Anda di halaman 1dari 55

10

Nasehat Menjelang
Akhir Tahun

Penulis : Anshari, S.Th.I, MA.


Editor : Rasyid Al Humam
Desain dan Layout : Ibnu Purnama
Penerbit : Madrosah Sunnah

2022
Da ar Isi
Da ar Isi………………….………………….………………….……………………………i

Pendahuluan………………….………………….………………….………………… iii

Nasehat Pertama………………….………………….………………….……….…… 1
Kaum Muslimin Hanya Memiliki Dua Hari Raya.………. 1

Nasehat Kedua………………….………………….……………….…………………. 4
Anjuran Untuk Tidur Di Awal Malam dan Larangan
Begadang pada Perkara yang Tidak Bermanfaat………… 4

Nasehat Ketiga………………….………………….………………….……………….. 7
Larangan Menghambur-Hamburkan Harta…………………. 7

Nasehat Keempat………………….………………….………………….………… 12
Jangan Menyia-Nyiakan Waktu.………………….………………….. 12

Nasehat Kelima………………….………………….………………….……………. 15
Larangan Mengganggu Tetangga………………….………………… 15

Nasehat Keenam………………….………………….……………………………. 20
Larangan Menyerupai Orang-Orang Kafir.………………… 20

Nasehat Ketujuh………………….………………….………………….…………. 22

i
Larangan Mendekati Zina, Bercampur Baur antara
Laki-Laki dan Perempuan.………………….…………………………… 22

Nasehat Kedelapan………………….………………….………………….…….. 24
Larangan Menyaksikan Tempat-Tempat Maksiat……..24

Nasehat Kesembilan………………….………………….………………………. 27
Satu Maksiat Akan Menyeret Kepada Maksiat Lain…. 27

Nasehat Kesepuluh………………….………………….………………………… 28
Larangan Mengada-Adakan Perkara Baru dalam
Agama.………………….………………….………………….…………………………. 28

Biografi Penulis………………….………………….…………………..……………41

Pendidikan Formal………………….………………….………………….…….. 41

Pendidikan Non-Formal………………….………………….……………….42

Karya Penulis………………….………………….………………….………………. 42

Aktivitas………………….………………….………………….………………………… 43

Kontak Penulis………………….………………….………………….……………. 44

ii
Pendahuluan
Segala puji bagi Allah, kami menguji-Nya,
memohon pertolongan-Nya, petunjuk dan
ampunan-Nya.

Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan


diri kami dan keburukan amalan-amalan kami.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah,
maka tidak ada yang dapat menyesatkannya
dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka
tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwa tiada Ilah (Tuhan) yang


berhak diibadahi kecuali Allah semata yang
tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan
rasul-Nya.
ِِ َُ َ َ ‫َءا َ ُ ا ا ُ ا ا‬ َ ْ ِ ‫ٰٓ َ َ ا‬
‫َوأ َ ْ ُ ْ ُ ْ ِ ُ َن‬ ِ‫َو َ َ ُ ْ ُ إ‬

iii
Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dengan
sebenar-benarnya takwa
kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali
dalam keadaan Islam." (Surah Ali Imraan, ayat
102).

ْ ِ ْ ُ َ َ َ ‫س ا ُ ا َر ُ ُ ا ِ ي‬ ُ ‫ٰٓ َ َ ا‬
َ ‫َ ْ ٍ َوا ِ َ ٍة َو َ َ َ ِ ْ َ زَ ْو َ َ َو‬
َ ‫ِ ْ ُ َ ِر َ ً َ ِ ْ ًا َو ِ َ ًء ۚ َوا ُ ا ا‬
‫ا ّ ِ ي َ َ َء ُ َن ِ ِ َوا ْ َ ْر َ َم ۚ إِن ا َ َ َن‬
ً ْ ِ ‫ َ َ ْ ُ ْ َر‬.
"Wahai manusia, bertakwalah kepada
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu, dan Allah menciptakan
pasangannya dari dirinya, dan dari keduanya
Allah mengembangbiakan laki-laki dan
perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada
Allah yang dengan nama-Nya kamu saling
iii
meminta, dan peliharalah hubungan
kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi." (Surah an-Nisaa, ayat
1).

ً ْ َ ‫َ َو ُ ُ ا‬ ‫ٰٓ َ َ ا ِ ْ َ َءا َ ُ ا ا ُ ا ا‬
ْ ُ َ ْ ِ ْ َ ‫ُ ْ َو‬ َ ٰ ْ َ ‫َ ِ ًا ۝ ُ ْ ِ ْ َ ُ ْ أ‬
َ‫َ ُ َ َ ْ َ ز‬ ُ ‫ذُ ُ َ ُ ْ ۗ َو َ ْ ُ ِ ِ ا َ َو َر‬
ً ْ ِ َ ‫ َ ْ زًا‬.
"Wahai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kamu kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
akan memperbaiki amalan-amalan kalian, dan
mengampuni dosa-dosa kalian. Barangsiapa
yang menaati Allah dan rasul-Nya maka dia
mendapatkan keberuntungan yang besar."
(Surah al-Ahzaab, ayat 70 dan 71).

Amma ba'du:
iv
Sesungguhnya agama Islam merupakan agama
yang paling sempurna dan komprehensif.
Agama yang telah menerangkan segala sesuatu
yang dibutuhkan oleh manusia baik terkait
dengan masalah agama maupun dunia
mereka.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:


ِ َ ْ ِ ْ ُ ْ َ َ ُ ْ َ ْ َ ‫ا ْ َ ْ َم أ َ ْ َ ْ ُ َ ُ ْ ِد ْ َ ُ ْ َوأ‬
ۚ ً ْ ‫… َو َر ِ ْ ُ َ ُ ُ ا ْ ِ ْ َٰ َ ِد‬
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan
agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam
sebagai agamamu." (Surah al-Maaidah, ayat 3).

Maka Islam merupakan agama yang sangat


agung yang telah diridhai oleh Allah Subhanahu
Wa ta'ala untuk manusia sehingga semua
urusan kehidupan mereka berjalan dengan
v
baik sesuai dengan perubahan zaman dan
perputaran waktu.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:


ِ
ُ ْ ِ َ ْ ‫أ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َو ُ َ ا ْ ُ ا‬

"Apakah (pantas) Allah menciptakan itu tidak


mengetahui? Dan Dia Mahahalus,
Mahamengetahui." (Surah al-Mulk, ayat 14).
Dan umat Islam merupakan umat
terbaik yang dikeluarkan untuk manusia. Di
antara ciri mereka adalah mengajak kepada
kebaikan dan melarang dari kemungkaran.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

‫ْ ُ ُ ْو َن‬ َ ‫س‬ ِ ِ ْ َ ِ ْ ُ‫َ ْ َ أُ ٍ أ‬ ُْْ ُ


ِ ِ ‫ِ ُ ْ َن‬ ِ ‫ْو‬
ْ ُ ‫ف َو َ ْ َ ْ َن َ ِ ا ْ ُ ْ َ ِ َو‬ ُ ْ َْ ِ
....
vi
"Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, (karena kamu)
menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah
dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah..." (Surah ali-Imran, ayat 110).

Salah satu kebiasaan yang selalu terjadi di


akhir tahun masehi adalah adanya perayaan
pesta malam tahun baru, yang asalnya perkara
ini muncul dari orang-orang kafir, namun
sangat disayangkan banyak di antara umat
Islam yang ikut-ikutan dalam merayakan acara
tersebut.

Maka sebagai salah satu bentuk mengajak


kepada kebaikan dan melarang dari
kemungkaran, kami menyebutkan beberapa
nasehat terkait dengan larangan ikut-ikutan
dalam merayakan tahun baru. Hal ini sebagai
bentuk kecintaan kepada sesama muslim. Dan
tulisan ini kami beri judul “Sepuluh Nasehat
vii
Menjelang Akhir Tahun”. Semoga dengan
kehadiran tulisan ini dapat memberikan
pencerahan kepada kaum muslimin dan
mendapatkan manfaat dengannya. Amiin Yaa
Rabbal 'Alamiin.

viii
Nasehat Pertama
Kaum Muslimin Hanya Memiliki Dua Hari
Raya.

Disebutkan dalam hadits Anas bin Malik


radhiyallahu 'anhu bahwa ketika Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam tiba di Madinah,
penduduknya memiliki dua hari raya di masa
Jahiliyah. Mereka mengadakan permainan
pada dua hari raya tersebut.

Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam


bersabda:

َ ِ ْ ِ ‫ُ ْ َن‬ َ ْ َ ‫َ ِ ْ ُ َ َ ْ ُ ْ َو َ ُ ْ َ ْ َ ِن‬
‫ُ ِ ِ َ َ ْ ًا‬ ‫ َو َ ْ أ َ ْ َ َ ُ ُ ا‬، ِ ِ ِ َ ْ ‫ِ ْ ا‬
ِْ ِ ْ ‫ َو َ ْ َم ا‬، ِ ْ ‫ َ ْ َم ا‬: َ ُ ْ ِ .
"Aku telah datang kepada kalian sementara
kalian telah memiliki dua hari raya yang
menjadi ajang permainan kalian pada masa
1
Jahiliyah. Sesungguhnya Allah telah mengganti
keduanya dengan yang lebih baik: yaitu hari
raya Idul Adha dan hari raya Idul Fithri."
(Diriwayatkan oleh Abu Daud, no. 1134,
al-Baghawiy, no. 1098).

Syeikh Abu Abdirrahman Syaraful Haq


Muhammad Asyraf ash-Shiddiq al-Azhim
Abadi rahimahullah menyebutkan bahwa yang
dimaksud dengan dua hari raya yang dimiliki
oleh orang-orang Jahiliyah adalah hari
Nairuuz dan hari Mahrajaan. (Syarah Sunan
Abu Daud, Juz II, hal. 452).

Ketika Islam datang, maka kedua hari raya


tersebut (Nairuuz dan Mahrajaan) digantikan
dengan hari raya yang mencakup kebaikan
dunia dan akhirat, yaitu hari raya Idul Fithri
dan Idul Adha yang didahului dengan
pelaksanaan ibadah yang sangat agung berupa
puasa Ramadhan dan ibadah haji.

2
Inilah hari raya umat Islam yang bersumber
dari wahyu. Sementara perayaan tahun baru
bersumber dari orang-orang kafir. Maka
renungkanlah.

3
Nasehat Kedua
Anjuran Untuk Tidur Di Awal Malam dan
Larangan Begadang pada Perkara yang Tidak
Bermanfaat.

Di antara perkara yang pasti terjadi dalam


perayaan tahun baru adalah begadang sampai
larut malam bahkan semalam suntuk. Ini
tentunya bertentangan dengan petunjuk
agama Islam yang mulia.

Dari al-Aswad rahimahullah disebutkan bahwa


beliau pernah bertanya kepada Aisyah tentang
perihal shalat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
di malam hari, maka Aisyah radhiyallahu 'anha
berkata:

‫َ َن َ َ ُم أَو َ ُ و َ ُ ْ ُم آ ِ َ ُه‬ .
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tidur di awal
(malam) dan bangun di akhir (malam)."
(Diriwayatkan oleh al-Bukhariy, no. 1146,
Muslim, no. 739).
4
Dan juga dalam hadits Abu Barzah radhiyallahu
'anhu:

‫ا ُ َ َ ْ ِ َو َ َ َ َن‬ َ ِ ‫أَن َر ُ ْ َل ا‬
َ َ ْ َ َ ْ َ ْ ‫ َوا‬،‫ َ ْ َهُ ا ْ َم َ ْ َ ا ْ ِ َ ِء‬.
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
membenci tidur sebelum Isya dan
bercakap-cakap setelahnya." Diriwayatkan oleh
al-Bukhariy, no. 568, Muslim, no. 461).

Yang dimaksud dengan bercakap-cakap setelah


Isya adalah percakapan yang tidak ada
manfaatnya. Adapun jika seseorang bercakap
dengan tamunya, atau keluarganya, atau
muzakarah/berdiskusi tentang pelajaran maka
hal yang seperti ini tidaklah dibenci.

Adapun hikmah dilarangnya bercakap-cakap


setelah Isya adalah karena hal tersebut dapat
menjadi sebab meninggalkan shalat malam,

5
atau seseorang akan ketiduran sehingga luput
dari waktu shalat Subuh. (Fath al-Baariy, Juz II,
hal. 71).

6
Nasehat Ketiga
Larangan Menghambur-Hamburkan Harta.

Dari hal yang tidak luput di malam tahun baru


adalah menghambur-hamburkan harta,
padahal agama Islam merupakan agama yang
melarang untuk menghambur-hamburkan
harta benda.

Dan sebagaimana yang sudah dimaklumi


bahwa salah satu yang akan
dipertanggungjawabkan nanti pada hari
kiamat di hadapan Allah Subhanahu Wata'ala
adalah terkait dengan masalah harta, yaitu dari
mana didapatkan dan kemana dibelanjakan.

Dari Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu,


Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ِ ‫َ َ ُ ْو ُل َ َ ُم ا ْ ِ آ َد َم َ ْ َم ا ْ ِ َ َ ِ ِ ْ ِ ْ ِ ر‬
َ
،ُ‫ َ ْ ُ ُ ِ ِه ِ ْ َ أ َ ْ َ ه‬: ٍ ْ َ ْ َ ‫ُ ْ َ َل‬ َ
7
َ ْ َ ‫ َو َ ْ َ ِ ِ ِ ْ أ‬،ُ‫َو َ ْ َ َ ِ ِ ِ ْ َ أ َ ْ َ ه‬
َ ِ َ َ ْ ِ َ ِ َ ‫ َو َ ذَا‬، ُ َ َ ْ َ ‫ا ْ َ َ َ ُ َو ِ ْ َ أ‬.
"Telapak kaki anak Adam tidak akan beranjak
pada Hari Kiamat dari sisi Tuhannya sehingga
dia ditanya tentang lima perkara: Tentang
umurnya; untuk apa dia habiskan, tentang
masa mudanya; untuk apa dia lewatkan,
tentang hartanya; dari mana dia dapatkan dan
untuk apa dia belanjakan, dan tentang
ilmunya; apa yang dia lakukan." (Diriwayatkan
oleh at-Tirmidziy, no. 2416, dishahihkan oleh
al-Albaniy dalam ash-Shahiihah, no. 946).

Dan Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

َ ْ ‫َوا ْ ِ ْ َ ْ َ َوا‬ ُ َ ٰ َ ْ ُ ْ ‫ات ذَاا‬ِ ‫َو َء‬


َ ْ ‫ْ ًا ۝ إِن ا ْ ُ َ ِر‬ ِ ْ َ ‫ا ِ ْ ِ َو َ ُ َ ر‬
ْ
‫ْ ِ ۖ َو َ َن ا َ ْ َ ُن‬ ِ ٰ ‫َ ُ ا إِ ْ َا َن ا‬
‫ ِ َ ِ َ ُ ًرا‬.
8
"Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga
yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan; dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros.
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu
adalah saudara-saudara setan dan setan itu
sangat ingkar kepada Tuhannya." (Surah
al-Isra', ayat 26-27).

Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu


berkata:

َ َِْ ِ ُ‫ا ْ ِ ْ ا ْ ِ ْ َ ق‬.


ُ
"At-Tabziir (boros) adalah membelanjakan
harta bukan pada jalan yang benar."

Dan ini pula merupakan pendapat Abdullah


bin Abbas radhiyallahu 'anhuma.

Mujahid rahimahullah berkata:

9
ْ َ َ ْ ‫َ َ إ ْ َ ٌن َ َ ُ ُ ُ ِ ا‬ ْ َ‫َ ْ أ‬
َ ِ ْ َ ِ ‫ َو َ ْ أ َ ْ َ َ ُ ًّا‬,‫ُ َ ًرا‬ ْ َُ
‫ُ َ ًرا‬ ‫ َ َن‬.
"Seandainya seorang menginfakkan semua
hartanya pada jalan yang benar, maka hal itu
tidak dianggap boros. Dan seandainya seorang
menginfakkan satu mud pada jalan yang tidak
benar maka itu termasuk boros."

Qatadah rahimahullah berkata:

ََ ِ ‫ََُ ِ َْ ِ َِا‬ ‫ا ُِْْا‬


‫ا ْ َ َوا ْ َ َ ِد‬ ِ ْ َ ِ ‫َو‬
"Pemborosan adalah membelanjakan harta
untuk maksiat kepada Allah Subhanahu
Wata'ala dan bukan pada jalan yang benar serta
untuk kerusakan."

10
Pendapat para ulama di atas dapat dilihat
dalam Tafsir Ibnu Katsir ketika menafsirkan
surah al-Isra' ayat 27.

Perayaan tahun baru masehi tidak luput dari


pesta kembang api, petasan, meniup terompet,
dan lainnya yang mengandung makna
pemborosan dan menghambur-hamburkan
harta.

11
Nasehat Keempat
Jangan Menyia-Nyiakan Waktu.

Waktu merupakan nikmat yang sangat besar


yang hendaknya dimanfaatkan dengan sebaik
mungkin, karena waktu yang telah berlalu
tidak akan mungkin berulang.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

‫ ن‬،‫ا ت‬ ‫أ‬ ‫ا‬ ‫إ‬


‫ا وا ار‬ ‫ا‬ ‫إ‬
‫وأ‬ ‫ا‬ ‫ وا ة‬،‫ة‬ ‫ا‬.
"Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya
daripada kematian, karena menyia-nyiakan
waktu akan memutuskan engkau dari Allah
dan negeri akhirat, sementara kematian
memutus engkau dari dunia dan
penghuninya." (Al-Fawaaid, hal. 44).

12
Imam Ibnul Jauziy rahimahullah di dalam Shaidu
Khathir berkata:

‫ َو َ ْ َر‬، ِ ِ َ َ َ ‫ف‬
َ ‫ف َز‬ َ ِ ْ َ ‫َ ْ َ ِ ِ ْ ِ ْ َ ِن أ َ ْن‬
ٍَ ُ ِ ْ َ ْ ِ ً َ ْ َ ُ ْ ِ ُ َ ُ َ َ ، ِ ِ ْ ‫ َو‬.
ْ
"Selayaknya bagi seseorang untuk mengetahui
begitu utama dan berharga waktunya, sehingga
dia tidak menyia-nyiakan sedikit pun selain
ketaatan kepada Allah."

Apa yang terjadi pada malam tahun baru


berupa begadang hingga larut malam
merupakan bentuk penyia-nyiaan waktu yang
sangat besar.

Orang yang merugi dengan kerugian


sebenarnya adalah orang yang diberi oleh
Allah Subhanahu Wata'ala nikmat berupa
kesehatan dan waktu luang, namun dia tidak
memanfaatkannya untuk kebaikan.

13
Seorang penyair berkata:

..... ِ ِ ْ ِ ِ َ ِ ُ َ ُ َ ْ َ ‫ا ْ َ ُ أ‬
ُ ْ ِ َ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ‫َوأ َ َراهُ أ‬
Waktu adalah yang paling berharga untuk
engkau jaga .... Namun kulihat paling mudah
untuk engkau sia-siakan.

14
Nasehat Kelima
Larangan Mengganggu Tetangga

Memuliakan tetangga merupakan perkara


yang wajib. Sebagaimana sabda Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam:

ُ‫ِ َوا ْ َ ْم ِ ا ْ ِ ِ َ ْ ُ ْ ِ ْم َ َره‬ ِ ُ ِ ْ ُ ‫ َ ْ َ َن‬.


"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
hari akhir maka hendaknya memuliakan
tetangganya." (Diriwayatkan oleh ...

Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan bahwa


tetangga terbagi tiga, yaitu:

1. Tetangga yang memiliki satu hak, yaitu


tetangga musyrik. Maka dia memiliki hak
tetangga.
2. Tetangga yang memiliki dua hak, yaitu
tetangga muslim. Maka dia memiliki hak
sebagai tetangga dan hak sebagai seorang
muslim.
15
3. Tetangga yang memiliki tiga hak, yaitu
tetangga muslim dan dia merupakan keluarga
atau kerabat. Maka dia memiliki hak tetangga,
hak seorang muslim, dan hak sebagai kerabat.
(Fath al-Baariy, Juz X, hal. 623).

Lalu siapakah tetangga kita?

Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan


beberapa pendapat dari kalangan para as-Salaf
tentang makna tetangga, di antaranya:

1. Ali radhiyallahu 'anhu berkata:

‫ر‬ ‫ا اء‬ .
"Siapa yang mendengar suara panggilan maka
dialah tetangga."

2. Aisyah radhiyallahu 'anha berkata:

‫دارا‬
ً ‫ن‬ ‫ار أر‬ ‫ا‬ .
"Batasan tetangga adalah empat puluh rumah
dari segala sisi." Ini juga diriwayatkan dari
16
Ka'ab bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau
berkata:

‫ر‬ ‫دارا‬
ً ‫أ إن أر‬.
"Ketahuilah bahwa empat puluh rumah adalah
tetangga."

3. Dari Ibnu Syihab rahimahullah berkata:

‫ره و‬ ‫و‬ ‫دارا‬


ً ‫ن‬ ‫أر‬
‫و‬ .
"Empat puluh rumah dari arah kanan, dari
arah kiri, dari arah belakang, dan dari arah
depan."

Ada juga mengatakan bahwa:


‫ر‬ ‫ا‬ ‫ةا‬ ّ .

"Siapa yang shalat subuh bersamamu di Masjid


maka dia adalah tetangga." (Fath al-Baariy, Juz
X, hal. 631).

17
Semakna dengan itu juga diriwayatkan dari
al-Hasan al-Bashriy bahwa beliau ditanya
tentang tetangga, maka beliau menjawab:
َ ْ ِ َ ‫ وأ َ ْر‬، ُ َ ْ َ ‫ارا‬ ِ
ً ‫ َوأ َ ْر َ ْ َ َد‬، ُ َ َ َ ‫ارا أ‬
ً ‫َ َد‬ ْ ِ َ ‫أ َ ْر‬
‫ارا َ ْ َ َ ِر ِه‬ ِ ِ ِْ ِ َ ْ َ
ً ‫ َوأ َ ْر َ ْ َ َد‬، ً ‫ َد‬.
‫ارا‬
"Empat puluh rumah di depannya, empat
puluh rumah di belakangnya, empat puluh
rumah di kanannya, emat puluh rumah di
kirinya." (Diriwayatkan oleh al-Bukhariy dalam
al-Adab al-Mufrad, no. 109).

Namun, semua keterangan di atas juga dapat


dikembalikan kepada 'Urf (kebiasaan) pada
suatu masyarakat. Inilah yang disebutkan oleh
Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin,
Syeikh al-Albaniy rahimahullah dan juga
Muhammad bin Sa'id Ruslan hafizhahullah.
(Lihat Syarah al-Arba'iin an-Nawawiyah dan
Syarah al-Adab al-Mufrad).

18
Merayakan tahun baru masehi tidak akan lepas
dari bunyi petasan, terompet, musik dan
nyanyian, yang tentunya semua hal tersebut
akan mengganggu orang-orang yang ada di
sekitarnya.

19
Nasehat Keenam
Larangan Menyerupai Orang-Orang Kafir.

Di antara pentunjuk yang sangat indah dalam


Islam adalah lerangan menyerupai
orang-orang kafir dalam segala hal.

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu


'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:

ْ ُ ْ ِ َ ُ َ ٍ ‫ َ ْ َ َ َ ِ َ ْم‬.
"Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum
maka dia termasuk mereka." (Diriwayatkan
oleh Abu Daud, no. 4031, dihasankan oleh
Syeikh al-Abaniy).

Sebuah pelajaran yang sangat berharga tentang


asal mula disyariatkannya adzan. Disebutkan
dari Nafi' dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma
berkata, “Ketika orang-orang mukmin tiba di
Madinah, mereka berkumpul dan saling
20
menyeru untuk melakukan shalat, sebab
belum ada saat itu seruan khusus untuk
melakukan shalat.

Pada suatu hari, sebagian mereka berkata,


“Pakailah naaqus (kayu panjang dipukul
dengan kayu kecil), seperti naaqus nya
orang-orang Nasrani”. Sementara sebagian
yang lain mengatakan, “Pakailah buq (seruling
jika ditiup mengeluarkan bunyi), seperti orang
Yahudi mengumpulkan pengikutnya.”
Kemudian Umar bin Khaththab bertanya,
“Wahai Rasulullah, apakah engkau tidak
mengutus seseorang untuk menyerukan
shalat?” Beliau berkata, “Wahai Bilal, banghun
dan serukan shalat.” (Diriwayatkan oleh
al-Bukhariy, dan Muslim)

21
Nasehat Ketujuh
Larangan Mendekati Zina, Bercampur Baur
antara Laki-Laki dan Perempuan.

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:


ً ْ ِ َ ‫ َو َ َ ْ َ ُ ا ا ٰٓ إِ ُ َ َن َ ِ َ ً ۗ َو َ َء‬.
"Dan jangan kamu mendekati zina; (zina) itu
sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan
yang buruk." (Surah al-Isra', ayat 32).

Syeikh Abu Bakar Jabir al-Jazaairiy


rahimahullah berkata: "Di antara bentuk
ketentuan dan wasiat Allah adalah, jangan
kamu wahai orang yang beriman mendekati
zina -sekedar mendekatinya saja dan tidak
melakukannya- (itu dilarang-pent), karena zina
menurut hukum Allah Ta'ala adalah perbuatan
yang sangat keji dan tidak dapat diterima
secara fitrah, akal, dan syariat." (Aisar
at-Tafaasiir, Juz III, hal. 150).

22
Ibnu Katsiir rahimahullah ketika menafsirkan
ayat di atas mengatakan: "Allah Subhanahu
Wata'ala melarang hamba-hamba-Nya dari
perbuatan zina dan mendekatinya, yaitu
melakukan hal-hal dan sebab-sebab yang
menjerumuskan seseorang kepada
perzianaan." (Tafsiir Ibnu Katsiir, Juz III, hal.
50).

Maka semua yang dapat mengantarkan pada


perbuatan zina seperti memandang dengan
syahwat, berdua-duaan antara laki-laki dan
perempuan yang bukan mahram, pacaran,
memegang; hal tersebut merupakan perkara
yang diharamkan.

23
Nasehat Kedelapan
Larangan Menyaksikan Tempat-Tempat
Maksiat

Di antara hal yang dilarang di dalam Islam


adalah mendekati tempat-tempat maksiat.
ِ
َ ‫َوا ْ َ َ َ ْ َ ُو َن ا‬
‫ور‬
ً ‫ َو إِذَا َ وا ِ ْ ِ َ وا ِ َا‬.
"Dan orang-orang yang tidak memberikan
kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu
dengan (orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,
maka mereka berlalu dengan menjaga
kehormatan dirinya." (Surah al-Furqaan, ayat
72).

Kata az-Zuur pada ayat di atas memiliki


beberapa makna, seperti: Kesyirikan dan
beribadah kepada berhala. Dan ada juga
menyebutkan bahwa maknanya adalah
24
perkataan dusta, fasik, kufur, tidak ada
manfaatnya, ucapan palsu dan bathil.

Amr bin Qais rahimahullah berkata:


"Maksudnya adalah mereka tidak pernah
menyaksikan tempat-tempat maksiat,
majelis-majelis keburukan yang banyak
perkataan dustanya." Dan ada juga menafsirkan
bahwa az-Zuur adalah perayaan orang-orang
musyrik. Dan ini pendapat Abul Aliyah,
Thawus, Muhammad bin Sirin, adh-Dhahhak,
dan ar-Rabi' bin Anas.
(Tafsir Ibnu Katsiir, Juz, III, hal. 421).

Dan firman Allah Subhanahu Wata'ala:

ً ‫ َو إِذَا َ وا ِ ْ ِ َ وا ِ َا‬.
".....dan apabila mereka bertemu dengan
(orang-orang) yang mengerjakan
perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah,
maka mereka berlalu dengan menjaga
kehormatan dirinya."

25
Maksudnya, mereka tidak menghadiri
perkataan-perkataan kotor yang tidak
berfaedah dan apabila secara kebetulan
mereka berpapasan dengan tempat-tempat
yang membicarakan ucapan-ucapan kotor,
mereka berlalu dan tidak sedikitpun terkena
kotoran dosanya.
Karenanya Allah berfirman:

ً ‫َ وا ِ َا‬ .

"...mereka berlalu begitu saja dengan menjaga


kehormatan dirinya." (Tafsir Ibnu Katsiir, Juz III,
hal. 421).

Inilah di antara sifat dari sifat-sifat


'Ibaadurrahmaan (hamba-hamba Allah Yang
Maha Pemurah).

26
Nasehat Kesembilan
Satu Maksiat Akan Menyeret Kepada
Maksiat Lain.

Sudah menjadi kaidah di kalangan ulama


bahwa satu maksiat akan menyeret kepada
maksiat yang lain, sebagaimana suatu kebaikan
akan menyeret pada kebaikan yang lain dan
hal ini sangat nyata.

Dalam merayakan tahun baru salah satu sebab


tersebarnya maksiat, seperti zina, minum
khamer, peredaran narkoba, ikhtilath (campur
baur antara laki-laki dan perempuan).

27
Nasehat Kesepuluh
Larangan Mengada-Adakan
Perkara Baru dalam Agama.
Sebagian dari kaum muslimin yang tidak
ikut-ikutan keluar merayakan tahun baru di
jalan dengan cara meniup terompet,
membunyikan petasan, dan lain sebagainya.
Namun mereka melakukan hal-hal yang tidak
pernah disyariatkan di dalam Islam. Salah satu
di antaranya adalah dzikir akhir tahun.

Padahal Nabi shallallahu 'alaihi wasallam


bersabda:

َ ُ َ ُْ ِ ْ َ َ ‫ث ِ ْ أ َ ْ ِ َ َ َا‬
َ َ ْ َ‫َ ْ أ‬
‫ َرد‬.
"Barangsiapa yang mengada-ada dalam urusan
kami ini sesuatu yang bukan termasuk darinya,

28
maka tertolak." (Diriwayatkan oleh al-Bukhariy
dan Muslim).

Dalam riwayat Muslim,

‫َ َ ْ ِ أ َ ْ ُ َ َ ُ َ َرد‬ َ َْ ً ََ َِ َ ْ َ .

"Barangsiapa yang melakukan suatu amalan


yang tidak ada dasar perintah dari kami, maka
tertolak."

Demikian juga hadits Nabi shallallahu 'alaihi


wasallam bersabda:
ٍََ ْ ُ ِ َ َ ْ ُ ‫َو إِ ُ ْ َو‬
ُ ‫ت ا ْ ُ ُ ْ ِر َ ِن‬
ٌ َ َ َ ٍ َ ْ ِ ُ ‫ ِ ْ َ ٌ َو‬.
"Waspadailah perkara yang diada-adakan,
karena setiap perkara yang diada-adakan
adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah
kesesatan." (Diriwayatkan oleh Abu Daud dan
at-Tirmidziy).

29
Syeikh Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin
rahimahullah menyebutkan faedah dari hadits
ini bahwa: "Peringatan terhadap bid'ah, yaitu
perkara-perkara yang diadakan di dalam
agama,

Para ulama juga sepakat bahwa sebuah ibadah


akan diterima di sisi Allah Subhanahu Wata'ala
apabila terpenuhi dua syarat, yaitu:

1. Ikhlash karena Allah semata.


2. Mutaba'ah (mengikuti) tuntunan
Rasululullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Syeikh Utsaimin rahimahullah menyebutkan


bahwa Mutaba'ah tidak akan terwujud kecuali
dengan enam syarat, yaitu:

1. Amalan tersebut sesuai dengan syariat dari


sisi sebabnya.

30
Contoh: Seorang setiap kali dia masuk
rumahnya dia shalat dua rakaat, maka hal
tersebut tertolak, karena dia melakukan suatu
ibadah yang tidak sesuai dengan syariat dari
sisi sebabnya.

2. Amalan tersebut sesuai dengan syariat dari


sisi jenisnya.

Contoh: Seorang berkurban dengan kuda,


maka tidak akan diterima, karena melakukan
suatu ibadah yang tidak sesuai dengan syariat
dari sisi jenisnya.

3. Amalan tersebut sesuai dengan syariat dari


sisi jumlahnya.
Contoh: Seorang berwudhu dengan mengusap
anggota wudhunya lebih dari tiga kali, maka
ini tidak diterima. Karena yang ditetapkan
dalam syariat hanya sampai tiga kali.

31
4. Amalan tersebut sesuai dengan syariat dari
sisi tata caranya.

Contoh: Seorang shalat, dan dia sujud sebelum


rukuk maka shalatnya tidak akan diterima.
Karena dia melakukan ibadah yang tidak
sesuai dengan syariat dari sisi tata caranya.

5. Ibadah tersebut sesuai dengan syariat dari


sisi waktunya.

Contoh: Seorang menyembelih hewan


qurbannya sebelum shalat 'Ied, maka
qurbannya tidak akan diterima, karena dia
melakukan ibadah yang tidak sesuai dengan
syariat dari sisi waktunya.

6. Ibadah tersebut harus sesuai dengan syariat


dari sisi tempatnya.

Contoh: Seorang I'tikaf di sekolah atau di


rumahnya, maka I'tikafnya tidak diterima,
32
karena dia melakukan ibadah yang tidak sesuai
dengan syariat dari sisi tempatnya.

Maka tidak ada amalan khusus di malam tahun


baru, baik berupa dzikir, doa, istighatsah, atau
bentuk ibadah yang lainnya, karena tidak
sepotong dalil pun yang dinukil dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam, para sahabat,
tabi'in dan orang-orang yang mengikuti
mereka dengan baik. Wallahu a'lam.

33
Para pembaca yang kami cintai,

Semoga kita semua selalu diberi hidayah oleh


Allah Subhanahu Wata'ala untuk meniti jalan
yang benar.

Kami tutup nasehat ini dengan sebuah fatwa


ulama besar di masa ini yaitu Syeikh Shaleh
bin Abdul Aziiz bin Muhammad Alu Syeikh
hafizhahullah tentang perayaan tahun baru,
beliau berkata:

: ‫ا‬ ‫دا‬ ‫ا‬ ‫إ‬


‫ و‬،‫ا م‬ ‫و‬، ‫ ورأس ا‬،‫ا د‬
‫أو‬ ‫ و ا‬: ‫ذ‬:
Mengadakan berbagai macam hari raya yang
bid'ah seperti ulang tahun, tahun baru, hari ibu
dan lain sebagainya.

Ini semua terlarang berdasarkan tiga hal:

34
‫ أ‬،‫ُ ع‬ ّ ‫ أ‬:‫ا ول‬
‫دو‬ ‫ وا‬، ‫ا‬ ‫ا س‬
،‫ب ا دات‬ ‫ح وا ج‬
‫ و إ اره‬، ‫ء‬ ‫ز إ اث‬
‫وا‬.
1. Ini merupakan bid'ah yang tidak pernah
disyariatkan. Hanya manusia yang membuat
perayaan tersebut berdasarkan hawa nafsu
mereka. Berbagai hari raya dan kebahagiaan
serta semangat yang ditimbulkannya termasuk
dalam cakupan ibadah, sehingga tidak boleh
mengada-dakan hal yang baru di dalamnya
dan tidak boleh mengakui atau menunjukkan
sikap ridha terhadap hal yang diada-adakan
tersebut.
‫ا‬ ‫م‬ ‫ا‬ َ ‫ أ ّن‬: ‫ا‬
‫م‬ ِ ‫س‬
ُ ‫حا‬ ‫ َا‬:
35
.‫ه‬ ‫وأ َم‬ ‫وا‬ ‫ و َ ا‬،‫م‬ ‫ا‬
، ‫ وا‬،‫ي‬ ‫ وا‬،‫ وأ داود‬، ‫و روی أ‬
، ‫د‬ ‫و‬
‫ )) م ف‬:‫ل‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ا‬
.((‫م‬ ‫أ ا‬ ‫وأ م‬ ‫و ما‬
ّ‫أ‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫وروی ا‬
: ،(( ‫م ًا و ا‬ ُ ‫ )) إن‬:‫ل‬
‫ص‬ ‫د ا‬ ‫ا‬ ،‫م‬ ‫أ ا‬
‫د د ن‬ ‫ا‬.
2. Bahwasanya umat Islam hanya memiliki dua
hari raya dalam suatu tahun dan tidak ada hari
raya yang lain yaitu:

1. Hari raya Idul Fithri, pada saat manusia


bergembira karena telah menyempurnakan
ibadah puasa.

36
2. Hari raya Idul Adha, kurban, dan hari-hari
mina setelahnya.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad,


Abu Daud, at-Tirmidziy dan an-Nasaiy dan
dari selain mereka dengan sangat yang shahih
dari Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam beliau
bersabda:

‫وأ م‬ ‫م فو ما‬
‫م‬ ‫أ ا‬
"Hari Arafah, hari penyembelihan, dan
beberapa hari di Mina adalah hari raya kami
kembali Islam."

Dan dalam riwayat Syaikhain, Nabi shallallahu


'alaihi salam bersabda:

‫ًا و ا‬ ‫م‬ ُ ‫إن‬.

37
"Sesungguhnya setiap kaum mempunyai hari
raya, dan inilah hari raya kita."

Yang dimaksud yaitu, hari raya umat Islam.


Maka panyandaran (idhaafah) di sini terdapat
dalil pengkhususkan hari raya dengan agama.

‫ب‬ ‫أ ا‬ ‫ر‬ َ‫ أ‬: ‫ا‬


ّ ‫عو‬ ‫د‬ ‫إ اث أ‬ ‫و‬
‫و‬، ‫رون ك‬ ‫أ‬
‫ذ‬ ‫ا‬.
3. Bahwasanya hal itu menyerupai
orang-orang kafir dan Ahlul Kitab dan selain
mereka dalam mengendalikan hari raya yang
tidak pernah disyariatkan. Dan tidak diragukan
bahwa kita diperintahkan untuk meninggalkan
penyerupaan dengan mereka dan memutus
hubungan penyerupaan dengan mereka.

38
(Fatwa ini daambil dari Kitab al-Minzhaar Fii
Bayaan Katsiir Min al-Akhthaa' asy-Sya'iah, hal.
18).

39
Walhamdulillahi Rabbil
‘aalamiin.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya
segala kebaikan menjadi sempurna.

Demikianlah sepuluh nasehat yang dapat kami


sebutkan dalam tulisan ringkas ini.

Mudah-mudah dapat memberi manfaat


kepada para pembaca, dan mari kita selalu
memiliki semangat untuk menyebarkan
kebaikan dan mencegah dari kemungkaran.

‫آ و‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫و‬


‫رب ا‬ ‫ وا‬.‫ا‬ ‫و‬.

40
Biografi Penulis
Nama lengkap : Anshari, S.Th.I, MA.
Lahir : Sinjai, 14 April 1983
Status : Menikah
Website : abuamatillahanshari.com

Pendidikan Formal
● SD Negeri 1 Tadi, Kec. Sinjai Tengah,
Kab. Sinjai.
● SMP Negeri 1 Kec. Sinjai Tengah, Kab.
Sinjai.
● SMK Nasional Makassar.
● S1 UIN Alauddin Makassar.
● S2 Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta.
41
Pendidikan Non-Formal
(Belajar Islam)

● Ma'had As-Sunnah Makassar.


● Ma'had Darussunnah Pesanggrahan,
Ciputat.

Karya Penulis
(Buku Cetak dan E-Book)

● Hadits-Hadits Tentang Kesesatan


Bid'ah.
● Pernikahan Dini dalam Perspektif
Hadits.
● Adab-Adab Setiap Muslim di Atas
Tuntun Al-Qur'an dan Sunnah.
● Menggapai Doa Malaikat.

42
● Benteng Seorang Muslim Dari
Keburukan.
● Keutamaan Sepuluh Hari Pertama
Bulan Dzulhijjah

Aktivitas
● Pembina Sekolah Islam Al-Bayyinah
Makassar.
● Kepala Sekolah SD Islam Al-Bayyinah
Makassar.
● Pembina dan penulis Madrosah Sunnah
Makassar.
● Pembina dan Penulis Pusat Dakwah dan
Kajian Sunnah Gowa.
● Pembina Rumah Dakwah Samata
Gowa.

43
Kontak Penulis
E-mail : abuamatillahanshari.official@gmail.com

Instagram : @abuamatillahanshari

Fanspage : Abu Amatillah Anshari

44

Anda mungkin juga menyukai