Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Surya Beton

Volume
p-ISSN : 0216-938x, e-ISSN : 2776-1606

http://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton

ANALISIS PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


PADA PEKERJAAN PONDASI BORE PILE DENGAN METODE JOB
SAFETY ANALYSIS (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jalan Tol
Yogyakarta-Bawen Seksi I)

Muntakiro1, Eko Riyanto2, Larashati B’tari Setyaning3


Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purworejo123
Koresponden*, Email: munt041218@gmail.com

Abstrak. Perkembangan infrastruktur di Indonesia semakin berkembang terutama pembangunan


proyek konstruksi jalan tol. Dalam pelaksaan pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen pada
pekerjaan bore pile mempunyai tingkat risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi. Tujuan dari
penelitian ini yaitu mengetahui kegiatan yang berisiko tinggi dan rendah serta penerapan metode
pengendalian kecelakaan kerja pada pekerjaan bore pile. Metode yang digunakan yaitu job safety
analysis (JSA) yang merupakan suatu metode analisis keamanan dan keselamatan kerja dengan cara
mengidentifikasi risiko kecelakaan pada pekerjaan dan upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja
yang akan terjadi saat aktivitas bekerja. Hasil analisis dengan matriks risiko didapatkan hasil, yaitu
analisis risiko dengan level ekstrem dan tinggi. Pada perakitan tulangan sengkang didapatkan level
ekstrim yang terjadi saat penggunaan alat tersengat listrik, pada pekerjaan persiapan dan mobilisasi alat
didapat level tinggi yang terjadi saat pengangkutan alat, truk keluar masuk area kerja, paparan debu,
dan permukaan jalan tidak rata, serta pada pekerjaan pengeboran didapat level tinggi yaitu tergenangnya
air lumpur. Untuk pengendalian risiko secara keseluruhan sudah dilaksanakan upaya-upaya
pengendalian risiko sedangkan untuk pengendalian risiko kepada individu pekerja masih ada pekerja
yang belom menerapkan peraturan dan himbauan yang diberikan.

Kata Kunci : Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Risiko, Job Safety Analysis

Abstrack. The development of infrastructure in Indonesia is growing, especially the construction of toll
road construction projects. In carrying out the construction of the Yogyakarta-Bawen Toll Road,
borepile work has a fairly high level of risk of work accidents. The purpose of this research is to find
out the high and low risk activities and the application of work accident control methods to borepile
work. The method used is job safety analysis (JSA) which is a method of analyzing work safety and
security by identifying the risk of accidents at work and efforts to control the risk of work accidents that
will occur during work activities. The results of the analysis with the risk matrix obtained results,
namely risk analysis with extreme and high levels. In the assembly of the stirrup reinforcement, extreme
levels occur when the tool is used for electric shock, in the work of preparation and mobilization of the
tool, high levels occur when transporting the tool, trucks going in and out of the work area, exposure
to dust, and uneven road surfaces, as well as work drilling obtained a high level of inundation of mud
water. For risk control as a whole, risk control efforts have been implemented, while for risk control
for individual workers there are still workers who have not implemented the regulations and advice
given.

Keyword : Yogyakarta-Bawen Toll Road, Risk, Job Safety Analysis


Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah merupakan
perkembangan era industrialisasi yang bersifat global dan berkembang yang sangat meningkat,
terutama pembangunan proyek konstruksi jalan tol. Salah satu proyek jalan tol yang sedang
berlangsung adalah proyek Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta – Bawen seksi 1, dalam proyek
tersebut terdapat pondasi struktur bawah yaitu pekerjaan fondasi bore pile. Pekerjaan fondasi bore
pile merupakan pondasi yang pemasangannya dengan mengebor tanah terlebih dahulu. Dalam
pelaksanaan pekerjaan bore pile mempunyai potensi risiko kecelakaan yang cukup tinggi, karena
kegiatannya sangat kompleks. Untuk mengurangi risiko tersebut maka diterapkan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pada Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1.

1.2 Tinjauan Pustaka


a. Alfarizy (2022) dengan judul “Analisis Pencegahan Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode Job
Safety Analysis (JSA) Pada Pekerjaan Dinding Penahan Tanah”, penelitian ini menggunakan
metode JSA dan bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan pengendalian bahaya pada
pekerjaan dinding penahan tanah dengan JSA.
b. Hidayat (2022) dengan judul “Studi Analisis Pencegahan Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode
Construction Safety Analysis Pada Pekerjaan Pondasi Bored Pile Jalan Layang Tol Solo - Jogja”,
penelitian ini menggunakan metode CSA dan bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya
dengan metode CSA untuk pekerjaan bore pile.
c. Zulfa (2017) dengan judul Analisis Risiko K3 Menggunakan Pendekatan HIRADC dan JSA (Studi
Kasus: Proyek Pembangunan Menara BNI diJakarta", penelitian ini bertujuan untuk kegiatan yang
berisiko sesuai dengan tingkatan kemungkinan risiko pada pembangunan Menara BNI di Jakarta.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi kegiatan apa saja yang berisiko tinggi dan
menganalisis penerapan pengendalian kecelakaan kerja pada pekerjaan bore pile dengan metode
Job Safety Analysis (JSA).

2. Kajian Teori
2.1 Proyek Konstruksi
Definisi proyek konstruksi adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan, bangunan
yang meliputi pekerjaan pokok di dalam bidang teknik sipil serta arsitekstur yang jarang
melibatkan disiplin seperti teknik industri, teknik elektro, dan teknik geoteknik (Mahendra,
2021:5).
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk mendukung
pekerjaan konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan,
dan berkelanjutan yang menjamin keselamatan ketekniksipilan konstruksi, keselamatan, dan
kesehatan tenaga kerja. (Permen PUPR No 10 tahun 2021).
2.3 Manajemen
Manajemen merupakan proses kerja dengan kemampuan untuk memperoleh hasil dalam
pencapaian tujuan dengan sekelompok orang menuju tujuan organisasi yang nyata. Proses yang
terdiri dari rangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengorganisasian, penggeraan dan
pengendalian (Ardhana, 2021:6).
2.4 Kecelakaan Kerja
Berdasarkan Permenaker no 5 tahun 2021 kecelakaan kerja adalah kecelakaan terjadi yang
berkaitan dengan pekerjaan dan termasuk kecelakaan dalam perjalanan ke tempat kerja atau
sebaliknya dan lingkungan kerja yang dapat menyebabkan penyakit. keselamatan dan kesehatan
kerja pada konstruksi bangunan sudah dijamin dan diatur pada peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. PER.17/MEN/2010.
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023

2.5 Analisis Job Safety Analysis (JSA)


Job Safety Analysis (JSA) adalah suatu prosedur untuk meninjau cara kerja dan bahaya yang
tidak terlindungi yang telah diabaikan pada peletakan bangunan dan pada rancangan peralatan,
tempat kerja serta proses pekerjaannya yang digunakan untuk mengembangkan solusi yang dapat
menghilangkan ataupun mengontrol bahaya yang akan terjadi (Rijanto, 2011:259).
2.6 Fondasi Tiang Bore Pile
Fondasi bore pile adalah fondasi tiang yang pemasangannya dengan mengebor tanah terlebih
dahulu (Ramdani, 2023:24). Pemasangan fondasi bore pile kedalam tanah dengan mengebor tanah
dahulu, kemudian tulangan yang sudah dirakit dimasukkan ke lubang bor, dan lubang bor dicor
beton.

3. Metode Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu proses menentukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka-angka, mulai dari mengumpulkan data, penafsiran terhadap data
yang diperoleh, dan pemaparan hasilnya.
3.2 Analisis Data
1. Penilaian Rsisiko
Penilaian risiko dapat dilakukan setelah mengidentifikasi semua kemungkinan bahaya. Hal ini
dimaksudkan untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan dengan
meninjau aspek kuantitatif (Kemungkinan) dan aspek kualitatif (Dampak).
2. Menghitung Severity Indeks
∑ .
SI (p/i) = ∑
(100 %)
Tabel 1. Risiko SI
Kategori SI (%) Skala Matriks
Sangat Tinggi 80 ≤ SI ≤ 100 5
Tinggi 60 ≤ SI ≤ 80 4
Sedang 40 ≤ SI ≤ 60 3
Rendah 20 ≤ SI ≤ 40 2
Sangat Rendah 0 ≤ SI ≤ 20 1
3. Membuat Kategori Matriks Probabilitas dan Dampak
Tabel 2. Kategori Probabilitas dan Dampak
Tingkat Matriks
Kategori Probabilitas Kategori Dampak SI %
Probabilitas
Hampir Pasti Terjadi Bencana 81 - 100 5
Sering Terjadi Berat 61 - 80 4
Dapat Terjadi Sedang 41 - 60 3
Kadang-Kadang Kecil 21 - 40 2
Sangat Jarang Tidak Signifikan < 20 1
4. Menentukan Level Risiko
Tabel 3. Level Risiko
Dampak
Frekuensi
Sangat Ringan Ringan Sedang Besar Sangat Berat
Sangat
T T E E E
Sering
Sering S T T E E
Sedang R S T E E
Jarang R R S T E
Sangat
R R S T T
Jarang
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023

5. Menentukan Tindakan Mitigasi Risiko


Tindakan mitigasi risiko, setelah mengetahui level risiko dari setiap pekerjaan, maka dapat
dilakukan tindakan pengendalian risiko dari masing-masing pekerjaan. Penentuan pengendalian
tersebut dibuat berdasarkan hasil wawancara dan observasi kepada sumber-sumber yang telah
ditentukan sebelumnya.
6. Analisis Deskriptif
( )
Presentase skor = ( )
x 100%
Ket : total skor = nilai jawaban responden
nilai total = nilai seluruh jawaban responden

Tabel 4. Kriteria Interprestasi Skor


Skala
Keterangan Kriteria Penilaian
Likert
Sangat Kurang 1 ≤ 20
Kurang 2 > 20 - 40
Cukup 3 > 20 - 60
Baik 4 >60 - 80
Sangat Baik 5 > 80 - 100

4. Hasil Penelitian
4.1 Data Umum Responden
Tabel 5. Data Umum Responden
Jabatan Jumlah Pendidikan Jumlah Jumlah
No Masa Kerja
responden Responden Terakhir Responden Responden
1 HSE 9 SMP 1 <1 Tahun 2
2 K3 8 SMA 6 1 - 5 Tahun 22
3 Officer 4 D3 7 >5 Tahun 1
4 Safetyman 4 S1 11
Jumlah 25
Jumlah 25 Jumlah 25
4.2 Analisis Risiko
1. Severity Index dan Level Risiko
Setelah keseluruhan responden mengisis kuisioner, tahap selanjutnya adalah tabulasi data
yaitu merekap hasil pengisian kuisioner dalam tabel yang nantinya tabulasi data digunakan
sebagai data primer. Tabulasi data penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Tabulasi Data Penelitian


Jumlah Skala Jumlah Per Skala
Jenis Kecelakaan Identifikasi Potensi Bahaya Probabilitas Dampak
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Persiapan Dan Mobilisasi Alat
Pengaturan lalu
Jalan sekitar proyek menjadi macet
lintas pengangkutan
sehingga mengganggu kenyamanan 9 8 5 0 3 9 9 5 2 0
alat berat
pengguna jalan
yang kurang baik
Truk dan alat berat Jalan sekitar proyek menjadi mudah
keluar masuk area rusak dan kotor (berdebu saat kemarau, 8 7 6 2 2 5 14 6 0 0
kerja berlumur saat hujan)
Gangguan kesehatan, merusak
Paparan debu dan
lingkungan, dan mengganggu mobilisasi 9 7 7 0 2 8 8 7 2 0
lumpur tanah merah
dalam dan lingkungan sekitar proyek
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023

Permukaan jalan
tidak rata atau Trailer terguling, kerusakan aset 10 6 6 2 1 7 9 9 0 0
berlubang
Perakitan tulangan sengkang dan spiral
Bahaya dari
pengguna alat
Personal Injury (Cidera,Luka) 5 5 4 5 6 9 9 2 3 2
(terjepit, tergores,
tersengat listrik)
Kaki pekerja
Personal Injury (Cidera,Luka) 19 4 2 0 0 9 7 7 2 0
tertimpa besi beton
Material tulangan
Kerusakan material 11 9 5 0 0 9 12 4 0 0
mengalami karatan
Pekerjaan Pengeboran
Kebersihan terganggu, pekerja
Tanah hasil
tersandung atau terpeleset sehingga 12 4 7 0 2 9 5 9 2 0
pengeboran
menyebabkan personal injury
Kurangnya ilmu
Alat berat terguling, kerusakan aset,
operator mengenai 18 6 0 1 0 11 6 3 5 0
personal injury
cara pengoperasian
Tergenangnya air
lumpur
Personal Injury (Pekerja iritasi kulit) 10 6 6 2 1 8 6 9 2 0
menyebabkan area
kerja becek
Setelah tabulasi data penelitian terbentuk, langkah selanjutnya adalah menghitung severity
index (SI) probabilitas. Berikut contoh perhitungan SI probabilitas dan dampak untuk permukaan
jalan tidak rata.

SI (P) = ∑
(100%)
(( ) ( ) ( ) ( ) ( ))
SI = (100%)
SI = 42,4 % (bernilai 3 atau Dapat Terjadi)

SI (D) = ∑
(100%)
(( ) ( ) ( ) ( ) ( ))
SI = (100%)
SI = 41,6 % (bernilai 3 atau sedang)
Kemudian dalam menentukan nilai risiko, digunakan persamaan 2 yaitu:
Risiko = Probabilitas x Dampak
Risiko = 3 x 3
Risiko = 9 (tingkat risiko tinggi)
Untuk hasil dari perhitungan nilai risiko dan pencocokkan nilai pada tabel tingkat risiko dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut.

Tabel 7. Tingkat Risiko pada Tiap Variabel


Variabel SI SI Tingkat Tingkat Nilai Tingkat
Variabel Risiko
Bahaya (P)% (D)% Probabilitas Dampak Risiko Risiko
Persiapan dan mobilisasi alat
Pengaturan Jalan sekitar proyek
lalu lintas menjadi macet
pengangkutan sehingga mengganggu 44 40 3 3 9 Tinggi
alat berat yang kenyamanan pengguna
kurang baik jalan
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023

Jalan sekitar proyek


Truck dan alat
menjadi mudah rusak
berat keluar
dan kotor (berdebu 46,4 40,8 4 3 12 Tinggi
masuk area
saat kemarau dan
kerja
berlumur saat hujan)
Gangguan kesehatan,
merusak lingkungan,
Paparan debu
dan mengganggu
dan lumpur 43,2 42,4 3 3 9 Tinggi
mobilisasi dalam dan
tanah merah
lingkungan sekitar
proyek
Permukaan Tinggi
Trailer terguling,
jalan tidak rata 42,4 41,6 3 3 9
kerusakan aset
atau berlubang
Perakitan tulangan sengkang dan spiral
44
Bahaya dari
pengguna alat
Personal Injury
(terjepit, 61,6 4 3 12 Ekstrem
(Cidera,Luka)
tersengat
listrik)
Kaki pekerja Sedang
Personal Injury
tertimpa besi 26,4 41,6 2 3 6
(Cidera,Luka)
beton
Material baja Rendah
tulangan
Kerusakan material 35,2 36 2 2 4
mengalami
karatan
Pekerjaan pengeboran selanjutnya
Kebersihan terganggu,
pekerja tersandung
Tanah hasil atau terpeleset
40,8 43,2 2 3 6 Sedang
pengeboran sehingga
menyebabkan personal
injury
Kurangnya
pengetahuan
Alat berat terguling,
operator
kerusakan aset, 27,2 41,6 2 3 6 Sedang
mengenai cara
personal injury
pengoperasian
yang baik
Tergenangnya
air lumpur
Personal Injury
menyebabkan 42,4 44 3 3 9 Tinggi
(Pekerja iritasi kulit)
area kerja
becek

Setelah melakukan Analisa daan penilaian risiko, maka didapatkan tingkat risiko pada
masing-masing variabel. Variabel tersebut kemudian diurutkan dari tingkat ekstrem, tinggi, sedang
dan rendah. Pengelompokan variabel risiko berdasarkan tingkat risiko dapat dilihat pada tabel 8.
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023

Tabel 8. Pengelompokan Variabel Risiko Berdasarkan Tingkat Risiko


No Tingkat Risiko Variabel Risiko
Persiapan Dan Mobilisasi Alat
Pengaturan lalu lintas pengangkutan alat berat yang
kurang baik
1 Tinggi Truk dan alat berat keluar masuk area kerja
Paparan debu dan lumpur tanah merah
Permukaan jalan tidak rata atau berlubang
Perakitan Tulangan Sengkang Dan Spiral
Ekstrim Bahaya dari pengguna alat (terjepit, tergores,
tersengat listrik)
2 Sedang Kaki pekerja tertimpa besi beton
Rendah Material baja tulangan mengalami karatan
Pekerjaan Pengeboran Selanjutnya
Tinggi Tergenangnya air lumpur menyebabkan area kerja
becek
3 Tanah hasil pengeboran
Sedang Kurangnya pengetahuan operator mengenai cara
pengoperasian yang baik

2. Observasi
Observasi lapangan ini merupakan kegiatan untuk mengamati penerapan pengendalian
risiko secara langsung di lapangan. Dalam observasi ini dilakukan menjadi dua pengamatan
yaitu pengamatan untuk individu pekerja dan keseluruhan proyek. Pada aspek pengendalian
terhadap individu pekerja yaitu menggunakan APD lengkap seperti helm safety, sepatu safety,
kacamata, rompi, masker, dan body harness, Maka untuk aspek pengendalian terhadap
keseluruhan proyek yaitu jaring keselamatan seperti penyediaan pagar pembatas, untuk aspek
komunikasi diadakan briefing pekerja, safety induction untuk pekerja baru, toolbox meeting
setiap awal bekerja, dan safety talk setiap minggu. Terakhir untuk aspek alat dan lokasi kerja
pengendalian yang dapat dilakukan pengamanan letak kabel, maintenance alat, pemantauan
kebersihan lokasi, dan penyediaan alat pemadam kebakaran.
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko bertujuan untuk meningkatkan kontrol risiko terhadap suatu
pekerjaan. Untuk pengendalian risiko yang berisiko tinggi dan ekstrim dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 9. Pengelompokan Pengendalian Risiko
No Tingkat Risiko Variabel Risiko Pengendalian Risiko
Perakitan Tulangan Sengkang dan Spiral
Melakukan toolbox meeting,
Bahaya pengguna alat
mengggunakan APD, Penerapan 5R,
1 Ekstrim (terjepit, tergores, terbelit,
instalasi kabel harus tertata rapi dan
dan tersengat listrik)
sambungan harus tertutup
Persiapan dan Mobilisasi Alat
Survey rute lalu lintas dan jalan,
Pengaturan lalu lintas
membuat rambu jalan yang sesuai
2 Tinggi pengangkutan alat berat
dan menyiapkan petugas khusus
yang kurang baik
mengatur lalu lintas sekitar proyek
3 Tinggi Truck dan alat berat keluar Survey rute lalu lintas, pemasangan
masuk area kerja plat landasan, pembuatan wash bay
dan melakukan pencucian ban,
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023

3 Tinggi Truck dan alat berat keluarkendaraan sebelum keluar dan


masuk area kerja melakukan pembersihan jalan sekitar
proyek jika ada ceceran tanah/lumpur
Penyediaan car wash/ washing bay
Paparan debu dan lumpur untuk membersihkan lumpur yang
4 Tinggi
tanah merah menempel, menyiapkan petugas
khusus untuk membersihkan jalan
Survey rute lalu lintas dan jalan,
Permukaan jalan tidak rata menyiapkan petugas khusus, dan
5 Tinggi
atau berlubang memberikan landasan plat besi saat
beroperasi
Pekerjaan Pengeboran
Memperhatikan data kondisi tanah
Tergenangnya air lumpur dan melakukan tindakan antisipasi
6 Tinggi menyebabkan area kerja sesuai dengan kondisi tanah di
becek lapangan seperti pemasangan safety
sign dan pemasangan safetyline.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian


Proyek pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1, terdapat 10 kategori yang
ada dalam pekerjaan bore pile, yaitu: persiapan dan mobilisasi alat, instalasi alat, penentuan
titik pengeboran, perakitan tulangan, pekerjaan pengeboran awal, pekerjaan pemasangan
casing, pekerjaan pengeboran selanjutnya, pekerjaan pembersihan lubang bor, recycle lumpur
pengeboran, pekerjaan pemasangan tulangan bore pile, pekerjaan instalasi pipa tremie dan
corong, pelaksanaan pengecoran, dan pekerjaan pelepasan pipa tremie dan casing. Dari 10
kategori tersebut, terdapat 47 ketegori jenis pekerjaan yang teridentifikasi. satu risiko (2,13%)
termasuk dalam tingkatan risiko ekstrim, lima risiko (10,64%) termasuk dalam tingkatan risiko
tinggi, 29 risiko (61,70%) termasuk dalam tingkatan risiko sedang, dan 12 risiko (25,53%)
termasuk dalam tingkatan risiko rendah. Jumlah risiko terbanyak berasal kategori risiko
sedang.
Setelah dilakukan analisis level risiko dan pengelompokan level pada seluruh variabel
risiko dari semua pekerjaan bore pile, diambil risiko paling tinggi yaitu level risiko ekstrim
dan risiko tinggi. Pada pekerjaan perakitan tulangan sengkang dan spiral didapat variabel risiko
dengan level ekstrim yaitu bahaya pengguna alat (terjepit, tergores, terbelit, dan tersengat
listrik). Pada pekerjaan persiapan dan mobilisasi alat didapat risiko dengan level tinggi yaitu
pengaturan lalu lintas pengangkutan alat berat yang kurang baik, truk dan alat berat keluar
masuk area kerja, paparan debu dan lumpur tanah merah, dan permukaan jalan tidak rata atau
berlubang. Pada pekerjaan pengeboran didapat risiko dengan level tinggi yaitu tergenangnya
air lumpur yang menyebabkan area kerja becek.

4. Kesimpulan dan Saran


5.1 kesimpulan
1. Analisis risiko dilakukan pada pekerjaan yang berisiko dengan level ekstrim dan tinggi yaitu
pada perakitan tulangan sengkang dan spiral didapat risiko dengan level ekstrim dimana risiko
terjadi saat penggunaan alat yang tersengat listrik, pada pekerjaan persiapan dan mobilisasi alat
didapat risiko dengan level tinggi dimana risiko tersebut terjadi saat pengangkutan alat berat
kurang baik, truk dan alat berat keluar masuk area kerja, paparan debu serta lumpur tanah
merah, dan permukaan jalan tidak rata atau berlubang, serta pada pekerjaan pengeboran didapat
risiko dengan level tinggi yaitu tergenangnya air lumpur menyebabkan area kerja becek.
2. Pengendalian risiko pada proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1 secara keseluruhan
sudah dilaksanakan upaya-upaya pengendalian risiko seperti mengadakan toolbox meeting
secara rutin, menyediakan prosedur pelaksanaan pekerjaan, serta pemasangan rambu di
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023

kawasan proyek, akan tetapi dari pekerja harian belum 100% menerapkan peraturan dan
himbauan dari manajemennya.

5.2 Saran-saran
Berdasarkan penelitian ini saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya bisa dilanjutkan dengan objek yang lain, seperti pekerjaan abutment,
pilar (pier), ataupun pile cap.
2. Penelitian selanjutnya bisa membahas tentang hambatan dalam penerapan manajemen risiko di
pekerjaan bore pile.

Daftar Pustaka
Ardhana, M. W., & Mahendra, M. (2021). Analisis Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Dengan Metode Job Safety Analysis (Jsa) (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung
Workshop Politeknik Pekerjaan Umum Semarang). Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Semarang.
Hidayat, Abizar. 2022. Studi Analisis Pencegahan Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode
Construction Safety Analysis Pada Pekerjaan Pondasi Bored Pile Jalan Layang Tol Solo-Jogja
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo Sesi 1). Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta. Diunduh dari dspace.uii.ac.id pada tanggal 06 April 2023.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. PER.17/MEN/2010.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2021. Permen PUPR Nomor 10 tahun
2021 tentang Kecelakaan Kontruksi.
Peraturan Pemerintah. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Ramli, S. (2010). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian
Rakyat.
Rani, H.A. 2016. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta. Deep Publish.
Rijanto, B.B. 2011. Pedoman Pencegahan Kecelakaan Di Industri. Jakarta. Mitra Wacana Media
Ramdani, S. P. (2023). Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Bore Pile Proyek Konstruksi
Jalan Dengan Metode Construction Safety Analysis. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai