e-mail: rezabaskarazpk@gmail.com
Abstrak
PT. Newmont Nusa Tenggara merupakan salah satu perusahaan yang menerapkan sistem otomatisasi hampir dalam
berbagai area kerja. Salah satu penerapan sistem otomatisasi pada PT. Newmont Nusa Tenggara diterapkan pada bagian
grinding, yaitu pada pebble crusher. Untuk menunjang proses pada pebble crusher, PT. Newmont Nusa Tenggara
menggunakan transfer conveyor shuttle sebagai alat untuk menentukan tempat pengisian pada salah satu atau pada
kedua cone crusher surge bin sekaligus berdasarkan keadaan atau level bin tersebut. Pada keadaan tertentu, pebble
tersebut tidak melalui transport shuttle conveyor untuk selanjutnya diolah dengan crusher, namun dilakukan bypass
melalui bypass gate. Transfer conveyor shuttle pada PT. Newmont Nusa Tenggara ini menggunakan Allen Bredley
PLC-5/40 sebagai pengendali yang diprogram dengan menggunakan ladder diagram dan sebagai akuisisi data digital
serta analog, DCS Bailey INFI 90 sebagai pengendali kontrol loop dan akuisisi data analog, dan HMI sebagai tampilan
pada control room yang digunakan untuk memantau proses dan melakukan aksi kendali pada plant. Pada makalah ini,
akan dijelaskan mengenai pengaturan secara singkat interkoneksi antar komponen penggerak transfer conveyor shuttle
dan antara plant, PLC, DCS, dan HMI pada PLC cabinet transfer shuttle conveyor PT. Newmont Nusa Tenggara.
Kata Kunci: Transfer Conveyor Shuttle, PLC, DCS, HMI, Data Analog, Data Digital.
Abstract
PT. Newmont Nusa Tenggara is one of the companies that implement the automation system nearly in various work
areas. . One application of automation systems at PT. Newmont Nusa Tenggara is applied to the grinding, which is on
the pebble crusher. To support the process of the pebble crusher, PT. Newmont Nusa Tenggara use the transfer conveyor
shuttle as a tool to determine the feeding process place or places, on one or on both cone crusher surge bin at a time
based on the circumstances or the bin level. In certain circumstances, the pebbles is not through transport shuttle
conveyor for further processing with a crusher, but do bypass through the bypass gate. Transfer conveyor shuttle at PT.
Newmont Nusa Tenggara's using a Allen Bredley PLC-5/40 as a controller programmed using ladder diagrams and as a
digital and analog data acquisition, DCS Bailey INFI 90 as the controller that is controls the loop and analog data
acquisition, and HMI as the interface in control room to monitor the process and make some settings at the plant. In this
paper, writer will describe briefly about transfer conveyor shuttles interconnection of the drive components settings and
relation between the plant, PLC, DCS , and HMI on the transfer conveyor shuttles PLC cabinet on PT . Newmont Nusa
Tenggara .
Keywords: Transfer Conveyor Shuttle, PLC, DCS, HMI, Analog Data, Digital Data.
1. Pendahuluan
PT Newmont Nusa Tenggara merupakan industri
pertambangan bijih emas dan tembaga yang berskala
Internasional dan lokasi proyek PTNNT terletak di Batu
2. Metode
2.1. Sistem Kontrol Otomatis
(a)
(b)
Gambar 4 (a) Transfer Conveyor Shuttle (b) Bypass Conveyor
109, diantara bin 109 & 108, dan diantara bin 108 dan
111. Terdapat sembilan pasang limit switch yang
terpasang pada masing-masing sisi luar rel.
(a)
(b)
Gambar 5 (a) Sensor Ultrasonik (b) Limit Switch pada Lintasan
Transfer Conveyor Shuttle
(a)
(b)
Gambar 6 PLC Set pada Konsentrator 130 (a) Allen-Bradley
PLC-5/40 dengan Power Supply Allen-Bradley 1771P40S (b) Data Highway+ (DH+) 1784-U2DHP
berfungsi ataupun tidak (bypass), dapat pada keadaan diremote ataupun tidak, dan electrical alarm dapat menyala
ataupun tidak bergantung kondisinya, maka keempat
kombinasi S11, S12, dan S12 yang berasal dari 4 digit
xxxx sesuai urutan input: S3, S4, S5, dan S6 sehingga
dihasilkan empat digit feedback mask 2222.
Status override kontrol output (S14) pada gambar
4.14 aadalah 000, yang berarti bahwa status plant tidak
sedang pada kondisi override (ditunjukkan pada digit 0
pertama (paling kiri)), kontrol override berubah menjadi
mode manual (ditunjukkan pada digit 0 kedua) dan
default control output, dan operasi dalam keadaan normal
(ditunjukkan pada digit 0 ketiga). Pengaturan perizinan
(permissive) mode manual (S15) diatur pada 1,
menunjukkan bahwa mode manual diizinkan. Feedback
waiting time (S16) diatur pada 0 (detik), sehingga tidak
ada waktu tunggu feedback blok MSDD transfer
conveyor shuttle, atau dengan kata lain feedback input
langsung dibandingkan dengan feedback mask. Fault
waiting time (S17) diatur pada 0 (detik), sehingga begitu
alarm
berbunyi,
status
control
output
juga
mengindikasikan kondisi kegagalan pada sistem kontrol
lainnya. MSDD displat type (S18) diatur pada 0, sehingga
tampilan MSDD merupakan ampian default.
Next allowable mask number untuk ouput mask 1
(S19) (pada manual mode) 23, next allowable mask
number untuk ouput mask 2 (S20) (pada manual mode)
13, dan next allowable mask number untuk ouput mask 3
(S21) (pada manual mode) 12. Panjang pulsed outpud
(S22) diatur pada 10 (detik), hal ini berarti output
bergerak menuju output state yang dipilih (berganti-ganti,
ditentukan oleh kontrol input 1 dan 2 atau kendali
konsol). Mode awal (S23) pada saat startup diatur pada 0,
yang artinya startup dimulai secara manual. Startup track
flag (S24) bernilai 0, sehingga nilai awal control output
ditentukan oleh S23 selama startup.
Pada bagian output, output N merupakan start pulse,
output N+1 merupakan stop pulse selama 10s, output N+3
merupakan penggantian mode (switch mode) dari manual
menjadi otomatis maupun sebaliknya. Ketiganya
ditampilkan melalui faceplate MSDVDR.
4. Kesimpulan
Transfer conveyor shuttle pada PT. Newmont Nusa
Tenggara ini menggunakan Allen Bredley PLC-5/40
sebagai pengendali yang diprogram dengan menggunakan
ladder diagram dan sebagai akuisisi data digital serta
analog, DCS Bailey INFI 90 sebagai pengendali kontrol
loop dan akuisisi data analog, dan HMI sebagai tampilan
pada control room yang digunakan untuk memantau
proses dan melakukan aksi kendali pada plant. Transfer
conveyor shuttle PT. Newmont Nusa Tenggara bergerak
dan bekerja berdasarkan logika ladder diagram yang
diprogram dengan menggunakan software RSLogix5 dan
pembacaan sensor ultrasonik pada tiap-tiap bin. Function
code DCS yang digunakan pada pengaturan spesifikasi
dan output pada transfer conveyor shuttle PT. Newmont
Nusa Tenggara adalah Function code 129 Multi State
Device Driver (MSDVDR). Interkoneksi antara PLC dan
DCS pada transfer conveyor shuttle PT. Newmont Nusa
Tenggara diatur berdasarkan data file N50 sebagai
DCS_Read & N51 sebagai DCS_Write pada PLC Analog,
dan B53 sebagai DCS_Read & B54 sebagai DCS_Write
pada PLC Digital. Saran penulis untuk pengembangan
project selanjutnya adalah perlunya penambahan
redundant PLC yang menjaga proses kerja pada seluruh
plant tetap berlangsung ketika suatu masalah atau
kerusakan terjadi pada PLC utama. Selain itu, diperlukan
penambahan hardware dan software yang dapat
melakukan back-up historical data melalui control room,
tanpa perlu melalui back-up pada masing-masing local
control station.
Referensi
[1] Farasi, Yose Ardhani. Mengenal Lebih Dekat Tambang
Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara melalui
Sustainable Mining Bootcamp IV. Diakses pada tanggal 8
Agustus
2016.
http://www.kompasiana.com/yosearf/
mengenal-lebih-dekat-tambang-batu-hijau-pt-newmontnusa-tenggara-melalui-sustainable-mining-bootcamp-.
[2] Novitasari, Ririn. -. Departemen Teknik Nuklir Dan Teknik
Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 2016.
BIOGRAFI PENULIS
Reza Baskara Sutapa lahir Sleman, D.I. Yogyakarta
pada tanggal 25 Januari 1995.
Menempuh pendidikan di SDN
Percobaan 3 Pakem, SMPN 4 Pakem,
SMAN 9 Yogyakarta. Saat ini sedang
menempuh pendidikan di S1 Teknik
Elektro,
Konsentrasi
Kontrol dan Instrumentasi, Universitas
Diponegoro, Semarang
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Sumardi, ST. MT
NIP. 196811111994121001