْي ُقْو َقْو ْيِل‬
‫ُل‬ ‫‪.‬‬
‫ُه‬ ‫ُه‬ ‫َّن‬‫ٰه َذ ا َأْس ْغِف اَهلل َلُك ‪َ ،‬فاْس ْغِف ُه‪ِ ،‬إ‬
‫َو‬ ‫َت ُر ْو‬ ‫َو َت ُر ْيِل َو ْم‬
‫اْلَغُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‪.‬‬

‫‪92 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫‪Khotbah Kedua‬‬
‫ن‬ ‫َا ُد ِهلل َك َف ى‪ُ ،‬أ ِّل ُأ ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ِد‬
‫َو َص ْي َو َس ُم َع َس َحُم‬ ‫َو‬ ‫َحْلْم‬
‫اْلُم ْص َطَف ى‪َ ،‬و َعَلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْه ِل اْلَو َفاء‪،‬‬
‫َأَّم ا َبْع ُد َفَيا َأُّيَه ا اْلُمْس ِلُمْو َن ‪ُ ،‬أْو ِص ْيُك ْم َو َنْف ِس ْي ِبَتْق َو ى‬
‫اِهلل اْلَعِلِّي اْلَعِظ ْيِم َو اْع َلُم ْو ا َأَّن اَهلل َأَم َر ُك ْم ِب َأْم ٍر َعِظ ْيٍم ‪،‬‬
‫َأَم َر ُك ْم ِبالَّصاَل ِة َو الَّس اَل ِم َعَلى َنِبِّيِه اْلَك ِرِمْي ‪.‬‬
‫َفَق اَل ‪ِ :‬إَّن الَّل َه َو َم اَل ِئَك َت ُه ُيَص ُّلوَن َعَلى الَّنِّيِب ‪َ ،‬ي ا َأُّيَه ا‬
‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َعَلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‪.‬‬
‫َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى آِل ِّيِد َنا َّم ٍد‬ ‫ّٰل‬
‫َس َحُم‬ ‫َال ُه َّم َص ِّل َع َس َحُم َو َع‬
‫َك َم ا َص َّلْيَت َعَلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه ْيَم َو َعَلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫ِإْبَر اِه ْيَم َو َب اِر ْك َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد َو َعَلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫َحُمَّم ٍد َك ا ا ْك َعَلى ِّيِد َنا ِإ اِه َعَلى آِل‬
‫ْبَر ْيَم َو‬ ‫َس‬ ‫َم َب َر َت‬
‫َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه ْيَم ‪ْ ،‬يِف اْلَع اَلِم َنْي ِإَّن َك ِمَح ْي ٌد ِجَم ْي ٌد ‪َ .‬الّٰل ُه َّم‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 93‬‬
‫اْغ ِف ِلْل ِلِم اْل ِل اِت واْل ْؤ ِمِن اْل ْؤ ِم َن اِت‬
‫ُم َنْي َو ُم‬ ‫ْر ُمْس َنْي َو ُمْس َم‬
‫اَأْلْح َياِء ِم ْنُه ْم َو اَأْلْم َو اِت ‪،‬‬
‫اللهم اْد َف ْع َعَّن ا اْلَباَل َء َو اْلَغاَل َء َو اْلَو َب اَء َو اْلَف ْح َش اَء‬
‫َو اْلُم ْنَك َر َو اْلَبْغَي َو الُّس ُيْو َف اْلُم ْخ َتِلَف َة َو الَّش َد اِئَد‬
‫َو اْلِم َح َن ‪َ ،‬م ا َظَه َر ِم ْنَه ا َو َم ا َبَطَن ‪ِ ،‬م ْن َبَل ِد َنا َه َذ ا‬
‫ِل‬
‫َخ اَّص ًة َو ِم ْن ُبْل َد اِن اْلُمْس ِم َنْي َعاَّم ًة‪ِ ،‬إَّن َك َعَلى ُك ِّل‬
‫َش ٍء َق ِد ْي ‪َّ .‬بَن ا آِتنَا ىِف الُّد ْنَيا َح َنًة ىِف ْاآلِخ ِة‬
‫َر‬ ‫َس َو‬ ‫ٌر َر‬ ‫ْي‬
‫َح َس َنًة َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَب اَد اِهلل‪ ،‬إَّن اَهلل َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو اإْل ْح َس اِن َو ِإْيَت اِء ِذ ي‬
‫ِع‬ ‫ِء‬
‫اْلُقْر ىَب وَيْنَه ى َعِن الَف ْح َش ا َو اْلُم ْنَك ِر َو الَبْغِي ‪َ ،‬ي ُظُك ْم‬
‫ُك‬ ‫ُك‬ ‫ْذ‬ ‫َل َّلُك َت َذ َّك َن ‪َ .‬ف اذُك وا ا اْل ِظ‬
‫ُر َهلل َع ْيَم َي ْر ْم‬ ‫ُر ْو‬ ‫َع ْم‬
‫َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪.‬‬

‫‪94 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫‪Hikmah Sosial Dibalik Perintah Zakat‬‬
‫‪Oleh: Muhammad Nurkhanif, M.S.I‬‬

‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫اَحلْم ُد ِللِه اَّل ِذ ْي َجَع َل اَألْم َو اَل َعْو ًن ا للُم ْؤ ِم ن على‬


‫الّز ك اة لى ِع اِدِه‬ ‫ِد ِن‬
‫َع َب‬ ‫أموِر ْي ه َو ُدْنَي اه‪ ، ،‬وَفَر َض‬
‫اْبِتاَل ًء واْم ِتَح اًن ا‪َ ،‬و ُلْطًف ا ِب ا ؤِمِننْي واْم ِتَناًن ا‪ ،‬أَمْحُد ه‬
‫ُمل‬
‫سبحانه على ِنَعِمِه‪،‬‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 95‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن َال ِاَلَه ِاَّال اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪َ ،‬ش َه اَدَة‬
‫َمْن ُه َو َخ ْيٌر َّم َق اًم ا َو َأْح َس ُن َنِد ًّيا‪َ،‬و َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا‬
‫َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َرُس ْو ُلُه اْلُم َّتِص ُف ِباْلَم َك اِر ِم ِكَب اًر ا‬
‫َو َص ِبًّيا‪،‬‬

‫َالَّلُه َّم َفَص ِّل َو َس ِّلْم َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد َك اَن َص اِد َق‬
‫ِبِه اَّلِذ‬ ‫ًال َنِبًّي ا‪َ ،‬لى آِلِه‬ ‫َن‬ ‫ا‬ ‫َك‬ ‫اْل ِد‬
‫َن‬ ‫ْي‬ ‫َصْح‬ ‫َو‬ ‫َع‬ ‫َو‬ ‫ْو‬ ‫َرُس‬ ‫َو ْع َو‬
‫ْحُيِس ُنْو َن ِإْس َالَمُه ْم َو ْمَل َيْف َعُلْو ا َش ْيًئا َفِر ًّيا‪،،‬‬
‫َأَّم ا ُد ‪ ،‬ا َأُّي ا ا اِض َن ُك ا ‪ُ ،‬ا ِص‬
‫َبْع َفَي َه َحْل ُر ْو َر َمِح ُم ُهلل ْو ْيِن‬
‫ْي‬
‫َنْف ِس ْى َو ِإَّياُك ْم ِبَتْق َو ى اِهلل‪َ ،‬فَق ْد َفاَز اْلُم َّتُق ْو َن ‪َ .‬قاَل‬
‫ا اىَل ‪ِ :‬ب ِم اِهلل ال َّر ِن ال َّر ِح ِم ‪ ،‬ا َاُّي ا اَّلِذ‬
‫َن‬ ‫ْي‬ ‫ْي َي َه‬ ‫َمْح‬ ‫ْس‬ ‫ُهلل َتَع‬
‫َّال‬‫ِإ‬ ‫َّق َق اِت ِه‬
‫ُت‬
‫َو ْن ْم‬‫َا‬ ‫َّن‬‫ُت‬ ‫ُمَت‬
‫َو ْو‬ ‫َال‬ ‫آَم ُنْو ا اَّتُق ْو ا اَهلل َح ُت‬
‫ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬

‫‪96 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib senantiasa
selalu mengingatkan kepada para jamaah dan juga
kepada khatib sendiri untuk senantiasa menjaga dan
mensingkatkan kualitas iman dan takwa kita kepada
Allah Swt. Tentu dengan cara menjalankan segala
perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Dengan harapan kita semua akan dijadikan oleh Allah
sebagai hamba-Nya yang menang dan beruntung.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah


Begitu besar dan tak terhitung karunia Allah yang
dilimpahkan kepada makhluk luar biasa besar. Meski
sering tak disadari, anugerah itu meliputi segala aspek
kehidupan, mulai dari yang fisik sampai nonfisik, mulai
dari harta benda hingga kenikmatan yang tak kasat
mata seperti kewarasan akal sehat, kesehatan, hingga
iman seseorang. Tentang karunia berupa kekayaan,
Allah melalui ajaran Islam mengajarkan manusia untuk
tidak hanya menerima tapi juga memberi, tak hanya
memperoleh tapi juga membagikannya. Di sinilah
anjuran berzakat, berinfak, dan bersedekah menjadi
relevan dalam agama.

Zakat merupakan salah satu sendi pokok ajaran


Islam. Bahkan Al-Quran menjadikan zakat dan shalat

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 97 |


sebagai lambang dari keseluruhan ajaran Islam. Allah
Swt berfirman dalam surat At-Taubah ayat 11:

‫َف ِاۡن َت اُبۡو ا َو َاَق اُموا الَّص ٰل وۃَ َو ٰاَتُو ا الَّزٰک و َۃ‬
‫َف ِاۡخ اُنُک ۡم ِفی ال ِّد ۡی ِن ؕ َف ِّص اۡل ٰاٰیِت ِلَق ۡو ٍم‬
‫َو ُن ُل‬ ‫َو‬
‫َّیۡع َل ۡو ِن‬
‫ُم‬
“Apabila mereka, kaum musyrik, bertobat, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, maka mereka adalah saudara-saudara
seagama”

‫ قال رسول اهلل َّلى ا َل ِه‬:‫عنعمر بن اخلطاب‬


‫َص ُهلل َع ْي‬
‫ ا َل اٌل ٍّر اَل ٍر ِإَّال َمِبْنِع الَّز َك اِة‬: ‫َّل‬
‫َو َس َم َم َه َك َم ْيِف َب َو ْحَب‬
“Diriwayatkan dari Umar bin Khattab R.A. bhawa Nabi saw.
bersabda, “Tidaklah ada harta yang hancur di dalam daratan
maupun lautan kecuali disebabkan dengan tidak membayar
zakat.”

Seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat untuk


berzakat dituntut untuk menunaikannya, bukan semata-
mata atas dasar kemurahan hatinya, tetapi kalau terpaksa
“dengan tekanan penguasa”. Oleh karena itu, agama
98 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
menetapkan petugas-petugas khusus yang mengelolanya, di
samping menetapkan sanksi-sanksi duniawi dan ukhrawi
terhadap mereka yang enggan. “Mengapa demikian?”
Untuk menjawab pertanyaan ini.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah


Paling tidak ada tiga jawaban yang dapat
dikemukakan dalam uraian ini untu menggambarkan
landasan filosofis sosiologis kewajiban zakat.

Pertama; Istikhlaf (Penugasan sebagai Khalifah


di Bumi) Allah SWT adalah pemilik seluruh alam raya
dan segala isinya, termasuk pemilik harta benda.
Seseorang yang beruntung memperolehnya pada
hakikatnya hanya menerima titipan sebagai amanat
untuk disalurkan dan dibelanjakan sesuai dengan
kehendak pemiliknya (Allah SWT).

Manusia yang dititipi itu berkewajiban memenuhi


ketetapan-ketetapan yang digariskan oleh Sang Pemilik,
baik dalam pengembangan harta maupun dalam
penggunaannya.

Zakat merupakan salah satu ketetapan Tuhan


menyangkut harta, bahkan shadaqah dan infaq pun
demikian. Karena Allah SWT menjadikan harta benda
sebagai sarana kehidupan untuk umat manusia seluruhnya,

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 99 |


maka ia harus diarahkan guna kepentingan bersama. Allah
Swt berfirman dalam surat Al Hadid ayat 7:

‫َلِف‬ ‫ُك‬ ‫َل‬ ‫ا‬‫َّمِم‬ ‫وا‬ ‫ُق‬ ‫َآِم وا ِبالَّلِه وِلِه َأْنِف‬
‫َت‬
‫َجَع ْم ُمْس ْخ َني‬ ‫َو َرُس َو‬ ‫ُن‬
‫ِفيِه َفاَّلِذ ي َآَم ُنوا ِم ْنُك َأْنَفُقوا ُهَل َأْج َك ِب‬
‫ْم ٌر ٌري‬ ‫ْم َو‬ ‫َن‬
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah
sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu
menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu
dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala
yang besar.”

Kedua; Solidaritas Sosial. Manusia adalah


makhluk sosial. Kebersamaan antara bebe rapa individu
dalam suatu wilayah membentuk masyarakat yang
walaupun berbeda sifatnya dengan individu-individu
ter sebut, namun ia tidak dapat dipisahkan darinya.
Manusia tidak dapat hidup tanpa masyarakatnya.
Sekian banyak pengetahuan diperolehnya melalui
masyarakatnya seperti bahasa, adat-istiadat, sopan
santun, dan lain-lain. Demikian juga dalam bidang
material. Betapapun seseorang memiliki kepandaian,
namun hasil-hasil material yang diperolehnya adalah
berkat bantuan pihak-pihak lain, baik secara langsung
dan disadari, maupun tidak.

100 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Seorang petani dapat berhasil karena adanya
irigasi, alatalat, makanan, pakaian, stabilitas keamanan,
yang kesemuanya tidak mungkin dapat diwujudkan
secara mandiri. Demikian pula bagi seorang pedagang.
Siapakah yang menjual atau membeli dari dan
kepadanya? Dari segi lain, harus disadari bahwa
produksi apa pun bentuknya, pada hakikatnya
merupakan pemanfaatan materi-materi yang diciptakan
dan dimiliki Tuhan. Dalam berproduksi manusia hanya
mengadakan perubahan, penyesuaian, perakitan satu
bahan dengan bahan lain yang telah diciptakan Allah
SWT.

Manusia mengelola, tetapi Tuhan yang menciptakan


dan memilikinya. Dengan demikian wajar jika Allah
memerintahkan untuk mengeluarkan sebagian kecil
dari harta yang diamanatkannya kepada seseorang itu
demi kepentingan orang lain.

‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَت َك ْۗم الّٰل ِمَس ِل‬
‫َص َك َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع َع ٌم‬
‫ْي‬ ‫َع ْي‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 101 |


bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui”. …”
(QS. at-Taubah: 103)

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah


Dan yang ketiga; Persaudaraan. Manusia berasal
dari satu keturunan, antara seorang dengan lainnya
terdapat pertalian darah, dekat atau jauh. Kita semua
bersaudara. Pertalian darah tersebut akan menjadi lebih
kokoh dengan adanya persamaan-persamaan lain, yaitu
agama, kebangsaan, lokasi domisili, dan sebagainya.

Disadari oleh kita semua bahwa hubungan


persaudaraan menuntut bukan sekadar hubungan take
and give (mengambil dan menerima), atau pertukaran
manfaat, tetapi melebihi itu semua, yakni memberi
tanpa menanti imbalan, atau membantu tanpa dimintai
bantuan. Apalagi jika mereka bersama hidup dalam
satu lokasi.

Nah, kebersamaan dan persaudaraan inilah yang


mengantarkan kepada kesadaran menyisihkan sebagian
harta kekayaan khususnya kepada mereka yang butuh,
baik dalam bentuk kewajiban zakat, maupun shadaqah
dan infaq.

102 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫َعِن ِاْبِن َعَّب اٍس َر ِض َي َالَّل ُه َعْنُه َم ا َأَّن َالَّنَّيِب صلى اهلل‬
‫عليه وسلم َبَعَث ُمَع اًذا رض ي اهلل عنه ِإىَل َاْلَيَم ِن‬
‫ َأَّن َالَّل َه َق ِد ِاْفَت َض َعَلْيِه‬:‫ ِفيِه‬, ‫َف َذ َك َاَحْلِد يَث‬
‫ْم‬ ‫َر‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫ َفُت ُّد يِف‬, ‫ ُتْؤ َخ ُذ ِم ْن َأْغ ِنَي اِئِه ْم‬, ‫َص َد َقًة يِف َأْم اِهِلْم‬
‫َر‬ ‫َو‬
) ‫ َو الَّلْف ُظ ِلْلُبَخ اِر ّي‬,‫ُفَق َر اِئِه ْم )ُمَّتَف ٌق َعَلْيِه‬
Dari Ibnu Abbas R. A bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mengutus Mu'adz ke negeri Yaman --ia meneruskan hadits itu--
dan didalamnya (beliau bersabda): "Sesungguhnya Allah telah
mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari
orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan kepada orang-
orang fakir di antara mereka." (Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut Bukhari).

Demikian khotbah pertama ini. Semoga Allah


memberi taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Amin ya Rabb al ‘Alamin.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 103 |


‫َأُقْو ُل َقْو يِل َه َذ ا َو اْس َتْغِف اَهلل يِل َو َلُك ْم َو ِل اِئِر‬
‫َس‬ ‫ُر‬
‫ا ِلِم ِإَّن ال ِم ال ِل‬
‫ُملْس َنْي ُه ُه َو َس ْيُع َع ُم‬
‫ْي‬

‫‪104 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫ِل اِهلل‬ ‫ِلّٰل ِه‬


‫اَحْلْم ُد ‪َ ،‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعَلى َر ُس ْو‬
‫ِبِه‬ ‫ِّيدَِنا َّم ِد ِن ِد اِهلل‪َ ،‬لى آِل ِه‬
‫َو َص ْح َو َمْن‬ ‫َو َع‬ ‫َس َحُم ْب َعْب‬
‫َتِبَعُه َو َمْن َو ااَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه اَل َنَّيِب‬
‫َبْع َد ُه‪.‬‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَيا ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّتُق ْو ا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل ُمَتْو ُتَّن‬
‫ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 105‬‬


‫َألّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ـ‬ ‫َا‬ ‫آ‬ ‫َك‬ ‫ِبِه َأ ِع ‪َ ،‬ل َن ا م ِب ِت‬
‫َو َص ْح َمْج َنْي َو َع ْي َم َعُهْـ َر َمْح َي َح َم‬
‫ْر‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو ْاُملْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫َّبَن ا َه ْب َلَن ا ِم ْن َأْز اِج َن ا ُذِّر َّياِتَن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫َو اْجَعْلَنا ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف اِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫َلن ا ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا اَل ُت ِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َـ ْن‬
‫َلُد ْنَك َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬

‫‪106 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـ ا ِم ْن َأْم ِر نَـ ا‬
‫َر َش ـًد ا‪.‬‬
‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي ‪،‬‬
‫َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع‬
‫َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 107‬‬


Meraih Harta dan Jiwa Yang Suci
dengan Berzakat
Oleh: Dr. KH. Amin Farih, M.Ag

Khotbah Pertama
108 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
‫الَعِز ْي ِز اَجلَّب اْر ‪َ ،‬ذَّلْت‬ ‫َاحَل ْم ُد ِهلل ا ِل ِك الَق َّه اْر ‪َ ،‬الَق ِو ِّي‬
‫ُل وِغ غَا ِة ِح ْك ِت ِه‬ ‫ِل ِت ِه َمل‬
‫َم‬ ‫َي‬ ‫ُب‬ ‫َعَظَم الَّص َعاْب َو َحَص َر ْت َعْن‬
‫األلَباْب ‪.‬‬
‫ِر‬ ‫ِإ ِإاَّل‬
‫َأْش َه ُد َأْن َال َلَه اُهلل َو ْح َد ُه َال َش ْيَك َل ُه‪َ ،‬لُه اُألْو َىل‬
‫ِه‬ ‫ِخ‬
‫َو اآل َر ْة َو إَلْي املآب َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَد نا َحُمّم ًد ا َعْب ُد ُه‬
‫َو َرُسْو ُلُه ا ْص َطفى ا ْخ تَاْر َص ّلى اُهلل َعَلْي ِه َو َس ّلَم َو َعَلى‬
‫ِعُمل‬ ‫ُمل‬
‫َاِلِه َو َاْص َح ا َو الَّتا َنْي ُهَلْم بإْح َس ا َو َس ّلَم َتْس ْيمًا‪.‬‬
‫ِل‬ ‫ٍن‬ ‫ِب‬ ‫ِه‬‫ِب‬
‫َأَّم ا ُد ‪ :‬اِع ا اِهلل‪ُ ،‬ا ِص ُك ْف ِس ي ِب ْق اِهلل‬
‫َت َو‬ ‫ْو ْي ْم َو َن‬ ‫َبْع َفَي َب َد‬
‫َو َطاَعِتِه َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُحْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل ا اىَل ىِف اْلُق آِن اْلَك ِرِمْي ‪ . :‬اَأُّي ا اّل ِذ‬
‫َن‬ ‫ْي‬ ‫َي َه‬ ‫ْر‬ ‫ُهلل َتَع‬ ‫َو‬
‫ُل ا ًال ِد ًد ا ِل‬
‫آَم ُنْو ا اّتُق وا اَهلل َو ُقْو ْو َقْو َس ْي ُيْص ْح ْم‬
‫َلُك‬
‫ِط‬ ‫ِف‬
‫َأْع َم اَلُك ْم َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُنْو َبُك ْم َو َمْن ُي ِع اَهلل َو َر ُس ْو َلُه‬
‫َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ ْيًم ا‪.‬‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 109‬‬
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Bertakwalah kepada Allah Swt dengan


menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Berbekal dengan takwa inilah seseorang
akan mendapatkan keberkahan hidup dan tentu
kehidupannya akan sejahtera lahir dan bathin.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Sebagaimana kita ketahui, bahwa zakat adalah


ibadah maliyah ijtima'iyah dan memiliki posisi yang
sangat penting, strategis dan menentukan, baik dari sisi
ajaran, maupun dari sisi pembangunan kesejahteraan
umat. DalamAI-Qur'an terdapat lebih kurang 27 ayat,
yang mensejajarkan antara kewajiban shalat dan
kewajiban zakat dalam berbagai bentuk kata. AI-Qur'an
menyatakan bahwa, kesediaan berzakat dipandang
sebagai indikator utama ketundukan seorang hamba
terhadap ajaran Islam, seperti dalam surat At-Taubah
ayat 5:

‫َفِاْن َتا ا َاَقا وا الَّصٰل وَة ٰا ا الَّزٰك وَة َف ُّل ا ِب َل ْۗم‬


‫َخ ْو َس ْي ُه‬ ‫َو َتُو‬ ‫ُبْو َو ُم‬
‫ِاَّن الّٰل َغُف َّر ِح‬
‫َه ْو ٌر ْيٌم‬
110 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
"Jika mereka bertobat dan melaksanakan salat serta
menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka.
Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Di antara rukun-rukun Islam yang lain, zakat


merupakan satu-satunya rukun yang paling terlantar.
Ada persoalan serius dalam ajaran zakat ini di dalam
pemahaman umat Islam, apalagi di dalam
pelaksanaannya.

Oleh karena itu, Abu Bakar Ash Shidiq saat menjadi


khalifah menindak orang-orang yang tidak mau
membayar zakat.

‫َو الَّل ِه ُألَق اِتَلَّن َمْن َفَّرَق َبَنْي الَّص َالِة َو الَّز َك اِة َف ِإَّن‬
‫الَّز َك اَة َح ُّق اْلَم اِل َو الَّل ِه َل ْو َم َنُع ويِن َعَناًق ا َك اُنوا‬
‫ُيَؤ ُّدوَنَه ا ِإىَل َر ُس وِل الَّل ِه صلى اهلل عليه وسلم‬
‫َلَق اَتْلُتُه ْم َعَلى َم ْنِعَه ا‬
“Demi Allah, saya akan perangi setiap orang yang
memisahkan salat dan zakat. Zakat adalah kewajiban yang
jatuh pada kekayaan. Demi Allah kalau mereka menolak
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 111 |
saya dalam membayarkan apa-apa yang dulu mereka
bayarkan kepada Rasul Allah, Sallallahu’alaihi wassalam,
saya akan perangi mereka!”

Lantas kenapa zakat itu diwajibkan, sampai


khalifah Abu Bakar Aash Shidiq murka terhadap orang
yang enggan membayar zakat.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Pertama, Kewajiban Zakat ini dimaksudkan untuk


membersihkan atau menyucikan hati/diri dan harta.
Sebagaimana firman Allah dalm AlQur’an surat At
Taubah ayat 10:

‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو اِهِلْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا‬


“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan menyucikan mereka.”

Namun, harta yang diberikan untuk berzakat adalah


harta yang halam bukan haram. Hal ini berdasarkan
firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 267

‫ٰٓيَاُّيَه ا اَّلِذ ْيَن ٰاَمُنْٓو ا َاْنِف ُق ْو ا ِم ْن َطِّيٰب ِت َم ا َك َس ْبُتْم َو َّمِمٓا‬


‫ْن‬ ‫َا َن ا َلُك ِّم اَاْل ِض ۗ اَل َّم وا ا ِب َث ِم‬
‫ُه‬ ‫ْم َن ْر َو َتَي ُم َخْل ْي‬ ‫ْخ َر ْج‬
112 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
ۗ‫ُتْنِف ُق ْو َن َو َلْس ُتْم ِبٰاِخ ِذ ْي ِه ِآاَّل َاْن ُتْغِم ُض ْو ا ِفْي ِه‬
‫َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّن الّٰل َه َغٌّيِن ِمَح ْيٌد‬
“Hai orang yang beriman, nafkahkanlah sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu.”

Senada dengan firman Allah Swt di atas, terdapat


hadis Rasulullah yang menegaskan larangan membayar
zakat dari harta yang diperoleh dari jalan yang tidak
dibenarkan oleh syari’at Islam. Rasulullah Saw bersabda:

‫وَل الّلِه‬ ‫ ِمَس‬: ‫رضي اهلل عنه َقاَل‬


‫َرُس‬ ‫ْعُت‬ ‫عن اْبِن ُعَم َر‬
‫ "َال َيْق َب ُل اهلل َص َالًة‬: ‫صلى اهلل عليه وسلم َيُق وُل‬
‫ِبَغِرْي ُطُه وٍر َو َال َص َد َقًة ِم ْن ُغُلوٍل " رواه مسلم‬
“Diriwayatkan dari sahabat Umar R.A. ia berkata; saya
mendengarkan Rasulullah berkata; Allah SWT tidak menerima
shalat dalam keadaan tidak suci dan sedekah dari harta korupsi
rampasan perang.” (HR Muslim).

Atas alasan itu, zakat dapat membersihkan jiwa


karena adanya larangan untuk berzakat dengan harta
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 113 |
yang haram. Sehingga zakat bisa dikatakan juga sebagai
pembuka pintu tobat dan salah satu untuk memasuki
pintu surga.

‫ قال‬:‫عن علي بن أيب طالب رض ي اهلل عنه قال‬


‫ (إن يف اجلنة غرفًا ُت رى‬:‫رسول اهلل ﷺ‬
‫ فقام‬،)‫ وبطوهنا من ظهورها‬،‫ظهورها من بطوهنا‬
‫ (ملن‬:‫ ملن هي يا رسول اهلل؟ قال‬:‫أعرايب فقال‬
،‫ وأدام الصيام‬،‫ وأطعم الطعام‬،‫أطاب الكالم‬
،‫وصلى هلل بالليل والناس نيام) رواه الرتمذي‬
.‫وحسنه األلباين‬

“Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib R.A, bahwa Rasulullah


Saw bersabda; Sesungguhnya di surga terdapat kamar yang
luarnya dapat terlihat dari dalamnya dan dalamnya dapat
terlihat dari luarnya.” Kemudian ada seorang badui berdiri
lantas bertanya, “Kepada siapa (kamar tersebut) wahai
Rasulullah?” Beliau bersabda, “Bagi orang yang berkata baik,
memberi makan, rajin berpuasa, shalat karena Allah di malam
hari di saat manusia sedang terlelap tidur.” (HR Tirmidzi)

114 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Kedua, menunaikan zakat atas harta, maka secara


otomatis telah menghilangkan potensi keburukan harta
tersebut. Maksudnya adalah ketika seseorang telah
menunaikan zakat dari kekayaannya, berarti ia telah
membersihkan hartanya dengan cara menghilangkan
hak orang lain yang masih bercampur dengan hartanya
itu. Dalam hal ini beliau bersabda:

‫ قال‬:‫عن جابر بن عبد اهلل رض ي اهلل عنه قال‬


‫ يا رسول اهلل أرأيت إن أدى الرجل زك اة‬:‫رجل‬
‫ من أدى زك اة‬:‫مال ه؟ فقال صلى اهلل عليه وسلم‬
‫ماله فقد ذهب عنه شره‬
“Diriwayatkan dari sahaba Jabir bin Abdillah RA. Ia
berkata bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah
Saw, Wahai Rasulullah! Apakah Anda melihat jika seorang
pria memberikan zakat atas hartanya ? lantas Rasulullah
menjawab, “Jika dia telah menunaikan zakat atas
ahartanya, maka dia benar-benar telah menghilangkan
potensi keburukan hartanya .” (HR. al-Hakim)

Ketiga, zakat dapat mensucikan jiwa, Al-Sa’di


menerangkan, yang dimaksud dengan kata
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 115 |
“membersihkan” di situ adalah membersihkan penunai
zakat dari dosa dan akhlaq yang hina. Misalnya sifat
pelit, rakus, individualis dan sebagainya. Maka dalam hal
pensucian jiwa, Zakat dapat menjadikan kita orang yang
mengasihi orang lain, dermawan, selalu bersyukur atas
harta titipan Allah, dijauhkan dari sifat sombong dan
serakah, serta mendapatkan ketenangan jiwa.

Keempat, Zakat akan menghapus kesalahan dan


dosa-dosa. Dalam hadits Mu’adz bin Jabal, bahwa nabi -
shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

‫َعْن ُمَع اِذ ْبِن َجَب ٍل رض ي اهلل عنه‬


‫ا‬ ‫ْل‬‫ا‬ ‫ الَّص َد َقُة ُتْطِف ا ِط َة َك ا ْطِف‬..… ‫َقاَل‬
‫ُئ َخْل ْيَئ َم ُي ُئ َم ُء‬ ‫َو‬
‫ َرَو اُه الِّتْر ِم ِذ ُّي‬.…… ‫الَّناَر‬
“Diriwayatkan dari sahabat Mu’adz bin Jabal RA. Bahwa
Rasulullah Saw Bersabda…….Zakat dan Shadaqah itu
menghapuskan kesalahan seperti air memadamkan api……
(HR. Al Tirmidzi)
Dalam hal ini, zakat dapat memperbaiki akhlak muzaki,
dan menyenangkan hatinya. Orang yang mengeluarkan
zakat akan selamat dari golongan orang yang bakhil, dan
masuk dalam golongan orang-orang yang dermawan, itu
akan menggembirakan hatinya. Karena sesungguhnya
116 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
tiap orang yang menyerahkan hartanya dengan kerelaan
dan kemurahan hatinya, maka secara otomatis jiwanya
akan merasakan senang dan gembira.

Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah

Semoga kita semua senantiasa diberikan taufiq,


hidayah, dan ‘inayah-Nya agar kita mampu menunaikan
kewajiban berzakat semaksimal mungkin. Kita yakin
bahwa, apabila umat Islam sadar akan kewajiban zakat
dan mau menyalurkan zakatnya melalui Badan Amil
Zakat atau lembaga amil zakat yang resmi, tentunya
disertai para pengelola yang jujur, amanah, transparan
dan proposional. Insyallah, dengan dana zakat yang
dihimpun secara baik tersebut, akan mampu
menanggulangi krisis ekonomi, kemiskinan dan dapat
pula mengangkat harkat dan martabat kaum du'afa. Oleh
karena itu, melalui mimbar ini, khatib mengajak jamaah
semua, terutama para aghniyak, para pengusaha, pejabat
PNS, TNI/POLRI, para pedagang, petani kaya, maka
mereka terkena wajib zakat 2,5 %. Bayarkanlah melalui
UPZ (unit pengumpulan zakat) di kantor-kantor atau
melalui badan amil zakat setempat niscaya hart akita
akan bersih dan juga jiwa kita akan tenang dan Allah Swt
akan berikan kehidupan yang berkah fi al dunia wa al
akhirah, Amin ya Rabb al ‘alamin.

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 117 |


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اْلـَحْم ُد ِلّٰلِه اَّلِذ ي َو َعَد َمْن َح ِف َظ اأْل َم اَنَة َو َر َعاَه ا‬


‫َأْج ًر ا َج زْياًل ‪َ ،‬و َتَو َّعَد َمْن َأَض اَعَه ا َو َأَعَّد َلُه َعَذ اًبا‬
‫َو ِبْيًال‪َ .‬أَمْحُد ُه َعَلى َج ِز ْي ِل ِنَعِم ِه‪َ ،‬أْش ُك ُر ُه َعَلى‬
‫َتَتاُبِع ِإْح َس اِنِه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل إَل َه إاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‬
‫َو َأْش َه ُد أَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َرُس ْو ُلُه‪َ ،‬ح َّث‬
‫ِم ِخ ِة‬ ‫ِة‬ ‫ِء‬
‫َعَلى َأَدا اَأْلَم ان َو َح َّذ َر ْن اْلـ َياَن ‪َ ،‬ص َّلى اُهلل‬
‫َعَلْيِه وَعَلى آِلِه وَأْص َح اِبِه وَس َّلَم َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬

‫‪118 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َأّم ا َبْع ُد ‪َ :‬و ِإن ُتِط ْع َأْك َثَر َمْن يِف ْاَألْر ِض ُيِض ُّلوَك‬
‫ِط‬ ‫ِذ‬ ‫ِهلل‬
‫َعْن َس ِبيِل ا ‪َ .‬ياَأُّيَه ا اَّل يَن َءاَم ُن وا َأ يُع وا اَهلل‬
‫َو َأِط يُع وا الَّر ُس وَل َو ُأْو يِل ْاَألْم ِر ِم نُك ْم َف ِإن‬
‫َتَن اَزْعُتْم يِف َش ْى ٍء َفُر ُّدوُه ِإىَل اِهلل َو الَّر ُس وِل ِإن‬
‫ُك ن ِم وَن ِباِهلل اْل ِم ْاَألِخ ِر َذِل‬
‫َخ ْيٌر‬ ‫َك‬ ‫َو َيْو‬ ‫ُتْم ُتْؤ ُن‬
‫َو َأْح َس ُن َتْأِو ياًل ‪.‬‬
‫ِإ‬ ‫ِص‬ ‫ِم‬
‫َفَي ا َأُّيَه ا اُملْؤ ُنْو َن اَّتُق ْو ا اَهلل ُأْو ْيُك ْم َو َّي اَي‬
‫ِبَتْق َو ى اِهلل َو َطاَعِتِه َفَقْد َفاَز ا َّتُقْو َن ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫ِهلل‬ ‫ِإ‬
‫َق اَل اهلل َتَع اىل ‪َ :‬ذا َج آَء َنْص ُر ا َو الَفْتُح‬
‫َو َر َأْيَت الَّن اَس َي ْد ُخ ُلْو َن ىِف ِد ْيِن اِهلل َأْفَو اًج ا‬
‫َفَس ِّبْح ِ َحبْم ِد َر ِّبَك َو اْس َتْغِف ْر ُه ِإَّنُه َك اَن َتَّو اًبا‪ِ .‬إَّن‬
‫ُّل َن َلى الَّن اَأُّي ا اَّل ِذ‬ ‫َك‬ ‫ا الِئ‬
‫ْيَن‬ ‫َي َه‬ ‫ِّيِب‬ ‫َع‬ ‫ُه ُيَص ْو‬ ‫َت‬ ‫َهلل َو َم‬
‫آَم ُنْو ا َص ُّلْو ا َعَلْيِه َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬
‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 119‬‬
‫الّٰل ُه َّم َص ِّل َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد َو َعَلى آِل َس ِّيِد َنا‬
‫َحُمَّم ٍد‪َ ،‬ك َم ا َص َّلْيَت َعَلى َس ِّيِد َنا ِإْبَر اِه ْيَم وعلى‬
‫آِل ِّيِد َنا ِإ اِه ‪ ،‬اِر ْك َلى ِّيِد َنا َّم ٍد‬
‫َحُم‬ ‫ْبَر ْيَم َو َب َع َس‬ ‫َس‬
‫َو َعَلى آِل َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد ‪َ ،‬ك َم ا َب اَر ْك َت َعَلى‬
‫َس ِّيِد َنا ِإْب اِه ْي َعَلى آِل َس ِّيِد َنا ِإْب اِه ْي ‪ ،‬يِف‬
‫َر َم‬ ‫َر َم َو‬
‫الَعاَلِم َنْي ِإَّنَك ِمَح ْيٌد ِجَم ْيٌد ‪.‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو اُملْس َم ا ‪َ ،‬و اُملْؤ َنْي‬
‫األ اِت ‪ِ ،‬إَّنَك ِمَس‬ ‫ا ْؤ ِم َناِت ‪ ،‬األ اِء ِم‬
‫ْيٌع‬ ‫ْح َي ْنُه ْم َو ْم َو‬ ‫ُمل‬ ‫َو‬
‫َقِر ْيٌب ِجُم ْيُب الَّد َعَو اِت َو َقاِض ْي اَحلاَج اِت َو َأِّلْف‬
‫َبَنْي ُقُل ْو ِهِبْم َو َأْص ِلْح َذاَت َبْيِنِه ْم َو اْنُص ْر ُه ْم َعَلى‬
‫َعُد ِّو َك َو َعُد ِّو ِه ْم ‪.‬‬
‫الّٰل ُه َّم ال ُتَس ِّلْط َعَلْيَنا َمْن الَخَياُفَك َو ال َيْر ُمَحَنا‪.‬‬

‫‪120 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫الّٰل ُه َّم اْنُص ِر ا َج اِه ِد ْي اَّل ِذ ْي َجُياِه ُد ْو َن يِف‬
‫َن‬ ‫َن‬ ‫ُمل‬
‫َس ِبْيِلَك يِف ُك ِّل َز َم ا َو َم َك ا ‪.‬‬
‫ٍن‬ ‫ٍن‬
‫الّٰل َّم ِإَّنا ْجَن ُلَك يِف ِر َأْع َد اِئَنا ُذِبَك ِم‬
‫ْن‬ ‫َو َنُعْو‬ ‫ُحُنْو‬ ‫َع‬ ‫ُه‬
‫ُش ُر ْو ِر ِه ْم ‪.‬‬
‫الّٰل ُه َّم اْنُص ْر َمْن َنَص َر ِد ْيَن َك َو اْخ ُذ ْل َمْن َخ َذَل‬
‫ِد ْيَن َك ‪ ،‬الّٰل ُه َّم َأِع َّز اإلْس الَم ا ِلِم َنْي َأِّذَّل‬
‫َو‬ ‫َو ُملْس‬
‫ْن‬ ‫ا‬ ‫ِن‬ ‫ِّد‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫َد‬ ‫َأ‬ ‫ِّم‬ ‫الِّش َك ا ْش ِر ِك‬
‫َء ْي َو ُص ْر‬ ‫ْع‬ ‫َو ْر‬ ‫َد‬ ‫َنْي‬ ‫ْر َو‬
‫ُمل‬
‫ِعَباَدَك ا ْؤ ِمِنَنْي ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫َلَن ا ِم‬ ‫ِإ‬
‫ْن‬ ‫َر َّبَن ا الُتِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب‬
‫َلُد ْنَك َر َمْحًة ِإَّنَك َأْنَت الَو َّه اب‪.‬‬
‫َر َّبَن ا آِتَن ا يِف ال ُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف اآلِخ َر ِة َح َس َنًة‬
‫َو ِقَنا َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 121‬‬


‫اِن‬ ‫اإل‬ ‫ِع اَد اهلل‪ِ ،‬إَّن ا ْأ ِبال ْد ِل‬
‫َهلل َي ُمُر َع َو ْح َس‬ ‫َب‬
‫َو ِاْيَت آِء ِذ ْي الُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن الَف ْح َش اِء َو ا ْنَك ِر‬
‫ُمل‬ ‫ِع‬
‫َو الَبْغِي َي ُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َت َذ َّك ُر ْو َن َف اْذُك ُر ْو ا اَهلل‬
‫ُك‬ ‫ْد‬ ‫ِز‬ ‫ال ِظ ْذ ُك ُك اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع َي ْم‬
‫ِذ ِهلل‬ ‫ِلِه ِط‬ ‫ِم‬
‫َو اْس َأُلْو ُه ْن َفْض ُيْع َك ْم َو َل ْك ُر ا َأْك ُرَب‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫‪Membentuk Umat Hebat Bermartabat‬‬


‫‪dengan Zakat‬‬
‫‪Oleh: H. Ahmad Fauzin, S.Ag.,M.M.‬‬

‫‪122 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫‪Khotbah Pertama‬‬

‫ِإّن اَحْلْم َد ِلَّل ِه ْحَنَم ُد ُه َو َنْس َتِعْيُنُه َو َنْس َتْغِف ُر ُه َو َنُع ْو ُذ‬
‫ِدِه‬ ‫ا‬ ‫اِت َأ اِل‬ ‫ا‬ ‫ِباِهلل ِم ُش ِر َأ ُفِس‬
‫َم َمْن َيْه‬ ‫َن‬ ‫ْع‬ ‫َئ‬‫َو َس ّي‬ ‫َن‬ ‫ْن ُر ْو ْن‬
‫ِد‬ ‫ِل‬ ‫ِض‬
‫اُهلل َفَال ُم ّل َلُه َو َمْن ُيْض ْل َفَال َه ا َي َلُه‬

‫َأْش َه ُد َأْن َال ِإل َه ِإّال اُهلل َو َأْش َه ُد َأّن َحُمّم ًد ا َعْب ُد ُه‬
‫ّل لى ٍد لى آِل ِه‬
‫َو َرُس ْو ُله‪َ .‬اللُه ّم َص ّل َو َس ْم َع َحُمّم َو َع‬
‫َو َأْص َح اِبِه َو َمْن َتِبَعُه ْم ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الّد ْين‬
‫َأَّم ا ُد ‪ ،‬ا َأُّي ا ا اِض َن ُك ا ‪ُ ،‬ا ِص‬
‫َبْع َفَي َه َحْل ُر ْو َر َمِح ُم ُهلل ْو ْيِن‬
‫ْي‬
‫َنْف ِس ْى َو ِإَّياُك ْم ِبَتْق َو ى اِهلل‪َ ،‬فَقْد َفاَز اْلُم َّتُق ْو َن ‪َ .‬قاَل‬
‫َق اِت ِه‬
‫اُهلل َتَع اىَل َياَأّيَه ا اّل َذ ْيَن آَم ُنْو ا اّتُق وا اَهلل َح ّق ُت‬
‫َو َال ُمَتْو ُتّن ِإّال َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪َ.‬ياَأّيَه ا اّل ِذ ْيَن آَم ُنْو ا‬
‫َأ‬ ‫ُل ا ًال ِد ًد ا ِل‬
‫اّتُق وا اَهلل َو ُقْو ْو َقْو َس ْي ُيْص ْح ْم َم ْم‬
‫َلُك‬ ‫ا‬ ‫ْع‬ ‫َلُك‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 123‬‬


‫ِط‬ ‫ِف‬
‫َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُنْو َبُك ْم َو َمْن ُي ِع اَهلل َو َرُس ْو َلُه َفَق ْد َف اَز‬
.‫َفْو ًز ا َعِظ ْيًم ا‬

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah

Di Mimbar yang mulia ini, al faqier selaku khotib


berwasiat kepada hadirin umumnya, dan kepada diri
sendiri khususnya, marilah kita meningkatkan
ketaqwaan kita kepada Allah swt.

‫َو َمْن َيّتِق اَهلل ْجَيَعْل َلُه ْخَمَر َج ا َو َيْر ُز ُقُه ِم ْن َح ْيُث اَل‬
‫ْحَيَتِس ب‬
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar”. QS. At Talaq ayat 2

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah


Kita tahu bahwa umat bermartabat adalah umat yang
memiliki komitmen dalam menjalankan perintah
Tuhan. Keikhlasan, kesabaran, dan semangat dalam
melakukan pengabdian kepada-Nya. Keyakinan yang
tulus dalam mencurahkan segala sesuatu untuk
menegakkan kalimat Allah.
124 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Umat terdiri dari berbagai elemen, terutama elemen
masyarakat kaum muda. Maka bermartabat atau
tidaknya suatu umat di kemudian hari terletak dari
bagaimana kaum muda memberikan kontribusi kepada
lingkungannya. Kaum muda bagian penting dari
terbentuknya umat bermartabat tadi. Sehingga
problema masuyarakat itu tergantung dari kaum
mudanya berkiprah dalam dunia social
kemasyarakatan.

‫ِإّن ىِف َيِّد الُّش َّباِن َأْم ُر اُألَّم ِة َو ىِف َأْقَد اِم َه ا َحَياُتَه ا‬
“Sesungguhnya pada tangan-tangan pemudalah urusan
umat dan pada kaki-kaki merekalah terdapat kehidupan
umat”

Demikian ungkapan Arab berbunyi untuk


memotivasi peran dan fungsi kaum muda dalam
mengisi kehidupan yang penuh dengan pengharapan.
Sesungguhnya, perkara atau problem umat itu berada
di harapan dan cita-cita kaum muda, dan hidup mati
suatu umat atau masyarakat itu juga terletak dari
pergerakan kaum muda dalam bekerja.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah


Kaum muda yang berjalan sesuai dengan aturan
dan mekanisme baik aturan agama maupun aturan
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 125 |
kehidupan social kemasyarakatan. Ia tidak hanya taat
beribadah kepada Tuhan melainkan menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari selama dalam pergaulan
di lingkungannya.
Ibarat ashabul kahfi, kelompok pemuda, yang
mengasingkan dirinya dari hiruk pikuk kehidupan
dunia yang tidak menentu, memilih uzlah atau
kontemplasi, dan ditidurkan oleh Allah selama 100
tahun, menjadikan mereka terkejut dan sok akibat
peristiwa yang menimpanya, sehingga semakin jelas
mereka melakukan ketaatan kepada tuhannya secara
penuh dan tanpa tedeng aling-aling. Ketaatan secara
kaffah atau sempurna tanpa adanya perdebatan, inilah
yang disebut dengan ketulusan dalam melaksanakan
perintah Tuhan, sehingga mereka memetika keindahan
atas ketaatan itu.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah


Demikian pula, ketaatan dalam mengeluarkan
sebagian harta yang dikuasai oleh kita, adalah bagian
yang tak terpisahkan dari ajaran atau perintah Tuhan.
Bahwa, sebagian harta yang kita miliki ada hak orang
lain, yang harus kita keluarkan. Karena jika tidak
mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki, status
harta menjadi kotor, jika kotoran kita makan, akan
merusak seluruh anggota tubuh kita. Tentunya kita
tidak mau tubuh menjadi rusak karena harta kotor

126 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


yang kita makan. Islam menegaskan bahwa untuk
membersihkan harta tersebut dengan zakat.
Zakat adalah media untuk membersihkan harta
yang kita kuasai. Jika kita telah menunaikan zakat
secara hokum islam, kita telah membersihkan harta
tersebut. Dengan demikian akan tercipta kondisi yang
lebih harmoni dalam kehidupan, karena yang miskin
tidak lagi terabaikan dan yang kaya tidak monopoli.
‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫ْۗم ّٰل ِمَس ِل‬ ‫ِه ْۗم ِا‬
‫َعَلْي َّن َص ٰل وَتَك َس َك ٌن ُهَّل َو ال ُه ْيٌع َع ْيٌم‬
“Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah
Maha Mendengar, Maha Mengetahui”.

Bentuk konkret dari ketaatan suatu umat dalam


menjalankan perintah Allah adalah dengan kerelaan
hati untuk mengeluarkan zakat. Pengeluaran zakat
tidak melulu menjalankan perintah Allah, melainkan
menegakkan derajat nilai-nilai kemanusiaan di muka
bumi ini. Fungsi zakat sangat berdampak bagi
kelangsungan kehidupan manusia. Keberadaannya
menempati posisi tinggi dan mendapat perhatian
serius sehingga muncul ayat tentang kewajiban
mengeluarkan zakat.
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 127 |
Sehingga seorang muslim yang telah
mengeluarkan zakat, mempunyai komitmen dan
kehormatan dalam menjalankan agamanya. Jika
seseorang yang dengan sengaja atau lalai tidak
mengeluarkan zakat maka kurang memiliki penjagaan
terhadap kehormatan akan pengelolaan hartanya.
Mengeluarkan zakat berarti wujud dari ketaatan
kepada Allah swt dalam mengarungi kehidupan di
muka bumi ini. Sedekah adalah wujud social
keagamaan yang berdampak luar biasa, secara social
ekonomi dan pengamalan keberagamaan seseorang.
Orang yang berderma tidak lantas mengurangi
jumlah harta yang dikuasai, justru harta itu akan
menjadi bersih dan berkah. Tuhan akan mengganti dan
memberikan yang lebih kepada seseorang yang selalu
berderma. Secuilpun tidak terkurangi keberkahan harta
seseorang yang diinfakkan kepada sesama. Ia bias
mengendalikan hartanya untuk kegiatan di jalan Allah,
bukan malah tersibukkan dengan menghitung-hitung
harta yang akhirnya melupakan tugas dan tanggung
jawabnya kepada Allah SWT.

Jamaah Jum’ah Rahimakumullah


Umat hebat tercipta dari individu atau seseorang
dalam menerapkan perilaku kehidupan yang penuh
dengan komitmen dan ketaatan kepada Allah SWT.
Ketaatan individu berdampak luas bagi terciptanya
kelompok atau komunitas yang bermartabat. Zakat
128 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
bagian penting ikut berkontribusi dalam pranata social.
Sehingga zakat tidak hanya melaksanakan perintah
agama, melainkan menciptakan kondisi yang
harmonis, seimbang dan berkeadilan, yang mana
terciptanya kultur dan masyarakat yang baik dan
mendapatkan rahmat dari Allah Swt.
Rasulullah Saw bersabda tentang balasan orang
yang bertaqwa dan gemar berzakat.

‫ا‬ ‫ر‬ ‫أيب ُأمامَة َد ِّي بِن الن الباِه‬


‫ْض‬
‫ِّي َي ُهلل‬ ‫َعْج‬ ‫ُص‬ ‫َعْن‬
‫ ِمس عُت رسوَل اِهلل صَّلي اُهلل عليه وسَّلم‬:‫ قال‬،‫عنه‬
‫ وصُّلوا‬،‫ «اَّتقوا اَهلل‬:‫ فقال‬، ‫خيطُب يف َح َّج ِة ال وداِع‬
،‫ وأُّدوا زكاَة أمواِلكم‬،‫ وُص وموا َش هركم‬،‫ْمخَس ُك م‬
‫ رواه‬.»‫ تْد خلوا جَّن َة رِّبكم‬،‫وأطيعوا أمراءكم‬
‫الرت مذي‬
“Dari Abu Umamah Shudayya bin Ajlan al Bahili RA, ia
berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah SAW
berkhutbah saat haji Wada’—haji perpisahan—, beliau
bersabda, “Bertaqwalah kepada Tuhanmu (Allah), tegakkan
shalat lima waktumu, berpuasalah di bulanmu (ramadan),
tunaikanlah zakat harta-hartamu, dan taatilah para

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 129 |


pemimpinmu, niscaya kalian semua akan masuk ke dalam
surga Tuhanmu.” HR. Tirmidzi

Demikian khotbah ini disampaikan semoga Allah


selalu memberika petunjuk kepada kita dan
memberikan kemudian dalam segala urusan. Amin.

‫َأُقْو ُل َقْو يِل َه َذ ا َو اْس َتْغِف اَهلل يِل َو َلُك ْم َو ِل اِئِر‬


‫َس‬ ‫ُر‬
.‫ا ْس ِلِم َنْي ِإَّنُه ُه َو الَس ِم ْيُع الَعِلْيم‬
‫ُمل‬

130 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫ِل اِهلل‬ ‫ِلّٰل ِه‬


‫اَحْلْم ُد ‪َ ،‬و الَّص اَل ُة َو الَّس اَل ُم َعَلى َر ُس ْو‬
‫ِبِه‬ ‫ِّيدَِنا َّم ِد ِن ِد اِهلل‪َ ،‬لى آِل ِه‬
‫َو َص ْح َو َمْن‬ ‫َو َع‬ ‫َس َحُم ْب َعْب‬
‫َتِبَعُه َو َمْن َو ااَل ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َر ُس ْو ُلُه اَل َنَّيِب‬
‫َبْع َد ُه‪.‬‬
‫أَّم ا َبْع ُد ‪َ:‬فَيا ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّتُق ْو ا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو اَل ُمَتْو ُتَّن‬
‫ِإاَّل َو َأْنُتْم ُمْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َق اَل اُهلل َتَع اىَل ْيِف ِكَتاِب ِه ْالَك ِرِمْي ‪ِ :‬إَّن اَهلل َو َم آلِئَك َت ه‬
‫ُّل َن َلى الَّن ا َأُّيـ ا اَّل ِذ َأ ا ُّل ا َل ِه‬
‫ُيَص ْو َع ْيِب َي َه ْيَن َم ُنْو َص ْو َع ْي‬
‫َو َس ِّلُمْو ا َتْس ِلْيًم ا‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 131‬‬


‫َألّٰل َّم ِّل ِّل َلى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى َأِل ِه‬
‫َحُم َو َع‬ ‫ُه َص َو َس ْم َع َس‬
‫ـ‬ ‫َا‬ ‫آ‬ ‫َك‬ ‫ِبِه َأ ِع ‪َ ،‬ل َن ا م ِب ِت‬
‫َو َص ْح َمْج َنْي َو َع ْي َم َعُهْـ َر َمْح َي َح َم‬
‫ْر‬
‫الَّر اِمِح َنْي ‪.‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ّٰل‬
‫ال ُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو ْاُملْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫َو ْا ـْؤ ِم َناِت ْاَألْح َيآِء ِم ْن ـُه ْم َو ْاَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫َّبَن ا َه ْب َلَن ا ِم ْن َأْز اِج َن ا ُذِّر َّياِتَن ا ُقَّر َة َأْع ٍنُي‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َر‬
‫َو اْجَعْلَنا ِلْلُم َّتِق َني ِإَم اًم ا‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل َنا َأْه ـَلَنا ِم َأَف اِت الُّد ْني ا َع َذ اِب‬
‫َـ َو‬ ‫ْن‬ ‫ُه َس ْم َو‬
‫ْاآلِخ َر ِة َو ِفْتَنِتِه َم ا َو َبِلَّيِتِه َم ا ِإَّن َك َعَلى ُك ِّل َش ْيٍئ‬
‫َقِد ْيٍر ‪.‬‬
‫َلن ا ِم‬ ‫ِإ‬
‫َر َّبَن ا اَل ُت ِز ْغ ُقُلْو َبَن ا َبْع َد ْذ َه َد ْيَتَنا َو َه ْب َـ ْن‬
‫َلُد ْنَك َر ْح ـَم ًة ِإَنَك َأْنَت ْالَو َّه اُب ‪.‬‬

‫‪132 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫َر َّبنَـ ا آِتنَـ ا ِم ْن َلـُد ْنَك َر ْح ـَم ًة َو َه ِّيْئ َلنـَـ ا ِم ْن َأْم ِر نَـ ا‬
‫َر َش ـًد ا‪.‬‬
‫َر َّبَن ا َءاِتَن ا يِف الُّد ْنَيا َح َس َنًة َو يِف ْاآلِخ َر ِة َح َس َنًة َو ِقَن ا‬
‫َعَذ اَب الَّناِر ‪.‬‬
‫ِعَباَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َيْأُمُر ِباْلَعْد ِل َو اِإْل ْح َس اِن َو ِإيَتاِء ِذ ي‬
‫اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي ‪،‬‬
‫َيِعُظُك ْم َلَعَّلُك ْم َتَذ َّك ُر ْو َن ‪.‬‬
‫َفاْذُك ـ اا ْال ِظ ْذ ُك ـ ُك ـ اْش ُك ا َلى ِن ِم ِه‬
‫ُر ْو َهلل َع ْيَم َي ْر ْم َو ُر ْو َع َع‬
‫َيِز ْد ُك ْم َو اْس َئُلْو ا ِم ْن َفْض ِلِه ُيْع ِط ُك ْم َو َلِذ ْك ُر اِهلل َأْك َبُر ‪،‬‬
‫َو اُهلل َيْع َلُم َم ا َتْص َنُعْو َن ‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 133‬‬


134 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Zakat dan Pengentasan Kemiskinan
di Indonesia
Oleh: Endang Supriadi, M.A.

Khotbah Pertama

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 135 |


‫إَّن الَحْم َد لله‪َ ،‬نْح َم ُده‪ ،‬ونستعيُنه‪ ،‬ونستغفُر ُه‪ ،‬ونعوُذ‬
‫به ِمن ُشُر وِر أنُفِس َنا‪َ ،‬و ِمْن سيئاِت أْعَماِلنا‪َ ،‬مْن َيْه ِده‬
‫الله َفال ُمِض َّل َل ُه‪ ،‬ومن ُيْض ِلْل‪َ ،‬فال َه اِدي َل ُه‪.‬‬
‫َأْش َهُد أْن ال إَلَه إال اللُه َو ْح َد ُه ال َش ِريَك َلُه‪ ،‬وأشهُد‬
‫أَّن ُمَحَّمًد ا عْبُده وَرُسوُله‪.‬‬
‫الّٰل َّم ِّل ِّل لى ِّيِد َنا َّم ٍد َلى آِل ِه‬
‫ُه َص َو َس ْم َع َس َحُم َو َع‬
‫وَصْح ِبِه ِو َمْن َتِبَعهم بإْح اٍن إىَل َيْو ِم الّد ِيِن ‪.‬‬
‫َس‬
‫َأَّما َبْعُد‪ِ :‬عباَد اللِه اّتُقْو ا اللَه َفَقْد َفاَز المَّتُقْو َن ‪.‬‬

‫َو َق اَل اهلل َتَع اىل‪َ :‬ياَأُّيَه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا اَّتُق وا‬
‫َلُك‬‫ا‬ ‫َأ‬ ‫َلُك‬ ‫الَّل ُقوُلوا ال ِد يًد ا ِل‬
‫ْع‬
‫ُيْص ْح ْم َم ْم‬ ‫َقْو َس‬ ‫َه َو‬
‫ِط‬ ‫ِف‬
‫َو َيْغ ْر َلُك ْم ُذُن وَبُك ْم َو َمْن ُي ِع الَّل َه َو َرُس وَلُه‬
‫َفَقْد َفاَز َفْو ًز ا َعِظ يًم ا‪.‬‬
‫‪Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.‬‬
‫‪136 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
Marilah kita bersyukur kepada Allah Rabbul
‘Alamin, yang Alhamdulillah hingga hari ini, masih
berkenan membuka hati kita untuk tetap dan
senantiasa menerima Iman dan Islam sebagai pedoman
hidup kita. Mengingat sabda Rasulullah, bahwa
terdapat manusia yang paginya beriman, namun sore-
nya iman itu lepas dari dirinya hingga ia berakhir
dalam keadaan kafir. Karena itu kaum muslimin,
kesyukuran tersebesar di dalam kehidupan kita ini
adalah Allah memilih kita menjadi orang yang berhak
mendapatkan hidayah keimanan tersebut.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita doakan
kepada junjungan agung Nabi Muhammad saw,
beserta keluarga, para sahabat, dan seluruh manusia
yang tetap senantiasa istiqomah di jalan Islam, yaitu
jalan perjuangan yang telah diperjuangkan Beliau.

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.


Islam adalah agama yang mulia dan
mendatangkan rahmat bagi seluruh alam. Semua
syari’at di dalamnya mengandung kebaikan dan
keberkahan bagi seluruh umat manusia. Alangkah
bahagianya jika syari’at Islam itu dijadikan pijakan
dalam menata kehidupan, karena tidak ada satupun
ajaran Islam yang mendatangkan keburukan bagi
pemeluknya. Justru ketika ajaran Islam itu menjadi way
of life (jalan menata kehidupan), maka akan sejahteralah
hidup ini, tidak ada jurang pemisah antara si miskin
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 137 |
dan si kaya, tidak ada permusuhan dengan sesama,
tidak ada tipu daya, tidak ada saling menjatuhkan,
tidak ada saling membunuh dan seterusnya.
Di antara syari’at Islam yang sangat agung itu
adalah menunaikan kewajiban berzakat bagi yang
sudah memenuhi nishab dan haul. Memenuhi nishab
artinya telah sampai batas minimal harta wajib
dizakatkan sedangkan haul artinya batasan waktu satu
tahun hijriyah atau 12 (dua belas) bulan qomariyah
kepemilikan harta yang wajib di keluarkan zakat.
Bila kita telaah dengan seksama, ternyata zakat ini
sangat membantu untuk mengentaskan kemiskinan.
Para pengusaha misalnya ketika sukses dalam
usahanya kemudian mengeluarkan zakat kepada
orang-orang yang membutuhkan. Bayangkan para
pengusaha ini jika benar-benar menyadari kewajiban
zakatnya, maka kehidupan orang-orang miskin akan
tertangani terutama untuk memenuhi kebutuhan
pokok sehari-hari. Belum lagi para pegawai, para
pejabat dan para pekerja yang sudah sampai nishab,
mereka dengan senang hati mengeluarkan zakatnya,
tentulah kemiskinan di muka bumi ini dapat teratasi
dengan baik.
Dalam Al Quran sudah dijelaskan bagaimana tehnis
mengelola zakat ini, sehingga berjalan dengan lancar
dan efektif. Salah satu ayat yang sering disampaikan
oleh para ulama dan praktisi di bidang pengelolaan
zakat adalah surat At Taubah ayat 103:
138 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
‫ِهِل‬
‫ُخ ْذ ِم ْن َاْم َو ا ْم َص َد َقًة ُتَطِّه ُر ُه ْم َو ُتَز ِّك ْيِه ْم َهِبا َو َص ِّل‬
‫َل ِه ْۗم ِاَّن ٰل وَت َك ْۗم الّٰل ِمَس ِل‬
‫َص َك َس ٌن ُهَّل َو ُه ْيٌع َع ْيٌم‬ ‫َع ْي‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan
mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (At Taubah 9 : 103)

Jamaah Jum’at yang dimuliakan Allah SWT.


Berdasarkan ayat tersebut Allah memberikan
petunjuk tehnis pengelolaan zakat diantaranya
mengambil harta zakat kepada mereka yang memiliki
kemampuan sesuai nishab dan haulnya. Maka
dibentuklah badan amil zakat yang dibentuk secara
nasional oleh pemerintah kita yang kemudian
diundangkan sebagai Undang Undang Nomor 23
Tahun 2011 pada tanggal 25 November 2011. Undang
Undang ini menetapkan bahwa pengelolaan zakat
bertujuan (1) meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pelayanan dalam pengelolaan zakat dan (2)
meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan. Untuk mencapai tujuan dimaksud,

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 139 |


Undang Undang mengatur bahwa kelembagaan
pengelola zakat harus terintegrasi dengan BAZNAS
sebagai koordinator seluruh pengelola zakat, baik
BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten/Kota maupun
LAZ.
Berdasarkan undang-undang tersebut jelas sekali
tujuan dibentuk Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) yaitu sebagai wadah untuk meningkatkan
efektivitas dan efesiensi pelayanan dalam pengelolaan
zakat, juga meningkatkan manfaat zakat untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan
penanggulangan kemiskinan. Kalau seandainya
BAZNAS ini benar-benar diberdayakan secara benar,
sungguh menjadi suatu solusi yang sangat tepat untuk
mengentaskan kemiskinan yang ada di Negara kita
khususnya. Bahkan tidak hanya itu, dari hasil
pengumpulan zakat ini bisa digunakan untuk
kemaslahatan umat, seperti membantu untuk
memberikan beasiswa pendidikan kepada anak-anak
yang tidak mampu. Atau untuk membantu orang-
orang yang sedang mengalami mushibah yang secara
ekonomi mengalami kekurangan.
Di sisi lain secara spiritual keimanan, orang-orang
yang mengeluarkan zakat akan mendapatkan banyak
manfaat diantaranya mendapatkan tambahan rezeki,
membersihkan harta, meningkatkan keberkahan rezeki,
menenangkan hati, mencapai kesempurnaan iman,
tiket ke surga, pelindung di hari akhir, membentengi
140 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
diri dari bencana, meninggal dengan tenang dan
sebagai penghapus dosa.
Sungguh zakat ini memiliki peran ganda yaitu
bermanfaat untuk yang memberi (muzakki) dan
bermanfaat bagi yang menerima (mustahiq). Maka dari
itu mari kita berlomba-lomba mengeluarkan zakat,
agar tercapai kemaslahatan untuk menanggulangi
kemiskinan yang ada disekitar lingkungan kita.

‫ِإ‬ ‫ِن ِظ‬


‫ َو َنَف َعْيِن َو َّياُك ْم‬، ‫َباَر َك اُهلل ْيِل َو َلُك ْم يِف اْلُقْر آ اْلَع ْيِم‬
‫ َق َّل ا ِم‬، ‫َمِبا ِف ِه ِم ْاآل اِت الِّذ ْك ِر ا ِك ِم‬
‫َحْل ْي َو َت َب ُهلل ْيِّن‬ ‫ْي َن َي َو‬
‫ ِإَّن الَّس ِم اْل ِل‬، ‫ِم ْنُك ِتَال َت‬
‫ْيُع َع ُم‬
‫ْي‬ ‫َو ْم َو ُه ُه ُه َو‬

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 141 |


‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اَحْلْم ُد ِلَّل ِه اَّل ِذ ي َأْر َس َل َر ُس وَلُه ِباُهْلَد ى َو ِديِن اَحْلِّق‬


‫ِلُيْظِه َر ُه َعَلى ال ِّديِن ُك ِّل ِه َو َل ْو َك ِر َه اْلُم ْش ِر ُك وَن‬
‫َأْش َه ُد أْن ال إَل َه إال اُهلل َو ْح َد ُه ال َش ِر يَك َل ُه‪ ،‬وأشهُد‬
‫أَّن َحُمَّم ًد ا عْبُد ه وَر ُس وُله‪َ .‬أَّم ا َبْع ُد ‪.‬‬
‫ِهلل‬ ‫ِس ِب‬ ‫ِع ِهلل ِص‬
‫َفَيا َب اَد ا ‪ُ ،‬أْو ْيُك ْم َو َنْف ْي َتْق َو ى ا َفَق اَل اُهلل‬
‫َتَع اىَل ‪َ :‬ياَأُّيهَا اَّل ِذ ْيَن َءاَم ُن وا اَّتُق وا اَهلل َح َّق ُتَق اِتِه َو َال‬
‫ُمَتْو ُتَّن ِإَّال َو َأنُتْم ُّم ْس ِلُمْو َن ‪.‬‬
‫َلى ِّيِدَنا َّم ٍد ‪َ ,‬لى آِل ِّيِد َنا َّم ٍد‬
‫َس َحُم‬ ‫َالَّلُه َّم َص ِّل َع َس َحُم َو َع‬
‫َو َر ِض َي اُهلل َعْن ُه َعْن ُك ِّل َص َح اَبة َر ُس ْو ِل اهلل َاَمْجِعني‪,‬‬
‫ِمِن‬ ‫ِل ِت‬ ‫ِف ِل ِلِم‬ ‫ِم‬
‫آ نْي َالَّلُه َّم اْغ ْر ْلُمْس َنْي َو اْلُمْس َم ا ‪َ ،‬و اْلُم ْؤ َنْي‬
‫ِمَس‬ ‫ِت‬ ‫ِء ِم‬ ‫ِم ِت‬
‫َو اْلُم ْؤ َن ا ْاَألْح َي ا ْنُه ْم َو ْاَألْم َو ا ‪ِ ،‬إَّن َك ْيٌع‬
‫َقِر ْيٌب ِجُم ْيُب الَّد َعَو ات‪ُ .‬س ْبَح اَن َر ِّبَك َر ِّب اْلِع َّز ِة َعَّم ا‬
‫‪142 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫َيِص ُفْو َن ‪َ ،‬و َس َالٌم َعَلى اْلُمْر َس ِلَنْي َو اَحْلْم ُد ِلَّل ِه َر ِّب‬
‫اْلَعاَلِم َنْي ‪.‬‬
‫ِع اَداهلل‪ِ ,‬اَّن ا ْأ ُك اْل ْد ِل اِاْل ْح اِن ‪ِ ,‬اْيَت اِئ‬
‫َهلل َي ُمُر ْم َب َع َو َس َو‬ ‫َب‬
‫ِذي اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي‬
‫ِع ُك َل َّلُك َت َذ َّك َن ‪َ .‬ف اْذُك وا ا اْل ِظ‬
‫ُر َهلل َع ْيَم‬ ‫ُر ْو‬ ‫َي ُض ْم َع ْم‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم ‪َ ,‬و اْد ُع ْو ُه َيْس َتِج ْب َلُك ْم َو َل ِذْك ُر اِهلل َاْك َبُر ‪.‬‬
‫َاَقْيِم الَّصاَل ة‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 143‬‬


144 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
Meraih Fitrah dengan Berzakat Fitrah
(Khotbah ‘Id al Fitri)

Oleh: Dr. H. Tajuddin Arafat, M.S.I.

Khotbah Pertama

،‫ اهلل أكرب‬،‫ اهلل أكرب‬،‫اهلل أكرب‬


،‫ اهلل أكرب‬،‫ اهلل أكرب‬،‫اهلل أكرب‬
،‫ اهلل أكرب‬،‫ اهلل أكرب‬،‫اهلل أكرب‬
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 145 |
‫اهلل أكرب كبريا‪ ،‬واحلمد هلل كثريا‪ ،‬وسبحان اهلل بكرة‬
‫وأصيال‪ ،‬الإله إال اهلل واهلل أكرب‪ ،‬أهلل أكرب وهلل احلمد‪.‬‬
‫َاَحْلْم ُد ِلّٰل ِه اَّل ِذ ْي َس َّه َل للِعَب اِد َطرْيَق الِعَب اَدِة َو َيَّس َر ‪،‬‬
‫َو َأفاَض َعَلْيِه ْم ِم ْن َخ َز اِئِن ُج ْو ِدِه اَّليِت اَل ْحُتَص ُر ‪،‬‬
‫ٍم‬ ‫ِع‬
‫َو َجَعَل هلم ْيًد ا َيُعْو ُد يف ُك ِّل َع ا َو َيَتَك َّر ُر ‪َ ،‬أَمْحُد ُه‬
‫ُس ْبَح اَنهُ َعلى ِنَعِم ه اَّليِت اَل ْحُتَص ُر ‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإٰل َه إاَّل اُهلل اَجلّب اُر ‪ ،‬و َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا‬
‫َحُمّم ًد ا َعْبُد ُه وَرُسْو ُلُه اُملْخ َتاُر‬
‫اللهم ِّل َلى ِّيِد َنا ٍد َلى آِل ِه أ اِبِه‬
‫َو َص ْح‬ ‫َص َع َس َحُمّم َو َع‬
‫اَألْخ َياِر ‪.‬‬
‫َّن‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫ا‬ ‫اىل‬ ‫ا‬ ‫وا‬ ‫َّت‬
‫ُق‬ ‫ا‬ ‫أَّما ُد ‪ :‬ا ِع ا اِهلل‬
‫ْع‬
‫َهلل َتَع َو ُم ْو ُه‬ ‫َبْع َفَي َب َد‬
‫َلْيَس الَس ِعْيُد َمْن َأْد َر َك اْلِعْي َد َو َلِبَس اَجلِد ْي َد ‪ِ ،‬إَّمنا‬

‫‪146 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


‫ َف ا َّن ٍة‬، ‫ال ِعيُد اَّتَق ى ا ِف ا ِد ي ِع ُد‬
‫َهلل ْيَم ُيْب َو ُي ْي َو َز َجِب‬ ‫َس َمْن‬
‫ َو َجَنى ِم ْن َن اٍر َح ُّر ها‬، ‫َنِعْيُم َه ا اَل ُيْف ىِن َو ال ُيِبْي ُد‬
‫ا‬ ‫ال‬ ‫ا‬ ‫ َط ا َأ ِل‬، ‫ا ِع ٌد‬ ‫ٌد‬ ‫ِد‬
‫َش ْي َو َقْع ُر َه َب ُي َو َع ُم َه َز ُقْو ُم َو َر ُبُه ْم‬
‫َش‬ ‫ْه‬
. ‫ َو ِلَباُسُه ْم الَق ِط َر اُن َو اَحلِد ْيُد‬، ‫الَّص ِد ْيُد‬
. ‫ اَتُقوا اهلل َفَقْد َفاَز املَّتُقْو َن‬:‫ِعَباَد اِهلل‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah
Marilah dalam suasana yang bahagia dan
penuh keberkahan ini. kita bersama-sama saling
mengingatkan diri kita untuk senantiasa menjaga
dan meningkatkan ketaqwaan diri kita kepada
Allah swt. dengan selalu bersyukur kepada Allah
serta senantiasa mengoptimalkan ketaatan kita
dengan melaksanakan berbagai amal kebaikan
yang bermafaat dan di ridoi Allah SWT.

Ketahuilah! bahwa hari ini adalah hari di mana


Allah memuliakan dan menaikkan derajatnya
orang-orang yang beriman dan bertaqwa. Hari ini
adalah hari ied. Hari raya dan hari kemenangan

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 147 |


bagi umat Islam. Hari yang penuh dengan
kebahagiaan dan keberkahan. Allah SWT melarang
kita untuk berpuasa pada hari yang berbahagia ini.
Pada hari ini, selayaknya bagi kita, umat Islam,
untuk senantiasa menumbuhkan dan
meningkatkan hakikat fitrah manusiawi kita
menuju derajat mulia sebagai hamba yang terpuji.
Hamba yang selalu menjadikan agama Allah SWT,
Islam yang rahmatan lilalamin ini, sebagai
pedoman, cara pandang, serta seni kehidupan kita
sehari-hari. Dan bukankah? Hakikat fitrah kita
adalah tunduk dan menghamba hanya kepada
Allah semata.

‫وما خلقت اجلن واإلنس إال ليعبدون‬


“Dan aku tidak ciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk
menghamba/menyembah padaku”.

، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah
Sejak tadi malam sehabis waktu magrib hingga saat
ini, takbir, tahmid, dan tahlil dengan niat tulus

148 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


mengagungkan asma Allah SWT senantiasa kita
kumandangkan, baik di masjid, di musolla, maupun di
jalan-jalan dengan penuh suka cita. Semua itu, bertujuan
tidak lain adalah bagian dari syiar agama dalam rangka
menyambut hari kemenangan, hari raya Idul Fitri.

Rasa suka cita yang kita lahirkan itu tak lain


adalah juga bagian dari ungkapan rasa syukur kita
kepada Allah SWT atas anugerah dan ridaNya, karena
pada tahun ini meski masih dalam kondisi musibah
pandemic, Alhamdulillah kita dapat menjalankan
ibadah puasa dengan baik dan lancar.

Perjuangan di bulan Ramadhan adalah sebuah


perjuangan keimanan apalagi masih dalam suasan
pandemic seperti ini. Iman kita diuji apakah lebih berat
mengikuti ajakan hawa nafsu untuk tidak berpuasa
dengan menahan lapar, dahaga, serta hal-hal yang
dapat membatalkan puasa dan hal-hal yang merusak
kualitas puasa kita ataukah mengikuti perintah Allah
SWT untuk berlomba-lomba mendapatkan predikat
orang-orang yang bertaqwa.

Di Ramadan ini, kita sering mendengarkan


lantunan ayat suci Al Quran, baik di Masjid maupun di
surau, pengajian-pengajian agama ramai di mana-mana
baik yang offline maupun online, kita juga menyaksikan
keasyikan umat Islam dalam menyemarakan bulan suci
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 149 |
Ramadan dengan berlomba-lomba dalam kebaikan dan
amal saleh. Pada bulan ini pula semua Ibadah yang
tulus diterima, semua doa yang baik dikabulkan, semua
amal kebaikan dilipat gandakan pahalanya, dan segala
dosa diampuni serta Surga merindukan kedatangan
hamba Allah yang berpuasa di bulan Ramadhan.

Hanya di bulan Ramadhanlah, Allah


menganugerahkan sebuah malam yang memberikan
kesempatan kepada hambanya untuk beribadah dan
beramal saleh di dalamnya yang nilainya sama dengan
seribu bulan. Malam itu adalah malam lailatil qadar.

، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah

Kini bulan Suci itu telah berlalu, menunaikan


zakat fitrah bagi yang mampu pun sudah
ditunaikan. Begitu pula, saudara-saudara kita yang
berhak menerima zakat dan sedekah pun juga telah
menerima semua haknya. Sehingga pada hari ini
semuanya dapat merasakan kebahagiaan dan
nikmatnya Idul Fitri. Semoga Allah SWT menerima
semua ibadah dan amal saleh yang kita tunaikan di
bulan suci Ramadan kemarin, dan semoga Allah
150 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
juga menerima zakat fitrah kita semua. Kanjeng
Rasul Muhamamd saw pernah bersabda:

‫ فّر ض رسول‬:‫ قال‬،‫عن ابن عباس رض ي اهلل عنهما‬


‫اهلل صلى اهلل عليه وسّلم زكاة الفطر طهرًة للصائم‬
‫من اللغو وال رفث وطعمًة للمساكني (أخرجه أبو‬
)‫داود يف سننه‬
“Dari Ibnu Abbas r.a, berkata: bahwa Rasulullah saw telah
mewajibkan zakat fitrah (bagi kita semua) sebagai wujud
penyucian dan pembersihan diri bagi yang berpuasa dari perilaku
yang buruk lan ucapan kotor, dan juga menjadi rizki dan
kebutuhan bagi orang-orang yang kurang mampu (H.R. Abu
Dawud)”.

، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah

Mari bersama-sama kita mengambil hikmah


dari berzakat fitrah dan berderma lainnya pada
dimensi sosial, kita semua pasti sepakat, berbagi
Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 151 |
untuk tolong menolong adalah kebaikan. Tidak ada
yang sia-sia dalam memberi. Apalagi al-Quran
telah mengamanatkan kepada kita semua, “tolong-
menolonglah kalian dalam kebaikan dan
ketakwaan”.

Melalui berzakat, berinfaq, dan berderma,


Allah mengajarkan kita tentang berbagi dan tolong
menolong, di mana kita diajarkan untuk berbagi
dengan nilai yang tidak biasa dengan tujuan
mensemarakan cinta kasih dan kasih saying dalam
lingkungan masyarakat kita.

Apalagi di era sekarang yang cenderung


materialis dan hedonis ini, banyak dari kita tidak
mudah untuk diajak atau didorong untuk
“memberi lebih”, dan bahkan kebanyakan dari kita
yang “ingin menerima lebih”. Identitas inilah yang
akan menumbuhkan sikap rakus acuh tak acuh
dalam diri sebagian manusia modern, serta tidak
lagi memerhatikan nilai-nilai dan kualitas hidup
bersama di masyarakat. Romo KH Mustafa Bisri
atau yang akrab dipanggil Gus Mus, beliau pernah
berkata:

152 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


“ apa yang kita makan, habis. Apa yang kita simpan, belum
tentu kita nikmati. Apa yang kita infakkan dan
dermakan, justru menjadi rezeki yang paling kita
perlukan kelak di hari akhir”.

Oleh karana itu, Marilah kita isi hari kemenangan


ini dengan ragam kegiatan yang bermanfaat dan
bermakna dengan senantiasa berusaha mengisi hari
kemenangan ini dan hari-hari setelah ini dengan ragam
kegiatan yang baik dan amalan-amalan yang
bermanfaat.

‫ِا‬
‫ْج َتِه ُد ْو ا َيْو َم اْلِف ْطِر يِف الَّصَد َقِة َو َأْع َم اِل اَخْلِرْي َو الِّرِب‬
‫ِم َن الَّصاَل ِة َو الَّز َك اِة َو الَّتْس ِبْيِح َو الَّتْه ِلْيِل‬
“Bersungguh-sungguhlah dalam menyemarakkan hari nan
fitri ini dengan bersedekah, beramal saleh, serta amalan-
amalan kebajikan lainnya seperti memperbanyak salat
(sunnah), menunaikan zakat, dan banyak melafalkan tasbih
dan tahlil”.

، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 153 |


Dengan memberikan 2.5 kg beras (atau senilai
dengan itu) kepada fakir miskin, kita telah
menyempurnakan amaliyah Ramadhan kita sekaligus
sebagai wujud penyucian diri kita dari perilaku serta
perkataan yang buruk dan kotor selama kita berpuasa,
sebagaimana sabda Rasulullah saw dalam riwayat Abu
Dawud. Terlebih lagi dalam situasi serba terbatas
karena wabah corona ini, zakat fitrah dapat menjadi
oase yang menyejukkan terutama bagi saudara kita
yang secara nyata mendapatkan musibah ini hingga tak
mampu lagi mengais rizki secara normal seperti hari-
hari sebelum wabah ini melanda.

Selain kewajiban menunaikan zakat fitrah, kita


masih memiliki banyak kesempatan untuk berkompetisi
dalam beramal saleh untuk kemaslahatan bersama.
Ketahuilah, bahwa Rasulullah saw sebagaimana
diceritakan oleh sahabat Anas bin Malik dan lainnya,
bahwa beliau adalah orang yang sangat dermawan
terlebih di bulan Ramadhan. Diceritakan oleh Imam
Ahmad bin Hanbal bahwa siapapun yang meminta
sesuatu kepada beliau (Rasulullah saw) di bulan suci ini
pasti diberi. Meski dalam realitanya sehari-hari,
memang selama beliau punya, tidak pernah menolak
permintaan siapapun. Kedermawanan Rasul pun diikuti
oleh para sahabatnya, seperti Abu Bakar as-Shiddiq dan
Ibnu Umar yang selalu memberi sedekah kepada fakir
154 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II
miskin dan menyiapkan makan untuk anak-anak yatim.
Imam Zuhri pernah berkata: Ramadhan adalah bulan
untuk membaca Alquran dan berbagi makanan.

Itulah teladan dan panutan bagi kita semua. Itulah


haikat kebahagiaan dan kemenangan yang kita
nantikan. Kebahagiaan yang sepatutnya tidak hanya
dirasakan oleh kita dan keluarga kita sendiri.
Kebahagiaan yang seharusnya juga dirasakan oleh
tetangga kita, oleh saudara-saudara kita yang lain,
terlebih saudara-saudara kita yang kurang mampu dan
yang sedang terdampak musibah seperti saat ini. Jika
mereka muslim berilah mereka zakat dan jika mereka
non-muslim berilah mereka sedekah. Sungguh, hakikat
kebahagiaan dan kemenangan kita saat ini adalah kita
berbahagia tatkala kita mampu memberikan pula rasa
bahagia dan suka cita ini kepada yang lain.

Maka dari itu, meski Ramadhan ini telah


meninggalkan kita bersama namun mari jadikan
semangat Ramadan kita, zakat kita, infaq kita, serta
sedekah kita sebagai amal yang terus bergerak dan
menjadi lebih baik dalam menngawali lembar
kehidupan beragama setelah ramadan yang penuh
berkah ini. Ingatlah bahwa amal yang sangat dicintai
Allah adalah amal yang bermanfaat dan
membahagiakan hati setiap orang (H.R. at-Tabarani).

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 155 |


، ‫ اُهلل َاْك َبْر َو ِهلل ْاَحلْم ُد‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫ اُهلل َاْك َبْر‬، ‫اُهلل َاْك َبْر‬
Kaum Muslimin Muslimat Rahimakumullah
Itulah Sunnah Rasul kita, Muhammad saw,
Itulah teladan dan panutan bagi kita semua. Itulah
haikat kebahagiaan dan kemenangan di hari raya
ini. Kebahagiaan yang sepatutnya tidak hanya
dirasakan oleh kita dan keluarga kita sendiri.
Kebahagiaan yang seharusnya juga dirasakan oleh
tetangga kita, oleh saudara-saudara kita yang lain,
terlebih saudara-saudara kita yang kurang mampu
dan yang sedang mendapatkan musibah. Oleh
karena itu, hakikat kebahagiaan di hari nan fitri ini
adalah kita berbahagia tatkala kita mampu
memberikan pula rasa bahagia dan suka cita ini
kepada yang lain, dan itu adalah satu di antara
amal terbaik di sisi Allah dan RasulNya. Rasul saw
bersabda:

‫ وأحب األعمال إىل‬،‫أحب الناس إىل اهلل أنفعهم‬


‫اهلل عز وجل سرور تدخله على مسلم‬
“Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang
membawa manfaat bagi yang lain, dan amal yang paling

156 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II


dicintai oleh Allah adalah kebahagiaan yang disebarkan di
dalam hati sesame muslim. (H.R. at-Thabarani)”
Akhir kata, Syekh Abdul Qadir al-Jilani berkata
“Jika kamu menyukai makanan enak, pakaian bagus,
rumah mewah, wanita cantik, dan harta yang
berlimpah, sementara pada saat yang sama kamu
menginginkan agar saudara muslimmu mendapatkan
kebalikannya, maka sungguh bohong dan dusta jika
kamu mengaku memiliki iman yang sempurna.” Inilah
wasiat Syekh Abdul Qadir al-Jilani pada kita semua di
hari yang mulia ini, marilah kita hiasi kemualian hari-
hari ini dengan menampakkan rasa bahagia dan syukur
kepada Allah dengan berbagi kepada saudara-saudara
kita seiman dan sebangsa, jadikan hari yang mulia ini
sebagai wujud karahmatan dan rasa kasih saying Islam
yang universal sebagaimana yang diajarkan Rasulillah
saw kepada kita.

‫ِز‬‫َلَن ا ا ِاَّي اُك ِم ْال اِئ ِد ْالَف اِئ‬


‫ْيَن‬ ‫ْم َن َع ْيَن َو‬ ‫ُهلل َو‬ ‫َجَع‬
‫ِة ِع اِدِه‬ ‫ُك‬ ‫ا‬ ‫َّي‬‫ِإ‬ ‫ا‬ ‫َل‬ ‫َأ‬ ، ‫ْا ْق ِل‬
‫ْم ْيِف ُز ْم َر َب‬ ‫َن‬ ‫ْد‬
‫َو َمل ُبْو َنْي َو َخ َو‬
‫ َق ْد‬.‫ أعوذ باهلل من الشيطان ال رجيم‬. ‫الَّص اِحِلَنْي‬

Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 157 |


‫َأْفَلَح َمْن َتَز َّك ى َو َذَك َر اْس َم َر ِّب ِه َفَص َّلى‪.‬وقل رب‬
‫اغفر وارحم وأنت خري الرامحني‪.‬‬

‫‪Khotbah Kedua‬‬

‫اُهلل َأْك َبُر (×‪ )7‬اُهلل َأْك َبُر َك ِبًريا‪َ ،‬و اَحْلْم ُد ِ ِهلل َك ِث ًريا‪،‬‬
‫َو ُس ْبَح اَن اِهلل ُبْك َر ًة َو َأِص يًال‪َ ،‬أَمْحُد َر يِّب َو َأْش ُك ُر ُه‪.‬‬
‫َأْش َه ُد َأْن اَل ِإَل َه ِإاَّل اُهلل َو ْح َد ُه اَل َش ِر ْيَك َل ُه‪،‬‬
‫َو َأْش َه ُد َأَّن َس ِّيَدَنا َنِبَّيَن ا َحُمَّم ًد ا َعْب ُد ُه َو َرُس ْو ُلُه‪َ .‬ق اَل‬
‫اُهلل َتَعاىَل ‪َ:‬و اْع ُبْد َر َّبَك َح ىَّت َيْأِتَيَك اْلَيِق ُني ‪.‬‬
‫َعُه‬‫اللهم َص ِّل َعَلى َس ِّيِد َنا َحُمَّم ٍد ‪َ ،‬عَلى آِلِه َمْن َتِب‬
‫ْم‬ ‫َو‬ ‫َو‬
‫ِبِإْح َس اٍن ِإىَل َيْو ِم الِّد ْيِن ‪.‬‬
‫أَّماَبْع ُد ‪َ :‬فَيا ِعَباَد اِهلل‪ ،‬اّتُقْو ا اَهلل َفَقْد َفاَز ا َّتُقْو َن ‪.‬‬
‫ُمل‬
‫‪158 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬
‫َقاَل اهلل َتَعاىَل ‪َ :‬و َتَز َّو ُدوا َفِإَّن َخ ْيَر الَّز اِد الَّتْق َو ٰى ‪.‬‬
‫ِلِم امل ِل اِت املْؤ ِمِن‬ ‫ْل‬‫َاللهم اْغ ِف ِل‬
‫ْر ُمْس َنْي َو ْس َم َو َنْي‬
‫َو املْؤ ِم َناِت اَألْح َياِء ِم ْنُه ْم َو اَألْم َو اِت ‪.‬‬
‫ُلوِب ا‪َ ،‬أ ِل َذا ِن ا‪ ،‬ا ِد‬ ‫ِّل‬
‫اللهم َأ ْف َبْيَن ُق َن َو ْص ْح َت َبْي َن َو ْه ُسُبَل‬
‫ا‬‫َن‬
‫ِح‬ ‫ِت‬ ‫ِم‬ ‫ِم‬
‫الَّساَل ‪َ ،‬و َنِّجَنا َن الُّظُلَما ِإَلى الُّنوِر‪َ ،‬و َجِّنْبَنا اْلَف َو ا َش‬
‫َماَظَهَر ِمْنَها‬
‫َو َم ا َبَطَن َو َب اِرْك َلَن ا ِفي َأْس َماِعَنا َو َأْبَص اِرَنا َو ُقُلوِبَن ا‬
‫َو َأْز َو اِج َنا َو ُذِّر َّياِتَنا َو ُتْب َعَلْيَنا ِإَّنَك َأْنَت الَّتَّو اُب الَّر ِح يُم‪.‬‬
‫اللهم َأْح ِس ْن َعاِقَبَتَن ا ِفى اُألُم وِر ُكِّلَه ا َو َأِج ْر َنا ِمْن ِخ ْز ِي‬
‫الُّد ْنَيا َو َعَذ اِب اآلِخ َر ِة‪.‬‬
‫الَّلُهَّم َتَقَّب ْل َأْعَماَلَن ا ِفي َر َمَض اَن الَّلُهَّم َتَقَّب ْل َأْعَماَلَن ا ِفي‬
‫َر َمَضاَن‪ ،‬اللهم َتَقَّبْل َأْعَماَلَنا ِفي َر َمَضاَن‪.‬‬

‫| ‪Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 159‬‬


‫ا‬ ‫َذ‬ ‫ا‬ ‫َّبا آِت ا ِفي الُّد ا ًة ِفي اآْل ِخ ِة ًة ِق‬
‫َر َحَس َن َو َع َب‬
‫َن‬ ‫ْنَي َحَس َن َو‬ ‫َر َن َن‬
‫الَّناِر‪.‬‬
‫اُك ِم‬ ‫ٌك‬ ‫ا‬ ‫ُك‬ ‫ُد‬ ‫َقَّب الل ِم َّن ا ِمْنُك ِع‬
‫َع‬
‫َت َل ُه َو ْم َو ْي ْم ُمَب َر َو َس ْم َن‬
‫الَعاِئِدْيَن َو الَفاِئِزْيَن ُكُّل َعاٍم َو َأْنُتْم ِبَخْيٍر‪.‬‬
‫ِعَب اَد اِهلل‪ِ ،‬إَّن اَهلل َي ْأُمُر ِباْلَع ْد ِل َو ْاِإل ْح َس ِان َو ِإْيَت ِاء‬
‫ِذ ي اْلُق ْر ىَب َو َيْنَه ى َعِن اْلَف ْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر َو اْلَبْغِي‬
‫ِظ‬ ‫َّل‬ ‫ِع‬
‫َي ُظُك ْم َلَع ُك ْم َت َذ َّك ُر ْو َن َف اْذُك ُر ْو ا اَهلل اْلَع ْيَم‬
‫َلى ِن ِم ِه ِز ْد ُك َل ِذ ْك اِهلل‬
‫َي ْذ ُك ْر ُك ْم َو اْش ُك ُر ْو ُه َع َع َي ْم َو ُر‬
‫َأْك َبُر ‪.‬‬

‫‪160 | Khutbah Wasiat Taqwa: MUI Kota Semarang Seri II‬‬


Khotbah Zakat, Infaq, Shadaqah 161 |

Anda mungkin juga menyukai