Anda di halaman 1dari 5

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Kevin Ramadhino


NPM : 2106784264
Kuliah : Birokrasi dan Good Governance

SOAL
1. Jelaskan perbandingan konsep Government dan Governance! Jelaskan, mengapa konsep
Governance yang digunakan dalam istilah Pemerintahan yang Baik (Good Governance).
2. Jelaskan konsep birokrasi ideal menurut Webber! Mengapa birokrasi harus kedap dari
politik? Apakah konsep ideal menurut Webber dapat diterapkan secara penuh dalam
praktik, berikan pendapat saudara!
3. Apakah Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik merupakan suatu asas atau norma?
Jelaskan! Bagaimanakah AUPB diatur dalam hukum Indonesia!
4. Jelaskan perbandingan antara Responsibilitas, Liabilitas dan Akuntabilitas! Jelaskanlah
bagaimana pengawasan terhadap birokrasi pemerintahan di Indonesia dilakukan!
5. Privatisasi sering diartikan secara sempit sebagai menjual asset negara kepada pihak swasta
atau privat. Jelaskanlah bagaimanakah privatisasi dapat dijadikan sebagai salah satu
penerapan prinsip-prinsip good governance!
6. Jelaskan tujuan dilakukannya Reformasi Birokrasi! Bagaimanakan reformasi birokrasi
diterapkan di Indonesia?
JAWABAN
1. Konsep government ini dapat dikatakan sebagai konsep lama dalam penyelenggaraan pemerintahan
karaena hanya menekankan pada pemerintah (lembaga/institusi pemerintah) sebagai pengatur dan
pelaksana tunggal penyelenggaraan pemerintah. Oleh karena itu muncullah konsep governance
yang menggantikan konsep government dalam aspek maupun kajian pemerintahan. Selanjutnya
governance berasal dari kata “govern” dengan definisi yakni mengambil peran yang lebih besar,
yang terdiri dari semua proses, aturan dan lembaga yang memungkinkan pengelolaan dan
pengendalian masalah- masalah kolektif masyarakat. Dengan demikian secara luas, governance
termasuk totalitas dari semua lembaga dan unsur masyarakat, baik pemerintah maupun non-
pemerintah. Karena good governance sebagai suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggung jawab, sejalan dengan prinsip demokrasi, pasar yang efisien,
penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun
administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political framework bagi
tumbuhnya aktivitas usaha. World Bank merupakan pencetus gagasan yang memperkenalkan good
governance sebagai “program pengelolaan sektor publik” (public sector management program),
dalam rangka penciptaan ketatapemerintahan yang baik dalam kerangka persyaratan bantuan
pembangunan.

2. Menurut Max Weber, birokrasi adalah suatu istilah kolektif bagi suatu badan yang terdiri
dari jabatan-jabatan publik (ambten organisatie), dimana ia melihat birokrasi dalam
kerangka “otoritas legal rasional”.5 Adapun ciri-ciri birokrasi ideal menurut Max Weber,
yaitu:

a. Pembagian kerja
b. Daerah tetap dan yurisdiksi
c. Sistem kerja yang profesional
d. Kemampuan teknis
e. Tidak ada perasaan pribadi
f. Jenjang karier

Birokrasi harus kedap terhadap politik karena dalam birokrasi terdiri dari unsur-unsur
pimpinan, yaitu para pejabat atau petinggi-petinggi yang disebut birokrat. Masing-masing
petinggi atau pejabat mempunyai wewenang dan kekuasaan dalam menjalankan tugasnya
sebagai pemimpin yang melayani masyarakat umum. Birokrat harus netral dari pengaruh
semua golongan dan partai politik serta tidak diskriminatif dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Untuk menjamin netralitas birokrat sebagaimana dimaksud maka
Birokrat dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Namun kenyataannya
sekarang banyak sekali birokrasibirokrasi yang menyalahgunakan kekuasaan serta
wewenang tersebut untuk melakukan pebuatan-perbuatan yang menyimpang dan
menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya, seperti korupsi dan lain
sebagainya. Max Weber menyebut perbuatan menyimpang tersebut sebagai patologi
birokrasi atau lebih dikenal dengan penyakit birokrasi. Selain itu realitanya konsep ideal
birokrasi yang dikemukakan Max Weber tidak mudah dijalankan dan diterapkan. Karena
birokrasi dan politik di Indonesia sangat berkaitan erat. Hal ini banyak kita lihat
sebagaimana dalam pengangkatan birokrat pasti memiliki pendukung dan dibawa oleh
suatu parti politik, selain itu persyaratan tentang pengangkatan pejabat dalam jabatan
tertentu tidak berdasarkan kualifikasi profesionalitas tetapi justru berdasarkan kriteria
subjektivitas, bahkan didasarkan atas intervensi politik dari kekuatan partai politik
tertentu. Birokrasi yang seharusnya bekerja melayani dan berpihak kepada rakyat
berkembang menjadi melayani penguasa dengan keberpihakan pada politik dan
kekuasaan. Kuatnya konflik kepentingan politik dalam sistem kerja birokrasi menjadi
salah satu penyebab lemahnya kompetensi birokrasi.

3. Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB) merupakan terjemahan dari


‘Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur’, sebuah istilah dalam Bahasa Belanda.
Prinsip ini di Inggris dikenal sebagai ‘The Principal of Natural Justice’ atau ‘The General
Principles of Good Administration’. AUPB ini merupakan kategori khusus dari prinsip-
prinsip hukum umum dan dianggap sebagai sumber formal hukum dalam hukum
administrasi, meskipun biasanya melibatkan hukum yang tidak tertulis AAUPB di
Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara (dalam Penjelasan Umum), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan yang Bersih, bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dan Undang–
Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan. Secara yuridis,
AAUPB berdasarkan Pasal 1 ayat (17) Undang–Undang Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan adalah prinsip yang digunakan sebagai acuan penggunaan
Wewenang bagi Pejabat Pemerintahan dalam mengeluarkan Keputusan dan/atau Tindakan
dalam penyelenggaraan pemerintahan. AAUPB pada dasarnya merupakan asas hukum
yang memiliki daya mengikat dan harus dipatuhi oleh Badan/Pejabat Tata Usaha Negara.
Hal tersebut sebagaimana halnya norma atau aturan hukum (rechtregel) dan kaidah hukum
(rechtnorm).
4. Pada dasarnya ketiga istilah tersebut memberikan makna kepada konsep “pertanggung
jawaban”, namun seperti yang dijelaskan oleh Prof. Prayudi stackeholder pertanggung
jawaban yang dijelaskan berbeda-beda, yaitu:

- Reponsibility adalah tanggung jawab kepada atasan yang memberikan perintah


dan tugas;

- Liability adalah tanggung jawab kepada hukum.

- Accountability adalah tanggung jawab kepada organisasi.

Dari ketiga konsep diatas, maka hal tersebut juga mempengaruhi bentuk terhadap
pengawasan suatu kinerja. Di Indonesia pengawasan terhadap birokrasi pemerintah
berdasarkan pertanggung jawaban kepada atasan berupa pengawasan internal organisasi.
Hubungan hirarki antara atasan dengan bawahan membentuk suatu bentuk pengawasan
dari atasan langsung kepada bawahannya dengan sanksi dapat berupa sanksi dan atau
teguran. Pada pertaggung jawban kepada hukum, maka pengawasan birokrasi
pemerintahan dilakukan terhadap legalitas perbuatan seorang birokrat oleh para penegak
hukum. Umumnya, pelanggaran hukum akan berujung pada sanksi pidana. Terakhir, pada
pertanggung jawaban kepada organisasi, pengawasan biasa dilakukan terhadap kinerja
organisasi birokrasi. Bentuk pengawasan dapat berupa pemeriksaan catatan pembukuan,
pengguanaan uang dan barang milik negara oleh lembaga pemeriksa yang berwenang
atau oleh pimpinan secara berkala.

5. Perubahan yang dilakukan dalam rangka privatisasi bertujuan best served by public
employees, dilakukan melalui:

- Memisahkan pelaksanaan kebijakan dari perumusannya;


- Perubahan struktural di sektor publik;
- Menggunakan ide pasar untuk mengubah operasi pemerintah itu sendiri;
- Memperjelas manajemen personalia (memberikan insentif seperti di sektor swasta;
- Menemukan cara untuk memperkenalkan pemikiran pasar ke dalam pembuatan
kebijakan.
Yang menjadi salah satu tujuan dari privatisasi ialah memberi kontribusi finansial kepada
negara dan badan usaha, menerapkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance,membuka akses ke pasar internasional, dan alih toknologi serta transfer best
practice kepada badan usaha. Berdasarkan penjelasan saat kuliah yang saya dapatkan
privatisasi merupakan sebuah kebijakan public yang dilakukan pemerintah dengan BUMN
untuk menjual/ mengalihkan kendali perusahaan kepada pihak swasta.

6. Pada dasarnya reformasi birokrasi adalah melaksanakan reformasi administrasi dengan


tujuan agar terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dengan aparatur berintegritas
tinggi, produktif, dan melayani secara prima dalam rangka meningkatkan kepercayaan
public. Adapun landasan pelaksanaan reformasi birokrasi di Indonesia dapat dilihat pada
PERPES Nomor 81 Tahun 2010 mengenai Grand Design Reformasi birokrasi yang
terdiri dari tata laksana SOP, kelembagaan, dan Sumber Daya Manusia dan PERMEN
PAN&RB Nomor 20 Tahun 2010 yang berisikan Roadmap Reformasi Birokrasi yang
merupakan implementasi secara detail yang harus dilaksanakan oleh semua instansi
pemerintah. Di Indonesia terdapat tiga tahap agenda reformasi birokrasi :

- Tahap Pertama yaitu membangun kepercayaan (2004-2006) yang difokuskan pada


peningkatan pelayanan public melalui best practices
- Tahap Kedua yaitu meningkatkan investasi baik PMA maupun PMDN (2006-2007)
- Tahap ketiga, pembentukan pilot project reformasi birokrasi (2007-2025) dimana
pada tahun 2007 diprioritaskan pada MA, BPK dan Depkeu.

Terdapat empat strategi reformasi birokrasi yang dilakukan oleh pemerintah :

1. Membangun kepercayaan masyarakat


2. Membangun komitmen dan partisipasi
3. Mengubah pola pikir, budaya dan nilai kerja
4. Memastikan keberlangsungan berjalannya sistem dan terjadinya perubahan.

Anda mungkin juga menyukai