DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
AMBON, 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini demi memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Manajemen Proyek, dengan judul : “Manajemen Resiko Proyek
Konstruksi”.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengelaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala
bentuk saran dan tanggapan serta kritik yang dapat membangun dari segala pihak.
Akhirnya saya berharap, semoga makalah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Penyususn
2.1 Pengertian dan Konsep Manajemen Resiko pada Proyek Konstruksi ................................2
2.2 Identifikasi Manajemen Resiko Proyek Konstruksi ............................................................4
2.3 Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Manajemen Resiko Proyek Konstruksi ........................5
2.4 Monitoring dan Controlling Manajemen Resiko pada Proyek Konstruksi .........................6
Kesimpulan ................................................................................................................................7
1.3. Tujuan
Makalah ini dimaksudkan untuk menmberikan penjelasan mengenai pentingnya
memanajemen dan menganalisa resiko pada suatu proyek konstruksi sehingga dapat
mengurangi dampak negatif dari keterlambatan waktu pelaksanaan (deply) dan
peningkatan biaya pelaksanaan proyek tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dan Konsep dari Manajemen Resiko pada Proyek Konstruksi
a. Pengertian
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, manajemen resiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelolah ketidakpastian yang
berkaitan dengan ancaman; suatu rangkain aktivitas manusia termasuk : penilaian
resiko pengembangan strategi untuk mengelolahnya dan mitigasi resiko dengan
menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya. Startegi yang dapat
diambil adalah melakukan pemindahan resiko kepada suatu pihak yang lain,
menghindari resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau
semua konsekuensi resiko tertentu.
Vibiznews.com mengatakan bahwa manajemen resiko adalah suatu proses
mengidentifikasi, mengukur resiko, serta membentuk strategi untuk mengelolahnya
melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang digunakan yaitu dilakukan
transfer resiko pada pihak lain, mengindari resiko, mengurangi efek buruk dari
resiko, dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari resiko tertentu.
Sementara menurut COSO (Committe of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission), Risk Management is“a process, effected by an entity’s
board of directors, management and other personnel, applied in strategy setting
and across the enterprise, designed to identify potential evants that may affect the
entity, manage risk to be within its risk appetite, and provide reasonable assurance
regarding the achievement of entity objectives”. Artinya manajemen resiko adalah
sebuah proses yang dilakukan oleh dewan direksi, manajemen dan personil lainnya,
diterapkan dalam penetapan strategi dan di seluruh perusahaan, yang dirancang untuk
mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat mempengaruhi entitas, dan mengelolah
resiko, untuk memberikan keyakinan memadai, tentang pencapaian tujuan entitas.
Secara sederhana Manajemen Resiko merupakan suatu proses identifikasi,
analisis, penilaian, pengendalian, dan juga upayah menghindari, meminimalisir,
atau bahkan menghapus resiko yang tidak dapat diterima.
Jika terkait dengan suatu proyek konstruksi, maka Manajemen Resiko Proyek
Konstruksi adalah sutu proses sistematis untuk merencanakan, mengidentifikasi,
menganalisis, dan merespon resiko suatu proyek konstruksi.
Tujuannya yaitu untuk menggapai peningkatan peluang yang berakibat positif
bagi proyek konstruksi, serta menghindari atau mengurangi kemungkinan
terjadinya peristiwa yang berdampak buruk bagi proyek konstruksi.
b. Konsep
Dalam suatu proyek konstruksi, terdapat banyak sekali resiko yang terjadi,
diantaranya :
Menurut Wideman (1992)
1) External, tidak dapat diprediksi (tidak dapat dikontrol) :
a) Perubahan peraturan perundangundangan,
b) Bencana alam : badai, banjir, gempa bumi,
c) Akibat kejadian pengrusakan dan sabotase,
d) Pengaruh lingkungan dan sosial, sebagai akibat dari proyek,
e) Kegagalan penyelesaian proyek
2) External, dapat diprediksi (tetapi tidak dapat dikontrol):
a) Resiko pasar,
b) Operasional (setelah proyek selesai),
c) Pengaruh lingkungan,
d) Pengaruh sosial,
e) Perubahan mata uang,
f) Inflasi,
g) Pajak
3) Internal, non-teknik (tetapi umumnya dapat dikontrol):
a) Manajemen,
b) Jadwal yang terlambat,
c) Pertambahan biaya,
d) Cash flow,
e) Potensi kehilangan atas manfaat dan keuntungan
4) Teknik (dapat dikontrol):
a) Perubahan teknologi,
b) Risiko-risiko spesifikasi atas teknologi proyek,
c) Desain
5) Hukum, timbulnya kesulitan akibat dari :
a) Lisensi,
b) Hak paten,
c) Gugatan dari luar,
d) Gugatan dari dalam,
e) Hal-hal tak terduga
2.3. Analisis kualitatif dan kuantitatif pada Manajemen Resiko terhadap proyek konstruksi
a) Analisis kualitatif
Yaitu proses menilai dampak dan kemungkinan resiko yang sudah
diidentifikasikan.
Proses ini dilakukann dengan menyusun resiko berdasarkan dampaknya
terhadap tujuan proyek.
Proses ini merupakan cara prioritas resiko, sehingga membentuk gambaran
resiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon resiko tersebut
seandainya terjadi.
Proses ini menilai faktor-faktor lain seperti kerangka waktu dan toleransi resiko
dari kendala biaya, jadwal, ruang lingkup, mutu.
b) Analisis kuantitatif
Yaitu metode untuk mengidentifikasi resiko kemungkinan kegagalan sistem dan
memprediksi besarnya kerugian.
Dikerjakan berdasarkan resiko yang diprioritaskan oleh analisis resiko kualitatif
Penggunan teknik simulasi montecarlo dan pohon keputusan untuk :
1) Menilai peluang untuk mencapai tujuan proyek
2) Mengidentifikasi resiko yang membtuhkan perhatian paling besar dengan
menghitung kontribusi relatifnya terhadap keseluruhan resiko proyek
3) Mengidentifikasi biaya, jadwal, dan target rung lingkup yang realistik da
dapat dicapai
4) Menentukan keputusan manajemen proyek ketika beberapa kondisi atau
hasil tidak pasti
2.4. Monitoring dan controlling pada Manajemen Resiko terhadap proyek konstruksi
Monitoring dan controlling dalam manajemen resiko proyek konstruksi yang
merupakan penanganan resiko adalah suatu proses mengidentifikasi, menganalisis dan
merencanakan resiko-resiko yang baru muncul, melacak resiko teridentifikasi,
menganalisis ulang resiko sekarang, memonitor kondisi pemicu rencana kontingensi,
memonitor siasa resiko, dan mereview pelaksanaan respon resiko saatv mengevaluasi
keefektifannya.
Tujuannya memastikan bila asumsi proyek masih valid, resiko (sebagaimana telah
dinilai) berubah dari sebelumnya, kebijakan dan prosedur manajemen resiko diikuti,
cadangkan biaya dan jadwal kontingensi dimodifikasi sesuai resiko proyek.
Dalam penanganan resiko di proyek konstruksi, terdapat beberapa metode yang
dipakai, diantaranya (Flanagan dan Norman, 1993) :
a) Menahan resiko (risk retention)
Merupakan suatu bentuk penanganan resiko yang mana akan ditahan atau
diambil sendiri oleh suatu pihak. Biasanya cara ini dilakukan apabila resiko yang
dihadapi tidak mendatangkan kerugian yang terlalu besar atau kemungkinan
terjadinya kerugian itu kecil, atau baiaya yang dikeluarkan untuk menanggulangi
resiko tersebut tidak terlalu besar dibandingkan dengan manfaat yang akan
diperoleh.
b) Mengurangi resiko (risk reducation)
Yaitu tindakan untuk mengurangi resiko yang kemungkinan akan terjadi dengan
cara :
1) Pendidikandan pelatihan bagi para tenaga kerja dalam menghadapi resiko
2) Perlindungan terhadap kemungkinan kehilangan
3) Perlindungan terhadap orang dan properti
c) Mengalihkan resiko (risk transfer)
Pengalihan ini dilakukan untuk memindahkan resiko kepada pihak lain. Bentuk
pengalihan resiko yang dimaksud adalah asuransi dengan membayar premi.
d) Menghindari resiko (risk avoidance)
Menghindari resiko sama dengan menolak resiko, yang berarti menolak untuk
menerima proyek konstruksi tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a) Dala setiap proyek konstruksi sangat penting dilakukan manajemen resiko untuk
menghindari resiko yang menyebabkan terjadinya kerugian,
b) Manajemen resiko proyek konstruksi merupakan sutu proses sistematis untuk
merencanakan, mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon resiko suatu proyek
konstruksi untuk menghindari terjadinya kemunginan dampak buruk bagi proyek
konstruksi.
c) Identifikasi resiko serta analisis resiko merupakan suatu proses tahapan penilaian
resiko
d) Monitoring dan controlling adalah proses penangan yang dilakaukan setelah proses
penilaian resiko dengan memiliki empat metode.
DAFTAR PUSTAKA
Flanagan, R & Norman, G.1993, Risk Management and Construction. Blackwell Science,
London.
Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek dari konseptual sampai operasional. Erlangga. Jakarta.
Kangari, R. 1995. Risk Management Perceptions and Trends of U.S. Construction. Journal of
Construction Engineering and Management. ASCE. December.
Amri Gunasti. (2011, 11 Januari). Menejemen Resiko dalam Proyek Konstruksi. Diperoleh 03
Desember 2019, dari http://amrigunasti.wordpress.com/2011/01/11/lingkup-manajemen-
proyek/
Dictio. (2017). Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko proyek. Diperoleh 03 Desember
2019, dari https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-manajemen-risiko-
proyek/6764/4