I
S
U
S
U
N
banyak terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan
Mudah mudahan makalah ini dapat membantu orang lain dalam mempelajari
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................1
1. TA’ZIYAH ..................................................................................................3
PENUTUP .............................................................................................................11
2
Takziah menurut istilah adalah mengunjungi keluarga yang meninggal dunia
dengan maksud agar keluarga yang mendapat musibah dapat terhibur, diberi
keteguhan iman, islam, dan ketabahan dalam menghadapi musibah, serta
mendoakan untuk orang yang meninggal dunia agar diampuni segala dosa-dosanya
oleh allah swt.
“Barangsiapaْyangْberta’ziyahْkepadaْorangْyangْtertimpaْmusibah,ْmakaْ
baginya pahala seperti pahala yang didapat orang tersebut. [HR Tirmidzi 2/268. )
Kataْbeliau:ْ“Haditsْiniْgharib.ْSepanjangْyangْsayaْketahui,ْhaditsْiniْtidakْ
marfu’ْkecualiْdariْjalur ‘Adiْbinْ‘Ashim”;ْIbnuْMajah,ْ1/511].ْ
(Ghorib=hadits yang diriwayatkan oleh satu orang, Tidak Marfu'=Riwayat
tidak sampai ke Rosululloh)
Dalilْlainnya,ْ‘Abdullahْbinْ‘AmrْbinْalْAshْmenceritakan,ْbahwaْpadaْsuatuْ
ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Fathimah
Radhiyallahuْ'anhaْ:ْ“Wahai,ْFathimah!ْApaْyangْmembuatmuْkeluarْrumah?”ْ
Fathimahْmenjawab,”Akuْberta’ziyahْkepadaْkeluargaْyangْditinggalْmatiْini.”ْ[HRْ
Abu Dawud, 3/192].
3
Jumhurْ ulamaْ memandangْ bahwaْ ta’ziyahْ diperbolehkanْ sebelumْ dan
sesudah mayit dikebumikan.
Pendapatْlainnya,ْdariْImamْTsauri,ْbahwaْbeliauْmemandangْmakruhْta’ziyahْ
setelah mayitnya dikuburkan. Alasannya: setelah mayitnya dikuburkan, berarti
masalahnyaْjugaْsudahْselesai.ْSedangkanْta’ziyahْituْsendiriْdisyari’atkanْgunaْ
menghibur agar orang yang tertimpa musibah agar bisa melupakannya.
PENDAPAT YG ROJIH (KUAT)adalah pendapat jumhur ulama. Alasannya,
orang yang tertimpa musibah memerlukan penghibur untuk mengurangi beban
musibah yang menghimpitnya. Penglipur ini tentu saja diperlukan, sekalipun
mayitnyaْsudahْdikuburkan.ْBahkanْta’ziyahْsetelahْmayitْdikuburkanْhukumnyaْ
lebih utama. Sebab, sebelumnya ia sibuk mengurus mayit. Dan orang yang tertimpa
musibah merasa lebih kesepian dan sengsara karena betul-betul berpisah dengan si
mayit stelah dikuburkan.
Ta’ziyahْdisyari’atkanْdalamْjangkaْwaktuْtigaْhariْsetelahْmayitnyaْ
dikebumikan. Jumlah tiga hari ini bukan pembatasan yang final, tetapi perkiraan saja
(kurangْlebihnyaْsaja).ْDanْjumhurْulamaْmenghukumiْmakruh,ْapabilaْta’ziyahْ
dilakukan lebih dari tiga hari . Ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam.
Tidaklah dihalalkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari
Kiamat, untuk berkabung lebih dari tiga hari, terkecuali berkabung karena (ditinggal
mati) suaminya, yaitu selama empat bulan sepuluh hari. [HR Bukhari, 2/78; Muslim,
4/202].
Alasan lainnya, setelah tiga hari, biasanya orang yang ditinggal mati, bisa
kembali tenang. Maka, tidak perlu lagi untuk dibangkitkan kesedihannya dengan
4
dilayat. Kendatipun begitu, jumhur ulama membuat pengecualian. Yaitu apabila
orang yang hendak melayatnya, atau orang yang hendah dilayatnya (keluarga yang
ditinggal mati) tidak ada dalam jangka waktu tiga hari tersebut.
SebagianْulamaْmazhabْSyafi’iyahْdanْHanabilahْmembebaskannyaْbegituْ
saja. Sampai kapan saja, tak ada pembatasan waktunya. Sebab, menurut mereka,
tujuanْdariْta’ziyahْiniْuntukْmendo’akan,ْmemotivasinyaْagarْbersabarْdanْtidakْ
melakukan ratapan, dan lain sebagainya. Tujuan ini tentu saja berlaku untuk jangka
waktu yang lama.
Maka dari dua pendapat ini kita bisa sesuaikan bagaimana kondisi orang yg
ditinggal mayit saja.
Mengulang-ulangْta’ziyah,ْhukumnyaْdimakruhkan.ْTidakْbolehْberta’ziyahْdiْ
kuburan, apabila sebelumnya sudah melakukannya.
Hikmahْsekaligusْalasannya,ْkarenaْtujuanْdilakukannyaْta’ziyahْsudahْdicapaiْ
padaْta’ziyahْyangْpertamaْkali,ْsehinggaْtidakْperluْdiulangْlagi,ْsupayaْtidakْ
membuat kesedihannya terus menghimpitnya.
Disamping pahala, juga terdapat kemaslahatan bagi kedua belah pihak . Antara lain
:
- Meringankan beban musibah yang diderita oleh orang yang dilayat.
- Memotivasinya untuk terus bersabar menghadapi musibah, dan berharap pahala
dariْAllahْTa’ala.
- MemotivasinyaْuntukْridhaْdenganْketentuanْatauْqadarْAllahْTa’ala,ْdanْ
menyerahkannya kepada Allah.
- Mendo’akannyaْagarْmusibahْtersebutْdigantiْolehْAllahْdenganْsesuatuْyangْ
lebih baik.
- Melarangnya dari berbuat niyahah (meratap), memukul, atau merobek pakaian,
dan lain sebagainya akibat musibah yang menimpanya.
- Mendo’akanْmayitْdenganْkebaikan.
- Adanyaْpahalaْbesarْbagiْorangْyangْberta’ziyah.
5
Menurut bahasa, ziarah kubur artinya mengunjungi kubur atau tempat
pemakaman. Menurut istilah, ziarah kubur, yaitu mengunjungi ke makam (kuburan)
dengan mendoakan jenazah yang ada di dalam makam.
Awalnya rasulullah saw melarang umat islam berziarah kubur karena
dikhawatirkan akan melakukan sesuatu yang tidak baik, misalnya menangis di
kuburan, bersedih, meratapi, bahkan yang lebih bahaya lagi mengultuskan mayat
yang ada di dalam kuburan. Akan tetapi, karena mengingat mati itu penting, dan
diantara mengingat mati adalah ziarah kubur, maka Rasulullah saw. menganjurkan
berziarah dengan tujuan untuk mengingat mati.
Ziarah kubur dalam islam menurut apa yang disampaikan oleh Rasulullah
adalah sesuatu yang diperbolehkan. Untuk itu, ziarah kubur menjadi suatu hal yang
berhukum mubah, tidak diwajibkan atau tidak juga menjadi suatu hal yang haram
untuk dilakukan. Melakukannya bisa mendapatkan hikmah dan bernilai. Namun,
pelaksanaannya tentu diserahkan kepada masing-masing orang yang akan
melakukan.
Pelaksanaan waktu ziarah kubur pun juga tidak ditentukan langsung oleh
hukum islam. Pelaksanaan ziarah kubur bergantung kepada masing-masing orang
dan tentunya sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan ziarah kubur tidak hanya pada
waktu idul fitri atau saat menjelang ramadhan saja. Hal ini tidak ada hadist atau ayat
quran yang menjelaskan soal waktu.
6
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS Al Ikhlas : 1-4)
Ziarah kubur tentu tidak boleh membuat akhirnya seorang muslim menganggap
bahwa kuburan atau mayit yang ada di dalamnya memiliki kekuatan ghaib,
supranatural, dapat menolong atau membantu mengabulkan doa. Kuburan dalam
ziarah kubur tidak boleh dijadikan sebagai benda keramat. Tentu walaupun tetap
menganggap Allah sebagai Illah, jika masih menganggap kuburan sebagai keramat
potensi menuju kepada praktik syirik juga sangat besar.
Syirik dalam islam adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah sedangkan
perbuatan syirik tidak akan diampuni sebelum manusia benar-benar melakukan
taubatan nasuha, shalat taubat, dan memohon ampunan sungguh-sungguh pada
Allah SWT.
Allah adalah Maha Segalanya, sedangkan jika manusia menganggap ada hal lain
dimana mereka dianggap sebagai sesuatu yang dapat memberikan pertolongan
dalam hidupnya, di segala aspek hal tersebut bisa membuat kita menduakan Allah.
Lama kelamaan praktik tersebut membuat manusia justru lupa akan keuasaan dan
keesaan Allah.
2. Tidak Meminta Doa atau Permohonan pada Kuburan atau yang Sudah
Meninggal
7
Ketika melakukan ziarah kubur tentu tidak diperbolehkan untuk meminta doa
atau permohonan kepada kuburan atau orang yang sudah meninggal. Allah sudah
menyuruh kepada manusia bahwa berdoalan kepada Allah maka Allah akan
mengabulkannya. Hal ini semata-mata karena Allah adalah Zat Maha Agung yang
mudah sekali untuk mengabulkan doa manusia. Untuk itu, tidak diperkenankan
manusia memohon kepada selain Allah.Memohon kepada selain Allah tentu sangat
irasional atau tidak masuk akal, karena sesama makhluk atau benda mati yang
sejatinya adalah makhluk lemah tidak mungkin bisa jadi tempat bergantung hidup.
Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang pertama adalah berwudhu.
Sebelum pergi ziarah kubur, hendaknya peziarah berwudhu terlebih dahulu.
Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang kedua adalah ucapkan salam.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk mengucapkan salam yang juga sekaligus
doa ketika masuk ke dalam area pemakaman.
"ASSALAMUْ’ALAIKUMْAHLAD-DIYAARْMINALْMU’MINIINAْWALْMUSLIMIIN.ْ
YARHAMULLOOHULْMUSTAQDIMIINAْMINNAAْWALْMUSTA’KHIRIIN.ْWAْINNA
INSYAA ALLOOHU BIKUM LA-LAAHIQUUN. WA AS ALULLOOHA LANAA
WALAKUMULْ‘AAFIYAH."
8
Artinya: "Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari
(golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati
orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami
insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan
kalian".
Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang ketiga adalah menghadap ke
kiblat saat bedoa untuk almarhum. Saat akan mendoakan mayit, hendaknya
menghadap kiblat. Dianjurkan juga untuk membaca tasbih, takbir, tahmid dan zikir.
Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang keempat adalah berdoa untuk
almarhum. Setelah itu membaca tasbih, takbir, tahmid, zikir dan doa yang
dikhususkan untuk mayit. Kemudian mendoakan mayit yang diakhir dengan bacaan
al-Fatihah sebagai penutup.
Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang kelima adalah membaca ayat
ayat pendek. Seperti riwayat al-Marwazi dari Ahmad bin Hanbal, beliau mengatakan:
"Bila kalian masuk ke dalam taman makam (kuburan), maka bacalah al-Fatihah,
Surat Ikhlash dan al-Muawwidzatain (al-Falaq dan an-Naas). Jadikanlah pahalanya
untuk mayit-mayit kuburan tersebut, karena sungguh pahalanya sampai kepada
mereka."
Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang keenam adalah jangan duduk
atau menginjak bagian atas kuburan. "Janganlah kalian sholat (berdoa) kepada
kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya." (HR. Muslim).
9
7. Jangan melakukan Hal-hal yang berlebihan
Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang ketujuh adalah jangan melakukan
hal-hal yang berlebihan. Salah satu contoh bentuk sikap yang berlebihan dalam
konteks kuburan adalah menjadikan makam seperti masjid.
Hal berlebihan lainnya saat ziarah kubur adalah mencium batu nisan atau
menangis sambil meratapi makam di depannya. Bersikap berlebihan dalam urusan
agama adalah hal yang terlarang, termasuk dalam melaksanakan ritual ziarah kubur
ini.
10