Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

MANAJEMEN RESIKO
(Proyek Perpanjangan Dermaga Log di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang)

OLEH :
KELOMPOK II
1. APRIANI (DAB 117 078)
2. NOMENSEN ROYNALDO SITOMPUL (DAB 117 079)
3. LAHSA ADZANI V.E.N (DAB 117 093)
4. HERINDO MANIK (DAB 117 095)

Dosen Mata Kuliah :


APRIA B .P. GAWEI, S.T., M.T.
NIP. 19760401 200312 1 004

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat petunjuk-Nya, Tugas Makalah
Manajemen Resiko ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

Penulisan Tugas Makalah Manajemen Resiko ini disusun untuk memenuhi nilai tugas kuliah
Manajemen Resiko pada Jurusan/Program studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Palangka
Raya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Apria B.P. Gawei, S.T., M.T. selaku dosen
mata kuliah Manajemen Resiko, juga kepada rekan-rekan mahasiswa teknik sipil yang turut
memberikan bantuan dan saran selama proses penyelesaian tugas ini.

Makalah ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan bagi teman-teman dan pembaca
makalah ini.

Palangkaraya, 2020

Penulis

Manajemen Resiko Kelompok II 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.3.1 Latar Belakang

Pembangunan Terminal Log Semarang (TLS) merupakan proyek PT. Pelabuhan Indonesia III
(Persero). TLS merupakan cabang dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang mulai dibangun pada
tahun 2017 berfungsi sebagai simpul dari rantai kelancaran dan peralihan muatan angkutan laut dan
darat khususnya untuk bongkar kayu log. Sebelumnya, kegiatan bongkar kayu log dilakukan di
Dermaga Pelabuhan Dalam Multipurpose. Mengingat tingginya intensitas bongkar kayu log dengan
luas eksisting sebesar 32.343 m2 PT. Pelindo III (Persero) membuat dermaga baru khusus kayu log
yang berlokasi di Jalan Deli dan akan diperpanjang sehingga memiliki luas sebesar 33.738 m2
dilengkapi juga dengan Crane untuk mempercepat proses bongkar muat kayu logManajemen risiko
pada proyek meliputi langkah memahami dan mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin
terjadi, mengevaluasi, memonitoring dan menangani risiko. Manajemen risiko yang proaktif artinya 
menjawab bagaimana orang secara aktif berusaha mengurangi risiko serta memperbaiki tingkat
probabilitas keberhasilan pelaksanaan proyek.

Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akibat dari kejadian
tersebut dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi
untuk satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang dari perspektif negatif, seperti
kehilangan, bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya
merupakan bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat
menjadi nilai tambah bagi organisasi.

Keterlambatan pelaksanaan pembangunan proyek sering terjadi disebabkan berbagai faktor


resiko yang selama pelaksanaan proyek belum teridentifikasi, sehingga berdampak pada keterlambatan
proyek dan biaya yang tak terduga semakin meningkat. Namun pada setiap proyek konstruksi
mempunyai resiko yang berbeda beda tergantung dari jenis proyeknya dan kondisi lingkungan proyek,
sehingga memerlukan penanganan metode pelaksanaan proyek yang berbeda pula.

Manajemen Resiko Kelompok II 2


1.3.2 Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan Risk Management Plan ?
B. Apa yang dimaksud dengan Risk Register ?

1.3.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah pada makalah ini, maka tujuan dalam penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut :

 Untuk mengetahui apa itu Risk Management Plan.


 Untuk mengetahui maksud dari Risk Register.
 Untuk mengingatkan agar dapat meminimalisir kemungkinan resiko yang akan terjadi.

Manajemen Resiko Kelompok II 3


BAB II

PEMBAHASAN

Risiko merupakan kombinasi dari kemungkinan suatu kejadian dan akiat dari kejadian tersebut
dengan tidak menutup kemungkinan bahwa ada lebih dari satu akibat yang mungkin terjadi untuk
satu kejadian tertentu. Pada umumnya risiko dipandang daru perspektif negatif, seperti kehilangan,
bahaya, kerugian, kegagalan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut pada prinsipnya merupakan
bentuk ketidak pastian yang mestinya dipahami dan dikelola secara efektif sehingga dapat menjadi
nilai tambah bagi organisasi.

Per definisi risiko merupakan suatu kesempatan atau peluang yang secara matematis dapat
diformulasikan sebagai berikut.

Risk exposure = risk likelihood x risk impact

Risk likelihood adalah probabilitas terjadinya suatu peristiwa yang dikuantifisir menjadi angka
probabilitas, risk impact adalah dampak dari peristiwa tersebut yang biasanya diukur dengan
satuan moneter misalnya rupiah, sedang tingkat kepentingan risiko disebut risk exposure, yang
dalam analisis biaya-manfaat akan mencerminkan besarnya biaya. Risk exposure inilah yang
nantinya akan diperbandiongkan dengan risk exposure suatu pekerjaan lainnya dan menjadi acuan
bagi orang untuk memilih pekerjaan mana yang akan dilakukan.

Menurut IRM (2002), ada setidaknya 4 jenis risiko yang selama ini sudah dikenal orang,
yakni:

1. Risiko Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra
lain misalnya risiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber
daya manusia.
2. Risiko Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti
kejadian risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko
pemeberian kredit, likuiditas dan kondisi pasar.
3. Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena
kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll.
4. Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan, politik,
ekonomi, hukum. Risiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan
perubahan selera pelanggan.

Manajemen Resiko Kelompok II 4


1.1 Manajemen Resiko Proyek
Secara umum, tujuan manajemen risiko yang utama adalah mencegah atau
meminimisasi pengaruh yang tidak baik akibat kejadian yang tidak terduga melalui
penghindaran risiko atau persiapan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko
tersebut.  Dalam manajemen proyek risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang
tidak pasti, dan jika terjadi mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan
proyek. Suatu risiko mempunyai sebab dan bila terjadi akan membawa dampak, oleh karena
itu risiko dapat dinyatakan sebagai fungsi dari kemungkinan dan dampak.
Lebih jauh, dalam konteks manajemen proyek, manajemen risiko proyek dipahami
sebagai seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis dan merespon risiko selama umur
proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek..  Manajemen risiko proyek yang baik
akan mampu memperbaiki tingkat keberhasilan proyek secara signifikan. Bagaimanapun,
manajemen risiko proyek akan memberikan suatu pengaruh positif dalam hal memilih proyek,
menentukan lingkup proyek, membuat jadwal yang realistis dan estimasi biaya yang baik.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen risiko proyek yakni:
1. Identifikasi, analisis dan penilaian risiko di awal proyek secara sistematis serta
mengembangkan rencana untuk mengantisipasi risiko.
2. Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola risiko
3. Memastikan bahwa biaya penanganan risiko adalah cukup kecil dibanding nilai proyek.
Artinya bahwa biaya yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari suatu risiko
realatif lebih rendah atau sama dengan besaran manfaat dari terhindarnya/ berkurangnya risiko
tersebut.
Namun pada setiap proyek konstruksi mempunyai resiko yang berbeda beda
tergantung dari jenis proyeknya dan kondisi lingkungan proyek, sehingga memerlukan
penanganan metode pelaksanaan proyek yang berbeda pula. Namun kendala dan hambatan
pada pelaksanaan perpanjangan dermaga log antara lain permasalahan rob dan pasang surut air
laut melebihi normal, yang menghambat pelaksanaan suatu proyek di Pelabuhan Tanjung
Emas.

1.2 Identifikasi Risiko


Untuk mengidentifikasi risiko, pertanyaan yang perlu dijawab adalah siapa yang
terlibat dalam penilaian risiko dan mengapa? Jenis risiko apa yang mempengaruhi suatu
proyek?
Pengambilan keputusan secara umum bisa masuk ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti. Yang dimaksud di sini adalah bahwa dalam
kondisi pasti, artinya semua informasi tentang suatu peristiwa dapat ditentukan dengan pasti
sehingga hasil setiap keputusan dapat diketahui dengan pasti pula. Perbandingan dari berbagai

Manajemen Resiko Kelompok II 5


alternatif keputusan dapat dilakukan secara langsung karena semua informasi terkait alternatif
keputusan dapat diketahui dengan pasti.
2. Pengambilan keputusan di bawah risiko. Artinya bahwa  bahwa keputusan diambil dengan
kondisi tersedianya informasi yang pasti tentang  kemungkinan dan dampak sehingga nilai
harapan dapat diketahui.
3. Pengambilan keputusan dalam ketidakpastian. Artinya keputusan diambil dengan kondisi
dimana informasi tentang kemungkinan dan dampak tidak dapat diperoleh sehingga orang
tidak dapat memperkirakan apapun tntang kemungkinan-keumngkinan.
Sumber Resiko penyebab terjadinya perubahan atau ketidakpastian pada suatu
proyek sebagai berikut:
 Kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik, perubahan ideologi, peraturan, kekacauan
(perang, terorisme, kerusuhan)
 Kontaminasi tanah atau polusi, kebisingan, perijinan, pendapat publik, kebijakan internal,
peraturan lingkungan atau persyaratan dampak lingkungan.
 Persyaratan perijinan, kebijaksanaan dan praktek, tata guna lahan, dampak sosial
ekonomi, pendapat publik,
 Permintaan, perdagangan, kepuasan konsumen.
 Kebijaksanaan keuangan, pajak, biaya inflasi, suku bunga, nilai tukar uang.
 Kebangkrutan, tingkat keuntungan, asuransi, pembagian risiko.
 Kondisi tak terduga, cuaca, gempa bumi, kebakaran, penemuan purbakala
 Definisi strategi pengadaan, persyaratan untuk kerja, standar, kepemimpinan, organisasi
(kedewasaan, komitmen dan pengalaman), perencanaan dan kontrol kualitas, rencana
kerja, tenaga kerja dan sumber daya, komunikasi dan budaya
 Kelengkapan desain, efisiensi operasional, ketahanan uji
 Kesalahan, tidak kompeten, ketidaktahuan, kelelahan, kemampuan komunikasi, budaya
bekerja malam hari
 Kurangnya keamanan, perusakan, pencurian, penipuan, korupsi
 Kesehatan dan keselamatan kerja, tabrakan/benturan, keruntuhan, ledakan

Manajemen Resiko Kelompok II 6


1.3 Perencanaan Manajemen Risiko
Perencanaan manajemen resiko merupakan suatu proses memutuskan bagaimana
mendekati dan melaksanakan aktivitas manajemen risiko untuk proyek, memastikan tingkat
tipe dan visibilitas manajemen risiko yang setara dengan risiko dan kepentingan proyek,
menyediakan sumberdaya dan waktu yang memadai untuk aktivitas manajemen risiko dan
menetapkan basis yang disepakati untuk mengevaluasi risiko.
1.3.1 Input Manajemen Resiko
 Faktor Lingkungan Perusahaan
Sikap dan toleransi risiko dari organisasi dan orang orang yang terlibat dalam
proyek akan mempengaruhi rencana manajemen proyek.
 Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi
Organisasi terlebih dahulu melakukan pendekatan terhadap manajemen risiko
seperti : mengkategorikan risiko, mendefinisikan konsep dan terminologi, standar
template, aturan dan tanggung jawab dan tingkat kewenangan untuk mengambil
keputusan.
 Pernyataan Cakupan Proyek
Memuat secara detail dari deliverable proyek dan persyaratan pekerjaan untuk
menciptakan deliverable tersebut.
 Rencana Manajemen Proyek
Menggambarkan bagaimana proyek dilaksanakan, dimonitor, dikontrol dan
ditutup. Ringkasan dari tingkatan atau detail dan terdiri dari satu atau lebih cabang
suatu rencana dan komponen lain.
1.3.2 Teknik Manajemen Resiko
Dalam merencanakan manajemen resiko dapat menggunakan teknik Planning
Meeting and Analysis.
1.3.3 Output Manajemen Resiko
Bagaimana manajemen risiko distrukturkan dan dilaksanakan pada proyek.
Perencanaan Manajemen Risiko Proyek meliputi berikut ini :
 Metode Penelitian
Analisa data dilakukan dengan deskriptif yang keluarannya berupa faktor-
faktor penyebab kelambatan dan komponen biaya apa saja yang dipengaruhinya.
Metode analisa yang meliputi kegiatan; identifikasi resiko, mitigasi resiko dan
kontrol resiko dipakai sebagi prosedur standar untuk mengansalisa probaba-litas
pengurang- an dampak kelambatan pelaksanaan proyek.
 Peran dan Tanggung Jawab

Manajemen Resiko Kelompok II 7


Penelitian ini untuk menganalisis risiko- risiko yang berpotensi terjadi pada
masa konstruksi perpanjangan dermaga log, dan metode penanganan yang tepat
untuk meminimalkan keterlambatan pelaksanaan proyek, sehingga perlu
dilakukan identifikasi risiko yang akan terjadi guna mengurangi dampak negatif
yang menyebabkan keterlambatan, yang berdampak pada peningkatan biaya yang
cukup besar.
 Anggaran
Sebagai upaya menanggulangi banjir dan rob atau limpasan air laut ke daratan
yang kerap melanda Pelabuhan Tanjung Emas Semarang perlu segera dibenahi
antara lain dengan meninggikan dermaga hingga satu meter. Hal tersebut
kedekatan dilakukan karena rob kerap menggenangi salah satu kawasan vital bagi
perekonomian Jateng tersebut.
Dari data PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III. pada 2018 sebenarnya telah
menginvestasikan dana senilai Rp280 miliar untuk proyek peninggian dermaga di
Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang menjadi 3,2 meter low water spring (LWS)
atau permukaan udara. Dari dimensi terminal seluas 38 mx 300 m ditinggikan 2,1
m LWS atau dari semula 1,1 m LWS menjadi 3,2 m LWS.
 Waktu
Bahan pertimbangan kepada stakeholders tentang risiko yang akan terjadi
diantaranya risiko berkategori tinggi maupun berpotensi terjadi pada sisa waktu
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat menentukan sikap yang tepat dalam
menghadapi risiko-risiko yang terjadi, baik pada pelaksanaan perpanjangan
dermaga log ataupun proyek serupa di masa yang akan dating.
 Kategori risiko
Probabilitas dapat diklasifikasikan sebagai berikut; cenderung tidak mungkin
terjadi/tidak pernah terjadi (sangat rendah), kemungkinan kecil terjadi (rendah),
kadang-kadang terjadi (cukup), kemungkinan terjadi besar (tinggi), sangat
mungkin terjadi/selalu terjadi (sangat tinggi). Sedangkan penilaian dampak risiko
ditentukan dengan mengacu pada pasal 93 dan 120 Perpres 54 tahun 2010 dalam
isi kontrak yang menghasilkan klasifikasi dampak sebagai berikut; tidak
berdampak pada schedule (sangat kecil), menyebabkan keterlambatan <12 hari
kalender (kecil), keterlambatan 12-30 hari kalender (cukup), keterlambatan 30-48
hari kalender (besar), dan keterlambatan >48 hari kalender (sangat besar).
 Definisi peluang dampak risiko
 Probabilitas dan dampak secara matrik
 Toleransi dari stakeholders
 Format laporan

Manajemen Resiko Kelompok II 8


1.4 Penetapan Daftar Resiko dari Hasil Identifikasi
Menentukan risiko yang mungkin berdampak pada proyek dan dokumen dari
karakteristiknya. Partisipan didalam kegiatan risk identifikasi : Manajer Proyek, anggota tim
proyek, tim manajemen risiko (jika sudah ada), pakar dari luar tim proyek, pelanggan,
pengguna, Manajer Proyek lain, stakeholders, Ahli manajemen risiko.

Variable Indikator

Risiko Alam  Cuaca ekstrim (hujan lebat, dll)


 Force majeur (banjir, dll)
 Pasang surut air laut

Risiko Ekonomi  Inflasi nilai mata uang yang dapat menyebabkan kenaikan
harga
 Perubahan kebijakan harga BBM

Risiko Lingkungan  Kondisi tanah yang tidak stabil


 Gangguan akan adanya aktivitas bongkar muat barang
 Instansi/Perusahaan sekitar proyek yang kurang
mendukung
 Pencemaran ekosistem laut & udara

Risiko SDM & Manajemen  Adanya double job pada personil sehingga mengurangi
fokus personil
 Perselisihan atau koordinasi yang buruk antar tenaga kerja
 Keahlian tenaga kerja yang kurang
 Produktivitas pekerja yang rendah
 Adanya kesalahpahaman antara stakeholder
 Perubahan struktur organisasi owner

Risiko Finansial  Keterlambatan pembayaran


 Kurangnya dana finansial dari owner
 Penambahan biaya pengangkutan material
 Penambahan biaya mobilisasi & demobilisasi alat baru
dikarenakan kesalahan metode kerja
 Penambahan jam kerja/lembur
 Kehilangan volume material pada pengangkutan
 Kerusakan material pada pengangkutan
 Kecelakaan yang terjadi saat pengangkutan
 Ketidaktepatan estimasi waktu dan biaya

Risiko Teknis  Ketidakpahaman pada dokumen kontrak & RKS


 Keterlambatan proses administrasi dan perizinan
 Perubahan desain akibat perubahan kondisi lapangan
 Desain yang tidak lengkap

Manajemen Resiko Kelompok II 9


Risiko Proyek  Kecelakaan kerja saat proyek berlangsung
 Ketidaktepatan lokasi pemancangan
 Adanya keretakan pada struktur
 Pergeseran dermaga eksisting
 Kerusakan alat berat saat pelaksanaan pekerjaan
 Penggunaan alat pancang yang tidak tepat
 Pengadaan material yang tidak sesuai spesifikasi
 Pengadaan material yang tidak sesuai jadwal

1.4.1 Input Identifikasi Resiko


Sebagai masukan untuk proses identifikasi dengan menempatkan aturan dan
tanggung jawab, ketepatan kegiatan manajemen risiko kedalam budget dan schedule, dan
kategori risiko yang mana kadang kadang dinyatakan dalam RBS (Risk Beakdown
Structure).
1.4.2 Teknik Untuk Menidentifikasi Resiko

1.4.2.1 Teknik Pengumpulan Informasi


Dalam merencanakan manajemen resiko dapat menggunakan teknik :
 Documentation review
Tinjauan dokumen (document review) merupakan cara mengumpulkan data
dengan melakukan pemeriksaan kembali dokumen yang ada. Dalam hal ini,
peninjuan dokumen dilakukan pada dokumen-dokumen yang bersifat internal dan
ekternal terhadap suatu program atau organisasi nirlaba.
 Brainstorming
Brainstorming adalah teknik di mana sebuah kelompok mencoba untuk
menghasilkan ide-ide atau menemukan solusi untuk masalah tertentu dengan
mengumpulkan ideide spontan dan tanpa dihakimi
 Delpi
1. Delphi Technique digunakan untuk memperoleh konsensus di antara para
ahli yang membuat prediksi tentang perkembangan masa depan
2. Memberikan masukan independen dan anonim tentang peristiwa masa
depan
3. Menggunakan pertanyaan berulang dan tanggapan tertulis dan
menghindari efek bias yang mungkin terjadi dalam metode lisan, seperti
brainstorming
 Interview
Interview adalah teknik pencarian fakta untuk mengumpulkan informasi
melalui tatap muka, telepon, email atau diskusi instant-messaging
 Root Cause Indentification
Manajemen Resiko Kelompok II 10
Root Cause Analysis (RCA) adalah tool yang populer digunakan oleh
perusahaan yang menjalankan Lean Six Sigma. RCA adalah salah satu alat (tool)
yang digunakan dalam inisiatif problem solving; untuk membantu tim
menemukan akar penyebab (root cause) dari masalah yang kini sedang dihadapi.
 SWOT
Analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats) juga dapat
digunakan untuk membantu mengidentifikasi risiko negatif dan positif yang luas
yang berlaku untuk proyek
 Analisis Cheklist
Checklist analysis merupakan salah satu dari banyak alat dan teknik yang
tersedia dalam mengidentifikasi risiko yang digunakan dalam manajemen proyek.
Ini merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan keakuratan dan
kelengkapan proyek. Analisis checklist menyediakan cara dalam menentukan
risiko yang terlibat dalam rencana manajemen proyek tertentu.
 Teknik Diagram (cause effect, flow chart)
Teknik diagram merupakan teknik sebab akibat yang berguna untuk
mengidentifikasi penyebeb risiko. Terdapat dua bagian dalam teknik diagram ini
yaitu:
1. Sistem/proses diagram yang merepresentasikan alur yang menunjukkan
bagaimana berbagai elemen sistem saling berhubungan dan mekanisme
sebab-akibatnya.
2. Diagram pengaruh yang merepresentasikan grafis dari masalah,
menunjukkan pengaruh kausal, waktu pemesanan peristiwa dan hubungan
lainnya di antara variabel dan hasil.

1.4.2.2 Analisis Asumsi


Pemahaman, yang dikembangkan berdasarkan hipotesa, skenario atau
asumsi. Analisis asumsi sebagai alat untuk menggali keabsahan dari
asumsi.Mengidentifikasi risiko proyek yang belum akurat , tidak konsisten, atau
belum lengkap dengan asumsi, Asumsi sementara dianggap benar.

1.4.3 Output dari Identifikasi Resiko Proyek (Risk Register)


Risk Register adalah sebuah dokumen yang berisi hasil berbagai proses
manajemen risiko dan yang sering ditampilkan dalam tabel atau format spreadsheet.
Risk Register juga merupakan sebuah alat untuk mendokumentasikan peristiwa
potensi resiko dan informasi terkait.
Penilaian resiko dilakukan dengan menggunakan tabel resiko / Risk register
yang merupakan suatu dokumen yang berisi informasi tentang identifikasi potensi
Manajemen Resiko Kelompok II 11
resiko , analisi resiko , dan evaluasi resiko. Semua ini di sajikan dalam suatu tabel
sehingga penilaian resiko mudah di lakukan. Teknik yang digunakan adalah teknik
Pengumpulan Informasi & Analisis Asumsi.
Bagaimana manajemen risiko distrukturkan dan dilaksanakan dalam
mengidentifikasi proyek. Identifikasi Risiko meliputi berikut ini :

Potensi Prob
Penyebab Faktor Positif yang Penanganan
NO Kejadian / Dampak
Resiko ada saat ini Resiko
Resiko Freq
Resiko apa yang Apa yang Faktor Positif yang Langkah yang
dikhawatirkan Menjadi ada saat ini?Apa saja dilakukan dalam
akan terjadi di penyebab yang di perkirakan Penanganan
masa yang akan tejadinya dapat meringankan / resiko ?
datang ? (Misal : resiko ? mengurangi dampak
5 tahun Faktor apa resiko yang mungkin
mendatang ) yang terjadi ?
Bagaimana mendorong
deskripsi terjadinya
Resikonya ? reisko ?
Bagaimana
kejadiaannya ?
1 RESIKO DESAIN, KONSTRUKSI DAN UJI OPERASI
Menerapkan tata
laksana
manajemen
persyaratan sesuai
Kesalahan atau Manajemen
prosedur yang
ketidak tepatan persyaratan Mengasuransikan
tepat dan benar
desain karena (Requirement produk desain
• Meningkatkan
kemampuan Management) (Professional
knowledge dan
desain tidak tidakditerapka Indemnity Insurance)
kapabilitas .
memadai n dengan baik.
• Dicadangkan
pendanaan yang
memadai bagi
perencana
Gagal menjaga Tingkat Sudah ada peraturan
keselamatan kecelakaan tentang Keselamatan Patuh dalam
dalam lokasi selama dan Kesehatan Kerja: implementasi
pekerjaan 1. UU No. 1 Tahun prosedur
konstruksi 1970 tentang keselamatan kerja
berlangsung Keselamatan Kerja. yang baik
tinggi. 2. UU No. 13 Tahun
2003 tentang
Ketenagakerjaan 3.
Peraturan Menteri
Manajemen Resiko Kelompok II 12
Tenaga Kerja
N0.1/Men/1980
tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
di Bidang Konstruksi
Bangunan. 4. Surat
Keputusan Bersama
Menteri Pekerjaan
Umum dan Menteri
Tenaga Kerja
No.Kep.174/MEN/19
86-104/ KPTS /1986
tentang Pedoman
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada
tempat kegiatan
konstruksi. 5. PP
50/2012 ttg
Penerapan SMK3 6.
Permen PU No. :
Gangguan Gangguan aktivitas bongkar
akan adanya akan adanya muat barang
aktivitas aktivitas Pengaturan
bongkar muat bongkar muat manajemen lalu
barang barang lintas yang
terencana dan
terkoordinir
2 RISIKO FINANSIAL
Kenikan Biaya Keterlambatan Memperjelas
karena denda pembayaran syarat
kelengkapan
termin dan format
laporan dengan
pihak owner jauh-
jauh hari
Risiko
Inflasi nilai Inflasi nilai Bisa dibagi dengan Menerimanya
mata uang mata uang Pemerintah apabila dengan
yang dapat fluktuasinya ekstrim memasukkan
menyebabkan kemungkinan
kenaikan harga kenaikan harga
pada estimasi
biaya kontraktor
Buruk atau Akibat fasilitas Operator yang
tidak tidak bisa handal;
tersedianya beroperasi Spesifikasi output
layanan yang jelas
3 RISIKO EKONOMI
Inflasi nilai Inflasi nilai Bila dipicu aksi enerimanya
Manajemen Resiko Kelompok II 13
mata uang mata uang Pemerintah, jaminan dengan
yang dapat yang dapat permintaan minimum memasukkan
menyebabkan menyebabkan dapat kemungkinan
kenaikan harga kenaikan harga dipertimbangkan kenaikan harga
pada estimasi
biaya kontraktor
Perubahan Harga naik Bila dipicu aksi harga BBM
kebijakan Pemerintah, jaminan Menerimanya
harga BBM pendapatan minimal dengan
dapat memasukkan
dipertimbangkan kemungkinan
kenaikan harga
pada estimai
biaya kontraktor
Risiko
Kebocoran Akibat Sistem
memungut kegagalan / Pemungutan dan
pembayaran tidak kinerja Operasi
tari optimalnya yang baik
sistem
pemungutan
tarif
4 RESIKO INTERFACE
Risiko Ada Koordinasi dan
ketimpangan ketimpangan integrasi jadwal
waktu dan waktu dan pelaksanaan
kualitas kualitas proyek -
pekerjaan pekerjaan Pekerjaan
dukungan perbaikan oleh
pemerintah pihak yang
dan yang kualitas
dikerjakan B pekerjaannya
lebih rendah
Risiko Rework yang Kesepakatan
perbedaan substantial standar/ metode
standar/metod terkait yang akan
e layanan perbedaan diterapkan para
standar / pihak sedini
metode mungkin
layanan yang
digunakan
Risiko relasi Miskomunikas sistem
i di dalam komunikasi dan
internal dan koordinasi
eksternal dirancang,
organisasi, disepakati, dan
termasuk disosialisasikan
mengakibatka dengan baik ke
n semua pihak

Manajemen Resiko Kelompok II 14


keterlambatan/ terkai
kesalahan
proses karena
kurang
pengalaman di
proyek
KPBU/Project
Financing
5 RISIKO ALAM
Pasang surut Cuaca ekstrim Mengganti beton
air laut (hujan lebat, in situ dengan
gelombang precast untuk
tinggi, angin bagian yang
kencang, dan terendam (plat &
petir balok) -
Mengurangi
ketinggian pile
cap dari 1,5 meter
menjadi 1 meter
Cuaca ekstrim Cuaca ekstrim Mengoptimalkan
(hujan lebat, hari cerah dan
gelombang menambah jam
tinggi, angin lembur
kencang, dan
petir

Manajemen Resiko Kelompok II 15


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menyimpulkan perlunya penerapan manajemen resiko pada pelaksanaan


pembangunan proyek perpanjangan dermaga log “Pelabuhan Dalam Tanjung Emas Semarang”,
sehingga risikorisiko dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan proyek bisa
diantisipasi lebih dini sebelum proyek dilaksanakan.

3.2 Saran

Karena keterbatasan pengetahuan, makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu saran
dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi
lebih baik lagi kedepannya. Terima kasih.

Manajemen Resiko Kelompok II 16


DAFTAR PUSTAKA

MODUL PENYUSUNAN RISK REGISTER PELATIHAN MANAJEMEN RISIKO INVESTASI


INFRASTRUKTUR

file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/Manajemen_Resiko_di_Proyek_Konstruksi.pdf

Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. Lembaran Negara RI Tahun 2017, No.
6018. Sekretariat Negara. Jakarta.

Peraturan Presiden No. 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur. Lembaran Negara RI Tahun 2015, No. 62. Sekretariat Negara. Jakarta.

https://media.neliti.com/media/publications/221524-manajemen-risiko-dalam-proyek-konstruksi.pdf

Peraturan Presiden No. 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Nasional 2015-
2019.

https://simantu.pu.go.id/epel/edok/07602_Modul_6_Penyusunan_Risk_Register____.pdf

Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan


Nasional Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
nomor 829. Menkumham. Jakarta.

https://www.researchgate.net/publication/279363822_Manajemen_Resiko_di_Proyek_Konstruksi/
link/566d796508ae430ab4fff40e/download

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 13.1 tahun 2015 tentang Rencana
Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun 2015-2019. Menkumham.
Jakarta.

https://www.slideshare.net/k_tarou/bmp-ekma4262

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 691.2 Tahun 2016 tentang
Penunjukan Simpul Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha di Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat. Jakarta

AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA) (CONSTRUCTION MANAGEMENT)

http://lib.unnes.ac.id/25283/1/5113412007.pdf

Manajemen Resiko Kelompok II 17


Manajemen Resiko Kelompok II 18

Anda mungkin juga menyukai