Volume
p-ISSN : 0216-938x, e-ISSN : 2776-1606
http://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/suryabeton
Abstrack. The development of infrastructure in Indonesia is growing, especially the construction of toll
road construction projects. In carrying out the construction of the Yogyakarta-Bawen Toll Road,
borepile work has a fairly high level of risk of work accidents. The purpose of this research is to find
out the high and low risk activities and the application of work accident control methods to borepile
work. The method used is job safety analysis (JSA) which is a method of analyzing work safety and
security by identifying the risk of accidents at work and efforts to control the risk of work accidents that
will occur during work activities. The results of the analysis with the risk matrix obtained results,
namely risk analysis with extreme and high levels. In the assembly of the stirrup reinforcement, extreme
levels occur when the tool is used for electric shock, in the work of preparation and mobilization of the
tool, high levels occur when transporting the tool, trucks going in and out of the work area, exposure
to dust, and uneven road surfaces, as well as work drilling obtained a high level of inundation of mud
water. For risk control as a whole, risk control efforts have been implemented, while for risk control
for individual workers there are still workers who have not implemented the regulations and advice
given.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah merupakan
perkembangan era industrialisasi yang bersifat global dan berkembang yang sangat meningkat,
terutama pembangunan proyek konstruksi jalan tol. Salah satu proyek jalan tol yang sedang
berlangsung adalah proyek Pembangunan Jalan Tol Yogyakarta – Bawen seksi 1, dalam proyek
tersebut terdapat pondasi struktur bawah yaitu pekerjaan fondasi bore pile. Pekerjaan fondasi bore
pile merupakan pondasi yang pemasangannya dengan mengebor tanah terlebih dahulu. Dalam
pelaksanaan pekerjaan bore pile mempunyai potensi risiko kecelakaan yang cukup tinggi, karena
kegiatannya sangat kompleks. Untuk mengurangi risiko tersebut maka diterapkan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja pada Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen Seksi 1.
2. Kajian Teori
2.1 Proyek Konstruksi
Definisi proyek konstruksi adalah kegiatan yang berkaitan dengan pembangunan, bangunan
yang meliputi pekerjaan pokok di dalam bidang teknik sipil serta arsitekstur yang jarang
melibatkan disiplin seperti teknik industri, teknik elektro, dan teknik geoteknik (Mahendra,
2021:5).
2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk mendukung
pekerjaan konstruksi dalam mewujudkan pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan,
dan berkelanjutan yang menjamin keselamatan ketekniksipilan konstruksi, keselamatan, dan
kesehatan tenaga kerja. (Permen PUPR No 10 tahun 2021).
2.3 Manajemen
Manajemen merupakan proses kerja dengan kemampuan untuk memperoleh hasil dalam
pencapaian tujuan dengan sekelompok orang menuju tujuan organisasi yang nyata. Proses yang
terdiri dari rangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengorganisasian, penggeraan dan
pengendalian (Ardhana, 2021:6).
2.4 Kecelakaan Kerja
Berdasarkan Permenaker no 5 tahun 2021 kecelakaan kerja adalah kecelakaan terjadi yang
berkaitan dengan pekerjaan dan termasuk kecelakaan dalam perjalanan ke tempat kerja atau
sebaliknya dan lingkungan kerja yang dapat menyebabkan penyakit. keselamatan dan kesehatan
kerja pada konstruksi bangunan sudah dijamin dan diatur pada peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. PER.17/MEN/2010.
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023
3. Metode Penelitian
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu proses menentukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka-angka, mulai dari mengumpulkan data, penafsiran terhadap data
yang diperoleh, dan pemaparan hasilnya.
3.2 Analisis Data
1. Penilaian Rsisiko
Penilaian risiko dapat dilakukan setelah mengidentifikasi semua kemungkinan bahaya. Hal ini
dimaksudkan untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap tingkat risiko kecelakaan dengan
meninjau aspek kuantitatif (Kemungkinan) dan aspek kualitatif (Dampak).
2. Menghitung Severity Indeks
∑ .
SI (p/i) = ∑
(100 %)
Tabel 1. Risiko SI
Kategori SI (%) Skala Matriks
Sangat Tinggi 80 ≤ SI ≤ 100 5
Tinggi 60 ≤ SI ≤ 80 4
Sedang 40 ≤ SI ≤ 60 3
Rendah 20 ≤ SI ≤ 40 2
Sangat Rendah 0 ≤ SI ≤ 20 1
3. Membuat Kategori Matriks Probabilitas dan Dampak
Tabel 2. Kategori Probabilitas dan Dampak
Tingkat Matriks
Kategori Probabilitas Kategori Dampak SI %
Probabilitas
Hampir Pasti Terjadi Bencana 81 - 100 5
Sering Terjadi Berat 61 - 80 4
Dapat Terjadi Sedang 41 - 60 3
Kadang-Kadang Kecil 21 - 40 2
Sangat Jarang Tidak Signifikan < 20 1
4. Menentukan Level Risiko
Tabel 3. Level Risiko
Dampak
Frekuensi
Sangat Ringan Ringan Sedang Besar Sangat Berat
Sangat
T T E E E
Sering
Sering S T T E E
Sedang R S T E E
Jarang R R S T E
Sangat
R R S T T
Jarang
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023
4. Hasil Penelitian
4.1 Data Umum Responden
Tabel 5. Data Umum Responden
Jabatan Jumlah Pendidikan Jumlah Jumlah
No Masa Kerja
responden Responden Terakhir Responden Responden
1 HSE 9 SMP 1 <1 Tahun 2
2 K3 8 SMA 6 1 - 5 Tahun 22
3 Officer 4 D3 7 >5 Tahun 1
4 Safetyman 4 S1 11
Jumlah 25
Jumlah 25 Jumlah 25
4.2 Analisis Risiko
1. Severity Index dan Level Risiko
Setelah keseluruhan responden mengisis kuisioner, tahap selanjutnya adalah tabulasi data
yaitu merekap hasil pengisian kuisioner dalam tabel yang nantinya tabulasi data digunakan
sebagai data primer. Tabulasi data penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Permukaan jalan
tidak rata atau Trailer terguling, kerusakan aset 10 6 6 2 1 7 9 9 0 0
berlubang
Perakitan tulangan sengkang dan spiral
Bahaya dari
pengguna alat
Personal Injury (Cidera,Luka) 5 5 4 5 6 9 9 2 3 2
(terjepit, tergores,
tersengat listrik)
Kaki pekerja
Personal Injury (Cidera,Luka) 19 4 2 0 0 9 7 7 2 0
tertimpa besi beton
Material tulangan
Kerusakan material 11 9 5 0 0 9 12 4 0 0
mengalami karatan
Pekerjaan Pengeboran
Kebersihan terganggu, pekerja
Tanah hasil
tersandung atau terpeleset sehingga 12 4 7 0 2 9 5 9 2 0
pengeboran
menyebabkan personal injury
Kurangnya ilmu
Alat berat terguling, kerusakan aset,
operator mengenai 18 6 0 1 0 11 6 3 5 0
personal injury
cara pengoperasian
Tergenangnya air
lumpur
Personal Injury (Pekerja iritasi kulit) 10 6 6 2 1 8 6 9 2 0
menyebabkan area
kerja becek
Setelah tabulasi data penelitian terbentuk, langkah selanjutnya adalah menghitung severity
index (SI) probabilitas. Berikut contoh perhitungan SI probabilitas dan dampak untuk permukaan
jalan tidak rata.
∑
SI (P) = ∑
(100%)
(( ) ( ) ( ) ( ) ( ))
SI = (100%)
SI = 42,4 % (bernilai 3 atau Dapat Terjadi)
∑
SI (D) = ∑
(100%)
(( ) ( ) ( ) ( ) ( ))
SI = (100%)
SI = 41,6 % (bernilai 3 atau sedang)
Kemudian dalam menentukan nilai risiko, digunakan persamaan 2 yaitu:
Risiko = Probabilitas x Dampak
Risiko = 3 x 3
Risiko = 9 (tingkat risiko tinggi)
Untuk hasil dari perhitungan nilai risiko dan pencocokkan nilai pada tabel tingkat risiko dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut.
Setelah melakukan Analisa daan penilaian risiko, maka didapatkan tingkat risiko pada
masing-masing variabel. Variabel tersebut kemudian diurutkan dari tingkat ekstrem, tinggi, sedang
dan rendah. Pengelompokan variabel risiko berdasarkan tingkat risiko dapat dilihat pada tabel 8.
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023
2. Observasi
Observasi lapangan ini merupakan kegiatan untuk mengamati penerapan pengendalian
risiko secara langsung di lapangan. Dalam observasi ini dilakukan menjadi dua pengamatan
yaitu pengamatan untuk individu pekerja dan keseluruhan proyek. Pada aspek pengendalian
terhadap individu pekerja yaitu menggunakan APD lengkap seperti helm safety, sepatu safety,
kacamata, rompi, masker, dan body harness, Maka untuk aspek pengendalian terhadap
keseluruhan proyek yaitu jaring keselamatan seperti penyediaan pagar pembatas, untuk aspek
komunikasi diadakan briefing pekerja, safety induction untuk pekerja baru, toolbox meeting
setiap awal bekerja, dan safety talk setiap minggu. Terakhir untuk aspek alat dan lokasi kerja
pengendalian yang dapat dilakukan pengamanan letak kabel, maintenance alat, pemantauan
kebersihan lokasi, dan penyediaan alat pemadam kebakaran.
3. Pengendalian Risiko
Pengendalian risiko bertujuan untuk meningkatkan kontrol risiko terhadap suatu
pekerjaan. Untuk pengendalian risiko yang berisiko tinggi dan ekstrim dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 9. Pengelompokan Pengendalian Risiko
No Tingkat Risiko Variabel Risiko Pengendalian Risiko
Perakitan Tulangan Sengkang dan Spiral
Melakukan toolbox meeting,
Bahaya pengguna alat
mengggunakan APD, Penerapan 5R,
1 Ekstrim (terjepit, tergores, terbelit,
instalasi kabel harus tertata rapi dan
dan tersengat listrik)
sambungan harus tertutup
Persiapan dan Mobilisasi Alat
Survey rute lalu lintas dan jalan,
Pengaturan lalu lintas
membuat rambu jalan yang sesuai
2 Tinggi pengangkutan alat berat
dan menyiapkan petugas khusus
yang kurang baik
mengatur lalu lintas sekitar proyek
3 Tinggi Truck dan alat berat keluar Survey rute lalu lintas, pemasangan
masuk area kerja plat landasan, pembuatan wash bay
dan melakukan pencucian ban,
Muntakiro dkk, Jurnal Surya Beton, Voulume , Nomor , Agustus 2023
kawasan proyek, akan tetapi dari pekerja harian belum 100% menerapkan peraturan dan
himbauan dari manajemennya.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan penelitian ini saran untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya bisa dilanjutkan dengan objek yang lain, seperti pekerjaan abutment,
pilar (pier), ataupun pile cap.
2. Penelitian selanjutnya bisa membahas tentang hambatan dalam penerapan manajemen risiko di
pekerjaan bore pile.
Daftar Pustaka
Ardhana, M. W., & Mahendra, M. (2021). Analisis Pelaksanaan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
(K3) Dengan Metode Job Safety Analysis (Jsa) (Studi Kasus: Proyek Pembangunan Gedung
Workshop Politeknik Pekerjaan Umum Semarang). Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Semarang.
Hidayat, Abizar. 2022. Studi Analisis Pencegahan Kecelakaan Kerja Menggunakan Metode
Construction Safety Analysis Pada Pekerjaan Pondasi Bored Pile Jalan Layang Tol Solo-Jogja
(Studi Kasus: Proyek Pembangunan Jalan Tol Jogja-Solo Sesi 1). Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta. Diunduh dari dspace.uii.ac.id pada tanggal 06 April 2023.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. PER.17/MEN/2010.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2021. Permen PUPR Nomor 10 tahun
2021 tentang Kecelakaan Kontruksi.
Peraturan Pemerintah. 2012. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Ramli, S. (2010). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian
Rakyat.
Rani, H.A. 2016. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta. Deep Publish.
Rijanto, B.B. 2011. Pedoman Pencegahan Kecelakaan Di Industri. Jakarta. Mitra Wacana Media
Ramdani, S. P. (2023). Analisis Risiko Kecelakaan Kerja Pada Pekerjaan Bore Pile Proyek Konstruksi
Jalan Dengan Metode Construction Safety Analysis. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta.