Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka adalah suatu acuan yang digunakan untuk mendukung


permasalahan yang akan diteliti dan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
menghasilkan teori yang akan baru diteliti. Sehingga diharapkan dengan adanya
penelitian terkait dapat memudahkan dalam membantu pemilihan prosedur
penelitian, mendalami landasan teori yang berkaitan dengan permasalahan,
mengkaji kelebihan dan kekurangan hasil penelitian terdahulu, menghindari
duplikasi penelitian sebelumnya dan membantu dalam perumusan masalah.

2.1 Penelitian Terdahulu


Untuk mencapai hasil yang baik maka penelitian terdahulu yang digunakan
sebagai tinjauan pustaka pada penelitian ini adalah :
1. Identifikasi Potensi Kecelakaan Kerja dan Upaya Keselamatan Kerja Pada
Pelaksanaan Girder (Lubis, 2020).
Tujuan dari penelitian ini guna mengetahui aman atau tidaknya kondisi
proyek-proyek pekerjaan erection girder serta mengetahui detil presentase
nilai profitabilitas keamanan total per proyek serta kecenderungannya.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
merupakan metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,
kondisi, sistem pemikiran ataupun peristiwa pada masa sekarang. Sedangkan
metode kualitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang
alamiah. (Sugiono, 2010).Pengumpulan data dengan bukti – bukti dokumen
tertulis beserta foto dan video kejadian pekerjaan PCI girder disertai dengan
wawancara terhadap pelaksana serta petugas yang ada dilokasi pekerjaan PCI
girder. Hasil penelitian ialah keempat proyek pekerjaan erection girder yang
ditinjau berdasarkan hasil analisis penilaian RVS (Rapid Visual Screening),
termasuk dalam definisi aman dengan detil sebagai berikut.
a. Proyek UB Sungai 05 Margomulyo nilai probabilitas keamanan total
yang hanya 21,8% atau 0.218 yang berarti pekerjaan PCI girder pada
proyek UB Sungai 05 Margomulyo memiliki kecenderung kurang
aman.
b. Tol KLBM (Krian – Legundi – Bunder – Manyar) nilai probabilitas
keamanan total yang hanya 27% atau 0.27 yang berarti pekerjaan PCI
girder pada proyek Tol KLBM (Krian – Legundi – Bunder – Manyar)
memiliki kecenderung kurang aman.
c. Jalan Tol Kendal nilai probabilitas keamanan total yang hanya 13,8%
atau 0,138 yang berarti pekerjaan PCI girder pada proyek Jalan Tol
Kendal memiliki kecenderung kurang aman.
d. Jalan Tol Pantura Gerinsing nilai probabilitas keamanan total yang
hanya 18,66% atau 0,1866 yang berarti pekerjaan PCI girder pada
proyek Jalan Tol Pantura Gerinsing memiliki kecenderung kurang
aman.

2. Penilaian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Pekerjaan Kolom,


Balok dan Pelat Lantai ( Ermiyati Dkk, 2021)
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui risiko kecelakaan kerja yang
tertinggi dan pengendaliannya pada pekerjaan kolom, balok dan pelat lantai.
Kemudian mengidentifikasi bagaimana mengendalikan bahaya tersebut
untuk mengurangi potensi risiko kecelakaan kerja. Metode yang digunakan
dengan dua tahap. Tahap mengidentifikasi proses pekerjaan kolom, balok dan
pelat lantai serta identifikasi bahan – bahan / material, mesin yang digunakan
dalam pekerjaan tersebut. Tahap penaksiran risiko. Pada tahap ini dilakukan
penaksiran risiko guna mengetahui penyebab terjadinya risiko yang terdiri
atas tahap identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko. Hasil penelitian
ini sebagai berikut.
a. Bahwa pekerjaan yang memiliki tingkat risiko tertinggi terdapat pada
pengerjaan pemasangan dan pembongkaran bekisting kolom,
pemasangan perancah, serta pada pemasangan balok kayu pada
pekerjaan balok dan pelat lantai, dimana setiap item pekerjaan ini
memiliki nilai 6 yang merupakan tingkat resiko tertinggi yang menjadi
prioritas utama.
b. Untuk pengendalian bahaya secara keseluruhan kotraktor telah
terlaksana sesuai program kerja dengan baik diantaranya Toolbox,
safety Patrol, SafetyWeekly Meeting, Safety Talk, Fooging dan
Extrapuding.
3. Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kecelakaan Kerja (K3) Dengan
Metode HIRADC Pada Pembangunan Rusun PJN I Kalimantan Kota
Bajarbaru – Provinsi Kalimantan Selatan (Hidayat, 2021)
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat bahaya pada proyek serta
menentukan alternatif pengendalian risiko yang dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko. Metode yang digunakan yaitu metode HIRADC dengan
beberapa tahap antara lain, menentukan jenis pekerjaan, membuat potensi
bahaya dan risikonya, memberikan penilaian, mebuat pemetaan risiko dan
pengendlian risiko. Hasil dari penelitian ini sebagai berikut.
a. Berdasarkan analisa yang dilakukan, identifikasi bahaya pada proyek
proyek pembangunan Rusun PJN I Kalimantan, Kota Banjarbaru –
Provinsi Kalimantan Selatan, munggunakan metode wawancara dengan
staf ahli K3 di PT. Cipta Prasasti Konsorindo – PT. Cipta Vera.
b. Pengenalan bahaya meliputi : Gigitan hewan beracun (ular,
kalajengking, dll), Paparan serbuk seng, Paparan debu, Tertusuk benda
tajam (Paku, pecahan seng), Tertimpa material dan alat kerja dan
luapan, Menghirup bau cat dan thinner, Jalan kotor dan berdebu yang
dikeluarkan olem dump truck proyek, Dehidrasi (Terkena sinar
matahari lansung), Kebisingan (Lalu lintas dump truck), Tersandung,
terjatuh, dan terpeleset, Keselahan posisi saat mengangkat,
Memindahkan dan pereseran, Paparam pengelasan / radiasi ultraviolet,
Penggalian tanah longsor, Terpengaruh oleh fasilitas yang ada (Kabel,
telepon, gas), Paparan oprasi alat, Paparan percikan beto selama
penuangan, Benda asing masuk ke mata, Hancur / terjepit oleh tiang
yang pecah saat tumpukan rusak,Terkena api mixer las saat memotong
dan menghubungkan tumpukan.
c. Berdasakan analissa yang dilakukan, diketahui nilai tertinggi dari
penilaian Pekerjaan struktur arsitektur lantai 8 dengan nilai resiko 5,95
kategori M (Menegah) di peringkat 1 dari 89 peringkat. Besar kecilnya
terjadi resiko kecelakaan tergantung pada kompleks tidaknya suatu
pekerjaan, besarnya kecilnya suatu proyek, alat yang digunakan dan
kontruksi bangunan, yang menyangkut tinggi rendahnya dan fungsi dari
bangunan tersebut.
d. Berdasakan analissa yang dilakukan, diketahui nilai tertinggi dari
penilaian Pekerjaan struktur arsitektur lantai 8 dengan nilai resiko 5,95
kategori M (Menegah) di peringkat 1 dari 89 peringkat. Besar kecilnya
terjadi resiko kecelakaan tergantung pada kompleks tidaknya suatu
pekerjaan, besarnya kecilnya suatu proyek, alat yang digunakan dan
kontruksi bangunan, yang menyangkut tinggi rendahnya dan fungsi dari
bangunan tersebut.
e. Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka diperoleh alternatif
pengendalian resiko yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko
yaitu, Ramburambu/peringatan dan/atau pengendalian administrasi,
dan Alat Pelindung Diri.
2.2 Keaslian Penelitian
Berikut ini adalah tabel perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang :
Tabel 2.1 Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
Penelitian Terdahulu Tujuan Metode Hasil
Identifikasi Potensi mengetahui aman atau Pengumpulan data dengan Keempat proyek pekerjaan
Kecelakaan Kerja dan Upaya tidaknya kondisi proyek- bukti – bukti dokumen tertulis erection girder yang ditinjau
Keselamatan Kerja Pada proyek pekerjaan erection beserta foto dan video kejadian berdasarkan hasil analisis
Pelaksanaan Girder (Lubis, girder serta mengetahui detil pekerjaan PCI girder disertai penilaian RVS (Rapid Visual
2020). presentase nilai profitabilitas dengan wawancara terhadap Screening), termasuk dalam
keamanan total per proyek pelaksana serta petugas yang definisi aman.
serta kecenderungannya. ada dilokasi pekerjaan PCI
girder.
Tabel 2.2 Lanjutan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
Penelitian Terdahulu Tujuan Metode Hasil
Penilaian Risiko Keselamatan mengetahui risiko kecelakaan Tahap mengidentifikasi proses Pekerjaan yang memiliki
dan Kesehatan Kerja Pada kerja yang tertinggi dan pekerjaan kolom, balok dan tingkat risiko tertinggi terdapat
Pekerjaan Kolom, Balok dan pengendaliannya pada pelat lantai serta identifikasi pada pengerjaan pemasangan
Pelat Lantai ( Ermiyati Dkk, pekerjaan kolom, balok dan bahan – bahan / material, mesin dan pembongkaran bekisting
2021) pelat lantai. yang digunakan dalam kolom, pemasangan perancah,
pekerjaan tersebut. Tahap serta pada pemasangan balok
penaksiran risiko. Pada tahap kayu pada pekerjaan balok dan
ini dilakukan penaksiran risiko pelat lantai, pengendalian
guna mengetahui penyebab bahaya secara keseluruhan
terjadinya risiko yang terdiri kotraktor telah terlaksana
atas tahap identifikasi risiko, sesuai program kerja dengan
analisis risiko, evaluasi risiko. baik diantaranya Toolbox,
safety Patrol, SafetyWeekly
Meeting, Safety Talk, Fooging
dan Extrapuding.
Tabel 2.3 Lanjutan perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
Penelitian Terdahulu Tujuan Metode Hasil
Analisis Risiko Keselamatan Mengetahui tingkat bahaya Metode yang digunakan yaitu Nilai tertinggi dari penilaian
Dan Kesehatan Kecelakaan pada proyek serta menentukan metode HIRADC dengan Pekerjaan struktur arsitektur
Kerja (K3) Dengan Metode alternatif pengendalian risiko beberapa tahap antara lain, lantai 8 dengan nilai resiko
HIRADC Pada Pembangunan yang dapat dilakukan untuk menentukan jenis pekerjaan, 5,95 kategori M (Menegah) di
Rusun PJN I Kalimantan Kota mengurangi risiko. membuat potensi bahaya dan peringkat 1 dari 89 peringkat.
Bajarbaru – Provinsi risikonya, memberikan nilai tertinggi dari penilaian
Kalimantan Selatan (Hidayat, penilaian, mebuat pemetaan Pekerjaan struktur arsitektur
2021). risiko dan pengendlian risiko. lantai 8 dengan nilai resiko
5,95 kategori M (Menegah) di
peringkat 1 dari 89 peringkat.
Alternatif pengendalian resiko
yang dapat dilakukan untuk
mengurangi resiko yaitu,
Ramburambu/peringatan
dan/atau pengendalian
administrasi, dan Alat
Pelindung Diri.
Berdasarkan penelitian – penelitian terdahulu, penelitian yang akan dilakukan
sekarang yaitu dengan metode pemanfaatan foto konstruksi untuk penilaian
keselamatan kerja (K2) pada pekerjaan terowongan studi kasus Proyek
Pembangunan Bendungan Bener Purworejo, Jawa Tengah belum pernah dilakukan.
Perbedaan lain yaitu subjek dan objek pada penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya berbeda. Keaslian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dan
sesuai dengan dengan asas-asas keilmuan yang harus dijunjung tinggi yaitu
kejujuran, rasional, objektif serta terbuka.

Anda mungkin juga menyukai