Anda di halaman 1dari 11

Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil

Volume 3, No. 1, Agustus 2021


E-ISSN: 2715-7296

MANAJEMEN RISIKO PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG ASRAMA


MAHASISWA UIN WALISONGO TAHUN 2021

Muhammad Afiq1)
1
UIN Walisongo Semarang
e-mail: Muhammad_afiq@walisongo.ac.id

Abstrak
Proyek pembangunan suatu gedung merupakan sebuah proyek dengan sumber daya tertentu dan batas waktu
tertentu untuk mendapatkan hasil konstruksi. Proyek pembangunan Gedung Asrama Mahasiswa UIN
Walisongo Tahun 2021 ini sudah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi dalam pelaksanaannya
pasti terdapat risiko-risiko. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi risiko pada pelaksanaan
konstruksi proyek pembangunan gedung Asrama Mahasiswa UIN Walisongo Semarang serta bagaimana
respon risikonya. Analisis risiko menggunakan evaluasi kuesioner dengan skala Likert. Responden yang
dipilih berdasarkan metode purposive sampling, yaitu para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan proyek
konstruksi Asrama Mahasiswa UIN Walisongo Tahun 2021. Sumber data atau responden dari penelitian ini
adalah pimpinan kontraktor PT. Chimarder 777, dan pimpinan konsultan pengawas manajemen konstruksi
CV. Prambanan. Analisis penerimaan risiko ditentukan berdasarkan nilai risiko yang diperoleh dari hasil
perkalian antara kemungkinan dengan konsekuensi. Kesimpulannya, teridentifikasi 43 risiko selama
pelaksanaan proyek konstruksi Asrama Mahasiswa UIN Walisongo Tahun 2021. Terdapat 37 risiko
dominan, yang terdiri dari 5 risiko yang tidak dapat diterima dan 32 risiko yang tidak terduga yang berasal
dari proyek. Untuk penanganannya, ada 10 tindakan penanganan pada risiko yang tidak dapat diterima, dan
41 tindakan penanganan pada risiko yang tidak terduga. Penanganan risiko dilakukan untuk meminimalkan
risiko perjanjian kontrak karena perbedaan biaya, kualitas dan waktu, serta untuk menghindari sanksi-sanksi
ataupun denda.

Kata kunci: Manajemen risiko, identifikasi risiko, penanganan risiko.

Abstract
A building construction project is a project using certain resources and certain time limit in order to obtain
a construction output. The construction project for the 2021 UIN Walisongo Student Dormitory Building has
been planned as well as possible. However, on its implementation there must be some risks. The objective of
this research is to identify the risks in the implementation of the student dormitory of UIN Walisongo
Semarang Construction Project as well as its response to the risks. Risk analysis uses a questionnaire
evaluation with a Likert scale. Respondents were selected based on the purposive sampling method, namely
the parties involved in the construction project of the Student Dormitory of UIN Walisongo Semarang. The
data source or the respondent is the leader of the contractor PT. Chimarder 777, and the leader of
consultant construction management, CV. Prambanan. The risk acceptance analysis is determined based on
the risk value obtained from the results between the possibilities and the consequences. In conclusion, 43
risks were identified during the construction project of the Student Dormitory of UIN Walisongo Semarang.
There are 37 dominant risks, consisting of 5 unacceptable risks and 32 unexpected risks originating from the
project. For handling, there are 10 actions for handling unacceptable risks, and 41 actions for handling
unexpected risks. Risk management is carried out to minimize the risk of contractual agreements due to
differences in cost, quality and time, as well as to avoid sanctions or fines.

Keywords: Risk management, risk identification, risk handling.

70
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

I. PENDAHULUAN karakteristik klien, implementasi strategi kontrak


Proses pelaksanaan pada proyek gedung dari suatu proyek.
biasanya memakan waktu yang lama dan Kegagalan untuk mengetahui dan
menghadapi masalah yang kompleks, sehingga mengidentifikasi risiko sering menjadi penyebab
dapat menimbulkan ketidakpastian yang akhirnya utama dalam masalah manajemen proyek seperti
akan memunculkan berbagai macam risiko. masalah biaya, jadwal dan sebagainya. Bagi
Dampak risiko mempengaruhi produktivitas, manager proyek ketidakpastian akan dihubungkan
kualitas dan anggaran biaya proyek. dengan outcome dimana yang bersifat positif
Manajemen risiko sebagai aktivitas untuk bukan dianggap sebagai risiko secara keseluruhan,
mengkompensasi adanya ketidakpastian yang hanya ancaman yang memungkinkan munculnya
melekat pada manajemen proyek, dan sebagai outcome negatif yang akan dipertimbangkan
aktivitas yang proaktif dan bukan reaktif dalam sebagai risiko.
usaha untuk mencapai performance proyek yang Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
akan mengurangi kejadian yang tidak diharapkan mengidentifikasi risiko-risiko dan untuk
dan membawa pengertian yang lebih baik menentukan respon dari risiko-risiko yang
mengenai outcome dari kejadian negatif. Dimana memungkinkan terjadi pada proyek pembangunan
kemampuan mengidentifikasi risiko proyek pada gedung Asrama Mahasiswa UIN Walisongo
semua level manajemen proyek akan berpengaruh Semarang.
pada perbaikan performance proyek. Manajemen Guna memberikan gambaran tentang
risiko dapat menghandel risiko sebelum proyek perbedaan penelitian ini dengan penelitian
berjalan atau ketika risiko terjadi, dapat sebelumnya, maka peneliti paparkan secara
meminimalkan biaya, penundaan, tekanan, dan singkat beberapa hasil penelitian terdahulu.
ketidaktahuan suatu proyek sehingga akan Penelitian yang ditulis oleh Norken
menjamin proyek berjalan sesuai dengan yang (2012), dengan judul Manajemen Risiko Pada
diharapkan atau memenuhi spesifikasi tertentu. Proyek Konstruksi di Pemerintah Kabupaten
Dalam kenyataan sangat sukar untuk Jembrana, hasil penelitian ini adalah bahwa ada
mengendalikan munculnya risiko-risiko yang 71 dan yang teridentifikasi sekitar 5 risiko yang
tidak dapat diselesaikan atau diatasi mulai dari tidak dapat diterima juga 43 risiko tidak
mengidentifikasi risiko sampai dengan dipastikan bisa diterima, dan 18 risiko yang bisa
mendapatkan cara untuk mengurangi pengaruhnya diterima dan 5 risiko dipastikan terabaikan pada
pada pencapaian tujuan proyek. Ini konstruksi proyek di Pemerintah Jembrana
memungkinkan diperlukannya perencanaan yang Bali[9]. Dalam hasil penelitian tersebut
bersifat fleksibel untuk melihat kemungkinan sependapat dan sejalan dengan pendapat
risiko dan atau sebuah perencanaan kontingensi Anderson (2009) bahwa proyek kontruksi mesti
yang memperhatikan semua faktor yang berhadapan pada berbagai jenis risiko dan lain-
mempengaruhi adanya risiko baik dari sisi internal lain sebagainya[15].
organisasi maupun dari sisi eksternal
(lingkungan). Karena dapat terjadi bahwa risiko II. BAHAN DAN METODE/ METODOLOGI
muncul justru dari akibat tindakan dari manajer Proyek Gedung Bertingkat dapat
proyek itu sendiri ketika membuat perencanaan dikatakan sebagai proyek yang berisiko tinggi
dan melaksanakan proyek. Hal yang sangat mengingat besarnya bobot pekerjaan dan
diperlukan dalam suatu proyek adalah tingginya struktur yang akan dibangun. Risiko
kemampuan untuk mengantisipasi kemunculan muncul karena ketidakpastian. Menurut Duffield
risiko dan untuk mengetahui risiko yang mungkin dan Trigunarsyah (1999), risiko adalah ancaman
berpengaruh pada proyek. Dengan kata lain terhadap kehidupan properti atau keuntungan
bagaimana mengidentifikasi pendorong atau finansial akibat bahaya yang terjadi[1]. Menurut
penyebab munculnya risiko yang dapat Soeharto (1995), secara umum risiko dikaitkan
diidentifikasi kedalam penyebab utama seperti dengan probabilitas terjadinya peristiwa diluar
misalnya ukuran dan komplesitas proyek, tingkat yang diharapkan. Sehingga risiko juga merupakan
pengetahuan dalam organisasi mengenai potensi variasi yang mungkin terjadi secara alami atau
lingkungan proyek dan aplikasinya, teknologi kemungkinan terjadinya secara alami yang
yang diperlukan dalam menjalankan proyek, merupakan ancaman terhadap poperti dan
71
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

keuntungan finansial[6]. Menurut Rahayu (2001), Menurut Gray and Larson (2003) proses
klasifikasi risiko terdiri dari risiko murni dan manajemen risiko meliputi empat fase proses,
risiko spekulatif, risiko terhadap benda dan yaitu[4]:
manusia, risiko fundamental dan risiko 1. Identifikasi risiko. Menganalisis proyek untuk
khusus[12]. mengidentifikasi sumber risiko.
Menurut Flanagan dan Norman (1993), 2. Penilaian risiko. Penilaian mengenai pengaruh
risiko-risiko yang terjadi dalam proyek konstruksi yang ditimbulkan, kemungkinan yang terjadi,
seperti penyelesaian yang gagal, kegagalan dan pengendaliannya.
memperoleh gambar perencanaan atau ijin 3. Mengembangkan respon terhadap risiko
terhadap waktu yang tersedia, kondisi tanah yang termasuk kemungkinan untuk mengurangi
tak terduga, cuaca yang sangat buruk, pemogokan kerusakaan, dan mengembangkan perencanaan
tenaga kerja, kenaikan harga yang tidak terduga, kontingensi.
kecelakaan kerja, kerusakan struktur, kejadian 4. Mengendalikan respon terhadap risiko yang
takterduga, klaim dari kontraktor, kegagalan meliputi perbaikan strategi risiko, monitoring
penyelesaian proyek dengan anggaran yang sudah dan melakukan penyesuaian perencanaan
ditetapkan[13]. untuk risiko baru, serta melakukan perubahan
Dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan manajemen.
mempunyai tujuan, demikian pula dengan Dalam manajemen risiko ketika
manajemen risiko. Menurut Darmawi (2006), proyek berjalan, aspek penting yang harus
manajemen risiko dilakukan untuk mengurangi, diperhatikan berkenaan dengan pengaruhnya
menghindari, menunjang suatu risiko melalui terhadap risiko proyek harus menekankan
sebuah kegiatan yang berurutan yakni identifikasi pada:
risiko, analisa risiko, penanggulangan risiko[5]. 1. Hubungan dan konsistensi work breakdown
Kemungkinan tindakan yang dapat structure.
dilakukan dalam menghadapi risiko seperti: 2. Manajemen kejadian yang paling utama
menerima risiko, menghindari risiko, mengurangi (milestone) dan akurasi pengawasan.
risiko, dan memindahkan risiko. Yang terpenting 3. Keberhasilan prosedur verifikasi.
adalah bagaimana mengelola risiko sebagai suatu 4. Mengubah sistem pengendalian.
keputusan yang dibuat dengan mempertimbang- Analisis risiko adalah suatu prosedur dari
kan potensi proyek, analisis risiko yang digunakan identifikasi dan evaluasi. Menurut Godfrey
untuk mencapai tujuan dimana risiko melekat (1996), analisis risiko yang dilaksanakan secara
dengan proyek. Manajemen risiko dapat dilakukan sistematik bisa membantu untuk mengidentifikasi,
pada saat negosiasi kontrak proyek (ketika proyek menilai dan meranking risiko secara jelas,
belum dijalankan) dan pada saat proyek berjalan. menitikberatkan perhatian pada risiko utama,
Manajemen risiko pada tahap dilakukan negosiasi memperjelas mengenai batasan kerugian,
kontrak proyek meliputi Berkeley dkk. (1991)[2]: meminimalkan potensi kerusakan seandainya
1. Menggunakan profil risiko proyek yang terjadi situasi yang paling buruk, memeriksa
dihasilkan dari analisis risiko untuk ketidakpastian dalam proyek, memperjelas dan
mengidentifikasi ketrampilan dan teknik menekankan fungsi setiap orang atau badan yang
manajemen untuk meminimalisasi risiko yang terlibat dalam manajemen risiko[10].
melekat pada proyek. Menurut Thompson dan Perry (1991),
2. Mengidentifikasi, mereview, dan analisis dan manajemen risiko kualitatif memiliki
menginterpretasikan informasi dalam dua tujuan, yakni: identifikasi risiko dan penilaian
lingkungan proyek yang berguna untuk risiko awal[11]. Dalam analisis kualitatif akan
menjamin keberlangsungan dan keberhasilan dapat menentukan risiko yang berpengaruh
mendapatkan outcome dari proyek tersebut. dengan mengalikan probability dengan impact
3. Mengetahui kapan, bagaimana, dan dengan dari risiko yang telah teridentifikasi, apabila
siapa melakukan negosiasi yang probability tinggi dan impact tinggi akan
memungkinkan memfasilitasi kemajuan menghasilkan tingkat risiko tinggi dan sebaliknya
proyek dan kemampuan mendapatkan apabila probability rendah dan impact rendah
outcome. akan menghasilkan tingkat risiko rendah,
selanjutnya dilakukan penanganan yang diberikan
72
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

terhadap risiko-risiko utama, yang disebut 12 Keselamatan K3, zat berbahaya, ledakan,
penanganan risiko. kebakaran, benturan,keruntuhan
Menurut Godfrey (1996), menguraikan Pengukuran potensi risiko menggunakan
sumber-sumber risiko termasuk potensi penyebab analisis Severity Index yaitu menentukan nilai
perubahan dan ketidakpastian dari masing-masing probabilitas dan dampak,kemudian
sumber risiko seperti pada tabel 1. Kemungkinan mengkategorikannya berdasarkan besar
merupakan peluang terjadinya kerugian yang probabilitas dampaknya. Severity index dihitung
merugikan, yang dinyatakan dalam jumlah berdasarkan hasil jawaban dari responden.
kejadian pertahun. Sedangkan konsekuensi adalah Severity index dapat menggabungkan persepsi dari
besaran kerugian yang diakibatkan oleh terjadinya responden penelitian. Semakin tinggi persentase
suatu kejadian yang merugikan yang dinyatakan suatu variabel maka semakin berpengaruh
dalam nilai uang. Secara umum berdasarkan variabel tersebut. Untuk menghitung severity
kemungkinan risiko dan kosekuensi yang index dapat dilihat pada rumus berikut:
diakibatkan, risiko dapat diklasifikasikan sebagai
(1) Unacceptable, ialah risiko yang tidak dapat ∑
diterima dan harus dihilangkan, (2) Undesirable, ∑
ialah risiko yang tidak diharapkan dan harus Keterangan:
dihindari, (3) Acceptable, ialah risiko yang dapat ai = Konstanta penilai
diterima, dan (4) Negligible, ialah risiko yang xi = Frekuensi responden
sepenuhnya dapat diterima[10]. i = 0,1,2,3,4,………....n
Tabel 1. Sumber risiko dan penyebabnya
Sedangkan klasifikasi dari skala penilaian
No. Sumber Risiko Penyebab pada probabilitas dan dampak dapat di lihat pada
1 Politik Kebijakan pemerintah, opini tabel berikut:
publik, perubahan ideologi,
kekacauan Tabel 2. Saverity Index
2 Lingkungan Pencemaran atau polusi,
kebisingan, opini publik, No. Keterangan Saverity Index
perijinan, kebijakan internal, 1 Sangat Rendah 0,00 ≤ SI≤ 12,5
peraturan lingkungan, dampak 2 Rendah 12,5 ≤ SI ≤ 37,5
lingkungan 3 Cukup 37,5 ≤ SI ≤ 62,5
3 Perencanaan Persyaratan perijinan, tata guna 4 Tinggi 62,5 ≤ SI ≤ 87,5
lahan, dampak sosial dan 5 Sangat Tinggi 87,5 ≤ SI ≤ 100
ekonomi
4 Pemasaran Permintaan, persaingan, Proses pengukuran risiko dengan cara
kepuasan pelanggan memperkirakan frekuensi terjadinya suatu risiko
5 Ekonomi Inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan dampak dari risiko. Skala yang digunakan
kebijakan keuangan, pajak
dalam mengukur potensi risiko terhadap frekuensi
6 Keuangan Keuntungan, kebangkrutan,
dan dampak risiko adalah skala likert. Rumus
asuransi, pembagian risiko
7 Alami Kondisi tak terduga, cuaca, untuk menghitung tingkat risiko tersebut seperti
gempa, kebakaran, penemuan pada rumus berikut:
purbakala
R=PxI
8 Proyek Perencanaan dan pengendalian
kualitas, tenaga kerja
Keterangan:
9 Teknis Kelengkapan desain, keandalan, R = Tingkat Risiko
efisiensi operasional, ketahanan I = Impact
uji P = Probability
10 Manusia Kesalahan, tidak kompeten,
kelalaian, budaya, kemampuan Nilai risiko didapatkan dengan melakukan
komunikasi, ketidaktahuan, mengeplotkan nilai kedalam Matriks Probabilitas
bekerja pada malam hari dan Dampak seperti pada tabel berikut:
11 Kriminal Perusakan, pencurian, penipuan,
korupsi, kurangnya keamanan
73
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

Tabel 3. Probability Impact Grid Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data pada penelitian
ini adalah menyebarkan kuesioner kepada
responden yang dipilih berdasarkan metode
purposive sampling. Responden penelitian ini
adalah para pihak yang terlibat dalam pelaksanaan
proyek konstruksi Asrama Mahasiswa UIN
Walisongo Semarang Tahun 2021, yaitu pimpinan
dan karyawan kontraktor PT. Chimarder 777,
serta pimpinan dan karyawan konsultan pengawas
Menurut Soemarno (2007), risiko yang manajemen konstruksi CV. Prambanan, yang
potensial adalah risiko yang perlu diperhatikan jumlah keseluruhan responden sebanyak 20 orang.
karena memiliki probabilitas terjadi yang tinggi
dan memiliki konsekuensi negatif yang besar dan Analisis Data
terjadinya risiko ditandai dengan adanya error
pada estimasi waktu, estimasi biaya, atau Pengujian validitas konstruksi
teknologi desain. Untuk mengukur impact menggunakan pendapat dari para ahli. Instrumen
terhadap biaya dan waktu yaitu dengan keterangan yang telah di setujui para ahli tersebut dicobakan
skala sebagai berikut: pada sampel dimana populasi diambil. Setelah
1. Skala 1 (sangat rendah) dengan < 3 kali data di dapat dan di tabulasikan, maka pengujian
kejadian validitas dan reliabilitas konstruksi di lakukan
2. Skala 2 (rendah) dengan 3-5 kali kejadian dengan analisis faktor.
3. Skala 3 (sedang) dengan 6-7 kali kejadian Analisa risiko menggunakan cara
4. Skala 4 (tinggi) dengan 8-10 kali kejadian memperkirakan frekuensi terjadinya suatu risiko
5. Skala 5 (sangat tinggi) dengan >10 kali dan dampak dari risiko. Skala yang digunakan
kejadian dalam mengukur potensi risiko terhadap frekuensi
dan dampak risiko adalah skala likert. Metode
Diagram Alir penilaian risiko menggunakan metode Severity
Index serta Matriks Probabilitas dan Impact.
Untuk mengetahui bagaimana respon yang
dilakukan pada suatu risiko yang dominan
dilakukan wawancara respon risiko pada
responden yang telah terpilih.

Peta Lokasi

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

74
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 12 Terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek


13 Adanya perbedaan perhitungan volume
Berdasarkan hasil identifikasi risiko, pekerjaan
risiko yang teridentifikasi dalam proyek D Risiko Teknis
konstruksi Asrama Mahasiswa UIN Walisongo 1 Perbedaan hasil pengukuran kualitas dan
Semarang Tahun 2021 ada 43 risiko dan 9 jenis kuantitas pekerjaan dengan kondisi aktual di
sumber risiko antara lain: proyek, teknis, lapangan
lingkungan, keselamatan, ekonomi, kriminal, 2 Adanya perubahan desain akibat penyesuaian
alami, manusiawi, dan keuangan, seperti yang dengan kondisi di lapangan
dijabarkan pada tabel berikut: 3 Peralatan yang digunakan terutama alat berat
dan kendaraan pengangkut tanah dan material
Tabel 4. Variabel Risiko lain tidak mencukupi
E Risiko Lingkungan
No. Variabel Risiko 1 Sulitnya akses masuk bagi alat berat yang akan
A Risiko yang tidak terduga digunakan selama pelaksanaan proyek
1 Terhambatnya pekerjaan akibat cuaca yang 2 Terjadinya kemacetan di lokasi proyek
tidak menentu (hujan dan banjir) F Risiko Keselamatan
B Risiko Manusiawi 1 Kurangnya pengamanan di lokasi proyek
1 Kelelahan akibat banyaknya pekerjaan yang G Risiko Ekonomi
dilakukan secara lembur 1 Terjadinya kenaikan harga material bangunan
2 Ketidaksesuaian antara volume pekerjaan di selama masa pelaksanaan konstruksi
dalam BQ dan kondisi di lapangan 2 Terjadinya kenaikan harga bahan bakar
3 Terlambatnya pasokan material yang minyak selama masa pelaksanaan pekerjaan
mengurangi kinerja pekerjaan yang akan mempengaruhi kinerja proyek
4 Penggunaan alat berat yang sudah tua, H Risiko Kriminal
sehingga sering mengalami kerusakan. 1 Hilangnya material dan peralatan kerja selama
memperlambat kinerja berlangsungnya proyek
5 Terjadi keterlambatan penandatanganan 2 Terjadinya perusakan fasilitas proyek
kontrak I Risiko Keuangan
6 Keterlambatan penyerahan kontrak 1 Adanya keterlambatan pembayaran oleh
7 Proses adminstrasi adendum kontrak kontraktor kepada suplayer material bangunan
8 Produktivitas pekerja yang rendah 2 Keterlambatan pembayaran oleh kontraktor
9 Keterlambatan kedatangan tenaga kerja akibat utama kepada pihak sub kontraktor
libur hari raya 3 Keterlambatan pembayaran oleh owner
10 Pemogokan oleh tenaga kerja
C Risiko Proyek Jumlah risiko paling banyak bersumber
1 Pengukuran di lapangan tidak sesuai gambar
dari kegiatan proyek. Hal ini menunjukkan bahwa
2 Pengukuran dilakukan secara manual tanpa
pesawat ukur
risiko-risiko khususnya pada tahap pelaksanaan
3 Adanya perbedaan interpretasi dokumen lebih banyak muncul karena teknis pekerjaan di
kontrak antara owner dengan kontraktor lapangan sangat dekat bersinggungan dengan
4 Kontraktor tidak mengajukan contoh material lingkungan sekitar proyek beserta segala
untuk disetujui terlebih dahulu aktivitasnya. Hal ini menunjukkan bahwa
5 Pengadaan material yang tidak sesuai dengan pekerjaan di lapangan sangat dekat dengan
spesifikasi teknis lingkungan proyek dan segala aktivitasnya
6 Kurangnya kualitas pekerjaan karena sehingga risikonya semakin besar, terutama pada
lemahnya pengawasan lapangan tahap pelaksanaan.
7 Kurangnya kualitas pekerjaan karena tidak Severity index dapat menggabungkan
mengikuti instruksi dari pengawas lapangan persepsi dari responden penelitian. Severity Index
8 Kurangnya kelengkapan pengamanan proyek digunakan untuk menentukan nilai probabilitas
9 Kurangnya kesadaran para pekerja untuk dan impact untuk mengkategorikannya
menaati rambu-rambu K3
berdasarkan besar probabilitas dan dampaknya.
10 Tenaga kerja yang diperlukan kurang
mencukupi Penilaian risiko untuk setiap variabel dilakukan
11 Koordinasi antara owner, konsultan, dan dengan cara mengalikan kemungkinan dan
kontraktor kurang berjalan dengan baik pengaruh, dimana nilai kemungkinan dan
75
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

pengaruh diperoleh dari hasil kuesioner. Hasil Tabel 6. Penilaian Impact


perhitungan penilaian probability dan impact
dapat dilihat dalam tabel berikut: No. Variabel SI (%) Skala Kategori
A
1 83 4 Tinggi
Tabel 5. Penilaian probability B
No. Variabel SI (%) Skala Kategori 1 61 3 Sedang
A 2 78 4 Tinggi
1 75 4 Tinggi 3 92 5 Sangat Tinggi
B 4 84 4 Tinggi
1 92 5 Sangat Tinggi 5 77 4 Tinggi
2 69 4 Tinggi 6 15 2 Rendah
3 78 4 Tinggi 7 68 4 Tinggi
4 84 4 Tinggi 8 25 2 Rendah
5 56 3 Sedang 9 18 2 Rendah
6 37 2 Rendah 10 37 2 Rendah
7 61 3 Sedang C
8 32 2 Rendah 1 19 2 Rendah
9 79 4 Tinggi 2 39 3 Sedang
10 19 2 Rendah 3 34 2 Rendah
C 4 29 2 Rendah
1 86 4 Tinggi 5 63 4 Tinggi
2 23 2 Rendah 6 18 2 Rendah
3 59 3 Sedang 7 21 2 Rendah
4 83 4 Tinggi 8 42 3 Sedang
5 45 3 Sedang 9 57 3 Sedang
6 77 4 Tinggi 10 29 2 Rendah
7 68 4 Tinggi 11 38 3 Sedang
8 27 2 Rendah 12 60 3 Sedang
9 50 2 Sedang 13 14 2 Rendah
10 87 4 Tinggi D
11 16 2 Rendah 1 23 2 Rendah
12 39 3 Sedang 2 43 3 Sedang
13 47 3 Sedang 3 56 3 Sedang
D E
1 65 4 Tinggi 1 61 3 Sedang
2 57 3 Sedang 2 47 3 Sedang
3 28 2 Rendah F
E 1 59 3 Sedang
1 16 2 Rendah G
2 38 3 Sedang 1 41 3 Sedang
F 2 75 4 Tinggi
1 52 3 Sedang H
G 1 39 3 Sedang
1 87 4 Tinggi 2 83 4 Tinggi
2 59 3 Sedang I
H 1 46 3 Sedang
1 60 3 Sedang 2 50 3 Sedang
2 33 2 Rendah 3 61 3 Sedang
I
1 48 3 Sedang Analisa risiko dilakukan dengan cara
2 57 3 Sedang mengeplotkan hasil perkalian penilaian
3 39 3 Sedang probabilitas dengan penilaian impact kedalam
matriks seperti pada tabel berikut:

76
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

Tabel 7. Analisa Risiko pengaruh pada skala 3, maka nilai risikonya


No. Variabel PxI Kategori adalah 12. Kemudian nilai risiko tersebut
A dikategorikan berdasarkan skala penerimaan
1 16 Tinggi risiko.
B Dari 43 risiko tersebut, 37 risiko (86,05%)
1 15 Tinggi merupakan risiko dominan yang memerlukan
2 16 Tinggi tindakan penanganan risiko, kategori yang tidak
3 20 Tinggi dapat diterima (skala x ≥ 15) dan kategori yang
4 16 Tinggi tidak terduga (skala 5 x < 15). Hasil pengurangan
5 12 Sedang risiko disajikan pada tabel berikut:
6 8 Sedang
Tabel 8. Penanganan risiko yang tidak dapat diterima
7 12 Sedang
8 8 Sedang No. Faktor Risiko
Nilai Tindakan Penanganan
Risiko Risiko
9 8 Sedang
A. Risiko Manusiawi
10 8 Sedang 1 Kelelahan 15 Menerapkan sistem kerja
C akibat bergilir sehingga para
1 8 Sedang banyaknya pekerja dapat memulihkan
pekerjaan yang kondisinya
2 6 Rendah dilakukan
3 6 Rendah secara lembur
4 8 Sedang 2 Ketidaksesuaia 16 a. Mengadakan perhitungan
antara volume ulang terhadap volume
5 12 Sedang
pekerjaan di pekerjaan dan
6 8 Sedang dalam BQ dan mengusulkan pekerjaan
7 8 Sedang kondisi di tambah kurang
8 6 Rendah lapangan b. Membahas perubahan
volume pekerjaan dengan
9 6 Rendah pekerjaan tambah kurang
10 8 Sedang melalui amandemen
11 6 Rendah kontrak
3 Terlambatnya 20 a. Membuat jadwal dan
12 9 Sedang pasokan mengevaluasi kedatangan
13 6 Rendah material yang dan jumlah material yang
D mengurangi disesuaikan dengan
1 8 Sedang kinerja kebutuhan di lapangan
pekerjaan b. Melakukan perhitungan
2 9 Sedang jumlah material yang
3 6 Rendah dibutuhkan dilapangan
E memastikan agar barang
siap untuk dikirim
1 6 Rendah langsung
2 9 Sedang c. Mengetahui kepadatan
F lalu lintas di kota
Semarang, dan memasok
1 9 Sedang material ke lokasi proyek
G di jam-jam yang lalu
lintasnya lancar
1 12 Sedang 4 Penggunaan alat 16 a. Mengevaluasi
2 12 Sedang berat yang penggunaan alat berat
H sudah tua, yang sudah tua
sehingga sering b. Mencari alat alternative
1 9 Sedang mengalami c. Pengadaan alat baru
2 8 Sedang kerusakan dan
I memperlambat
kinerja
1 9 Sedang
B. Risiko Alami
2 9 Sedang 5 Terhambatnya 16 Melakukan penjadwalan
3 9 Sedang pekerjaan akibat pekerjaan yang besar seperti
cuaca (hujan pengecoran dan pengaspalan
dan banjir) agar tidak sampai
Dari hasil perkalian tersebut didapatkan memasuki musim hujan
nilai risiko untuk menentukan tingkat penerimaan
risiko. Misalnya untuk variabel keterlambatan
penandatanganan kontrak mempunyai nilai modus
untuk kemungkinan pada skala 4 dan untuk
77
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

Tabel 9. Penanganan risiko yang tidak terduga oleh konsultan


pengawas
Nilai Tindakan Penanganan 11 Pengadaan 12 Menginstruksikan dan
No. Faktor Risiko
Risiko Risiko material yang memberi teguran kepada
A. Risiko Manusiawi tidak sesuai kontraktor untuk
1 Terjadi 12 Menyesuaikan jadwal yang dengan mengganti material yang
keterlambatan sudah ditetapkandalam spesifikasi tidak sesuai dengan yang
penandatangana pengurusan penanda tangan teknis disyaratkan
n kontrak kotrak 12 Kurangnya 8 Meningkatkan frekuensi
2 Keterlambatan 8 Kontraktor harus proaktif kualitas kedatangan konsultan di
penyerahan dan selalu memantau serta pekerjaan lapangan untuk melakukan
kontrak koordinasi tentang kendala karena pengawasan yang lebih
apa saja yang menyebabkan lemahnya ketat terhadap pekerjaan
keterlambatan pengawasan kontraktor.
penyerahan kontrak lapangan
3 Proses 12 a. Secepatnya mengajukan 13 Kurangnya 8 Memberikan instruksi
administrasi surat permohonan untuk kualitas kepada kontraktor untuk
adendum owner agar memproses pekerjaan mengikuti masukan dan
kontrak permintaan addendum karena tidak selalu berkoordinasi dengan
b. Melengkapi syarat- mengikuti dan konsultan pengawas
syarat administrasi dan melaksanakan
teknis untuk proses masukan dan
addendum instruksi dari
4 Produktivitas 8 Membuat jadwal kerja yang pengawas
pekerja yang lebih ketat serta lapangan
rendah merencanakan 14 Kurangnya 6 Menambahkan pagar
kerja lembur kelengkapan pengaman dan pertanda
5 Keterlambatan 8 a. Membatasi libur tenaga pengamanan untuk mencegah
kedatangan kerja proyek kecelakaan, melarang
tenaga kerja b. Mangadakan kesepakatan pihak-pihak yang tidak
akibat libur hari dengan penyedia tenaga berkepentingan memasuki
raya kerjaentang waktu libur areal proyek dan
tenaga kerja dan kapan menempatkan petugas
tenaga kerja kembali ke keamanan khusus
proyek 15 Kurangnya 6 Memperketat pengawasan
c. Mencari alternatif tenaga kesadaran para terhadap K3 dengan cara
kerja lain sebagai pekerja untuk menambah personil safety
cadangan menaati rambu- officer
6 Pemogokan 8 Memberikan honor tenaga rambu K3 dan
oleh tenaga kerja tepat waktu untuk menyalahi
kerja mencegah terjadinya prosedur aturan
pemogokan dan pekerjaan
menyiapkan tenaga kerja 16 Tenaga kerja 8 a. Membuat jadwal dan
cadangan sebagai antisipasi yang diperlukan metode kerja tentang
jika terjadi pemogokan kurang kebutuhan tenaga kerja
B. Risiko Proyek mencukupi sesuai dengan lingkup
7 Pengukuran 8 Mengadakan koordinasi dan waktu pelaksanaan
lapangan untuk antara pihak kontraktor, proyek
menetukan konsultan dan owner untuk b. Mengagendakan kerja
posisi, titik, menyesuaikan pengukuran lembur untuk antisipasi
garis dan dengan gambar rencana item-item pekerjaan yang
ketinggian tidak membutuhkan banyak
sesuai gambar tenaga kerja
8 Pengukuran 6 Melakukan pengukuran 17 Koordinasi 6 Meningkatkan koordinasi
dilakukan ulang yang lebih antara antara kontraktor dan
secara manual akurat agar kontraktor, konsultan pengawas juga
tanpa pesawat ukuran di lapangan lebih konsultan pihak owner dan
ukur presisi perencana, memperketat pengawasan
9 Adanya 6 Mengadakan rapat konsultan oleh konsultan pengawas
perbedaan membahas isi dan ketentuan pengawas dan agar pekerjaan sesuai
interpretasi dalam kontrak dan jika owner kurang dengan yang direncanakan
dokumen diperlukan membuat nota berjalan dengan
kontrak antara kesepahaman (MoU) untuk baik
owner dengan menyamakan intepretasi isi 18 Terjadinya 9 a. Meningkatkan prestasi
kontraktor dan ketentuan kontrak keterlambatan kerja misalnya dengan
10 Kontraktor 8 Konsultan pengawas kepada penyelesaian enambah jam kerja
tidak kontraktor lewat lisan atau proyek lembur bagi tenaga kerja
mengajukan tertulis tentang kewajiban untuk mengejar
contoh material kontraktor mengajukan keterlambatan
untuk disetujui contoh material untuk b. Melakukan perbaikan
terlebih dahulu disetujui metode kerja dengan

78
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

mengutamakan pekerjaan pelaksanaan b. Mencari supplier


c. Mengajukan permohonan konstruksi material alternatif yang
penambahan waktu menawarkan harga lebih
pelaksanaan pekerjaan murah
kepada owner untuk 27 Terjadinya 12 Menerapkan strategi
mengejar keterlambatan kenaikan harga penghematan penggunaan
yang terjadi bahan bakar BBM dengan efisiensi
19 Adanya 6 Melakukan perhitungan minyak selama penggunaan alat yang
perbedaan ulang bersama-sama di masa memerlukan konsumsi
Perhitungan lapangan oleh konsultan pelaksanaan BBM tinggi.
volume pengawas dan kontraktor pekerjaan
pekerjaan yang dengan disaksikan oleh yang akan
telah dikerjakan direksi dari pihak owner mempengaruhi
antara untuk mendapatkan kinerja proyek
kontraktor dan kesepakatan volume di G. Risiko Kriminal
konsultan lapangan 28 Hilangnya 9 Memperketat akses masuk
pengawas material dan ke proyek khususnya areal
C. Risiko Teknis peralatan kerja gudang untuk
20 Perbedaan hasil 8 Mengadakan pengukuran selama mengantisipasi pencurian
pengukuran ulang untuk mendapatkan berlangsungnya material maupun alat kerja
kualitas dan hasil pengukuran yang royek dengan menempatkan
kuantitas disepakati petugas
pekerjaan keamanan khusus
dengan kondisi 29 Terjadinya 8 Mensterilkan lokasi proyek
aktual di perusakan dari pihak-pihak yang tidak
lapangan fasilitas berkepentingan
21 Adanya 9 Melakukan koordinasi proyek
perubahan antara kontraktor, konsultan H. Risiko Keuangan
desain akibat pengawas dan konsultan 30 Adanya 9 Membuat kontrak kerja
penyesuaian perencana untuk kemudian keterlambatan yang jelas agar aturan dalam
dengan kondisi melakukan perubahan pembayaran kontrak tersebut menjadi
di lapangan desain sesuai kondisi di oleh kontraktor acuan hak dan kewajiban
lapangan kepada suplayer antara kedua belah pihak
22 Peralatan yang 6 a. Membuat jadwal dan material
digunakan metode kerja untuk bangunan
terutama alat efektivitas penggunaan 31 Keterlambatan 9 Membuat suatu kontrak
berat dan alat pembayaran kerja yang jelas untuk
kendaraan b. Menambah armada dari oleh kontraktor mencegah keterlambatan
pengangkut sub kontraktor lain untuk utama kepada pembayaran
tanah dan memperlancar pekerjaan pihak sub
material lain kontraktor
tidak 32 Keterlambatan 9 a. Mendesak pihak owner
mencukupi pembayaran agar segera membayar
sehingga oleh owner yang seharusnya sudah
menghambat dibayarkan kepada pihak
pekerjaan kontraktor
D. Risiko Lingkungan b. Melakukan koordinasi
23 Sulitnya akses 6 Menyiapkan akses alternatif dengan owner tentang
masuk bagi alat untuk memasukkan alat schedule pembayara
berat yang akan berat dan melakukaan
digunakan koordinasi dengan pihak
selama keamanan
pelaksanaan
proyek IV. KESIMPULAN
24 Terjadinya 9 Mengatur jadwal
kemacetan di pengecoran atau pengiriman 1. Terdapat 37 risiko dominan, yang terdiri dari 5
lokasi proyek material dilakukan pada risiko yang tidak dapat diterima dan 32 risiko
malam hari
E. Risiko Keselamatan
yang tidak terduga yang berasal dari proyek.
25 Kurangnya 9 Menambahkan pagar 2. Ada 10 tindakan penanganan pada risiko yang
pengamanan di pengaman dan pertanda tidak dapat diterima dan 41 tindakan
lokasi proyek untuk mencegah
kecelakaan, melarang pihak- penanganan pada risiko yang tidak terduga.
pihak lain yang memasuki Penanganan risiko dilakukan untuk
area proyek meminimalkan risiko perjanjian kontrak
F. Risiko Ekonomi
26 Terjadinya 12 a. Kontraktor melakukan karena perbedaan biaya, kualitas dan waktu,
kenaikan harga order atau pemesanan serta untuk menghindari sanksi-sanksi denda
material material sejak untuk atas keterlambatan dan pemutusan kontrak dari
bangunan mengantisifasi eskalasi
selama masa harga pemilik proyek kepada kontraktor.
79
Akselerasi: Jurnal Ilmiah Teknik Sipil
Volume 3, No. 1, Agustus 2021
E-ISSN: 2715-7296

DAFTAR PUSTAKA Kabupaten Jembrana,” Jurnal Ilmiah Teknik


Sipil, vol. 16, no. 2, pp.202-211, 2012.
[1] C. Duffield dan B. Trigunarsyah, “Project
[10] P.S. Godfrey, dkk., “Control of Risk a
Management- Conception To Completion,”
Guide to Systematic Management of Risk
Australia: Engineering Education Australia
from Construction. Westminster,” London:
(EEA), 1999.
Construction Industry Research and
[2] D. Berkeley, dkk., “Project Risk Action Information Association (CIRIA), 1996.
Management,” Construction Management
[11] P.A. Thompson dan J.G. Perry,
and Economics, vol. 9, pp. 3- 17, 1991.
“Engineering Construction Risk,” London:
[3] E. J. Vaughan, “Fundamental of Risk and Thomas Telford Ltd., 1991.
Insurance,” New York: John Willey & Sons
[12] P. H. Rahayu, “Asuransi Contractor’s All
Inc, 1978.
Risk sebagai Alternatif Pengalihan Risiko
[4] Erik W. Larson dan Clifford F. Gray, Proyek dalam Industri Konstruksi
“Project Management the Managerial Indonesia,” 2001.
Process,” Mc Graw Hill, 2003.
[13] R. Flanagan dan Norman G, “Risk
[5] H. Darmawi, “Manajemen Risiko,” Cetakan Management and Construction,”
ke sepuluh, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Cambridge: University Press, 1993.
[6] I Soeharto, “Manajemen Proyek: dari [14] Rosady Ruslan, “Metode Penelitian Public
Konseptual Sampai Operasional,” Jakarta: Relation dan Komunikasi,” Jakarta: PT.
Erlangga, 1995. Raja Grafindo Persada, 2003.
[7] M. S. Soemarno, “Risiko Penggunaan [15] S. Anderson, “Risk Identification and
Lahan dan Analisisnya Laboratorium PPJP Assessment,” USA: PMI Virtual Library,
Jurusan Tanah,” Malang: FBUP, 2007. 2009.
[8] Mastura Labombang, “Manajemen Resiko [16] T.M. William, “Risk Management
dalam Proyek Konstruksi,” Jurnal Smartek, Infrastructure”, International Journal of
vol. 9 no. 1. pp. 39-46, 2011. Project Management, vol. 11, no. 1, pp. 5-
[9] N. Norken, dkk., “Manajemen Risiko Pada 10, 1993.
Proyek Konstruksi di Pemerintah

80

Anda mungkin juga menyukai