Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM OTOMASI INDUSTRI

APLIKASI INTRUSKSI DASAR 2

OLEH:

DEBY NOVIANA SITUMORANG


323 19 056

3C

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG MAKASSAR
2021
APLIKASI INSTRUKSI DASAR 2

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat mengaplikasikan beberapa instruksi dasar lanjut untuk pengendalian
pada sebuah trainer conveyor sacara otomatis.
2. Dapat membuat program PLC berdasarkan tahapannya untuk proses
pengendalian pada sebuah trainer conveyor secara otomatis.

B. TEORI DASAR
Conveyor adalah suatu sistem mekanik yang mempunyai fungsi memindahkan
barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak dipakai di Industri
untuk transportasi barang yang jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan.
Penarapan PLC pada conveyor yaitu memanfaatkan PLC untuk digunakan sebagai
sistem pengendali otomatis pada conveyor. Untuk mengendalikan kerja dari
pergerakan conveyor ini yaitu menggunakan software. Salah satu program yang
digunakan dalam pembuatan kontrol conveyor adalah Ladder Diagram. Diagram
ini dibuat untuk rancangan atau desain sistem pengendali pada PLC yang
kemudian Diagram Ladder ini dibuat data mnemonic untuk ditransfer ke CPU
PLC melalui USB kemudian program ladder yang dibuat menggunakan software
akan dipindahkan langsung ke dalam memori PLC. Biasanya ladder ini dibuat
setelah dibuatnya rangkaian konvensional dan sandur ke Ladder Diagram,
sehingga mempermudah dalam mendesain suatu rancangan pengendali. Pada
sistem pengendalian conveyor berbasis PLC, diagram laddernya menyusul setelah
rangkaian telah terpasang semua. Apabila program PLC yang dilakukan dengan
menggunakan Programming Consule, maka Ladder Diagram nya harus
diterjemahkan terlebih dahulu ke dalam tabel mnemonic untuk transfer program
dari Programming Consule ke CPU PLC. Dibawah ini merupakan instuksi-
instruksi dasar yang akan digunakan:
1. Self Holding Logic

Fungsi Self Holding diatas memiliki fungsi yang sama seperti SET – RESET
diatas hanya saja lebih simpel dan menggunakan 1 Network saja serta merupakan
perpaduan antara OR dan AND sebenarnya . Apabila PB5 ditekan
atau HIGH maka Lamp4 akan menyala, apabila PB5 dilepas atau OFF maka tetap
saja lamp4 akan menyala , dan untuk mamatikannya gunakan PB6 untuk
melakukan Reset.
2. Interlock Logic

3. Memori
Memori merupakan tempat menyimpan data sementara dan tempat
menyimpan program yang harus dijalankan, dimana program tersebut merupakan
hasil terjemahan dari Ladder Diagram yang dibuat oleh user. Sistem memori PLC
juga mengarah pada teknologi flash memory. Dengan menggunakan flash
memory maka akan sangat mudah bagi pengguna untuk melakukan programming
maupun reprogramming secara berulang-ulang. Selain itu pada flash memory juga
terdapat EPROM yang dapat dihapus berulang-ulang. Sistem memori dibagi
dalam blok-blok dimana masing-masing blok memiliki fungsi sendiri-sendiri.
Beberapa bagian dari memori digunakan untuk menyimpan status dari input dan
output, sementara bagian memori yang lain digunakan untuk menyimpan variable
yang digunakan pada program seperti nilai timer dan counter. PLC memiliki
suatu rutin kompleks yang digunakan untuk memastikan memori tidak rusak. Hal
ini dapat dilihat lewat lampu indikator pada PLC. Memory tipe M atau memoti bit
pada PLC adalah memori yang digunakan untuk menyimpan keadaan 1 dan 0 tanpa harus
dikeluarkan output, dikarenakan jumlah output di suatu PLC sangat terbatas sedangkan
jumlah pada memori bit cukup banyak yaitu 256 bit.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Trainer PLC
2. Trainer Conveyor
3. Aplikasi XGB-5000
4. Cincin Metal
5. Laptop/PC
D. LANGKAH KERJA
1. Membuat list komponen input output beserta alamatnya.
Input

Komponen Alamat

P00E
Sensor Induksi

Tombol F1 P000

Tombol F2 P001
Tombol F3 P002

Output:

Komponen
Alamat

Lampu On/OFF P02F

Motor Conveyor P02E

Motor Loader P02D

Motor Unloader P02C

2. Membuat diagram ladder pada aplikasi XGB-5000 berdasarkan


komponen dan alamat serta tidak lupa menggunakan instruksi-instruksi
dasar lanjutan.

3. Menyalakan trainer PLC kemudian mengunggah program pada aplikasi


XGB-5000 ke trainer PLC.
4. Setelah itu, kemudian menyalan trainer motor conveyor kemudian
menyusun rangkaian pada trainer sesuai dengan rangkaian pada aplikasi
XGB-5000
5. Mengamati trainer conveyor sesuai dengan kondisi yang diinginkan.

E. HASIL PERCOBAAN

Gambar 1. Rangkaian pada trainer conveyor

Gambar 2. Percobaan pada trainer conveyor


F. ANALISA PERCOBAAN

Pada gambar 1 merupakan port input dan port output yang digunakan pada
trainer konveyor yang mana dihubungkan dengan trainer PLC. Pada
praktikum ini terdapat 3 tombol yang mana berfungsi sebagai input.
Tombol F.1 berfungsi untuk meng on/offkan sistem yang mana hal tersebut
ditandai dengan lampu indikator
Tombol F.2 berfungsi untuk mengaktifkan motor conveyor dan motor loader
tetapi motor loader hanya menyala sekali
Tombol F.3 berfungsi untuk mengnonaktifkan motor conveyor yang dimana
hal ini ditandai dengan output tidak memberikan reaksi apapun ketika cincin
yang bersifat logam lewat dibawah sensor induksi
G. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa……

Anda mungkin juga menyukai