2, Juli 2016
Abstrak : Aspek biaya menjadi salah satu pertimbangan utama dalam proses pelaksanaan proyek
konstruksi, karena menyangkut jumlah yang besar dan rentan terhadap timbulnya risiko. Awal dari
pengendalian biaya adalah dari proses estimasi. Estimasi biaya yang tidak akurat akan berdampak
negatif pada keseluruhan proses konstruksi. Oleh karena estimasi merupakan acuan dalam menyusun
anggaran dan digunakan sebagai kontrol biaya proyek, maka diperlukan analisis terhadap risiko
dominan sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan mitigasi.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan cara wawancara dan survei.
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada responden menggunakan metode
purposive sampling yaitu hanya memilih responden yang berkompeten dan berpengalaman dalam
proses estimasi biaya. Adapun jumlah responden adalah 25 responden yang mewakili 8 proyek
konstruksi gedung bertingkat milik pemerintah yang berlokasi di Kota Denpasar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 40 risiko yang teridentifikasi, dari studi literatur
teridentifikasi 16 risiko dan hasil curah pendapat teridentifikasi 24 risiko. Dari 40 risiko tersebut,
terdapat 34 risiko kategori dominan yang terdiri dari 9 risiko yang tidak dapat ditoleransi dan 25 risiko
yang harus dihindari dan tidak diharapkan. Risiko dominan paling banyak ditemukan pada risiko
estimator dan tim proyek. Terdapat 16 tindakan mitigasi untuk risiko yang tidak dapat ditoleransi dan
41 tindakan mitigasi untuk risiko yang tidak diharapkan. Kepemilikan risiko dominan merupakan
tanggung jawab kontraktor dan pemilik proyek.
Abstract : On the implementation of the construction project, financing is the main consideration due
to the number of large and vulnerable to various risks. Cost control is the beginning of the estimates.
An inaccurate estimation could have a negative impact on the whole process of construction. Because
of estimation is reference in preparing the budget and used as control of the cost of projects, then
required to major risk analysis that can be used as a basis in the mitigation.
This research was conducted with qualitative descriptive method by interviews and survey.
Data was collected by distributing questionnaires to the respondents using purposive sampling method,
which simply selecting respondents who were competent and expert about the possible risks. The
number of respondents was 25 who represent 8 construction project belonging to the government
which is located in Denpasar.
The results showed that there were 40 risks identified, from literature identified 16 risks and
from brainstorming identified 24 risks. Than from 40 risks there are 34 major risks which was 9 risks
classified as unacceptable and 25 risks classified as undesirable. Most dominant risks were the risks of
estimator team and project. There were 16 mitigation measures at an unacceptable risk and 41
mitigitation measures at an undesirable risk. Most dominant risks were the risks of contractors and
owner.
1
Mahasiswa Program Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar
2
Staf Pengajar Program Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar
63
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aspek biaya menjadi salah satu jika biaya proyek dapat ditekan seminimal
pertimbangan utama dalam proses pelaksanaan mungkin sehingga didapat keuntungan
proyek konstruksi, karena menyangkut jumlah maksimal atau ketika dalam pelaksanaan
yang besar dan rentan terhadap timbulnya proyek tidak terjadi pembengkakan biaya dan
risiko. Pada penelitian sebelumnya tentang sesuai dengan estimasi biaya awal.
Analisa Overruns Biaya Pada Beberapa Tipe Oleh karena estimasi merupakan acuan
Proyek Konstruksi (Santoso, 1999) dalam menyusun anggaran dan digunakan
menyebutkan bahwa delapan dari sepuluh sebagai kontrol biaya proyek, maka diperlukan
proyek konstruksi mengalami pembengkakan analisis terhadap berbagai risiko yang akan
biaya (overruns biaya). Untuk mengatasi muncul dalam proses estimasi biaya proyek.
pembengkakan biaya proyek tersebut, perlu Terutama risiko dengan kategori major risk
diketahui penyebab utama kerugian proyek. sehingga dapat digunakan sebagai dasar dalam
Menurut Budisuanda (2011), terdapat tiga melakukan mitigasi untuk menekan akibat
penyebab kerugian proyek paling besar yaitu yang ditimbulkan oleh risiko tersebut.
kesalahan dalam estimasi biaya proyek,
kepemimpinan proyek yang lemah dan Rumusan Masalah
unbalanced contract. Dalam laporan 1. Risiko – risiko apa saja yang teridentifikasi
pengendalian proyek ternyata lebih dari 50% dalam proses estimasi biaya proyek
penyebab kerugian proyek adalah karena konstruksi gedung bertingkat di Kota
kesalahan estimasi biaya proyek saat tender. Denpasar?
Hal ini menegaskan bahwa biaya proyek 2. Risiko – risiko apa saja yang termasuk
menjadi hal penting yang harus dicermati kategori dominan dalam proses estimasi
pengendaliannya. Awal dari pengendalian biaya proyek konstruksi gedung bertingkat
biaya adalah dari proses estimasi. Estimasi di Kota Denpasar?
biaya yang tidak akurat akan berdampak 3. Bagaimana mengelola/ memitigasi risiko
negatif pada keseluruhan proses konstruksi dan yang ada untuk meminimalisir berbagai
pihak yang terlibat. dampak negatif yang dapat terjadi?
Dalam proses estimasi biaya terdapat 4. Pihak-pihak mana yang bertanggung jawab
beberapa faktor yang menjadikan suatu hasil terhadap risiko yang terjadi (ownership of
estimasi yang tidak realistis bagi pelaksanaan risk) ?
proyek seperti kurangnya pengalaman
estimator, ketidakjelasan lingkup, Tujuan Penelitian
kompleksitas design dan ukuran proyek. 1. Untuk mengetahui risiko – risiko apa saja
(Akinci dan Fischer, 1998). Faktor tersebut yang teridentifikasi pada proses estimasi
sangat mempengaruhi keakuratan dalam biaya proyek konstruksi gedung bertingkat
estimasi biaya proyek. Perhitungan biaya yang di Kota Denpasar.
terlalu murah karena estimator yang terlalu 2. Untuk menentukan risiko - risiko dominan
optimis, sedangkan perhitungan yang mahal pada proses estimasi biaya proyek
akan menyebabkan perhitungan biaya yang konstruksi gedung bertingkat di Kota
didapat kurang kompetitif dalam persaingan Denpasar.
sehingga menyebabkan kegagalan dalam 3. Melakukan pengelolaan risiko untuk
tender. Kendala-kendala tersebut harus meminimalisir dampak negatif yang timbul
dipertimbangkan untuk meminimalisir dari proses estimasi biaya.
timbulnya risiko dalam proses estimasi biaya 4. Menentukan kepemilikan risiko (ownership
proyek. of risk) untuk penanggulangan risiko (risk
Pembangunan konstruksi khususnya di mitigation).
kota Denpasar semakin pesat seiring untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia. Banyak
gedung bertingkat yang telah dibangun dan TINJAUAN PUSTAKA
banyak pula yang masih dalam proses Manajemen Risiko
pembangunan. Kontraktor beranggapan bahwa Manajemen risiko menurut Darmawi
biaya adalah aspek penting dan memerlukan (2014) adalah suatu usaha untuk mengetahui,
perhatian lebih baik mulai dari proses menganalisis serta mengendalikan risiko dalam
perencanaan hingga tahap pelaksanaan proyek. setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan
Suatu proyek konstruksi dikatakan berhasil untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi
64
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016
yang lebih tinggi. Manajemen risiko justifikasi/ finalisasi, estimator dan tim proyek,
merupakan sebuah proses preventif yang fasilitas pendukung, owner/ client & konsultan
dirancang untuk memastikan bahwa dan pihak subkontraktor.
kemungkinan kerugian dikurangi dan bahwa
konsekuensi negatif karena peristiwa yang Kualitas dan Keakurasian Estimasi Biaya
tidak diinginkan diperkecil. Manajemen risiko Faktor yang berhubungan dengan
proyek memberi pengendalian yang lebih baik keunikan proyek sangat kuat pengaruhnya
atas masa depan dan dapat dengan signifikan terhadap akurasi estimasi. Proyek, sumber
meningkatkan peluang mencapai sasaran daya dan faktor eksternal perlu
proyek. Manajemen risiko memiliki tujuan dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas
akhir yaitu memilih pengukuran peringanan estimasi biaya proyek. Berikut ini adalah
risiko, pemindahan risiko dan pemulihan risiko beberapa dampak dari estimasi yang buruk
untuk mengoptimalkan kinerja organisasi. Dan (Asiyanto, 2005) :
menurut Darmawi (2014) manajemen risiko 1. Terjadi cost overrun (pembengkakan biaya)
dilaksanakan untuk mengurangi, menghindari, terhadap nilai estimasi awal.
mengakomodasi suatu risiko melalui sejumlah 2. Terjadi hasil yang tidak konsisten.
kegiatan yang berurutan yaitu : 3. Estimasi biaya yang dihasilkan kurang
1. Identifikasi risiko, mengetahui adanya detail.
risiko, sifat risiko yang dihadapi dan 4. Dokumentasi yang buruk atau lemah.
dampaknya. Identifikasi risiko merupakan 5. Tidak dapat diandalkan untuk alokasi dana.
proses menganalisis risiko yang mungkin 6. Tidak dapat diandalkan untuk mengontrol
timbul secara sistematis. biaya pada saat pelaksanaan proyek.
2. Pengukuran risiko, menganalisa atau Kualitas estimasi biaya berkaitan
mengukur risiko yang mungkin terjadi dengan tingkat akurasi dan kelengkapan
untuk menentukan prioritas risiko mana unsur-unsurnya. Menurut Soeharto (2001),
yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan tingkat akurasi estimasi biaya proyek
metode yang digunakan untuk bergantung pada tersedianya data dan
menyelesaikan atau menguranginya. informasi, teknik dan metode yang digunakan,
3. Pengendalian risiko, dengan cara kecakapan dan pengalaman estimator, dan
menghindari risiko, mengendalikan tujuan pemakaian perkiraan biaya.
kerugian, memisahkan kegiatan yang Dalam melakukan perhitungan estimasi
berisiko dan kombinasi dari ketiga cara biaya, seorang estimator harus memahami
diatas serta pemindahan risiko. keseluruhan proses konstruksi, tidak hanya
mampu melakukan kuantifikasi atau semua
Identifikasi Risiko yang tersaji dalam gambar kerja dan
Identifikasi risiko merupakan tahapan spesifikasi, tetapi juga harus mampu
awal dalam manajemen risiko yang bertujuan mengantisipasi semua kegiatan konstruksi
untuk dapat menguraikan dan merinci jenis yang akan terjadi.
risiko yang mungkin terjadi dari aktivitas atau
kegiatan yang akan dilakukan. Hal utama yang METODE PENELITIAN
harus diketahui dengan jelas adalah sumber Rancangan Penelitian
risiko (source), kejadiannya (event), dan akibat Metode deskriptif kualitatif yang
dari risiko tersebut (effect). Sumber risiko digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
merupakan kondisi dimana kemungkinan metode wawancara dan survei yang bertujuan
terjadinya risiko lebih besar. Event adalah untuk memperoleh opini dari pihak – pihak
peristiwa yang memberikan pengaruh yang yang berpengalaman mengenai risiko - risiko
bersifat merugikan atau menguntungkan. yang mungkin terjadi pada proses estimasi
Menurut Buranda (2009) variabel yang biaya proyek pembangunan gedung bertingkat
terkait risiko dalam proses estimasi adalah di Kota Denpasar.
pemahaman dokumen, pelaksanaan survey,
perhitungan volume pekerjaan, identifikasi Sampel dan Responden
kebutuhan sumber daya, perencanaan asumsi- Teknik pengambilan responden yang
asumsi, perencanaan metode pelaksanaan, digunakan adalah purposive sampling
perhitungan analisa teknik, pengumpulan data didasarkan pada jumlah yang dianggap cukup
harga satuan dasar (upah, bahan dan alat), memadai untuk mewakili data penelitian sesuai
perhitungan analisa harga satuan pekerjaan, keadaan populasi dan mampu menggambarkan
perencanaan schedule, perhitungan biaya apa yang menjadi tujuan penelitian.
umum proyek, perencanaan cash flow proyek,
65
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016
66
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016
Uji Reliabiltas
Uji reliabilitas ini berdasarkan rumus
Spearman Brown dari item pertanyaan dapat
diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas
seluruh item pada tabel kemungkinan
(likelihood) adalah 0,98 dan untuk tabel
konsekuensi (consequences) adalah 0,992.
Gambar 2. Unacceptable Risk
Risiko Dominan (Major Risk)
Risiko dominan (major risk) perlu Yang termasuk risiko yang tidak
diperhatikan lebih jauh, karena risiko-risiko ini diharapkan (undesirable) dapat diuraikan
mempunyai potensi besar mempengaruhi sebagai berikut risiko pemahaman dokumen
proses estimasi biaya proyek konstruksi sebanyak 2 risiko (8,00%), risiko pelaksanaan
gedung bertingkat di Kota Denpasar. survey sebanyak 3 risiko (12,00%), risiko
Berdasarkan Gambar 1 tingkat penerimaan identifikasi kebutuhan sumber daya sebanyak 2
risiko (risk acceptability) yaitu unacceptable risiko (8,00%), risiko perencanaan metode
(tidak dapat diterima) sebanyak 9 risiko pelaksanaan sebanyak 1 risiko (4,00%), risiko
(22,50%), undesirable (tidak diharapkan) pengumpulan data harga satuan upah, bahan
sebanyak 25 risiko (62,50%), acceptable dan peralatan sebanyak 3 risiko (12,00%),
(dapat diterima) sebanyak 6 risiko (15,00%), risiko perhitungan analisa harga satuan
dan tidak ada risiko yang termasuk negligible pekerjaan sebanyak 1 risiko (4,00%), risiko
(dapat diabaikan). perencanaan jadwal pelaksanaan sebanyak 3
risiko (12,00%), risiko finalisasi sebanyak 3
risiko (12,00%), risiko estimator dan tim
proyek sebanyak 7 risiko (28,00%).
67
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016
68
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016
69
Jurnal Spektran Vol. 4, No. 2, Juli 2016
Anonim. 2008. A Guide to the Project Suputra, I G.N. Oka. 2005. Manajemen Risiko
Management Body of Knowledge. pada Pelaksanaan Pembangunan
Project Management Institute. Denpasar Sewerage Development
Project (DSDP) di Denpasar.
Asiyanto. 2005. Construction Project Cost (tesis). Denpasar: Universitas
Management. Jakarta: Pradnya Udayana.
Paramita.
Soeharto, I. 2001. Manajemen Proyek Dari
_______. 2009. Manajemen Risiko untuk Konseptual Sampai Operasional
Kontraktor. Jakarta: Pradnya Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Paramita.
Suanda, B. 2011. Faktor Utama Penyebab
Darmawi, H. 2014. Manajemen Risiko. Kerugian Proyek Konstruksi. [cited
Jakarta: Bumi Aksara. 2015 April 17]. Available from:
URL:
Dipohusodo, I. 1996. Manajemen Proyek dan http://manajemenproyekindonesia.c
Konstruksi. Yogyakarta: Kanisius om
70