Anda di halaman 1dari 11

D

I
S
U
S
U
N

- FAHMA AMELIA HARAHAP


- FAHRI ZAMZAMI
- FIKRIANSYAH PRATAMA
- NADYA ZHAFIRA
- NAZWA AFVAURA DILLA
- SHAFWATUL HILWA
Segala puji bagi Allah Yang Maha Mengetahui dan Maha bijaksana yang telah

memberikan petunjuk menuju agama yang lurus kepada hamba-Nya dan

mennyariatkan berbagai hukum bagi mereka.

Selawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan pada Nabi Muhammad

saw.yang membimbing umatnya dengan suri teladannya.

Atas tersusunnya makalah ini kami selaku anggota kelompok menyampaikan

banyak terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan

bantuan,baik saran maupun dukungannya.

Mudah mudahan makalah ini dapat membantu orang lain dalam mempelajari

mengenai takziah kubur.

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................1

DAFTAR ISI .........................................................................................................2

1. TA’ZIYAH ..................................................................................................3

A. PENGERTIAN TA’ZIYAH ................................................................3

B. HUKUM TA’ZIAH ( MELAYAT ) ......................................................3

C. WAKTU TA’ZIAH ...........................................................................4

D. JANGKA WAKTU TA’ZIAH ............................................................4

E. MENGULANG – ULANG TA’ZIAH .................................................5

F. HIKMAH TA’ZIAH ...........................................................................5

2. ZIARAH KUBUR .......................................................................................6

A. PENGERTIAN ZIARAH KUBUR .....................................................6

B. HUKUM ZIARAH KUBUR ...............................................................6

C. SYARAT ZIARAH KUBUR ..............................................................7

D. ADAB ZIARAH KUBUR ..................................................................8

PENUTUP .............................................................................................................11

2
Takziah menurut istilah adalah mengunjungi keluarga yang meninggal dunia
dengan maksud agar keluarga yang mendapat musibah dapat terhibur, diberi
keteguhan iman, islam, dan ketabahan dalam menghadapi musibah, serta
mendoakan untuk orang yang meninggal dunia agar diampuni segala dosa-dosanya
oleh allah swt.

Tujuan takziah adalah agar keluarga yang ditinggalkan bersabar dalam


menerima cobaan dan mempunyai keteguhan iman dan islam, disamping itu juga
dengan memberi bantuan berupa materi maupun bersifat moral.Bertakziah hukumnya
sunnah dan merupakan salah satu hak muslim yang satu dengan yang lainnya.

Hukum ta'ziyah adalah sunah


Sabda Rosulullah sholallahu alaihiwasalam..

ُْ ‫أَج ِرِْه ِمث‬


َ ‫ل فَلَ ْهُ ُم‬
ْ‫صابًا َع َّزى َمن‬

“Barangsiapaْyangْberta’ziyahْkepadaْorangْyangْtertimpaْmusibah,ْmakaْ
baginya pahala seperti pahala yang didapat orang tersebut. [HR Tirmidzi 2/268. )
Kataْbeliau:ْ“Haditsْiniْgharib.ْSepanjangْyangْsayaْketahui,ْhaditsْiniْtidakْ
marfu’ْkecualiْdariْjalur ‘Adiْbinْ‘Ashim”;ْIbnuْMajah,ْ1/511].ْ
(Ghorib=hadits yang diriwayatkan oleh satu orang, Tidak Marfu'=Riwayat
tidak sampai ke Rosululloh)
Dalilْlainnya,ْ‘Abdullahْbinْ‘AmrْbinْalْAshْmenceritakan,ْbahwaْpadaْsuatuْ
ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Fathimah
Radhiyallahuْ'anhaْ:ْ“Wahai,ْFathimah!ْApaْyangْmembuatmuْkeluarْrumah?”ْ
Fathimahْmenjawab,”Akuْberta’ziyahْkepadaْkeluargaْyangْditinggalْmatiْini.”ْ[HRْ
Abu Dawud, 3/192].

3
Jumhurْ ulamaْ memandangْ bahwaْ ta’ziyahْ diperbolehkanْ sebelumْ dan
sesudah mayit dikebumikan.
Pendapatْlainnya,ْdariْImamْTsauri,ْbahwaْbeliauْmemandangْmakruhْta’ziyahْ
setelah mayitnya dikuburkan. Alasannya: setelah mayitnya dikuburkan, berarti
masalahnyaْjugaْsudahْselesai.ْSedangkanْta’ziyahْituْsendiriْdisyari’atkanْgunaْ
menghibur agar orang yang tertimpa musibah agar bisa melupakannya.
PENDAPAT YG ROJIH (KUAT)adalah pendapat jumhur ulama. Alasannya,
orang yang tertimpa musibah memerlukan penghibur untuk mengurangi beban
musibah yang menghimpitnya. Penglipur ini tentu saja diperlukan, sekalipun
mayitnyaْsudahْdikuburkan.ْBahkanْta’ziyahْsetelahْmayitْdikuburkanْhukumnyaْ
lebih utama. Sebab, sebelumnya ia sibuk mengurus mayit. Dan orang yang tertimpa
musibah merasa lebih kesepian dan sengsara karena betul-betul berpisah dengan si
mayit stelah dikuburkan.

Ta’ziyahْdisyari’atkanْdalamْjangkaْwaktuْtigaْhariْsetelahْmayitnyaْ
dikebumikan. Jumlah tiga hari ini bukan pembatasan yang final, tetapi perkiraan saja
(kurangْlebihnyaْsaja).ْDanْjumhurْulamaْmenghukumiْmakruh,ْapabilaْta’ziyahْ
dilakukan lebih dari tiga hari . Ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam.

ْ‫اَلل تُؤ ِمنُْ ِلم َرأَةْ يَ ِحلْ َل‬


َِّْ ِ‫علَى ت ُ ِح َّْد أَنْ اْل ِخ ِْر َوالْيَو ِْم ب‬ ِْ ‫ل أَيَّامْ ث َ ََل‬
َ ْ‫ث فَوقَْ َميِِّت‬ َّْ ِ‫أَش ُهرْ أَربَعَ ْةَ َعلَي ِْه ت ُ ِحدْ فَإِنَّ َها زَ وجْ َعلَى إ‬
‫َو َعش ًرا‬

Tidaklah dihalalkan bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari
Kiamat, untuk berkabung lebih dari tiga hari, terkecuali berkabung karena (ditinggal
mati) suaminya, yaitu selama empat bulan sepuluh hari. [HR Bukhari, 2/78; Muslim,
4/202].
Alasan lainnya, setelah tiga hari, biasanya orang yang ditinggal mati, bisa
kembali tenang. Maka, tidak perlu lagi untuk dibangkitkan kesedihannya dengan

4
dilayat. Kendatipun begitu, jumhur ulama membuat pengecualian. Yaitu apabila
orang yang hendak melayatnya, atau orang yang hendah dilayatnya (keluarga yang
ditinggal mati) tidak ada dalam jangka waktu tiga hari tersebut.
SebagianْulamaْmazhabْSyafi’iyahْdanْHanabilahْmembebaskannyaْbegituْ
saja. Sampai kapan saja, tak ada pembatasan waktunya. Sebab, menurut mereka,
tujuanْdariْta’ziyahْiniْuntukْmendo’akan,ْmemotivasinyaْagarْbersabarْdanْtidakْ
melakukan ratapan, dan lain sebagainya. Tujuan ini tentu saja berlaku untuk jangka
waktu yang lama.
Maka dari dua pendapat ini kita bisa sesuaikan bagaimana kondisi orang yg
ditinggal mayit saja.

Mengulang-ulangْta’ziyah,ْhukumnyaْdimakruhkan.ْTidakْbolehْberta’ziyahْdiْ
kuburan, apabila sebelumnya sudah melakukannya.
Hikmahْsekaligusْalasannya,ْkarenaْtujuanْdilakukannyaْta’ziyahْsudahْdicapaiْ
padaْta’ziyahْyangْpertamaْkali,ْsehinggaْtidakْperluْdiulangْlagi,ْsupayaْtidakْ
membuat kesedihannya terus menghimpitnya.

Disamping pahala, juga terdapat kemaslahatan bagi kedua belah pihak . Antara lain
:
- Meringankan beban musibah yang diderita oleh orang yang dilayat.
- Memotivasinya untuk terus bersabar menghadapi musibah, dan berharap pahala
dariْAllahْTa’ala.
- MemotivasinyaْuntukْridhaْdenganْketentuanْatauْqadarْAllahْTa’ala,ْdanْ
menyerahkannya kepada Allah.
- Mendo’akannyaْagarْmusibahْtersebutْdigantiْolehْAllahْdenganْsesuatuْyangْ
lebih baik.
- Melarangnya dari berbuat niyahah (meratap), memukul, atau merobek pakaian,
dan lain sebagainya akibat musibah yang menimpanya.
- Mendo’akanْmayitْdenganْkebaikan.
- Adanyaْpahalaْbesarْbagiْorangْyangْberta’ziyah.

5
Menurut bahasa, ziarah kubur artinya mengunjungi kubur atau tempat
pemakaman. Menurut istilah, ziarah kubur, yaitu mengunjungi ke makam (kuburan)
dengan mendoakan jenazah yang ada di dalam makam.
Awalnya rasulullah saw melarang umat islam berziarah kubur karena
dikhawatirkan akan melakukan sesuatu yang tidak baik, misalnya menangis di
kuburan, bersedih, meratapi, bahkan yang lebih bahaya lagi mengultuskan mayat
yang ada di dalam kuburan. Akan tetapi, karena mengingat mati itu penting, dan
diantara mengingat mati adalah ziarah kubur, maka Rasulullah saw. menganjurkan
berziarah dengan tujuan untuk mengingat mati.

Ziarah kubur dalam islam menurut apa yang disampaikan oleh Rasulullah
adalah sesuatu yang diperbolehkan. Untuk itu, ziarah kubur menjadi suatu hal yang
berhukum mubah, tidak diwajibkan atau tidak juga menjadi suatu hal yang haram
untuk dilakukan. Melakukannya bisa mendapatkan hikmah dan bernilai. Namun,
pelaksanaannya tentu diserahkan kepada masing-masing orang yang akan
melakukan.

Pelaksanaan waktu ziarah kubur pun juga tidak ditentukan langsung oleh
hukum islam. Pelaksanaan ziarah kubur bergantung kepada masing-masing orang
dan tentunya sesuai dengan kebutuhan. Pelaksanaan ziarah kubur tidak hanya pada
waktu idul fitri atau saat menjelang ramadhan saja. Hal ini tidak ada hadist atau ayat
quran yang menjelaskan soal waktu.

Untuk hukum ziarah kubur dalam islam, tentunya diperbolehkan asalkan


dengan catatan bahwa aktivitas ziarah kubur semata-mata untuk tetap
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Allah SWT. Ziarah kubur tidak
boleh sedikitpun malah menjerumuskan umat islam kepada praktik kesyirikan.

6
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia” (QS Al Ikhlas : 1-4)

Ziarah kubur dalam islam yang diperbolehkan tentu memiliki syarat-syarat


tertentu yang harus dilakukan sebagai bentuk mengindari perbuatan-perbuatan
syirik. Hal ini mengingat bahwa manusia bisa saja berpaling dan menghindar dari
ajaran Allah dikarenakan hawa nafsunya dan godaan syetan yang terhadap
manusia. Untuk itu, berikut syarat agar tidak mudah terbawa pada kesyirikan.

1. Tidak Menjadikan Kuburan sebagai Benda Keramat

Ziarah kubur tentu tidak boleh membuat akhirnya seorang muslim menganggap
bahwa kuburan atau mayit yang ada di dalamnya memiliki kekuatan ghaib,
supranatural, dapat menolong atau membantu mengabulkan doa. Kuburan dalam
ziarah kubur tidak boleh dijadikan sebagai benda keramat. Tentu walaupun tetap
menganggap Allah sebagai Illah, jika masih menganggap kuburan sebagai keramat
potensi menuju kepada praktik syirik juga sangat besar.

Syirik dalam islam adalah perbuatan yang sangat dibenci Allah sedangkan
perbuatan syirik tidak akan diampuni sebelum manusia benar-benar melakukan
taubatan nasuha, shalat taubat, dan memohon ampunan sungguh-sungguh pada
Allah SWT.

Allah adalah Maha Segalanya, sedangkan jika manusia menganggap ada hal lain
dimana mereka dianggap sebagai sesuatu yang dapat memberikan pertolongan
dalam hidupnya, di segala aspek hal tersebut bisa membuat kita menduakan Allah.
Lama kelamaan praktik tersebut membuat manusia justru lupa akan keuasaan dan
keesaan Allah.

2. Tidak Meminta Doa atau Permohonan pada Kuburan atau yang Sudah
Meninggal

7
Ketika melakukan ziarah kubur tentu tidak diperbolehkan untuk meminta doa
atau permohonan kepada kuburan atau orang yang sudah meninggal. Allah sudah
menyuruh kepada manusia bahwa berdoalan kepada Allah maka Allah akan
mengabulkannya. Hal ini semata-mata karena Allah adalah Zat Maha Agung yang
mudah sekali untuk mengabulkan doa manusia. Untuk itu, tidak diperkenankan
manusia memohon kepada selain Allah.Memohon kepada selain Allah tentu sangat
irasional atau tidak masuk akal, karena sesama makhluk atau benda mati yang
sejatinya adalah makhluk lemah tidak mungkin bisa jadi tempat bergantung hidup.

3. Tidak Memberikan Sesajen atau Sesembahan

Memberikan sesajen atau sesembahan adalah bagian dari praktik kesyirikan


karena hal tersebut merupakan bagian dari sesembahan atau pengibadahan
terhadap sesuatu. Untuk itu, di dalam ziarah kubur dilarang untuk memberikan
apapun pada kuburan atau mayit. Cukup mendoakan nya dan kita bisa merenung
untuk menghayati bahwa kematian sangat lah dekat dengan manusia.

1. Berwudhulah terlebih dahulu

Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang pertama adalah berwudhu.
Sebelum pergi ziarah kubur, hendaknya peziarah berwudhu terlebih dahulu.

2. Ucapkan salam kepada ahli kubur

Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang kedua adalah ucapkan salam.
Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk mengucapkan salam yang juga sekaligus
doa ketika masuk ke dalam area pemakaman.

"ASSALAMUْ’ALAIKUMْAHLAD-DIYAARْMINALْMU’MINIINAْWALْMUSLIMIIN.ْ
YARHAMULLOOHULْMUSTAQDIMIINAْMINNAAْWALْMUSTA’KHIRIIN.ْWAْINNA
INSYAA ALLOOHU BIKUM LA-LAAHIQUUN. WA AS ALULLOOHA LANAA
WALAKUMULْ‘AAFIYAH."

8
Artinya: "Semoga keselamatan tercurah kepada kalian, wahai penghuni kubur, dari
(golongan) orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati
orang-orang yang mendahului kami dan orang-orang yang datang belakangan. Kami
insya Allah akan menyusul kalian, saya meminta keselamatan untuk kami dan
kalian".

3. Menghadap ke kiblat saat bedoa untuk almarhum dan zikir

Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang ketiga adalah menghadap ke
kiblat saat bedoa untuk almarhum. Saat akan mendoakan mayit, hendaknya
menghadap kiblat. Dianjurkan juga untuk membaca tasbih, takbir, tahmid dan zikir.

4. Kirimkan doa untuk almarhum

Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang keempat adalah berdoa untuk
almarhum. Setelah itu membaca tasbih, takbir, tahmid, zikir dan doa yang
dikhususkan untuk mayit. Kemudian mendoakan mayit yang diakhir dengan bacaan
al-Fatihah sebagai penutup.

5. Membaca ayat-ayat pendek

Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang kelima adalah membaca ayat
ayat pendek. Seperti riwayat al-Marwazi dari Ahmad bin Hanbal, beliau mengatakan:
"Bila kalian masuk ke dalam taman makam (kuburan), maka bacalah al-Fatihah,
Surat Ikhlash dan al-Muawwidzatain (al-Falaq dan an-Naas). Jadikanlah pahalanya
untuk mayit-mayit kuburan tersebut, karena sungguh pahalanya sampai kepada
mereka."

6. Jangan duduk atau menginjak bagian atas kuburan

Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang keenam adalah jangan duduk
atau menginjak bagian atas kuburan. "Janganlah kalian sholat (berdoa) kepada
kuburan, dan janganlah kalian duduk di atasnya." (HR. Muslim).

9
7. Jangan melakukan Hal-hal yang berlebihan

Tata cara ziarah kubur sesuai sunnah yang ketujuh adalah jangan melakukan
hal-hal yang berlebihan. Salah satu contoh bentuk sikap yang berlebihan dalam
konteks kuburan adalah menjadikan makam seperti masjid.

Hadis di atas mengatakan bahwa manusia tidak boleh meminta sesuatu


kepada kuburan karena itu adalah perbuatan syirik. Padahal melakukan ritual sholat
di kuburan sangat dilarang karena akan mengikis makna ibadah yaitu menyembah
hanya pada Allah SWT.

Hal berlebihan lainnya saat ziarah kubur adalah mencium batu nisan atau
menangis sambil meratapi makam di depannya. Bersikap berlebihan dalam urusan
agama adalah hal yang terlarang, termasuk dalam melaksanakan ritual ziarah kubur
ini.

10

Anda mungkin juga menyukai