Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN RESIKO PROYEK: SUATU KAJIAN TEORITIS

Meniek Srining Prapti *)


Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Abstract

Project is illegitimate activity, complex, and limited by time, cost, and specification which
have been determined. Complexity and uncertainty of project enable the happening of risk and
conflict emerge from within and outside of the project. Project risk eliminated by applying
project risk management, so project performance can be reached. Organization have to able to
identity and determine the criteria of efficacy of project performance

A. Latar Belakang proses: identifikasi resiko, penaksiran


Setiap proyek direncanakan, resiko, pengembangan respon terhadap
dianggarkan, dijadwalkan, dan dikendalikan resiko, dan pengendalian respon
sebagai tugas yang unik, bersifat multidisiplin terhadap resiko. Meyer et.al (2002)
dan harus melihat batasan-batasan antar mendefinisikan manajemen resiko
departemen. Karena melintasi batas proyek sebagai faktor ketidakpastian,
departemen ini, maka suatu proyek memiliki dapat bersifat positif atau negatif yang
kecenderungan terjadinya konflik antar secara signifikan mempengaruhi
kelompok karena adanya faktor ketidakpastian. pencapaian kinerja proyek. Manajemen
Suatu proyek harus dapat memenuhi tiga resiko adalah suatu praktek
tujuan yang saling berhubungan, 1) proyek mengidentifikasi, mengevaluasi dan
harus dapat selesai sesuai jadwal, 2) mengendalikan faktor-faktor tersebut
diselesaikan sesuai anggaran yang ada, 3) untuk menghindari atau mengurangi
harus memenuhi spesifikasi untuk memuaskan potensi pengaruh negatif. Dalam teori
pelanggan. Gray dan Larson (2003) keputusan dikatakan bahwa resiko akan
mendefiniskan proyek sebagai suatu sistem membawa konsekuensi negatif atau
bersifat komplek, tidak rutin, dikerjakan pada positif terhadap outcome, merefleksikan
satu titik waktu yang dibatasi oleh anggaran, adanya variasi kemungkinan terjadinya
sumberdaya, dan spesifikasi kinerja yang outcome (Arrow dalam Wallace et al.,
didesain untuk memenuhi kebutuhan 2004). Resiko adalah peluang sebuah
pelanggan. Oleh karena itu proyek tidak dapat kejadian yang tidak diharapkan akan
diperlakukan sebagai sesuatu yang bersifat terjadi dan memberi konsekuensi atas
statis dalam jangka panjang tetapi sebagai semua outcome yang mungkin
sebuah sistem yang bersifat dinamis penuh dihasilkan (Gray and Larson, 2003).
ketidakpastian, beresiko, dan penuh tekanan Barki et al. (2001)
baik secara internal maupun eksternal. Dengan mendefinisikan manajemen resiko
banyaknya faktor yang mempengaruhi proyek sebagai sebuah konstruk yang
keberhasilan suatu proyek, maka suatu proyek bersifat multidimensional diukur dengan
tidak dapat lepas dari resiko proyek.1 perencanaan formal, integrasi internal,
,QVWLWXWH¶V $ *XLGH WR WKe Project dan partisipasi pengguna. Perencanaan
Management Body of Knowledege formal didefiniskan sebagai kaitan
(PMBOKTMGuide) mendefinisikan antara perencanaan, penjadwalan, dan
management resiko proyek sebagai bagian dari anggaran yang menjamin efisisensi dan
manajemen proyek dengan empat komponen waktu pelaksanaan proyek. Integrasi
internal didefiniskan sebagai interaksi
mutual antara anggota pelaksana proyek.
*)
Meniek Srining Prapti, Dosen Fakultas Ekonomi Partisipasi pengguna meliputi semua
Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 74


aktivitas yang meningkatakan komunikasi dan Manajemen resiko sebagai
pertukaran informasi dengan pengguna. aktivitas untuk mengkompensasi adanya
ketidakpastian yang melekat pada
Atas dasar kesamaan dan pola-pola manajemen proyek, dan sebagai
yang ada pada faktor-faktor munculnya resiko aktivitas yang proaktif dan bukan reaktif
proyek, Barki et al. (1993) dalam usaha untuk mencapai
mengidentifikasikan lima dimensi utama dari performance proyek. Manajemen resiko
resiko proyek: ini akan mengurangi kejadian yang tidak
diharapkan dan membawa pengertian
x Ketiadaan dukungan pemakai. yang lebih baik mengenai outcome dari
kejadian negatif. Dimana kemampuan
x Ukuran dan kompleksitas dari proyek. mengidentifikasi resiko proyek pada
semua level manajemen proyek akan
x Kurangnya keahlian pada tahap aplikasi. berpengaruh pada perbaikan
performance proyek. Manajemen resiko
x Masalah-masalah teknologi yang ada dapat menghandel resiko sebelum
saat ini. proyek berjalan atau ketika resiko
terjadi, dapat meminimalkan biaya,
x Keterlibatan management penundaan, tekanan, dan ketidaktahuan
puncak/manager proyek. suatu proyek sehingga akan menjamin
proyek berjalan sesuai dengan yang
diharapkan atau memenuhi spesifikasi
Barki et al. (2001) mengatakan tertentu.
performance proyek adalah tercapainya
efisiensi dan efektivitas penyelesaian proyek Dalam kenyataan sangat sukar
yang meliputi dua dimensi yaitu performance untuk mengendalikan munculnya resiko-
proses dan performance produk. Nidurnolu resiko yang tidak dapat diselesaikan atau
dalam Wallace et al. (2004) menyatakan diatasi mulai dari mengidentifikasi
project performance dibedakan menjadi resiko sampai dengan mendapatkan cara
product performance dan process untuk mengurangi pengaruhnya pada
performance. Product performance adalah pencapaian tujuan proyek. Ini
keberhasilan dari proyek yang sedang memungkinkan diperlukannya
dijalankan. Process performance sebagai perencanan yang bersifat fleksibel untuk
keberhasilan dari proses yang dikembangkan melihat kemungkinan resiko dan atau
(seperti proyek dapat selesai tepat waktu pada sebuah perencanaan kontingensi yang
anggaran yang sudah ditetapkan. Faktor-faktor memperhatikan semua faktor yang
yang mempengaruhi keberhasilan proyek mempengaruhi adanya resiko baik dari
menurut Cafasso dalam Jiang et al., 2000: sisi internal organisasi maupun dari sisi
eksternal (lingkungan). Karena dapat
x Identifikasi dari keterlibatan pengguna terjadi bahwa resiko muncul justru dari
proyek. akibat tindakan dari manajer proyek itu
sendiri ketika membuat perencanaan dan
x Dukungan management melaksanakan proyek. Hal yang sangat
eksekutif/manager proyek. diperlukan dalam suatu proyek adalah
kemampuan untuk mengantisipasi
x Perencanaan proyek yang tepat. kemunculan resiko dan untuk
mengetahui resiko yang mungkin
x Harapan yang realistis mengenai proyek. berpengaruh pada proyek. Dengan kata
lain bagaimana mengidentifikasi
x Pernyataan yang jelas mengenai pendorong atau penyebab munculnya
kebutuhan mengenai lima factor utama resiko yang dapat diidentifikasi kedalam
yang mempengaruhi keberhasilan penyebab utama seperti misalnya ukuran
proyek. dan komplesitas proyek, tingkat

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 75


pengetahuan dalam organisasi mengenai resiko. Menurut A Guide to the Project
potensi lingkungan proyek dan aplikasinya, Management Body of Knowledge dalam
teknologi yang diperlukan dalam menjalankan Ward (1999) mendefinisikan
proyek, karakteristik klien, implementasi management resiko proyek sebagai
strategi kontrak dari suatu proyek (Humphreys bagian dari manajemen proyek dengan
dalam Berkeley et al., 1991). empat komponen proses yaitu risk
Kegagalan untuk mengetahui dan identification, risk quantification, risk
mengidentifikasi resiko sering menjadi response development, risk response
penyebab utama dalam masalah manajement control. Resiko adalah kemungkinan
proyek seperti masalah biaya, jadwal dan untuk kehilangan atau memperoleh gain
sebagainya. Bagi manager proyek secara finansial atau ekonomi,
ketidakpastian akan dihubungkan dengan kerusakan fisik, penundaan sebagai
outcome dimana yang bersifat positif bukan konsekuensi dari adanya ketidakpastian
dianggap sebagai resiko secara keseluruhan, yang dihubungkan dengan aktivitas
hanya ancaman yang memungkinkan untuk mencapai tujuan (Chapman and
munculnya outcome negatif yang akan Cooper dalam Dey, 2002).
dipertimbangkan sebagai resiko. Seorang
manager proyek harus dapat melihat pengaruh C. Klasifikasi Resiko Proyek
lingkungan yang akan berdampak pada resiko Dalam dunia nyata, entah itu
proyek (kemungkinan memunculkan outcome uang, waktu, atau sumber daya harus
negatif) harus berada dibawah kendali (Mac selaras dengan semua resiko,
Crimmon and Wehrung dalam Wallace et al., bagaimanapun juga manajemen harus
2004). memilih resiko manakah yang akan
dikurangi dan mengembangkan
B. Konsep Project Risk (Resiko Proyek) perencanan strategi kontingensi dalam
Berbagai definisi mengenai resiko penerapannya. Oleh karena itu penting
proyek dilihat dari berbagai sudut pandang sekali untuk membuat klasifikasi resiko
oleh peneliti. Resiko adalah kemungkinan dan membuat prioritas. Royer (2000)
bahwa terjadinya kesalahan selama periode secara garis besar membagi resiko
waktu terbentuknya proyek (Royal Society menjadi dua yaitu 1) recognizable risk
dalam Edward and Bowen, 1998). Hillson dan 2) unmanaged assumption.
(2003) mendefinisikan manajemen resiko
sebagai pendekatan manajemen dalam Recognizable risk diklasifikasikan
mencapai keselarasan antara kondisi yang menurut tiga faktor yaitu:
tidak pasti untuk meminimalisasi ancaman dan x Risk categories, dipisahkan
memaksimalkan kesempatan ketika proyek menjadi resiko operasional, resiko
fokus pada usaha pencapaian tujuan. Analisis finansial, resiko manajemen
resiko menurut Edward and Bowen (1998) proyek, resiko strategik, resiko
adalah penilaian secara sistematik terhadap teknologi, dan kesalahan asumsi.
variabel keputusan yang merupakan subyek x Risk severity, berhubungan dengan
dari resiko dan ketidakpastian. Proses analisis akibat resiko terhadap proyek dan
resiko adalah membentuk kemungkinan bisnis.
terjadinya kesalahan proyek; membentuk x Risk probability, sering
batasan asumsi yang dihubungkan dengan diindikasikan sebagai kesalahan
ketidakpastian; mengukur pengaruh potensial asumsi atas ketersediaan
dari outcome proyek yang beresiko. sumberdaya dan ketrampilan atau
Manajemen resiko sebagai pendekatan dengan masalah waktu dan
sistematik untuk mencapai keselarasan, dengan sinkronisasi.
memperhatikan konteks secara tepat;
menetapkan tujuan dan sasaran; Unmanaged assumption sebagai
mengidentifikasi dan menganalisis resiko; sesuatu yang layak atau tidak tepat dan
pengaruh resiko dalam pembuatan keputusan; dapat menjadi bahaya yang besar.
memonitor dan mereview respon terhadap

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 76


Asumsi harus dikelola dalam berbagai cara x Mengetahui kapan, bagaimana,
sebagai resiko karena dalam kenyataan asumsi dan dengan siapa melakukan
adalah sumber baru dari resiko. Oleh karena negosiasi yang memungkinkan
itu asumsi harus didokumentasikan dan memfasilitasi kemajuan proyek
dimonitor untuk menjamin bahwa mengubah dan kemampuan mendapatkan
keadaan tidak meniadakan asumsi dan outcome.
mengubahnya menjadi resiko. Asumsi proyek Proses manajemen resiko (Gray and
diturunkan dari tiga sumber yaitu: Larson, 2003) meliputi empat fase
x Experience-based assumption proses, yaitu:
x Brainstorming-based assumption x Identifikasi resiko. Menganalisis
identification proyek untuk mengidentifikasi
x Converting low risk into assumption sumber resiko.
Tah and Carr (2000) mengklasifikasikan resiko x Penilaian resiko. Penilaian
dalam dua kelompok yaitu 1) primary risk, 2) mengenai pengaruh yang
secondary risk. Dengan menggunkan ditimbulkan, kemungkinan yang
hierarchical risk breakdown structure resiko terjadi, dan pengendaliannya.
dibedakan menjadi dua, yaitu: x Mengembangkan respon terhadap
x Internal risk, dibedakan menjadi local resiko termasuk kemungkinan
risk dan global risk untuk mengurangi kerusakaan,
x External risk, dibedakan menjadi lima dan mengembangkan perencanaan
kategori seperti: economic risk, physical kontingensi.
risk, political risk, technological risk, x Mengendalikan respon terhadap
social risk. resiko yang meliputi perbaikan
strategi resiko, monitoring dan
D. Manajement Resiko melakukan penyesuaian
Kemungkinan tindakan yang dapat perencanaan untuk resiko baru,
dilakukan dalam menghadapi resiko seperti: serta melakukan perubahan
menerima resiko, menghindari resiko, manajemen.
mengurangi resiko, dan memindahkan resiko. Dalam manajemen resiko ketika proyek
Yang terpenting adalah bagaimana mengelola berjalan, aspek penting yang harus
resiko sebagai suatu keputusan yang dibuat diperhatikan berkenaan dengan
dengan mempertimbangkan potensi proyek, pengaruhnya terhadap resiko proyek
analisis resiko yang digunakan untuk mencapai harus menekankan pada:
tujuan dimana resiko melekat dengan proyek. x Hubungan dan konsistensi work
Manajemen resiko dapat dilakukan pada saat breakdown structure.
negosiasi kontrak proyek (ketika proyek belum x Manajemen kejadian yang paling
dijalankan) dan pada saat proyek berjalan. utama (milestone) dan akurasi
Manajemen resiko pada tahap dilakukan pengawasan.
negosiasi kontrak proyek meliputi (Berkeley x Keberhasilan prosedur verifikasi.
et.al, 1991): x Mengubah sistem pengendalian.
x Menggunakan profil resiko proyek yang Proses manajemen resiko secara
dihasilkan dari analisis resiko untuk komprehensif harus memiliki perhatian
mengidentifikasi ketrampilan dan teknik yang sangat detail terhadap tiap-tiap fase
manajemen untuk meminimalisasi resiko dimana proyek melibatkan sumberdaya
yang melekat pada proyek. yang sangat substansial, perencanaan
x Mengidentifikasi, mereview, dan proyek yang panjang, besar/ukuran
menginterpretasikan informasi dalam proyek, kompleksitas, keseluruhan
lingkungan proyek yang berguna untuk organisasi, dan juga masalah-masalah
menjamin keberlangsungan dan politik yang signifikan. Secara garis
keberhasilan mendapatkan outcome dari besar fase-fase manajemen proyek
proyek tersebut. digambarkan dalam tabel berikut:

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 77


Sembilan Fase Umum dari Proses Management Resiko

Fase Tujuan Tindakan


Definisi Menghasilkan pengetahuan Konsolidasi dan perluasan informasi tentang
akan proyek proyek
Fokus Menghasilkan pengetahuan Skope proses dalam terminologi tujuan dan
akan proses management siapa yang mengelola resiko, dan
resiko merencanakan proses dalam terminologi
waktu dan ketersediaan sumberdaya, dan
memilih pendekatan analisis
Identifikasi Mengetahui ancaman dan Mencari sumber resiko, merespon, resiko-
kesempatan yang ada resiko secondary
Mengklasifikasikan resiko dan respon
Struktur Menguji kesederhanaan asumsi Mendefinisikan kembali klasifikasi, meneliti
dan menyediakan struktur yang interaksinya, mengembangkan skala
lebih kompleks jika diperlukan prioritas.
Kepemilikan Klarifikasi kepemilikan dan Skope strategi kepemilikan dalam
responsibility management terminology waktu atas tujuan, pihak yang
terlibat dan kemampuan responnya
Estimasi Mengetahui resiko yang Skope ketidakpastian dari resiko-resiko yang
direspon dengan penting diseleksi dan melakukan estimasi kembali
Evaluasi Mendiagnosa kesulitan- Mengintegrasikan subset resiko,
kesulitan yang penting dan menggambarkan pengaruhnya, dan
menjelaskan implikasi dari mendiagnosa implikasinya.
perbedaan respon
Perencanaan Menghasilkan perencanaan Mengkonsolidasi dan menjelaskan analisis,
dasar sebuah proyek dan seleksi dan perluasan rencana, justifikasi
menghubungkan dengan perencanaan.
perencanaan management
resiko
Management Memonitor dan mengontrol Mengelola aktivitas yang direncanakan,
kemajuan, dan memonitor kemajuan, mengelola krisis, dan
mengembangkan perencanaan membuat aktivitas perencanaan kedepan
atas dasar rotasi
Sumber: Stephen Ward, 1999

E. PROJECT PERFORMANCE tindakan koreksi yang lebih efektif.


(KINERJA PROYEK) Konsep dari project performance
Ketika kita ingin mendefinisikan meliputi performance produk dan
sebuah proyek yang harus dilakukan adalah proses. Produk performance merujuk
mengidentifikasi batasan-batasan atas pada keberhasilan sistem yang
penjadwalan proyek (project schedule), cost dikembangkan dalam proyek tersebut,
suatu proyek (project cost), dan performance sedangkan proses performance merujuk
proyek (dalam terminologi skope/cakupan dan pada keberhasilan dari pengembangan
kualitas proyek). Disaat kita akan proyek itu sendiri (seperti proyek dapat
mengendalikan sebuah proyek, kita tentu diselesaikan tepat waktu sesuai dengan
berpikir dalam terminologi performance versus anggaran yang ditetapkan).
schedule dan cost versus budget. Tujuan dari Mengukur kinerja proyek
pengendalian proyek sering sebagai informasi menjadi bagian penting dari manajemen
untuk mengukur performance proyek yang proyek atau proses pengendalian proyek
memberi kemungkinan untuk melakukan dan harus dilakukan dengan serius.

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 78


Kinerja proyek secara garis besar dapat dilihat terjadi mungkin karena adanaya
dari keberhasilan proyek diselesaikan dengan overestimed.
efisien dan efektif. tepat waktu sesuai dengan ƒ Cost growth adalah persentase
jadwal atau dengan biaya yang dianggarkan. perubahan cost antara proyek
Mengukur performance suatu proyek akhir dengan proyek awal (yang
menjadi aspek yang sangat penting dalam ditetapkan). Cost growth positif
suatu proyek berkaitan dengan banyaknya berarti perubahan order proyek
faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan meningkatkan biaya selama
ataupun kegagalan suatu proyek atau adanya proyek berjalan. Cost growth
kondisi yang tidak pasti atas suatu proyek. negatif dapat terjadi karena
Industri/organisasi harus mampu menentukan skope kerja proyek secara nyata
bagaimana performance dari proyek yang dikurangi atau biaya proyek
dijalankan, atau dengan kata lain mengetahui overestimed.
dengan pasti kriteria keberhasilan proyek. ƒ Award growth sebagai indikator
Kebanyakan organisasi hingga saat ini kemungkinan atas penghargaan
menekankan kinerja proyek dari sudut pandang sebuah proyek untuk
waktu dan biaya proyek. Terlebih perusahaan-perusahaan publik
menekankan pada perubahan atas waktu 2. Ukuran Statik, adalah ukuran
kontrak dan biaya kontrak yang biasa disebut kinerja tergantung pada
sebagai time growth dan cost growth yang ukuran/besar proyek, dibedakan
ditunjukkan dengan persentase positif atau menjadi
negatif dari kebutuhan kontrak yang ƒ Design Unit Cost, adalah rata-
ditetapkan. Sebagai contoh, seandainya time rata biaya/meter persegi dari
growth dan cost growth suatu proyek adalah proyek bangunan.
negatif ini berarti secara umum proyek tersebut ƒ Construction Unit Cost, adalah
memiliki benefit dan proyek sukses. Ini dapat rata-rata biaya/meter persegi
terjadi mungkin karena pemilik atau manager selama proyek berjalan.
proyek memutuskan mengurangi skope kerja ƒ Design Built Cost, adalah total
atau proyek diselesaikan sebelum jadwal dari design cost dan
berakhir/ahead of schedule yang berarti terjadi construction cost.
time growth dan cost growth negarif. 3. Ukuran Dynamic, ukuran untuk
Barki et.al (2001) mengatakan kinerja project performance dengan
proyek adalah tercapainya efisiensi dan memperhitungkan ukuran/size
efektivitas penyelesaian proyek yang meliputi proyek dan variasi waktu dan biaya.
dua dimensi yaitu performance proses dan Dapat dibedakan menjadi:
performance produk. Menurut Douglas dan ƒ Design Placement, yaitu rata-
Buitrago (2002) terdapat tiga tipe pengukuran rata biaya/hari dari desain
project performance dikaitkan dengan waktu kontrak.
dan biaya, yaitu: ƒ Construction Placement, rata-
1. Ukuran Relatif, mengukur mengenai time rata biaya/tiap kontrak proyek.
growth, cost growth, dan award growth. ƒ Design Building placement,
ƒ Time growth adalah persentase antara jumlah desain biaya dan final
waktu kontrak akhir dan waktu construction cost dibagi dengan
kontrak awal. Dapat negatif atau waktu proyek berjalan.
positif tergantung pada outcome atau ƒ Construction Intensity, adalah
performance proyek. Time growth rata-rata biaya/meterpersegi.
positif berarti proyek diselesaikan Dari ketiga tipe ukuran performance
dengan waktu yang lebih lama dari proyek, yang paling banyak digunakan
yang diestimasikan atau dengan kata adalah ukuran dynamic karena
lain proyek mengalami keterlambatan. mencakup hampir semua aspek efisiensi
Time growth negatif berarti proyek dan efektivitas proyek.
dapat diselesaikan lebih cepat dari Thomas et.al (2002)
waktu yang diestimasikan, ini bisa menyatakan keberhasilan suatu proyek

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 79


atau kinerja proyek dapat dilihat dari sudut kemampuan untuk meningkatkan
pandang variabilitas proyek sejalan dengan performance proyek yang pada akhirnya
prinsip-prinsip dalam lean production. akan mampu memiliki competitive
Variabilitas arus kerja yang melewati proses advantage.
suatu proyek akan mengganggu kinerja. Oleh Proses manajemen resiko seperti
karena itu bagaimana proyek harus perencanaan serta mekanisme
memfokuskan pada variabilitas arus kerja pengendalian dan penggabungan skill
untuk memperbaiki kinerja proyek. anggota tim proyek dapat memediasi
Variabilitas arus kerja ini berkaitan dengan pengaruh potensial resiko proyek
strategi fleksibilitas kapasitas (tenaga kerja dan terhadap kinerja proyek. Bagaimana
pabrik) untuk memiliki respon yang efisien. pengaruh manajemen resiko itu sendiri
Prinsip utama adalah mengurangi aktivitas terhadap project performance sangat
pemborosan didalam proses sebagai cara untuk tergantung dari titik awal kita
melakukan perbaikan dalam konteks value- mendefinisikannya karena tidak ada satu
added. Prinsip-prinsip tersebut meliputi pedoman yang paling tepat. Seperti
beberapa pertanyaan, seperti: Barki et.al (2001) mengemukakan
ƒ Tujuan: mengurangi cycle time bahwa project performance dipengaruhi
dari proyek. oleh adanya kesesuaian (fit) antara
ƒ Mengapa: karena dengan resiko proyek (Risk Exposure) dan profil
mempercepat produksi/proses manajemen resiko (Risk Management
akan meningkatkan throughput. Profile), selain itu untuk meningkatkan
ƒ Bagaimana mencapainya: project performance dibutuhkan risk
melakukan perbaikan reliabilitas management profile proyek yang
arus proses, mengurangi aktivitas berbeda-beda disesuaikan dengan resiko
pemborosan, dan penyederhanaan proyek yang dihadapi. Sehingga
operasi. diperlukan pendekatan manajemen yang
Mengurangi aktivitas atau siklus tepat tergantung pada kriteria apa yang
waktu akan berpengaruh besar pada operasi digunakan untuk mengukur project
proyek daripada mengurangi sub-sub tugas performance.
atau metode siklus waktu. Sehingga dapat Langkah pertama yang harus
dikatakan bahwa penekanan pencapaian dilakukan adalah mendefinisikan dengan
kinerja proyek lebih pada sisi tenaga kerja tepat Risk Exposure, Risk Management
Variabilitas yang disebabkan oleh arus yang Profile, Project Performance, dan Fit.
tidak reliabel dapat dikurangi untuk level yang Dalam literature manajemen resiko
dapat diterima dan diperlukan sistem yang secara umum dikatakan bahwa
dikelola dengan menggunakan strategi kemungkinan dari outcome yang tidak
manajemen tenaga kerja yang efektif. Karena memuaskan adalah resiko, sedangkan
variabilitas arus kerja akan berpengaruh pada Risk Exposure didefinisikan sebagai
keseluruhan proyek sehingga akan kemungkinan adanya potensi kehilangan
berpengaruh pada kinerja proyek. atas suatu outcome yang tidak
memuaskan. Risk Exposure diukur
F. PEMBAHASAN dengan menggunakan lima dimensi yang
Keberhasilan atau kesuksesan sebuah memungkinkan terjadinya kegagalan
proyek sangat tergantung pada produk atau proyek yaitu: technological newness,
jasa yang dibuat berhasil atau dapat application size, lack of expertise,
diselesaikan sesuai dengan spesifikasi proyek application complexity, organizational
dan selesai seperti jadwal yang ditetapkan environment.
dengan biaya sesuai anggaran. Hal ini Technological newness
berkaitan dengan bagaimana mengatasi resiko menyangkut kebutuhan akan teknologi
yang dapat mengakibatkan keterlambatan baru baik hardware maupun software,
proyek atau peningkatan biaya. Organisasi jumlah supplier yang terlibat.
yang mampu memahami cara mengelola resiko Application size meliputi jumlah
yang mempengaruhi proyek, akan memiliki personil yang terlibat dalam tim,

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 80


keberagaman tim, ukuran proyek, serta jumlah berkaitan dengan kapasitas pemrosesan
pengguna (user) dalam organisasi. Lack of informasi sebagai model koordinasi
expertise diindikasikan sebagai kurangnya suatu kelompok. User participation
pengembangan keahlian dalam tim, serta terdiri dari semua aktivitas yang
kurangnya keahlian melaksanakan tugas, dan meningkatkan komunikasi dan
dukungan serta pengalaman penggunna. pertukaran informasi dengan pengguna.
Application complexity diartikan sebagai Fit adalah tingkat kesesuaian
kompleksitas teknikal pelaksanaan proyek. antara risk management profile dengan
Organizational environment diartikan sebagai risk exposure suatu proyek, Barki et.al
perubahan lingkungan, kurangnya sumberdaya, (2001) memberikan kesimpulan bahwa
intensitas terjadinya konflik, kompleksitas semakin baik tingkat kesesuainan (fit)
tugas, dan tidak ada kejelasan definisi tugas. yang terjadi antara risk exposure dengan
Project Performance dapat risk management profile akan
didefinisikan sebagai efektivitas (dimensi meningkatkan project performance.
produk) dan efisiensi (dimensi proses) suatu Hasil lain yang diperoleh bahwa ketika
proyek. Barki et.al. (2001) mengemukakan performance diukur berdasar Cost Gap,
bahwa ada dua kriteria dasar dari pengukuran profil ideal dari proyek yang memiliki
performance sebagai titik awal untuk melihat risk exposure tinggi harus memiliki
hubungan antara risk management dengan level yang lebih tinggi pada internal
project performance, yaitu: integration dan formal planning
¾ System Quality. Diukur dari perspektif dibanding proyek yang memiliki risk
pemimpin proyek mengenai reliabilitas exposure rendah. Dengan kata lain
dan performance proyek, cost and benefit. semakin tinggi tingkat resiko proyek
¾ Cost Gap. Perbedaan antara biaya estimasi maka diperlukan kapasitas pemrosesan
dengan biaya sesungguhnya untuk informasi yang semakin tinggi pula.
menyelesaikan proyek. Ketika project performance
Barki et.al (2001) mengemukakan tiga diukur berdasarkan system quality, profil
dimensi kunci praktek menajemen proyek yang ideal untuk proyek yang memiliki risk
membentuk Risk Management Profile yaitu: exposure tinggi secara signifikan harus
formal planning, internal integration, dan user memiliki tingkat yang lebih tinggi pada
participation. Formal planning berkaitan user participation daripada proyek yang
dengan perencanaan penjadwalan, anggaran memiliki risk exposure rendah, seperti
untuk menjamin efisiensi dan waktu ditunjukkan pada tabel berikut.
pelaksanaan proyek. Internal integration

Profil risk management dalam project performance

Kriteria Performance Risk exposure Risk Management Profile


Cost Gap High risk exposure Higher level of internal integration
Higher level of formal planning
Syatem Quality High risk exposure Higher level of user participation

Dari keseluruhan hasil diatas dapat bagaimana metode yang diaplikasikan


disimpulkan bahwa pendekatan yang tepat dapat menjamin bahwa spesifikasi
dalam mengelola resiko suatu proyek sangat utama yang diidentifikasikan secara
tergantung dari kriteria yang digunakan untuk penuh/lengkap akan memberi
mengukur performance. kemungkinan untuk dapat melakukan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik pengukuran terhadap resiko yang
benang merah bahwa resiko sebagai suatu ditimbulkan. Ini berarti bahwa
konstruk yang komplek (multidimensional) perbedaan proyek akan memberi
tidak harus ditangkap sebagai keseluruhan perbedaan dalam cara mengelola resiko.
aspek yang ada namun lebih dari itu adalah

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 81


Selain itu pengukuran resiko yang cost gap, proyek dengan Risk exposure
dapat diterima secara luas atau definisi yang yang tinggi lebih membutuhkan profil
komprehensif atas faktor-faktor yang internal integration dan formal planning
dihubungkan dengan resiko proyek harus dapat yang tinggi dibanding proyek dengan
ditentukan dengan jelas oleh manajer proyek. risk exposure rendah. Sebaliknya bila
Artinya harus terdapat definisi yang jelas atas performance proyek diukur berdasarkan
dimensi-dimensi resiko dan validitas system quality, proyek dengan risk
pengukuran resiko. Pengembangan konstruk exposure tinggi lebih membutuhkan user
dan ukuran harus dapat digunakan untuk participation yang tinggi. Performance
memonitor pengaruh-pengaruh dari strategi proyek sebagai hasil langsung dari
mengurangi resiko yang digunakan sebagai aktivitas pihak yang terlibat dalam
tindakan menghadapi resiko. Contoh, resiko proyek (yang melakukan manajemen
lingkungan organisasi tinggi mungkin resiko proyek) sehingga diperlukan
diperlukan tindakan yang jelas oleh manajer integrasi atas perspektif dan prioritas
proyek agar dapat mengurangi pengaruh dari berbagai pihak yang terlibat
ketidakpastian terhadap kebutuhan proyek sehingga trade off kriteria project
(misal, dengan membuat sistem yang performance dapat diakui dan dikelola
sederhana, atau kerangka waktu yang pendek). dengan baik.
Suatu proyek akan berhasil bukan
hanya didasarkan pada penekanan resiko,
bagaimana mencegah atau mengurangi resiko, DAFTAR PUSTAKA
tetapi menurut Ramgopal (2003) suatu proyek
akan berhasil kalau kita mampu melakukan 1. Aladwani, M. A. 2002. An
manajemen terhadap ketidakpastian suatu integrated performance model of
proyek yang bersumber dari internal dan information systems projects.
external proyek, tidak hanya memfokuskan Journal of Management Information
pada resiko proyek saja. Namun tidak dapat Syatem, 19, 1, 185-210.
dihindari, diperlukan adanya perencanaan 2. Back, M. K; and Robert, S. 2004.
formal proyek dengan identifikasi resiko yang Project performance: implications of
jelas sebagai pedoman dalam pelaksanaan personality preferences and double
proyek. Selain itu diperlukan risk breakdown loop learning. The Journal of
structure dalam melakukan manajemen proyek American Academy of Business,
sehingga dapat diketahui resiko-resiko mana march, 292-197
yang mendapat penekanan atau dikelola 3. Barki, H; Rivard, S; and Tablot, J.
dengan baik sehingga performance proyek 2001. An integrative contingency
seperti yang diharapkan dapat tecapai. model of software project risk
management. Journal of
G. KESIMPULAN Management Information Syatem,
Suatu proyek tidak lepas dari resiko 17, 4, 37-69.
yang bersumber dari internal dan external 4. Berkeley, D; Humpreys, P.C; and
organisasi karena adanya ketidakpastian. Thomas, R.D. 1991. Project risk
Manajemen proyek bertujuan agar tercapai action management. Construction
penyelesaian proyek yang tepat waktu, tepat Management and Rconomics, 9, 3-
anggaran, tepat spesifikasi dengan kata lain 17.
performance proyek sangat dipengaruhi oleh 5. Edwards, P.J and P.A Bowen, 1998.
kriteria atau spesifikasi performance yang Risk and risk management in
ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu construction: a review and future
diperlukan manajemen resiko yang baik untuk directions for research.
mencapai performance proyek. Performance Engineering Construction and
proyek akan meningkat jika organisasi mampu Architectur Management, 6, 4, 339-
membentuk fit yang tinggi antara risk exposure 349.
dan risk management profile. Ketika 6. Gray, F Clifford and Erik W.
performance proyek diukur berdasar kriteria Larson, 2003. Project Management

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 82


the Managerial Process, international 11. Royer, S.P. 2000. Risk management:
edition, Mc Graw Hill. the undiscovered dimensions of
7. Gransberg, D. D et al., 2002. Construction project management. Project
project performance metrics. AACE Management Journal, 31, 1, 3-13.
International Transactions, 02, 1-5. 12. Thomas, R et al., 2002. Reducing
8. Hillson, D. 2003. Using a risk breakdown variability to improve performance a
structure in project management. lean construction principle. Journal
Research Paper, 85-97. of Construction Engineering and
9. Jiang, J.J; Klein, G; and Selwyn, T.E. management, 144-154.
2000. Project risk impact on software 13. Ward, S. 1999. Requirement for an
development team performance. Project effective project risk management
Management Journal, 31, 4, 19-26. process. Project Management
Journal, 30, 3, 37-43.
10. Ramgopal, M. 2003. Project uncertainty
management. Cost Engineering, 45, 12,
21-24.

J@TI Undip, Vol II, No 2, Mei 2007 83

Anda mungkin juga menyukai