Anda di halaman 1dari 6

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNTAN

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL 2020/2021

NAMA : HENDRA KURNIAWAN


NIM : D1011161003
MATA KULIAH : MANAJEMEN RISIKO KONSTRUKSI
KELAS/DOSEN : A / M. INDRAYADI
HARI/TANGGAL : SENIN /19 OKTOBER 2020
WAKTU :10.30 – 12.00

SOAL

1. Apa yang dimaksud dengan risiko pada proyek konstruksi, dan jelaskan jenis-jenis risiko yang
mungkin terjadi pada proyek konstruksi. (bobot nilai 20%)
2. Apa yang dimaksud dengan manajemen risiko proyek, dan jelaskan tahapan apa saja yang harus
dilakukan dalam mencegah terjadinya risiko pada tahap pelaksanaan proyek. (bobot nilai 15%)
3. Jelaskan tipe dan kategori risiko dalam proyek konstruksi beserta contohnya. (bobot nilai 20%)
4. Dalam pekerjaan konstruksi setiap bagian tahapan pelaksanaan pekerjaan selalu kemungkinan
terjadi kecelakaan kerja, saudara diminta untuk menjelaskan tahapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, boleh pilih apakah bangunan gedung; pabrik; perumahan; pek. Jalan; jembatan;
bendungan atau pekerjaan infrastruktur lainnya yang saudara ketahui. Dari pekerjaan yang
dipilih, buat uraian pekerjaan tersebut, risiko yang mungkin terjadi pada tahap pelaksanaan
konstruksi dan bagaimana upaya untuk menghindari atau mencegah terjadinya kecelakaan kerja
tersebut. (bobot nilai 45%)

JAWABAN

1. Risiko dapat dikatakan merupakan akibat yang mungkin terjadi secara tak terduga. Walaupun
suatu kegiatan telah direncanakan sebaik mungkin, namun tetap mengandung ketidakpastian
bahwa nanti akan berjalan sepenuhnya sesuai rencana. Risiko pada proyek konstruksi
bagaimanapun tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi atau ditransfer dari satu pihak
kepihak lainnya.
Jenis-jenis risiko yang mungkin terjadi pada proyek konstruksi :
a. Risiko Operasional, yakni risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi, antra lain
misalnya risiko yang mencakup sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya
manusia.
b. Risiko Finansial, yakni risiko yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian
risiko akibat dari fluktuasi mata uang, tingkt suku bunga termasuk risiko pemeberian kredit,
likuiditas da kondisi pasar.
c. Hazard Risk, yaitu risiko yang terkait dengan kecelakaan fisik seperti kerusakan karena
kebakaran, gempa bumi, ancaman fisik dll
d. Risiko stratejik, yaitu risiko yang ada hubungannya dengan strategi perusahaan, politik, e
ekonomi, hukum. Risiko ini juga terkait dengan reputasi kepemimpinan organisasi dan
perubahan selera pelanggan.

2. Manajemen risiko proyek adalah suatu peristiwa atau kondisi yang tidak pasti, dan jika terjadi
mempunyai pengaruh positif atau bisa juga negatif pada tujuan proyek.
Tahapan yang harus dilakukan dalam mencegah terjadinya risiko pada tahap pelaksanaan proyek
:
a. Perencanaan Manajemen Risiko.
Perencanaan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan merencanakan
kegiatan manajemen risiko untuk sebuah proyek. Dengan mempertimbangkan lingkup proyek,
rencana manajemen proyek, faktor lingkungan perusahaan, maka tim proyek dapat
mendiskusikan dan menganalisis aktivitas manajemen risiko untuk proyek-proyek tertentu.
b. Identifikasi Risiko
Sebagai suatu rangkaian proses, identifikasi risiko dimulai dengan memahami apa sebenarnya
yang disebut sebagai risiko. Berikutnya adalah pendefinisian risiko yang mungkin
mempengaruhi tingkat keberhasilan proyek dan mendokumentasikan karakteristik dari tiap-
tiap risiko dengan melakukan Hasil utama dari langkah ini adalah risk register .
c. Analisis Risiko Kualitatif
Analisis kualitatif salam manajemen risiko adalah proses menilai dampak dan kemungkinan
risko yang sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan
dampaknya terhadap tujuan proyek. Analisis ini merupakan cara prioritisasi risiko sehingga
membentuk gambaran risiko yang harus mendapat perhatian khusus dan cara merespon risiko
tersebut seandainya terjadi.
d. Analisis Risiko Kuantitatif
Analisis risiko secara kuantitatif merupakan metode untuk mengidentifikasi risiko
kemungkinan kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian. Analisis ini dilakukan
dengan mengaplikasikan formula matematis yang dikaitkan dengan nilai finansial. Secara
matematis penghitungan risiko dilajkukan dengan mengalikan tingkat kemungkinan kejadian
dengan dampak yang ditimbulkan. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk mengambil
langkah strategis dalam mengatasi risiko yang teridentifikasi… Meskipun analisis kuantitatif ini
menggunakan pendekatan matematis, namun pada prinsipnya analsisi ini merupakan tindak
lanjut yang mengikuti hasil analisis kualitatif. Kesulitan utama dalam analisis risiko kuantitatif
adalah pada saat menentukan tingkat kemungkinan karena data-data statistik belum tentu
tersedia untuk semua peristiwa.
e. Penanganan Risiko
Penangan risiko diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko
yang dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Sacra kuantitatif, upaya
meminimalisasi risiko dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada
turunnya angka hasil ukur yang diperoleh dari analisis risiko.

3. Risiko dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam menurut karakteristiknya, yaitu lain:
1. Risiko berdasarkan sifat
a. Risiko Spekulatif (Speculative Risk), yaitu risiko yang memang sengaja diadakan, agar
dilain pihak dapat diharapkan hal – hal yang menguntungkan. Contoh: Risiko yang
disebabkan dalam hutang piutang, membangun proyek, perjudian, menjual produk, dan
sebagainya.
b. Risiko Murni (Pure Risk), yaitu risiko yang tidak disengaja, yang jika terjadi dapat
menimbulkan kerugian secara tiba – tiba. Contoh : Risiko kebakaran, perampokan,
pencurian, dan sebagainya.
2. Risiko berdasarkan dapat tidaknya dialihkan
a. Risiko yang dapat dialihkan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungkan sebagai obyek
yang terkena risiko kepada perusahaan asuransi dengan membayar sejumlah premi.
Dengan demikian kerugian tersebut menjadi tanggungan (beban) perusahaan asuransi.
b. Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko
spekulatif yang tidak dapat dipertanggungkan pada perusahaan asuransi.
3. Risiko berdasarkan asal timbulnya
a. Risiko Internal, yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri. Misalnya
risiko kerusakan peralatan kerja pada proyek karena kesalahan operasi, risiko kecelakaan
kerja, risiko mismanagement, dan sebagainya.
b. Risiko Eksternal, yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan atau lingkungan luar
perusahaan. Misalnya risiko pencurian, penipuan, fluktuasi harga, perubahan politik, dan
sebagainya.
Kategori resiko :
a. Risiko eksternal
b. Risiko internal
c. Risiko teknis
d. Risiko legal

4. 1. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan merupakan persiapan awal yang wajib dilakukan dalam melaksanakan
suatu proyek. Pada tahap ini, segala izin yang dibutuhkan untuk proses pembangunan telah
diurus serta segala sesuatu yang menyangkut kelancaran pekerjaan pelaksanaan harus telah
disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan. Penyusunan jadwal terinci, mobilisasi
peralatan dan tenaga kerja, hingga kelengkapan administrasi lapangan harus sudah disiapkan
sebelum memulai pekerjaan.
Kontraktor juga harus mempertimbangkan situasi lapangan sebagai berikut:

1. Volume pekerjaan yang merujuk pada batasan minimal yang wajib terpenuhi. Hal ini agar proyek
tidak menyimpang dari perencanaan.
2. Kontraktor meneliti situasi lapangan seperti kontur tanah, sifat dan luasan proyek hingga hal-hal
yang bersangkutan agar tidak berpengaruh pada estimasi biaya dan waktu.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan proyek, kontraktor juga wajib melakukan pengukuran
yang sesuai dengan target dan estimasi waktu serta biaya proyek.

Pada tahap ini, kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan ukuran dan mutu bangunan yang sesuai
dengan syarat dan rencana kerja. Akan tetapi, jika terjadi ketidakcocokan, kontraktor tidak diperkenankan
untuk melakukan tindakan pembetulan sebelum mendapatkan persetujuan dari manajemen konstruksi.

Selanjutnya, pada tahap ini perlu diambil langkah pembersihan yang mana kontraktor wajib
membersihkan lokasi proyek dari hal-hal yang dapat menghambat proses pembangunan. Contohnya,
lokasi harus bersih dari pepohonan sampai ke akarnya agar tidak merusak struktur tanah pada bangunan.

2. Pekerjaan Tanah dan Pasir


Tahap ini meliputi penggalian fondasi, hingga penimbunan galian serta pemadatan setiap lapisan
mencapai titik peil yang telah direncanakan. Dalam tahap ini, terdapat beberapa ketentuan yang wajib di
penuhi kontraktor seperti:

1. Memastikan posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar serta mendapatkan
persetujuan dewan pengawas lapangan.
2. Penggalian tanah fondasi dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui
direksi / pengawas lapangan. Fondasi yang dibangun menggunakan batu gunung yang bermutu
tinggi serta mengandung lumpur dan pada bagian entrance menggunakan dengan batu bata.
3. Dasar galian harus mencapai tanah keras dan bersih dari akar-akar kayu, kotoran-kotoran serta
bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat)
4. Dilakukan pengurugan yang meliputi urugan pasir, urugan tanah dan urugan kembali bekas tanah
galian sesuai dengan gambar proyek.

3. Pekerjaan Pemasangan
Tahap ini meliputi pemasangan beton mulai dari beton yang bertulang hingga beton yang tidak bertulang.
Kualitas beton sangat tergantung pada bahan-bahan yang digunakan, yaitu:

1. Portland Cement
Bangunan yang baik menggunakan semen yang memenuhi standar berdasarkan Asosiasi Semen
Indonesia. Dan juga, semen yang digunakan harus benar-benar fresh atau belum mengeras. Dalam
menjaga mutu semen agar tidak cepat mengeras, kontraktor wajib memenuhi syarat penyimpanan semen
tersebut.
2. Air Tawar
Air yang dipilih sebagai bahan campuran kedua beton adalah air tawar yang memenuhi syarat dari PBI
1971 yaitu tidak mengandung minyak, asam alkali, dan bahan kimia lainnya yang merusak mutu beton.
3. Kerikil
Kerikil disebut juga dengan batu pecah. Dalam penggunaannya sebagai bahan campuran beton, kerikil
yang dipilih juga harus memenuhi syarat PBI 1971 yaitu memiliki gradasi yang baik, syarat kekerasan yang
tinggi, tidak terkandung lumpur > 1%, dan tidak berpori.

4. Pasir
Tidak berbeda dengan bahan lainnya, pasir juga harus memenuhi syarat mutu dari PBI 1971 diantaranya
adalah dapat berupa pasir buatan dari pecahan batu atau pasir alam, memiliki gradasi yang baik, terdiri
dari butir-butir tajam, tidak berpori, serta tidak mengandung lumpur > 5%.

5. Besi Beton
Besi beton lebih dikenal sebagai baja tulangan. Besi beton yang baik juga harus memenuhi syarat PBI 1971
diantaranya adalah bersih dari lapisan minyak / karat / bebas cacat.

6. Kayu
Dalam pembuatan beton, kayu yang memenuhi syarat untuk digunakan adalah kayu yang bentuk dan
sifatnya tidak mengurangi mutu bangunan dan memenuhi syarat dan ketentuan PPKI NI-5.

Setelah pemasangan beton, dilanjutkan dengan pekerjaan kuda-kuda atap yang meliputi kuda-kuda,
gording, atap penutup hingga seluruh detail sesuai rancangan proyek. Perlu diketahui, bahan atap yang
baik digunakan adalah yang bertaraf Standar Nasional Indonesia (SNI) seperti atap genteng
berbahan metal roof serta nok metal roof. Selain itu, atap harus ditopang dengan kerangka berbahan kayu
kelas 11 berkualitas baik.

4. Pekerjaan Lantai
Pemasangan lantai ditujukan berdasarkan petunjuk dari manajemen konstruksi serta rancangan proyek.
Jika lantai dilengkapi dengan keramik, maka kontraktor harus mengikuti petunjuk dari manajemen
konstruksi. Pada dasarnya, pemasangan lantai keramik harus mengikuti aturan bahwa lantai keramik
harus bersih, tidak retak ataupun bergelombang. Apabila pemasangan keramik tidak rapi atau tidak sesuai
dengan rancangan proyek, maka wajib dibongkar dan dipasang ulang.

5. Pekerjaan Instalasi Listrik


Salah satu komponen yang tidak kalah penting adalah instalasi listrik. Pemasangan instalasi listrik harus
sesuai dengan peraturan listrik yang berlaku di Indonesia. Pada tahap ini, pekerjaan meliputi pengadaan
dan pemasangan seluruh komponen-komponen kelistrikan tidak terkecuali sakelar, stop kontak, lampu,
panel listrik, hingga tahap percobaan sampai listrik dapat menyala dengan baik.

6. Pekerjaan Penutup
Pekerjaan penutup ini meliputi pekerjaan pembersihan dan pemeliharaan. Pada masa pekerjaan
pembersihan, kontraktor wajib membersihkan seluruh bagian dari proyek yang meliputi lantai, dinding,
atap, pintu, jendela, plafon dan lainnya hingga bangunan siap untuk dihuni. Sedangkan pada masa
pemeliharaan, kontraktor berkewajiban mengganti material-material yang rusak ataupun tidak berfungsi
sebagai mana target proyek.
Risiko yang mungkin terjadi :
1. Pekerjaan terhambat karena waktu
2. Material yang digunakan kurang
3. Tenaga kerjanya kurang
4. Dananya kurang

Upaya untuk menghindari kecelakaan kerja tersebut :


Dana yang dikeluarkan harus lah cukup agar kendala-kendala pada saat pelaksanaan pekerjaan
dan risiko-risiko yang diatas tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai