Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH PENDIDIKAN AQIDAH

“GENERALISASI PRAKTEK KESYIRIKAN


DALAM MASYARAKAT”
Disusun untuk xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Nama santri

NISN

-TARBIYATUL MU’ALLIMIN WAL MU’ALLIMAT AL-ISLAMIYYAH

PESANTREN ISLAM HIDAYATUNNAJAH


BEKASI
1446 H / 2023 M
Jl. Raya Pebayuran KM 08 Ds. Kertasari Kec. Pebayuran Kab. Bekasi 17710
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam semesta. Shalawat dan salam
semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Muhammad shalalallahu’alaihi wa sallam
keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa mengikuti dan
mengamalkan ajaran dan sunnah-sunnahnya hingga akhir zaman. Amma ba‟du.

Puji syukur kami haturkan kepada Allah azza wa jalla karena atas kemudahan dan
pertolongan dari-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas karya
ilmiah dengan judul “.........................................................................”
Makalah ini Insya Allah akan membahas
tentang .......................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................

Penyususn berharap makalah ini bisa menjadi sebuah karya tulis ilmiah yang
bermanfaat khususnya bagi diri kami sendiri dan umumnya bagi kaum muslimin dan
masyarakat indonesia dalam mengantisipasi .............................................................................

Kami ucapkan terimakasih kepada pembimbing Ustadz ................................ yang


telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini, juga kepada seluruh pihak yang
sudah membantu. Semoga Allah azza wa jalla memberikan balasan kebaikan yang berlimpah
dan dicatat sebagai amal ibadah. Aamiin.

Bekasi, 21 Maret 2023

(.....................................)

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul….....................................................................................................................i

Lembar Persetujuan Pembimbing .......................................................................................

Lembar Pengesahan................................................................................................................

Lembar Pernyataan.................................................................................................................

Kata Pengantar........................................................................................................................ii

Daftar Isi..................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang...................................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................................3
1.3. Tujuan Penulisan...............................................................................................................3
1.4. Manfaat Penulisan.............................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Defenisi Syirik...................................................................................................................6
2.2. Jenis-jenis Syirik Berdasarkan Tinjauannya......................................................................9
2.3. Bahaya Kesyirikan............................................................................................................12
2.4. Generalisasi Praktik Kesyirikan Dalam Masyarakat........................................................15
2.5. Status Keislaman Pelaku Kesyirikan................................................................................18
2.6. Sikap Seorang Muslim Dalam Menyikapi Praktik dan Pelaku Kesyirikan......................20

BAB III PENUTUPAN


3.1. Kesimpulan........................................................................................................................22
3.2. Saran..................................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA….........................................................................................................23
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebagaimana yang diketahui oleh masyarakat awam, kesyirikan adalah Dosa besar
yang bukan hanya sekedar menghapus semua amalan seorang hamba akan tetapi juga dapat
membuat pelakunya keluar dari islam dan masuk kedalam nerasa selama-lamanya, sekiranya
pelaku kesyirikan tersebut mati dalam keadaan kufur dan berbuat syirik kepada Allah
Jallawa’ala:

Allah Jallawa’ala berfirman:

‫ع ظ ْي ًم ا‬
‫ٰ ٰٓرى ِاثْ ًما ا‬ ‫ما ُد ذ ك ن ۚ و ن ِر‬ ‫ِف ن َ ك و غ‬ ‫ن‬
ِّٰ ‫ْون ل َم َّي ش َم ُّي ك ل‬ ‫ُر ا ُّي ر ٖه ِف ُر‬ ّٰ ‫ل‬
‫ِل‬ ‫َي‬ ‫َا َل‬
‫ل َفَق ِد ا ْفَت‬ ‫ش‬ ‫ۤاء‬ ‫ش‬ ‫غ‬

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik),


dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki.
Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.”
(QS. An-nisa : 48)

Akan tetapi kenyataannya ditengah masyarakat kita banyak sekalimasyarakat kita yang
masih saja terjerumus pada perbuatan kesyirikan, baik itu penyembahan kepada selain Allah
yang mereka sadari atau mereka tidak sadari, berdo’a dan meminta kepada selain Allah atau
menjadikan dalam do’a tersebut perantara-perantara yang tidak ada tuntunannya dalam
syari’at, memuja dan mengagungkan jin-jin, pepohonan, kuburan-kuburan, batu-batu atau
benda benda yang dikeramatkan yang menurut mereka busa memberikan apapun yang
mereka inginkan.

Padahal Allah jallawa’ala berfirman:

‫ِب ا ْل ع َ ال‬ َ ‫و َم‬ ‫ص و ِك و حي‬ ‫ل ِإن‬cُ‫ق‬


‫ن ر‬c‫ِمي‬ ّّٰ ‫ِتي ي ل‬c‫َلتِي ن ي َم ا َما‬
‫ل‬

“Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah
Rabb semesta alam” (Q.S al-An’ām: 162)

1
-2-

‫ون‬cُ‫عُبد‬
َ ‫ت ا وا س‬ ‫و َما خ‬
‫ي‬ ‫ْلجن ِْل ْن‬ ‫َل‬
‫َّل ل‬ ‫ْق‬

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-
Ku.” (QS. Adz Dzariyaat: 56)

Banyak dalil tentang bagaimana setiap Ibadah yang kita lakukan semata-mata hanya
untuk Allah Jallawa’ala. Allah Robbul’alamin pun tidak semerta merta hanya menyuruh
melalui wahyu-wahyunya dalam Kitabullah, akan tetapi juga mengutus Nabi dan Rosul untuk
menjelaskan bagaimana cara beribadah, mentauhidkan Allah dan menjelaskan bagaimana dan
apa saja bahaya dari kesyirikan (peribadahan yang dilakukan kepada selain Allah)

Allah Jallawa’ala berfirman

‫ُوحي رسول من ْب و َمآأَ ْر س‬c‫ ن ِه ِإَلَّن‬cُ‫َّنه‬cَ‫و ِإآل ِإلََه آل أ‬cُ‫اعُبد‬


‫من ْل َنا‬ ‫ِلك‬ ‫لَ ْي‬ ‫أََنا‬

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan
kepadanya : “Bahwasanya tidak ada Ilah(yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku”. (QS. Al-Anbiyaa: 25)

‫رَسل‬
‫لَ ُمن ِذ م ِري‬cَ‫نَّاس كون لئ‬c ‫ ل‬c ‫عل‬ cُُ‫ال ع حجة‬ ‫ِزي ًزا وكا‬ ‫ح ِكي ًما‬
‫ن‬ ‫ِرين و‬ ‫ى‬ ‫ُّرسل ن َد‬ ‫ ع‬c‫لال‬
ُ
‫َب‬
‫ِش‬

“Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan
agar supaya tidak alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu.
Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (QS. An Nisaa’: 165)

Dengan kesempurnaan dan kejelasan dalam islam maka telah jelas pulalah tentang apa
itu tauhid dan apa juga bagaimanakah itu syirik dalam dalil-dalil pada Al-Qur’an dan Hadist-
hadist Nabi Shalallahu’alayhiwasalam juga para ulama yang betul betul beneliti dengan
seksama berdasarkan dalil-dalil pada Al-Quran dan Hadist.

Mungkin karena kurangnya ilmu dan penyampaian yang di dapati oleh masyarakat kita
-3-

tentang kesyirikan yang melatar belakangi banyaknya peraktik-peraktik kesyirikan yang


dilakukan oleh masyarakat kita.
-4-

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam penyusunan dan penulisan makalah ini kami susun
dalam beberapa poin berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan kesyirikan?
2. Apa saja macam-macam dan jenis jenis kesyirikan?
3. Mengapa banyak orang yang terjerumus pada kesyirikan?
4. Bagaimana Generalisasi kesyirikan dimasyarakat kita saat ini?
5. Apakah setiap pelaku kesyirikan pasti kafir dan keluar dari islam?
6. Bagaimana sikap kita sebagai muslim dalam menyikapi praktik dan pelaku
kesyirikan?

1.3 MANFAAT PENELITIAN


Penulisan makalah ini dibuat untuk memahami dan membuka pengetahuan tim penulis
khususnya dan kepada kaum muslimin umumnya untuk mengetahui apa itu kesyirikan baik
secara etimologi maupun terminologi, mengetahui berbagai macam-macam dan jenis-jenis
kesyirikan, sebab-sebab mengapa banyaknya kaum muslimin yang masih saja terjerumus
pada praktik-praktik kesyirikan, bagaimana sudut pandang kita dalam menyimpulkan
banyaknya praktik kesyirikan di masyarakat kita saat ini, mengetahui bahwa tidak setiap
pelaku kesyirikan terjerumus pada kekafiran yang membuatnya keluar dari islam dilihat dari
beberapa faktor, dan yang terakhir adalah mengetahui bagaimana sikap kita sebagai seorang
muslim dalam menyikapi segala bentuk praktik dan pelaku kesyirikan.

1.4 METODOLOGI PENELITIAN

Dalam menyusun makalah ini kami menggunakan metode kuantitatif dimana


pengumpulan datanya kami lakukan dengan literasi dari berbagai sumber baik buku-buku,
maupun web dengan beberapa perubahan dalam penulisannya yang bisa
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
BAB II

PEMBAHASAN

Setiap muslim wajib baginya untuk senantiasa memprioritaskan Tauhid dalam


hidupnya sampai akhir hayatnya, yakni sudah seharusnya kita mempersembahkan segala
ibadah kepada Allah. Sebagaimana Allah Jalawa’ala berfirman:

‫ون‬cُ‫د‬cُ‫عب‬
‫ِإ ََّل ل‬ ‫ت ا وا‬ ْ ‫و َما‬
c‫س ي‬ ‫ْلجن ِْل ْن‬ ‫ق‬
‫خ‬
َ‫ل‬

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-
Ku” (QS. Adz Dzariyat: 56)

Banyak dalil baik dalam Al-Quran maupun As-sunnah tentang bagaimana beruntung
dan bahagianya orang yang mentauhidkan Allah sampai akhir hayatnya bahkan
keselamatan seseorang di Akhirat berdasarkan pada tauhidnya. (1)

Dalam hadits qudsi dari 1


Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman

c‫را ب مغ ِف َر ًة‬ ُ‫ت ْيت ق‬cَcَ‫ْو أ‬


ِ َ ‫ك ش‬c‫ ْي ُت‬cَ‫ت‬cَ‫أل‬ ‫ِنى ََل ت ِرك‬ ‫ َّم‬cُ‫األَ َي ا ث‬ ‫ا ا ْب ن آ ن‬
‫ْيًئا َها ُق‬ ‫ِقيتَ ى ش‬ ‫خطا‬ ‫نِ ى ك َرا ْرض ب‬ ‫َد َم‬

“Wahai anak Adam, jika engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi kemudian
engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu
dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540) (2)

1
https://muslim.or.id/21240-serial-21-alam-jin-tujuan-diciptakannya-jin.html

2 Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan ghorib. Sanad hadits ini hasan sebagaimana dikatakan oleh Al Hafizh Abu
Thohir) “Walau seseorang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia memenuhi syarat -walau terasa berat- yaitu
berjumpa Allah dalam keadaan bersih dari dosa syirik, maka ia akan meraih ampunan. Syarat yang dimaksud adalah bersih
dari syirik yang banyak atau pun yang sedikit, begitu pula selamat dari syirik yang kecil maupun yang besar. Seseorang tidak
bisa selamat dari syirik tersebut melainkan dengan keselamatan dari yang Allah berikan, yaitu menghadap Allah dalam
keadaan hati yang bersih (selamat). Syaikh Sulaiman bin ‘Abdullah bin Muhammad At Tamimi berkata, “Hadits di atas
menunjukkan pahala yang besar dari tauhid, juga menunjukkan luasnya karunia Allah. Karena dalam hadits dijanjikan
bahwa siapa di antara hamba yang mendatangi Allah dengan dosa sepenuh bumi dan ia mati di atas tauhid, maka
ia akan mendapatkan ampunan terhadap dosa sepenuh itu pula.” (Taisir Al ‘Azizil Hamid, 1: 248).
4
5

Begitupula sebaliknya wajib bagi setiap muslim untuk menjauhkan diri dari segala
bentuk kesyirikan dan semua peraktik-peraktiknya. Allah Jallawa’ala berfirman:

‫شاء‬
‫ِف ن َ ك و غ دُو ذَ ك ل‬ ‫ن‬
‫ُر أ ي ر ِب ِه ِف ُر ما ِل َمن‬ ّٰ ‫ل‬
‫َي‬ ‫غ‬ ‫َا َل‬
‫ش‬

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
di bawah syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa’: 48)

‫صا ر‬ ُ‫َواه‬ ّٰ ‫ا َّر ل‬


‫ِل من أ‬ ‫ْي ِه جن‬ ‫َّنه من ِر‬
‫ْن‬ ‫ا ل ن ِ مي ن‬ ‫ا ْل ة‬ c‫َم ُا‬ ِّٰ ‫ي ك ل‬
‫ّا ُر ۖ َو َما لل و َمأْ ظا‬ ‫ش ل َفَق ْد ح‬

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-
orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)

‫ ٌم‬c‫ْ ك ظ عظي‬
‫ن ال‬
ْ‫ر ل ل‬
‫ٌم‬
ِ
‫ش‬

“Sesungguhnya mempersukutkan Allah (syirik) adalah benar-benar kezaliman yang


besar.” (QS. Luqman: 13)
6

2.1 Definisi Syirik

Secara bahasa (Etimologi), kata syirik mengandung makna persekutuan, penyertaan,


pembandingan, pencampuran, penyamaan (3)

Ibnu Faris berkata, “Huruf syin (‫)ش‬, raa (‫)ر‬, dan kaaf (‫)ك‬, adalah akar kata yang
memiliki dua makna asal. Pertama menunjukkan pada makna muqaranah (penyertaan,
pembandingan) dan lawan dari kesendirian. Dan yang kedua menunjukkan makna imtidad
(perpanjangan) dan istiqamah (kelurusan).

Dari makna yang pertama diambil kata Syarikah yaitu sesuatu yang ada (dimiliki) oleh
dua orang, tidak khusus bagi salah satunya. Dikatakan pula Syaraktu fulanan fi syai’ ( ‫شاركت‬
‫ )الشيء في فَلنا‬apabila aku menjadi sekutu atau serikat baginya. Dan dikatakan Asyraktu
fulanan (‫ )فَلنا أشركت‬apabila aku menjadikannya sebagai sekutu bagimu.”

Ibnu Manzhur berkata, “Disebut Thariq Musytarak (‫ترك طريق‬cc‫ )مش‬yaitu jalan yang
seluruh manusia memiliki kesamaan dalam hak untuk melewatinya. Dan disebut Isim
Musytarak (‫ )مشترك اسم‬untuk kata yang memiliki kesamaan makna.”

Adapun secara istilah dalam agama, maka para ulama telah menyampaikan definisi
syirik dengan berbagai redaksi yang berbeda-beda yang definisi itu saling melengkapi.
Syaikh Sulaiman bin Abdillah Alu Syaikh berkata, “(Syirik adalah) menyerupakan makhluk
kepada Allah dalam kekhususan ilahiyah (sifat ketuhanan). Seperti dalam menguasai mudarat
dan manfaat, memberi dan menghalangi; yang sifat ini menjadikan doa, rasa takut, rasa
harap, tawakal dan seluruh macam ibadah bergantung hanya kepada Allah semata.”

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di berkata, “Hakikat syirik kepada Allah adalah;


diibadahinya suatu makhluk sebagaimana Allah diibadahi. Atau dia diagungkan sebagaimana
Allah diagungkan. Atau diserahkan untuknya sebagian dari kekhususan Rububiyyah maupun
Ilahiyyah.” Syaikh Muhammad Thahir bin Asyur berkata, “(Syirik adalah) menyekutukan
selain Allah kepada Allah dalam keyakinan yang berkaitan dengan ilahiyah (sifat ketuhanan)
dan dalam hal ibadah.”

3
https://wikimuslim.or.id/syirik/
7

Asy-Syaukani berkata, “Syirik adalah berdoa kepada selain Allah dalam perkara-
perkara yang menjadi kekhususan bagi-Nya, atau meyakini adanya kemampuan bagi selain
Allah dalam perkara yang hanya dimampui oleh Allah, atau mendekatkan diri kepada selain
Allah dengan sesuatu yang hanya boleh dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah.”
Secara ringkas bisa kita katakan bahwa syirik adalah menjadikan tandingan bagi Allah
dalam hak dan kekhususan Allah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang dosa yang paling besar,
beliau menjawabnya dengan dosa syirik dengan sabdanya,

‫ه ً وه خَلَقك‬ ‫ج‬Tَ‫ن ت‬Tَ‫أ‬


‫ِ َّل ل ّد َو‬
‫ا‬

“Kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dia yang telah menciptakanmu.” (HR.
Al-Bukhari no. 4477)

Secara istilah (Terminologi), syirik berarti menjadikan bagi Allah tandingan atau sekutu.
Definisi ini bermuara dari hadis Nabi tentang dosa terbesar,

‫ه ً وه خلَقَك‬ ‫ج‬Tَ‫ن ت‬Tَ‫أ‬


‫ِ َّل ل ّد َو‬
‫ا‬

“…Engkau menjadikan sekutu bagi Allah sedangkan Dia yang menciptakanmu.” (HR.
Bukhori dan Muslim)

Sebagian ulama membagi makna syirik menjadi makna umum dan makna khusus.
Bermakna umum, jika menyekutukan Allah di dalam peribadahan hamba kepada-Nya
(uluhiyyah), menyekutukan-Nya di dalam perbuatan-Nya (rububiyyah), nama-Nya, dan sifat-
Nya (al-asma’ wa ash-shifat).

Akan tetapi, jika disebutkan secara mutlak, syirik berarti memalingkan suatu ibadah
kepada selain Allah. Dan inilah makna syirik secara khusus. Sebagaimana tauhid bermakna
mengesakan Allah -dalam ibadah- jika disebut secara mutlak.(4)

Imam Adz-Dzahabi mengatakan dalam kitabnya Al-Kabair: “Syirik adalah Anda


menjadikan suatu tandingan (sekutu) bagi Allah, padahal Dia-lah yang menciptakan Anda,
8

4
Al-Irsyad ash-Shahih al-I’tiqad wa ar-Radd ‘ala Ahli asy-Syirk wa al-Ilhad, hlm. 179
9

dan Anda menyembah selain-Nya berupa batu, pohon, bulan, nabi, syaikh, jin, bintang,
malaikat, atau semacam itu.”

Allah Ta’ala berfirman,

‫شا‬ ‫ن ِف ن َ ك و غ دُو ذَ ك ل‬
‫ء‬ ‫ ي ر ِب ِه ِف ُر ما ِل َمن‬cَ‫ُر أ‬ ّٰ ‫ل‬
‫َي‬ ‫غ‬ ‫ا َ َل‬
‫ش‬

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
di bawah syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa’: 48)

‫صا ر‬
‫ِل من أ‬ ُ‫َواه‬ ‫ا َّر ل ّٰ ْي ِه جن‬ ‫نَّه من ِر‬
‫ْن‬ ‫ا ل ن ِ مي ن‬ ‫ ا ْل ة‬cُ‫َم ا‬ ِّٰ ‫ي ك ل‬
‫ظا‬ ْ‫ّا ُر ۖ َو َما لل و َمأ‬ ‫ش ل َفَق ْد ح‬

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-
orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)

‫ ٌم‬c‫ْ ك ظ عظي‬
‫ن ال‬
ْ‫ر ل ل‬
‫ٌم‬
ِ
‫ش‬

“Sesungguhnya mempersukutkan Allah (syirik) adalah benar-benar kezaliman yang


besar.” (QS. Luqman: 13) 5
10

5
https://rumaysho.com/19368-dosa-besar-01-berbuat-syirik-kepada-allah.html
11

2.2 Jenis-jenis dan Macam-macam Syirik Berdasarkan Tinjauannya

Berdasarkan tinjauan kesyirikan berdasarkan Jenisnya dan berat dosanya dibagi


menjadi 2:
1. Syirik Besar
Syirik besar adalah memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti
berdoa kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan qurban
atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaithan, dan lainnya. Atau
seseorang takut kepada orang yang mati (mayit) yang (dia menurut perkiraanya) akan
membahayakan dirinya, atau mengharapkan sesuatu kepada selain Allah, yang tidak kuasa
memberikan manfaat maupun mudharat. (6)

Ada beberapa contoh Syirik Besar:


A. Syirik Do’a
Syirik Do’a yaitu disamping ia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia juga
berdoa kepada selain-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫يشركون‬ ‫إلى الب ِّرإذاهم‬ ‫نجاهم‬ ‫فل ِّما‬ ‫ال ِّدين‬ ‫م خ لصي ن ل ه‬ ‫في لفلك دعوهلل‬ ‫فاءذا ركبوا‬

“Maka apabila mereka naik kapal mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba tiba
mereka (Kembali) mempersekutukan (Allah).” (QS. Al-Ankabut: 65)

B. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan


Syirik niat yaitu ia menunjukkan bentuk ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa
Ta’ala, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ف إل ي هم أعمال هم فيها وهم فيها َليبخسون أولئك الِّذين ليس‬ ‫من كان يريد الحياة الدِّنيا وزينتها نو‬
‫لهم في اآلخرة إَل الناروحبط ما صنعوا فيها و باطل ما كانوا يعملون‬

“Barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia

6
Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah,
12

itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di Akhirat, kecuali
Neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah
apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud: 15-16)

C. Syirik Ketaatan
Syirik Keta’atan yaitu mentaati selain Allah dalam hal maksiat kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu Wa Ta’la berfirman:

‫ه إ َِّل هو‬c ‫دوا إلها واحدًا َلإل‬c ‫ من دون لال والمسيح ابن مريم وما أمرو َإّلِ ليعب‬c‫ ًا‬c ‫انهم أرباب‬c ‫ارهم ورهب‬c ‫اِّتخذوا أحب‬
‫سبحانه ع ِّمايشركون‬

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka selain Allah, dan (juga
mereka menjadikan rabb) al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh
beribadah kepada Allah yang Maha Esa; tidak ada Ilah (yang berhak diibadahi dengan
benar) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.” (QS. At-Tuabah:
31)

D. Syirik Mahabbah (kecintaan)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫واِّلذين آمنوا أشدُّ ح ِّباهلل ولو يرى اِّلذين ظلموا ومن ال‬ ‫من ي تِّخذ من دون لال أندا ًدا ي حِّبونهم كح ِب‬

‫ِناس‬
‫ن لال شديد العذاب‬
‫ وأ‬cً‫إذيرون العذاب أ الق ِّوة هلل جميعا‬
‫ن‬

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain


Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah. Dan seandainya orang-orang yang
berbuat zholim itu mengetahui Ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa
kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksa-Nya (niscaya
mereka menyesal).” (QS. Al-Baqoroh: 165)
13

2. Syirik Kecil

Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari Islam, tetapi ia mengurangi tauhid
dan merupakan wasilah (jalan, perantara) kepada syirik besar.

Syirik kecil ada 2 macam:

A. Syirik Zohir (nyata)


Syirik Zohir yaitu syirik dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan selain
Nama Allah Subhanu wa Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur/syirik.”
(HR. At Tirmidzi)
Contoh lain bentuk kesyirikan dalam ucapan yaitu perkataan:
“Atas kehendak Allah dan Kehendakmu.”Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah
: “Atas kehendak Allah , kemudian karena kehendakmu.”

Hal ini berdasarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma bahwa Rasulullah
Sallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Apabila seorang dari kalian bersumpah, Janganlah ia mengucapkan; ‘atas kehendak Allah
dan kehendakmu’. Akan tetapi hendaklah ia mengucapkan:‘Atas kehendak Allah kemudian
kehendakmu.’ “ (HR. Ibnu Majah)

B. Syirik Khafi (tersembunyi)


Sirik Khafi yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti Riya’ (ingin dipuji orang)
dan sum’ah (ingin didengar orang).

Contoh riya: “memperindah sholat karena ingin dilihat orang” dan contoh sum’ah:
“memperindah suara dalam baca al Quran agar didengar orang lain dan berharap mendapat
pujian (sanjungan).”

Rasulullah Sallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil.”
maka para Sahabat bertanya: “Apakah syirik kecil itu, wahai Rasulullah?” Beliau Sallahu
‘alaihi wa sallam menjawab: “Yaitu Riya’” (HR. Ahmad)
14

2.3 BAHAYA KESYIRIKAN

Bahaya kesyirikan secara global dan ringkas :

1. Segala kejelekan di dunia dan akhirat diakibatkan oleh syirik.


2. Sebab utama kesyirikan di dunia dan akhirat adalah karena syirik.
3. Rasa khawatir dan lepasnya rasa aman di dunia dan akhirat disebabkan karena
syirik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫الذي ن آمنوا و لم يلبسوا إمانهم بظلم أولئك لهم األمن و هم مهتدون‬

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapatkan keamanan dan mereka itu adalah orang-orang
yang mendapat petunjuk” (QS. Al An’am : 82)

4. Orang yang berbuat syirik akan sesat di dunia dan akhirat.


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

‫ضلَل بعيدا‬
َ ‫و من يشرك باهلل فقد ضل‬

“Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah


tersesat sejauh-jauhnya” (QS. An Nisa’ : 116)

5. Orang yang berbuat syirik besar tidak akan diampuni oleh Allah jika mati dan belum
bertaubat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
‫إن لال َل يغفر أن يشرك به و يغفر ما دون ذلك لمن يشاء ومن يشرك باهلل فقد افترى إثما عظما‬

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(QS. An Nisa’ : 48)

6. Jika seseorang berbuat syirik besar, seluruh amalannya bisa terhapus. Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirm:

‫ولو أشركوا لحبط عنهم ما كانوا يعملون‬

“Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang
telah mereka kerjakan.” (QS. Al An’am : 88)
15

7. Orang yang berbuat syirik besar pantas masuk neraka dan diharamkan surga
untuknya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫صا ِر‬
‫ ا نل َّا ُر و َما ِل من‬cُ‫جن َواه‬ ‫ِه‬ ‫َّنه من ُيش ِرك ِبا قَد َم‬
‫ن‬cَ‫أ‬ ‫لل ِمين‬ ‫و َمأ‬ ‫ة‬ ‫ال‬ ‫لال ح‬
ُ ‫ِهل‬
‫ظا‬ ‫علَي‬
‫ّر‬

“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-
orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. Al Maidah : 72)

8. Syirik akbar membuat pelakunya kekal dalam neraka.


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫ش ُّر ال َب ِر َّي ِة‬


‫ِل َها ك‬ َ ‫ِفي َنا‬ ‫و ال ُم ش‬ ‫ا‬c‫كفَ من ال ِك َت‬ ‫ن‬c ‫ن الَّ ِذي‬
‫لَ ِئ ي هم‬cُ‫ِدين أ‬ َّ‫ِر ن هن‬ ‫ِر ِكي ب‬ ‫أَه ل‬ ‫ُروا‬
‫خا‬ ‫َم‬
‫ج‬

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik
(akan masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-
buruk makhluk” (QS. Al Bayyinah : 6)

9. Syirik adalah sejelek-jelek perbuatan zholim dan sejelek-jeleknya dosa.


Allah Subhanahu wa Ta’ala berifrman,

‫عظي ٌم‬
‫َي ا ُب َن ي َل ِرك إن ال ْ ك ظ‬ ‫ُق ْب ِن ه َو‬c ‫ال ل‬ ‫و ِإذ‬
‫ر ل ْل‬ ‫ت اش‬ ُ‫ظه‬ ‫َمان ِه و َل ِع‬
‫ٌم‬
ِ
‫ش‬

“Dan (ingatlah) Ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya : ‘Hai anakku, janganlah kamu memperseketukan Allah, sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’.” (QS.Luqman : 13)

‫ومن يشرك باهلل فقد افترى إثما عظيما‬

“Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang
besar.” (QS. An Nisa’ : 48)
16

10. Allah dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam berlepas diri dari orang yang
berbuat syirik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
‫وأذان من لال و رسوله إلى الناس يوم الحج األكبر أن لال بريء من المشركين و رسوله‬

“Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada
hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang
musyikin.” (QS. At Taubah : 3)
17

11. Syirik adalah sebab utama yang mendatangkan murka dan siksa Allah, serta menjauhkan
seseorang dari rahmat Allah.
12. Syirik menghapus cahaya fitroh seorang hamba. Karena seorang hamba pertama kali
dijadikan dalam keadaan fitroh yaitu ditas ketauhidan dan ketaatan. Allah Subhanahu wa
Ta’ala berfirman:

‫فطرة لال التي فطر الناس عليها َل تبديل لخلق لال ذلك الدين القيم و لكن أكثر الناس َل يعلمون‬
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS. Ar Rum : 30)

Begitu pula sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Tidaklah seorang anak dilahirkan melaikan di atas fitroh. Ayahnya lah yang menjadikannya
Yahudi, Nashrani atau Majusi. Sebagaimana binatang ternak melahirkan anaknya dalam
keadaan sempurna, apakah kamu melihat ada yang cacat padanya?” Lantas Abu Hurairah -
radhiyallahu ‘anhu- membacakan ayat (yang artinya), “Fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrah itu” (HR. Bukhori no. 1358 dan Muslim no. 2658)

13. Syirik besar menyebabkan permusuhan antara pelakunya dengan orang


beriman. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

‫َ ل تجد قوما يؤمنون باهلل و اليوم اآلخر يوادون من حاد لال و رسوله و لو كانوا آباءهم أو أبناءهم أو‬
‫إخوانهم أو عشيرتهم‬

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih
sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang
itu bapak-bapak atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS. Al
Mujadilah : 22)

14. Syirik kecil dapat mengurangi keimanan seseorang dan sebagai wasilah (wasilah) menuju
Syirik Akbar.
18

15. Syirik yang tersembunyi (khofi) seperti Riya’ dan beramal dengan tujuan mencapai dunia,
Syirik seperti ini akan menghapuskan amalan yang terkait dengannya. (7)

2.4 GENERALISASI KESYIRIKAN DI MASYARAKAT SAAT INI

Pada masaini pelaku kesyirikan besar bukan hanya dilakukan oleh orang-orang kafir
yang mereka jelas dalam melakukan praktik kesyirikannya dan jelas-jelas menentang agama
islam dan syari’at-syari’atnya, akan tetapi banyak pula kaum muslimin dimana mereka telah
melakukan persaksian atas syahadatnya, mereka melaksanaakan sholat, puasa, zakat bahkan
naik hajipun sebagian mereka tidak luput pada praktik-praktik kesyirikan besar baik itu orang
tidak berpendidikan sampai ornag yang berpendidikan bahkan bertitel banyak, para tokoh
masyarakat bahkan orang yang menurut masyarakat awam merupakah tokoh agama.

 FAKTOR-FAKTOR PERBUATAN SYIRIK

Banyak faktor yang membuat mereka melakukan praktik kesyirikan:

a. Kurangnya ilmu agama islam yang benar


b. Kemiskinan
c. Ghulu (Berlebih lebihan)
d. Menginginkan segala sesuatu dengan cara yang instan
e. Rasa malas dan berhalusinasi tinggi
f. Terlalu menyukai dan berlebihan mendalami alam jin
g. Syubhat
h. Mengikut ngikuti orang-orang terdahulu
i. Dorongan adat
j. Lingkungan masyarakat
k. Nafsu

7
https://rumaysho.com/2294-bahaya-jika-kita-berbuat-syirik-2.html
19

Adapula penyebab lainnya sebagaimana yang di sampaikan oleh Syaikh Sholih Fauzan
hafidzahullah8:

a. Mendustakan atau tidak mempercayai sesuatu yang harus diyakini dalam syariat.
b. Ragu terhadap sesuatu yang jelas dalam syariat.
c. Berpaling dari agama Allah.
d. Kemunafikan yakni menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keislaman.
e. Sombong terhadap perintah Allah seperti yang dilakukan Iblis.
f. Tidak mau mengikrarkan kebenaran agama Allah, bahkan terkadang dibarengi dengan
memeranginya, padahal hatinya yakin kalau itu benar, seperti yang terjadi pada

Keenam hal ini termasuk dalam kufur akbar (kufur besar) yang menjadikan pelakunya
keluar dari Islam atau murtad. Terkadang kufur besar terjadi dengan ucapan atau perbuatan
yang sangat bertolak belakang dengan iman, seperti mencela Allah dan Rasul-Nya atau
menginjak Al-Qur’an dalam keadaan tahu kalau itu adalah Al-Qur’an dan tidak terpaksa.

Sangat disayangkan bila seorang pemuka agama yang seharusnya sebagai penyeru
pada tauhid dan memerangi syirik malah menjadi pemuka kesyirikan atas nama agama
islam dan malah sebagian mereka memerangi lagi memusuhi orang-orang yang benar-benar
lurus dan teguh pada dakwah tauhid.

Beberapa tahun lalu kita dengan melihat video bagaimana seorang habib meminta pada
kuburan agar si mayit memberikan syafa’at agar cicilan rumahnya selesai, diberikan mobil
baru dll.9

Serta bagaimana seorang Kiayi mengatakan bahwa dewi sri termasuk dewa dewi
lainnya yang ada di nusantara ada dan merupakan bahmba Alah yang membantu masyarakat
Indonesia, hingga mereka membolehkan sedekah gunung, sedekah tanah, sedekah laut untuk
dipersembahkan kepada dewa dewinya, dan Kiyai terebut mengatakan bahwa ini bukan syirik
karena mereka juga hamba Allah.10

8
Kitabut Tauhid, Shalih Al-Fauzan, hlm. 14—15
9
https://www.youtube.com/watch?v=rQ6Qz2HpAks
10
https://www.youtube.com/watch?v=fu9zdN6UPgY
20

Selain itu, bagaimana di daerah Yogyakarta dan Jawa tengah, Jawa Barat dan hampir
disemenanjung Indonesia dimana sebagianmasyarakatnya masih banyak yang menjadikan
kebo bule11, kuburan12, pohon13 dll sebagai sesembahan selain Allah. Bahkan tokoh-tokoh
agama setempat menyuarakan dan mendukung dalam partisipasi hal-hal terebut.

Bahkan ada baru-baru ini ormas yang katanya ormas islam yang membolehkan
menggunakan rajah atau ajimat untuk memudahkan urusannya dengan dalil jin yang
membantu juga hamba Allah.14

Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu menuturkan: aku telah mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

‫ش ْرك‬ ‫َت‬ ‫ن ال ُّرقَى والته‬


َ‫َوَلة‬ ‫َما َئ َم‬
‫وال‬

“Sesungguhnya Ruqyah, Tamimah dan Tiwalah adalah syirik.”(HR. Ahmad dan Abu
Dawud).

Allah Jallawa’ala berfirman:

‫َما‬ َ‫َ ْي أَ ا ْل َوا َح ُد اْلق‬


T‫ن َ ال أ‬ ‫تَ ْعب‬ )39( ‫أَأَ ْر‬ Tَ‫َح َبي‬ َ
‫ء‬ ‫من ن‬ ‫ُر‬ ‫رقُون ر َم‬ ‫ال صا س‬ ‫يا‬
‫ُدو ما‬ ‫َّ ُلال‬ ‫بَ اب ن‬
‫س‬ ‫َه‬ ‫ه‬ ‫مَتفَ خ‬ ‫ج‬
‫دو‬ ‫ا‬
َ َ‫ال هيا ُه ال َ ا ْلق‬ ‫ ْعب‬T‫ال َت‬Tَ‫َم َر أ‬ ‫ها س طا ن ْ ك ُم‬ َّ‫َأنزل ل‬ ‫س هم ْيت أَ ْنت وآ ُك‬
‫ذَ َل دي ك ي ُم ن‬ َ‫ُدوا ه ِ َّلل أ‬ ‫ن َإ ا ْل ال ح‬ ‫من‬ ‫ما ُال‬ ‫ُمو ْم ها َبا ْم‬
ْ‫ل‬
‫ؤ‬
)40( ‫ْعل ن‬ ‫ولَ َك ْكثَ َر س‬
‫مو‬ ‫نها ن أَ ال‬T‫ال‬

“Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-
macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa? Kalian tidak menyembah yang
selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian
membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu.
Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kalian tidak
menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS. Yusuf 39-40)
21

11
https://www.maioloo.com/seni-budaya/kirab-kebo-bule-ritual-sakral-keraton-surakarta-di-malam-satu-
suro/
12
https://www.merdeka.com/peristiwa/makam-keramat-jadi-tempat-cari-rezeki-hingga-kesaktian.html
13
https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-909073/pohon-asem-keramat-minta-tumbal-karena-tak-ada-
ritual-syuro
14
https://nu.or.id/daerah/asal-niatnya-benar-penggunaan-jimat-tidak-dilarang-z5aNa
22

2.5 STATUS KEISLAMAN PELAKU KESYIRIKAN (KELUAR DARI


ISLAM/TIDAK)

Dalam memberikan fatwa kekafiran dan mengeluarkan seseorang dari islam ini adalah
perkara yang besar dan hal ini adalah koridornya pada ulama.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


bersabda,

‫ُر َفَق ْد ه ح‬ ‫ َخيه ا‬Tَ‫َإذ ال ال أل‬


‫ ُد َم‬T‫اء كا َف أ‬ ‫جل‬ ‫ا هر‬
‫ا‬
‫ه‬

“Apabila seseorang mengatakan kepada saudaranya (muslim): ‘Wahai Kafir’, maka akan
kembali kepada salah satunya.” [HR. Bukhari & Muslim]

Pada dasarnya pelaku kesyirikan besar akan membawa pelakunya keluar dari islam, Allah
jallawa’ala berfirman:

Allah Ta’ala berfirman,

‫شا‬ ‫ن ِف ن َ ك و غ دُو ذَ ك ل‬
‫ء‬ ‫ ي ر ِب ِه ِف ُر ما ِل َمن‬cَ‫ُر أ‬ ّٰ ‫ل‬
‫ن‬ ‫َي‬ ‫غ‬ ‫ا َ َل‬
‫ش‬
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa
di bawah syirik, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” (QS. An Nisa’: 48)

‫صا ر‬ ُ‫َواه‬ ‫ا َّر ل ّٰ ْي ِه‬


‫ِل من أ‬ ‫جن‬ ‫َّنه من ِر‬
‫ْن‬ ‫ا ل ن ِ مي ن‬ ‫ة‬ ْ‫ ا ل‬cُ‫َم ا‬ ِّٰ ‫ي ك ل‬
‫ّا ُر ۖ َو َما لل و َمأْ ظا‬ َ‫عل‬ ‫ش ل َفَق ْد ح‬
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-
orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. Al-Maidah: 72)

‫ ٌم‬c‫ْ ك ظ عظي‬
‫ن ال‬
ْ‫ر ل ل‬
‫ٌم‬
ِ
‫ش‬
“Sesungguhnya mempersukutkan Allah (syirik) adalah benar-benar kezaliman yang
besar.” (QS. Luqman: 13)
23

Akan tetapi dalam memfatwakan seseorang yang melakukan praktik kesyirikan besar
kemudian difatwakan kafir padanya, perlu penelitian yang jauh lebih dalam dan ini dilakukan
oleh para ahli ilmu, terlebih kebanyakan pelaku syirik besar yang ada di negara ini mereka
masih bersyahadat, mereka masih melakukan sholat zakat, puasa, haji bahkan mereka
mengatakan bahwa yang member itu Allah hanya saja bentuk kesyirikan yang mereka
lakukan hanya sebagai syafaat saja. Dan ini adalah koridornya para ulama, karena bisa jadi
24

mereka memiliki beberapa hal yang menghalanginya dari kekafiran atau pengeluaran dari
islam, seperti:

1. Belum adanya hujah yang mereka terima


2. Belum masuknya Ilmu pada diri mereka
3. Adanya Syubhat pada dirinya
4. Mereka hanya mengikut ngikuti dan tidak ada yang mendakwahkan tauhid kepada
mereka

Sebagaimana yang dikatakan oleh syaikh Shalih Fauzan:15

“Kasus pertama: bahwa mereka menyangkal bahwa setelah mereka tahu bahwa itu
benar, tetapi mereka dengan keras kepala menyangkalnya, dan menyerukan penolakannya;
Ini adalah orang-orang kafir; Karena mereka mengingkari apa yang telah ditegaskan Tuhan
untuk dirinya sendiri - dan mereka mengetahuinya - tanpa interpretasi.Kasus kedua: bahwa
mereka meniru orang lain; Karena mereka mempercayai mereka, dan mereka berpikir bahwa
mereka benar, atau mereka melakukannya untuk interpretasi yang mereka pikir benar, dan
mereka tidak melakukannya karena keras kepala, tetapi mereka melakukannya demi
menghormati Tuhan dengan klaim mereka. ; Mereka itu sesat, sesat, dan tidak kafir. Karena
mereka adalah peniru atau penafsir, dan bukti kekafiran orang-orang dahulu kala adalah
firman Yang Maha Kuasa tentang orang-orang musyrik:

“Demikianlah, Kami telah mengutus kamu pada suatu umat yang sungguh telah berlalu
beberapa umat sebelumnya, supaya kamu membacakan kepada mereka (Al Quran) yang
Kami wahyukan kepadamu, padahal mereka kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.
Katakanlah: "Dialah Tuhanku tidak ada Tuhan selain Dia; hanya kepada-Nya aku
bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku bertaubat". (QS. Ar Ra’d:30)

15
https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/3900
25

2.6 SIKAP SEORANG MUSLIM DALAM MENYIKAPI PRAKTIK DAN PELAKU


KESYIRIKAN

Seorang muslim hendaknya bersikap keras pada kesyirikan bahkan Allah jallawa’ala
menyuruk kita untuk memerangi kesyirikan dengan ilmu, dengan hujjah, dengan dakwah
yang haq dengan jabatan dan kedudukan, dengan setiap hal yang bisa kita lakukan untuk
menghilangkan segala bentuk kesyirikan:

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu
hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak
ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (QS Al Baqoroh: 193)

Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih
bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 193. Dan perangilah orang-orang kafir itu
sampai mereka tidak melakukan kemusyrikan, tidak menghalang-halangi manusia dari jalan
Allah, tidak ada lagi kekafiran, dan agama yang menang adalah agama Allah . Apabila
mereka berhenti dari kekafiran dan dari sikap menghalang-halangi manusia dari jalan Allah,
maka berhentilah memerangi mereka, karena sesungguhnya tidak ada permusuhan kecuali
terhadap orang-orang yang zalim, baik dengan menunjukkan kekafiran maupun menghalang-
halangi manusia dari jalan Allah.16

ُ‫َهد‬ cَ‫حت‬ ‫وسل ت أَُقا ِتل الَّناس‬ ُ ‫ ع َ ما ْول صلَّى‬cُ‫عن ا ْبن ع َم رضي لال‬
c‫لال‬
‫وا‬
‫ش‬ ‫ى‬ ‫ن‬ ‫ ِم ْر عَل ْي أ‬cُ‫ أ‬: ‫رس ّ َم َقال‬ ‫ْن أَن ه‬ ‫َر‬
‫ِه‬
‫َذا َف وي ُلوا عص ُموا م َماء‬c‫ ِإ‬،‫صَلة ال َّزكا َة‬ َ ‫ وُي ِق ْي ُموا ال‬، ‫َأن َل َلَه ِإَلَّ لال وأ َّمداً رس‬
‫ِلك ِنِّي ه ْم د‬ ‫ْؤ ُتوا‬ ‫ن مح ْول‬
‫ الى‬cَ‫ ت‬c ‫وأَ ْم َوالَـ َ ح ِق َسلَ و ساب ُه عل‬
‫ْال ِم ِح ْم ى‬ ‫ْ َل‬
‫م‬

‫ه‬
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang berkah untuk diibadahi kecuali Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat. Jika mereka telah melakukan hal itu, akan terjagalah
darah-darah dan harta-harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam, sedangkan
perhitungan mereka diserahkan kepada Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
26

16
https://tafsirweb.com/711-surat-al-baqarah-ayat-193.html
27

Terdapat beberapa kesalahan dalam memahami makna kufur dalam penggunaan syariat,
antara lain:17

1. Segolongan orang memahami bahwa kekafiran hanya terbatas pada takdzib


(pendustaan atau tidak percaya).

Hal ini seperti diyakini oleh kelompok Murji’ah. Menurut mereka, orang yang
melakukan kekafiran dengan lisan atau amal seperti mencela Allah misalnya, dalam keadaan
tahu dan tidak terpaksa, jika hatinya masih beriman, ia tetap mukmin. Ini jelas salah, dan hal
ini yang mendasari orang-orang dizaman ini bahkan sebagiana pemuka agama berani
menyerukan pada kesyirikan baik itu kepada rajah, tempat–tempat keramat oeningalan wali-
wali ataupun bentuk kesyirikan kepada orang-orang shaleh yang telah wafat.

2. Segolongan orang memahami bahwa kufur hanya terbatas pada kufur besar
yang mengeluarkan dari agama saja.

Dari sini mereka memahami (menafsirkan) semua lafaz kufur dalam Al-Qur’an maupun
hadits dengan makna ini (kufur besar). Akhirnya orang yang membunuh, mereka anggap
kafir; orang yang berhukum dengan selain hukum Allah dianggap pula kafir secara mutlak.

Ini juga salah karena walaupun perbuatan-perbuatan itu disebut kufur dalam syariat,
tetapi ada dalil lain yang menunjukkan bahwa semua itu belum mencapai tingkatan kufur
besar. Perbuatan tersebut digolongkan sebagai kufur kecil atau diistilahkan oleh ulama
dengan kufrun duna kufrin, yakni kekafiran di bawah kekafiran yang besar.

17
al-Hukmu Bighairi ma Anzalallah, hlm. 28—2
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Secara bahasa setiap kaum muslimin mengetahui apa itu kesyirikan, setiap ditanyakan
apa itu kesyirikan mereka akan menjawab bahwa kesyirikan adalah bentuk menyekutukan
Allah, akan tetapi masih banyak terjadi perbuatan kesyirikan di tengah masyarakat kita baik
itu kesyirikan dalam Uluhiyah Allah, Rububiyyah Allah atau bentuk kesyirikan pada Asma
wasifat milik Allah, yang seharusnya menjadi hak prerogative Allah akan tetapi mereka
berikan kepada hamba-hamba-Nya.

Dilihat dari jenisnya kesyirikan terbagi menjadi dua yaitu syirik besar dan syirik kecil.
Syirik besar dapat berupa doa yang seharusnya meminta kepada Allah; syirik niat,keinginan
dan tujuan; Syirik Ketaatan; Syirik Mahabbah (Cinta). Syirik kecil dapat berupa ucapan yang
menyamaratakan Allah dan hambanya (walaupun tidak ada niatan untuk menyekutukan); riya
dan sum’ah.

Pada zaman modern ini masih banyak orang-orang yang jelas jelas kafir ataupun yang
masih menampakan keimanan yang melakukan praktik kesyirikan hal ini didasari karena
tidak adanya ilmu, Ghulu (Berlebih lebihan), Menginginkan segala sesuatu dengan cara yang
instan, Rasa malas dan berhalusinasi tinggi, Terlalu menyukai dan berlebihan mendalami
alam jin, Syubhat, Mengikut ngikuti orang-orang terdahulu, Dorongan adat dll. Praktik
kesyirikan ini bukan hanya dilakukan oleh orang orang tidak perbendidikan bahkan banya
ornag-orang yang berpendidikan melakukannya bahkan tokoh-tokoh agamapun tidak luput
dalam menyuarakan kesyirikan dengan syubhat-syubhatnya. Memang sangat disayangkan
yang seharusnya mereka menjadi penyeru Tauhid tapi faktanya sebagian mereka malah
menyeru pada praktik kesyirikan.

Apakah pelaku kesyirikan yang masih melakuakn 5 rukun islam langsung menjadi
kafir dan keluar dari islam? Hal ini bukanlah koridor kita sebagai penuntut ilmu, hal ini
adalah koridornya para ulama, bahkan sebagaimana yang dijelaskan di atas para ulama saja
berhati hati dalam mengkafirkan dengan berbagai pertimbangan dan penilaian yang betul-
betul jelas. Adapula sikap kita sebagai kaum muslimin harus memiliki tekat dalam dirinya

22
untuk memerangi kesyirikan sebagaiman yang Allah perintahkan, sekiranya tidak bisa
dengan raga maka dengan lisan, ilmu, jabatan, kedudukan dll. Sekiranya tidak bisa juga
minimal kita memeranginya dengan hati kita untuk senantiasa membenci setiap praktik
praktik kesyirikan baik itu jelas-jelas kesyirikan kepada Syaiton Laknatullah, kepada benda-
benda mati ataupun syubhat-syubhat kesyirikan kepada orang-orang shaleh yang banyak
sekali terjadi dari zaman nabi nuh sampai saat ini.

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu
hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak
ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim.” (QS Al Baqoroh: 193)

“Hai kedua temanku dalam penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-
macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa? Kalian tidak menyembah yang
selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian
membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu.
Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kalian tidak
menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS. Yusuf 39-40)

3.2 Saran
Tim penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini. Namun semoga makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pembaca,
karena berdasarkan realita masih banyak sekali kasus perbuatan kesyirikan didasari dari
kurangnya ilmu pendidikan agama terlebih pada pembahasan Tauhid dan Syirik yang perlu
ditanamkan sejak dini. Semoga pemerintah, Dinas Pendidikan, tokoh-tokoh dunia
pendidikan, para pakar pendidikan dan para pengurus lembaga pendidikan untuk memasukan
kurikulum Tauhid dan Syirik sedini mungkin kepada generasi muda kita, agar bisa menekan
praktik-praktik kesyirikan kedepannya. Terkhusus untuk lembaga-lembaga pendidikan yang
menamai sebagai lembaga pendidikan islam, agar merujuk basic ilmu dan rujukan
pengetahuannya tentang islam, tentang Tauhid dan Syirik.. kepada Buku-buku ataupun
sumber sumber yang benar yang jelas pendalilannya kepada Al-Quran dan Assunnah juga
kepada pemahaman para Salafushalih, agar tidak adalagi syubhat-syubhat yang dapat
menyeret anak-anak kita kepada segala bentuk kesyirikan atas nama islam.

23
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’anul Karim

Al-Fauzan, Sholih bin Fauzan . 2014. Kitab Tauhid. Jakarta: Ummul Qura.

Al-Fauzan, Sholih bin Fauzan. 1417. Al-Irsyad ash-Shahih al-I’tiqad wa ar-Radd ‘ala
Ahli asy-Syirk wa al-Ilhad (Cetakan ke-2). Riyadh – Arab Saudi: Dar Ibn
Khuzaimah.

Al Utaiby, Bandar bin Nayif Al Mahyaniy. 1427H. Kitab Al Hukum Bighoiri Maa
Anzalallah. Riyadh: Maktabah Malik Fahd Watniyah.

https://muslim.or.id/21240-serial-21-alam-jin-tujuan-diciptakannya-jin.html

https://rumaysho.com/19368-dosa-besar-01-berbuat-syirik-kepada-allah.html

https://rumaysho.com/2294-bahaya-jika-kita-berbuat-syirik-2.html

https://www.youtube.com/watch?v=rQ6Qz2HpAks

https://www.youtube.com/watch?v=fu9zdN6UPgY

https://www.maioloo.com/seni-budaya/kirab-kebo-bule-ritual-sakral-keraton-surakarta-
di-malam-satu-suro/

https://www.merdeka.com/peristiwa/makam-keramat-jadi-tempat-cari-rezeki-hingga-
kesaktian.html

https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-909073/pohon-asem-keramat-minta-tumbal-
karena-tak-ada-ritual-syuro

https://nu.or.id/daerah/asal-niatnya-benar-penggunaan-jimat-tidak-dilarang-z5aNa

https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/3900

Jawaz, Yazid bin Abdul Qodir. 2006. Syarah Aqidah Ahlusunnah Wal Jama’ah.
Jakarta: Pustaka Imam Syafi’i.

24

Anda mungkin juga menyukai