ABSTRAK
Penilaian risiko merupakan suatu kegiatan yang melakukan risk assesment, risk management,
dan risk communication sehingga dapat diketahui tingkat risiko yang diterima pekerja dan
memberikan rekomendasi pengendalian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai risiko
atau risk assesment pada pekerjaan pengelasan manual di area bengkel hull construction
(Lambung Utara) PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero). Penelitian residensi ini
dilakukan di bengkel hull construction lambung utara perusahaan yang berfokus pada
pekerjaan pengelasan manual SMAW dan memiliki potensi bahaya tinggi (high risk). Desain
penelitian ini semi kuantitatif, cross sectional. Menggunakan teknik total sampling, dengan
semua sampel pekerja pengelasan yang berjumlah 20 orang. Metode pengumpulan data antara
lain dengan wawancara, observasi lapangan dan studi dokumen. Hasil penelitian residensi
menunjukkan bahwa pekerja yang melakukan pekerjaan pengelasan manual SMAW di
bengkel hull construction PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero) terdapat 4 bagian
langkah pekerjaan dari mulai persiapan alat dan material pengelasan dan tahapan proses
pengelasan. Terdapat 15 sumber bahaya dengan 11 bahaya risiko tinggi (high risk) atau risiko
yang tidak dapat diterima, 3 risiko merupakan risiko dalam kategori sedang atau risiko yang
memungkinkan dapat di tolerir dan hanya 1 risiko yang rendah atau risiko yang dapat
diterima. Upaya pengendalian yang diterapkan adalah adanya pengendalian secara teknik
engineering, administratif dan penyediaan Alat Pelindung Diri (APD). Kesimpulan dari
penelitian ini, dari total 15 sumber macam beahaya, rata-rata penerapan pengendalian
memiliki nilai 40% artinya sudah diterapkan dengan baik berbagai macam pengendalian
hanya saja tidak ada follow up khusus pengendalian pada pengelasan manual tersebut.
Pengendalian sebaiknya berfokus pada perlakuan komunikasi hazard di lingkungan kerjanya.
PENDAHULUAN
Perusahaan di Indonesia yang Seperti yang dikutip dari ILO,
berkembang tentunya telah menerapkan berdasarkan laporan daerah pada tahun 2010,
aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdapat sekitar 98.711 kasus kecelakaan
(K3). Salah satu aspek penting dalam kerja di Indonesia. Sementara itu,
penerapan K3 yaitu tentang kesesuaian antara berdasarkan data semester pertama tahun
mesin dan manusia atau sering dikenal 2011, terdapat 48.515 kasus kecelakaan
dengan ilmu ergonomi. Potensi bahaya kerja. Pada tahun 2008 tercatat jumlah
banyak terdapat di tempat kerja dan kecelakaan kerja sebanyak 58.600 kasus,
mengakibatkan kerugian baik dari kemudian pada tahun 2009 terdapat 54.398
perusahaan, karyawan maupun terhadap kasus kecelakaan kerja. Sedangkan pada
masyarakat sekitar. Upaya untuk mencegah tahun 2010 angka kecelakaan kerja di
hal tersebut adalah dengan menerapkan suatu Indonesia mencapai 47.919 kasus, dengan
konsep Keselamatan dan Kesehatan Kerja rincian sebanyak 7.965 pekerja meninggal
(K3) (Abdulkadir Muhammad, 2008). dunia.
Dalam grafik kecelakaan kerja yang Pengumpulan data dilakukan dalam
dialami para pekerja PT. Dok dan Perkapalan beberapa metode antara lain dengan
Surabaya (Persero) ini tercatat bahwa tingkat menggunakan wawancara yang dilakukan
kecelakaan masih tergolong dengan kategori secara langsung pada pekerja pengelasan
sedang dan masih cukup tinggi. Data tersebut bengkel hull construction mengenai risk
dapat diuraikan kembali menjadi beberapa assesment pekerjaan pengelasan manual yang
kategori kecelakaan yang berupa terjepit, dilakukan, kegiatan observasi di lapangan
terpeleset, tersayat, terbakar, tersetrum, dengan menggunakan JSA, serta
terbelit mesin, terpercik mesin, tertimpuk dan pengambilan data atau pelaporan yang sudah
masih banyak lagi. Adapun proses ada di PT. Dok dan Perkapalan Surabaya.
pengelasan yang dilakukan adalah proses Analisis masalah atau potensi bahaya
pengelasan dengan menggunakan panas menggunakan metode risk assesment dengan
listrik atau pengelasan manual SMAW melakukan penilaian risiko dengan cara
(Shield Metal Arch Welding). Potensi bahaya menentukan besarnya risiko yang merupakan
yang ditimbulkan dengan metode pengelasan kombinasi antara kemunkinan (likelihood)
manual SMAW yaitu dimana terdapat asap dan keparahan (consequences), serta
gas dari pengelasan,cara penggunaan APD menentukan tindakan respon berdasarkan
(Personel Protective Equipment) yang tidak tingkat risiko.
sesuai, efektifitas penggunaan ventilasi Analisis data secara deskriptif, hasilnya
udara,hazard di lingkungan kerja dan dianalisis dengan menggunakan teori yang
banyaknya masalah yang dapat menimbulkan terkait kemudian hasil tersebut disajikan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja di dalam bentuk narasi. Hasil pengumpulan,
PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (Persero). pengolahan dan analisis data tersebut
Dalam mengurangi risiko kecelakaan digunakan untuk menarik kesimpulan dan
kerja adalah dengan cara manajemen risiko. rekomendasi.
Manajemen risiko K3 merupakan suatu
upaya yang digunakan untuk mengelola HASIL
risiko K3 agar mencegah terjadinya Dari hasil identifikasi bahaya pada
kecelakaan kerja yang diinginkan, oleh pekerjaan pengelasan manual SMAW
karena itu, adapun tujuan dilakukannya bengkel hull construction PT. Dok dan
residensi ini adalah melakukan Risk Perkapalan Surabaya (Persero) dilakukan
Assesment pada Pekerjaan Pengelasan dengan melakukan pengamatan, penilaian
Manual SMAW Area Bengkel Hull dan diskusi dengan supervisor, welder, safety
Construction (Lambung Utara) PT. Dok dan officer untuk menganalisa potensi bahaya dan
Perkapalan Surabaya (Persero) faktor-faktor bahaya pada pekerjaan
pengelasan manual yang dilakukan.
METODE Dalam tahapan pembuatan kapal tak
Penelitian ini merupakan penelitian lepas dengan kegiatan pengelasan untuk
semi kuantitatif, desain penelitian cross menyambungkan antara plat baja dengan plat
sectional yang dilaksanakan pada bulan baja dan bagian yang satu dengan bagian
Februari 2017. Populasi penelitian ini adalah yang lain. Proses pengelasan pada bangunan
seluruh pekerja pengelasan bagian bengkel kapal baru tidak hanya dilakukan di bengkel
hull construction PT. Dok dan Perkapalan outfitting, namun banyak juga dilakukan di
Surabaya yang berjumlah 20 orang. dalam kapal di mana lokasi pekerjaan
Menggunakan teknik total sampling dengan memiliki kategori ruang terbatas, seperti
semua sampel 20 orang pekerja pengelasan. tanki balas. Tanki balas ini memiliki fungsi
Instrumen yang digunakan dalam sebagai tempat masuknya air laut untuk
penelitian ini antara lain lembar pengumpul stabilitas kapal agar tidak goyah pada saat
data, untuk mencatat data umum responden, muatan kosong. Tanki balas ini terletak di
dan lembar kuisioner untuk pertanyaan bagian kapal paling dasar. Selain sebagai
potensi bahaya apa yang sering terjadi. tempat masuknya air,tanki balas ini juga
dapat berfungsi sebagai tempat penyimpanan perusahaan oleh pihak sub kontraktor.
minyak maupun bahan bakar. Proses Persyaratan itu juga termasuk mengenai
welding sendiri baru bisa dijalankan setelah kelayakan alat dan material yang akan
tahap fitting atau pekerjaan pengepasan dan dipakai di lapangan oleh pekerja las. Namun
penempatan part (bagian) dilakukan. pada saat pekerjaan pengelasan telah
Pengelasan yang dilakukan di dalam tanki ini berlangsung, pemeliharaan peralatan kurang
ada 2 jenis, yaitu: Pengelasan Manual atau dijaga. Sehingga ditemukan kabel las yang
Shield Metal Arch Welding (SMAW) dan terputus dan disambung kembali dengan
Pengelasan FCAW-MIG semi otomatik. menggunakan selotip, kabel-kabel las
Jenis pengelasan manual atau SMAW yaitu maupun listrik tidak tertata dengan rapi
jenis las listrik dengan elektroda terbungkus sehingga risiko pekerja las tersandung,
fluks. terjatuh, terpeleset, tersengat listrik sangat
Kondisi alat dan material yang mungkin terjadi.
digunakan untuk pengelasan cukup bagus Berikut adalah tabel hasil identifikasi
meskipun peralatan lama karena sebelum berdasarkan alat dan material, proses
proyek pembuatan kapal baru di verifikasi pengelasan manual, dan operator las
terlebih dahulu persyaratan yang dibuat pihak (welder).
Tabel 1. Identifikasi Bahaya pada Alat dan Material Pengelasan
No Alat dan Material Bahaya
1 Peralatan las dan material plat a. Tercecer di lantai kerja
sambung b. Kabel las yang tergulung dilantai
c. Penyimpanan plat sambung di area kerja
2 Tabung LPG a. Bahaya kebakaran di tempat kerja
b. Bahaya ledakan di tempat kerja
3 Kipas angin Fume gas pengelasan
4 Tabung Oksigen Bahaya kebakaran
5 Gulungan kabel dilantai Bahaya terjatuh
Berdasarkan tabel 1 ini secara langsung dapat berdasarkan pemeriksaan alat dan material
disimpulkan untuk pembuatan risk assesment dapat dilakukan pengelasan manual yaitu
mengenai proses pengelasan manual sebagai berikut :
Tabel 2. Risk Assesment pada Alat dan Material Pengelasan
Sumber Potensi Risiko Penilaian Risiko
Langkah Pekerjaan
Bahaya Bahaya Murni L C R
Mempersiapkan peralatan Benda Kerja Terjatuh Luka 2 4 8
las dan material plat tercecer di Terbentur Ringan
sambung lantai kerja Terpeleset Luka Berat
Patah
Tulang
Pemeriksaan Tabung LPG Gas Kebakaran Luka Bakar 2 3 6
Bertekanan Ledakan
Pemeriksaan Ventilasi / Fume, gas Terhirup Siderosis 2 2 4
Kipas Angin yg ada di sisa Asphxiant
tempat kerja pengelasan