(disorientasi) dari tugas pokoknya karena banyak faktor, baik yang ada dalam intern institusi
birokrasi sendiri (internal obstacle) maupun faktor yang ada di lingkungan dimana birokrasi
berada (environmental obstacles). Alasan lemahnya kinerja organisasi birokrasi adalah karena,
berbeda dengan organisasi swasta, birokrasi tidak memiliki mekanisme penyesuaian diri (self
adjusting mechanism) untuk mengatasi tantangan, hambatan, masalah, dan situasi yang
berkembang.
Setidaknya ada 6 (enam) faktor yang dapat dijadikan hipotesis mengapa birokrasi memiliki
ketidakefisienan dalam melaksanakan pelayanan dan masyarakat dan penyelenggaraan
negara, yakni: tiadanya iklim kompetisi dalam model bekerjanya birokrasi, sumber pendapatan
yang tidak dari usaha organisasi sendiri, tiadanya ukuran kinerja, tiadanya insentif, tiadanya
tantangan administratif kepada pejabat birokrasi secara personal, dan tiadanya kepemimpinan
yang aktif.
Di Indonesia, keterbatasan kelembagaan menjadi hambatan besar untuk mewujudkan
pelayanan publik yang baik karena masih carut marutnya pembagian kewenangan secara
vertikal maupun horizontal. Kelemahan juga ada pada sistem rekrutmen dan promosi pegawai
yang masih diwarnai oleh KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) dan intervensi politik.
Proses pencapaian tujuan organisasi dalam pengertian ini adalah tujuan kelembagaan
pemerintah yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah yang diatur dan dikendalikan atas
dasar struktur organisasi yang telah ditentukan sebagai acuan, pedoman, wadah dan ikatan
formal.
Walaupun pada dasarnya UU no. 38 tahun 2004 Tentang jalan, yang berwenang untuk
melakukan perbaikan jalan merupakan Wewenang dari pemerintah Daerah, pusat dan provinsi.
namun jika pemerintah Provinsi Jawa Barat juga tidak ada tindakan maka dari pemda agar jalan
wilayah Kab. Bogor bagus kembali dan tidak russak dan menelan korban jiwa lagi, sebab
Sanksi Hukum Bagi Pemerintah Bila Membiarkan Jalan Rusak
Undang-undang tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan menyatakan penyelenggara wajib
segera dan patut untuk memperbaiki jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaan
lalu lintas. pada Pasal 24:
1. Penyelenggara Jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki Jalan yang rusak yang
dapat mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas.
2. Dalam hal belum dapat dilakukan perbaikan Jalan yang rusak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), penyelenggara Jalan wajib memberi tanda atau rambu pada Jalan yang rusak untuk
mencegah terjadinya Kecelakaan Lalu Lintas.
Sumber: https://jdih.pu.go.id/internal/assets/assets/produk/UU/2014/10/UU38-2004.pdf
https://www.hukumonline.com/berita/a/sanksi-hukum-bagi-pemerintah-bila-membiarkan-jalan-
rusak-lt5a954764bab1a?page=2
BMP IPEM4320
BMP IPEM4429