Oleh:
Kelas 3 Logistik E
1. Klasifikasi Resiko
Proyek yang direncanakan sesuai dengan sop akan memberikan waktu luang untuk
manajer proyek untuk mengatasi masalah yang mungkin tidak terduga yeyapi harus
memenuhi tujuan biaya, jadwal dan kinerja semula. Agar pekerjaan bisa dilakukan
dengan baik maka harus adanya klasifikasi resiko. Edisi kelima PMBOK• Panduan
menggabungkan struktur perincian risiko untuk memberi penekanan pada
klasifikasi tersebut (PMBOK•Panduan 2013, 317). Software Engineering Institute,
dalam Identifikasi Risiko Berbasis Taksonomi (Carr et al. 1993), juga memecah
risiko menjadi kelas dan subkelas. Selain itu, edisi asli buku ini, yang dibuat oleh
Defense Systems Management College (DSMC), menekankan lima aspek utama
risiko. Namun, yang penting bukanlah memilih satu skema tertentu, melainkan
memilih pendekatan yang mencerminkan kebutuhan risiko organisasi.
4. Aspek Resiko
System Management College (1986) mengklarifikasi risiko menjadi 5 aspek:
a. Teknis (terkait kerja)
b. Terprogram
c. Daya Dukung
d. Biaya
e. Susunan Acara
Karena risiko biaya dan jadwal sering menjadi indikator status proyek, mereka
diperlakukan agak berbeda dari yang lain. Itu juga karena cenderung merupakan
dampak dari risiko lain, selain menjadi sumber risiko itu sendiri.
A. LINGKUNGAN RISIKO
Di setiap proyek, ada lingkungan berisiko. Ada ancaman yang harus dihadapi
dan peluang yang mungkin muncul dengan sendirinya, dan di sana ada banyak
cara berbeda untuk mengatasinya. Perencanaan manajemen risiko adalah
upaya, secara organisasional, untuk menyusun kebijakan risiko, praktik, dan
prosedur organisasi menjadi satu kesatuan yang kohesif yang akan mengatasi
sifat risiko khusus proyek. Untuk masukan WBS, ringkasan proyek, dan peran
serta tanggung jawab, terdapat masukan khusus untuk perencanaan risiko.
2. IDENTIFIKASI RISIKO
Langkah penting dalam proses manajemen risiko, identifikasi risiko adalah
pendekatan yang terorganisir dan menyeluruh untuk menemukan risiko nyata yang
terkait dengan sebuah proyek. Risiko tidak dapat dinilai atau dikelola sampai
kemungkinan realistis diidentifikasi dan dijelaskan dengan cara yang bisa
dimengerti. Mungkin, kunci kegagalan manajer proyek dalam identifikasi risiko
adalah deskripsi aktual dari peristiwa risiko. Banyak manajer proyek mencoba
untuk mengidentifikasi risiko hanya sebagai "jadwal" atau "biaya". Untuk
melaksanakan identifikasi risiko secara efektif, dokumentasi proyek dasar harus
ada. Piagam proyek, pernyataan ruang lingkup, dan proyek rencana manajemen
(termasuk WBS) harus tersedia untuk membangun daftar risiko secara menyeluruh.
Tanpa elemen-elemen ini sebagai kerangka acuan, tidak mungkin untuk
mengevaluasi risiko secara efektif pada suatu proyek. Alat dan teknik yang
diterapkan dalam identifikasi risiko adalah beragam seperti proyek yang mereka
layani. Namun, beberapa kelompok alat dan jenis teknik paling umum diterapkan.
Menurut PMI, teknik yang dimaksudkan termasuk tinjauan dokumentasi, teknik
pengumpulan informasi (termasuk analisis SWOT), daftar periksa, analisis asumsi,
dan teknik diagram.
• Pemodelan Risiko
Dalam beberapa kasus, risiko proyek akan dikualifikasikan dengan
menggunakan model risiko. Umumnya, model semacam itu spesifik secara
organisasi dan diterapkan secara konsisten untuk semua proyek selama
kualifikasi risiko. Model risiko dan praktik kualifikasi risiko lainnya
mendukung pengembangan peringkat risiko secara keseluruhan, salah satu
keluaran penting dari tahap proses ini.
Saat Berlaku
Saat wawancara ahli tentang risiko adalah logis untuk mengejar respon dan alternatif
risiko potensial, serta infromasi yang berkaitan dengan probabilitas dan potensi dampak
yang dimana dapat mendukung pengembangan kategori risko untuk struktur rinci
risiko.
Masukan dan keluaran
Wawancara ahki memiliki dua prasyarat. Pertama, pewawancara harus mempersiapkan
dengan meneliti topik dan agenda wawancara. Kedua, orang yang diwawancarai harus
bersedia meluangkan waktu untuk mengungkapkan informasi kepada analis.
Wawancara ahli menghasilkan masukan yang dapat digunakan untuk mengembangkan
daftar pantauan risiko, pengumpulan data dasar.
Penggunaan hasil
Kegunaan hasil wawancara ahli akan memberikan infrimasi untuk menetapkan
kerangka dasar dari risiko termasuk kisaran probabilitas dan dampak secara istilah dan
terminologi internal. Hal ini dapat mengarah pada penilaian kualitatif dan kuantitatif
dari risko yang sedang dievaluasi.
Keandalan
Jika dilakukan dengan benar, wawancar ahli dapat memberikan informasi kualitatif
yang sangat andal.
Jika ahli salah mengidentifikasi informasi yang buruk akan menimbulkan keengganan
ahli untuk berbagi informasi dan mengubah pendapat dengan penilanan yang
bertentangan
Kriteria seleksi
Teknik wawancar aahli dnilai menggunakan kriteria dengan kebutuhan sumber daya,
aplikasi dan keluaran untuk teknik tersebut.
1. Persyaratan sumber daya
- Waktu, untuk identifikasi, kualifiasi dan penghitungan risiko, wawancara sering
salah menerapkannya karenan keterbatasan waktu
- Pewawancara, dalam memberikan informasi yang tidak dapat digunakan untuk
registrasi atau analisis kuantitatif yang membuat pakar harus mengungkapkan
infromasi dalam format yang benar dan tepat
- Pakar, pakar tidak perlu memiliki kesadaran yang tajam tentang praktik manajemen
risiko dan strateginya tetapi kemauan untuk berbagi informasi dan kekmampuan
menerjemahkan kehalian dalan bahasa yang mudah dipahami oleh setiap orang.
- Biaya
- Fasilitas dan perlengkapan yang memadai
2. Aplikasi
Wawancara ahli memiliki keuntungan karena dapat diterapkan dalam bernagai
situasi. Penerapan wawancara dinilai pada skala tinggi, sedang dan rendah.
- Pelapor status proyek mengacu pada rencana pemantauan, biaya dan jadwal
- Keptusan perencanaan utama sering bergantung pada pendapat dari beberapa kuncu
- Pemilihan strategi kontrak tidak terlalu bergantung pada ahli
- Menerapkan wawancara ahli dala persiapan tonggak sejrah bersifat langsung dan
penting
- Panduan desain, mempertimbangkan alternatif teknologi untuk sistem utama
hingga memilih komponen
- Pemilihan sumber merupakan aplikasi utama dalam wawancar ahli
- Pengiriman anggaran adalah langkah utama dalam manajemen proyek
3. Keluaran
Keluaran dari wawancara adalah kumpulan catatan atau evaluasi individu dan
dokumentasi dari catatatan yang telah diatur dalam sebuah perencanaan yang
komprehensif yang mencakup data kualitatif dan prespektif.
Dalam keluaran harus ada kategori yaitu
• Ketepatan
• Tingkat detail bukan kekuatan terbesar dari internal ahli
• Utilitas
Dalam menentukan efektifitasi wawancara ahli oenting untuk mengevaluasi
keterampilan pewawancara dan yang diwawancara. Informasi tersebut memberikan
gambaran terbaik tentang wawasan yang akan dikembangkan.
Penggunaan hasil
sInformasi harus disaring dan didokumentasikan agar mudah diambil oleh siapaun yang
bertanggung jawab atas perencanaan proyek. Informasi yang diperoleh seperti
penerapan penilaian model risiko dan amabang batas risiko
Keandalan
Keandalan bergantung pada kemampuan fasilitator untuk memperoleh informasi dari
sekelompok peserta dan melakukan penggambaran metrik penilaian dan interpretasi
Kriteria seleksi
Terdapat kriteria pemilihan yang berkaitan dengan kebutuhan sumber daya, aplikasi
dan keluaran seperti dibawah ini:
1. Persyaratan sumber daya
a. Biaya untuk rapat perencanaan risiko yang terkait dengan fasilitator
b. Waktu yang dibutuhkan untuk mengimplementasu perencanaan
c. Manajemen proyek komitmen waktu
Jika manajer berungs sebagai fasilitatr maka tingkat komitmen lebih signifikan
1. Aplikasi
Aplikasi sebagai komponen untuk mmebangun infrastruktur risiko proyek yang
sehat, maka harus ada proses konsep atau ideasi sebagai berikut;
a. Pelaporan status proyek mengacu pada rencana pemantauan, biaya dan jadwal
b. Keptusan perencanaan utama sering didasarkan pada level relatif risiko yang
terlibat dalam proyek
c. Pemilihan stratgei
d. Panduan desain
e. Pemilihan sumber yang bukan aplikasi utama untuk perencaaan
2. Keluaran
Keluaran biasanya berupa serangkaian notulen, draf rencana manajemen risiko
yang mencakup data kualitatif serta perspektif kelompok dan individu tentang data
kualitatif
Dalam keluaran terdapat kategori yaitu:
a. Ketepatan membahas kelayakan
b. Tingkat kedetailan, kekuatan rapat perencanaan jika memadai waktu
diperbolehkan untuk mengekplorasi risiko proyek
c. Utilitas memperhitungkan upaya yang terlibat dan nilainya informasi