Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM OTOMASI INDUSTRI

PENGENALAN TRAINER PLC

NAMA : IBNU RAHMAN


NIM : 32319058
KELAS : 3.C (D3.Teknik Elektronika)
KELOMPOK : 4 (Empat)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021/2022
I. Tujuan
1. Mengenal bagian-bagian dalam Trainel PLC
2. Memahami dan mengerti prinsip dasar Trainer PLC
3. Menghubungkan PLC dengan peralatan input atau output luar
4. Memahami dan mengerti cara memasukkan program, menjalankan dan
mengaplikasikannya kedalam PLC

II. Teori Dasar


1. PLC
1.1 Pengertian PLC
PLC atau singkatan dari Programmable Logic Controller PLC yaitu kendali logika
terprogram yang merupakan suatu piranti elektronik yang dirancang untuk dapat
beroperasi secara digital dengan menggunakan memori sebagai media penyimpanan
instruksi-instruksi untuk menjalankan fungsi-fungsi logika,seperti fungsi pencacah, fungsi
urutan proses, fungsi monitor proses pengendalian,fungsi pewaktu, fungsi aritmatika dan
fungsi lainnya dengan cara memrogramnya.
Bagian-bagian utama PLC adalah Central Prossesor Unit, memori berupa RAM dan
EPROM, modul masukan dan keluaran (I/O, input/output) serta unit catu daya, sedangkan
peralatan periferal adalah peralatan yang dapat dihubungkan dengan PLC guna membantu
dalam pengoperasiannya seperti pemrograman yang menggunakan Console Programmer.

(Tampilan luar Trainer PLC) (Tampilan pengkabelan Trainer PLC)

(Tampilan komponen-komponen dalam Trainer PLC)


1.2 Bagian-bagian Trainer PLC
Seperti yang diketahui PLC merupakan rangkaian dimana memiliki bagian
dan fungsinya masing-masing. Adapun bagian-bagian yang akan digunakan dalam
percobaan kali ini yaitu:
a. PLC
PLC itu sendiri yang telah dijelaskan diatas yaitu memonitoring plant dan juga
control sekuensial.
b. Power Module
Power Module berfungsi sebagai penerima tegangan dari sumbernya atau bisa
dikatakan sebagai penerima sumber tegangan yang dapat membuat trainer
berjalan.
c. Input
Input atau masukan pada trainer ini berfungsi untuk menerima masukan dimana
terdapat saklar yang menentukan input mana yang akan diterima baik itu dari
input internal atau input eksternal
d. Power Supply
Pada bagian ini dimana yang akan menerima tegangan dari power module yang
nantinya akan diteruskan pada pemrosesan trainer yang terbagi atas dua
sumber, yaitu sumber output DC 24 VDC dan sumber output AC 220 VAC.
e. Digital Input
Digital input ini terdiri dari beberapa saklar yang bisa digunakan sebagai saklar
biasa dan push button yang nantinya berfungsi untuk memberi nilai logika 0
atau logika 1, serta pada digital input ini memiliki masing-masing alamat
tersendiri.
f. Digital Output
Digital outpu ini terdiri dari beberapa led yang akan menerima data dari saklar
yang jika diberi nilai logika 1 akan menyala dan jika diberi logika 0 akan mati,
terantung jenis logika yang diterima oleh digital input.
g. Input PLC
Pada Input PLC berfungsi membaca perangkat input device sebagai perantara
sebelum menyalurkan sinyal input device ke CPU. Dimana pada bagian ini
terdapat port kabel jumper ataupun port untuk kabel banana to banana.
h. Output PLC
Untuk Output PLC berfungsi membaca perangkat dari output sebagai perantara
setelah mendapat sinyal input yang dari CPU oleh input PLC. Dimana pada
bagian ini terdapat juga port kabel jumper ataupun port untuk kabel banana to
banana.

1.3 Fungsi dan kegunaan PLC


Fungsi dan kegunaan PLC sangat luas. Dalam prakteknya PLC dapat dibagi
secara umum dan secara khusus.
a. Secara umum fungsi PLC adalah sebagai berikut:
1. Sekuansial Kontrol, PLC memproses input sinyal biner menjadi output yang
digunakan untuk keperluan pemprosesan teknik secara berurutan
(sekuansial), disini PLC menjaga agar semua step atau langkah dalam
proses sekuansial berlangsung dalam urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant. PLC secara terus menerus memonitor status suatu sistem
(misalnya temperatur, tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan
yang diperlukan sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai
sudah melebihi batas) atau menampilkan pesan tersebut pada operator.
b. Sedangkan fungsi PLC secara khusus adalah dapat memberikan input ke CNC
(Computerized Numerical Control). Beberapa PLC dapat memberikan input ke
CNC untuk kepentingan pemprosesan lebih lanjut. CNC bila dibandingkan dengan
PLC mempunyai ketelitian yang lebih tinggi dan lebih mahal harganya.CNC
biasanya dipakai untuk proses finishing, membentuk benda kerja, moulding dan
sebagainnya.
1.4 Prinsip kerja PLC
Prinsip kerja sebuah PLC adalah menerima sinyal masukan proses yang
dikendalikan lalu melakukan serangkaian instruksi logika terhadap sinyal masukan
tersebut sesuai dengan program yang tersimpan dalam memori. Adapun
penjabarannya yaitu, Cara kerja PLC dimulai dari sinyal input yang berbentuk apa
saja. Input ini dapat berupa perintah dari operator langsung, data dari mesin atau
sistem lain, atau keluaran PLC yang digunakan sebagai data baru. Selanjutnya, input
tersebut segera masuk ke bagian CPU yang berguna untuk processing. Secara
konsep, PLC mirip komputer hanya lebih sederhana. Di tahap ini, logika dan program
yang telah diterapkan segera melakukan tugasnya.Processing dibuat dengan
prosedur sederhana dan minimal agar lebih efisien. Bagian terakhir adalah kirim
perintah atau keluaran. Ini merupakan output berupa sinyal ke mesin target. Output
segera diterapkan pada mesin lain yang juga terkoneksi ke PLC. Selain itu, perintah
dapat pula menjadi input untuk sistem lain.

2. Conveyor
2.1 Pengertian Conveyor
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan
barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di industri
untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Dalam
kondisi tertentu, Conveyor banyak dipakai karena mempunyai nilai ekonomis
dibanding transportasi berat seperti truk dan mobil pengangkut. Jenis Conveyor
membuatpenanganan alat berat tersebut / produk lebih mudah dan lebih efektif.
Banyak Conveyorrol dapat bergerak secepat 75 kaki / menit. Conveyor dapat
memobilisasi barang dalam jumlah banyak dan kontinyu dari satu tempat ke tempat
lain. Perpindahan tempat tersebut harus mempunyai lokasi yang tetap agar sistem
conveyor mempunyai nilai ekonomis. Kelemahan sistem ini adalah tidak mempunyai
fleksibilitas saat lokasi barang yang dimobilisasi tidak tetap dan jumlah barang yang
masuk tidak kontinyu.
2.2 Jenis-jenis Conveyor
Conveyor ini sendiri memiliki berbagai macam jenis. Adapun jenis-jenis Conveyor
yang sering digunakan diantaranya:
a) Roller Conveyor
Sesuai dengan Namanya, conveyor ini menggunakan roller sebagai alat untuk
mengangkut barang. Dalam pengoperasiannya, Roller Conveyor memanfaarkan
gravitasi bumi dan ada jga yang memanatkan dengan tarikan dan dorongan.
System relloer didesain khusus agar sesuai dengan barang yang diangkut,
misalnya logam, karet, tembaga, dan lain sebagainya
b) Belt Conveyor
Conveyor jenis ini memiliki sabuk yang berfungsi untuk menahan benda-benda
padat. Belt Conveyor sangat cocok untuk mentransfer aterial secara mendatar.
Namun, bukan berarti tidak dapat mengangkut barang dengan sudut yang
miring. Tingkat kemiringan maksimum yang dapat dijangkau konveyor belt
adalah 18 derajat. Umumnya, Belt Conveyor ini digunakan untuk mengangkut
bahan-bahan dar industry pertambangan , metalurgi dan batu bara.
c) Chain Conveyor
Berdasarkan namanya, Chain Conveyor tersusun dan terhubung menggunakan
rantai untuk melakukan tarikan dari unit penggeraknya. Chain Conveyor dapat
memiliki untai rantai ganda atau tunggal tergantung dari kebutuhan indusri.
Mekanisme kerjanya adalah beban diposisikan pada rantai yang kemudian ran
tai akan bergerak maju untuk menarik beban sampai tujuan akhir. Sedangkan
industry yang umumnya menggunakan Chain Conveyor ini adalah industry
otomotif, pabrik cat, atau industry pengecetan yang memudahkan proses
pengecetan karena dapat melakukan pergerakan produk yang seragam.
d) Screw Conveyor
Screw Conveyor ini terdiri dari pisau berpilin yang disebut flight. Sedangkan
flight ini mengelilingi suatu sumbu sehingga bentuknya menyerupai Screw atau
sekrup. Berdasarkan bentuknya, Screw Conveyor ini merupakan jenis Conveyor
yang cocok untuk mentransfer bahab aku padat maupun bubuk (powder). Salah
satu keunggulan dari jenis ini yaitu mampu memindahkan salju ke impeller. Dari
keunggulan yang disebut maka jenis Conveyor ini tidak banyak digunakan oleh
industry-industri di Indonesia.
e) Pneumatic Conveyor
Pneumatic Conveyor ini memiliki bentuk yang berbeda dari conveyor yang
disebutkan di atas. Pneumatic Conveyor adalah jenis yang memanfaatkan aliran
udara sehingga cocok digunakan untuk mengangkut bahan-bahan ringan yang
berbentuk bongkahan-bongkahan kecil. Conveyor jenis ini juga cocok digunakan
untuk bahan yang harus selalu terjaga kebersihannya. Contohnya seperti biji-
bijian dan bahan lumat seperti soda.

Sebenarnya masih banyak jenis-jenis Conveyor selain di atas. Namun, kelima


jenis yang disebutkan merupakan jenis conveyor yang paling sering dijumpai
dalam dunia industry.
2.3 Cara kerja Conveyor
Sebelumnya, harus diketahui terlebih dahulu bahwa cara kerja mesin ini dibagi
ke dalam dua bagian. Pertama dengan menggunakan sebuah motor gearbox untuk
menggerakkan driver roller atau roll conveyor, atau menggunakan driver sebagai
penggeraknya, biasanya cara kedua digunakan untuk screw conveyor. Adapun cara
kerjanya sebagai berikut :
a) Bagian mesin
Jika Anda mengetahui mesin conveyor, maka akan ditemukan beberapa
komponen seperti motor, bed karet, driven pulley dan belt. Pada dasarnya, belt
yang digunakan akan berbeda-beda, ada yang berbentuk huruf V, bersekat, ada
juga yang polos. Bagian-bagian tersebutlah yang akan bekerja dan menggerakan
mesin.
Ketika menggunakan gearbox maka kecepatannya akan lebih stabil. Penggunaan
gearbox ini bukan tanpa alasan, sebab jika menggunakan motor biasa maka
kecepatannya tidak akan terkendali ketika dikoneksikan ke drive pulley. 
Sementara drive pulley ini merupakan sebuah roller yang mempunyai bentuk
silinder di bagian paling ujung pada mesin. Komponen inilah yang nantinya akan
menarik karet atau belt dari conveyor yang dalam membantu penggerakannya
menggunakan sproket dan lantai.
b) Cara kerja mesin (bagian Belt)
Setelah Anda mengetahui apa saja bagian mesin dan kegunaannya, maka
selanjutnya prinsip kerja conveyordalam pengaplikasiannya. Sebelumnya sudah
dijelaskan bahwa salah satu bagiannya yaitu belt conveyor yang akan berfungsi
untuk mengangkut barang-barang di atas belt. Belt ini digerakan oleh motor
dengan kekuatan tertentu.
Motor ini pun sangat berperan penting untuk mesin dan belt. Di mana
digunakan sebagai penggerak belt yang kosong dan mengatasi gesekkan antar
idler atau penyangga belt dengan komponen lainnya. Nantinya belt akan
digerakan secara mendatar, atau secara tegak (vertikal). Selain belt, tripper dan
perlengkapan lain pun digerakkan oleh motor ini. sekaligus juga memberikan
percepatan pada belt yang bermuatan.
c) Prinsip kerja keseluruhan
Prinsip kerja yang dilakukan oleh mesin ini pun sangat simpel dan
sederhana. Motor listrik yang ada pada mesin akan berputar yang nantinya
diteruskan ke gearbox. Meskipun demikian, saat ini sudah banyak yang
menyatukan motor listrik dengan gearbox sehingga lebih praktis dan simpel.
Tenaga yang dihasilkan dari motor listrik dan gearbox ini akan diteruskan
langsung ke drive pulley.
Selain penggunaan gearbox dalam penggerakan mesin, ada juga yang
menggunakan jenis mesin screw conveyor. Tentunya penggunaan mesin ini lebih
simpel dan mudah dilakukan. Apalagi pada mesin screw ini tidak memerlukan
sparepart yang banyak. Meskipun demikian, dalam penggunaannya, mesin ini
memerlukan ruang tertutup untuk mengangkut muatan khusus.
Pada dasarnya prinsip kerja mesin conveyor itu tidak terlalu rumit. Hanya
sebatas pergerakan motor yang nantinya akan menggerakan belt pembawa
muatan. Nantinya, muatan bisa berpindah lebih cepat . pun ketika Anda ingin
memilah-milah barang bisa dengan mudah dilakukan. Nah, itulah prinsip kerja
conveyor yang harus Anda ketahui.

III. Alat dan Bahan


1. Laptop
2. Trainer KIT PLC
3. Conveyor
4. Sortware aplikasi XG5000
5. Kabel Power Trainer KIT PLC
6. Kabel LAN
IV. Gambar Rangkaian

V. Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Membuat rangkaian yang akan dipraktikkan di aplikasi XG5000 yang telah diinstal.
3. Menghidupkan modul PLC dengan menghubungkan kabel power ke sumber listrik.
4. Menghubungkan Laptop/PC ke modul PLC dengan menggunakan kabel LAN dari port
LAN Laptop/PC ke modul PLC, lalu mengatur point-point yang akan disetting.
5. Untuk Percobaan pertama dimana rangkaian yang telah dibuat dijalankan atau
disimulasikan yang nanti hasilnya akan keluar pada modul PLC, lalu amati setiap hasilnya
jika setiap saklar yang ditekan. Catat hasilnya pada table hasil percobaan.
6. Untuk percobaan kedua dimana kita akan mengaplikasikannya ke alat Conveyor.
Memperhatikan setiap benda yang akan dideteksi oleh sensor pada Conveyor dimana
sensor tersebut terprogram oleh sotware aplikasi XG5000 dimana penyederhanaan
logikanya berbentuk rangkaian yang dibuat. Kemudian mencatat hasil yang didapat.
7. Jika selesai, terlebih dahulu mencabut atau mematikan sumber power yang terhubung
pada modul PLC dengan meng OFF kan saklar pada bagian Power Module lalu mencabut
kabel power yang tercolok pada stop kontak. Setelah itu mencabut semua kabel yang
terpasang pada modul PLC.
VI. Data Hasil Percoban
1. Gambar hasil percobaan

Table hasil percobaan


Saklar (P00D) LED (P002F)
Sumber power Conveyor Lampu Indikator
0 Mati
1 Nyala

2. Gambar hasil percbaan

Tabel hasil percobaan


Saklar (P00D) Saklar (P0B) LED (P002E)
Sumber power Conveyor Saklar manual motor Conveyor (Motor Conveyor)
1 0 Mati
1 1 Nyala
Saklar (P00D) Saklar (P0C) LED (P002D)
Sumber power Conveyor Saklar manual pengisian/Loader (Motor Loader/pengisi)
1 0 Mati
1 1 Nyala
Saklar (P00D) Saklar (P0E) LED (P002C)
Sumber power Conveyor Saklar Sensor Induksi (Motor Unloader/pendorong)
1 0 Mati
1 1 Nyala
3. Gambar bagian Conveyor
(Convetor Belt Control) (Tabung Loader)

(Sensor dan Motor Unloader)

VII.
VII. Analisis Data Hasil Percobaan
1. Percobaan pertama
a. Ketika saklar (P00D) tidak ditekan maka keluarannya yaitu LED (P002F) mati,
sedangkan saat saklar (P00D) ditekan maka keluarannya LED (P002F) akan nyala.
b. Untuk langkah ini dimana saklar (P00D) harus dalam konsisi ON. Selanjutnya untuk
pengoperasian tahap ini menggunakan saklar (P00B) sebagai acuannya sehingga
apabila saklar (P00B) tidak ditekan LED (P002E) mati, sedangkan jika saklar (P00B)
ditekan maka LED (P002E) akan menyala.
c. Untuk langkah ini juga dimana saklar (P00D) harus dalam konsisi ON. Selanjutnya
untuk pengoperasian tahap ini menggunakan saklar (P00C) sebagai acuannya
sehingga apabila saklar (P00C) tidak ditekan LED (P002D) mati, sedangkan jika saklar
(P00C) ditekan maka LED (P002D) akan menyala.
d. Begitupun dengan langkah ini dimana saklar (P00D) harus dalam konsisi ON.
Selanjutnya untuk pengoperasian tahap ini menggunakan saklar (P03) sebagai
acuannya sehingga apabila saklar (P00E) tidak ditekan LED (P002C) mati, sedangkan
jika saklar (P00E) ditekan maka LED (P002C) akan menyala.

2. Percobaan kedua dengan menggunakan Conveyor


Saklar P00D pada trainer PLC harus di ON-kan dan memastikan indikator ON/OFF
sistem alamat P002F pada output internal trainer PLC menyala, hal ini dilakukan agar
PLC menyala dan terhubung pada Conveyor. Setelah di ON-kan, untuk menyalakan
motor konveyor sebagai penggerak, maka saklar internal alamat P002E pada trainer PLC
diaktifkan. Untuk mengisikan benda dan mengidentifikasi benda terlebih dahulu, perlu
untuk mengisi tabung loader. Setelah diisi, kemudian menekan push-button input
internal alamat P00C pada PLC untuk mengaktifkan motor loader untuk mendorong
objek yang ada pada tabung loader. Setelah, objek terdorong maka objek tersebut akan
berjalan bersama solenoid dan akan melalui sensor yang terhubung pada output
eksternal trainer PLC alamat P00F. Setelah melalui sensor dan objek terdeteksi sebagai
objek besi, maka motor unloader akan otomatis aktif dan mendorong objek yang melalui
sensor tersebut.

VIII. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik pada percobaan kali ini yaitu, kita melakukan
penyederhanaan logika yang kemudian penyederhanaan ini akan didefinisikan dalam
bentuk rangkaian input output pada aplikasi XG5000. Aplikasi ini berfungsi untuk
mengirimkan data agar dapat memprogram sensor pada Conveyor yang nantinya
bekerja jika mendeteksi jenis bahan. Dimana apabila bahan tersebut terdeteksi maka
sensor yang bekerja akan sesuai dengan perintah yang telah diprogram. Tidak hanya
itu, pada percobaan ini dimana kita bias belajar jenis-jenis sensor dimana memiliki
keampuan untuk mendeteksi subjek masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai